Anda di halaman 1dari 4

BAB I

TUHAN YANG MAHA ESA DAN KETUHANA N

A. Keimanan dan Ketakwaan


Agama ada yang bersifat primitif dan ada pula yang dianut oleh masyarakat yang
telah meninggalkan fase keprimitifan. Agama yang terdapat dalam masyarakat
primitif adalah dinamisme, animisme, politeisme, dan henoteisme. Dalam
masyarakat yang sudah maju agama yang dianut adalah agama monoteisme
(agama tauhid) yang dasar jarannya adalah Tuhan satu, Tuhan Maha Esa. Islam
mengambil posisi sebagai agama Tauhid yang mengakui satu Tuhan yang
terumuskan dalam kalimat Tauhid Laa Ilaha Illallah . Dan keyakinan atau
keimanan yang merupakan pengembangan dari kalimat Tauhid di atas sering
disebut Aqidah. Aqidah adalah iman atau keyakinan. Kedudukan akidah sangat
sentral dan fundamental, menjadi asas sekaligus sangkutan atau gantungan segala
sesuatu dalam Islam serta menjadi titik tolak kegiatan seorang muslim.
Sistematika pokok-pokok keyakinan Islam terdapat dalam rukun iman yaitu :
1. Keyakinan (Iman) Kepada Allah
Beriman kepada Allah berarti yakin dan sepenuh hati akan adanya Allah,
keesaannya, serta sifat-sifatnya yang sempurna. Menjalankan perintah sesuai
aturan Alquran dan As sunah. Menurut kaidah Islam, konsepsi tentang ketuhanan
yang maha esa disebut tauhid. Ilmunya adalah Ilmu tauhid. Menurut Osman
Raliby Ajaran Islam tentang kemahaesaan yaitu sebagai berikut
a) Allah Maha Esa dalam zatnya, yaitu dirumuskan dengan kata bahwa Zat
Allah tidak sama dan tidak dapat dibandingkan dengan apapun juga karna
berbeda dengan segala sesuatu apapun.
b) Allah Maha Esa dalam Sifat-sifatnya, mempunyai arti bahwa sifat-sifat
Allah penuh kesempurnaan dan keutamaan, tidak ada yang menyamainya.
Sifat-sifat Allah itu banyak dan tidak dapat di perkirakan, di dalam
Alquran terdapat 99 sifat Allah yang disebut dengan Asmaul
Husna(Nama-nama yang Indah). Sedangkan di dalam Ilmu Tauhid
dijelaskan ada 20 sifat-sifat Allah. Sebagai mahasiswa kita perlu meyakini
bahwa Allah itu Hidup, berkehendak, dan berkuasa.
c) Allah Maha Esa dalam perbuatannya, artinya meyakini Tuhan dalam
melakukan sesuatu sehingga hanyalah dia yang dapat berbuat menciptakan
alam semesta ini.
d) Allah Maha esa dalam Wujudnya, ini berarti bahwa wujud Allah lain sama
sekali dari wujud alam semesta. Tidak dapat disamakan dan dirupakan
dalam bentuk apapun juga.
e) Allah Maha Esa Dalam menerima ibadah, berarti hanya Allah lah yang
wajib disembah dan menerima ibadah, hanya kepadanya kita meminta
pertolongan.
f) Allah maha Esa dalam menerima hajat dan hasrat manusia, artinya bila
ada keinginan apa pun itu langsunglah sampaikan kepada Allah tanpa
perantara atau media apa pun.
g) Allah Maha Esa memberi Hukum , berarti Allah lah satu-satunya pemberi
hukum tertinggi.
1. Keyakinan Pada Para Malaikat
Kewajiban percaya kepada malaikat dinyatakan dalam firman Allah dalam surat
Al-Baqarah ayat 177 yang artinya : “sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman
kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat...” Beberapa tugas malaikat
yaitu menyampaikan wahyu Allah kepada manusia melalui para rasul-Nya,
mencatat perbuatan manusia, melaksanakan hukum Allah Dll. Tugas-tugas itu
berhubungan langsung dengan penumbuhan dan pengembangan rohani manusia
sehingga manusia wajib meyakini adanya makhluk yang bertugas untuk
menumbuhkan dan mengembangkan rohaninya.
2. Keimanan pada Kitab - Kitab suci
Kitab - Kitab berisi tentang wahyu Allah/firman Allah, Firman Allah mengandung
ajaran , petunjuk, pedoman, yang diperlukan manusia dalam menjalankan
hidupnya didunia. Alquran menyebut beberapa kitab suci misalnya Zabur yang
diturunkan Nabi Daud, Taurat melalui nabi Musa, Injil melalui nabi Isa, dan
Alquran melalui nabi Muhammad. Sebagai umat Islam kita meyakini firman-
firman Allah dan yang paling sempurna dari kitab-kitab itu adalah Alquran.
Alquran merupakan kalam Allah yang merupakan mukjizat yang diwahyukan
kepada Nabi Muhammad yang ditulis dalam bentuk mushaf dan diriwayatkan
dengan mutawatir serta membacanya merupakan ibadah. Secara garis besar
Alquran memuat tentang Aqidah, sejarah, akhlak, kisah-kisah manusia dimasa
lampau, berita-berita tentang zaman yang akan datang, benih dan prinsip ilmu
pengetahuan / dasar-dasar hukum.
3. Keyakinan Pada Nabi dan Rasul
Di dalam Alquran disebut nama 25 orang nabi (dan Rasul) ,jumlah para rasul yang
pernah diutus Allah untuk memimpin manusia adalah 313 orang, sedangkan
jumlah nabi ada 124.000 orang. Sedangkan yang jelas disebut Alquran ada 25
orang, terdapat dalam surat An-nisa ayat 164. Setelah diutus para nabi dan Rasul
yang banyak, Allah mengutus nabi Muhammad sebagai Rasul / Nabi terakhir.
Nabi Muhammad merupakan manusia yang sangat berpengaruh dalam sejarah
peradaban Islam, beliau merupakan Nabi terakhir yang diutus untuk
menyempurnakan akhlak manusia.
4. Keyakinan Pada Hari Kiamat
Jika manusia beriman kepada Allah maka wajib juga beriman kepada Hari akhir,
terdapat dalam surat An-Nisa ayat 59. Allah merahasiakan waktu kiamat, hal ini
agar manusia menyiapkan bekalnya untuk hari esok dan dan siap menemui
tuhannya dengan amal saleh yang telah di perbuat. Hari kiamat dimulai dengan
rusaknya alam ini. Manusia akan dibangkitkan kembali dan mempertannggung
jawabkan perbuatannya saat dahulu.
5. Keyakinan Pada Qadha dan Qadhar
Qadha atau Qadhar disebut juga dengan takdir. Menurut Alquran Qadha berarti
sebuah hukum (terdapat dalam surat An-Nisa : 65), suatu perintah (terdapat
dalam surat Al-Isra : 23), memberitakan (Al-isra :2), menghendaki dan
mewujudkan.
Iman kepada takdir memberikan arti kita wajib mempercayai bahwa segala
sesuatu yang terjadi dialam ini, di kehidupan manusia, adalah menurut hukum
berdasarkan kepastian umum takdir. Kita tidak dapat melampaui batas ketetapan
itu.
 Kewajiban mengimani Qadhar, Allah menjadikan takdir manusia karna
usahanya dan wajib ada faktor ikhtiar dan bertanggung jawab dari
manusia. Takdir bukanlah suatu paksaan, kesalahan memahami takdir
dapat berakibat buruk pada manusia.
 Hikmah beriman Pada Takdir, iman kepada takdir akan membawa
peningkatan ketakwaan dapat mendorong orang dalam berusaha meraih
keberuntungan atau keberhasilan. Orang yang percaya takdir tidak mudah
putus asa dalam segala hal.
Aqidah Islam yang dimiliki setiap mukmin dengan segala konsep keimanannya
akan membuahkan takwa. Adapun ruang lingkup takwa antara lain :
1. Hubungan manusia dengan Allah, hubungan ini seharusnya diutamakan,
dan secara tertib diatur dan dipelihara, sebab dengan menjalin hubungan
kepada Allah manusia akan terkendali. Dengan mensyukuri nikmatnya,
sabar menerima cobaan, memohon ampun atas dosa melaksanakan segala
perintahnya dan menjauhi larangannya, semata-mata untuk kebaikan
manusia itu sendiri.
2. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri, manusia memahami dan
menghayati benar-benar patokan akhlak yang telah disebutkan Allah dalam
Alquran dan juga melalui rasul yaitu hadis. Contohnya dengan tidak
menganiaya diri sendiri (Al-Baqarah : 59), berlaku benar dan jujur (At-
Taubah : 199), menjaga diri, sabar serta memelihara sikap itu dalam
akhlakul karimah.
3. Hubungan manusia dengan sesama manusia, sebagai makhluk sosial
manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan dan pertolongan orang lain,
oleh karna itu seperti yang diajarkan dalam Alquran dan As sunah agar
menjaga dan memelihara dengan baik hubungan antar sesama. Seperti
tolong menolong, menepati janji, suka memaafkan, toleransi, menegakkan
keadilan dll.
4. Hubungan manusia dengan lingkungan hidup, manusia wajib memelihara
lingkungan hidupnya. Memelihara kelestarian alam berarti memelihara
kelangsungan hidup manusia sendiri dan keturunannya dikemudian hari.
Ada pula kewajiban orang takwa terhadap harta yang dititipkan atau di
amanatkan Allah padanya. Dengan memerhatikan cara memperoleh harta
tersebut, fungsi harta tersebut dan cara memanfaatkan atau
membelanjakannya dipakai untuk apa.
Sebagai seorang yang beriman kita memohon agar berada di jalan yang di ridhoi.

Anda mungkin juga menyukai