Anda di halaman 1dari 46

PRAKTIKUM FISIKA DASAR LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS

TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pesatnya perkembangan teknologi skala nano saat ini menjadi suatu topik
yang populer dalam kehidupan. Telah banyak teknologi–teknologi menggunakan
material dengan ukuran nano yang dibuat oleh para ahli dengan tujuan untuk
memperoleh hasil yang lebih bagus namun ukurannya semakin kecil. Saat ini para
ilmuan mengembangkan teknologi yang meniru cara kerja alam yang dikenal dengan
istilah biomimetika. Salah satu fenomena fisika lainnya yang menarik di alam adalah
sifat hidrofobik dari daun. Hidrofobik adalah sifat takut air atau anti air. Sifat
hydrophobic bisa dijumpai di alam contohnya permukaan daun lotus yang selalu
terlihat bersih dan tidak basah meski terkena air.(Dahlia Gusrita,2014)
Koefisien viskositas merupakan nilai kekentalan fluida. Semakin besar nilai
koefisien viskositasnya, maka semakin kental pula fluida tersebut. Banyak ilmuan
yang meneliti tentang kekentalan fluida. Adapun cara yang lazim digunakan dalam
pengukuran koefisien viskositas yaitu, alat ukur kekentalan kapiler, alat ukur
kekentalan melelui sebuah lubang saluran, alat ukur kekentalan suhu tinggi dengan
tingkatan pergeseran besar, alat ukur kekentalan rotasi, alat ukur kekentalan bola
jatuh.
Pengukuran dengan metode ini biasanya dilakukan secara manual sehingga
memiliki beberapa kelemahan, yaitu kesalahan dalam pengamatan gerak bola akibat
tidak lurus pandangan (kesalahan paralak), kelelahan atau kerusakan mata pengamat,
ketidak akuratan dalam mengukur waktu tempuh bola jatuh karena tidak tidak
tepatnya pewaktu saat bola mencapai target (M. Barkah Salim,2011).
Viskometer merupakan peralatan yang digunakan untuk mengukur viskositas
suatu fluidabedaan kecepatan bergerak lapisan-lapisan fluida yang. Hal ini dapat
dilihat dari percabang, di antara cabang ilmu fisika adalah mekanika Munson (2003:
3)Viskositas (kekentalan) berasal dari perkataan Viscous (Soedojo,1986).

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
1.2 Tujuan Percobaan
1.2.1 Tujuan Instruksi Umum ( TIU )
Kami dapat memahami
1. Konsep fisika atau mekanika mengenai kekentalan (viskositas).
2. Bahwa gesekan yang dialami oleh suatu benda yang bergerak dalam fluida
adalah disebabkan oleh kekentalan fluida tersebut.
1.2.2 Tujuan Instruksi Khusus ( TIK )

1. Menggunakan prinsip keseimbangan gaya stokes, gaya apung dan gaya


berat pada suatu benda dalam fluida.
2. Mengamati pengaruh gesekan yang dialami oleh suatu benda yang
bergerak dalam fluida yang disebabkan oleh fluiada tersebut.
3. Menerapkan faktor koreksi pada laju bola yang.
4. Menentukan viskositas fluida.

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Fluida


Kita sudah lazim menggolong-golongkan materi, yang ditinjau secara
makroskopik, kedalam benda padat dan fluida. Suatu fluida (fluid) adalah suatu zat
yang dapat mengalir. Jadi istilah fluida termasuk cairan dan gas. Klasifikasi seperti
itu tidaklah selalu jelas. Beberapa fluida, seperti gelas dan ternada mengalir begitu
lambat sehingga berperilaku seperti benda padat untuk interval-interval waktu yang
biasanya kita gunakan untuk bekerja dengan benda-benda tersebut (Halliday, 1985).
Viskometer merupakan peralatan yang digunakan untuk mengukur viskositas suatu
fluida. Model viskometer yang umum digunakan berupa viskometer bola jatuh,
tabung ( pipa kapiler ) dan sistem rotasi. Viskometer rotasi silinder sesumbu
(concentric cylinder) dibuat berdasarkan 2 standar, sistem, dimana silinder bagian
dalam berputar dengan silinder bagian luar diam dan sistem Couette dimana bagian
luar silinder yang diputar sedangkan bagian dalam silinder diam. Fluida yang akan
diukur ditempatkan pada celah diantara kedua silinder. Fluida ( zat alir ) adalah zat
yang dapat mengalir, misalnya zat cair dan gas. Fluida dapat digolongkan dalam dua
macam, yaitu fluida statis dan dinamis. Didalam fluida yang tidak diidealisir terdapat
aktivitas molekuler antara bagianbagian lapisannya.
Salah satu akibat dari adanya aktivitas ini adalah timbulnya gesekan internal
antara bagian-bagian tersebut, yang dapat digambarkan sebagai gaya luncur diantara
lapisan-lapisan fluida tadi. Hal ini dapat dilihat dari perbedaan kecepatan bergerak
lapisan-lapisan fluida tersebut. Bila pengamatan dilakukan terhadap aliran fluida
makin mengecil ditempat-tempat yang jaraknya terhadap dinding pipa semakin kecil,
dan praktis tidak bergerak pada tempat di dinding pipa. Sedangkan kecepatan
terbesar terdapat ditengah-tengah pipa aliran. Viskositas suatu fluida adalah sifat
yang menunjukkan besar dan kecilnya tahanan dalam fluida terhadap gesekan. Fluida
yang mempunyai viskositas rendah, Viskositas (kekentalan) berasal dari perkataan
Viscous (Soedojo, 1986). Suatu bahan apabila dipanaskan sebelum menjadi cair
terlebih dulu menjadi viscous yaitu menjadi lunak dan dapat mengalir pelan-pelan.

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Viskositas dapat dianggap sebagai gerakan di bagian dalam (internal) suatu fluida
(Budianto, 2008).
Viskositas suatu fluida merupakan daya hambat yang disebabkan oleh
gesekan antara molekul-molekul cairan, yang mampu menahan aliran fluida sehingga
dapat dinyatakan sebagai indikator tingkat kekentalannya. Nilai kuantitatif dari
viskositas dapat dihitung dengan membandingkan gaya tekan per satuan luas
terhadap gradien kecepatan aliran dari fluida. Prinsip dasar ini yang dipergunakan
untuk menghitung viskositas secara eksperimen menggunakan metode putar, yaitu
dengan memasukkan penghambat ke dalam fluida dan kemudian diputar. Semakin
lambat putaran penghambat tersebut maka semakin tinggi nilai viskositasnya
(Warsito, 2012).
Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliran fluida yang merupakan
gesekan antara molekul-molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan
yang mudah mengalir dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan
sebaliknya bahanbahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang
tinggi. Pada hukum aliran viskos, Newton menyatakan hubungan antara gaya-gaya
mekanika dari suatu aliran viskos sebagai: Geseran dalam (viskositas) fluida adalah
konstan sehubungan dengan gesekannya. Hubungan tersebut berlaku untuk fluida
Newtonian, dimana perbandingan antara tegangan geser (s) dengan kecepatan geser
(g) nya konstan. Parameter inilah yang disebut dengan viskositas.
Aliran viskos dapat digambarkan dengan dua buah bidang sejajar yang
dilapisi fluida tipis diantara kedua bidang tersebut. Suatu bidang permukaan bawah
yang tetap dibatasi oleh lapisan fluida setebal h, sejajar dengan suatu bidang
permukaan atas yang bergerak seluas A. Jika bidang bagian atas itu ringan, yang
berarti tidak memberikan beban pada lapisan fluida dibawahnya maka tidak ada gaya
tekan yang bekerja pada lapisan fluida. Suatu gaya F dikenakan pada bidang bagian
atas yang menyebabkan bergeraknya bidang atas dengan kecepatan konstan v, maka
fluida dibawahnya akan membentuk suatu lapisan-lapisan yang saling bergeseran.
Setiap lapisan tersebut akan memberikan tegangan geser (s) sebesar F/A yang
seragam, dengan kecepatan lapisan fluida yang paling atas sebesar v dan kecepatan
lapisan fluida paling bawah sama dengan nol.Maka kecepatan geser (g) pada lapisan

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
fluida di suatu tempat pada jarak y dari bidang tetap, dengan tidak adanya tekanan
fluida (Burhanudin, 2014).
Viskositas atau kekentalan merupakan gesekan yang dimiliki oleh fluida.
Gesekan dapat terjadi antarpartikel zat cair, atau gesekan antara zat cair dan dinding
permukaan tempat zat cair tersebut berada.
Tabel 2.1 koefisien viskositas untuk berbagai macam fluida
Fluida o
Temperatur ( C) Koofisien Viskositas
-3
0 1,8 x 10
-3
Air 20 1,0 x 10
-3
60 0,65 x 10
-3
100 0,3 x 10
-3
Darah (keseluruhan) 37 4,0 x 10
-3
Plasma Darah 37 1,5 x 10
-3
Ethyl alcohol 20 1,2 x 10
-3
Oli mesin (SAE 10) 30 200 x 10
-3
0 10.000 x 10
-3
Gliserin 20 1500 x 10
-3
60 81 x 10
-3
Udara 20 0,018 x 10
-3
Hidrogen 0 0,009 x 10
-3
Uap air 100 0,013 x 10

Setiap zat cair memiliki viskositas yang berbeda. Pada tabel 5.2.1 dapat
dilihat koefisien viskositas beberapa fluida pada berbagai suhu. Keadaan suhu
dicatumkan dalam tabel tersebut karena viskositas bergantung pada suhu. Semakin
besar suhu maka semakin kecil viskositasnya, begitu pula sebaliknya. Satuan
viskositas dalam sistem SI adalah Ns/m2, sedangkan dalam sistem cgs adalah poise.
(Dudi Indrajid,2007)
Koefisien viskositas secara umum diukur dengan dua metode :
a. Metode Viskometer Ostwald
Viskometer Ostwald adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengalirnya
sejumlah tertentu cairan dicatat, dan η dihitung dengan hubungan :
…………π(∆p)R4t……………………………………………….…………………(2.5.1)

η= 8vl

Dimana : η = Koefisien viskositas (Ns/m2) ∆p = Perbedaan tekanan( P a ) v = Kelajuan


relatif (m/s) ι = Panjang pipa (mm)

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Umumnya koefisien viskositas dihitung dengan membandingkan laju aliran cairan dengan laju
aliran koefisien viskositasnya diketahui. Hubungan itu adalah:

n1 = d
1t1
……..……………………………………………...............(2.5.2)
2
n dt
2
2

2
Dimana : η = Koefisien viskositas (Ns/m ) d = Diameter bola (mm) t = Tinggi bola (cm)

b. Metode Bola jatuh


Metode bolajatuh menyangkut gaya gravitasi yang seimbang dengan gerakan
aliran pekat, dan hubungannya adalah :

η= 2 r b2 (db−d)g
……………………………………… ……......(2.5.3)........................
9v

2 3
Dimana: η =koefisien viskositas (Ns/m ) r = jari-jari (cm) db = diameter bola (mm) v = volume benda (m )

Dimana b merupakan bola jatuh atau manik-manik dan g adalah konstanta


gravitasi. Apabila digunakan metode perbandingan, kita dapatkan

η1 (db − d1)t1

……… …………………....…………............... …….......(2.5.4)


=

2
η (d − d )t

2
b 2

Dimana : η = Koefisien viskositas (Ns/m2) t = Tinggi bola (cm) db = Diameter bola(mm)

2.2 Persamaan Poiseuille


Fluida yang tidak mempunyai viskositas tidak membutuhkan gaya untuk
mengalir. Fluida yang mempunyai viskositas memerlukan gaya untuk
mengalirkannya untuk melawan gaya gesek antara berbagai lapisan itu. Akibatnya,
debet fluida tidak hanya bergantung pada luas penampang dan kecepatan fluida
mengalir. Debet fluida mengalir bergantung pada koefisien kekentalan, jari-jari pipa,
dan perbedaan tekanan antara ujung-ujung pipa per satuan panjang (gradien tekanan).
Bila debet fluida Q, perbedaan tekanan ∆ , panjang pipa l, dan jari-jari pipa r,
hubungan berbagai besaran tersebut dapat dituliskan

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Dengan k adalah bilangan tanpa dimensi. Dengan analisis dimensi diperoleh
persamaan:
……………………………………………………………………….(2.5.5)

Q= 4

Dimana: Q=Debet fluida (m3) η = Koefisien viskositas (Ns/m2) ∆P = Perbedaan tekanan (P a) l= Panjang pipa (m) r = Jari-jari pipa (mm)

Persamaan (4.2.6) dikenal dengan rumus Poisuille yang diambil dari nama ilmuan
Prancis J.L.Poisuille (1799-1869) yang merupakan fisikawan yang berjasa
menyelidiki aliran darah dalam tubuh.
Bahwa debet fluida berbanding lurus dengan tekanan dan berbanding terbalik
dengan koefisien kekentalan sudah dapat diduga sejak semula. Jika perbedaan
tekanan antara ujung pipa cukup besar, fluida akan mengalir lebih deras.

2.3 Hukum Stokes


Jika benda bergerak dalam fluida yang memiliki viskositas,akan terjadi gaya
gesek antara benda dan fluida. Gaya tersebut dinamakan gaya stokes.Jika benda yang
bergerak dalam fluida tersebut berbentuk bola, besarnya gaya stokes dirumuskan
sebagai berikut
FS = 6
……………………………………………………………….(2.5.6)
2
Dimana: Fs = Gaya stokes (N) η = Koefisien viskositas (Ns/m ) r= Jari-jari bola (m)
v= Kecepatan relatif bola terhadap fluida (m/s)

Gambar 5.2.1( sumber wisata fisika) a) Sebuah kelereng dijatuhkan ke dalam fluida
ideal. b) Sebuah kelereng dijatuhkan ke dalam fluida tak ideal

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Pada gambar 2.5.1 sebuah kelereng dijatuhkan di dalam tabung yang berisi
suatu fluida. Jika kelereng tersebut dijatuhkan ke dalam tabung yang berisi fluida
ideal, tidak akan terjadi perubahan resultan gaya akibat gesekan fluida. Akan tetapi,
jika kelereng dijatuhkan ke dalam tabung yang tidak ideal, akan terjadi perubahan
resultan gaya yang bekerja. Hal tersebut dikarenakan adanya pengaruh gaya gesekan.
Pada gambar 2.5.1(b)gaya-gaya yang bekerja pada kelereng adalah gaya berat
kelereng yang diimbangi oleh gaya stokes dan gaya Archimedes. Pada saat tertentu,
gaya yang bekerja seimbang sehingga resultan seluruh gaya tersebut akan sama
dengan nol. Jika benda bergerak dengan kecepatan maksimum yang tetap,
kecepatannya ini disebut kecepatan terminal. Secara matematis, kecepatan terminal
dapat diturunkan dari rumus-rumus berikut:
F……………………………………………………………..……b=mg-FA(2.5.7)

Dimana : f = Frekuensi (Hz) mg=Massa ( s ) Untuk gaya ke atas (Archimedes) :


……Fa=F........................................... bρfg……………………...…...…….(2.5.8)
Dimana : f = Frekuensi (Hz) ρf = Massa jenis fluida g = Percepatangravitasi (m/s2)

Untuk gaya stokes :


..............……...……………………..……… ………...…(2.5.9)
................. Fb=6πη rvt

Dimana : f = frekuensi (Hz) v= volume benda (m3) r = jari-jari (cm)

Adapun kecepatan terminal benda setelah gaya gaya yang bekerja seimbang adalah
……………… ...................……….......…...............…………...(2.5.10)

v t= gvb(ρ b−ρf)

6πηr

Dimana : vt = Kecepatan terminal (m/s)


=Massa jenis beda fluida (kg/m/s3)

3
=Massa jenis bola (kg/m/s ) r = Jari-jari (cm)

Untuk benda berbentuk bola dengan jari jari r maka volume benda
……………………………………….………..................……...…(2.5.11)

Vb = 4

πr
3

3
Dimana: Vb= Volume benda (m ) r = Jari-jari (cm) = Massa jenis beda fluida
f

3 3
(kg/m/s ) = Massa jenis bola (kg/m/s )

2
2 gr (ρ −ρ )

Vt = ………… ……………………………......…....…...………...…(2.5.12)
b f

9
η

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
3 3
Dimana : Vt= Kecepatan terminal (m/s) f= Massa jenis benda fluida(kg/m ) b= Massa jenis benda / bola (kg/m )
Sedangkan viskositasinya adalah
η = 2 r2g (ρ……….−ρ) ……………………….........................……….....…..(2.5.13)
b f
9 vt

Dimana : ρb= Massa jenis benda / bola (kg/m3) ρf= Massa jenis fluida (kg/m3) vb= Volume benda (m3) vt = Kecepatan terminal benda (m/s) η=
Koefisien viskositas (Ns/m2).

2.4 Viskositas Zat Cair

Viskositas (η) berhubungan dengan besarnya gaya gesekan antarlapis zat cair
itu, dan juga antara zat cair dengan dinding pipanya. Fluida cair yang mengalir di
dalam pipa, jenis alirannya dapat berupa aliran laminer atau aliran turbulen. Kedua
jenis aliran itu terkait dengan nilai , massa jenis (ρ), dan kelajuan alir (v) zat cair,
serta diameter pipa (D) dimana fluida itu mengalir. dimana fluida itu mengalir. Hal
itu dinyatakan dalam bilangan Reynold (RE):
…………...............………………….………………………....…....….(2.5.14)
ρvD
R =
E η

Dimana : RE= Bilangan Reynold p= Massa jenis g/cm3 v= Volume benda (m3) d = Diameter pipa (mm)

2.5 Berat dan Massa


Berat sebuah benda adalah gaya gravitasional yang dilakukan bumi padanya
berat termasuk gaya , karena itu merupakan besaran vector. Arah dari vector ini
adalah arah dari gaya gravitasional, yaitu meuju kepusat bumi. Besar berat
dinyatakan sebuah gaya, seperti misalnya pon atau newton.
Jika sebuah beda bermassa m dibiarkan jatuh bebas, percepatannya adalah
percepatan gravtasi g dan gaya yang bekerja padanya adalajj gaya berat w jika kedua
newton kedua.
…………………...... ……….............. …………… .........................…...(2.5.15)
F= ma

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Dimana : f = Frekuemsi (Hz) ma = Arus listrik (A) Diterapkan pada benda yang sedang
jatuh bebas, maka diperoleh

W= m.g ……………… …… ………… ………(2.5.16)

Dimana: w = Berat suatu benda (kg) m g = Massa g = Gravitasi

W dan g adalah besar vector berat dan vector percepatan. Untuk mencegah
agar benda jangan jatuh, harus ada gaya ke atas yang besarnya sama dengan W upaya
gaya netto sama dengan nol.
Telah disebutkan sebelumnya bahwa secara eksperimen telah diketahui bahwa
harga g untuk sebuah benda di tempat yang sama adalah sama. Dari disini diproleh
bahwa perbandingan berat antara dua benda sama dengan pebandingan massanya.
Karena itu neraca kimia, yang sebetulnya merupakan alat untuk membandingkan dua
gaya yang berarah ke bawah, dapat juga digunakan untuk membandingkan massa.

Telah kita lihat bahwa berat benda, yaitu tarika ke bawah oleh bumi pada
benda, adalah besaran vector, sedangkan massa benda adalah besaran skalar.
Hubungan kuantitatif antara berat dan massa diberikan olehKarena g berbeda-beda
dari satu titik ke titik lain di bumi, maka W, yaitu berat benda bermassa m, berbeda
juga untuk tempat yang berbeda. Jadi erat benda bermassa 1 kilogram ditempat
2 2
memiliki g = 9,80 m/s adalah 9,80 N; ditempat dengan g = 9,78 m/s , benda yang
sama beratnya hanyalah 9,78 N. Jika berat ini di ukur dengan mengamati
pertambahan Panjang pegas dan mengimbanginya, maka beda berat kilogram yang
sama di dua tempat yang berbeda, tampak jelas dengan adanya sedikit perbedan
rentangan pegas di kedua tempat tersebut. Karena itu berat benda bergantung kepada
letak relatifnya terhadap pusat bumi tidk seperti massa yang merupakan sifat intrinsk
benda. Penunjukan skala neraca pegas, yang menimbang benda yang sama di bagian
bumi yang berbeda, akan memerikan hasil yang berbeda.
Dalam ruang tanpa gravitasi berat benda adalah nol, walaupun inersial, yaitu
massa benda tetap tidak berubah, sama dengan dipermukaan bumi. Dalam pesawat
antariksa yang bebas dari gravitasi, tidak sukar untuk mengangkt balokbesi yang
besar (W = 0), tetapi tetap saja antariksawan akan merasa sakit kakinya harus
menendang balok itu (m ≠ 0).
Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Untuk mempercepat benda dalam ruang bebas gravitasi dibutuhkan gaya yang
sama dengan yang dibutuhkan untuk mempercepatnya sepanjang bidang datar licin di
permukaan bumi. Tetapi untuk mengangkat benda yng sama melawan tarikan bumi
dibutuhkan gaya yang lebih besay di permukaan bumi daripada di tempat yang jauh
dari permukaan bumi karena beratnya berbeda.
Seringkali yag diberitahukan bukan massa benda, melainkan beratnya.
Perepatan (a) yang dihasilkan oleh gaya (F) yang bekerja pada benda yang besar
beratnya W dapat diperoleh dengan menggabungkan persamaan 4.2 dan 4.2. Jadi
dapat diperoleh
M= W/g…………………………………......................………....(2.5.17)
Dimana : w = Berat suatu benda (kg) g = Percepatangravitasi (m/s2) m = Massa (s)Sehingga

F = (W/g)……………..……….....................….....………………(2.5.18)
Dimana : f = Frekuensi (Hz) w = Berat suatu benda (kg) g = Percepatan gravitasi
(m/s2)Besaran W/g memegang peranan seperti m dalam persamaan F = Ma dan sesungguhnya tidak lain daripada massa benda yang beratnya sebesar W.

2.6 Massa Jenis dan Berat Jenis


Massa jenis dapat diartikan sebagai kerapatan suatu zat, yaitu perbandingan
antara massa zat dengan volumenya. Selain itu bahwa pada zat yang sama dengan
wujud yang berbeda memiliki massa jenis yang sama, dan pada zat yang berbeda
massa jenisnya berbeda pula.Massa Jenis adalah pengukuran massa setiap satuan
volume benda. Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula
massa setiap volumenya. Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total massa
dibagi dengan total volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih tinggi
(misal besi) akan memiliki volume yang lebih rendah daripada benda bermassa sama
yang memiliki massa jenis lebih rendah (misalnya air).Massa jenis berfungsi untuk
menentukan zat. Setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda. Dan satu zat
berapapun massanya berapapun volumenya akan memiliki massa jenis yang sama.
Satuan massa jenis dalam ‘CGS (centi-gram-sekon)’ adalah : gram persentimeter
kubik (g/cm3). 1 g/cm3 = 1000 kg/m3. (Eko Julianto,dkk)

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Berat jenis bisa berubah-rubah. Pada perhitungan berat jenis kita menekankan
pada berat. Seperti yang kita ketahui berat benda bisaberubah, tergantung dimana
letak benda tersebut berada. sesuai dengan letak benda itu terhadap pusat bumi.Hal
ini disebabkan adanya perbedaan besar gaya gravitasi bumi yang tergantung pada
jarak pusat massa terhadap bumi. Gravitasi di dua tempat tersebut berbeda, dimana
gravitasi di permukaan bumi adalah 9,8 m/
w
……………… … ………….(2.5.19)
................S=...v.....

3)
Dimana: S = Berat jenis dengan satuan (N/m W = Berat benda dengan satuan (kg)
3)
V = Volume benda dengan satuan (m

2.7 Viskositas zat cair


Viskositas ( ) berhubungan dengan besarnya gaya gesekan antarlapis zat cair
itu, dan juga antara zat cair dengan dinding pipanya. Fluida cair yang mengalir di
dal5m pipa, jenis alirannya dapat berupa aliran laminer atau aliran turbulen. Kedua
jenis aliran itu terkait dengan nilai , massa jenis (ρ), dan kelajuan alir (v) zat cair,
serta diameter pipa (D) dimana fluida itu mengalir. Hal itu dinyatakan dalam
bilangan Reynold (RE):
…….……………………………………………….(2.5.20)
ρvD
RE =
n

Dimana : RE =Bilangan Reynold ρ= Massa jenis(g/cm3) v = Volume benda (m3)


d= Diameter pipa(mm)

Ketika Re kecil (< 2000) maka zat cair mengalir secara laminer (setiap bagian
zat cair itu mengalir menuruti garis arusnya sendiri, dan garis arus itu tidak pernah
saling ber-potongan). Sebaliknya, bila Re besar (> 4000) maka fluida mengalir secara
turbulen (terjadi arus pusar). Persamaan diatas memperlihatkan bahwa R E kecil bila
besar. Artinya, keberadaan yang semakin besar membuat aliran cenderung laminer.
Ketika aliran zat cair itu laminer, maka dikuasai persamaan Poiseuille. Jika zat cair
mengalir di dalam pipa sepanjang l, berjejari R, viskositas (kekentalan) , pada debit
Q maka persamaan Poiseuille itu dinyatakan:

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

3
πR ∆ P

Q= ……………………………………………….…………(2.5.21)
8l

3
Dimana : Q = Debit(m ) r = Jari-jari dalam pipa atau tabung (m) l = Panjang pipa
2
(mm) Ƞ = Koefisien viskositas (Ns/m )
Mengacu persamaan persamaan diatas, pada R, l, dan ∆P yang sama maka Q menjadi kecil bila besar. Itu disebabkan Q sebanding dengan
kelajuan alir zat cair

(v) pada R yang tetap. Formulasi inilah yang digunakan sebagai dasar Viskositas
meter Ostwald, yaitu pengukuran berdasarkan kelajuan alir zat cair.

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB III
PROSEDUR KERJA

3.1 Alat dan Bahan

(a) (b) (c)

(d) (e) (f)

(g)

Gambar 3.1 Peralatan Praktikum viskositas Fluida (a)jangka sorong, (b)bola-bola


kecil, (c)gelas ukur, (d)Mikrometer Sekrup, (e)thermometer, (c)meteran,
(g)Stopwatch.

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
3.2 Prosedur Kerja
Pertama-tama kami mengukur diameter dalam menggunakan jangka sorong
dan diameter luar dari gelas ukur diukur menggunakan jangka sorong, setelah itu
kami mengukur diameter bola I dan bola II menggunakan mikrometer sekrup.
Kemudian kami mengukur dan menentukan jarak pada tabung besar sesuai petunjuk
asisten.Setelah itu kami mengukur suhu fluida sebelum percobaan dan kembali
mengukur suhu fluida sesudah percobaan. Kemudian kami menjatuhkan bola I tepat
berada di atas permukaan fluida dan dijatuhkan tanpa ada gaya yang
diberikan.Setelah bola dijatuhkan maka,kami menghitung waktu yang dibutuhkan
bola untuk sampai pada jarak yang ditentukan. Kemudian kami melakukan percobaan
yang sama pada bola ke II yang berbeda ukuran besarnya dari bolaI. Setelah kami
melakukan percobaan tersebut beberapa kali sesuai petunjuk asisten, kemudian kami
menimbang massa dari bola dan massa dari fluida dengan mengunakan alat neraca
analitik digital selanjutnya kami akan mencatat hasil pengamatan kami.

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB IV
TABEL PENGAMATAN

4.1 Pengamatan

Berdasarkan pengamatan dari percobaan konstanta gaya pegas menggunakan


pegas statis di dapatkan data pengamana sebagaimana dibawah ini :

Tabel 4.1 Tabel Pengamatan

Massa Waktu (s)


No Bola Jarak Diameter Bola Keterangan
( m) bola (m )
(Kg) t1 t2 t3

1. 0,1 0,0254 0,23 0,35 0,50


2. I 0,2 0,025 0,21 0,24 0,35 0,56 T0=31ºC
T1= 30ºC
3. 0,3 0,02516 0,25 0,36 0,56
dTabung = 7,65
1. 0,1 0,01608 0,28 0,55 0,62 dTabungDalam = 6,95
2. II 0,2 0,01641 0,05 0,31 0,56 0,62
ρr = 162 gr/cmᵌ

3. 0,3 0,01539 0,33 0,56 0,63

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Hari/Tanggal Praktikum : Minggu, 3 November 2019
Kelompok/Frekuensi :4B/III
Anggota Kelompok : 1. Ade Nurul Fitria
2. Suci Setiawati
3. Imran

Makassar,17 November 2019


ASISTEN

(HESTI MULYANI)

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB V
PENGOLAH DATA

5.1 Menghitung hubungan t terhadap L


5.1.1 Untuk bola I
1 + 2 + 3
=

0,23 + 0,35 + 0,50

1 =
3

108
=
3

= 0,36
= 0,2

0,24 + 0.35 + 0,56

2 =
3

1,15
=
3

= 0,38
= 0,3

0,25 + 0,36 + 0,56

3 =
3

1,17
=
3

= 0,39
1 + 2 + 3
=

= 0,36 + 0,38 + 0,39

1,13
=
3

= 0,37
Tabel 5.1 hubungan t terhadap L

NO L (x) Y x.y x
2

1 0,1 0,36 0,036 0,01


2 0,2 0,38 0,076 0,04

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM
INDONESIA
3 0,3 0,39 0,117 0,09
∑ 0,6 1,13 0,229 0,14

n ( ∑ x. y ) – (∑ x ) (∑ y)
=

(∑ x)
n (∑ 2 ) −

3 (0,229 )– (0,6 )( 1,13 )


=
3 (0,14) − (0,6)
0,687 − 0,678
= 0,42 − 0,36

0,009
= 0,06

= 0,15

Yn = a . Xn
Y1 = 0,15 × 0,1 = 0,015
Y2 = 0,15 × 0,2 = 0,03
Y3 = 0,15 × 0,3 = 0,045

Tabel 5.2 Hubungan L Dan Yn


NO L(x) Yn (y)
1 0,1 0,15
2 0,2 0,03
3 0,3 0,045

X max − X min
Skala X =
n

= 0,3 − 0,1

3
= 0,066


=

skala x
0,1 − 0,1
=
1 0,066
=0

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
0,2 − 0,1

2
=
0,066

= 1,5

0,3 − 0,1

3
=
0,066

=3

Skala Y max − Y min


=
n

0,045 − 0,015
=
3

0,03
=
3

= 0,01

=

skala y

0,015 − 0,015

1 =
0,01

=0

0,03 − 0,015

2 =
0,01

= 1,5

0,045 − 0,015

3 =
0,01

=3

Tabel 5.3 grafik hubungan x dan y


NO X Y
1 0 0
2 1,5 1,5
3 3 3

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Grafik 5.1 grafik hubungan x dan y


tan = − −

= 0,045−0,015

0,3−0,1

= - 0,105
5.1.2 Untuk bola II
0,28 + 0,55 + 0,62

1 =
3

1,45

=
3

= 0,4833

0,31 + 0,56 + 0,62


2 =
3

1,49
=
3

= 0,4967

0,33 + 0,56 + 0,63


3 =
3

= 1,523
= 0,50,6

Tabel 5.4 Hubungan L Dan t

No. L(x) t(y) X.Y 2


X

1 0,1 0,483 0,0483 0,01


2 0,2 0,496 0,0992 0,04
3 0,3 0,506 0,1518 0,09
∑ 0,6 1,458 0,8748 0,14

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
= (∑ . ) − (∑ )(∑ )
(∑ 2) − (∑ )2
= 3(0,8748) − (0,6)(1,458)
3(0,14) − (0,6)

= 2,6244 − 0,8748
0,42 − 0,36
1.7496
= 0.06

= 9,16
Yn = a. Xn
1 = 9,16 × 0,1
= 0,916
2 = 9,16 × 0,2
= 1,832
3 = 9,16 × 0,3
= 2,748

Tabel 5.5 Hubungan X Dan Y


No. X Y
1 0,1 0,916
2 0,2 1,832
3 0,3 2,748

= 0,3 − 0,1

3
= 0,066
0,1 − 0,1
=
1 0,066

=0
0,2 − 0,1
=
2 0,066

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM
INDONESIA
= 1,5
0,3 − 0,1
3= 0,066

=3

2,748 − 0,916
=
3

= 0,610

09162 − 0,916
1 =
0,610

= 0

1,832 − 0,916
2 =
0,610

=1,5

2,748 − 0,916
3 =
0,610

=3

Tabel 5.6 Grafik Hubungan X Dan Y

No. X Y
1 0 0
2 1,5 1,5
3 3 3

Grafik 5.2 Grafik Hubungan T Dan L

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

tan =

= 2,748 − 0,916

0,3 − 0,1
1,832
= 0,2

= 9,16

2
5.2 Menghitung Hubungan tr Terhadap L
5.2.1 Untuk bola 1

1
0,0254
r= = = 0,0127 m

2 2

2 0,025

2
= = = 0,0125
2 2

3
0,02516
= = = 0,01258
3

2 2

= (0,0127) + (0,0125) + (0,01258)


3
= 0,03778
3

= 0,01259
2
= ×2

2 2
= 0,36 × (0,01259)

= 0,36 × 1,58 × 10−4

= 56,88 × 10−3

2 2
= 0,38 × (0,01259)

= 0,38 × 1,58 × 10−4

= 60,04 × 10−3

2 2
= 0,39 × (0,01259)

= 0,39 × 1,58 × 10−4


−3
= 61,62 × 10

Tabel 5.7 Grafik hubungan x dan y

NO L tr2 (Y) X.Y X2


(X)

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM
INDONESIA
1 0,1 56,88
× 10−3 1,271 × 10−5
0,01
2 0,2 60,04
× 10−3 5.202 × 10−5
0,04
3 0,3 61,62 × 10−3 16,821 × 10−5
0,09
Ʃ 0,6 0,17854
23,294 × 10−5
0,14
2 2
a = n (Ʃ X . Y )– (Ʃ X )(Ʃ Y ) n (Ʃ X )– (Ʃ X )
= 3 (23,294 × 10)– (0,6)(0,17854 × 10−5)
3 ( 0, 14 )– (0,9)2
= (69,882 × 10−5) − (10,712 × 10−5)
0,42 − 0,81
−0,3595 × 10−5 / 2
=

= −a.
−3
1 = 2 × 10 (0,1)
= 216,8 × 10−5
2 = 216,8 × 10−5(0,2)
= 43,36 × 10−5
3 = 216,8 × 10−3(0,3)
= 65,04 × 10−3

Tabel 5.8 Hubungan X dan Y


NO X Y
1 0,01 21,68 × 10−5

2 0,02 43,36 × 10−5

3 0,03 65,04 × 10 −5

0,3 − 0,1
=
3

= 0,06

0,1 − 0,1
1 =
0,06

=0

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM
INDONESIA
0,2 − 0,1

2=

0,06

= 1,6

0,3 − 0,1
3=

0,06

= 3,3

(65,04 × 10−5) − (21,68 × 10−5)


=
3

43,34 × 10−5
=
3

= −5
14,45 × 10

(21,68 × 10−5) − (21,68 × 10−5)


1=

14,45

=0

(43,36 × 10−5) − (21,68 × 10−5)


2=

14,45

= 1,500

(65,04 × 10−5) − (21,68 −5)


3=

14,45

= 3,00

Tabel 5.9 Hubungan X dan Y

NO X Y
1 0 0
2 1,6 1,500

3 3,3 3,000

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Grafik 5.4 hubungan tr2 dan L


tan =

1,6−0
= 3,3−0

= 0,484

5.2.2 Untuk bola II


1
0,01545
= = = 7,72 × 10−3

2 2

0,01503
2
2 = = = 7,51 × 10−3

2 2

3
0,01525
= = = 7,62 × 10−3

2 2

1+2+3
=

−3 −3 −3
= (7,72 × 10 ) + (7,51 × 10 ) + (7,62 × 10 )
3
=
7,61 × 10−3

2 2
= ×

2 −3 2
= 016 × (7,61 × 10 )

= 1,2176 × 10−5

2 −3 2
= 0,37 × (7,61 × 10 )

= 2,815710−5

2 −3 2
= 0,82 × (7,61 × 10 )

= 6,2402 × 10−5

2
Tabel 5.10 Hubungan tr terhadap L

No L (x) tr (y)
2 x.y
x2
1 0,1 1,2176×10
-5
0,121×10
-5 0,01
2 0,2 2,8157 ×10
-5
0,363×10
-5 0.04

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM
INDONESIA
3 0,3 -5 -5 0,09
6,2402×10 1,823×10
∑ 0,6 10,27 ×10
-5
2,556 ×10
-5 0,14
= (∑ . ) −(∑ )(∑ )
(∑ 2)−(∑ )2
−5 −5
= 3 (2,556 × 10 ) − (0,6 )(10,724 × 10 )
3 ( 0,14) − (0,36)
−5 −5
= (7,668 × 10 ) − (6,164 × 10 )
(0,42) − (0,36)
= −5
1,504 × 10
0,06
=
25,07 × 10−5 / 2

= a.
1 = 25,07 × 10−5 (0,1)
= 2,507 × 10−5
2 = 25,07 × 10−5(0,2)
= 5,014 × 10−5
3 = 25,07 × 10−5(0,3)
= 7,521 × 10−5

Tabel 5.11 Hubungan x dan y

No X Y

1 0,1 5,507 × 10−5

2 0,2 5,014 × 10−5

3 0,3 7,521 × 10−5

0,3 − 0,1
=
3

= 0,06

0,1 − 0,1
1 =
0,06

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
=0

0,2 − 0,1
2 =
0,06

= 1,6

0,3 − 0,1
3 =
0,06

= 3,3

=

= (7,52110−5) − (2,507 × 10−5)


3

= 1,67 × 10−5

(2,507 × 10−5) − (2,507 × 10−5)


1=

1,67 × 10−5

=0

(5,014 × 10−5) − (2,507 × 10−5)


2 =

1,67 × 10−5

= 1,5

(7,521 × 10−5) − (2,507 × 10−5)


3 =

1,67 × 10−5

=3
Tabel 5.15 Grafik hubungan x dan y

No X Y
1 0 0
2 1,6 1,5
3 3,3 3

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Grafik 5.5 Grafik Hubungan X Dan Y


tan =

3−0
= 3,3−0

= 0,09

5.3 Menentukan Massa Jenis Bola


5.3.1 Bola I
=4
3
3

0,005
=4
3 × 3,14 × (2.66 × 10−3)3

= 6,34
5.3.2 Bola II
=4
3
3

0,021
=4
3 × 3,14 × (12,59 10−3)3

= 2,513
Menentukan
=
massa jenis fluida
v
= 162 − 128

0,025

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
=-1,360 kg/mᵌ
5.4 Menentukan nilai viskositas (ɳ) dari grafik hubungan t terhadap L
5.4.1 Bola I
2××2( )
ɳ = − tan 9
=
2 × 9.81 × ( 2,66 10−3)2 × ( 6,34 − 1,360) × 9,16 9
=
7,036 × 10−4

5.4.2 Bola II
2××2( )
ɳ = − tan 9
= 2 × 9.81 × (12,59 × 10−3)2 × (25,13 − 01,360) × 9,16 9
= 0,075

2
5.5 Menentukan viskositas (ɳ) dari data grafik hubungan tr terhadap L

5.5.1 Bola I
2××( )
ɳ = − tan 9
= 2 × 9.81 ( 6,34 − 1,360) × 9,16
9

= 99,44

5.5.2 Bola II
2××( )
ɳ = − tan 9
= 2 × 9.81 (2,513 − 1,360) × 9,16
9
= 23,02

5.6 Menentukan nilai viskositas ( ƞ ) dari data yang diperoleh


5.6.1 Untuk bola I
2××2 ( − )
1

=
ɳ
1

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
−3 2
= 2 × 9,81 × (0,4833) (2,66 × 10 ) (6,34 − 1,360)
9 × 0,01
= 3,712 × 10−3

2
2×× ( − )
2

=
ɳ2
9
= 2 × 9,81 × (0,9967) (2,66 × 10−3) 2 6,34 − 1,360)
9 × 0,02
= 1,907 × 10−3

2
2×× ( − )
3

=
ɳ3
9
= 2 × 9,81 × (0,506)(2,66 × 10−3) 2 (6,34 − 1,360)
9 × 0,03
= 1,295 × 10−3

5.6.2 Untuk bola II


2××2 ( − )
1

=
ɳ
1

9
= 2 × 9,81 × (0,36)(12,59 × 10−3) 2 (2,513 − 1,360)
9 × 0,01
= 0,0143

2××2 ( − )
2

=
ɳ
2

9
= 2 × 9,81 × (0,38) (12,59 × 10−3) 2 (2,513 − 1,360)
9 × 0,02
= 7,569 × 10−3

2
2×× ( − )
3

=
ɳ3
9

= 2 × 9,81 × (0,39)(12,59 × 10−3) 2 ) (2,513 − 1,360)


9 × 0,03
= 5,179 × 10−3 2
2× ×3 ( − )
ɳ=
9

= 0,0143 + (7,569 × 10−3) + (5,179 − 10−3)


3

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR

2
9

LABORATORIUM FISIKA DASAR


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

= 9,016 × 10−3

5.7 Teori Ketidakpastian

2
2. ( − )
ɳ=
9

2 2
2 2
ɳ ɳ ɳ ɳ

√(
∆ɳ = ) ( ) ) )
(∆ )2 + (∆ )2 + ( (∆ )2 + ( (∆ )2

ɳ
2
√+ ( ) (∆ )2
ɳ 2. 2
( − )
=
9

Di mana :

2 ) ′
= 2. . ( − = 2. . 2( − )

V=9L ′
=0

ɳ ′
.−′.
=

2
= 2. . ( − )(9L) − 0
2
(9 )
2
= 2. . ( − )
9
2
= (2 × 9,81) × (0.0079) (2427,184 − 800)

= (19,62)(0,0000624)(1627,184)
2
(9 × 0,1)
1,992
= 0,81

= 1,9459

( − )2 + ( − )2 + ( − )2
1 2 3

Δ =√

( − 1)

= √(0,28 − 0,30)2 + (055 − 0,30)2 + (0,62 − 0,30)2 3(3 − 1)

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
= √0,0004 + 0,0625 + 0,1024
3(2)

0,1653
= √
6

= 0,275

. 2 ( − )
=
9

Dimana :

2 ′
= 2. . ( − ) = 4. ( − )

=9

=0

′ ′

=

2
=4 ( − )−0 2 ( − )
(9 )

= 4 ( 9,81) (0,30) (0,0079) (1627.184)


2
(9 0,1)
= (11,72)(0,1285)(0,1285)

0,81
1,5059
= 0,81

= 1,8591
( − )2 + ( − )2 + ( − )2
∆ =√ 1 2 2
( − 1)

2
= √(0,0804) − (0,079)2 + (0,020 − 0,079)2 + (0,076 − 0,079)2 3(3−1)
2
= √(0,0014) + (−0,059)2 + (−0,003)2
6

= √0,00000196 + 0,00348 + 0,000009


6

= √0,00349
6

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
= √0,000581

=0
2 . 2( − )
=
9

Dimana :

2 ′ 2
= 2. . ( − ) =2

=9 ′
=0


.−′.
=

2
= (2 . . ) × (9 ) − (0). 2. . 2( − )
(9 )2
2
= 2 × (9,81) × (0,30) × (0,0079)
0,81

= (5,886)(0,0000624)
0,81
= 0,000367
0,81
= 0,000423
=

2 2

2 2
∆ = √( ) (∆ ) +( ) (∆ )

Dimana :
= ′
=1

= ′
=0

′ ′
.− .

3
1( )

=
4

3 2
( )
3

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
4
1( × 3,14(0,00793)

=
4

× 3,14 × (0,00793)2
3

(4,1866)(0,000000493)
=

(4,1866)(0,000000493) 2

=
0,00000206

= 485436,893

1
∆ = ×
2

= 0,5 × 10−3

= 0,0005

=′+′

√ 2
∆ = ( ) (∆ )

Dimana :
4
= ′
=0
3

3 ′ 2
= =3

=′+′

4
=3 3.

4
= 3(0,0079)2(3 . 3,14)
= 3(0,0000624)(4,1866)
= 0,0007837
2
√ 2
∆ = ( ) (∆ )

= √0,0007837.0
= 0

2 2

√ 2 2
∆ = ( ) (∆ ) + ( ) (∆ )

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM
INDONESIA
=
√(485436,893)2 × (0,0005)2 + (0,0007837)2(0)2
=
√(2,356 × 1011) × (2,5 × 10−7
=
√5,89 × 104
=
√59900
=
244,744

2
2 ( − )
=
9

Dimana :

2 ′ 2
=2 ( − ) =2

=9 ′
=0

′ ′

=

2 2
= 2 ×9 −0×2 ( − )
(9 )2

2
2
=
9

2(9,81)(0,30) (0,0079)2
=
9

(5,886)(0,0000624)
=
0,9

= 0,000367

0,9
= 0,000408
=

2 2
√(
Δ = )
) (∆ )2 + ( (∆ )2

Dimana :

= ′ =1

= =0

′ ′

=

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM
INDONESIA
=1 −0
2

=
21

1
= 4
3 3
1
=4
3 (3,14)(0,0079)
1
=
4,1866(0,000000493)
1
=
0,00000206

=485436893
1
Δ =
2

Dimana :
= ′
=0

=

=1

′ ′

=

=
0. 4

3 2
1.
( 3 )
−0,05
= 4
(3 (3,14)(0,0079) 3)2
−0,05
= 2
(4,1866)(0,000000493)
−0,05
= 0,00000426

= −11737,089

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR LABORATORIUM FISIKA
DASAR FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS
MUSLIM INDONESIA
1
Δ =2
= 0,0005

2 2

√(
Δ = )
) (∆ )2 + ( (∆ )2

2
= √(485436,893)² (0,0005)² + (−11737,089) (0,0005)²
= √(2,356 × 1011)(2,5 × 10−7) + (137759258,2)(0,00000025)
=√(5,89 × 104) + (344,4984)

=√58900 + 344,4984

=√59224,4984

=616267,977

2
2 ( − )
=
9

Dimana :
= 2 ′
2 ( − ) =0

=9

=9

′ ′

=

2 )
0×9 −9×2 ( −

(9 )2

9.2(9,81)(0,30)(0,0079)2(1677,184)
=

(9 )2
= 9(5,886)(0,0000624)(1677,184)
0,81

= 0,003105×(1677,184)
0,81
5,0412
= 0,81

= 4,1729
1
Δ =2×

= 0,5 × 10−3

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM
INDONESIA
= 0,0005

2 2 2 2
ɳ ɳ ɳ ɳ

√(
∆ɳ = ) ( ) +( ) +(
(∆ )2 + (∆ )2 (∆ )2 ) (∆ )2

2
ɳ
√ 2
+( ) (∆ )

= √(1,9459) 2(0,275)2 + (1,8591) 2(0)2 + (0,000423)2(244,744) 2 +


√(0,000408)2(485436,893)2 + (4,1729)2(0,0005)2
=√(3,786)(0,0756) + (0) + (0,000000178)(598,9960) + (0,000664)
√(2,356 × 1011) + (17,4130)(0,00000025)
= √0,2801 + 0 + 0,006621 + (46281713) + 0,000004353
= √46281713,29
= 68030,6646
2
ɳ = 2(9,81)(0,30)(0,0079) (1627,184)
9.0.1

= (5,886)(0,00006241)(1677,184)
(0,9)

= 0,387536
0,9

=0,3969
∆ɳ
= 2(ɳ+∆ɳ) ×100%

=
68030,6646 × 100%

2 × (68030 + 6646)
68030,6646
= × 100%

=
6830,6646 × 100%

136062,133

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM
INDONESIA
= 0,4999 %
= 100% − 0,4999 %
= 99,501%

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB VI
ANALISA PENGOLAHAN DATA

6.1 Tabel hasil pengolahan data

Diameter Massa Jarak t1 t2 t3 ɳ


Bola bola Keterangan
(m) (s) (s) (s)
bola (m) (kg) (Pa. s)

0,1 0,22 0,22 0,23


I T1 = 32ºC
0,01203 0,00203 0,2 0,43 0,45 0,46 109,48
T2 = 33ºC
0,3 0,96 0,97 0,98
mf = 0,005 kg
0,1 0,15 0,16 0,17 V = 2,3 x
II 0,01535 0,0046 0,2 0,36 0,37 0,38 78.286 10−8 m3

3
0,3 0,81 0,81 0,83 ρf=748kg/m

6.2 Pembahasan Hasil Pengolahan Data


Tabel analisa di atas, setelah dilakukan percobaan dan perhitungan dapat
diketahui bahwa saat bola dilepaskan dan bergerak menuju titik I, bola akan
mengalami percepatan. Tetapi saat bola berada pada titik II bola yang berada dalam
fluida tidak mengalami percepatan atau bisa dikatakan kecepatan bola adalah
konstan. Ini terjadi karena adanya gaya stokes dan gaya apung yang berusaha
menghambat laju bola. Pada jarak I memiliki waktu yang lebih cepat karena
dipengaruhi oleh kecepatan awal bola. Setelah melewati titik II bola memiliki
kecepatan tinggi karena kecepatan awal dari bola tersebut sudah tidak mempengaruhi
kecepatannya.

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB VII
PENUTUP

7.1 Kesimpulan

Semakin besar diameter bola yang dijatuhkan ke dalam fluida maka semakin
besar pula kecepatan bola tersebut jatuh.Semakin besar massa bola yang jatuh ke
dalam fluida maka semakin besar pula kecepatan bola tersebut jatuh ke
dalamnya.Viskositas sangat mempengaruhi kecepatan suatu benda untuk melewati
fluida.

7.2 Saran

7.2.1 Laboratorium
Kalau bisa baik didalam maupun diluar kebersihan laboratorium tetap dijaga
agar dalam melakukan praktikum para praktikan merasa nyaman.
7.2.2 Asisten
Sebaiknya asisten tetap mempertahankan keramahannya terhadap para
praktikan agar para praktikan dalam melakukan percobaan tetap nyaman demi
kelancaran praktikum.
7.2.3 Praktikum selanjutnya
Selalu senantiasa memeriksa alat-alat ataupun bahan-bahan yang berfungsi
kurang baik ataupun ada kerusakan sedikit dari alat laboratorium karena alat
yang digunakan khususnya pendataan akan mempengaruhi hasil praktikum.

7.3 Ayat yang berhubungan

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam


dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia,
dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan
bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan,
dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
(terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang
memikirkan."(Al Baqarah : 164)

7.4 Makna ayat yang berhubungan dengan percobaan praktikum

Alam adalah sarana manusia untuk melakukan penggalian ilmu pengetahuan.


Seharusnya manusia sebagai khalifah di muka bumi ini mampu menggunakan
akalnya untuk menggali lebih dalam ilmu pengetahuan tersebut agar dapat diambil
manfaatnya demi kesejahteraan dunia dan akhirat.
Adanya pergantian sing dan malam secara konsisten, bertiupnya angin dengan
kencang, berlayarnya bahtera di lautan merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah swt.
bagi orang yang berfikir.Langit dengan pelanet dan macam-macam bintangnya
semua berjalan dan bergerak menurut tata tertib dan aturan ilahi, tidak ada yang
menyimpang dari aturan itu.
Allah swt menurunkan hujan dari langit sehingga bumi yang telah mati
menjadi hidup dan subur. segala macam hewan juga dapat melangsungkan hidupnya
dengan adanya air tersebut.Allah swt telah menciptakan pengisaran angin, yang ada
kalanya membawa berkah dan ada kalanya membawa bencana.
Allah swt menciptakan langit yang kita saksikan ketinggiannya,
keindahannya, keleluasaannya dan apa yang ada di langit atau ruang angkasa yaitu
100 miliar galaksi, di mana setiap galaksi terdiri atas 100 miliar bintang.

Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
DAFTAR PUSTAKA

Cahyani Fieska,Yandri Santoso. 2013.Fisika untuk SMA Kelas X Permintaan


Matematika dan Ilmu Alam.Jawa Barat: Quadra
Halliday, David, dkk. 2010. Fisika Jilid I Edisi 7. Jakarta. Erlangga
Halliday, David, dan Robert Resnick. 1992. Fisika Jilid I Edisi 3. Jakarta. Erlangga
Purwanto, budi. 2012. Fisika untuk Kelas X SMA dan MA. Solo. PT. Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri
Warsita, dkk. 2011. Desanin dan Analisis Pengukuran Viskositas dengan Metode
Bola Jatuh Berbasis Optocoupler dan Sistem Akusisinya pada Komputer.
Jurnal Natur Indonesia 14(3). Juni 2012 : 230-235. Bandar Lampung
Gusrita, Dahlia. 2014. Pesatnya perkembangan Skala Nano. Jakarta
Salim, Barkah, M. 2011. Alat Ukur Kekentalan Kapiler. Jakarta
Soedojo. 1986. Mekanika Munson Viskositas kekentalan . Jakarta
Abdurrazaq, Adrinta. 2017. Jurnal Alat Ukur Suhu Menggunakan Atmega.. Sumatera
Utara

Viskositas Fluida

Anda mungkin juga menyukai