Anda di halaman 1dari 10

JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SAINS (JPPSI) Volume 4, Nomor 1, April 2021 ISSN: 2623-0852

JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SAINS

Analisis Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan


Pendekatan Saintifik pada Pembelajaran IPA oleh Guru SMP Negeri
di Kecamatan Sawan

Dewa Ayu Diah Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Rencana Pelaksanaan
Pradnyawati1 (*) Pembelajaran (RPP) yang meliputi aspek isi RPP, pemahaman guru terhadap
ayu.diah.pradnyawati@ pendekatan saintifik dan kendala-kendala guru dalam membuat RPP oleh
undiksha.ac.id Guru IPA di Kecamatan Sawan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
dengan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan
Ketut Suma2 dalam penelitian ini yaitu studi dokumentasi, angket yang diberikan kepada
ketut.suma@undiksha.ac.id Guru IPA di Kecamatan Sawan dan wawancara dengan Guru IPA yang
membuat RPP. Hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut. (1) persentase
Putu Prima Juniartina3 aspek komponen isi RPP sebesar 70,83% kategori cukup sesuai dengan
prima.juniartina@ pedoman yang digunakan ; (2) persentase pemahaman guru terhadap aspek
undiksha.ac.id pendekatan saintifik sebesar 87,8% kualitas seluruh guru sangat baik terhadap
pendekatan saintifik; (3) kendala-kendala guru IPA dalam menyusun RPP di
Kecamatan Sawan yaitu pada penilaian dan sarana prasarana penunjang
pembelajaran IPA.

Kata Kunci: RPP, pendekatan saintifik, pembelajaran IPA

123
Universitas Pendidikan Abstract: This study aims to describe the Learning Implementation Plan (RPP)
Ganesha which includes aspects of the contents of the RPP, the teacher's understanding
of the scientific approach and the constraints of the teacher in making the RPP
Corresponding author (*) by the Science Teachers in Sawan District. This research was a descriptive
study with a qualitative approach. Data collection methods used in this
research were documentation studies, questionnaires given to Science
Teachers in Sawan District and interviews with Science Teachers who make
RPP. The results of the study show the following. (1) the percentage of
components of the contents of the RPP of 70,83% in the category quite
accordance with the guidelines used; (2) the percentage of teachers'
understanding of the scientific approach aspect by 87.8%; (3) the constraints of
science teachers in preparing lesson plans in the Sawan sub-district,
assessment and namely the infrastructure that supports science learning.

Keywords: lesson plan, scientific approach, science learning

PENDAHULUAN menerapkan pendidikan yang bermutu,


Pada tahun ajaran 2013/2014 meskipun pada kenyataannya masih banyak
pemerintah memberlakukan Kurikulum baru kekurangan didalamnya serta perlu
yang disebut Kurikulum 2013 pada dievaluasi dan diperbaiki supaya tujuan dari
sekolah-sekolah tertentu. Peralihan kurikulum pendidikan tercapai dengan baik” (Muliatina,
yang dilakukan dari kurikulum KTSP (2006) 2016). Tujuan dikembangkannya Kurikulum
menjadi kurikulum 2013 oleh pemerintah saat 2013 yakni untuk mempersiapkan manusia
ini adalah salah satu cara untuk perbaikan Indonesia memiliki kemampuan hidup
sistem pendidikan. “Dalam rangka sebagai pribadi dan warga negara yang
102
JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SAINS (JPPSI) Volume 4, Nomor 1, April 2021 ISSN: 2623-0852

beriman, produktif, kreatif dan inovatif serta Pemerintah telah menyusun pedoman
ikut dalam kehidupan bermasyarakat, pengembangan RPP yang tercantum pada
berbangsa, bernegara, dan peradaban Permendikbud nomor 65 dan 81A tahun 2013
negara (Permendikbud, 2013). untuk memudahkan guru dalam membuat
Kurikulum 2013 guru tidak lagi RPP Kurikulum 2013. Pada Permendikbud
dibebani dengan kewajiban membuat silabus tersebut terdapat penjelasan tentang
seperti pada KTSP. Silabus dan bahan ajar pengertian, komponen, sistematika, manfaat,
dibuat oleh pemerintah, sedangkan guru prinsip-prinsip penyusunan, dan
hanya mempersiapkan RPP dan media langkah-langkah penyusunan RPP.
pembelajarannya (Muzamiroh, 2013:134). Montavani (dalam Djoko dan Yuni, 2014)
Asriati (2009) berpendapat bahwa guru menyatakan guru adalah orang yang diberi
merupakan faktor penting dalam tanggung jawab untuk mengembangkan dan
implementasi kurikulum 2013, hal ini karena melaksanakan kurikulum hingga
guru berhadapan langsung dengan siswa di mengevaluasi ketercapaiannya. Penyusunan
kelas. Keberhasilan suatu proses RPP mengharuskan guru untuk memahami
pembelajaran diawali dengan perencanaan segala teori-teori dalam pembuatan RPP
yang matang (Putu, et al., 2013). kualitas RPP yang dihasilkan dengan
Perencanaan pembelajaran yang dilakukan pendekatan saintifik. Oleh karena itu RPP
dengan baik merupakan setengah dari suatu yang disusun oleh guru harus sesuai dengan
keberhasilan yang sudah dapat tercapai, Kurikulum 2013.
tinggal setengahnya lagi pada pelaksanaan Menurut Permendikbud Nomor 81A
pembelajaran. Perencanaan pembelajaran Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum,
dirancang dalam bentuk silabus dan RPP. bahwa RPP yang dibuat oleh guru dengan
Dalam penyusunan RPP, seorang guru harus pendekatan saintifik terlihat pada
mampu menguasai secara teoritis langkah-langkah kegiatan pembelajaran,
unsur-unsur yang ada di dalam RPP. yang meliputi kegiatan mengamati, menanya,
Pengetahuan dan pemahaman tentang mengumpulkan data, mengasosiasi, dan
tagihan Kurikulum 2013 yang dimiliki seorang mengkomunikasikan. Kunandar (2013)
guru menentukan kualitas RPP yang menyatakan bahwa pembelajaran dengan
dihasilkan. Rencana pelaksanaan pendekatan saintifik tidak hanya mendorong
pembelajaran (RPP) adalah rencana partisipasi aktif peserta didik di dalam kelas,
pembelajaran yang dikembangkan secara tetapi juga memberikan ruang yang cukup
rinci mengacu pada silabus, buku teks bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
pelajaran, dan buku panduan guru. sesuai dengan bakat, minat, dan
Komponen RPP mencakup (1) identitas perkembangan fisik serta psikologis peserta
sekolah/madrasah, mata pelajaran, dan didik. Dalam kurikulum 2013 RPP harus
kelas/semester, (2) alokasi waktu, (3) KI, KD, memuat KI-1, KI-2, KI-3 dan KI-4 dengan
indikator pencapaian kompetensi, (4) materi kegiatan inti yang mengaplikasikan
pembelajaran, (5) kegiatan pembelajaran, (6) metode/pendekatan saintifik yang meliputi
penilaian, dan (7) media/alat, bahan, serta langkah mengamati, menanya,
sumber belajar dan mengacu pada silabus. mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan
Penyusunan RPP merupakan hal yang mengkomunikasikan (Ernawati & Safitri,
penting bagi seorang guru untuk menunjang 2017). Salah satu Pembelajaran tingkat SMP
pelaksanaan proses pembelajaran. Setiap yang dapat diterapkan RPP dengan
guru wajib menyusun RPP secara lengkap Pendekatan Saintifik adalah Pembelajaran
dan sistematis agar pembelajaran IPA.
berlangsung secara interaktif, inspiratif, Pembelajaran IPA berkaitan dengan
menyenangkan, menantang, dan efisien kehidupan sehari-hari yang dialami oleh
(Permendikbud nomor 65 Tahun 2013). peserta didik sendiri dan berpusat pada
siswa, sehingga siswa dapat membangun
103
JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SAINS (JPPSI) Volume 4, Nomor 1, April 2021 ISSN: 2623-0852

pengetahuannya sendiri dengan penyusunan RPP, serta beranggapan bahwa


langkah-langkah ilmiah yang meliputi menyusun RPP itu tidak penting. Auliya, et
kegiatan mengamati, menanya, al., (2019) menyatakan sebagian besar guru
mengumpulkan data, mengasosiasi dan banyak mengalami kesulitan dan belum
mengkomunikasikan sehingga proses memahami sepenuhnya penyusunan
pembelajaran dengan pendekatan saintifik rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
mendorong dan menginspirasi siswa berpikir pada penerapan kurikulum 2013. Faktor
secara kritis, analitis dan tepat dalam lainnya adalah malas dan ingin instan.
mengidentifikasi, memahami, memecahkan Akibatnya banyak guru menempuh jalan
masalah dan mengaplikasikan materi instan seperti copy paste milik teman,
pembelajaran. Dalam kurikulum 2013 download dari internet (Lutfiah, N., 2015)
menekankan pada peningkatan dan Pernyataan di atas dibuktikan dengan
keseimbangan soft skills dan hard skills yang penelitian sebelumnya yang telah dilakukan
meliputi aspek kompetensi sikap, oleh Kustijono dan Wiwin (2014) bahwa guru
pengetahuan, dan keterampilan. berpandangan penyusunan RPP masih
Keseimbangan hard skills dan soft skills yang terkendala, terutama pada sumber belajar,
ini dikembangkan melalui kegiatan media pembelajaran yang bervariasi, media
mengamati, menanya, mencoba, menalar, yang sesuai dengan materi pembelajaran,
dan mengkomunikasikan yang terdapat pada pendekatan saintifik, penilaian autentik,
pendekatan saintifik. Atas dasar itu, setiap penilaian yang sesuai dengan indikator
guru mata pelajaran pada satuan pendidikan pencapaian kompetensi, dan pedoman
diwajibkan menyusun RPP. penskoran.
Berdasarkan observasi, yaitu dengan Masalah yang serupa juga juga
wawancara dengan Guru IPA pada tanggal ditemukan pada penelitian Mailani (2014)
9-13 Maret 2020 di SMP Kecamatan Sawan mengatakan bahwa keberhasilan sebuah
menyatakan bahwa beberapa guru sudah proses belajar mengajar, sangat didukung
mampu membuat RPP dengan Kurikulum bagaimana kemampuan seorang guru dalam
2013, tetapi pernyataan tersebut belum dapat merancang dan menyusun sebuah
dipastikan kebenarannya karena belum perencanaan yang tertuang dalam rencana
dilakukan analisis RPP terhadap RPP yang pelaksanaan pembelajaran. Guru yang
dibuat oleh guru IPA. Tiga guru menyatakan profesional harus memiliki 5 (lima)
membuat RPP sendiri, dua guru menyatakan kompetensi salah satunya adalah
memvariasikan RPP milik orang lain penyusunan perencanaan, namun
kemudian disesuaikan dengan keadaan kenyataannya masih banyak guru yang
sekolah, dan lima guru membuat RPP dari belum mampu menyusun perencanaan
MGMP sekolah kemudian disesuaikan sehingga hal ini secara otomatis berimbas
dengan keadaan sekolah. Guru menyatakan pada kualitas output yang dihasilkan dalam
sudah menyesuaikan dengan RPP yang proses pembelajaran. Hal ini sejalan dengan
terdapat pada Kurikulum 2013, namun belum pernyataan dari Sariono (2013) bahwa
mencantumkan pendekatan saintifik dalam kurikulum bagi guru berfungsi sebagai
kegiatan pembelajaran dikarenakan guru pedoman dalam proses pelaksanaan
masih belum memahami konsep mendalam pembelajaran. Proses pembelajaran yang
dari 5M (mengamati, menanya, tidak berpedoman dengan kurikulum, maka
mengumpulkan data, mengasosiasikan, dan tidak akan berjalan dengan efektif, sebab
mengkomunikasikan) tersebut. Alokasi yang pembelajaran adalah proses yang bertujuan.
waktu dalam proses pembelajaran yang Berdasarkan uraian di atas dan
singkat membuat guru bingung dalam permasalahan yang ditemukan, RPP penting
pembuatan RPP dengan kegiatan yang dibuat oleh setiap guru karena dengan RPP
banyak dalam pendekatan saintifik, selain itu menjadikan kegiatan pembelajaran berjalan
guru tidak memahami hakikat RPP, prinsip sistematis dan tujuan pembelajaran dapat
104
JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SAINS (JPPSI) Volume 4, Nomor 1, April 2021 ISSN: 2623-0852

tercapai, tanpa RPP maka kegiatan yang dianalisis dengan menggunakan


pembelajaran menjadi tidak terarah, pedoman dokumentasi dengan memberikan
sehingga menyebabkan ada KD yang tidak skor tiap komponen dan mendeskripsikannya
tersampaikan (Chui Mi, 2010). Penting sesuai dengan pedoman yang digunakan.
dilakukan analisis RPP agar guru dapat Untuk mengetahui pemahaman guru
mengetahui RPP-nya sudah sesuai standar terhadap aspek pendekatan saintifik berupa
Kurikulum 2013 atau belum, analisis yang angket, dan kendala-kendala guru dalam
dimaksud yaitu komponen-komponen isi menyusun RPP dilakukan dengan
RPP. Berdasarkan hal tersebut perlu wawancara. Teknik analisis data dalam
dilakukan penelitian dengan judul “Analisis penelitian ini yaitu analisis sebelum
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dilapangan, analisis selama di lapangan, dan
dengan Pendekatan Saintifik pada analisis setelah pengumpulan data berakhir.
Pembelajaran IPA oleh Guru SMP Negeri di Data yang didapat kemudian diberikan kode
Kecamatan Sawan”. untuk membedakan hasilnya.
Tujuan penelitian ini untuk
Mendeskripsikan gambaran karakteristik RPP HASIL DAN PEMBAHASAN
yang dibuat oleh guru mencakup isi RPP Hasil
terdiri dari identitas sekolah, identitas mata Aspek-aspek kelengkapan isi RPP
pelajaran, kelas dan semester, materi pokok, IPA yang dianalisis yaitu 1) Identitas Sekolah,
alokasi waktu, KD, indikator pencapaian 2) Kompetensi Inti, 3) Kompetensi Dasar, 4)
kompetensi, tujuan pembelajaran, materi Indikator, 5) Tujuan Pembelajaran, 6) Materi
pembelajaran, metode pembelajaran, media Pembelajaran (fakta, konsep, prinsip,
pembelajaran, sumber belajar, prosedur, materi pengayaan, materi remidial),
langkah-langkah pembelajaran, dan 7) Metode Pembelajaran, 8) Media
penilaian, mendeskripsikan proses Pembelajaran, 9) Alat dan Bahan, 10)
pengemabanagn RPP pada Pembelajaran Sumber Belajar, 11) Kegiatan Pembelajaran
IPA, mendeskripsikan pemahaman konsep meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti
guru terhadap Pendekatan Saintifik, (mengamati, menanya, mengumpulkan data,
mendeskripsikan kendala-kendala guru mengasosiasi, dan mengkomunikasikan),
dalam pembuatan RPP dan penutup, 12) Penilaian, dan
kendala-kendala guru dalam menyusun RPP.
METODE RPP IPA yang dibuat oleh guru SMP
Penelitian ini merupakan penelitian Negeri di Kecamatan Sawan masih banyak
deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang belum sesuai dengan pedoman, hal ini
artinya penelitian ini untuk mendeskripsikan perlu adanya pembuktian dengan analisis
fenomena-fenomena yang terjadi pada untuk menemukan mengapa RPP yang
subjek penelitian yang diteliti berdasarkan dibuat oleh guru IPA belum sesuai standar.
data kualitatif yang terkumpul. Data-data RPP yang dibuat oleh guru IPA masih banyak
yang terkumpul selanjutnya dideskripsikan yang tidak digunakan/hanya dijadikan
dalam bentuk kata-kata tertulis dengan sebagai formalitas saja, seperti peneliti lihat
memanfaatkan metode ilmiah. Sasaran dilapangan pada saat meminta file RPP yang
dalam penelitian ini adalah RPP yang dibuat dengan guru bersangkutan, guru
dikembangkan oleh guru IPA SMP Negeri di tersebut mengatakan bahwa tidak membawa
Kecamatan Sawan., jenis data yang RPP secara individu melainkan disimpan
digunakan dalam penelitian ini yaitu pada komputer sekolah. Hal ini dapat
fenomenologi. Tempat penelitian ini yaitu dikatakan bahwa guru masih acuh dengan
SMP Negeri di Kecamatan Sawan dengan keberadaan RPP.
subjek penelitian sampel guru IPA di Pada penelitian ini, RPP yang
masing-masing sekolah. Objek penelitian terkumpul yaitu sembilan RPP IPA. Hal ini
pada penelitian ini yaitu aspek isi RPP IPA karena satu sekolah tersebut menggunakan
105
JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SAINS (JPPSI) Volume 4, Nomor 1, April 2021 ISSN: 2623-0852

RPP secara bersama-sama yaitu guru kode Tabel 2. Hasil Analisis Angket
G3.1 dan G3.2. Oleh sebab itu, peneliti No Kode RPP Rerata Respon
hanya dapat menganalisis RPP dari sembilan 1 A1.1 96
guru IPA di Kecamatan Sawan. Analisis isi
2 A1.2 95
RPP pada pembelajaran semester Genap
3 A2.1 80
SMP Negeri di Kecamatan Sawan meliputi
4 A2.2 90
perumusan indikator, tujuan pembelajaran,
5 A3.1 89
materi ajar, pemilihan sumber belajar, media
6 A3.2 78
belajar, model pembelajaran,
7 A4.1 86
langkah-langkah pembelajaran, dan
8 A4.2 92
penilaian. Skor isi RPP diperoleh dari
9 A1A.1 86
masing-masing RPP dengan menghitung
10 A1A.2 86
persentase akhir diadaptasi dari Nurzain,
Rerata 87,8%
2015. Analisis isi RPP guru IPA berpedoman
dengan Permendikbud Nomor 81A Tahun
2013 Tentang Implementasi Kurikulum. Pembahasan
Berikut ini disajikan hasil akhir analisis isi Berdasarkan tabel 1 hasil analisis
RPP pada Tabel 1. RPP IPA secara berurutan yaitu R1.1 dengan
skor 77,4 kategori cukup, R1.2 dengan skor
Tabel. 1 Hasil Analisis Aspek Isi RPP 84,3 kategori sesuai, R2.1 dengan skor 68,6
No Kode Skor Kategori kategori kurang, R2.2 dengan skor 67,6
RPP kategori kurang, R3.1 dengan skor 67,6
1 R1.1 77,4 Cukup kategori kurang, R4.1 dengan skor 62,7
2 R1.2 84,3 Sesuai kategori kurang, R4.2 dengan skor 96,0
3 R2.1 68,6 Kurang kategori sangat sesuai, R1A.1 dengan skor
4 R2.2 67,6 Kurang 60,7 kategori kurang, dan R1A.2 dengan skor
5 R3.1 67,6 Kurang 55,8 kategori kurang. Secara keseluruhan
6 R3.2 67,6 Kurang rata-rata hasil analisis isi RPP IPA dengan
7 R4.1 62,7 Kurang pedoman Permendikbud No 81A Tahun 2013
8 R4.2 96,0 Sangat sesuai yaitu 70,83% dengan kategori cukup.
9 R1A.1 60,7 Kurang Pada kegiatan pendahuluan dua guru
10 R1A.2 55,8 Kurang tidak menyampaikan tujuan pembelajaran
Rerata 70,83% Cukup yang akan dicapai oleh siswa ketika
pembelajaran selesai sebelum masuk ke
kegiatan inti. Pada kegiatan inti, tujuh RPP
guru tidak mencantumkan secara langsung
Angket yang dibuat dalam bentuk
komponen 5M (mengamati, menanya,
pilihan interval yaitu SS (Sangat Setuju), S
mengumpulkan data, mengasosiasikan, dan
(Setuju), TS (Tidak Setuju), dan STS (Sangat
mengkomunikasikan) tetapi hanya implisit
Tidak Setuju). Guru IPA hanya memberikan
terlihat pada deskripsi kegiatan pembelajaran
checklist pada satu kolom dengan keadaan
guru beranggapan bahwa tidak semua materi
sebenarnya mengenai 5M (Pendekatan
harus mencantumkan langsung pendekatan
Saintifik). Kriteria pada angket memiliki skor
saintifik (5M) tersebut melainkan harus
yaitu SS dengan skor 4, S dengan skor 3, TS
memilih materi yang cocok dengan
dengan skor 2, dan STS dengan skor 1
pendekatan saintifik, sedangkan dua RPP
jumlah butir angket yaitu 25 butir. Berikut ini
guru mencantumkan langsung komponen 5M
disajikan hasil akhir persentase angket pada
(mengamati, menanya, mengumpulkan data,
Tabel 2.
mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan)
pada kegiatan pembelajarannya guru lainnya
beranggapan bahwa pendekatan saintifik
106
JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SAINS (JPPSI) Volume 4, Nomor 1, April 2021 ISSN: 2623-0852

wajib ada pada kegiatan inti pembelajaran, Pertama, ketidaklengkapan dokumen


hal ini karena diwajibkan oleh pengawas RPP yang dibuat oleh Guru IPA dengan
sekolahnya yang berimbas pada penilaian format dalam pedoman yang digunakan yaitu
internal sekolah. Pada kegiatan penutup Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 ada
beberapa guru belum melaksanakan evaluasi beberapa RPP yang dibuat oleh guru IPA
pembelajaran yang sudah berlangsung, penulisan KD & indikator terpisah, padahal
setelah kegiatan inti selesai guru langsung ke sesuai dengan pedoman implementasinya
tindak lanjut ke materi yang akan datang. digabung dengan dibuatkan kolom yaitu
Dari tabel 1 diketahui bahwa kolom kiri untuk KD dan kolom kanan untuk
kesembilan RPP IPA yang dianalisis hanya implementasi KD berupa indikator capaian.
satu RPP yang dikategorikan sangat sesuai Ada satu RPP yang mencantumkan indikator
dengan pedoman yang digunakan, satu RPP untuk implementasi KD 1 & KD 2, menurut
IPA dengan kategori sesuai hal ini karena teori “KD 1 dan KD 2 dari KI-1 dan KI-2 tidak
keseluruhan isi RPP yang dibuat oleh kode harus dikembangkan dalam indikator karena
guru R4.2 hampir sesuai dengan pedoman keduanya dicapai melalui proses
yang digunakan contoh RPP yang sesuai pembelajaran yang tidak langsung, indikator
dengan pedoman, satu RPP kategori cukup, hanya dikembangkan hanya untuk KD 3 dan
dan tujuh RPP kategori kurang sesuai KD 4 yang dicapai melalui proses
dengan pedoman yang digunakan. pembelajaran langsung”.
Penyebabnya antara lain RPP yang tidak Kedua, perumusan tujuan
lengkap dengan ketentuan komponen dari pembelajaran pada RPP yang dibuat oleh
pedoman Permendikbud Nomor 65 Tahun guru IPA beberapa masih belum ada unsur
2013 dan Permendikbud Nomor 81A Tahun Condition pada tujuan pembelajaran, ada KD
2013, format penulisan KD & indikator, yang tidak memiliki indikator, ada indikator
langkah-langkah saintifik yang kurang atau yang belum dicantumkan pada tujuan
tidak muncul pada kegiatan inti tetapi hanya pembelajaran. Bahkan ada tujuan yang
implisit pada deskripsi kegiatan, dan kurang mengulang dari KD. Meski demikian, ada
sesuainya antara model pembelajaran beberapa RPP yang tujuannya sudah
dengan langkah-langkah pembelajaran. mencakup semua unsur ABCD.
Selain itu beberapa guru menyatakan bahwa Ketiga, materi pembelajaran sebagian
mendapat RPP dari memvariasikan milik besar dari RPP yang dibuat belum memuat
teman. unsur fakta, konsep, prinsip, dan prosedur.
Sementara untuk hasil analisis tujuh Hal ini karena beberapa RPP hanya
RPP yang dikategorikan kurang berdasarkan mencantumkan point-point dari materi,
pedoman penelaahan RPP yaitu skor untuk bahkan ada RPP yang hanya memuat judul
RPP milik R2.1, R2.2, R3.1, R3.2, R4.1, dari materinya saja. Ada materi yang tidak
R1A.1, dan R1A.2 adalah 68,6, 67,6, 67,6, mewakili indicator seperti pada indikator
67,6, 62,7, 60,7, dan 55,8. Ketujuh RPP memuat gangguan pada sistem ekskresi,
tersebut masuk kategori “kurang” sesuai namun pada materi tidak ada memuat
standar Kurikulum 2013 karena skor kurang gangguan pada sistem ekskresi. Hanya
dari 70. Hal ini karena dokumen RPP yang empat RPP yang menambahkan materi
dibuat tidak lengkap dan terdapat catatan pengayaan dan remedial satu diantaranya
terkait komponen-komponen penting yang hanya memuat materi pengayaan, lima RPP
tidak ada pada RPP misalnya tidak ada tidak memuat materi pengayaan dan
indikator capaian, tidak ada tujuan remedial. RPP yang Keempat,
pembelajaran, tidak ada materi (materi tidak alat/media/sumber belajar, alat dan media
dikelompokkan ke dalam fakta, konsep, yang digunakan rata-rata sudah
prinsip, dan prosedur), dan terkait catatan menggunakan LCD, proyektor dan CD
sistematika penyusunan RPPnya. pembelajaran, ada satu RPP yang keliru
dalam mencantumkan media seperti
107
JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SAINS (JPPSI) Volume 4, Nomor 1, April 2021 ISSN: 2623-0852

Laboratorium dikategorikan sebagai media sangat penting disampaikan pada saat


sebenarnya Laboratorium masuk ke fasilitas kegiatan berlangsung hal ini karena siswa
sekolah sebagai penunjang kegiatan mengetahui apa yang mereka pelajari setelah
pembelajaran yaitu praktikum. Beberapa selesai proses belajar mengajar. Pada
materi pada sumber belajar yang digunakan kegiatan inti ada metode yang tidak ada
oleh guru belum menggunakan sumber contohnya diskusi, satu RPP tidak
tambahan seperti internet, padahal di zaman menggunakan kata operasional yang benar.
sekarang ini siswa kebanyakan sudah Selanjutnya pada penutup rata-rata RPP
mempunyai handphone yang dapat guru tidak ada menanyakan tentang materi
mengakses materi melalui internet. yang belum dimengerti oleh siswa. Ada RPP
Kelima, metode, model, dan yang tidak menyimpulkan kegiatan
pendekatan pembelajaran yang digunakan pembelajaran yang sudah dilakukan.
rata-rata belum sesuai dengan kegiatan Kedelapan, rancangan penilaian
pembelajaran, ada beberapa RPP yang tidak beberapa RPP tidak mencantumkan
mencantumkan metode dan model tetapi instrumen untuk penilaian LKPD, ada
dalam kegiatannya menggunakan metode indikator yang tidak sesuai dengan instrumen
dan model, ada RPP yang tidak cocok penilaiannya, pada rubric penilaian dituliskan
digunakan pada materi tersebut. Contoh ada tes tulis terlampir, namun pada lampiran tidak
tujuan yang tidak menggunakan metode ada tes tulis, beberapa RPP tidak ada
diskusi. Rata-rata RPP sudah menggunakan pedoman penskoran untuk tes tulis dan
pendekatan saintifik. Selain itu, model yang essay. Ada penilaian pada RPP yang masih
digunakan selama satu semester cenderung rancu seperti pada indikator pembelajaran
kurang variatif karena model pembelajaran siswa membuat projek, namun pada
yang digunakan hanya dominan Discovery penilaian tidak ada rubrik, instrumen, dan
Learning dan Problem based learning, pedoman penskoran proyek tersebut.
menurut teori ada beberapa model yang Rata-rata antara bentuk, teknik, dan
disarankan digunakan pada kegiatan instrumen penilaian ada beberapa yang tidak
pembelajaran antara lain inquiry learning, sesuai.
project based learning. Selain itu model Jadi berdasarkan hasil analisis data
cooperative learning dan contextual teaching RPP Pembelajaran IPA dengan mengacu
and learning (CTL) juga dapat digunakan. pada pedoman penelaahan RPP, dapat
Keenam, langkah-langkah saintifik disimpulkan bahwa RPP IPA yang dibuat
tidak lengkap ada satu atau dua kegiatan oleh R2.1, R2.2, R3.1, R3.2, R4.1, R1A.1,
saintifik tidak muncul pada kegiatan dan R1A.2 kategori kurang sesuai dengan
pembelajaran. Sintak pada model standar Kurikulum 2013 dengan
pembelajaran yang digunakan tidak muncul Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 dan
pada kegiatan pembelajaran hanya Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013.
menggunakan 5 M saja. Berdasarkan hasil angket yang diisi
Ketujuh, kegiatan pembelajaran yang oleh responden, seluruh guru IPA rata-rata
meliputi pendahuluan, kegiatan inti, dan memilih jawaban sangat setuju dan setuju.
penutup secara format penulisan dan Jadi hasil persentase angket guru yaitu
sistematika masih belum rapi, satu RPP tidak 87,8% dengan kategori sangat paham
menggunakan kolom untuk membedakan terhadap pendekatan saintifik dari yang
sintak model, deskripsi kegiatan siswa dan diharapkan (100%).
guru, dan alokasi waktu. Pada kegiatan Berdasarkan hasil wawancara dengan
pendahuluan beberapa RPP tidak ada yang guru IPA di Kecamatan Sawan menyatakan
mengecek kehadiran siswa, bahkan bahwa sebagian besar mereka sudah
beberapa tidak menyampaikan tujuan mengikuti pelatihan tentang Kurikulum 2013.
pembelajaran yang dicapai siswa, Terkhusus dalam pembuatan RPP dengan
berdasarkan pedoman tujuan pembelajaran pendekatan saintifik beberapa guru
108
JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SAINS (JPPSI) Volume 4, Nomor 1, April 2021 ISSN: 2623-0852

mengatakan bahwa cukup bekal dan paham penelaah untuk tujuh RPP tersebut yaitu
dalam pendekatan saintifik, hal ini 68,6 (kurang), 67,6 (kurang), 67,6 (kurang),
berdasarkan angket yang sudah diisi oleh 62,7 (kurang), 62,7 (kurang), 60,7 (kurang),
sepuluh orang responden. Hasilnya yaitu 55,8 (kurang).
seluruh guru IPA di Kecamatan Sawan sudah Hasil analisis angket seluruh guru
paham dengan konsep 5M, hanya saja masih sudah paham dengan penerapan konsep 5M,
bingung dalam memilih materi yang cocok terlihat dari hasil analisis bahwa semua guru
untuk pendekatan saintifik karena kegiatan rata-rata menjawab “sangat setuju dan
5M yang sangat padat. Empat guru setuju”. Persentase analisis angket secara
mengatakan mendapatkan format RPP dari keseluruhan yaitu 87,8% skor ini
mengikuti MGMP selanjutnya disesuaikan dikategorikan “sangat paham” terhadap
lagi dengan keadaan sekolah, dan guru aspek pendekatan saintifik.
sendiri yang mengembangkan dengan Kendala-kendala guru dalam
kreativitas dari masing-masing individu guru. menyusun RPP yaitu pada penilaian dan
Sebagian guru mengatakan mereka sarana prasarana penunjang pembelajaran
menyusun sendiri RPP yang akan digunakan. IPA, belum berjalan efektif dan masih
Sebagian guru IPA mengatakan terbentur dengan jadwal lain jika
menggunakan pedoman dari Permendikbud menggunakan secara bersamaan, ada satu
No 81A Tahun 2013 sebagai acuan dalam sekolah yang belum ada laboratorium karena
pembuatan RPP. Semua guru tidak sekolah tersebut terletak di desa serta
kekurangan waktu dalam menyusun RPP alat-alatnya masih kurang memadai, belum
karena setiap sekolah memiliki batas waktu lengkap dan belum sesuai standar.
dalam pengumpulannya, selain itu untuk
sumber yang digunakan dalam pembuatan Saran
RPP yaitu guru menggunakan Permendikbud Berdasarkan hasil penelitian dan
yang disesuaikan dengan keadaan sekolah pembahasan, maka dapat diajukan beberapa
dan peserta didik. Kendala lainnya yaitu saran sebagai berikut.
penilaian dan sarana prasarana masih 1. Saat seorang guru menyadari bekal
kurang memadai, tetapi penggunaannya tentang Kurikulum 2013 belum cukup,
sudah dimaksimalkan, prasarana seperti hendaknya guru tersebut terus berupaya
Laboratorium IPA belum ada di satu sekolah meningkatkan pemahamannya tentang
sehingga praktikum dilakukan di dalam kelas. Kurikulum 2013.
2. Guru harus membuat RPP sesuai
SIMPULAN DAN SARAN dengan pedoman, jika guru sudah
Simpulan membuat RPP sesuai standar maka
Dari hasil analisis isi RPP diketahui akan berdampak pada sekolah tersebut
bahwa 50% guru mendapatkan RPP dari yang sudah berhasil menerapkan
MGMP, 20% memvariasikan RPP milik teman Kurikulum 2013 salah satunya melalui
yang disesuaikan kembali dengan keadaan RPP yang dibuat sendiri.
sekolah, 30% guru membuat sendiri RPP 3. Hendaknya guru mengikuti pelatihan
IPA. Hasil analisis RPP yang dibuat oleh guru dengan baik, agar dapat menyusun RPP
IPA menunjukkan bahwa RPP IPA yang dengan optimal dan sesuai pedoman.
digunakan oleh R1.1, R1.2, R4.2, dengan
skor 77,4 (cukup), 84,3 (sesuai), 96,0 (sangat UCAPAN TERIMA KASIH
sesuai) hal ini menunjukkan ketiga RPP Penulis menyadari bahwa selesainya
tersebut “sesuai” dengan pedoman artikel ini tidak terlepas dari bantuan dan
sedangkan R2.1, R2.2, R3.1, R3.2, R4.1, berbagai pihak. Untuk itu, tidak lupa penulis
R1A.1, R1A.2 sebagai pedoman mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya
pelaksanaan pembelajaran kurang sesuai kepada Kepala SMP Negeri di Kecamatan
dengan pedoman. Hal itu karena skor Sawan yang telah mengizinkan penulis
109
JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SAINS (JPPSI) Volume 4, Nomor 1, April 2021 ISSN: 2623-0852

dalam pengambilan data dan responden guru Kustijono, R. dan Wiwin, E. 2014. Pandangan
IPA SMP Negeri di Kecamatan Sawan yang Guru Terhadap Pelaksanaan
telah membantu penulis dalam pengambilan Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran
data. Fisika SMK di Kota Surabaya. Jurnal
Pendidikan Fisika dan Aplikasinya.
DAFTAR PUSTAKA 4(1):1-14.
Asriati N. 2009. Implementasi KTSP dan
kendalanya (antara harapan dan Kunandar. 2013. Penilaian Autentik:
kenyataan). Jurnal Visi Ilmu Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik
Pendidikan 3 (2):243-256. Berdasarkan Kurikulum 2013. Jakarta:
PT Rajagrafindo Persada.
Auliya, N. Swistoro, E. & Putri, D.S., 2019.
Analisis RPP dan Pelaksanaan Lutfiyah Nurzain, 2015. “Analisis Rencana
Pembelajaran Fisika berdasarkan Pelaksanaan Pembelajaran
Kurikulum 2013. Kumparan Fisika, (RPP)Matematika Kurikulum 2013
II(3), pp. 177-184. Kelas X Semester 1 Tahun Ajaran
2014/2015 di Man Babakan Tegal”
Chui Mi LN. 2010. Meningkatkan [Skripsi]. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
kemampuan guru yang telah Keguruan. Universitas Islam Negeri
disertifikasi dalam menyusun rencana Walisongo. Semarang.
pelaksanaan pembelajaran melalui
bimbingan berkelanjutan pada sekolah Mailani, E., 2014. Upaya meningkatkan
binaan di Sambas. Jurnal Visi Ilmu kompetensi pedagogik guru dalam
Pendidikan: 269-278. menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran melalui kegiatan
E. & Safitri, R., 2017. Analisis Kesulitan Guru pendampingan (monitoring). School
dalam Merancang Rencana Education Journal, 2(1), pp. 35-41.
Pelaksanaan Pembelajaran Mata
Pelajaran Fisika berdasarkan Makhrus, M. et al., 2019. Analisis Rencana
Kurikulum 2013 di Kota Banda Aceh. Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Pendidikan Sains Indonesia, V(2), pp. terhadap Kesiapan Guru sebagai Role
49-56. Model Keterampilan Abad 21 Pada
Pembelajaran IPA SMP. JPPIPA, pp.
Iskandar, 2013. Metodologi Penelitian 66-72.
Pendidikan dan Sosial. Jakarta:
Referensi. Mardiana, S., 2017. Implementasi Kurikulum
2013 dalam Pembelajaran Sejarah di
Kartowagiran B. 2011. Kinerja guru SMA Negeri 1 Metro.. Historial, v(1),
profesional (pasca sertifikasi). Artikel pp. 45-54.
Fakultas Universitas Negeri
Yogyakarta. Moleong, L. J. 2013. Metodologi Penelitian
Kualitatif Edisi Revisi. Bandung:
Kemendikbud. 2013. Bahan Ajar Training Of Remaja Rosdakarya.
Training (ToT) Implementasi Kurikulum
2013 : Penyusunan Rencana Muliatina, 2016. Kendala Guru dalam
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) SD/ Menerapkan Pendekatan Saintifik
SMP/ SMA/ SMK. Jakarta : pada Kurikulum 2013 di SDN Teupin
Kementerian Pendidikan dan Pukat Meureudu Pidie Jaya.. Ilmiah
Kebudayaan. Mahasiswa Prodi PGSD FKHIP
Unsyiah, I(1), pp. 129-136.
110
JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SAINS (JPPSI) Volume 4, Nomor 1, April 2021 ISSN: 2623-0852

Pendidik dan Calon Pendidik.


Peraturan Menteri Pendidikan dan Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Wiyana, S. A. & S, H., 2013. Pengaruh
Proses. Pengetahuan KTSP dan pendidikan
terhadap kemampuan menyusun RPP
Peraturan Menteri Pendidikan dan guru SDN Jatiyoso tahun 2011/2012..
Kebudayaan Republik Indonesia Teknologi Pendidikan, 1(2), pp.
Nomor 81 A Tahun 2013 tentang 239-248.
Implementasi Kurikulum.
Prastyo, Z. & Muhammad, H. N., 2015.
Analisis Kemampuan Guru dalam
Pembuatan RPP Kurikulum 2013 dan
Pembelajaran Pendidikan Jasmani
Kesehatan dan Olahraga (PJOK)
se-Kecamatan Gununganyar Kota
Surabaya. Pendidikan Olahraga dan
Kesehatan, III(2), pp. 492-500.

Putri, W. A. 2017 Minat Belajar Siswa SMA


Negeri 1 Sukasada Terhadap Mata
Pelajaran Kimia. Skripsi. Singaraja:
Universitas Pendidikan Ganesha.

Putu PSD, D Nyoman & N Nyoman. 2013.


Implementasi supervisi akademik
dalam rangka peningkatan
kemampuan menyusun RPP pada
guru matematika Sekolah Dasar
anggota KKG gugus IV Kecamatan
Sukasada. EJournal Program
Pascasarjana Universitas Pendidikan
Ganesha. (3).

Sariono, 2014. Kurikulum 2013: Kurikulum


Generasi Emas. E-Jurnal Dinas
Pendidikan Kota Surabaya: 3(1):1-9.

Wardani, E. R. S., Budiono, J. D. & Indana,


S., 2014. Analisis Kesesuaian
Kegiatan Pembelajaran Pendekatan
Saintifik dengan Tujuan Pembelajaran
di SMAN Mojokerto. BioEdu, III(3), pp.
601-605.

Widoyoko, S. E. P. 2014. Evaluasi Program


Pembelajaran. Panduan Praktis Bagi

111

Anda mungkin juga menyukai