Anda di halaman 1dari 2

SKENARIO 4-A

Seorang wanita, Nn. Y, usia 22 tahun, mendatangi salah satu RS swasta di Kota
Malang karena mengeluh perdarahan yang berlebihan disertai dengan teraba
benjolan di perut bagian bawah. Dokter spesialis penyakit dalam yang memeriksa
pada saat itu melakukan pemeriksaan dengan menggunakan USG dan menyatakan
bahwa ada kemungkinan Nn. Y memiliki myoma di rahimnya. Dokter tersebut
merujuk Nn. Y untuk memeriksakan dirinya lebih lanjut ke dokter spesialis
kandungan di RS yang sama.

Setelah dilakukan rujukan lebih lanjut ke dokter spesialis kandungan, Nn. Y


disarankan untuk operasi pengangkatan myoma yang direncanakan dilakukan
keesokan harinya. Dokter spesialis kandungan yang memeriksa Nn. Y yang akan
melakukan operasi tersebut. Saat proses pengangkatan myoma berlangsung, dokter
Sp.OGnya juga mengangkat kedua indung telur Nn. Y yang sedang dalam keadaan
tidak sadar akibat pengaruh obat bius. Setelah operasi selesai dan Ny. Y sudah
diperbolehkan keluar dari RS, dokter tersebut memberitahu kepada Nn. Y bahwa
kedua indung telurnya telah diangkat dan ia tidak bisa memiliki keturunan lagi.
Dokter tersebut menyatakan bahwa saat operasi ia mencurigai seperti ada kanker
di indung telur Nn. Y, lalu kemudian memutuskan untuk mengangkat keduanya demi
kebaikan Nn. Y.
SKENARIO 4-B

Seorang dokter, dr. S, berusia 35 tahun, dia adalah seorang dokter spesialis
penyakit dalam yang cukup ternama di kota Surabaya. Sebagai seorang dokter
lulusan terbaik di universitasnya dan bekerja di salah satu Rumah Sakit Swasta di
kota Surabaya, tentu saja semakin meningkatkan popularitas dr. S.

Di sela-sela aktivitasnya di Rumah Sakit, seringkali para sales representatives


dari berbagai perusahaan farmasi mendekatinya untuk menawarkan berbagai
bentuk kerjasama. Salah satu perusahaan farmasi PMA berhasil bekerjasama dengan
dr. S. Perusahaan farmasi tersebut menawarkan berbagai macam fasilitas kepada dr.
S dengan catatan dr. S sering meresepkan obat-obat produksi perusahaan mereka.
Dr. S memang tampak lebih sering meresepkan berbagai macam obat dari
perusahaan X tersebut kepada pasiennya, tanpa melihat kemampuan ekonomi
pasiennya. Sehingga semua pasien dr. S berusaha untuk membeli resep obat tersebut
semahal apapun karena kemampuan dr. S untuk meyakinkan pasiennya cukup baik.

Setelah 6 bulan berjalan, perusahaan farmasi X memberikan reward kepada


dr. S untuk melakukan perjalanan wisata keliling Eropa bersama keluarga selama 10
hari sekaligus mengikuti kegiatan seminar ilmiah di Jerman. Tentu saja hal tersebut
membuat dr. S semakin bersemangat untuk bekerjasama dengan perusahaan X.

Anda mungkin juga menyukai