Anda di halaman 1dari 5

JURNAL HUTAN LESTARI (2017)

Vol. 5 (1) : 121 - 125

SIKAP MASYARAKAT TERHADAP PERBURUAN DAN PERDAGANGAN


ORANGUTAN (Pongo pygmaeus) DI DESA KEPARI KECAMATAN SUNGAI
LAUR KABUPATEN KETAPANG

Rinta Islami, Fahrizal, Iskandar


Fakultas kehutanan Universitas Tanjungpura. Jalan Imam Bonjol Pontianak 78124
Email: Rintaislami@ymail.com

ABSTRACT
Borneo orangutan (Pongo pygmaeus) was the only great apes that lives in Asia, one of in
Indonesia. The Kepari village was one of distribution of orangutans in West Borneo, but
the number of wild populations always decreased, based on the red list issued by IUCN
in 2015, orangutan defined as animals that have endangered status, in addition to the
orangutan was also listed in Appendix I CITES which means both animals and all
products derived therefrom should not be traded anywhere. Success or failure of
conservation undertaken by the government can’t be separated from the attitude of the
community. This study aims to determine how public attitudes toward hunting and trade
of orangutans and analyze the relationship between attitudes towards hunting and trade
of orangutans with the level of perception, knowledge, and cosmopolitan. The results
showed that people tend neutral attitude towards hunting and trade of orangutans, and
the results of the analysis showed that the level of perception, knowledge, and
cosmopolitan associated with public attitudes toward hunting and trade of orangutans.

Keywords: Borneo orangutan, Hunting and Trade, Public Attitudes.

PENDAHULUAN 2015, orangutan ditetapkan sebagai satwa


Orangutan merupakan satu-satunya yang memiliki status terancam punah
kera besar (great apes) yang hidup secara sehingga ditetapkan sebagai satwa langka
alami di benua Asia, yaitu di Indonesia dan dan dilindungi dalam Peraturan Perundang-
Malaysia. Di Indonesia sendiri orangutan undangan No. 5 tahun 1990. Hutan adat di
dibagi dalam dua spesies yaitu orangutan Desa Kepari merupakan salah satu sebaran
Kalimantan (Pongo pygmaeus) dan habitat orangutan yang ada di Kabupaten
orangutan Sumatera (Pongo abelii) (Buij Ketapang, namun keberadaan primata ini
dkk, 2002). Pada hutan hujan tropis semakin hari semakin mengkhawatirkan
orangutan menjadi “umbrella species” dan bahkan sudah sangat sulit ditemui. Berhasil
berperan penting dalam memencarkan biji- atau tidaknya konservasi yang dilakukan
biji dari tumbuhan yang dikonsumsinya oleh pemerintah tidak lepas dari sikap
(Galdikas, 1986). Selain itu orangutan juga masyarakat Sikap masyarakat yang baik
berperan penting dalam menggambarkan akan mendukung dan ikut menjaga
kondisi kualitas lingkungan (Rohman, keberadaan orangutan, begitu pula
2006). Namun jumlah populasi orangutan sebaliknya sikap masyarakat yang buruk
liar samakin menurun, berdasarkan daftar maka akan cendrung eksploitatif yang
merah yang dikeluarkan oleh IUCN tahun berujung pada kepunahan. Penelitian ini

121
JURNAL HUTAN LESTARI (2017)
Vol. 5 (1) : 121 - 125

bertujuan untuk mengetahui bagaimana kategori skala Likert dari 5 kategori sesuai
sikap masyarakat terhadap kegiatan wujud kategori masing-masing variabel
perburuan dan perdagangan orangutan dan maka digunakan rumus Sakawi (2003)
menganalisis hubungan antara sikap dalam Wamuak, (2014) sebagai berikut:
masyarakat terhadap perburuan dan SR = Total skor jawaban responden
perdagangan orangutan dengan tingkat menurut skala Likert
persepsi, tingkat pengetahuan, dan Jumlah pertanyaan dari masing-masing
kosmopolitan. variabel yang diukur
Analisa dilakukan secara analisis
METODE PENELITIAN
deskriptif yaitu dengan mendeskripsikan
Penelitian dilakukan selama 1 bulan di
atau menggambarkan dan analisis
Desa Kepari Kecamatan Sungai Laur
inferensial untuk mengetahui hubungan
Kabupaten Ketapang, metode yang
antara variabel terikat dan variabel bebas
digunakan adalah metode survey dengan
yang dalam penelitian ini menggunakan
teknik wawancara dan kuesioner. Variabel
rumus uji Korelasi Kendall Tau dengan
yang diamati adalah variabel terikat (sikap
rumus menurut Sugiyono (2015) sebagai
masyarakat) dan variabel bebas (tingkat
berikut:
pengetahuan, tingkat kosmopolitan dan
∑ 𝐴𝐴 − ∑ 𝐵𝐵
tingkat persepsi). Data penelitian yang 𝜏𝜏 =
𝑁𝑁(𝑁𝑁 − 1)
dikumpulkan terdiri dari 2 (dua) bentuk
2
data yakni data bersifat kuantitatif dan data Dimana:
yang bersifat kualitatif. Untuk data bentuk 𝜏𝜏 = koefesien korelasi kendall tau yang
kuantatif ditabulasi sebagaimana adanya, besarnya (-1 < 0 <1)
sedangkan data bentuk kualitatif dirubah A = jumlah rangkaian atas
kebentuk data kuantitatif menggunakan B = jumlah rangkaian bawa
skala Likert dengan 5 kategori pengukuran N = jumlahan gagasan sampel
berupa tingkat persetujuan responden
terhadap kuesioner yang diajukan dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
ukuran (sangat setuju = 5, setuju = 4, A. Sikap masyarakat
Netral/ragu-ragu = 3, tidak setuju =2, Berdasarkan hasil penelitian terhadap
sangat tidak setuju = 1). Selanjutnya dari 5 89 responden, diperoleh 25 responden atau
kategori pengukuran menurut skala Likert 28,09% yang bersikap positif, 38
dirubah menjadi 3 (tiga) kategori sesuai responden atau 42,70% bersikap netral dan
wujud kategori dari masing-masing 26 responden atau 29,21% bersikap negatif.
variabel penelitian. Untuk mengubah Dapat dilihat pada tabel. 1 berikut ini:

122
JURNAL HUTAN LESTARI (2017)
Vol. 5 (1) : 121 - 125

Tabel 1. Sikap Responden Terhadap Perburuan dan Perdagangan Orangutan.


(Respondents Attitudes to Orangutan Hunting and Trade)
No Sikap Jumlah Persentase (%)
1 Positif 25 28,09
2 Netral 38 42,70
3 Negatif 26 29,21
Jumlah 89 100

Hasil penelitian menunjukan bahwa ketertarikan masyarakat untuk mengetahui


sebanyak 25 atau 28,09% responden lebih dalam mengenai orangutan.
bersikap positif, 38 atau 42,70% responden B. Sikap Masyarakat Terhadap Perburuan
bersikap netral dan 26 atau 29,21% dan Perdagangan Orangutan
bersikap negatif, ini berarti masyarakat Berdasarkan Tingkat Pengetahuan
Desa Kepari bersikap netral terhadap Masyarakat Desa Kepari yang
perburuan dan perdagangan orangutan. dijadikan sampel pada penelitian ini
Sikap netral masyarakat dapat berarti berjumlah 89 responden dan dibagi
masyarakat tidak mendukung atau tidak menjadi 3 kategori yaitu masyarakat yang
menolak terjadinya kasus-kasus perburuan memiliki tingkat pengetahuan rendah,
dan perdagangan orangutan yang terjadi di sedang dan tinggi. Untuk lebih jelas,
sekitar mereka. Dari hasil wawancara hubungan antara tingkat pengetahuan
masyarakat menyebutkan bahwa dengan sikap masyarakat terhadap
kurangnya sosialisasi serta informasi dari perburuan dan perdagangan orangutan
luar menyebabkan tidak adanya dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini:

Tabel 2. Sikap Masyarakat Berdasarkan Tingkat Pengetahuan (Public Attitudes


Based on Knowledge Level)
Tingkat sikap Peng. Peng. Peng. ∑ v. value Koefisien
Rendah Sedang Tinggi Korelasi
Sikap Negatif 14 11 1 26
Sikap Netral 16 19 3 38
0,000 0,397
Sikap Positif 3 10 12 25
∑ 33 40 16 89

Selanjutnya dilakukan analisis untuk antara sikap dengan pengetahuan adalah


mengetahui hubungan antara kedua positif signifikan atau (terdapat hubungan)
variabel, diperoleh P. Value sebesar 0,000 dengan tingkat keeratan hubungan sebesar
sehingga dapat disimpulkan hubungan 0,397 dengan kekuatan hubungan lemah.

123
JURNAL HUTAN LESTARI (2017)
Vol. 5 (1) : 121 - 125

C. Sikap Masyarakat Terhadap Perburuan memiliki tingkat kosmopolitan rendah,


dan Perdagangan Orangutan sedang dan tinggi. Untuk mengetahui
Berdasarkan Tingkat Kosmopolitan hubungan antara tingkat kosmopolitan
Masyarakat Desa Kepari yang dengan sikap masyarakat terhadap
dijadikan sampel pada penelitian ini perburuan dan perdagangan orangutan
berjumlah 89 responden dan dibagi dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini:
menjadi 3 kategori yaitu masyarakat yang

Tabel 3. Sikap Masyarakat Berdasarkan Tingkat Kosmopolitan (Public Attitudes


Based on Kosmopolitan Level)
Tingkat Sikap Kos. Kos. Kos. ∑ P.value Koefisien
Rendah Sedang Tinggi Korelasi
Sikap Negatif 13 12 1 26
Sikap Netral 15 15 8 38
0,019 0,212
Sikap Positif 8 8 9 25
∑ 36 35 18 89

Selanjutnya dilakukan analisis untuk Masyarakat Desa Kepari yang


mengetahui hubungan antara kedua dijadikan sampel pada penelitian ini
variabel, diperoleh p. Value Sebesar 0,019 berjumlah 89 responden dan dibagi
sehingga dapat disimpulkan hubungan menjadi 3 kategori yaitu masyarakat yang
antara sikap dengan kosmopolitan adalah memiliki tingkat persepsi rendah, sedang
positif signifikan atau terdapat hubungan dan tinggi. Untuk lebih jelas, hubungan
dengan tingkat keeratan hubungan sebesar antara tingkat persepsi dengan sikap
0,212 dengan kekuatan hubungan lemah. masyarakat terhadap perburuan dan
D. Sikap Masyarakat Terhadap Perburuan perdagangan orangutan dapat dilihat pada
Orangutan Berdasarkan Tingkat tabel 4 berikut ini:
Persepsi

Tabel 4. Sikap Masyarakat Berdasarkan Tingkat Persepsi (Attitudes Based on


Perception Level)
Tingkat Sikap Per. Per. Per. ∑ P.value Koefisien
Rendah Sedang Tinggi Korelasi
Sikap Negatif 6 19 1 26
Sikap Netral 1 15 22 38
0,000 0,557
Sikap Positif 0 5 20 25
∑ 7 39 43 89

Selanjutnya dilakukan analisis untuk sehingga dapat disimpulkan hubungan


mengetahui hubungan antara kedua antara kedua Variabel ini, yaitu sikap
variabel, diperoleh p. Value Sebesar 0,000 dengan persepsi adalah positif signifikan

124
JURNAL HUTAN LESTARI (2017)
Vol. 5 (1) : 121 - 125

atau (terdapat hubungan) dengan keeratan DAFTAR PUSTAKA


hubungan sebesar 0,557 sehingga tingkat Buij, R., S.A. Wich, A.H. Lubis, And
persepsi masyarakat memiliki hubungan E.C.M. Sterck. 2002. Seasonal
dengan sikap masyarakat dengan kekuatan movements in the Sumatran
hubungan sedang. orangutan (Pongo pygmaeus abelii)
Kesimpulan and consequences for conservation.
Sikap masyarakat Desa Kepari Biol. Conserv.
cenderung Netral terhadap perburuan dan Galdikas, B.M.F. 1986. Adaptasi
perdagangan orangutan, ini berarti Orangutan di Suaka Tanjung Puting
masyarakat tidak menolak dan juga tidak Kalimantan Tengah. Universitas
menerima terjadinya perburuan dan Indonesia Press. Jakarta.
perdagangan orangutan. Tingkat
pengetahuan, kosmopolitan dan persepsi IUCN. 2015. IUCN Redtlist of Threatened
memiliki hubungan dengan sikap Species. www.redlist.org.
masyarakat terhadap perburuan dan Peraturan Perundang-undangan Nomor 5
perdagangan orangutan. Semakin tinggi Tahun 1990 Tentang Konservasi
tingkat pengetahuan, kosmopolitan dan Sumberdaya Alam Hayati Dan
persepsi masyarakat maka sikap masyarakat Ekosistemnya. Diakses 21 Mei 2016.
cenderung positif, begitu juga sebaliknya
Rohman, Nur, dkk. 2006. Inventarisasi dan
semakin rendah tingkat pengetahuan,
Identifikasi Kearifan Lokal dalam
kosmopolitan dan persepsi masyarakat
Pemanfaatan Sumber Daya Alam.
maka sikap masyarakat cenderung negatif.
Laporan Pelaksanaan Kegiatan Balai
Saran
Besar Taman Nasional Betung
Perlu adanya penyuluhan rutin terhadap
Kerihun, Kalimantan Barat.
masyarakat Desa Kepari tentang pentingnya
menjaga keberadaan orangutan. Sehingga Sugiyono, Statistik Nonparametris untuk
mereka dapat terlibat lansung dan mulai Penelitian, Penerbit Alfabeta
menjaga keberadaan orangutan di hutan Bandung, 2015.
mereka. Tidak semua hutan menjadi habitat Wamuak. 2014. Mengembangkan
orangutan oleh karena itu keberadaan hutan Penelitian Kualitatif. Suara Karya. 7
adat perlu dipertahankan agar satwa langka September
ini tetap dapat dipertahankan.

125

Anda mungkin juga menyukai