Anda di halaman 1dari 10

TUGAS DAN KEWENANGAN PEJABAT PERBENDAHARAAN

NEGARA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN


2014 TENTANG ADMINISTRASI PEMERINTAHAN
Oleh : HERYANTO SIJABAT, S.H., M.H.*)

ABSTRACT
Treasury officials are government officials who perform duties and authority in
the management of state finances. The official legal consequences should generally
be subject to the regulations governing public administration. Based on the legal
paradigm in public administration, Treasury officials in exercising its authority is
limited to the period or the time limit of authority, regional or local authority and the
enactment of the field or the material scope of authority. Prohibition of abuse of
authority by officials repertory includes a ban on the activity exceeds authority,
prohibition of mixing up authority and the prohibition on acting arbitrarily.
Keywords : Authority, Officials Pembendaharaan State.

ABSTRAK
Pejabat Perbendaharaan merupakan pejabat pemerintahan yang melakukan
tugas dan kewenangan dalam pengelolaan keuangan negara. Akibat hukumnya
pejabat tersebut harus tunduk secara umum kepada peraturan yang mengatur
tentang administrasi pemerintahan. Berdasarkan paradigma dalam hukum
administrasi pemerintahan, Pejabat Perbendaharaan dalam melaksanakan
kewenangannya dibatasi dengan masa atau tenggang waktu wewenang, wilayah
atau daerah berlakunya wewenang dan cakupan bidang atau materi wewenang.
Larangan penyalahgunaan Wewenang oleh pejabat perbendaharaan meliputi
adanya pelarangan aktifitas melampaui wewenang, pelarangan mencampuradukkan
Wewenang dan pelarangan untuk bertindak sewenang-wenang.
Kata Kunci : Kewenangan, Pejabat, Pembendaharaan Negara.

PENDAHULUAN negara, Penataan ulang sistem


Penerapan prinsip good pengelolaan keuangan negara dan
govenanceis a must dalam Pengembangan sumber daya manusia
pemerintahan yang transparan dan di bidang keuangan negara.
bertanggungjawab merupakan salah Transformasi dan reformasi
satu ciri dari dilaksanakannya pengelolaan keuangan negara mulai
transformasi dan reformasi. dilakukan dengan dikeluarkannya paket
Transformasi dan reformasi dilakukan perundang-undangan yaitu Undang-
dengan mengatur kembali peraturan Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
perundang-undangan sebagai keuangan negara, Undang-undang
landasan hukum keuangan negara, Nomor 1 tahun 2004 tentang
penataan kelembagaan keuangan perbendaharaan negara dan Undang-
negara, Penataan ulang sistem undang Nomor 15 tahun 2004 tentang
pengelolaan
*) keuangan
Widyaiswara Madya Pusdiklat negara danPerbendaharaan
Anggaran dan pemeriksaan pengelolaan
Badan Pendidikan dan tanggung
dan Pelatihan Keuangan
Kementerian Keuangan
Pengembangan sumber daya manusia jawab keuangan negara.
di bidang keuangan negara.
1
undang Nomor 15 tahun 2004 tentang yang merupakan pejabat yang
pemeriksaan pengelolaan dan tanggung melakukan pengelola keuangan negara
jawab keuangan negara. pada kementerian/lembaga diperjelas
Alasan-alasan dilakukannya agar tidak tumpang tindih. Hal ini diatur
transformasi dan reformasi pengelolaan dalamperaturan Pemerintah Nomor 45
keuangan negara antara lain fungsi tahun 2013 tentang tata cara
perencanaan yang belum tegas benang pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
merahnya dengan penganggaran, Belanja Negara. Pejabat
institusi penganggaran yang terbelah perbendaharaan adalah Pengguna
antara anggaran rutin dan Anggaran (PA), Kuasa Pengguna
pembangunan, anggaran yang Anggaran (KPA), Pejabat Pembuat
berorientasi pada input bukan output Komitmen (PPK), Pejabat
atau outcomes, Penandatangan Surat Perintah Bayar
landasanpelaksanaanhakbujetlegislatif (PPSPM), Bendahara Umum Negara
yang belumtersedia, fungsifinancial (BUN), Bendahara Penerimaan, dan
management yang tidakterpadu, Bendahara Pengeluaran.
danfungsioperasional yang belum Dalam prakteknya para pejabat
optimal (let the managers manage), perbendaharaan memiliki “phobia”
dukunganpembiayaanalternatif yang ketika melaksanakan tugas dan
belum tersedia setelah independensi BI, kewenangannya dikarenakan tidak ada
penyelenggaraan fungsi treasury (kas, jaminan hukum dalam pelaksanaan
piutang, utang, investasi, aset lain) yang tugasnya. Seluruh keputusan yang
jauhdari optimal, tanggungjawab diambil oleh pejabat perbendaharaan
kementerian / lembaga terhadap dapat diseret ke ranah pidana
penggunaan anggaran belum cukup khususnya tindak pidana korupsi
tegas, belum tersedia standar akuntansi walaupun sebenarnya masih ranah
bagi pelaporan keuangan pemerintah, administrasi pemerintahan.
laporan keuangan hanya meliputi
realisasi anggaran dan penyajiannya Tugas dan Kewenangan Pejabat
sangat lambat dan yang terakhir fungsi Perbendaharaan Negara
pemeriksaan yang kurang efektif dan 1. Pengguna Anggaran.
tumpang tindih. Pengguna Anggaran
Penegasan tugas dan (PA)merupakan seorang pejabat yang
kewenangan pejabat perbendaharaan menjadi pemegang kewenangan

2
penggunaan anggaran Kementerian menunjuk kepala Satuan Kerja yang
Negara/Lembaga. Menteri dan Pimpinan melaksanakan kegiatan Kementerian
Lembaga selaku penyelenggara urusan Negara/Lembaga sebagai Kuasa
tertentu dalam pemerintahan Pengguna Anggaran (KPA) dan
merupakan PA atas bagian anggaran menetapkan Pejabat Perbendaharaan
(BA) yang disediakan untuk lainnya. Termasuk Pengguna Anggaran
penyelenggaraan urusan pemerintahan (PA) dapat melimpahkan kepada KPA
yang menjadi tugas dan penetapan pejabat perbendaharaan
kewenangannya. Khusus untuk Menteri lainnya atau untuk hal tertentu, PA
Keuangan, selain sebagai PA atas dapat menunjuk pejabat selain kepala
bagian anggaran untuk Kementerian Satuan Kerja sebagai KPA.
Keuangan, juga bertindak selaku PA 2. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
atas bagian anggaran yang bukan KPA yang ditetapkan oleh PA
merupakan bagian anggaran diberikan tugas dan wewenang dalam
Kementerian Negara/Lembaga tertentu rangka pelaksanaan anggaran berupa
contohnya Bagian Anggaran Bendahara penyusunan DIPA, menetapkan pejabat
Umum Negara (999). perbendaharaan lainnya (PPK, PPSPM,
Selanjutnya Menteri dan Bendahara Penerimaan, Bendahara
Pimpinan Lembaga bertanggung jawab Pengeluaran dan Bendahara
secara formal dan materiil kepada Pengeluaran Pembantu), menetapkan
Presiden atas pelaksanaan kebijakan panitia/pejabat yang terlibat dalam
anggaran Kementerian pelaksanaan kegiatan dan anggaran,
Negara/Lembaga yang menetapkan rencana pelaksanaan
dikuasainya.Yang dimaksud dengan kegiatan dan rencana pencairan dana,
pertanggung jawaban formal dari PA melakukan tindakan yang
adalah tanggung jawab atas mengakibatkan pengeluaran anggaran
pengelolaan keuangan Kementerian Belanja Negara, melakukan pengujian
Negara/Lembaga yang dipimpinnya. tagihan dan perintah pembayaran atas
Sedangkan Tanggung jawab materiil beban anggaran negara, memberikan
adalah tanggung jawab atas supervisi, konsultasi, dan pengendalian
penggunaan anggaran dan hasil yang pelaksanaan kegiatan dan anggaran,
dicapai atas anggaran negara yang mengawasi penatausahaan dokumen
telah diterimanya. Pengguna Anggaran dan transaksi yang berkaitan dengan
(PA) memiliki wewenang untuk pelaksanaan kegiatan dan anggaran

3
serta menyusun laporan keuangan dan Komitmen merupakan pejabat yang
kinerja sesuai dengan Peraturan bertanggung jawab atas pelaksanaan
Perundang-undangan. Pengadaan Barang/Jasa.
Sama halnya dengan PA yang Apabila dilihat dari defenisi
bertanggungjawab secara formal dan perundangan yang diatas maka
materil kepada Presiden, KPA juga pengertian PPK dalam PP nomor 45
memberikan pertanggungjawaban tahun 2013 memiliki pengertian yang
secara formal dan materiil kepada PA lebih luas dibandingkan Perpres Nomor
atas pelaksanaan Kegiatan yang berada 54 tahun 2010 yaitu PPK diberikan
dalam penguasaannya. Tanggung mengambil keputusan dan/atau
jawab formal tersebut merupakan melakukan tindakan yang dapat
tanggung jawab atas pelaksanaan tugas mengakibatkan pengeluaran anggaran
dan wewenang KPA sedangkan untuk belanja negara (belanja gaji, belanja
pertanggungjawaban merupakan barang, belanja modal, belanja sosial,
tanggung jawab atas penggunaan hibah, bayar utang dan belanja lain-lain)
anggaran dan keluaran (output) yang bukan hanya bertanggungjawab atas
dihasilkan atas beban anggaran negara. pelaksanaan pengadaan barang jasa.
3. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 4. Bendahara Umum Negara
Defenisi Pejabat Pembuat Undang-Undang Nomor 1 Tahun
Komitmen (PPK) agak berbeda dalam 2004 menetapkan Menteri Keuangan
Peraturan Pemerintah Nomor 45 tahun selaku Bendahara Umum Negara
2013 dan Peraturan Presiden Nomor 54 (BUN). Menteri Keuangan selaku BUN
tahun 2010 dan perubahannya. Pasal 1 dapat mengangkat Kuasa BUN. BUN
angka 23 PP Nomor 45 tahun 2013 memiliki tugas dan wewenang yaitu :
menerangkan yang dimaksud dengan a. membuka Rekening Kas Umum
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Negara untuk menampung seluruh
adalah pejabat yang diberi kewenangan penerimaan negara dan membayar
oleh PA/KPA untuk mengambil seluruh pengeluaran negara pada
keputusan dan/atau melakukan tindakan bank sentral.
yang dapat mengakibatkan pengeluaran b. melaksanakan penerimaan dan
anggaran belanja negara.Sedangkan pengeluaran Kas Negara dalam
dalam Pasal 1 angka 7 Peraturan rangka pengendalian pelaksanaan
Presiden Nomor 54 tahun 2010 anggaran negara.
pendefenisian Pejabat Pembuat

4
c. memerintahkan penagihan Piutang Persediaan. Pembayaran dilakukan atas
Negara kepada pihak ketiga sebagai permintaan dari Pejabat Pembuat
penerimaan anggaran. Komitmen atas nama Kuasa Pengguna
d. melakukan pembayaran tagihan Anggaran. Bendahara Pengeluaran
pihak ketiga sebagai pengeluaran dapat menolak permintaan pembayaran
anggaran. apabila dokumen pendukung tidak
lengkap, benar dan sah. Bendahara
5. Bendahara Penerimaan. Pengeluaran juga memiliki kewajiban
Jika dibutuhkan dalam satuan untuk memungut dan menyetorkan
kerja, Kuasa Pengguna Anggaran dapat pajak atas setiap transaksi yang
mengangkat Bendahara Penerimaan. dilakukannya. Atas uang persediaan
Bendahara Penerimaan memiliki tugas yang dikelolannya Bendahara
untuk menerima dan menyimpan uang Pengeluaran diharuskan membuat
Pendapatan Negara yang diterimanya. laporan pertanggungjawaban yang
Selanjutnya uang tersebut disetorkan ke diserahkan kepada Kuasa BUN dan
rekening Kas Negara secara periodik. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Bendahara Penerimaan diwajibkan
Tugas dan Kewenangan Pejabat
untuk menatausahakan dan membuat
Perbendaharaan Negara Ditinjau Dari
laporan pertanggungjawaban atas
Undang-Undang Nomor 30 Tahun
penerimaan uang yang diterimanya.
2014 Tentang Administrasi
6. Bendahara Pengeluaran /
Pemerintahan
Bendahara Pengeluaran
Undang-undang Nomor 30 tahun
Pembantu.
2014 menegaskan administrasi
Tugas Bendahara Pengeluaran
Pemerintahan merupakan tata laksana
melaksanakan fungsi kebendaharaan
dalam pengambilan keputusan dan atau
atas uang persediaan yang dikelolanya.
tindakan oleh badan danatau pejabat
Bendahara Pengeluaran dalam
pemerintahan. Para pejabat
pekerjaan dapat dibantu oleh satu atau
pemerintahan dalam pelaksanaan tugas
lebih Bendahara Pengeluaran
dan kewenangannya bertindak dalam
Pembantu dengan tujuan untuk
ranah hukum publik dan keputusan yang
meningkatkan efektivitas dan efisiensi
dikeluarkan merupakan ketetapan
pelaksanaan anggaran belanja.
tertulis. Tugas dan kewenangan yang
Bendahara Pengeluaran dapat
dilakukan dapat melakukan atau tidak
melakukan pembayaran dari dana Uang

5
melakukan sesuatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
jabatannya. undangan.
Sesuai dengan Undang-undang 7. Menunjuk pelaksana harian atau
Nomor 30 tahun 2014, Pejabat pelaksana tugas untuk
Perbendaharaan merupakan pejabat melaksanakan tugas apabila
pemerintahan yang melakukan tugas pejabatdefinitif berhalangan,
dan kewenangan dalam pengelolaan 8. Menerbitkan Izin, Dispensasi, dan
keuangan negara. Akibat hukumnya atau Konsesi sesuai dengan
pejabat tersebut harus tunduk secara ketentuan peraturan
umum kepada peraturan yang mengatur perundangundangan.
tentang administrasi pemerintahan. 9. Memperoleh perlindungan hukum
Dalam administrasi pemerintahan dan jaminan keamanan dalam
Pejabat Perbendaharaan memiliki hak menjalankan tugasnya.
dan kewajiban. Hak-hak antara lain : 10. Memperoleh bantuan hukum dalam
1. Melaksanakan Kewenangan yang pelaksanaan tugasnya.
dimiliki berdasarkan ketentuan 11. Menyelesaikan Sengketa
peraturan perundang-undangan dan Kewenangan di lingkungan atau
Azas-azas Umum Pemerintahan wilayah kewenangannya.
Yang Baik. 12. Menyelesaikan Upaya Administratif
2. Menyelenggarakan aktivitas yang diajukan masyarakat atas
pemerintahan berdasarkan Keputusan
Kewenangan yang dimiliki. yang dibuatnya.
3. Menetapkan Keputusan dan atau 13. Menjatuhkan sanksi administratif
tindakan berbentuk tertulis atau kepada bawahan yang melakukan
elektronis. pelanggaran.
4. Menerbitkan atau tidak menerbitkan, Sedangkan Kewajiban Pejabat
mengubah, mengganti, mencabut, Perbendaharaan Negara adalah :
menunda, dan ataumembatalkan a. Membuat Keputusan dan/atau
Keputusan’ Tindakan sesuai dengan
5. Menggunakan Diskresi sesuai kewenangannya.
dengan tujuannya. b. Mematuhi Asas-asa Umum
6. Mendelegasikan dan memberikan Pemerintahan yang Baik dan sesuai
Mandat kepada Pejabat dengan ketentuan peraturan
Pemerintahan lainnya sesuai dengan perundang-undangan.

6
c. Mematuhi persyaratan dan prosedur diputuskan dalam keberatan/
pembuatan Keputusan dan/atau banding.
Tindakan. k. Melaksanakan Keputusan dan/atau
d. Mematuhi Undang-Undang ini dalam Tindakan yang sah dan Keputusan
menggunakan Diskresi. yang telah dinyatakan tidak sah atau
e. Memberikan Bantuan Kedinasan dibatalkan oleh Pengadilan, pejabat
kepada Badan dan/atau Pejabat yang bersangkutan, atau Atasan
Pemerintahan yang memintabantuan Pejabat.
untuk melaksanakan l. Mematuhi putusan Pengadilan yang
penyelenggaraan pemerintahan telah berkekuatan hukum tetap.
tertentu. Salah satu indikator bahwa
f. Memberikan kesempatan kepada Pejabat Perbendaharaan Negara telah
Warga Masyarakat untuk didengar melakukan administrasi pemerintahan
pendapatnya sebelummembuat adalah melaksanakan asas-asas umum
Keputusan sesuai dengan ketentuan pemerintahan yang baik. Asas-asas
peraturan perundang-undangan. umum pemerintahan yang baik meliputi
g. Memberitahukan kepada Warga adanya kepastian hukum, kemanfaatan,
Masyarakat yang berkaitan dengan ketidakberpihakan, kecermatan, tidak
Keputusan yang menimbulkan menyalahgunakan kewenangan,
kerugian paling lama 10 (sepuluh) keterbukaan, kepentingan umum dan
hari kerja terhitung sejak Keputusan pelayanan yang baik. Termasuk juga
ditetapkan dan atau dilakukan. berlaku asas-asas yang berlaku dalam
h. Menyusun standar operasional pengelolaan keuangan negara.
prosedur pembuatan Keputusan Contohnya : Pejabat Perbendaharaan
dan/atau Tindakan. dilarang mengeluarkan atau belanja
i. Memeriksa dan meneliti dokumen apabila anggaran tidak tersedia dalam
Administrasi Pemerintahan, serta Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
membuka akses (DIPA). Azas umum yang lain seperti
dokumenAdministrasi Pemerintahan Pejabat Perbendaharaan diharuskan
kepada Warga Masyarakat, kecuali tidak boleh membayar barang jasa
ditentukan lain oleh undangundang. apabila barang jasa tersebut belum
j. Menerbitkan Keputusan terhadap diterima kecuali untuk hal-hal yang
permohonan Warga Masyarakat, diatur oleh peraturan seperti sewa
sesuai dengan hal-hal yang kantor. Penggunaan sewa kantor baru

7
dapat digunakan jika negara telah tugas pokok dan fungsi dari Inspektorat
membayar terlebih dahulu biaya sewa Jenderal. Hasil pengawasan dari
kantor tersebut kepada penyedia. Inspektorat Jenderal dapat berupa
Berdasarkan paradigma dalam rekomendasi tidak terdapat kesalahan,
hukum administrasi terdapat kesalahan administratif atau
pemerintahan,Pejabat Perbendaharaan terdapat kesalahan administratif yang
dalam melaksanakan kewenangannya menimbulkan kerugian keuangan
dibatasi dengan masa atau tenggang negara.
waktu wewenang, wilayah atau daerah Yopie menjelaskan bahwa secara
berlakunya wewenang dan cakupan prinsip penyalahgunaan kewenangan
bidang atau materi wewenang.Larangan dalam administrasi pemerintahan
penyalahgunaan Wewenang oleh tidaklah sama dengan unsur melawan
pejabat perbendaharaan meliputi hukum khususnya dalam tindak pidana
adanya pelarangan aktifitas melampaui korupsi. Karenanya kedua unsur ini
wewenang, pelarangan dipisahkan dalam Undang-Undang
mencampuradukkan Wewenang dan Tindak Pidana Korupsi. (Yopie Morya
pelarangan untuk bertindak sewenang- Immanuel Patiro : 176)
wenang. Jika dilihat dalam pasal 21
Pejabat Perbendaharaan dapat Undang-undang Nomor 30 tahun 2014,
melakukan diskresi dalam pengelolaan penetapan adanya penyalahgunaan
keuangan negara dengan alasan kewenangan yang dilakukan pejabat
adanya ketentuan peraturan perundang- perbendaharaan dalam pengelolaan
undangan yang memberikan suatu keuangan negara dimintakan ke
pilihan. Termasuk juga jika perundang- Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
undangan tidak mengatur, tidak lengkap Putusan PTUN dapat diajukan banding
atau tidak jelas. Diskresi dapat juga kepada Pengadilan Tinggi Tata Usaha
dilakukan jikakarena adanya stagnasi Negara dan menjadi putusan final.
pemerintahan guna kepentingan yang Fathudin menyebutkan bahwa
lebih luas. penyalahgunaan wewenang memang
Pelaksanaan kewenangan menuai kontroversi apakah menjadi
diskresi Pejabat Perbendaharaan domain hukum administrasi negara
diawasi oleh Aparat Pengawasan Intern dengan Peradilan Tata Usaha Negara
Pemerintah (APIP). APIP itu sendiri di yang memiliki kompetensi absolutnya
Kementerian/Lembaga biasanya adalah atau langsung ditarik ke ranah hukum

8
pidana dalam hal ini Peradilan Umum.
Yopie Morya Immanuel Patiro, Diskresi
Pertanggungjawaban pidana pemegang
Pejabat Publik dan Tindak Pidana
jabatan dalam sistem hukum Indonesia, Korupsi, CV. Keni Media,
Bandung, 2012.
terutama kaitannya dengan tindak
pidana korupsi, masih mendua di dalam
mengedepankan asas pidana lex
specialis systematic atau logische
specialiteit terhadap administratif penal
law dan masih menerapkan Undang-
Undang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi sebagai lex specialis. (Fathudin
: 125).

Kesimpulan :
1. Segala Keputusan Pejabat
Perbendaharaan dalam pengelolaan
keuangan negara termasuk dalam
ranah administrasi pemerintahan
sesuai dengan Undang-Undang
Nomor 30 Tahun 2014.
2. Pejabat Perbendaharaan dalam
pengelolaan keuangan negara
memiliki diskresi untuk kelancaran
pembayaran sesuai dengan
peraturan yang belaku.

DAFTAR PUSTAKA

Fathudin, Tindak Pidana Korupsi


(Dugaan Penyalahgunaan
Wewenang) Pejabat Publik
(Perspektif Undang-Undang
Nomor 30 Tahun 2014 Tentang
Administrasi Pemerintahan),
Jurnal Cita Hukum. Vol. II No. 1
Juni 2015.

9
10

Anda mungkin juga menyukai