Agama ada yang bersifat primitif dan ada pula yang dianut oleh masyarakat yang telah meninggalkan fase keprimitifan. Agama yang terdapat dalam masyarakat primitif adalah dinamisme, animisme, politeisme, dan henoteisme. Dalam masyarakat yang sudah maju agama yang dianut adalah agama monoteisme (agama tauhid) yang dasar jarannya adalah Tuhan satu, Tuhan Maha Esa. Islam mengambil posisi sebagai agama Tauhid yang mengakui satu Tuhan yang terumuskan dalam kalimat Tauhid Laa Ilaha Illallah . Dan keyakinan atau keimanan yang merupakan pengembangan dari kalimat Tauhid di atas sering disebut Aqidah. Aqidah adalah iman atau keyakinan. Kedudukan akidah sangat sentral dan fundamental, menjadi asas sekaligus sangkutan atau gantungan segala sesuatu dalam Islam serta menjadi titik tolak kegiatan seorang muslim. Sistematika pokok-pokok keyakinan Islam terdapat dalam rukun iman yaitu : 1. Keyakinan (Iman) Kepada Allah Beriman kepada Allah berarti yakin dan sepenuh hati akan adanya Allah, keesaannya, serta sifat-sifatnya yang sempurna. Menjalankan perintah sesuai aturan Alquran dan As sunah. Menurut kaidah Islam, konsepsi tentang ketuhanan yang maha esa disebut tauhid. Ilmunya adalah Ilmu tauhid. Menurut Osman Raliby Ajaran Islam tentang kemahaesaan yaitu sebagai berikut a) Allah Maha Esa dalam zatnya, yaitu dirumuskan dengan kata bahwa Zat Allah tidak sama dan tidak dapat dibandingkan dengan apapun juga karna berbeda dengan segala sesuatu apapun. b) Allah Maha Esa dalam Sifat-sifatnya, mempunyai arti bahwa sifat-sifat Allah penuh kesempurnaan dan keutamaan, tidak ada yang menyamainya. Sifat-sifat Allah itu banyak dan tidak dapat di perkirakan, di dalam Alquran terdapat 99 sifat Allah yang disebut dengan Asmaul Husna(Nama-nama yang Indah). Sedangkan di dalam Ilmu Tauhid dijelaskan ada 20 sifat-sifat Allah. Sebagai mahasiswa kita perlu meyakini bahwa Allah itu Hidup, berkehendak, dan berkuasa. c) Allah Maha Esa dalam perbuatannya, artinya meyakini Tuhan dalam melakukan sesuatu sehingga hanyalah dia yang dapat berbuat menciptakan alam semesta ini. d) Allah Maha esa dalam Wujudnya, ini berarti bahwa wujud Allah lain sama sekali dari wujud alam semesta. Tidak dapat disamakan dan dirupakan dalam bentuk apapun juga. e) Allah Maha Esa Dalam menerima ibadah, berarti hanya Allah lah yang wajib disembah dan menerima ibadah, hanya kepadanya kita meminta pertolongan. f) Allah maha Esa dalam menerima hajat dan hasrat manusia, artinya bila ada keinginan apa pun itu langsunglah sampaikan kepada Allah tanpa perantara atau media apa pun. g) Allah Maha Esa memberi Hukum , berarti Allah lah satu-satunya pemberi hukum tertinggi. 1. Keyakinan Pada Para Malaikat Kewajiban percaya kepada malaikat dinyatakan dalam firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 177 yang artinya : “sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat...” Beberapa tugas malaikat yaitu menyampaikan wahyu Allah kepada manusia melalui para rasul-Nya, mencatat perbuatan manusia, melaksanakan hukum Allah Dll. Tugas-tugas itu berhubungan langsung dengan penumbuhan dan pengembangan rohani manusia sehingga manusia wajib meyakini adanya makhluk yang bertugas untuk menumbuhkan dan mengembangkan rohaninya. 2. Keimanan pada Kitab - Kitab suci Kitab - Kitab berisi tentang wahyu Allah/firman Allah, Firman Allah mengandung ajaran , petunjuk, pedoman, yang diperlukan manusia dalam menjalankan hidupnya didunia. Alquran menyebut beberapa kitab suci misalnya Zabur yang diturunkan Nabi Daud, Taurat melalui nabi Musa, Injil melalui nabi Isa, dan Alquran melalui nabi Muhammad. Sebagai umat Islam kita meyakini firman- firman Allah dan yang paling sempurna dari kitab-kitab itu adalah Alquran. Alquran merupakan kalam Allah yang merupakan mukjizat yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad yang ditulis dalam bentuk mushaf dan diriwayatkan dengan mutawatir serta membacanya merupakan ibadah. Secara garis besar Alquran memuat tentang Aqidah, sejarah, akhlak, kisah-kisah manusia dimasa lampau, berita-berita tentang zaman yang akan datang, benih dan prinsip ilmu pengetahuan / dasar-dasar hukum. 3. Keyakinan Pada Nabi dan Rasul Di dalam Alquran disebut nama 25 orang nabi (dan Rasul) ,jumlah para rasul yang pernah diutus Allah untuk memimpin manusia adalah 313 orang, sedangkan jumlah nabi ada 124.000 orang. Sedangkan yang jelas disebut Alquran ada 25 orang, terdapat dalam surat An-nisa ayat 164. Setelah diutus para nabi dan Rasul yang banyak, Allah mengutus nabi Muhammad sebagai Rasul / Nabi terakhir. Nabi Muhammad merupakan manusia yang sangat berpengaruh dalam sejarah peradaban Islam, beliau merupakan Nabi terakhir yang diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia. 4. Keyakinan Pada Hari Kiamat Jika manusia beriman kepada Allah maka wajib juga beriman kepada Hari akhir, terdapat dalam surat An-Nisa ayat 59. Allah merahasiakan waktu kiamat, hal ini agar manusia menyiapkan bekalnya untuk hari esok dan dan siap menemui tuhannya dengan amal saleh yang telah di perbuat. Hari kiamat dimulai dengan rusaknya alam ini. Manusia akan dibangkitkan kembali dan mempertannggung jawabkan perbuatannya saat dahulu. 5. Keyakinan Pada Qadha dan Qadhar Qadha atau Qadhar disebut juga dengan takdir. Menurut Alquran Qadha berarti sebuah hukum (terdapat dalam surat An-Nisa : 65), suatu perintah (terdapat dalam surat Al-Isra : 23), memberitakan (Al-isra :2), menghendaki dan mewujudkan. Iman kepada takdir memberikan arti kita wajib mempercayai bahwa segala sesuatu yang terjadi dialam ini, di kehidupan manusia, adalah menurut hukum berdasarkan kepastian umum takdir. Kita tidak dapat melampaui batas ketetapan itu. Kewajiban mengimani Qadhar, Allah menjadikan takdir manusia karna usahanya dan wajib ada faktor ikhtiar dan bertanggung jawab dari manusia. Takdir bukanlah suatu paksaan, kesalahan memahami takdir dapat berakibat buruk pada manusia. Hikmah beriman Pada Takdir, iman kepada takdir akan membawa peningkatan ketakwaan dapat mendorong orang dalam berusaha meraih keberuntungan atau keberhasilan. Orang yang percaya takdir tidak mudah putus asa dalam segala hal. Aqidah Islam yang dimiliki setiap mukmin dengan segala konsep keimanannya akan membuahkan takwa. Adapun ruang lingkup takwa antara lain : 1. Hubungan manusia dengan Allah, hubungan ini seharusnya diutamakan, dan secara tertib diatur dan dipelihara, sebab dengan menjalin hubungan kepada Allah manusia akan terkendali. Dengan mensyukuri nikmatnya, sabar menerima cobaan, memohon ampun atas dosa melaksanakan segala perintahnya dan menjauhi larangannya, semata-mata untuk kebaikan manusia itu sendiri. 2. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri, manusia memahami dan menghayati benar-benar patokan akhlak yang telah disebutkan Allah dalam Alquran dan juga melalui rasul yaitu hadis. Contohnya dengan tidak menganiaya diri sendiri (Al-Baqarah : 59), berlaku benar dan jujur (At- Taubah : 199), menjaga diri, sabar serta memelihara sikap itu dalam akhlakul karimah. 3. Hubungan manusia dengan sesama manusia, sebagai makhluk sosial manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan dan pertolongan orang lain, oleh karna itu seperti yang diajarkan dalam Alquran dan As sunah agar menjaga dan memelihara dengan baik hubungan antar sesama. Seperti tolong menolong, menepati janji, suka memaafkan, toleransi, menegakkan keadilan dll. 4. Hubungan manusia dengan lingkungan hidup, manusia wajib memelihara lingkungan hidupnya. Memelihara kelestarian alam berarti memelihara kelangsungan hidup manusia sendiri dan keturunannya dikemudian hari. Ada pula kewajiban orang takwa terhadap harta yang dititipkan atau di amanatkan Allah padanya. Dengan memerhatikan cara memperoleh harta tersebut, fungsi harta tersebut dan cara memanfaatkan atau membelanjakannya dipakai untuk apa. Sebagai seorang yang beriman kita memohon agar berada di jalan yang di ridhoi.