Anda di halaman 1dari 42

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sinar X Pertama kali ditemukan oleh Wilhem Conrad

Rontgen seorang ahli fisika di Universitas Wurzburg, Jerman pada

bulan November 1895 sewaktu melakukan eksperimen dengan

sinar katoda. Penemuan Rontgen ini merupakan suatu revolusi

dalam dunia kedokteran. Dan kini pemanfaatannya sudah begitu

meluas dalam berbagai bidang kedokteran, terutama di bidang

radiologi. Untuk meningkatkan pelayanan Radiodiagnostik yang

berkualitas tinggi, maka kualitas dan kuantitas pelayanan kualitas

dituntut agar dapat ditingkatkan. Didalam Radiodiagnostik yang

perlu diperhatikan adalah kualitas sumber daya manusia, kualitas

diagnose, kualitas fasilitas radiologi dan tindakan proteksi.

Pada kualitas diagnose perlu ditingkatkan kualitas hasil

gambaran (radiograf). Kualitas radiograf sangat dipengaruhi oleh

berbagai factor antara lain posisi, factor eksposi, proses pencucian

dan karakteristik tabung sinar x yang digunakan.

Kemiringan anoda adalah salah satu karakteristik dari

tabung sinar x yang dirancang untuk mengarahkan berkas sinar x

tetapi kemiringan anode akan menyebabkan intensitas sinar x yang

berbeda. Penyebaran sinar x yang tidak merata akan berpengaruh


1

pada kualitas radiograf yang dihasilkan, hal ini menimbulkan kerugian

karena akan menyebabkan perbedaan densitas pada radiograf meskipun

objek mempunyai ketebalan yang berbeda.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana tatalaksana pemeriksaan Articulation Genu pada

kasus Osteoarthritis di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo

Makassar?

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Mengetahui bagaimana Pelaksanaan Pencitraan

Radiografi Pada Articulation Genu.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui teknik pemeriksaan articulatio

genu pada kasus osteoarthritis.

b. Untuk mengetahui pembahasan kasus dari hasil

radiografi articilatio genu pada kasus osteoarthritis.


2

D. Manfaat Penulisan

1. Manfaat Praktis

Dengan hasil penelitian ini dapat meningkatkan kualitas

pelayanan dirumah sakit terutama pada pemeriksaan Articulatio

Genu pada kasus Osteoarthritis.

2. Manfaat Ilmiah

Agar memperluas cakrawala ilmu pengetahuan dibidang

Teknik Radiografi dan sebagai bahan untuk penelitian di masa

yang akan datang.

3. Manfaat Institusi

Sebagai penambah wawasan ilmu pengetahuan tentang

tatalaksana pemeriksaan Aticulatio Genu pada kasus

Osteoarthritis

4. Manfaat Masyarakat

Agar pembaca dapat mendapatkan informasi secara umum

tentang Pemeriksaan Articulatio Genu pada kasus Osteoarthritis.


3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN UMUM TENTANG LOKASI PKL I

1. Tinjauan Umum Tentang RS

Gambar 1.1 gambaran RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo

( sumber:www.rsupwahidin.com)

Pada tahun 1947 didirikan Rumah Sakit dengan

meminjam 2 (dua) bangsal Rumah Sakit Jiwa yang telah berdiri

sejak tahun 1942 sebagai bangsal bedah dan penyakit dalam yang

merupakan cikal bakal berdirinya Rumah Sakit Umum (RSU) Dadi.

Pada Tahun 1957 RSU DADI yang berlokasi di jalan Lanto

DG. Pasewang NO. 43 Makassar sebagai Rumah Sakit Pemda

Tingkat I Sulawesi Selatan dan pada tahun 1993 menjadi Rumah

Sakit dengan klasifikasi B. Pengembangan RSU dipindahkan ke

Jl.Perintis Kemerdekaaan Km. 11 Makassar, berdekatan dengan

Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.


4

Pada tahun 1994 RSU Dadi berubah menjadi Rumah

Sakit vertical milik Departemen Kesehatan dengan nama Rumah

Sakit Umum Pusat (RSUP) dr. Wahidin Sudirohusodo berdasarkan

surat keputusan mentri kesehatan R,I. NO. 540/SK/VI/1994 sebagai

Rumah Sakit kelas A dan sebagai Rumah Sakit Pendidikan serta

sebagai Rumah Sakit rujukan tertinggi di kawasan Indonesia timur.

Tahun 2014 RSWS memperoleh dua Akreditasi penting,

yakni Akreditasi KARS Paripurna dan Akreditasi JCI. Pada tanggal

17 Oktober 2014 Kemenkes RI mengeluarkan surat keputusan no.

HK.02.02/Menkes/390/2014 tentang penetapan status RSUP Dr..

Wahidin Sudirohusodo beralih status kelembagaan menjadi

Perusahaan Jawatan (PERJAN).

a. VISI

Menjadi Academic Health Center yang terkemuka di

indonesia tahun 2019

b. MISI

1) Menyelenggarakan pelayanan, pendidikan dan penelitian

dibidang kesehatan yang berkualitas dan komprehensif,

2) Menumbuhkembangkan sistem managemen orgnisasi yang

efektif.

3) Mengampu rumah sakit jejaring di wilayah indonesia timur.

c. MOTTO

“Dengan budaya Sipakatau kami melayani dengan hati”


5

2. Gambaran Umum Unit Radiologi

Ruangan Instalasi Radiologi RSUP Dr. Wahidn

Sudirohusodo Makassar, terdiri dari:

a. Ruangan Administrasi (Loket)

b. Kamar 2 (Konvensional)

c. Kamar 3 DR (Digital Radiogrphy)

d. Kamar 4 CR (Konvensional)

e. Kamar 5 (Fluroscopy)

f. Kamar 8 (MSCT)

g. Kamar 9 (USG)

h. MRI (Magnetic Resonance imaging)

i. PJT (Pusat jantung Terpadu)

j. IRD (Instalasi Rawat Darurat)

k. Ruangan Processing Film

l. Ruangan Baca Dokter

Keseluruhan pesawat yang ada di Instalasi Radiologi

RSUP Dr.Wahidin Sudirohusodo:

a. Pesawat sinar-x konvensonal 3 buah

b. Pesawat Sinar-x Mobile 4 buah

c. Pesawat Sinar-x C-arm 2 buah

d. Pesawat CT-Scan 2 buah

e. MRI 1 buah

f. Pesawat USG 2 buah.


6

Tabel 2.1 Rekapitulasi Hasil Pemeriksaan PKL 1 Selama 40 Hari di RSUP

Dr. Wahidin Sudirohusodo Periode 19 November - 29 Desember tahun

2018

N
Jenis Pemeriksaan Target Realisasi %
o
1 Ekstremitas Atas 25
2 Ekstremitas Bawah 25
3 BNO 3
4 Pelvis dan Vertebra 28
5 Kepala 5
6 Thorax 25
7 Abdomen 5

B. Tinjauan Umum Tentang Anatomi dan Fisiologi

1. Anatomi Fisiologi Knee Joint

Knee joint adalah salah satu sendi kompleks dalam tubuh

manusia. Femur, tibia, fibula, dan patella disatukan menjadi satu

kelompok yang kompleks oleh ligament. (Ballinger, 2007)

Sendi merupakan pertemuan antara dua atau beberapa

tulang dari kerangka.Terdapat tiga jenis utama berdasarkan

kemungkinan gerakannya yaitu sendi fibrus, sendi tulang rawan

dan sendi sinovial (C Evelyn, 1999).

Sendi fibrus atau sinartroses adalah sendi yang tidak dapat

bergerak atau merekat ikat, maka tidak mungkin ada gerakan

antara tulang – tulangnya, misalnya: sutura antara tulang pipih

tengkorak. Sendi tulang rawan atau amfiartroses adalah sendi


7

dengan gerakan sedikit dan permukaan persendiannya dipisahkan

oleh bahan dan mungkin sedikit gerakannya.

Misalnya, Simphisis pubis, dimana sebuah bantalan tulang

rawan mempersatukan kedua tulang pubis. Sendi synovial atau

diartroses adalah persendian yang bergerak bebas dan terdapat

banyak ragamnya.

Sendi lutut dibentuk oleh epiphysis distalis tulang femur,

epiphysis proksimalis, tulang tibia dan tulang patella, serta

mempunyai beberapa sendi yang terbentuk dari tulang yang

berhubungan, yaitu antar tulang femur dan patella disebut

articulatio patella femoral, antara tulang tibia dengan tulang femur

disebut articulatio tibio femoral dan antara tulang tibia dengan

tulang fibula proximal disebut articulatio tibio fibular proxsimal (De

Wolf, 1996)
8

Gambar 1.2 Anatomi Knee Joint

(Sumber:https://p-ortho.com)

Sendi lutut merupakan suatu sendi yang disusun oleh beberapa

tulang , ligament beserta otot, sehingga dapat membentuk suatu

kesatuan yang disebut dengan sendi lutut atau knee joint.

Anatomi sendi lutut terdiri dari:

Tulang pembentuk sendi lutut antara lain:

a.Tulang Femur

Merupakan tulang pipa terpanjang dan terbesar di

dalam tulang kerangka pada bagian pangkal yang

berhubungan dengan acetabulum membentuk kepala sendi

yang disebut caput femoris. Di sebelah atas dan bawah dari

columna femoris terdapat taju yang disebut trochantor


9

mayor dan trochantor minor, di bagian ujung membentuk

persendian lutut, terdapat dua buah tonjolan yang disebut

condylus medialis dan condylus lateralis, di antara kedua

condylus ini terdapat lekukan tempat letaknya tulang

tempurung lutut (patella) yang disebut dengan fosa condylus

(Syaifuddin, 1997).

b.Tulang Tibia

Tulang tibia bentuknya lebih kecil, pada bagian

pangkal melekat pada os fibula, pada bagian ujung

membentuk persendian dengan tulang pangkal kaki dan

terdapat taju yang disebut os maleolus medialis. (Syaifuddin,

1997).

c. Tulang Fibula

Merupakan tulang pipa yang terbesar sesudah tulang

paha yang membentuk persendian lutut dengan os femur

pada bagian ujungnya. Terdapat tonjolan yang disebut os

maleolus lateralis atau mata kaki luar. (Syaifuddin, 1997).

d.Tulang Patella

Pada gerakan fleksi dan ekstensi patella akan

bergerak pada tulang femur. Jarak patella dengan tibia saat

terjadi gerakan adalah tetap dan yang berubah hanya jarak

patella dengan femur. Fungsi patella di samping sebagai

perekatan otot-otot atau tendon adalah sebagai pengungkit


10

sendi lutut. Pada posisi flexi lutut 90 derajat, kedudukan

patella di antara kedua condylus femur dan saat extensi

maka patella terletak pada permukaan anterior femur

(Syaifuddin, 1997).

Stabilitas sendi lutut yang lain adalah ligamentum.

Ada beberapa ligamentum yang terdapat pada sendi lutut

antara lain :

a. Ligamen crusiatum anterior, yang berjalan dari depan

eminentia intercondyloidea tibia, ke permukaan medial

condulus lateralis femur, fungsi menahan bergesernya

tibia ke depan.

b. Ligamentum crusiatum posterior, berjalan dari facies

lateralis condylus medialis femoris, menuju fossa

intercondyloidea tibia, berfungsi menahan bergesar-

Nya tibia kearah belakanng.

c. Ligamentum collateral lateral yang berjalan dari

epicondylus lateralis ke capitulum fibula, yang berfungsi

menahan gerakan varus atau samping luar.

d. Ligamentum collateral mediale tibia (epicondylus

medialis tibia) yang berfungsi menahan gerakan valvus

dan secara bersaan ligament collateral juga berfungsi

menahan bergesernya posisi lutut fleksi 90 derajat.


11

e. Ligamentum popliteum abligum, berasal dari condy-Lus

lateralis femoris menuju ke arah insetio musculus semi.

f. Ligamentum transversum genu, membentang pada

permukaan anterior meniscus medialis dan lateralis,

semua ligament tersebut berfungsi sebagai fiksator dan

stabilisator sendi lutut. Tranversum genu di samping

ligament ada juga bursa pada sendi lutut. Bursa

merupakan kantong yang berisi cairan yang

memudahkan terjadinya gesekan dan gerakan,

berdinding tipis dan dibatasi oleh membran synovial.

2. Patologi knee joint

a. Osteoarthritis (OA)

Osteoarthritis disebut juga penyakit sendi degeneratif.

Osteoarthritis merupakan akibat dari terlalu sering

menggunakan sendi, misalnya karena keras berolahraga,

obesitas, atau penuaan. Jika Anda seorang atlet atau penari,

Anda mungkin bertanya-tanya mengapa lutut atau pinggul

Anda sakit ketika Anda turun dari tempat tidur di pagi hari.

Sebaiknya tanyakan kepada dokter Anda mengenai

osteoarthritis. Penyakit ini bisa menyerang lebih awal pada

atlet atau mereka yang mengalami cedera di masa muda.


12

Osteoarthritis di tangan seringnya diwariskan dan sering

terjadi pada wanita paruh baya.

Osteoarthritis paling sering terjadi pada sendi yang

menanggung berat badan, misalnya lutut, pinggul, kaki, dan

tulang belakang. Osteoarthritis ini sering datang secara

bertahap selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-

tahun. Kecuali nyeri pada sendi yang terkena, biasanya

Anda tidak merasa sakit, dan tidak ada kelelahan yang tidak

biasa atau kecapaian seperti pada beberapa jenis arthritis

lain.

Pada osteoarthritis, tulang rawan rusak secara bertahap.

Tulang rawan adalah bahan licin yang menutupi ujung tulang

dan berfungsi sebagai peredam kejut tubuh.

b. Dislokasi

Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang

dari kesatuan sendi.

Dislokasi adalah tulang yang bergeser atau terlepasnya

seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya

(mangkuk sendi).

c. Trauma

Dapat terjadi akibat tusukan atau luka tembus dan

desakan dari luar yang disebabkan oleh tumor atau abses.

d. Arthritis
13

Merupakan peradangan dari satu atau beberapa sendi

yang dapat menyerang orang dari semua umur tetapi yang

paling sering terkena penyakit ini adalah orang yang sudah

berumur setengah baya dan lebih tua.

C. Tinjauan Umum Teknik Pemeriksaan

Teknik pemeriksaan Articulatio Genu pada kasus Osteoarthritis

dilakukan dengan proyeksi AP (Antero-Posterior) dan lateral.

1. Proyeksi AP ( Antero-Posterior)

Gambar 1.3 Proyeksi Articulatio Genu AP

(Sumber:gudangmedis.blogspot.com)

a. Posisi Pasien : Atur pasien pada posisi

supine diatas meja

pemeriksaan.
14

b. Posisi Objek : Atur knee joint pada

pertengahan kaset , posisikan

dalam keadaan True AP.

c. Central Ray : Vertikal tegak lurus kaset atau

film

d.Central Point : ½ cm di bawah apex patella

e.FFD : 90 cm

f. Kriteria Gambar :

1) Terbukanya Persendian femorotibial

2) Tidak ada rotasi tulang paha dan tibia

3) Tampak bayangan patella.


15

Gambar 1.4 Hasil Radiograf Proyeksi Articulatio Genu AP

(Sumber:Instalasi Radiologi RSUP Dr Wahidin Sudirohusodo)

2. Proyeksi Lateral

Gambar 1.5 Proyeksi Articulatio Genu Lateral

(Sumber:gudangmedis.blogspot.com)

a. Posisi Pasien : Pasien tidur miring ke arah

sisi yang diperiksa.

b. Posisi Objek : Fleksikan bagian lutut

pasien pada ukuran 20-30

derajat dengan tujuan untuk


16

memaksimal rongga

perdendian lutut. Atur sendi

lutut pada pertengahan

kaset.

c. Central Ray : Vertikal tegak lurus kaset

atau film

d. Central Point : (2,5 cm) distal dari

epikondilus medial

e. FFD : 90 cm

f. Kriteria Gambar :

1) Tampak pattela dalam proyeksi true lateral.

2) Terbukanya articulasio pattelo femoralis.

3) Caput Os.fibula dan Os.Tibia tampak super posisi


17

Gambar 1.6 Hasil Radiograf Proyeksi Articulatio Genu Lateral

(Sumber:Instalasi Radiologi RSUP Dr Wahidin Sudirohusodo)

D. Tinjauan Umum Tentang Proteksi Radiasi

1. Proteksi bagi pasien

a. Pemeriksaan dengan sinar-x hanya dilakukan atas

permintaan dokter

b. Mengatur luas lapangan pemeriksaan sesuai dengan

kebutuhan

c. Menggunakan faktor eksposi yang tepat untuk menghindari

pengulangan foto

d. Tidak terjadi pengulangan foto karena kesalahan

e. Waktu penyinaran sesingkat mungkin

f. Pasien menggunakan apron


18

g. Pasien hamil pada triwulan pertama ditunda

pemeriksaannya.

2. Proteksi bagi petugas

a. Tidak menggunakan berkas sinar–x yang mengarah ke

petugas

b. Berlindung dibalik tabir / tirai saat melakukan eksposi

c. Menggunakan alat monitoring radiasi secara continue

selama bertugas.

3. Proteksi bagi masyarakat umum

a. Pintu pemeriksaan tertutup rapat

b. Tidak mengarahkan sinar sumber sinar – X keruangan

umum

c. Bagi yang tidak berkepentingan dilarang masuk ke ruang

pemeriksaan

d. Apabila diperlukan orang lain untuk membantu jalannya

pemeriksaan, orang tersebut harus menggunakan apron.


19

BAB III

METODE PEMERIKSAAN

A. Tempat dan Waktu Pemeriksaan.

1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUP. Dr wahidin sudirohusodo.

2. Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan pada hari jum’at tanggal 07

Desember 2018 sampai dengan terkumpulnya data.

B. Kronologis Riwayat Pasien

Pada tanggal 07 Desember 2018, pasien diantar ke RSUP Dr.

Wahidin Sudirohusodo untuk memeriksakan lututnya yang sedang

sakit. Pasien datang memeriksakan ke dokter dengan keluhan sakit

tersebut, kemudian Dokter mendiagnosa bahwa pasien tersebut

mengalami osteoarthritis, untuk melakukan foto rontgen Articulatio

Genu di Instalasi Radiologi . Pasien datang ke Instalasi Radiologi

dengan membawa surat permintaan pemeriksaan Radiologi dari

Dokter. Selanjutnya pasien melakukan foto rontgen Articulatio

Genue proyeksi AP dan Lateral.

C. Persiapan Pasien

Pada pemeriksaan radiologi Articulation Genue tidak dilakukan

persiapan khusus, hanya saja bagian yang difoto perlu dibebaskan


20

dari suatu yang bisa menimbulkan artefak pada radiografi yang

dihasilkan.

D. Prosedur Kerja

1. Mempersiapkan alat dan bahan seperti :

a. Meja pemeriksaan

b. Film dan kaset

c. Pesawat Rontgen

2. Persiapan Pemeriksaan seperti :

a. Memperhatikan klinis atau indikasi pemeriksaan

b. Memilih teknik radiografi yang tepat

c. Memberikan instruksi kepada pasien

3. Melakukan prosedur pemeriksaan seperti :

a. Memasang kaset

b. Mengatur posisi pasien

c. Mengatur jarak (FFD)

d. Menentukan arah sinar (CR) dan pusat sinar (CP)

e. Mengatur kolimasi, menentukan faktor eksposi dan proteksi

radiasi

f. Melakukan eksposi

g. Melakukan prosessing film

h. Mengevaluasi hasil foto


21

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pemeriksaan Laporan Kasus

1. Data Pasien

Berdasarkan observasi, penulis mendapatkan data pasien

sebagai berikut :

Nama : Ny. S

Umur : 56 Thn

Jenis kelamin :Perempuan

Tanggal permintaan : 07 Desember 2018

Permintaan Foto : Articulatio Genu

Keterangan Klinis : Osteoarthritis

2. Persiapan Alat dan Bahan

Sebelum melakukan pemotretan perlu mempersiapkan

alat dan bahan, disamping perlengkapan lain yang menunjang

dalam menghasilkan suatu radiografi yang optimal. Adapun alat

dan bahan yang digunakan dalam pemeriksaan ini adalah sebagai

berikut:
22

a) Pesawat sinar-x yang di gunakan Instalasi Radiologi RSUP

Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar

Gambar 1.7 pesawat sinar x

( instalasi radiologi RSUP Wahidin sudirohusodo makassar)

Pesawat sinar-x yang digunakan dalam melakukan penelitian

ini mempunyai spesifikasi sebagai berikut :

Description : Manual Kolimator

Model : XS-1A

Max kV : 150 kVp

Eq. Filtration : 1.5mmAI @ 100kVp

Input Rating : 24V, 150W

Serial No. : SA20170063

Manufactured : April 2017


23

b) Plate yang digunakan di Instalasi Radiologi Rumah Sakit

Umum Pusat Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar

Gambar 1.8 kaset CR

( Instalasi radiologi RSUP Dr.wahidin sudirohusodo)

c) Processing film Computer Radiology (CR) yang digunakan di

Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Wahidin

Sudirohusodo Makassar

Gambar 1.9 processing CR

( Instalasi radiologi RSUP Dr.wahidin sudirohusodo)


24

3. Teknik Pemeriksaan

a. Pengertian Teknik Radiograf

Tehnik radiograf Articulation genu (knee joint) adalah

teknik yang dilakukan dengan menggunakan sinar – X untuk

memperlihatkan struktur atau bagian – bagian dari

articulation genu.

b. Tujuan Pemeriksaan

Untuk menegakkan diagnosa karena kelainan patologis

( mengetahui kelainan akibat adanya penyakit).

c. Proyeksi

1). Proyeksi AP

a). Tujuan Proyeksi AP

Untuk mengetahui dan melihat bentuk dan lokasi

serta kedudukan genu AP dan untuk mengetahui adanya

kelainan pada daerah tersebut.

a. Posisi Pasien : Atur pasien pada posisi

supine diatas meja

pemeriksaan

b. Posisi Objek : Tempatkan kaset

dibawah lutut pasien

sejajar dengan film

usahakan tidak true AP.


25

c. Central Ray : Ventrikal tegak lurus

terhadap bidang kaset

d. Central Point : 1/3 cm di bawah apex

Patella

e. FFD : 90 cm

f. Kolimasi Proyeksi AP Supine :

a. Batas Atas : 1/3 distal os Femur

b. Batas Bawah : 1/3 proksimal os Cruris

g. Pengaturan Faktor Eksposi Proyeksi AP :

1) Proyeksi AP : kV (55) ; mAs (4,1)

h. Processing Film : Processing film yang

digunakan adalah CR.

Gambar 1.10 Posisi AP

(Sumber : Instalasi Radiologi RSUP Dr Wahidin Sudirohusodo)


26

2). Proyeksi Lateral

b). Tujuan Pemeriksaan

Untuk mengetahui dan melihat bentuk dan lokasi

serta kedudukan genu lateral dan untuk mengetahui adanya

kelainan pada daerah tersebut.

a. Posisi Pasien : Tidur miring diatas meja

pemeriksaan.

b. Posisi Objek : Fleksikan bagian lutut

pasien pada ukuran 20-30

derajat dengan tujuan

untuk memaksimalkan

rongga persendian.

c. Central Ray : Ventrikal tegak lurus pada

bidang kaset

d. Central Point : (2,5 cm) distal dari

epicondilus medial

e. FFD : 90 cm

f. Kolimasi :

a. Batas Atas : 1/3 distal femur

b. Batas Bawah : 1/3 proximal cruris

g. Pengaturan Faktor Eksposi Proyeksi Lateral

1) Proyeksi Lateral : kV (55) ; mAs (4,1)


27

Processing Film :Processing film yang

digunakan adalah CR.

Gambar 1.11 Proyeksi Lateral

(Sumber:Instalasi Radiologi RSUP Dr

Wahidin Sudirohusodo )
28

4. Analisis Radiografi

1. Hasil Radiografi

Gambar 1.12 hasil radiografi genu

( instalasi radiologi RSUP Dr. wahidin sudirohusodo makassar)

2. Kriteria Gambar

1. Berikut ialah beberapa hal yang wajib tercakup

dalam radiografi lutut proyeksi AP :

a) Terbukanya persendian femorotibial

b) Tidak ada rotasi tulang paha dan tibia

c) Tampak patella proyeksi pada bagian pertengahan k

kaset.

2. Berikut ialah beberapa hal yang wajib tercakup

dalam radiografi lutut proyeksi Lateral :

a) Tampak pattela dalam proyeksi true lateral.

b) Terbukanya articulasio pattelo femoralis.


29

c) Caput Os.fibula dan Os.Tibia tampak super posisi.

Terlihat soft tissue disekitar lutut.

3. Hasil Interpretasi

1) Aligment genu joint bilateral baik, tidak tampak

disloksi

2) Tidak tampak fraktur dan destruksi tulang

3) Terpasang prothesa pada femorotibial joint sinistra

yang berkedudukan relative baik terhadap tulang

4) Tampak osteofit pada aspek medial et lateral

condylus os femur dan os tibia dextra, aspek medial

et lateral eminentia intercondylaris serta pada aspek

posterosuperior et posteroinferior os patella dextra

5) Densitas tulang baik.

4. Kelebihan Dan Kekurangan Foto

Pada hasil gambar radiograf tak ada kekurangan yang

terlihat dan sudah termasuk kriteria gambar yang baik.


30

B. Pembahasan Laporan Kasus

Dalam pembahasan ini penulis menerangkan tentang

pengertian Osteoarthritis secara umum, teknik pemeriksaan,

persiapan pasien dan hasil / kriteria gambar.

Dalam pembuatan radiografi ini, Dokter pengirim

memberikan pengantar foto Articulatio Genu AP dan Lateral. Teknik

pemeriksaan ini tidak diperlukan persiapan khusus, hanya saja

membebaskan objek dari benda-benda yang menimbulkan artefak

pada radiografi yang dihasilkan.


31

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan di atas maka penulis

menyimpulkan bahwa analisis prosedur teknik pemeriksaan

radiografi Articulatio Genue pada kasus Osteoarthritis di RSUP. DR.

Wahidin Sudirohusodo Makassar yaitu menggunakan proyeksi

Anterior Posterior (AP) dan Lateral.

B. Saran

Adapun beberapa saran pada pemeriksaan ini yaitu sebagai

berikut:

1. Untuk penentuan posisi pada pemeriksaan Articulatio Genu

sebaiknya disesuaikan dengan kondisi pasien atau dilihat dari

kenyaman pasien.

2. Pada pemeriksaan Articulatio Genu perlu di perhatikan proteksi

terhadap pasien khususnya proteksi radiasi.


32

DAFTAR PUSTAKA

Philip W. Ballinger, dkk. 1995. MERRILL’S ATLAS of RADIOGRAPHIC

POSITTIONING dan PROCEDURUES. Portlanda. Elsevier

Mosby. Limited. Ed. 8. Hal. 240

Amisur.blogspot.co.id/2013/10/teknik-pemeriksaan-radiografi-genu.html?

m=1

https://res.cloudinary.com/dk-find-

out/image/upload/q_80,w_640,f_auto/MA_00213379_u2bt6o.jpg

www.rsupwahidin.com/konten_5_sejarah_rsup_wahidin_sudirohusodo
33

LAMPIRAN 1

FOTO COPY SURAT PENGANTAR FOTO

Keterangan : Surat pengantar foto


34

LAMPIRAN 2

FOTOCOPY HASIL BACA LAP. KASUS

Keterangan : Hasil baca laporan kasus


35

LAMPIRAN 3

STRUKTUR ORGANISASI RADIOLOGI


Direktur Utama

Direktur Medik dan Keperawatan

Kepala Instalasi Radiologi


Ketua SMF Radiologi
Dr. Lutfi Attamimi, Sp. Rad

Dokter Spesialis Kepala Pelayanan Dokter Spesialis


Radiologi
Radiologi Radioterapi
Purwanto, S. Si

KA. TIM PELAYANAN Ka. TIM PELAYANAN Ka. TIM PELAYANAN Ka. TIM PELAYANAN Ka. TIM KEPERAWATAN
X-R KONVENSIONAL CT, MRI, & USG RADIOTERAPI IRD RADIOLOGI

Ka. TIM PELAYANAN Ka. TIM QC & Ka. TIM PELAYANAN Ka. TIM DIKLAT
X-RAY KONTRAS QA RADIOLOGI RDIOLOGI INTERVENSI

Keterangan : Struktur organisasi radiologi RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo


LAMPIRAN
36

LAMPIRAN 4

GAMBAR DENAH RUANGAN RADIOLOGI

TEMPAT
BARANG
WC

PESAWAT
SINAR X

MEJA
KAMAR
RUANG
OPERATOR

Keterangan : Denah ruangan pemeriksaan radiologi RS


37

LAMPIRAN 5

GAMBAR DENAH RUANG PROCESSING

IMAGE READER

MEJA

IMAGE CONSOLE

Keterangan : Denah ruangan prosesing film


38

LAMPIRAN 6

DAFTAR HADIR PESERTA SEMINAR PKL I ATRO


MUHAMMADIYAH TAHUN 2018
JUDUL LAPORAN KASUS : TEKNIK PEMERIKSAAN ARTICULATIO
GENU PADA KASUS OSTEOARTHRITIS
LOKASI PKL : RSUP DR WAHIDIN SUDIROHUSODO
TGL/TEMPAT SEMINAR :

No Nama Peserta Jabatan Tanda Tangan Ket

9
10

Mengetahui,
Kepala Ruangan Radiologi
39

LAMPIRAN 7

DOKUMENTASI KEGIATAN PKL

keterangan : foto bersama supervisi


40

Keterangan : Kegiatan diruang Administrsi

Keterangan : Kegiatan diruang diprocessing


41

LAMPIRAN 8

BIODATA PENULIS

NAMA LENGKAP : ATIRAH S

PANGGILAN : TIRA
Foto
NIM : 17062
3x4
KELAS :B

T.T.L : PINRANG, 19 OKTOBER 1998

ASAL DAERAH : GOWA

ASAL SMA : SMA NEGERI 2 GOWA

ALAMAT : BTN BAJENG PERMAI BLOK H NO 03

HOBBY : DENGAR MUSIK

CONTACT PERSON

HP : 082221827420

FB :-

EMAIL : atirahsyarif38@gmail.com

PENGALAMAN ORGANISASI : -

JUDUL KARYA LAPORAN KASUS YANG DITULIS

1. PKL I : Teknik Pemeriksaan Articulatio Genu Pada Kasus

Osteoarthritis

Anda mungkin juga menyukai