Jawaban: Target inflasi (inflation targeting) adalah pendekatan di mana otoritas moneter diwajibkan untuk mengumumkan target inflasi secara eksplisit kepada masyarakat sekaligus otoritas moneter diarahkan untuk mencapai target inflasi pada waktu yang telah ditentukan (agreed time horizon). Target inflasi merupakan kebijakan yang langsung menuju sasaran (straightforward). Bank sentral diharapkan mampu meramalkan inflasi masa datang dan membandingkannya dengan target inflasi yang diharapkan (yaitu tingkat inflasi di mana pemerintah menilai layak bagi tingkat perekonomian) untuk dapat menentukan besarnya kebijakan moneter yang harus disesuaikan. Sejalan dengan diberlakukannya UU No. 23 Tahun 1999 sejak tahun 2000 Bank Indonesia mulai menempuh langkah-langkah untuk menerapkan kerangka kerja target inflasi. Langkah-langkah yang ditempuh Bank Indonesia antara lain: 1. Menetapkan sasaran inflasi. Sejak tahun 2000 Bank Indonesia mengumumkan sasaran inflasi yang akan dicapai untuk jangka waktu 3-5 tahun sebesar 6 persen. Jenis inflasi yang dipergunakan adalah Indeks Harga Konsumen (IHK). Sementara itu dasar perumusan internalnya Bank Indonesia mengembangkan jenis inflasi yang dapat dikendalikan oleh kebijakan moneter yaitu inflasi inti (core inflation). Inflasi inti dihitung dengan mengeluarkan dari IHK, komponen harga barang yang ditetapkan oleh pemerintah dan harga barang makanan yang menunjukkan fluktuasi yang berlebihan sebagai dampak pengaruh pasokan dan perubahan iklim. 2. Kebijakan moneter yang mengarah ke depan. Untuk mendukung kebijakan tersebut maka Bank Indonesia mengembangkan model-model proyeksi ekonomi, nilai tukar dan inflasi untuk merumuskan kebijakan moneternya. Hingga tahun 2003, operasi pengendalian moneter untuk mencapai sasaran inflasi dilakukan dengan sasaran uang primer dan mulai tahun 2004 Bank Indonesia beralih ke suku bunga sebagai sasaran operasional seperti yang dilakukan bank sentral negara lain yang menerapkan kebijakan target inflasi. 3. Akuntabilitas. Sesuai UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia yang diubah menjadi UU No. 3 Tahun 2004, Bank Indonesia diwajibkan untuk menyampaikan laporan tahunan dan laporan triwulan termasuk kebijakan moneter kepada DPR. Perubahan undang-undang tersebut dimaksudkan untuk memperkuat akuntabilitas pelaksanaan tugas dan wewenang Bank Indonesia termasuk dalam hal pelaksanaan kebijakan moneter. Menurut saya kebijakan ITF di Indonesia sudah baik akan tetapi belum bisa dibilang efektif. Hal tersebut dikarenakan meskipun langkah persiapan dan kebijakan moneter terus dikuatkan, penerapan kerangka target inflasi sendiri tidaklah mudah. Hal ini terkait dengan kondisi perekonomian dan perbankan di Indonesia yang mengalami perubahan struktural. Banyak sekali kredit yang digulirkan perbankan namun bukan untuk sektor produktif melainkan sektor konsumtif.
Sumber: Ekonomi Moneter (BMP) ESPA4227/3SKS/Modul 1-9 Edisi 2 oleh Etty Puji Lestari.