Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling Individu
Disusun Oleh :
Kelas C
Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Nova Erlina,.S.IQ,.M.Ed selaku dosen mata
kuliah Bimbingan dan Konseling Kelompok yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini
masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar sekiranya penyusunan makalah ini menjadi lebih baik lagi. Semoga makalah
ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman serta memberikan
banyak manfaat bagi pembaca.
HALAMAN JUDUL...............................................................................
KATA PENGANTAR.............................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................
A. Latar Belakang............................................................................
B. Rumusan Masalah.......................................................................
C. Tujuan Penulisan.........................................................................
BAB II PEMBAHASAN........................................................................
A. Menurut Teori.............................................................................
B. Menurut Jurnal............................................................................
C. Menurut E-Book..........................................................................
D. Menurut Pendapat.......................................................................
A. Kesimpulan..................................................................................
B. Saran............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konseling adalah suaru proses yang terjadi dalam hubungan seseorang dengan
seseorang yaitu individu yang mengalami masalah yang tak dapat diatasinya, dengan
seorang petugas profesional yang telah memperoleh latihan dan pengalaman untuk
membantu agar klien memecahkan kesulitanya.
Konseling individual yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan peserta didik atau konseli mendapatkan layanan langsung tatap muka
(secara perorangan) dengan guru pembimbing dalam rangka pembahasan pengentasan
masalah pribadi yang di derita konseli.
B. Rumusan Masalah
1. Apa mitos khidmat konseling menurut teori,jurnal,ebook,dan sipembuat?
2. Apa definisi konseling individu menurut teori,jurnal,ebook,dan pendapat?
3. Apakah konseling individu menurut teori, jurnal, ebook, dan pendapat?
4. Apa prinsip konseling menurut teori, jurnal, ebook,dan pendapat?
5. Apa tujuan konseling menurut teori, jurnal, ebook,dan pendapat?
C. Tujuan Penulis
1. Agar memahami mitos khidmat
2. Agar memahami definisi konseling individu
3. Agar memahami apahakah konseling itu
4. Agar memahami prinsip konseling
5. Agar memahami tujuan konseling
BAB II
PEMBAHASAN
A. Menurut Teori
1. Mitos Khidmat konseling
1
Mitos khidmat kaunseling atau pendapat umum mengenai kaunseling
adalah seperti kaunseling itu nasihat, hubungan kaunseling hanya sehala,
kaunseling lebih mementingkan masalah daripada manusia (klien), kaunseling
menyelesaikan masalah atau persoalan hidup, dan kaunseling hanya untuk mereka
yang mempunyai sakit jiwa (mental). Terdapat beberapa definisi kaunseling yang
telah dikemukakan oleh pakar-pakar kaunseling mengenai perkhidmatan ini.
Setiap definisi bergantung pula kepada teori yang digunakan. Menurut Blocher
(Shertzar & Stone,1974), beliau mendefinisikan kaunseling sebagai satu proses
interaksi yang menggerakkan permahaman yang bermakna terhadap diri dan
persekitaran serta menghasilkan pembetukan, penjelasan matlamat dan nilai untuk
tingkahlaku masa depan. Burks dan Steffle (George & Cristiani,1990), pula
mendefinisikan kaunseling sebagai suatu perhubungan yang profesional di antara
seorang kaunselor terlatih dengan seorang klien. Perhubungan ini kadangkala
melibatkan lebih daripada dua individu. Iannya hanya bertujuan membantu klien
memahami dan menjelaskan pandangan mereka terhadap ruang kehidupan dan
belajar mencapai matlamat yang mereka tentukan sendiri melalui pemilihan-
pemilihan yang bermakna serta melalui penyelesaian masalah yang berbentuk
emsional antara individu.
2. Definisi Konseling Individu
2
Secara etimologis, istilah konseling berasal dari bahasa Latin, yakni
“consilium” yang berarti “dengan” atau “bersama” yang dirangkai dengan
“menerima” atau “memahami”. Sedangkan dalam bahasa AngloSaxon, istilah
konseling berasan dari kata “sellan” yang berarti “menyerahkan” atau
“menyampaikan” (Prayitno & Amti, 2004: 99).1 Konseling yang dalam bahasa
Inggris disebut dengan istilah counseling, kadang-kadang juga diterjemahkan
1
http://bakaipdipoh.blogspot.com/2010/06/mitos-khidmat-kaunseling.html
2
Prayitno & Amti, E., 2004: 99-106).
dengan penyuluhan. Menurut penyusun, penggunaan istilah penyuluhan
nampaknya kurang begitu sesuai karena biasanya di dalam penyuluhan keaktifan
hanya dari satu arah, yakni dari penyuluh. Sementara konseling menuntut adanya
keaktifan dari dua arah, baik dari konselor maupun dari konseli, bahkan dalam
konseling keaktifan harus lebih banyak dari konseli, di mana konselor hanya
membantu konseli agar dapat menyelesaikan masalahnya secara mandiri dengan
pilihan-pilihan yang ada (Walgito, 2004: 3-4). Menurut Gladding, konseling
adalah hubungan pribadi antara konselor dengan klien atau konseli. Dalam
hubungan pribadi tersebut, konselor membantu konseli untuk memahami diri
sendiri di setiap keadaan, baik sekarang maupun di masa yang akan datang.
Konseli dapat menggunakan potensi-potensi yang dimilikinya untuk
kesejahteraan pribadi maupun masyarakat (Kertamuda, 2009: 2). Dilihat dari
perkembangan istilah, sebenarnya pada mulanya yang digunakan adalah istilah
guidance (bimbingan), dan istilah tersebut digunakan dalam hal bimbingan
pekerjaan (vocational guidance). Dalam perkembangan selanjutnya bimbingan
tidak hanya dalam masalah pekerjaan, melainkan juga menyangkut masalah
emosional, padahal yang lebih tahu emosi seseorang adalah orang tersebut bukan
konselor, sehingga digunakan istilah counseling (konseling) (Walgito, 2004: 4-5).
Konseling diartikan sebagai bantuan yang diberikan kepada individu dalam
memecahkan masalah dengan interview (Walgito, 2004: 6). Fatchiah E.
Kertamuda (2009:2) menjelaskan, bahwa konseling adalah hubungan yang
direncanakan antara seorang konselor dengan seorang agar konseli dapat
memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya serta dapat mengembangkan
potensipotensi yang ada dalam dirinya.
3. Apakah Konseling
Teori yang dipelopori oleh Williamson ini tergolong berpandangan
kognitif yang rasional. Pendekatan yang digunakan berusaha menerangkan
kesulitan-kesulitan apa saja yang sedang dihadapi klien dengan cara melakukan
pendekatan secara logis rasional dalam pemecahan masalah-masalahnya.
Teori ini biasa disebut sebagai teori directive counseling karena konselor
diposisikan sebagai pihak yang paling aktif dalam membantu klien mengarahkan
perilakunya kepada pemecahan kesulitannya. Jadi konseling ini bisa diartikan
sebagai counseling centred atau konseling yang berpusat pada konselor.
Menurut teori ini, kepribadian individu adalah suatu system sifat yang berarti
antara satu factor dengan factor lainnya saling berkaitan. Factor-faktor itu muncul
dari dalam individu seperti pembawaan sikap dan minat, juga dari luar individu
seperti kondisi lingkungannya.
Menurut Rogers, konstruk inti konseling berpusat pada klien adalah
konsep tentang diri dan konsep menjadi diri atau perwujudan diri. Dikatakan
bahwa konsep diri atau struktur diri dapat dipandang sebagai konfigurasi konsepsi
yang terorganisasikan tentang diri yang membawa kesadaran.
3
Teori kepribadian Rogers yang disebut sebagai “the self theory” yaitu:
Tiap individu berada di dalam dunia pengalaman yang terus menerus berubah,
dan dirinya menjadi pusat.
Individu mereaksi terhadap lingkungannya sesuai dengan apa yang dialami dan
ditanggapinya.
Individu memiliki satu kecendrungan atau dorongan utama yang selalu
diperjuangkannya, yaitu mengaktualisasikan, mempertahankan, dan memperluas
pengalamannya.
Individu mereaksi terhadap gejala kehidupan dengan cara keseluruhan yang
teratur.
Tingkah laku atau tindakan itu pada dasarnya adalah suatu usaha mahluk
hidup yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan yang dialami dan dirasakan.
Emosi yang menyertai tindakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu,
sesungguhnya merupakan suatu yang memperkuat usaha individu mencari sesuatu
ataupun memuaskan kebutuhannya untuk memelihara dan mengembangkan
dirinya.Cara yang terbaik untuk memahami tingkah laku seseorang ialah dengan
jalan memandang dari segi pandangan individu-individu itu sendiri.
4. Prinsip Konseling
4
Prinsip bimbingan dan Konseling memnguraikan tentang pokok – pokok dasar
pemikiran yang dijadikan pedoman program pelaksanaan atau aturan main yanh harus
3
https://benczad94.weebly.com/teori-teori-dalam-bimbingan-konseling.html
4
Hallen, 2002. Bimbingan dan Konseling. Liputan Press : Jakarta
di ikuti dalam pelaksanaan program pelayanan bimbingan dan dapat juga dijadikan
sebagai seperangkat landassan praktis atau aturan main yang harus diikuti dalam
pelaksanaan program pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah. Prayitno
mengatakan : ” Bahwa prinsip merupaka hasil kajian teoritik dan telaah lapangan yanh
digunakan sebgai pedoman pelaksanaan sesuatu yang dimaksudkan” jadi dari pendapat
diatas dapat disimpulkan bahwa prinsip – prinsip bimbingan dan konseling merupakan
pemaduan hasil – hasil teori dan praktek yang dirumuskan dan dijadikan pedoman
sekaligus dasar bagi peyelengaran pelayanan.
Bimbingan dan konseling harus diarahkan untuk mengembangkan invidu
sehingga keputusan yang diambil dan akan dilakukan oleh individu hendaknya atas
kemauan individu itu sendiri. Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli
dalam bidang yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi.
5. Tujuan Konseling
5
Tujuan Konseling gestalt adalah menciptakan eksperimen dengan konseli
untuk membantu konseli ;
a) Mencapai kesadaran atas apa yang mereka lakukan dan bagaimana mereka
melakukannya. Kesadaran itu termasuk di dalamnya, insight, penerimaan diri,
pengetahuan tentang lingkungan, tanggung jawab terhadap pilihannya
b) Kemampuan untuk melakukan kontak dengan orang lain
c) Memiliki kemampuan mengenali, menerima dan mengekspresikan
perasaan, pikiran dan keyakinan dirinya.
Konseling individu memiliki dua tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan
khusus. Secara umum tujuan konseling adalah supaya klien dapat mengubah
perilakunya ke arah yang lebih maju, melalui terlaksananya tugas-tugas
perkembangan secara optimal, kemandirian, dan kebahagiaan hidup. Secara 32
khusus, tujuan konseling tergantung dari masalah yang dihadapi oleh
masingmasing klien. Adapun menurut Prayitno tujuan umum layanan konseling
individu adalah mengentaskan masalah yang dialami klien. Apabila masalah klien
itu dicirikan sebagai:
5
Dr. Namora Lumongga Lubis, M.Sc. (2011), Memahami Dasar – Dasar Konseling dalam Teori dan Praktek,
Kencana, Medan
a) Sesuatu yang tidak disukai adanya
b) Suatu yang ingin dihilangkan
c) Suatu yang dilarang
d) Sesuatu yang dapat menghambat proses kegiatan
e) Dan dapat menimbulkan kerugian Layanan konseling tidak hanya
bersifat penyembuhan atau pengentasan (curative) masalah saja,
melainkan konseling juga bertujuan agar klien setelah
mendapatkan pelayanan konseling, diharapkan ia dapat
mengghindari masalahmasalah dalam hidupnya (preventive),
memperoleh pemahaman diri dan lingkungannya, dapat melakukan
pemeliharaan dan pengembangan terhadap kondisi dirinya yang
sudah baik agar tetap menjadi baik, dan dapat juga dapat
melakukan diri ke arah pencapaian semua hak-haknya sebagai
pelajar maupun sebagai warga negara (advokasi).
B. Menurut Jurnal
1. Mitos Khidmat Konseling
6
Peneliti menyimpulkan bahwa bimbingan dan konseling (BK) sebagai
upaya profesionalyang dilakukan oleh seorang ahli (konselor) kepada individu
atau kelompok yang membutuhkanbantuan konseli secara intens, dengan tatap
muka dengan tujuan untuk membantu menyelesaikansegala bentuk permasalahan
yang dihadapi oleh konseli. Intinya bahwa bimbingan dan konseling (BK) itu
merupakan proses pemberian bantuan yang diberikan kepada individu oleh
konselorsekolah guna membantu mereka memperoleh pengetahuan dan
keterampilan-keterampilanyang diperlukan dalam membuat pilihan-pilihan dan
mengembangkan kemampuan dirinyasecara optimal dengan memanfaatkan
kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan.
2. Definisi Konseling Individu
7
Secara terminologi telah banyak pakar yang mendefinisikan makna dari
konseling tersebutnamun penulis hanya akan menuliskan beberapa definisi yang
6
Prayitno dan Erman Amfi. 1995. Dasar-dasar Bimbingan Konseling. Reneka Cipta : Jakarta
7
Holipah, The Using Of Individual Counseling Service to Improve Student’s Learning Atitude And Habit At The
Second Grade Student of SMP PGRI 6 Bandar Lampung (Journal Counseling, 2011)
menurut penulis kompeten di bidangkonseling adapun konseling menurut istilah
adalah sebagai berikut:
1) Zulfan Saam mendefinisikan konseling adalah proses bantuan yang
diberikan kepada klien dalam bentuk hubungan terapeutik antara
konselor dan klien agar klien dapat meningkatkankepercayaan diri dan
penyesuaian diri, atau berprilaku baru sehingga klien memperoleh
kebahagiaan.
2) Menurut Lahmuddin Lubis, konseling adalah kontak antara dua orang
(konselor dan klien)untuk menangani masalah klien, dalam suasana
keahlian yang laras dan terintegrasi, berdasarkannorma-norma yang
berlaku untuk tujuan-tujuan yang berguna bagi klien.Beliau
melanjutkanasumsinya terkait konseling, bahwa istilah konseling
(counseling) berasal dari kata “councel”atau “to counter’ yang berarti
memberikan nasihat, penyuluhan atau anjuran kepada orang lainsecara
berhadapan muka (face to face). Dengan demikian konseling adalah
pemberian nasihatatau penasihatan kepada orang lain secara individual
yang dilakukan secara berhadapan (faceto face) dari seseorang yang
mempunyai kemahiran (konselor/helper) kepada seseorang
yangmempunyai masalah (klien/helper).Konseling berfungsi sebagai
kuratif atau korektif, yaitumembantu individu memcahkan masalah
yang sedang dihadapi atau dialaminya. Jika adaseseorang yang
mempunyai masalah dan ia ingin keluar dari masalahnya, maka
konselor sebaiknyamemberikan bantuan kepada klien agar klien dapat
menyadari kesalahan dan dosa yang ialakukan, sehingga pada akhirnya
klien tersebut kembali ke jalan yang benar yaitu sesuai denganajaran
agama (Islam).
3. Apakah Konseling
Kata-kata konseling sudah populer terdengar di telinga kita, namun
biasanya konseling seringkalikita lihat dan kita dengar tertangkai dengan
awalan kata bimbingan yaitu “Bimbingan Konseling”menurut Prayitno tidak
ada gunanya membedakan tugas atau ruang lingkup kerja konseling di satusisi
dan bimbingan di sisi yang lain. Keduanya disatukan saja dan digunakan satu
istilah, yaitu “Konseling”. 8Karena sesunggungnya makna dari konseling telah
mencakup makna dari bimbingan. Konseling individual merupakan salah satu
jantung hati pelayanan konseling. Berbagai permasalahan klien yang masih tercakup
dalam bimbingan dan konseling dapat terentaskan jika dilaksanakan dengan
mengikuti prosedur yang baik dan terarah. Pelaksanaan konseling sebagaimana
yang dimaksud memiliki makna bahwa layanan tersebut harus dilaksanakan oleh
tenaga-tenaga profesional yang memahami bagaimana konsep teoritis dan praksis
pelayanan konseling. Dewasa ini berbagai pendekatan dalam konseling telah banyak
muncul dan berkembang. Khusus di Indonesia pelaksanaan konseling harus
dilandaskan atas nilai-nilai yang dianut masyarakat. Tidak semua konsep
pendekatan dapat digunakan konselor dalam pelaksanaan konseling. Oleh sebab itu,
konselor sebaiknya mampu melaksanakan proses konseling secara eklektik, dalam
artian bahwa pelaksanaannya didasarkan atas pemilihan sejumlah teknik yang
didasarkan atas beberapa pendekatan/model konseling, yang semua itu telah
tercakup di dalam konseling pancawaskita.
4. Prinsip Konseling
9
Prinsip yang berasal dari asal kata ” PRINSIPRA” yang artinya permulan dengan
sautu cara tertentu melhirkan hal –hal lain , yang keberadaanya tergantung dari pemula
itu, prisip ini merupakam hasil perpaduan antara kajian teoriitik dan teori lapangan yang
terarah yang digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan yanh dimaksudkan.
( Halaen,2002,: 63 )
Prinsip bimbingan dan Konseling memnguraikan tentang pokok – pokok dasar
pemikiran yang dijadikan pedoman program pelaksanaan atau aturan main yanh harus
di ikuti dalam pelaksanaan program pelayanan bimbingan dan dapat juga dijadikan
sebagai seperangkat landassan praktis atau aturan main yang harus diikuti dalam
pelaksanaan program pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah. Prayitno
mengatakan : ” Bahwa prinsip merupaka hasil kajian teoritik dan telaah lapangan yanh
digunakan sebgai pedoman pelaksanaan sesuatu yang dimaksudkan” jadi dari pendapat
diatas dapat disimpulkan bahwa prinsip – prinsip bimbingan dan konseling merupakan
8
Jurnal konseling pendidikan
9
Jurnal prinsip-prinsip konseling individu
pemaduan hasil – hasil teori dan praktek yang dirumuskan dan dijadikan pedoman
sekaligus dasar bagi peyelengaran pelayanan.
5. Tujuan Konseling
10
Tujuan layanan konseling tidak kaku, tergantung pada suatu kebutuhan
tertentu.
a) konseli atau siswa mampu memahami dirinya, potensinya, kelebihan, dan
kelemahan, serta lingkungannya;
b) konseli atau siswa mampu menyesuaikan dirinya, potensinya, kelebihan,
dan kelemahannya sesuai perubahan atau kebutuhan perkembangan
lingkungan
c) konseli atau siswa mampu mengarahkan dirinya, potensi, dan
kelebihannya terhadap hal-hal yang produktif
d) konseli atau siswa mampu mengembangkan dirinya, potensi, dan
kelebihannya terhadap pencapaian yang lebih optimal
e) konseli atau siswa mampu memperbaiki atau mengatasi kelemahannya
sehingga mampu mencapai keadaan yang baik dan positif.
Upaya untuk mencapai berbagai tujuan di atas, dilakukan oleh konselor
melalui pendekatan konseling dalam layanan konseling. Beberapa pendekatan
konseling yang sering digunakan oleh konselor dalam pelaksanaan konseling
antara lain: (1) Humanistik; (2) Behavioristik; (3) Cognitive-Behavioral; (4)
Rational Emotive Behavioral; dan (5) Reality (Corey, 2009).
C. Menurut E-Book
I. Mitos Khidmat Konseling
II. Definisi Konseling Individu
11
Konseling adalah suaru proses yang terjadi dalam hubungan seseorang dengan
seseorang yaitu individu yang mengalami masalah yang tak dapat diatasinya, dengan
seorang petugas profesional yang telah memperoleh latihan dan pengalaman untuk
membantu agar klien memecahkan kesulitanya. Konseling individual yaitu layanan
bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik atau konseli
10
https://jurnal.konselingindonesia.com
11
Willis S. Sofyan, Konseling Individual Teori dan Praktek, ( Bandung,CV Alfabeta, 2007)hal:18
mendapatkan layanan langsung tatap muka (secara perorangan) dengan guru
pembimbing dalam rangka pembahasan pengentasan masalah pribadi yang di derita
konseli.
III. Apakah Konseling
12
Konseling individual adalah proses pemberian bantuan yang dialakukan melalui
wawancara konseling oleh seorang ahli (konselor) kepada individu yang sedang
mengalami sesuatu masalah (klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang
dihadapi klien. Konseling merupakan “ jantung hatinya” pelayanan bimbingan secara
menyeluruh. Hal ini berarti apabila layanan konseling telah memberikan jasanya, maka
masalah konseli akan teratasi secara efektif dan upaya-upaya bimbingan lainya tinggal
mengikuti atau berperan sebagai pendamping. Implikasi lain pengertian “ jantung hati”
aialah apabila seorang konselor telah menguasai dengan sebaik-baiknya apa, mengapa,
dan bagaimana konseling itu. Dasar dari pelaksanaan konseling di sekolah tidak dapat
terlepas dari dasar pendidikan pada umumnya dan pendidikan di sekolah pada khususnya
dan dasar dari pendidikan itu berbeda, dasar dari pendidikan dan pengajaran di indonesia
dapat dilihat sebagaimana dalam UU. No. 12/1945 Bab III pasal 4 “pendidikan dan
pengajaran berdasarkan atas asas-asas yang termaktub dalam pasal UUD Negara
Republik Indonesia dan atas kebudayaan Indonesia”.
DAFTAR PUSTAKA
http://bakaipdipoh.blogspot.com/2010/06/mitos-khidmat-kaunseling.html
Prayitno & Amti, E., 2004: 99-106).
12
Hellen, Bimbingan Dan Konseling, (Jakarta, Quantum Teaching, 2005) hal: 84
https://benczad94.weebly.com/teori-teori-dalam-bimbingan-konseling.html
Dr. Namora Lumongga Lubis, M.Sc. (2011), Memahami Dasar – Dasar Konseling dalam Teori
dan Praktek, Kencana, Medan
Hartono dan Boy Soedarmadji, Psikologi Konseling, (Jakarta: Prenadamedia Group
Holipah, The Using Of Individual Counseling Service to Improve Student’s Learning Atitude
And Habit At The Second Grade Student of SMP PGRI 6 Bandar Lampung (Journal Counseling,
2011)
Prayitno dan Erman Amfi. 1995. Dasar-dasar Bimbingan Konseling. Reneka Cipta : Jakarta
Jurnal konseling individu
Jurnal prinsp-prinsip konseling individu
Hallen, 2002. Bimbingan dan Konseling. Liputan Press : Jakarta
https://jurnal.konselingindonesia.com
Willis S. Sofyan, Konseling Individual Teori dan Praktek, ( Bandung,CV Alfabeta, 2007)
Hellen, Bimbingan Dan Konseling, (Jakarta, Quantum Teaching, 2005)
Pendapat
Manusia adalah mahluk filosofis, artinya manusia mepunyai pengetahuan dan berpikir, mausia juga
memiliki sifat yang unik, berbeda dengan mahluk lain dalam pekembanganya. Pada dasarnya bimbingan
dan konseling juga merupakan upaya bantuan untuk menunjukan perkembangan manusia secara
optimal baik secara kelompok maupun idividu sesuia dengan hakekat kemanusiannya dengan berbagai
potensi, kelebihan dan kekurangan, kelemhan serta permaslahanya.