Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA DASAR

JUDUL PERCOBAAN :

NAMA PRAKTIKAN :
NIM/GRUP :
TANGGAL PRAKTIKUM :
ASISTEN : GALUH AJENG BIDASARI

LABORATORIUM KIMIA-FISIKA DASAR


UNIVERSITAS INTERNASIONAL SEMEN INDONESIA
TAHUN AKADEMIK 2020/202
12. Sertakan data hasil pengamatan!
Berikut merupakan hasil pengamatan praktikum pengujian setting time
NO WAKTU PENETRASI
1 45 menit 50 mm
2 60 menit 49 mm
3 75 menit 39 mm
4 90 menit 35 mm
5 105 menit 31 mm
6 120 menit 25 mm

13. Buatlah grafik hubungan pengujian setting time berdasarkan data diatas!

Initial Time
60

50

40
Penetrasi

30

20

10

0
1 2 3 4 5 6
Waktu

Penetrasi

14. Pembahasan
Bedasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa :
Semen berasal dari kata caementum (bahasa latin) yang artinya
memotong menjadi bagian-bagian kecil tak beraturan. Sedangkan dalam
pengertiannya semen adalah zat yang digunakan untuk merekatkan batu bata,
batako maupun bahan bangunan lainnya (Wikipedia.com/Semen). Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia semen adalah serbuk atau tepung yang terbuat
dari kapur dan material lainnya yang dipakai untuk membuat beton,
merekatkan batu bata atau pun membuat tembok. Semen adalah perekat
hidraulik yang dihasilkan dengan cara menghaluskan klinker yang terdiri dari
bahan utama silikat-silikat kalsium dan bahan tambahan batu gypsum dimana
senyawa-senyawa tersebut dapat bereaksi dengan air dan membentuk zat baru
bersifat perekat pada bebatuan. Semen dalam pengertian umum adalah bahan
yang mempunyai sifat adhesivedan cohesive, digunakan sebagai bahan
pengikat (bonding material), yang dipakai bersama-sama dengan batu kerikil
dan pasir. Pada zaman dulu, banyak material lain digunakan sebagai perekat,
seperti kapur dan tanah liat basah untuk membuat bangunan. Pada tahun 1756
Jhon Smeaton seorang Sarjana Inggris berhasil melakukan penyelidikan
terhadap batu kapur dengan pengujian ketahanan air. Batu kapur yang
dimaksud tersebut adalah kapur hidrolis (hydroulic lime). Kemudian oleh
Vicat ditemukan bahwasifat hidrolis akan bertambah baik jika ditambahkan
juga silika atau tanah liat yangmengandung alumina dan silika. Akhirnya
Vicat membuat kapur hidrolis dengan cara pencampuran tanah liat (clay)
dengan batu kapur (limestone) pada perbandingan tertentu, kemudian
campuran tersebut dibakar (dikenal dengan Artifical lime twice kilned).Pada
tahun 1811, James Frost mulai membuat semen yang pertama kali dengan
menggunakan cara seperti Vicat yaitudengan mencampurkan dua bagian
kapur dan satu bagian tanah liat.
Hasilnya disebut Frost’s cement. Pada tahun 1812 prosedur tersebut
diperbaiki dengan menggunakan campuran batu kapur yang mengandung
tanah liat dan ditambahkan tanah Argillaceus (mengandung 9-40 % silica).
Semen yang dihasilkan disebut British cement. Bangsa Romawi menggunakan
semen yang diambil dari materialvulkanik yang ada dipengunungan Vesuvius
dilembah Napples yang kemudiandikenal dengan nama pozzulona cement,
yang diambil dari sebuah nama kota diItalia yaitu Pozzoula(Duda, 1984).
Semen berasal dari kata caementumyang berarti bahan perekat yang mampu
mempersatukan atau mengikat bahan-bahan padat menjadi satu kesatuan yang
kokoh atau suatu produk yang mempunyai fungsi sebagai bahan perekat
antara dua atau lebih bahan sehingga menjadi suatu bagian yang kompak atau
dalam pengertian yang luas adalah material plastis yang memberikan sifat
rekat antara batuan-batuan konstruksi bangunan (Duda, 1984). Menurut
Wulandari(2008), Dalam lingkup konstruksi, pengertian dari semen ini
terbatas pada material penyatu yang digunakan bersamaan dengan batu, pasir,
bata, dan lainnya. Material utama dari semen ini adalah campuran dari kapur.
Semen, dalam hubungannya dengan beton, memiliki sifat akan setting dan
hardening di dalam air akibat adanya reaksi-reaksi kimia, dan oleh karena itu
disebut sebagai semen hidraulis. Semen hidraulis pada umumnya terdiri dari
silicate dan alluminate yang berasal dari kapur, dan dapat diklasifikasikan atas
semen alam, semen Portland, dan high-alumina cement.
Pembahasan Setting Time
Menurut SNI 03-6827-2002, waktu pengikatan beton merupakan suatu
proses yang bertahap, maka setiap definisi dari waktu pengikatan beton harus
diperlakukan secara tidak tetap. Pada metode uji dengan ketahanan penetrasi
ini waktu yang dibutuhkan mortar untuk mencapai nilai-nilai ketahanan
penetrasi yang telah ditentukan untuk menetapkan dari waktu pengikatan
beton.Pengujian ini bertujuan untuk menentukan waktu ikat awal dan waktu
ikat akhir dari binder beton geopolimer. Standar pengujian setting time adalah
SNI-03-6825-2002 tentang Metode pengujian waktu ikat menggunakan alat
vicat untuk pekerjaan sipil. Pengikatan awal semen (initial setting time) yaitu
waktu dari pencampuran semen dan air sampai kehilangan sifat
keplastisannya sedangkan waktu pengikatan akhir (final setting time) adalah
waktu sampai pastanya menjadi massa yang keras. Tujuan dilakukannya
pengujian ikat awal semen adalah untuk mengetahui lama waktu yang
diperlukan oleh semen agar menghasilkan campuran yang dapat mengikat
dengan baik. Waktu ikat awal semen didapat ketika penurunan mencapai 25
mm. Bedasrkan ASTM C – 150, waktu ikat awal semen yang diuji tidak boleh
lebih dari 45 menit. Langkah pengujian adalah dengan melepaskan jarum
vicat berdiameter 1 mm ke dalam adukan semen pada selang waktu 15 menit,
setiap kali jarum diturunkan dicatat penurunannya. Waktu pengikatan awal
diperoleh jika penurunan mencapai 25 mm.
Dari data tabel pengamatan dapat diketahui bahwa pada percobaan pertama
15. Kesimpulan dan saran
16. Tuliskan daftar pustaka berdasarkan sumber yang kalian pakai!
ARIVAH, H. N. (2016). Analisa Kualitas Semen Melalui Pengukuran
Konstanta Dielektrik dan Resistivitas.

Anda mungkin juga menyukai