Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

BAHASA INDONESIA

PROBLEMATIKA DALAM PENERAPAN BAHASA INDONESIA


RAGAM ILMIAH

DOSEN PENGAMPU : HJ.NURHAEDAH.,S.PD.,M.HUM

OLEH :

KELOMPOK V

M. NAZRI AWALUDDIN N. 210407501075

MUTIARA OCTAVIANI 210407500037

NISA NURUL FITRAH 210407501078

SHELA ARTANITA SYAH 210407500042

HARDIA 210407502093

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (S1)

TAHUN AKADEMIK 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur tak lupa kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat
kesehatan, iman, rahmat dan ilmu kepada umat manusia. Alhamdulillah atas berkat nikmat
tersebut kami dapat menyelesaikan tugas makalah kelompok kami yang membahas tentang
“Problematika Dalam Penerapan Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah”.

Semua materi tersebut kami susun secara ringkas, padat, jelas, dan dengan dukungan sumber
literatur yang terbarukan dan In Syaa’ Allah terpercaya. Dalam penulisan makalah ini kami
banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan kali ini kami
ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulisan makalah ini
hingga kami mempersentasikannya.

Kami sadar bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, hal itu karena keterbatasan
kemampuan dan pengetahuan kami. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang positif serta membangun dari berbagai pihak. Akhir kata, kami mohon maaf apabila dalam
penulisan makalah ini terdapat banyak kesalahan.

Makassar, 30 September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. 2


DAFTAR ISI ................................................................................................................................................. 3
BAB 1 ............................................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ......................................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang.................................................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................................................ 4
BAB II ............................................................................................................................................................ 5
PEMBAHASAN ............................................................................................................................................ 5
A. Kesalahan Pemakaian Kata ................................................................................................................ 5
B. Kesalahan Kalimat .............................................................................................................................. 6
C. Kesalahan Ejaan dan Tanda Baca .......................................................................................................... 7
D. Kesalahan Penalaran .............................................................................................................................. 8
BAB III ........................................................................................................................................................ 11
PENUTUP ................................................................................................................................................... 11
A. Kesimpulan ....................................................................................................................................... 11
B. Saran ................................................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 12
BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Latar Belakang Negara Indonesia memiliki bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia. Bahasa
Indonesia sebagai bahasa persatuan sangat penting kedudukannya dalam kehidupan
masyarakat. Oleh sebab itu, bahasa Indonesia diajarkan sejak dini. Bahasa Indonesia sebagai alat
komunikasi yang dijadikan status sebagai bahasa persatuan sangat penting untuk diajarkan sejak
anak-anak. Metode pengajaran bahasa Indonesia tidak dapat menggunakan satu metode karena
bahasa Indonesia itu sendiri yang bersifat dinamis. Bahasa itu sendiri bukan sebagai ilmu tetapi
sebagai keterampilan sehingga penggunaan metode yang tepat perlu dilakukan.

Termasuk dalam penulisan ragam karya ilmiah, penerapan Bahasa Indonesia harus sesuai dengan
kaidah kaidahnya, oleh karena itu, perlu diperhatikan bagaimana kaidah cara penulisan ragam
ilmiah yang benar dan seperti apa saja kesalahan dari penerapan Bahasa Indonesia dalam ragam
ilmiah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa apa saja Problematika Dalam Penerapan Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah?
2. Bagaimana kaidah yang baik dalam penerapan Bahasa Indonesia?

C. Tujuan Penulisan
1. Dapat mengetahui apa saja problematika dalam penerapan Bahasa Indonesia ragam
lmiah.
2. Untuk menambah ilmu mengenai kaidah penerapan Bahasa Indonesia
3. Dapat mengkaji secara singkat dan jelas mengenai Penerapan Bahasa Indonesia
Ragam Ilmiah
BAB II

PEMBAHASAN
A. Kesalahan Pemakaian Kata
Ketidaktepatan pilihan kata merupakan penyebab kekaburan gagasan atau dapat juga
menjadi penyebab tidak sampainya gagasan. Bahkan, sangat mungkin ketidaktepatan pilihan kata
menjadi penyebab terjadinya perbedaan antara gagasan yang akan disampaikan dengan makna
kata yang digunakan itu. Dalam pemilihan kata, sekurang-kurangnya ada dua syarat yang harus
dipenuhi, yaitu :

(1) Ketepatan, berhubungan dengan makna, logika kata. Kata-kata yang dipilih harus secara tepat
mengungkapkan gagasan.

(2) kesesuaian, berkaitan dengan kecocokan situasi yang dihadapi.

Untuk karya ilmiah formal digunakan kata baku, baik makna maupun bentuknya.
Kebakuan kata mempunyai dua pengertian, yakni kebakuan bentuk dan kebakuan makna.

(1) Keterampilan menulis diperoleh melalui pelatihan

(Bentuk kata menulis tidak baku,

tetapi dapat digunakan dalam bahasa percakapan)

(2) Islam mensejajarkan hak laki-laki dan perempuan dalam hal menuntut ilmu.

(Bentuk kata mensejajarkan tidak baku. Yang baku adalah menyejajarkan)

Dari sisi lain, kebakuan kata dapat dibedakan menjadi dua, yaitu (1) baku dan (2) tidak
baku. Moeliono (1985: 65, 66, dan 100) menyebut pembedaan itu dilakukan berdasarkan

kebakuan leksikon. Misalnya, ''tidak'' merupakan kata baku, sedangkan nggak, ndak, apalagi ga

tidak baku. Contoh lain, bilang dengan makna „mengatakan atau berkata‟ tidak baku, tetapi

jika dengan makna „hitung‟ dinyatakan baku.

Adapun beberapa faktor kesalahan dalam pemakaian kata.

1. Kesalahan dalam Ejaan

Contohnya:

•Menasehatiku, seharusnya menasihatiku.

•Merubah, seharusnya mengubah.


•Sistim, seharunya sistem.

2. Kesalahan Bentuk dan Pilihan Kata

Kesalahan penggunaan bentuk dan pilihan kata meliputi kesalahan penggunaan bentuk baku
dan tidak baku, penulisan bentuk terikat, dan ungkapan. Contohnya : MOTOR DILARANG
PARKIR DISINI petunjuk tersebut terdapat tulisan disini. Bentuk “di” pada tulisan itu bukan
merupakan imbuhan atau kata kerja, melainkan kata depan. Sebagai kata depan, “di “ seharusnya
ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya sehingga menjadi di sini.

B. Kesalahan Kalimat
1. Kekurangan Unsur Kalimat
Sri Hapsari Wijayanti (2013:54) mengatakan bahwa subjek dan predikat merupakan unsur
wajib di dalam sebuah kalimat. Jadi, yang dimaksud dengan kesalahan unsur kalimat yaitu tidak
adanya unsur wajib (subjek dan predikat) dalam kalimat tersebut. Ketidak hadiran unsur-unsur
tersebut dalam kalimat akan membuat kalimat tersebut tidak dapat dipahami maksudnya.
a. Kalimat Tidak Bersubjek
Di dalam tas itu memuat beberapa buku.
K P O
Kalimat tersebut merupakan kalimat yang tidak bersubjek. Kalimat tersebut akan lengkap
unsurnya jika kata di dalam dihilangkan karena dengan menghilangkan kata tersebut. Kata tas
itu akan menempati unsur subjek. Perbaikan untuk kalimat di atas adalah sebagai berikut;
Tas itu memuat beberapa buku.
S P O
b. Kalimat Tidak Berpredikat

Proyek raksasa yang menghabiskan dana yang besar serta tenaga kerja yang banyak dan
pada saat ini sudah mulai beroperasi karena dikerjakan siang dan malam.

Kalimat di atas tidak memiliki predikat. Kekurangan unsur predikat mengakibatkan


kalimat tersebut menjadi tidak jelas. Pda contoh di atas, penghilangan ‘dan’ sudah cukup untuk
membuat kalimat itu menjadi berpredikat. Pembenaran untuk kalimat di atas adalah sebagai
berikut:
Proyek raksasa yang menghabiskan dana yang besar serta tenaga kerja yang banyak itu
pada saat ini sudah mulai beroperasi karena dikerjakan siang dan malam.

2. Kalimat Ambigu
Nanik Setyawati (2013: 85) berpendapat bahwa ambiguitas adalah kegandaan arti
kalimat sehingga meragukan atau sama sekali tidak dapat dipahami orang lain.Beliau juga
menambahkan bahwa penyebab ambiguitas ada beberapa hal, di antaranya intonasi yang tidak
tepat, pemakaian kata yang tidak bersifat polisemi, struktur kalimat yang tidak tepat.
Contoh :
(1) Pintu gerbang kerajaan yang indah terbuka dari emas.

(2) Rumah guru yang baru itu mahal harganya.

Kita dapat mengartikan kalimat-kalimat di atas dengan dua penafsiran: pertama,


keterangan yang indah dan yang baru dapat mengenai kerajaan dan guru: kedua, keterangan itu
dapat mengenai pintu gerbang kerajaan dan rumah guru . Kalimat-kalimat di atas menjadi ambigu
karena maknanya tidak jelas. Untuk mejelaskan kalimat maka perlu diubah menjadi kalimat
seperti berikut ;

(1) a.Pintu gerbang yang indah di kerajaan itu terbuat dari emas.

b.Pintu gerbang yang ada di kerajaan yang indah itu terbuat dari emas.

(2) a.Rumah baru kepunyaan guru itu mahal harganya.

b.Rumah kepunyaan guru yang baru itu mahal harganya.

C. Kesalahan Ejaan dan Tanda Baca


Kesalahan ejaan terutama tanda baca. Penyebabnya, antara lain ialah adanya perbedaan
konsepsi pengertian tanda baca di dalam ejaan sebelumnya yaitu tanda baca diartikan sebagai
tanda bagaimana seharusnya membaca tulisan. Misalnya, tanda koma merupakan tempat
perhentian sebentar (jeda) dan tanda tanya menandakan intonasi naik. Hal seperti itu sekarang
tidak seluruhnya dapat dipertahankan. Misalnya, antara subjek dan predikat terdapat jeda dalam
membaca, tetapi tidak digunakan tanda koma jika bukan tanda koma yang mengapit keterangan
tambahan atau keterangan aposisi.
Contoh:
Tanda baca
(1) Engkau sudah lulus?
(2) Dia tidak ikut ujian?
(3) Engkau akan bekerja?
(4) Dia tidak mau bekerja?
(5) Engkau akan menulis surat permohonan kerja?
Bandingkan dengan kalimat tanya yang berikut:
(1) Apakah engkau sudah lulus?
(2) Siapa yang tidak ikut ujian?
(3) Bagaimana kalau engkau bekerja saja?
(4) Mengapa dia tidak mau bekerja?
(5) Kapan engkau akan menulis surat permohonan kerja?

Di dalam konsep pengertian tanda baca berhubungan dengan bagaimana melisankan


bahasa tulis, sedangkan dalam ejaan sekarang tanda baca berhubungan dengan bagaimana
memahami tulisan (bagi pembaca) atau bagaimana memperjelas isi pikiran (bagi penulis) dalam
ragam bahasa tulis.

D. Kesalahan Penalaran
Tanpa sadar terkadang terjadi kesalahan penalaran dalam berpikir. Seperti sudah dibahas,
bahwa terdapat dua jenis penalaran yaitu penalaran induktif dan deduktif maka kesalahan
penalaran pun dapat terjadi dalam proses berpikir induktif maupun berpikir deduktif.

1. Kesalahan penalaran induktif

Kesalahan penalaran induktif dapat terjadi pada ketiga cara berpikir, baik itu generalisasi,
analogi, maupun sebab akibat. Berikut ini adalah beberapa kesalahan penalaran induktif yaitu:

a. Generalisasi terlalu luas

Kesalahan generalisasi bisa terjadi karena generalisasi terlalu luas.

Contoh:
• Melihat beberapa orang Bali pandai menari, seorang tamu asing lalu mengatakan bahwa
semua orang Bali pandai menari.

Kesimpulan dalam generalisasi di atas kurang tepat karena sampelnya terlalu kecil
sehingga tidak bisa mewakili populasi.

b. Dasar analogi yang digunakan bukan merupakan ciri esensial

Kesalahan dalam berpikir analogi bisa terjadi akibat dasar analogi yang digunakan bukan
merupakan ciri esensial.

Contoh:

• Anto akan menjadi presiden karena dia adalah anggota TNI.


c. Kesalahan penilaian hubungan sebab akibat

Kesalahan pada cara berpikir sebab akibat bisa terjadi karena kesalahan penilaian hubungan
sebab akibat. Kesalahan semacam ini sering terjadi pada kesimpulan yang didasarkan takhayul
atau kesalahan yang terdapat pada iklan.

Contoh:

• Berkat sabun X, Toto menjadi juara kelas.


• Guci ajaib menyebabkan tanah menjadi subur.

Pernyataan pertama tidak dapat diterima karena penentuan sebab sangat mustahil. Tidak
mungkin predikat juara kelas dapat dicapai hanya dengan memakai sabun X, hal itu hanya
kebetulan saja. Sedangkan pernyataan kedua tidak dapat diterima karena didasarkan pada
takhayul belaka.

2. Kesalahan penalaran deduktif

Kesalahan penalaran deduktif bisa terjadi karena beberapa hal, misalnya:

• Premis mayornya tidak dibatasi


• Penarikan kesimpulan dari dua premis negatif
• Penarikan kesimpulan terlalu luas/tidak dibatasi
• Term tengah tidak merupakan bagian mayor pada premis mayor
Kesalahan penalaran sering kali mengakibatkan tersusunnya kalimat yang tidak jelas.
Misalnya:
• Rumah itu ingin saya beli.
Susunan kalimat yang benar adalah:
• Rumah itu akan saya beli.
• Saya akan membeli rumah itu.
• Saya ingin membeli rumah itu.
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Sudah selayaknya semua orang/warga negara Indonesia mempunyai sikap positif terhadap
bahasa yang digunakan. Baik melalui komunikasi maupun melalui tulisan ragam ilmiah.
Kita juga haruslah mempertimbangkan tepat tidaknya ragam bahasa yang digunakan.
Sebab sebagai warga negara Indonesia, kita harus mempunyai sikap seperti itu karena
kalau bukan kita, maka siapa lagi yang harus menghargai bahasa Indonesia yang baik dan
benar selain warga negaranya. Kita juga, sebagai bangsa Indonesia harus bersyukur,
bangga, dan beruntung karena memiliki bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan
bahasa Negara. Menggunakan bahasa baku memang sudah seharusnya diterapkan, karena
hal itu akan menunjukan jati diri kita sebagai bangsa Indonesia.

B. Saran
Penggunan bahasa baku harus kita terapkan, mengingat bahasa baku adalah bahasa
Indonesia yang benar. Didalam penulisan suatu ragam memang seharusnya mengikuti
kaidah-kaidah penulisan. Untuk itu sabaiknya kita harus mengikuti peraturan yang sudah
disepakati tersebut. Saran saya kepada teman teman sekalian ialah, setiap kali teman
teman ingin menulis ragam ilmiah. Ada baiknya teman teman memahami dulu kaidah-
kaidah penulisan, salah-satunya yaitu penggunaan kata yang baku dan penggunaan Ejaan
Yang Disempurnakan (EYD). Agar tulisan teman teman sesuai dengan kaidah penulisan
yang sudah disepakati penggunaan kata dan tanda bacanya.
DAFTAR PUSTAKA
https://repository.usd.ac.id/5936/2/121224023_full.pdf

Anda mungkin juga menyukai