43-Article Text-137-1-10-20200730
43-Article Text-137-1-10-20200730
Abstrak
Epilepsi merupakan gejala kompleks dari banyak gangguan fungsi otak yang dikarakteristikkan oleh
kejang berulang akibat lepasnya muatan listrik otak yang berlebihan dan bersivat reversibel. Kejang
merupakan akibat dari pembebasan listrik yang tidak terkontrol dari sel saraf korteks serebral yang
ditandai dengan serangan tiba-tiba, terjadi gangguan kesadaran ringan, aktivitas motorik, atau gangguan
fenomena sensori. Anak-anak dengan epilepsi biasanya akan mendapatkan gangguan fungsi intelegensi,
pemahaman bahasa dan gangguan fungsi kognitif. Dampak epilepsi pada anak akan membuat perbedaan
yang cukup signifikan pada IQ. Tujuan penulisan diharapkan mahasiswa mampu memberikan asuhan
keperawatan pada anak yang mengalami epilepsi. Metode Penelitian adalah deskriptif atau gambaran
suatu kasus. Hasil dari karya tulis ilmiah ini adalah mahasiswa memperoleh gambaran tentang asuhan
keperawatan pada anak dengan epilepsi. Masalah keperawatan berupa: Bersihan jalan nafas tidak efektif,
Risiko cedera, Defisit volume cairan, Hipertermi, Defisit nutrisi, Risiko infeksi, Kurang pengetahuan, dan
cemas pada anak dan orang tua.
Kata Kunci: Anak, Epilepsi, Kejang
Abstract
Epilepsy is a complex symptom of many brain dysfunction characterized by recurrent seizures due to
excessive release of brain electrical charge and reversible motivation. Seizures are a result of uncontrolled
electrical release from cerebral cortical nerve cells which are characterized by sudden attacks, mild
disturbance of consciousness, motor activity, or sensory phenomenon disorders. Children with epilepsy
will usually get impaired intelligence, language comprehension and impaired cognitive function. The
impact of epilepsy on children will make a significant difference in IQ. In addition, epilepsy also has
concomitant disease (developmental growth disorders) that will be suffered by the sufferer. This is what is
known in the medical world as comorbidity and must be monitored by parents. The purpose of writing is
that students are expected to be able to provide nursing care for children who have epilepsy. The result of
this scientific paper is that students get an overview of nursing care in children with epilepsy. Emerging
nursing problems in children with epilepsy include ineffective airway clearance, risk of injury, risk of
fluid volume deficit, hypertermia, imbalance of nutrients less than body requirements, risk of infection,
lack of family knowledge, and anxiety for children and parents.
Keywords: Children, Epilepsy, Seizures
a. Kepala f. Leher
38
c. Catat tipe kejang dan aktivitas kejang Hasil : Tidak ada muntah, suhu dalam
An. G rujukan dari RS Mekar Sari kurang dari 1 menit. Faktor pencetus
terjadinya penyakit karena An. G sedang
datang ke IGD Bekasi tanggal 11 Maret
batuk, pilek. Upaya mengurangi dengan
2018 Pukul 20.00 WIB dengan keluhan
cara kompres, beri air putih, madu dan
kejang <1 menit, demam sudah 2 hari,
sanmol. Cara masuk dengan dibawa
menggigil, batuk, pilek, mempunyai
keluarga ke IGD Bekasi dengan di
riwayat kejang. Keadaan umum lemah,
gendong.
kesadaran compos mentis, hasil TTV : 1. Pengkajian Fisik:
Suhu 38,7ºC, RR 30x/menit, Nadi Data Subjektif : Ibu An. G
132x/menit. Hasil laboratorium : mengatakan demam anaknya naik
Hemoglobin 9,6 g/dl, Hematokrit turun, batuk dan pilek, makan hanya 3
30,7%, Leukosit 20.600/ul, LED sendok, ibu An. G mengatakan
30mm, Eritrosit 4,2 juta/ul, Widal kejangnya takut timbul lagi, ibu
S.typhi H (-) S.typhi O (-), Elektrolit mengatakan anak rewel, ibu An. G
Natrium 142mmol/L, Kalium mengatakan tidak tahu akibat lanjut
4,6mmol/L, Chlorida 104mmol/L. dari epilepsi. Data Objektif : Suhu 38º
Masalah keperawatan yang muncul C, nadi 110x/menit, pernapasan
adalah resiko cedera, defisit volume 35x/menit, kesadaran compos mentis.
cairan, ketidakseimbangan nutrisi Pola nutrisi dan metabolisme
kurang dari kebutuhan tubuh, resiko Data Subjektif : Ibu An. G
infeksi, ansietas dan kurang mengatakan nafsu makan anaknya
pengetahuan. Tindakan yang telah kurang, tidak ada penurunan atau
dilakukan yaitu mengobservasi TTV, peningkatan BB, anaknya makan nasi
pemasangan infus 15 tpm/makro, tim atau makanan saring, makan
memberikan obat paracetamol drip 3x/hari 3 sendok, minum kurang lebih
100mg, memberikan obat sibital 100 1000 cc/hari, tidak mual, tidak disfagia
mg. dan tidak muntah.
C. Pengkajian Data Objektif : mukosa mulut lembab,
Tanggal mulai sakit 10 Maret 2018 Pukul warna merah muda, tidak ada lesi,
16.30 WIB, Ibu An. G mengatakan An. G
membran mukosa kering, tidak ada
panas sudah 2 hari dan dibawa ke Rumah
kelainan palatum, bibir lembab, tidak
Sakit pada tanggal 11 Maret 2018 karena
ada kelainan gusi, lidah bersih. Gigi
kejang, menggigil dan mata melihat ke
belum lengkap, tidak ada karang gigi,
42
karies, obesitas. Integritas kulit utuh, per menit, lingkar perut 38 cm. BAB
turgor elastis, tekstur tidak kering, berbau khas, warna kuning, tidak ada
warna kemerahan dan tidak lendir, konsistensi lunak, tidak melena,
menggunakan sonde/NGT. frekuensi BAB kurang lebih 1x/hari.
2. Pola respirasi / Sirkulasi warna BAK kuning jernih, baunya
Data Subjektif : Ibu An. G mengatakan khas, tidak menggunakan kateter,
anaknya tidak sesak, tidak ada dahak, ada frekuensinya tidak tentu, jumlah
batuk. : Ibu An. G mengatakan anaknya kurang lebih 150 cc. anus tidak iritasi,
tidak sakit dada, tidak udema. Data tidak atresia ani, tidak prolaps, anus
Objektif : suara napas vesikuler, ada tidak kemerahan.
batuk, tidak batuk darah, tidak ada sputum,
3. Aktivitas/Latihan
tidak menggunakan otot bantu napas, tidak
Data Subjektif : Ibu An. G
menggunakan pernapasan cuping hidung.
mengatakan anaknya lemas dan hanya
tidak ada ikterus, tidak sianosis, tidak
berbaring, kebutuhan sehari-harinya
edema, pengisian kapiler kurang dari 2
dibantu oleh orang tuanya, tidak ada
detik, temperatur suhu 38º C.
kekakuan pergerakan sendi dan tidak
ada rasa nyeri pada sendi.
Eliminasi
Data Objektif : tidak ada gangguan
Data subjektif : Ibu An.G mengatakan
keseimbangan berjalan, kekuatan
perut anaknya kembung, tidak ada
menggenggam baik, bentuk kaki
sakit atau nyeri perut. Ibu An. G
simetris dan tidak ada kelainan, otot
mengatakan BAB dengan berbau khas,
kaki kuat dan ada kejang.
warna kuning kecoklatan, tidak ada
4. Sensori Persepsi
lendirnya, tidak diare, konsistensinya
Data Subjektif : Ibu An. G
lunak, frekuensi 1x/hari. Ibu An. G
mengatakan pendengaran, penglihatan,
mengatakan jumlah BAK kurang lebih
penciuman, perabaan dan pengecap
150 cc setiap ganti pampers,
An. G normal. Data Objektif : reaksi
frekuensinya tidak tentu, tidak ada
terhadap cahaya baik, orientasi belum dapat
keluhan, tidak nocturia, tidak dysuria,
berbicara dengan lancar, pupil isokor,
tidak hematuria dan tidak konjungtiva ananemis, pendengaran baik,
inkontinensia. Data Objektif : penglihatan baik.
abdomen klien lemas, tidak tegang atau Konsep Diri
kaku, tidak kembung, bising usus 7x Data Subjektif : Ibu An. G
43
mengatakan anak menjadi rewel dan lingkar lengan atas 12,5 cm, pertumbuhan
tidak mau ditinggal. Data Objektif : gigi belum lengkap. Perkembangan
kontak mata ada, postur tubuh normal, Motorik kasar : anak dapat berdiri tanpa
perilaku klien menjadi rewel, malu dan berpegangan. Motorik halus : anak dapat
mengambil benda kecil seperti potongan
takut.
biskuit, menggenggam sendok. Bahasa :
5. Tidur/Istirahat
anak dapat mengatakan “papa, mama,
Data Subjektif : Ibu An. G
bude, bobo, nenen”. Sosialisasi : anak
mengatakan anaknya tidur selalu
dapat bertepuk tangan, saat perawat datang
nyenyak. Masalah atau gangguan An. G dapat “tos” dengan perawat.
waktu tidur yaitu terkadang An. G
mengalami reflek gerakan pada tangan D. Pemeriksaan Penunjang
atau kakinya.
Data Objektif : tidak ada tanda-tanda Hasil pemeriksaan laboratorium
kurang tidur, hanya saja terkadang tanggal 11 Maret 2018
anak rewel. Hematologi : HB 9,6 g/dl (11-
Seksualitas / Reproduksi 14,5g/dl), HT 30,7% (40-54%),
Data Subyektif : Ibu An. G Leukosit 20.600/ul (5.000-10.000/ul),
mengatakan anaknya tidak ada ereksi LED 30mm (0-10mm), Eritrosit
dan tidak sakit pada waktu BAK. Data 4,2juta/ul (4- 5juta/ul), Trombosit
Objektif : Tidak ada kelainan skrotum, 229.000/ul (150.000-400.000/ul).
hyposphadia dan fimosis. Elektrolit : Natrium 142 mmol/L (135-
6. Dampak Hospitalisasi 145mmol/L), Kalium 4,6 mmol/L (3,5-
Pada anak : anak menjadi sedikit rewel,
5,0 mmol/L), Chlorida 104 mmol/L
kadang tampak gelisah, tidak bisa
(94-111 mmol/L). Imunoserologi :
bermain, anak menjadi sering takut dan
Widal (S.typhi H negatif, S.typhi O
ingin selalu dekat dengan ibunya. Pada
negatif).
orang tua : ibu menjadi tidak bisa bekerja,
orang tua bergantian untuk menjaga An.
G, dan merasa cemas dengan keadaan
Penatalaksanaan
anaknya.
Terapi parenteral : terpasang infus RL
7. Tingkat pertumbuhan dan
15tpm/makro. Terapi injeksi :
Perkembangan Saat ini
Paracetamol 100mg, Dexamethasone
Pertumbuhan: Berat badan 10 kg, tinggi
3x2mg, Ceftriaxone 1x1gr. Terapi oral
badan 83,5 cm, lingkar kepala 44 cm,
44
E. Diagnosa Keperawatan
D. Data Fokus
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
Data subyektif : Ibu An. G mengatakan
berhubungan dengan peningkatan
anak demam naik turun, ibu
produksi sputum
mengatakan kejangnya takut timbul
2. Risiko cedera berhubungan dengan
lagi, ibu mengatakan anaknya
riwayat kejang berulang
mempunyai riwayat kejang 2 bulan
3. Risiko defisit volume cairan
yang lalu, ibu mengatakan anaknya
berhubungan dengan intake in adekuat,
kurang nafsu makan, ibu mengatakan
Hipertermi
anaknya batuk dan pilek, ibu
mengatakan anaknya menjadi rewel
E. Perencanaan, Pelaksanaan dan
dan tidak mau ditinggal selama di
Evaluasi
rumah sakit, ibu mengatakan anaknya
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif
malu dan takut dengan perawat, ibu
berhubungan dengan peningkatan
mengatakan tidak mengetahui akibat
produksi sputum ditandai dengan DS
lanjut/komplikasi dari kejang atau
: Ibu mengatakan An. G batuk dan
epilepsi.
pilek. DO : An. G tampak batuk kering
Data Obyektif : suhu anak 38C,
(non-produktif), Leukosit 20.600/ul,
makan 3 sendok, anak tampak rewel,
LED 30mm, Suhu 38ºC.
anak tampak lemas, anak tampak batuk
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan
kering (non-produktif), wajah tampak
keperawatan 3x24 jam, bersihan jalan
pucat, anak tampak takut dan malu saat
nafas efektif
perawat mendekatinya, Ibu An. G
Kriteria Hasil : Tidak ada batuk, tidak
bertanya tentang akibat lanjut dari
ada sputum, tidak ada pilek, RR
epilepsi, ibu tampak cemas, tampak
<40x/menit, suara nafas vesikuler,
An.G tidak mau makan, anak terpasang
leukosit dalam batas normal (5.000-
infus RL 15 tpm pada tangan kiri, Suhu
10.000/ul), LED dalam batas normal
38ºC, HB 9,6 g/dl, HT 30,7%, leukosit
(0-10mm), suhu 36-37ºC.
45
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan dahi, ketiak dan memberi obat sanmol
keperawatan 3x24 jam, cidera tidak terjadi sirup 1 cth dengan RS : ibu
Kriteria Hasil : Suhu 36-37ºC, anak mengatakan mengerti dan sudah
tidak rewel, tidak ada kejang diberikan sanmol sirup, RO : tampak
Rencana Tindakan : ibu mengompres anaknya. Pukul 10.00
1. Observasi peningkatan suhu WIB mengkaji sifat dan penyebab
2. Kaji sifat dan timbulnya kejang timbulnya kejang dengan RS : ibu An.G
3. Kaji dan monitor : tingkat mengatakan sebelum kejang suhu tubuh
kesadaran, adanya kejang (jenis dan An.G meningkat yaitu sampai 39ºC,
lamanya) RO : suhu 38ºC. Pukul 11.00 Mengkaji
4. Laporkan tanda-tanda awal dan memonitor tingkat kesadaran
munculnya risiko : demam terlalu dengan RS : - , RO : tingkat kesadaran
tinggi, tanda- tanda kejang compos mentis. Pukul 14.00
5. Longgarkan pakaian jika terjadi Mengobservasi peningkatan suhu
kejang dengan RS : ibu An.G mengatakan
6. Beri kompres air hangat pada dahi, demamnya semakin meningkat, RO :
ketiak dan selangkangan suhu 38,5º, tampak ibu terus
7. Tidurkan dan istirahatkan anak mengompres anaknya. Pukul 14.15
setelah kejang WIB memberikan obat paracetamol
8. Beri obat antipiretik : Parasetamol 100mg melalui IV drip dengan RS : ibu
100mg (IV drip) An.G mengatakan anaknya badannya
9. Beri obat anti kejang : Sibital panas, RO: obat paracetamol 100mg
2x100mg, depakene 2x250mg/5ml telah diberikan melalui IV drip. Pukul
15.00 WIB mengobservasi
Pelaksanaan : peningkatan suhu dengan RS : ibu
Tanggal 12 Maret 2018 An.G mengatakan badan An.G tidak
Pada Pukul 08.30 WIB mengobservasi panas lagi seperti tadi, RO : suhu
peningkatan suhu dengan RS : ibu 37,5ºC (perawat ruangan). Pukul 20.30
An.G mengatakan An.G demamnya WIB memantau peningkatan suhu
naik turun, RO : suhu 38ºC, An.G tidak dengan RS : - , RO : suhu 37,3ºC
tampak kejang. Pukul 08.45 WIB (perawat ruangan). Pukul 05.00 WIB
menganjurkan ibu untuk mengompres memantau peningkatan suhu dengan
anaknya dengan air hangat pada bagian RS : ibu An.G mengatakan anaknya
47
sudah tidak panas lagi, RO : suhu 37ºC 3. Kaji dan observasi penyebab
(perawat ruangan). kehilangan cairan
4. Berikan asupan cairan sesuai
Evaluasi kebutuhan
Tanggal 14 Maret 2018 5. Pantau hasil Laboratorium :
Subjektif : ibu An.G mengatakan Hematokrit
anaknya sudah tidak panas dan tidak 6. Pemasangan infus RL 15 tpm
kejang. Objektif : suhu 36,7ºC, tidak Pelaksanaan :
rewel, tidak ada kejang. Analisa : Tanggal 12 Maret 2018
tujuan tercapai, maslah teratasi. Pukul 10.00 WIB mengkaji turgor kulit
Planning : intervensi dihentikan dan membran mukosa An.G dengan RS
(menganjurkan orang tua untuk : - , RO : turgor kulit elastis, membran
memberikan obat panas dan anti kejang mukosa lembab. Pukul 11.00 WIB
jika anak demam dan kejang, monitor tanda-tanda dehidrasi dengan
melonggarkan pakaian anak jika terjadi RS : - , RO : tidak ada tanda-tanda
kejang agar lebih bisa bernafas). dehidrasi, turgor kulit elastis,
membran mukosa lembab, CRT 2
c. Risiko defisit volume cairan detik. Pukul 14.15 memberikan obat
berhubungan dengan intake in paracetamol 100mg melalui IV drip
adekuat, hipertemi ditandai dengan dengan RS : ibu An.G mengatakan
DS : Tidak ada. DO : HT 30,7%, Suhu anaknya badannya panas, RO : obat
38ºC, balance cairan -200 cc/24 jam paracetamol 100mg telah diberikan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan melalui IV drip. Pukul 15.00 WIB
keperawatan 3x24 jam, volume cairan mengobservasi peningkatan suhu
adekuat dengan RS : ibu An.G mengatakan
Kriteria Hasil : suhu 36-37,5ºC, bibir badan An.G tidak panas lagi seperti
lembab, turgor kulit elastis, membran tadi, RO: suhu 37,5ºC (perawat
mukosa lembab, HT 40-54%, balence ruangan). Pukul 07.00 WIB memonitor
cairan seimbang dan ukur intake dan output dengan RS
Rencana Tindakan : : ibu An.G mengatakan anaknya sangat
1. Monitor dan ukur intake dan output sering menyusu ±350cc, MPASI hanya
2. Kaji turgor kulit dan membran mukosa 3 sendok ±150cc, RO : infus 350cc,
serta adanya tanda-tanda dehidrasi urine(pampers) 750cc. IWL(10kgx30)
48