bantara
(Dilengkapi dengan Materi)
Disusun oleh :
Kak Zhay Nutdien
1. SKU Butir 1
a. Dapat menjelaskan makna Rukun Iman dan Rukun Islam
1) Dapat menjelaskan makna yang terkandung dalam Rukun Iman dan menyebutkan rukun Iman
Makna Rukun Iman:
Iman menurut bahasa berarti membenarkan. Sedangkan, iman menurut istilah syariat,
maksutnya mengakui dengan lisan (perkataan), membenarkan (tashdiiq) dengan hati dan
mengamalkannya dengan anggota tubuh.
Adapun rukun Iman itu sendiri terdiri atas 6 rukun antara lain:
a) Iman kepada AllahIman kepada Allah adalah keyakinan yang kuat bahwa Allah adalah Rabb
dan Raja segala sesuatu, Dialah Yang Mencipta, Yang Memberi Rizki, Yang Menghidupkan,
dan Yang Mematikan, hanya Dia yang berhak diibadahi
b) Iman kepada para malaikat
Iman kepada malaikat adalah keyakinan yang kuat bahwa Allah memiliki malaikat-malaikat,
yang diciptakan dari cahaya. Nama malaikat yang wajib diketahui
1. Malaikat Jibril : menyampaikan wahyu Allah kepada nabi dan rasul.
2. Malaikat Mikail : memberi rizki / rejeki pada manusia.
3. Malaikat Israfil : meniup terompet sangkakala di waktu hari kiamat.
4. Malaikat Izrail yang bertanggungjawab mencabut nyawa.
5. Malikat Munkar : menanyakan manusia di alam kubur.
6. Malaikat Nakir : menanyakan manusia di alam kubur bersama Malaikat Munkar.
7. Malaikat Raqib / Rokib yang memiliki tanggung jawab untuk mencatat segala amal baik
manusia ketika hidup.
8. Malaikat Atid / Atit yang memiliki tanggungjawab untuk mencatat segala perbuatan
buruk / jahat manusia ketika hidup.
9. Malaikat Malik yang memiliki tugas untuk menjaga pintu neraka.
10. Malaikat Ridwan yang berwenang untuk menjaga pintu sorga / surga.
c) Iman kepada kitab-kitab Allah
Maksudnya adalah, meyakini dengan sebenarnya bahwa Allah memiliki kitab-kitab yang
diturunkan-Nya kepada para nabi dan rasul-Nya, yang benar-benar merupakan Kalam
(firman, ucapan)-Nya. Nama nama kitab yang wajib diketahui
1. Kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Daud as
2. Kitab taurat diturunkan kepada Nabi Musa as
3. Kitab Injil diturunkan Kepada Nabi Isa as
4. Kitab Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad saw
d) Iman kepada Nabi dan rasul
Iman kepada rasul-rasul adalah keyakinan yang kuat bahwa Allah telah mengutus para
rasul untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya
nama-nama mereka yang wajib kita ketahui.
1. Adam A.S
2. Idris A.S
3. Nuh A.S
4. Hud A.S
5. Sholeh A.S
6. Ibrahim A.S
7. Luth A.S
8. Ismail A.S
9. Ishaq A.S
10. Ya'kub A.S
11. Yusuf A.S
12. Ayub A.S
13. Suaeb A.S
14. Musa A.S
15. Harun A.S
16. Zulkifli A.S
17. Daud A.S
18. Sulaiman A.S
19. Ilyas A.S
20. Ilyasa A.S
21. Yunus A.S
22. Zakariya A.S
23. Yahya A.S
24. Isa A.S
25. Muhammad S.A.W
e) Iman kepada hari akhir(Kiamat)
Iman kepada kebangkitan setelah mati adalah keyakinan yang kuat tentang adanya negeri
akhirat. Di negeri itu Allah akan membalas kebaikan orang-orang yang berbuat baik dan
kejahatan orang-orang yang berbuat jahat
Nama lain dari hari kiamat
1. Yaumul baats : Hari Kebangkitan
2. Yaumul Jaza : Hari Pembalasan
3. Yaumul Mizan : Hari Penimbangan Amal
4. Yaumul Hisab : Hari Perhitungan
5. Yaumul Mahysar : Hari Dikumpulkan
6. Yamud Diin : Hari pembalasan Agama
f) Iman kepada Qodo’ dan Qodar
Iman kepada takdir adalah meyakini secara sungguh-sungguh bahwa segala kebaikan dan
keburukan itu terjadi karena takdir Allah. Allah ta’ala telah mengetahui kadar dan waktu
terjadinya segala sesuatu sejak zaman azali
2) Dapat menjelaskan makna yang terkandung dalam Rukun Islam
(Arab: أركان اإلسالمarkān al-Islām; atau أركان الدينarkān al-dīn; "pilar-pilar agama") adalah lima
tindakan dasar dalam Islam, dianggap sebagai pondasi wajib bagi orang-orang beriman dan
merupakan dasar dari kehidupan Muslim.
-Syahadat (Pengakuan bahwa tidak ada Tuhan yang patut disembah, selain Allah swt)
-Mendirikan shalat.
-Menunaikan zakat.
-Puasa pada bulan Ramadhan dan
-Haji ke Baitullah Al-Haram.
b. Mampu menjelaskan makna Sholat berjamaah dan dapat mendirikan Sholat sunah secara individu
1) Dapat menjelaskan keutamaan sholat berjamaah
Berjamaah berasal dari kata jamak. Menurut bahasa Indonesia jamak berarti dua orang atau
lebih, sedangkan menurut bahasa arab jamak berarti lebih dari satu orang, shalat berjamaah
adalah 27 kali dibandingkan dengan shalat sendiri. Shalat berjamaah berarti berkelompok
dengan panduan seorang imam. Apa yang dilakukan imam akan diikuti oleh makmumnya,
kecuali imam salah. Semua makmum harus berbaris dengan shaf yang teratur dan lurus.
2) Setiap Saat melakukan Sholat Wajib dan dilanjutkan dengan Sholat Sunah,
3) Menyebutkan minimal 5 jenis sholat sunah dan tata caranya
Macam – macam shalat berjamaah antaran lain sebagai berikut.
a. Shalat sunnah rawatib, yaitu shalat yang dikerjakan mengiringi shalat fardu
b. Shalat sunnah bukan rawatib yang tidak dilakukan berja’ah, seperti shalat witir, shalat
dhuha’, shalattahiyatul masjid, shalat setelah wudhu, shalat istikhara, shalat tahajjud, shalat
hajat, dan sebagainya
c. Shalat sunnah bukan rawatib yang dilakukan yang dilakukan berjama’ah, seperti shalat
tarawih, shalat hari raya (idul fitri & idul adha), shalat gerhana, shalat istisqa’ (minta hujan)
c. Mampu menjelaskan makna berpuasa serta macam-macam Puasa
1) Dapat menjelaskan hikmah puasa
a. Melatih Disiplin Waktu
b. Keseimbangan dalam Hidup
c. Mempererat Silaturahmi
d. Lebih Perduli Pada Sesama
e. Melatih Hidup Sederhana
2) Dapat menjelaskan jenis-jenis puasa (puasa wajib dan puasa sunah)
a. Puasa wajib, yaitu puasa yang dilakukan peda bulan kesembilan (bulan ramadhan) dari
tahun hijriyah dan dilakukan selam sebulan penuh.
b. Puasa sunnah, yaitu puasa yang dianjurkan oleh name Muhammad SAW, dianrata waktu:
1) Setiap hari senin dan kemis dari seminggu
2) Hari ke-13, 14, dan 15 setiap bulan lunar
3) Enam hari di bulan syawal
4) Hari Arafat (tanggal 9 bulan dzulhijjah)
5) Hari ashuraa ( tanggal 10 muhamrram), dengan satu hari lagi puasa sebelum atau
sesudahnya
c. Puasa kafarat, yakni bayaran karena tidak mampu menjalani puasa wajib
3) Dapat menjelaskan syarat wajib puasa
a. Islam
b. Berakal
c. Baligh
d. Mampu melaksanakan puasa
4) Dapat menjelaskan syarat sah puasa
a. Islam
b. Mumayyiz
c. Suci dari haid dan Nifas
d. Waktu berpuasa di bulan Ramadhan
5) Dapat menjelaskan rukun puasa
a. Niat
b. Menahan diri dari hal yang membatalkan puasa dari terbit fajar hingga terbenam matahari
d. Tahu tata cara merawat atau mengurus jenazah (Tajhizul Jenazah)
1) Dapat menyebutkan Hukum Merawat Jenazah
Hukum merawat jenazah adalah fardhu kifayah yang artinya suatu kewajiban yang apabila
individu/kelompok sudah ada yang mengerjakan maka kewajiban yang lain menjadi gugur.
2) Dapat menyebutkan Tazhijul Jenazah (Tata Cara Merawat Jenazah)
Kewajiban yang harus dilakukan adalah:
1. Memandikan.
a. Mendudukkan mayit dengan posisi agak condong ke belakang.
b. Pundak mayit disanggah tangan kanan, dengan meletakkan ibu jari pada tengkuk mayit,
dan punggung mayit disanggah dengan lutut.
c. Perut mayit dipijat dengan tangan kiri secara perlahan, supaya kotoran yang ada pada
perutnya bisa keluar.
d. Mayit diletakkan kembali ke posisi terlentang, kemudian dimiringkan ke kiri.
e. Membersihkan gigi dan kedua lubang hidung mayit, dengan jari telunjuk tangan kiri yang
beralaskan kain basah yang tidak digunakan untuk membersihkan qubul dan dubur.
f. Mewudlukan mayit. Adapun rukun dan kesunahannya sama persis dengan wudlunya
orang hidup. Hanya saja, saat berkumur disunahkan tidak membuka mulut mayit agar
airnya tidak masuk ke dalam perut. Hal ini apabila tidak terdapat hajat untuk
membukanya.Adapun niatnya adalah:
ِ هِل ِذ ِه الْميِّتَ ِة/ت
ِهلل َت َعاىل ِ ِّضوء الْمسُنو َن هِل َذا الْمي
َ َ ْ ْ َ َ ْ ُ ت الْ ُو
ُ َْن َوي
g. Mengguyurkan air ke kepala dan jenggot mayit dengan memakai air yang telah dicampur
daun kelor atau sampo.
h. Menyisir rambut dan jenggot mayit yang tebal secara pelan-pelan, dengan menggunakan
sisir yang longgar gigirnya, agar tidak ada rambut yang rontok. Bila ada rambut atau
jenggot yang rontok, maka wajib diambil dan dikubur bersamanya.
i. Mengguyur bagian depan tubuh mayit sebelah kanan, mulai leher sampai telepak kaki,
dengan memakai air yang telah dicampur daun kelor atau sabun. Begitu pula bagian
sebelah kirinya.
j. Mengguyur bagian belakang tubuh mayit sebelah kanan, dengan posisi agak
dimiringkan, mulai tengkuk, punggung sampai telapak kaki. Begitu pula bagian sebelah
kirinya.
k. Mengguyur seluruh tubuh mayit dengan menggunakan air yang jernih, untuk
membersihkan sisa-sisa daun kelor, sabun, dan sampo pada tubuh mayit.
l. Mengguyur seluruh tubuh mayit dengan air yang dicampur sedikit kapur barus. Dengan
catatan, saat meninggal mayit tidak dalam keadaan ihram. Saat basuhan terakhir ini,
sunah membaca niat:
ِ هِل ِذ ِه الْميِّتَ ِة/ت
ِهلل َت َعاىل ِ َِّنويت الْغُسل هِل َذا الْمي
َ َ َ ْ ُ َْ
2. Mengkafani.
a. Bagi mayit laki-laki Bagi mayit laki-laki yang lebih utama adalah 3 lapis kain kafan
dengan ukuran panjang dan lebar sama, dan boleh mengkafani dengan 5 lapis yang
terdiri dari 3 lapis kain kafan ditambah surban dan baju kurung, atau 2 lapis kain kafan
ditambah surban, baju kurung dan sarung.
b. Bagi mayit perempuan atau banci, kafannya adalah 5 lapis yang terdiri dari 2 lapis kain
kafan ditambah kerudung, baju kurung dan sewek.
c. Kain kafan yang dipergunakan hendaknya berwarna putih dan diberi wewangian, bila
mengkafani lebih dari ketentuan batas maka hukumnya makruh, sebab dianggap
berlebihan
d. Cara-cara Praktis Mengkafani Mayit
Menyiapkan 5 lembar kain berwarna putih yang terdiri dari surban atau kerudung, baju
kurung, sarung atau sewek, dan 2 lembar kain untuk menutup seluruh tubuh mayit.
Untuk memudahkan proses mengkafani, urutan peletakannya adalah sebagai berikut:
1) Tali.
2) Kain kafan pembungkus seluruh tubuh.
3) Baju kurung.
4) Sarung atau sewek.
5) Sorban atau kerudung.
6) Setelah kain kafan diletakkan di tempatnya, letakkan mayit yang telah selesai
dimandikan dengan posisi terlentang di atasnya dalam keadaan tangan
disedekapkan.
7) Letakkan kapas yang telah diberi wewangian pada anggota tubuh yang berlubang,
anggota tubuh ini meliputi:
a) Mata
b) Lubang hidung
c) Telinga
d) Mulut
e) Dubur
Demikian juga pada anggota sujud, meliputi:
a) Jidat
b) Hidung
c) Kedua siku
d) Telapak tangan
e) Jari-jari telapak kaki
8) Mengikat pantat dengan kain sehelai.
9) Memakaikan baju kurung, sewek atau sarung, dan surban atau kerudung.
10) Mayit dibungkus dengan kain kafan yang menutupi seluruh tubuhnya, dengan cara
melipat lapisan pertama, dimulai dari sisi kiri dilipat ke sisi kanan, kemudian sisi
kanan dilipat ke kiri. Begitu pula untuk lapis kedua dan ketiga.
11) Mengikat kelebihan kain di ujung kepala dan kaki (dipocong), dan diusahakan
pocongan kepala lebih panjang.
12) Setelah ujug kepala dan ujung kaki diikat, sebaiknya ditambahkan ikatan pada
bagian tubuh mayit; seperti perut dan dada, agar kafan tidak mudah terbuka saat
dibawa ke pemakaman
3. Menshalati.
a) Syarat Shalat Mayit
(a) Mayit telah disucikan dari najis baik tubuh, kafan maupun tempatnya.
(b) Orang yang menshalati telah memenuhi syarat sah shalat.
(c) Bila mayitnya hadir, posisi mushalli harus berada di belakang mayit. Adapun
aturannya adalah sebagai berikut:
(1) Mayit laki-laki: Mayit dibaringkan dengan meletakkan kepada di sebelah utara.
Imam atau munfarid berdiri lurus dengan kepala mayit.
(2) Mayit perempuan Cara peletakkan mayit sama dengan mayit laki-laki,
sedangkan imam atau munfarid berdiri lurus dengan pantat mayit.
(d) Jarak antara mayit dan mushalli tidak melebihi 300 dziro’ atau sekitar 150 m. Hal ini
jika shalat dilakukan di luar masjid.
(e) Tidak ada penghalang antara keduanya; misalnya seandainya mayit berada dalam
keranda, maka keranda tersebut tidak boleh dipaku.
(f) Bila mayit hadir, maka orang yang menshalati juga harus hadir di tempat tersebut.
b) Rukun Shalat Mayit
(1) Niat. Apabila mayit hanya satu, niatanya adalah:
(2) Berdiri bagi yang mampu.
(3) Melakukan takbir sebanyak empat kali termasuk takbiratul ihram.
(4) Membaca surat Al Fatihah setelah takbir pertama.
(5) Membaca shalawat Nabi setelah takbir kedua. Contoh bacaan sholawat:
ص ِّل َعلى َسيِّ ِدنَاحُمَ َّم ٍد
َ اللّـ ُه َّم
(6) Mendo’akan mayit setelah takbir ketiga. Contoh do’a:
ِِ ِ
ُف َعْنه
ُ َو ْاع، َو َعافه،ُ َو ْارمَحْه،ُاللّـ ُه َّم ا ْغف ْر لَه
(7) Mendoakan Mayit setelah takbir ke empat
ِ ِ
ْ اللّـ ُه َّم الَ حَتْ ِر ْمنَا أ.
َُجَرهُ َوالَ َت ْفتنَّا َب ْع َدهُ َوا ْغف ْر لَنَا َولَه
(8) Mengucapkan salamContoh bacaan salam: ُكاتُه
َ َو َبر ِ
َ لسالَ ُم َعلَْي ُك ْم َو َرمْح َةُ اهلل
َّ َا
4. Memakamkan.
(1) Sesampainya mayit di tempat pemakaman, keranda diletakkan pada arah posisi
peletakkan kaki mayit.
(2) Jenazah dikeluarkan dari keranda, dimulai dari kepalanya, lalu diangkat dengan posisi
agak miring dan wajah jenazah menghadap qiblat secara pelan-pelan.
(3) Jenazah diserahkan pada orang yang yang sudah bersiap-siap dalam liang untuk
menguburnya. Hal ini dilakukan oleh tiga orang, orang pertama menerima bagian kepala,
orang kedua bagian lambung, dan orang ketiga bagian kaki.
(4) Bagi orang yang menerima mayit disunahkan membaca do’a:
َو َو ِّس ْع لَهُ يِف ْ َقرْبِ ِه،ُ َوأَ ْك ِر ْم َمْن ِزلَه،الس َم ِاء لُِر ْو ِح ِه
َّ اب
َ اللّـ ُه َّم ا ْفتَ ْح أ َْب َو.
ِ اهلل وعلى ِملَّ ِة رسو ِل
ِ
(5) Dan bagi orang yang meletakkan disunahkan membaca: اهلل ُْ َ ْ ِب.
َ َ اس ِم
(6) Kemudian mayit diletakkan di liang kubur dan dihadapkan ke arah qiblat dengan posisi
miring pada lambung sebelah kanan.
(7) Menyandarkan wajah dan kaki pada dinding bagian dalam liang.
(8) Memberi bantalan tanah liat pada bagian kepala.
(9) Mengganjal bagian punggungnya dengan gumpalan tanah atau batu bata agar mayit
tetap dalam posisi miring menghadap kiblat.
(10)Membuka simpul, terutama bagian atas, kemudian meletakkan pipinya pada bantalan
tanah liat yang telah ada.
(11)Salah satu pengiring mengumandangkan adzan dan iqamah di dalam liang kubur.
Adapun lafadznya sama dengan lafadz adzan dan iqamah dalam shalat.
(12)Bagian atas mayit ditutup dengan papan atau bambu sampai rapat, kemudian liang
kubur ditimbun dengan tanah.
(13)Membuat gundukan setinggi satu jengkal dan memasang dua batu nisan, satu lurus
dengan kepala dan satunya lagi lurus dengan kaki mayit.
(14)Menaburkan bunga, memberi minyak wangi dan memercikan air di atas makam.
(15)Selanjutnya, salah satu pihak keluarga atau orang ahli ibadah melakukan prosesi talqin
mayit. Kesunahan mentalqin ini hanya berlaku bagi mayit dewasa dan tidak gila.
(16)Mulaqin duduk dengan posisi menghadap muka kepala mayit, sedangkan para hadirin
dalam posisi berdiri.
(17)Mulaqin mulai membaca bacaan talqin sebanyak tiga kali. Adapun contoh bacaan talqin
adalah:
ُّ ت َعلَْي ِه ِم َن
ُ َش َه َادة:َالدنْيا َ اخَر ْجَ اُذْ ُك ْر َم،َ يَافُالَ ُن ابْ ُن فُالَنَة،َ يَافُالَ ُن ابْ ُن فُالَنَة،َيَافُالَ ُن ابْ ُن فُالَنَة
َومِبُ َح َّم ٍد، َوبِاْ ِإل ْسالَِم ِد ْينًا،اهلل َربًّا
ِ َِّك ر ِضيت ب
َ ْ َ َ َوأَن،َُن حُمَ َّم ًدا َعْب ُدهُ َو َر ُس ْولُه َّ َوأ،ُأَ ْن الَإِلـهَ إِالَّ اهلل
َوبِالْ ُق ْرأ َِن إِ َم ًاما،نَبِيًّا.
(18)Setelah liang kubur ditutup, sebelum ditimbun dengan tanah, para pengiring disunahkan
mengambil tiga genggam tanah bekas galian kemudian menaburkannya ke dalam liang
kubur.
a) Pada taburan pertama membaca: ُجتَه
َّ َح اللّـ ُه َّم لَِّقْنهُ ِعْن َد الْ َم ْسأَلَِة،ِمْن َها َخلَ ْقنَا ُك ْم.
Do'a pada taburan kedua: السماَِء لِر ْو ِح ِه ِ ِ
b)
ُ َّ اب َ اللّ ُـه َّم ا ْفتَ ْح أ َْب َو،َوفْي َها نُعْي ُد ُك ْم
c) Do'a pada taburan ketiga: جْنَبْي ِه ِ ِ
َ ض َع ْن ْ َومْن َها خُنْ ِر ُج ُك ْم تَ َار ًة أ.
َ اللّـ ُه َّم جاَف اْأل َْر،ُخرى
(19)Setelah selesai talqin pihak keluarga dan para hadirin tinggal sebentar untuk
mendo’akan mayit. Adapun do’anya adalah:
الس َؤ ِل ِ ِ
ُ اللّـ ُه َّم َثبِّْتهُ عْن َد،ُ َو ْارمَحْه،ُاللّـ ُه َّم ا ْغف ْر لَه
(20)Setelah selesai berdo’a secukupnya, para hadirin pulang.
2. SKU Butir 2
Berani menyampaikan kritik dan saran dengan sopan dan santun kepada sesama teman
Pencapaian Pengisian SKU:
1) Berani mengemukakan saran dengan sopan dan santun, tanpa menyinggung teman
2) Dapat mengungkapkan alasan
3) Dapat memilih kata-kata yang tidak menyinggung temannya
4) Tahu waktu yang tepat untuk menyampaikan kritikan
5) Dapat membaca perasaan teman
3. SKU Butir 3
Dapat mengikuti jalannya diskusi dengan baik
Pencapaian Pengisian SKU:
1) Memahami Tata tertib berdiskusi
2) Turut aktif dalam suatu proses diskusi
A. Pengertian Diskusi
Kata diskusi berasal dari kata discussus (Latin) yang berarti bertukar pendapat. Diskusi pada
umumnya bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang suatu masalah atau
untuk memecahkan suatu masalah secara bersama-sama.
B. Tujuan Diskusi
1. Mendapatkan suatu pengertian tentang perbedaan dan kesamaan pendapat.
2. Mengadakan kesepakatan
3. Memperoleh keputusan bersama mengenai suatu masalah
4. Belajar dari orang lain dari banyak hal
5. Menilai pendapat orang lain
6. Mengemukakan ide sendiri untuk diuji dan dinilai kebenarannya.
C. Pihak-pihak yang yang terlibat dalam diskusi
1. Moderator : pemimpin diskusi atu pengendali diskusi
2. Peserta (audience) : satu kelompok atau dapat dibagi beberapa kelompok
3. Peninjau : Penyelenggara atau pembina
4. Pengunjung : pemerhati atau hanya sebagai penonton
D. Syarat-Syarat Moderator yang Baik
1. Mengerti aturan diskusi
2. Sabar, rendah hati, dan menguasai pendapat setiap pembicara
3. Jujur, ramah dan tidak berat sebelah
4. Dapat menghidupkan suasana diskusi
5. Dalam memberikan tanggapan selalu bersifat obyektif
E. Syarat-Syarat Peserta diskusi yang Baik
1. Memenuhi aturan main diskusi
2. Memahami dan menguasai materi diskusi
3. Aktif mengembangkan buah pikiran
4. Menghargai pendapat orang lain
5. Menghindari fifat emosional
6. Berbicara dengan sopan dan jelas serta tidak berbelit-belit
7. Tidak takut dikritik dan berani melontarkan pikiran
8. Berani berpendapat dan berbicara dengan terbuka.
9. Aktif dari awal hingga selesai
10. Tidak mengecewakan orang lain
4. SKU Butir 4
Dapat saling menghormati dan toleransi dalam bakti antar umat beragama
Pencapaian Pengisian SKU:
1) Selalu mengingatkan anggota lain untuk menunaikan kewajiban agamanya
2) Tahu cara bersikap ketika oranglain melakukan kewajiban agamanya
5. SKU Butir 5
Mengikuti pertemuan Ambalan sekurang-kurangnya 2 kali setiap bulan
Pencapaian Pengisian SKU:
Mengikuti pertemuan Ambalan sekurang-kurangnya 2 kali setiap bulan.
Pertemuan ambalan seperti :
Rapat, musyawara, latihan rutin, perkemahan ambalan, dan lain - lain
6. SKU Butir 6
Setia membayar iuran kepada gugus depan, dengan uang yang diperoleh dari usaha sendiri.
Pencapaian Pengisian SKU:
Membayar iuran kepada gugus depan setiap kali latihan mingguan dengan uang yang diperoleh dari usaha
sendiri.
7. SKU Butir 7
Dapat berbahasa Indonesia dengan baik dan benar dalam pergaulan sehari-hari.
Pencapaian Pengisian SKU:
Selalu menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar dalam pergaulan sehari-hari.
8. SKU Butir 8
Telah membantu mengelola kegiatan di Ambalan.
Pencapaian Pengisian SKU:
Aktif dan terlibat dalam Sangga Kerja kegiatan ambalan.
Bekerja dengan sungguh-sungguh dalam pelaksanaan tugas dengan Bahwa kita pernah menjadi
pemimpin/Anggota di kegiatan di sebuah ambalan sesuai program kerja dewan ambalan
9. SKU Butir 9
Telah ikut aktif kerja bakti di masyarakat minimal 2 kali.
Pencapaian Pengisian SKU:
Minimal 2 kali mengikuti kegiatan kerja bakti di lingkungan tempat tinggalnya
BAB IV
Sistem Among, Prinsip Dasar Kepramukaan, Kode Kehormatan, Metode Kepramukaan, Motto dan
Kiasan Dasar Kepramukaan
Pasal 11 : Prinsip Dasar Kepramukaan
1) Prinsip Dasar Kepramukaan meliputi nilai dan norma dalam Kehidupan seluruh anggota Gerakan
Pramuka.
2) Nilai dan norma dimaksud mencakup :
a. iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya;
c. peduli terhadap diri pribadinya;
d. taat kepada Kode Kehormatan Pramuka.
3) Prinsip Dasar Kepramukaan berfungsi sebagai:
a. norma hidup seorang anggota Gerakan Pramuka;
b. landasan Kode Etik Gerakan Pramuka;
c. landasan sistem nilai Gerakan Pramuka;
d. pedoman dan arah pembinaan kaum muda anggota Gerakan Pramuka;
e. landasan gerak dan kegiatan Gerakan Pramuka mencapai sasaran dan tujuannya.
Pasal 12 : Metode Gerakan Pramuka
Metode Kepramukaan merupakan cara belajar interaktif progresif melalui:
1. pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;
2. belajar sambil melakukan;
3. sistem beregu;
4. kegiatan di alam terbuka yang mengandung pendidikan dan sesuai dengan perkembangan rohani
dan jasmani peserta didik;
5. kemitraan dengan anggota dewasa dalam setiap kegiatan
6. sistem tanda kecakapan
7. sistem satuan terpisah untuk putera dan untuk puteri;
8. kiasan dasar.
Sejak tahun 1930 timbul kesadaran dari tokoh-tokoh Indonesia untuk mempersatukan organisasi
kepramukaan. Maka terbentuklah KBI (Kepanduan Republik Indonesia). KBI merupakan gabungan
dari organisasi kepanduan seperti IPO, PK (Pandu Kesultanan), PPS (Pandu Pemuda Sumatra).
Dan pada tahun 1931 terbentuk PAPI (Persatuan Antar Pandu-Pandu Indonesia), kemudian diubah
menjadi BPPKI (Badan Pusat Persatuan Kepanduan Indonesia) pada tahun 1938.
Pada waktu pendudukan Jepang, kepanduan di Indonesia dilarang sehingga tokoh Pandu banyak
yang masuk Keibondan, Seinendan dan PETA.
Setelah masa kemerdekaan dibentuklah organisasi kepanduan yang bersifat nasional yaitu Pandu
Rakyat Indonesia yang dideklarasikan di Solo pada tanggal 28 Desember 1945. Pandu Rakyat
Indonesia menjadi satu-satunya organisasi kepramukaan di Indonesia saat itu.
Namun pada masa leberalisme, kembali bermunculan berbagai organisasi kepanduan seperti; HW,
SIAP, Pandu Indonesia, Pandu Kristen, Pandu Ansor, KBI dll yang jumlahnya mencapai seratusan
lebih. Sebagian organisasi tersebut terhimpun dalam tiga federasi yaitu; IPINDO (Ikatan Pandu
Indonesia, berdiri tanggal 13 September 1951), POPPINDO (Persatuan Organisasi Pandu Putri
Indonesia, berdiri tahun 1954) dan PKPI (Persatuan Kepanduan Putri Indonesia).
Pada 1953 IPINDO berhasil menjadi anggota kepramukaan sedunia. Pada tanggal 10-20 Agustus
1955 IPINDO juga berhasil menyelenggarakan Jambore Nasional I di Pasar Minggu Jakarta.
Sedangkan POPPINDO dan PKPI pernah bersama-sama menyambut singgahnya Lady Baden Powell
(istri Baden Powell) ke Indonesia, dalam perjalanan ke Australia. Pada tahun 1959, PKPI mengadakan
perkemahan besar untuk pramuka putri yang disebut “Desa Semanggi” di Ciputat. Pada tahun ini juga
IPINDO mengirimkan kontingen ke Jambore Dunia di MT. Makiling Filipina.
Menyadari kelemahan yang ada, ketiga federasi tersebut akhirnya meleburkan diri menjadi PERKINDO
(Persatuan Kepanduan Indonesia). Namun ternyata Perkindo sendiri kurang solid sehingga coba
dimanfaatkan oleh pihak komunis agar menjadi gerakan Pionir Muda seperti di negara komunis
lainnya.
Mulai tahun 1960-an, berbagai pihak termasuk pemerintah dan MPRS melakukan berbagai upaya
untuk melakukan penertiban organisasi kepanduan termasuk upaya untuk mendirikan Gerakan
Pramuka.
Pada hari Kamis malam tanggal 9 Maret 1961 Presiden mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin
gerakan kepramukaan Indonesia, bertempat di Istana Negara. Presiden mengungkapkan bahwa
kepanduan yang ada harus diperbaharui, metode dan aktivitas pendidikan harus diganti, seluruh
organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu yang disebut Pramuka.
Presiden juga menunjuk Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka yang terdiri atas Sri Sultan
Hamengku Buwono IX, Menteri P dan K Prof. Prijono, Menteri Pertanian Dr.A. Azis Saleh dan Menteri
Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa, Achmadi. Peristiwa ini kemudian disebut
sebagai HARI TUNAS GERAKAN PRAMUKA
Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, sebagai Lampiran
Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka.
Kepres ini menetapkan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi kepanduan yang
ditugaskan menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia.
Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PERMULAAN TAHUN KERJA.
Kepres Nomor 238 Tahun 1961 ini ditandatangi oleh Perdana Menteri Ir. Juanda sebagai Pejabat
Presiden Karena Presiden RI, Ir. Soekarno saat itu sedang berkunjung ke Jepang.
Pada tanggal 30 Juli 1961, bertempat di Istora Senayan (Sekarang Stadiun Gelora Bung Karno),
tokoh-tokoh organisasi kepanduan di Indonesia yang menyatakan dengan ikhlas meleburkan diri ke
dalam organisasi Gerakan Pramuka. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI IKRAR GERAKAN
PRAMUKA.
Pada tanggal 14 Agustus 1961, dilakukan Pelantikan Mapinas (Majlis Pimpinan Nasional), Kwarnas
dan Kwarnari di Istana Negara, dilanjutkan penganugerahan Panji-panji Kepramukaan dan defile
Pramuka untuk memperkenalkan Pramuka kepada masyarakat yang diikuti oleh sekitar 10.000
Pramuka. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PRAMUKA yang diperingati hingga sekarang.
Mapinas saat itu diketuai oleh Dr. Ir. Soekarno (Presiden RI) dengan Wakil Ketua I, Sri Sultan
Hamengku Buwono IX dan Wakil Ketua II Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh. Sementara Kwarnas, diketuai
oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh sebagai Wakil Ketua
merangkap Ketua Kwarnari.
3) Dapat menceritakan perkembangan kepramukaan di Indonesia sampai saat ini.
Ketentuan dalam Anggaran Dasar gerakan pramuka tentang prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan
kepramukaan yang pelaksanaannya seperti tersebut di atas ternyata banyak membawa perubahan
sehingga pramuka mampu mengembangkan kegiatannya. Gerakan pramuka ternyata lebih kuat
organisasinya dan cepat berkembang dari kota ke desa. Kemajuan Gerakan Pramuka akibat dari
sistem Majelis Pembimbing yang dijalankan di tiap tingkat, dari tingkat Nasional sampai tingkat Gugus
Depan
Azimuth atau disebut juga sebagai sudut kompas adalah besar sudut yang tercipta antara satu titik
dengan arah utara dari Sang Pengamat yang dihitung searah dengan jarum jam. Jika kita membidik
suatu obyek atau tanda di lapangan (dengan menggunakan kompas), dan memperoleh sudut yang
tercipta antara obyek dengan arah utara, maka sudut itulah yang disebut sebagai azimuth
Back Azimuth adalah kebalikan dari azimuth yaitu sudut yang terbentuk berbalik dari azimuth atau
berlawanan dengan arah jarum jam. Back azimuth disebut juga sebagai back reading atau sasaran
balik
Cara menghitung sudut back azimuth
Ketentuannya:
Bila nilai Azimuth > 180º , maka nilai Azimuth dikurangi 180º
Bila nilai Azimuth < 180º , maka nilai Azimuth ditambah 180º
Bila nilai Azimuth = 180º , maka nilai Azimuth +/- 180º
Nilai Azimuth 0º = nilai Azimuth 360º
Contoh menghitung sudut azimut dan back azimuth
Azimuth = 265º, maka back azimuthnya = 265º - 180º = 85º
Azimuth = 155º, maka back azimuthnya = 155º + 180º = 335º
Azimuth = 180º, maka back azimuthnya = 180º +/-180º = 360º (atau 0º)
Resection atau disebut juga cross bearing technic merupakan suatu teknik dalam menentukan titik
koordinat kedudukan di peta saat berada di lapangan dengan menggunakan bantuan dua tanda
medan atau lebih yang kelihatan di lapangan dan diketahui di peta yang akan digunakan untuk
sasaran bidikan kompas, (pada beberapa kasus cukup dengan satu tanda medan).
Intersection merupakan suatu teknik dalam menentukan posisi sesuatu (benda, tempat lain,
kebakaran, pesawat jatuh dan lainnya) pada peta topografi dengan menggunakan dua tempat yang
sudah diketahui koordinatnya di peta maupun di lapangan.
3) Membaca dan membuat tanda jejak dan tanda alam serta membuat peta perjalanannya.
a. Membaca dan membuat tanda jejak
b. Membaca Tanda Alam
1. Kabut
Kabut tipis dan rata membumbung tinggi ke atas berarti kurangnya uap air di udara dan
brtanda cuaca akan selalu baik.Cuaca terang benderang pada pagi hari bertanda buruk pada
hari itu, apabila kemarin ada hujan.Langit yang ditutupi awan kemudian meulai terang pada
pagi hari bertanda cuaca baik.Apabila ada kabut di atas lembah pada pagi hari bertanda
cuaca baik, sedang di gunung akan turun hujan.
2. Awan
Apabila langit diliputi awan yang tebal dan gelap berarti akan turun hujan yang deras.
3. Matahari
Apabila matahari terbit berwarna merah dan diliputi garis-garis awan yang kehitaman
bertanda ada hujan, apabila berwarna bersih dan terang dan bertanda hari baik. Matahari
terbit dengan warna kemerah-merahan yang terang bertanda cuaca baik, apabila warna
merah dicampuri garis kekuning-kuningan bertanda hujan lebat. Apabila matahari terbenam
dengan warna kekuning-kuningan/orange bertanda ada hujan, apabila dengan warna merah
muda atau kekuning-kuningan bertanda baik, warna merah pada matahari terbenam berarti
akan ada angin yang cukup kencang.
4. Bintang
Apabila pada malam hari bintang di langit kelihatan terang sekali, maka pada malam itu
cuaca akan baik, sedangkan bila nampak suram bertanda cuaca kurang baik/buruk.
5. Bulan
Apabila terlihat terang dan bersinar berarti cuaca baik, tapi bila bulan diliputi awan yang gelap
berarti hujan akan turun.Apabila ada lingkaran putih (halo) yang melingkari bulan berarti tidak
ada ketentuan cuaca pada hari itu.
6. Binatang
Apabila kita perhatikan naluri binatang dengan seksama, yang ada hubungannya dengan
cuaca maka, kita akan tercengang atas keganjilan-keganjilan yang dilakukannya dengan cara
mereka, antara lain :
a) Laba-laba
Akan bersembunyi bila cuaca akan buruk, dan rajin mengerjakan sarangnya apabila
cuaca baik.
b) Semut
Akan tetap di dalam lubangnya bila cuaca akan buruk, apabila mereka keluar dan
berjalan mondar-mandir bertanda cuaca akan tetap baik.
c) Lebah
Dengan melihat sarangnya; pada cuaca baik, mereka berterbangan jauh dari
sarangnya/peternakan.
d) Lalat
Apabila akan turun hujan mereka akan hinggap di tembok/dinding, sedangkan pada
cuaca baik mereka akan berterbangan kian kemari.
e) Nyamuk
Apabila di pagi hari mereka mengganggu atau menggigit kita, maka berarti akan turun
hujan. Apabila pada matahari terbenam berterbangan kian kemari dan terbang
berduyun-duyun bertanda cuaca baik.Apabila selalu terbang di tempat yang gelap/ di
dalam bayang/bayang bertanda cuaca akan buruk/datang hujan.
f) Cacing
Apabila pada malam hari mereka menimbun tanah berbutir-butir di kebun, berarti akan
turun hujan.
g) Lintah
Kita dapat membuat barometer dari seekor lintah yang ditaruh dalam gelas berisi air,
yaitu : Bila lintah melekat pada gelas di atas permukaan air, maka bertanda cuaca akan
tetap membaik ; Apabila ia berdiam di dasar gelas bertanda cuaca buruk dalam waktu
yang lama ; apabila akan datangtopan maka ia akan melekat erat-erat di gelas sedang
ekornya digerak-gerakkan sekeras-kerasnya.
h) Siput
Pada cuaca yang baik akan merayap dengan tenang, sedang pada cuaca buruk akan
merayap dengan cepat.
i) Ikan
Akan melompat-lompat di atas air bila cuaca akan buruk.
j) Katak
Pada cuaca buruk akan berdiam dalam air dan pada cuaca baik mereka akan duduk di
tepi kolam. Apabila pada malam hari cuacanya baik di musim kemarau mereka tidak
menyanyi maka cuaca buruk akan datang.
k) Ayam
Pada waktu hujan ayam akan berteduh. Bila hujan tidak akan lama mereka akan tetap
berjalan-jalan dan membiarkan dirinya kehujanan. Apabila mereka selalu mencakar-
cakar tanah berarti hujan akan datang.
l) Bebek / Angsa
Mereka nampak tidak senang dan selalu menggigit bulunya (memberi lemak), apabila
cuaca akan buruk.
m) Kambing
Apabila akan turun hujan bau badannya dapat tercium dari jarak yang lebih jauh
daripada ketika cuaca baik.
n) Kelelawar
Mereka akan terbang mulai senja hari bila cuaca akan baik pada malam hari itu.Bila
mereka berdiam di dalam goa maka cuaca akan buruk.
o) Burung Gagak
Apabila hujan akan turun mereka akan terbang berputar-putar di atas sarangnya
c. Membuat peta perjalanan
Peta Pita
Tujuan pembuatan peta pita antara lain :
- Sebagai pedoman/petunjuk perjalanan
- Sebagai dokumentasi perjalanan
- Sebagai pedoman membuat peta wilayah
Perlengkapan
- Kertas berupa gulungan.
- Pensil, penggaris panjang/segitiga, karet penghapus, busur derajat.
- Kompas dan jam tangan
- Tali (sebagai pengukur jarak), biasanya untuk jarak dekat. Untuk jarak jauh biasanya
menggunakan langkah.
- Alas dari triplek/alat khusus pembuatan peta pita
Keterangan Gambar :
1. Kolom nomor : untuk menuliskan nomor urut yang membedakan daerah yang dilalui sesuai
dengan arah jalannya. Dengan kata lain nomor urut dibuat setiap berganti arah.
2. Kolom waktu : untuk mencatat waktu pemberangkatan dan waktu setiap kali berganti arah.
3. Kolom arah : untuk menuliskan angka derajat dan untuk membuat simbol panah (arah panah
selalu menunjuk arah utara).
4. Kolom jarak : untuk mencatat jarak yang dilalui, dinyatakan dalam meter atau kilometer.
Pengukuran jarak dengan menggunakan tali atau langkah.
5. Kolom kiri kanan peta-pita : untuk menggambar keadaan daerah di sebelah kiri dan kanan
jalan yang dilalui dengan tanda peta yang berlaku pada peta topografi.
6. Kolom keterangan : untuk menerangkan keadaan daerah yang tergambar pada kolom
gambar/peta pita.
Pengukuran Jarak
Di dalam pembuatan peta pita pengukuran jarak merupakan hal yangmutlak harus dilakukan.
Pengukuran jarak biasanya menggunakan langkahatau bisa juga menggunakan tali, namun ini
jarang digunakan karena inikurang praktis. Apabila menggunakan langkah sebagai alat ukur,
tentu sajaharus mengetahui dulu ukuran setiap langkah (satu langkah =.... Cm).
Caranya adalah sebagai berikut :
Melangkahlah (langkah normal) lurus ke depan 10 langkah.
Dengan menggunakan meteran, ukur jarak dari awal langkah pertama sampai langkah ke-10
(misalnya x cm). Jadi ukuran 1 langkah = x : 10 = .... cm
Peta Perjalanan
Cara Pembuatan
a. tetapkan skala peta yang representatif.
Jarak pada peta perjalanan harus diskalakan. Misalnya jarak di sebuah peta pita dari satu titik ke
titik lain adalah 100 m, jika skala di peta perjalanan ditetapkan 1 : 1.000 maka berarti tiap 100
meter di atas tanah/di peta pita menjadi 10 cm di atas kertas/peta perjalanan. Hal itu karena 10
cm = 100 m. atau 10 cm = 10.000 cm atau disebut dengan skala 1 : 1.000
2) Dapat menjelaskan kepengurusan PBB, Nama sekretaris jenderal PBB, alamat secretariat PBB serta
organisasi-organisasi di bawah PBB
a. Kepengurusn PBB
Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB (United Nations atau UN) adalah sebuah organisasi
internasional yang anggotanya hampir seluruh negara di dunia. Lembaga ini dibentuk untuk
memfasilitasi dalam hukum internasional, pengamanan internasional, lembaga ekonomi, dan
perlindungan sosial. Perserikatan Bangsa-bangsa didirikan di San Fransisco pada tanggal 24
Oktober 1945 setelah Konferensi Dumbarton Oaks di Washington DC, namun sidang umum yang
pertama dihadiri wakil dari 51 negara dan baru berlangsung pada 10 Januari 1946 (di Church
House, London). Dari 1919 hingga 1946, terdapat sebuah organisasi yang mirip, bernama Liga
Bangsa-bangsa, yang bisa dianggap sebagai pendahulu PBB. Sejak didirikan di San Fransisco
pada 24 Oktober 1945, sedikitnya 192 negara menjadi anggota PBB. Semua negara yang
tergabung dalam wadah PBB menyatakan independensinya masing-masing, selain Vatikan dan
Takhta Suci serta Republik Cina (Taiwan) yang tergabung dalam wilayah Cina pada 1971. Hingga
tahun 2007 sudah ada 192 negara anggota PBB. Sekretaris Jendral PBB saat ini adalah Ban Ki-
Moon asal Korea Selatan yang menjabat sejak 1 Januari 2007.
Berdasarkan Piagam pembentukannya, PBB mempunyai empat tujuan utama, yaitu:
- Memelihara perdamaian dan keamanan dunia;
- Membangun hubungan damai dan kerja sama antara negara-negara di dunia;
- Bekerja sama dengan negara-negara anggotanya dalam pemecahan masalah-masalah
internasional, dan
- Mendorong penghormatan hak asasi manusia
Piagam PBB membentuk enam struktur utama, yaitu :
1. Majelis Umum
2. Dewan Keamanan
3. Dewan Ekonomi dan Sosial
4. Dewan Kerjasama
5. Mahkamah Internasional (ICJ)
6. Sekretariat
Perserikatan Bangsa Bangsa ditetapkan secara resmi pada 24 Oktober 1945, selepas piagamnya
telah diratifikasi oleh lima anggota tetap Dewan Keamanan (DK), yaitu Amerika Serikat, Inggris,
Uni Soviet, Perancis, Republik China serta diikuti anggota lainnya yang terdiri 46 negara.
Sidang Umum pertama diadakan di Gedung Church, London, Inggris pada 10 Januari 1946 yang
diikuti 51 negara. Sedangkan pada April 2004, tercatat sebanyak 191
b. Simpul pangkal
c. Simpul jangkar
d. Simpul tambat
e. Simpul mati
f. Simpul hidup
g. Simpul tiang
fungsi masing-masing simpul
a. Simpul ujung tali ; Gunanya agar tali pintalan pada ujung tali tidak mudah lepas
b. Simpul mati : Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang sama besar dan tidak licin
c. Simpul anyam : Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang tidak sama besarnya dan dalam
keadaan kering
d. Simpul anyam berganda : Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang tidak sama besarnya dan
dalam keadaan basah
e. Simpul erat : Gunanya untuk memendekkan tali tanpa pemotongan
f. Simpul kembar : Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang sama besarnya dan dalam
keadaan licin
g. Simpul kursi : Gunanya untuk mengangkat atau menurunkan benda atau orang pingsan
h. Simpul penarik : Gunanya untuk menarik benda yang cukup besar
i. Simpul laso
B. Ikatan
a. Ikatan pangkal : Gunanya untuk mengikatkan tali pada kayu atau tiang, akan tetapi ikatan pangkal
ini dapat juga digunakan untuk memulai suatu ikatan.
b. Ikatan tiang : Gunanya untuk mengikat sesuatu sehingga yang diikat masih dapat bergerak
leluasa misalnya untuk mengikat leher binatang supaya tidak tercekik.
c. Ikatan jangkar Gunanya untuk mengikat jangkar atau benda lainnya yang berbentuk ring.
d. Ikatan tambat : Gunanya untuk menambatkan tali pada sesuatu tiang/kayu dengan erat, akan
tetapi mudah untuk melepaskannya kembali.
e. Ikatan tarik : Gunanya untuk menambatkan tali pengikat binatang pada suatu tiang, kemudian
mudah untuk membukanya kembali. Dapat juga untuk turun ke jurang atau pohon.
h. Ikatan canggah
i. Ikatan silang