Anda di halaman 1dari 2

Nama : Yasinta Ana

NIM : F05110022

Resume : Regulasi Gen Prokariotik

Makhluk hidup prokaryot, memiliki beberapa gen struktural yang diekspresikan secara
bersama-sama dengan menggunakan suatu promotor yang sama. Kelompok gen semacam ini disebut
sebagai “operon”. Mekanisme model operon merupakan proses regulasi induksi dan represi ekspresi
gen secara operasional yang terjadi dalam lingkup fungsional perangkat-perangkat gen. Pengikatan
protein represor ke urut-urutan operator juga ditentukan ada tidaknya molekul lain yang disebut
molekul efektor (misalnya asam amino dan gula).

Pada mekanisme model operon baik yang induksi maupun represi seluruh gen strukturalnya
akan ditranskripsikan bersama. RNAd yang dihasilkan pada suatu model operon induksi maupun
represi disebut dengan polygenic mRNA atau polycistronic mRNA. Regulasi transkripsi induksi
maupun represi pada mekanisme model operon sebagaimana yang telah dikemukaakn bersifat negatif
(negative control system), karena kerja represor menghentikan transkripsi gen-gen struktural.
Kebalikannya, pada positive control system kerja produk gen regulator mendorong berlangsungnya
proses transkripsi gen-gen struktural.

Pada prokaryot. Dua sistem regulasi yang paling umum yang paling umum dilakukan pada
bakteri, yaitu system operan laktosa (operan lac) dan system operan triptopan (operan trp).

1. Sistem Operan Lac

Salah satu contoh dari regulasi transkripsi yang bersifat induksi adalah mekanisme operon
lactose. System operon lac adalah system pengendalian ekspresi gen-gen yang bertanggung jawab di
dalam metabolisme laktosa.

Fase tumbuh E.Coli jika medium yang digunakan Karbon Glukosa da laktosa yakni fase
adaptasi, lalu fase eksponensial yang ditandai dengan laju pertumbuhan yang meningkat secara
eksponensial kemudian akan mencapai fase stasioner. Setelah itu menuju fase eksponensial kedua
sampai akhirnya mencapai fase stasioner akhir.

Pada fase stasioner pertama, operon lactisa terdiri atas beberapa gen mulai diaktifkan. Operon
laktosa terdiri atas 3 gen struktural utama yaitu gen lacZ (mengkode enzim β galactosidase), gen lacY
(mengkode permease galactosida), dan gen lacA (transasetilase thiogalaktosida). Ketiga gen structural
tersebut dikendalikan ekspresinya oleh satu promoter yang sama dan menghasilkan satu mRNA yang
bersifat polisistronik (polycistronic) karena dalam satu transkrip terdapat lebih dari satu cistron
(sinonim dari kata gen). Masing-masing cistron ditranslasi menjadi tiga polipeptida yang berbeda
tetapi semuanya terlibat di dalam metabolisme laktosa. terdapat gen regulator lacl yang mengkode
suatu protein repressor (tersusun atas 3.60 asam amino) dan merupakan bagian system   pengendalian
operon lactose. Operon lactose dapat dikendalikan secara negative maupun secara positif.

Enzim β galactosidase adalah enzim utama yang digunakan untuk memotong ikatan β
galactosidik yang ada pada molekul lactose sehingga dihasilkan dua monosakarida, yaitu glukosa dan
galaktosa. Enzim permease galaktosida adalah enzim yang berperanan dalam pengangkutan lactose
dari luar ke dalam sel. Enzim yang ketiga yaitu, transasetilase thiogalaktosida, sampai sekarang belum
diketahui secara jelas peranannya di dalam metabolisme lactose.

Pengendalian operon laktosa secara negatif dilakukan oleh protein represor yang dikode oleh
gen lacl. Penempelan repressor lacl pada daerah (lacO) menyebabkan RNA polimerase tidak dapat
melakukan transkripsi gen-gen struktural lacZ, lacY, dan lacA sehingga operon laktosa dikatakan
mengalami represi. Proses penekanan atau represi semacam ini terjadi terus menerus selama tidak ada
laktosa di dalam sel. Inilah yang disebut mekanisme efisiensi seluler karena sel tidak perlu
mengaktifkan operon lactose jika memang tidak ada lactose sehingga energy seluler dapat dihemat.

Induksi operon lactosa dapat terjadi jika ada lactosa di dalam sel. Lactosa yang ada di dalam
medium pertumbuhan sel diangkut ke dalam sel dengan menggunakan enzim permease galaktosida.
Enzim ini akan mengangkut laktosa ke dalam sel. Demikian pula halnya dengan enzim β
galactosidase di dalam sel yang ada dalam jumlah terbatas, meskipun belum ada induksi sepenuhnya,
sehingga dapat mengubah lactose menjadi allolactosa.

Selama tidak ada proses induksi, molekul reseptor yang di kode oleh lacl akan selalu menempel
pada operon lac. Meskipun demikian, RNA polymerase tetap dapat menempel pada promotor lac,
hanya saja tidak dapat melakukan transkripsi karena terhambat oleh molekul repressor yang
menempel pada daerah operon.

Selain dikendalikan secara negatif, operon lac juga dikendalikan secara positif. Dalam sistem
semacam ini operon lac diaktifkan kembali setelah sebelumnya ditekan sampai arah paling dasar
(basal level). Pengendalian positif memberikan keuntungan bagi sel karena operon laktosa tetap dalam
keadaan nonaktif selama masih tersedia glukosa dalam jumlah banyak.

2. Sistem Operon trp

Operon trp berperanan di dalam sintesis asam amino triptofan pada E. coli. Operon trp,


dikendalikan melalui dua macam mekanisme yaitu : (1) penekanan (represi) oleh produk akhir
ekspresi, dan (2) pelemahan (attenuation). Operon ini dikenal secara negatif oleh suatu represor
seperti pada operon lac. Meskipun demikian, ada perbedaan antara kedua operon tersebut. Operon lac
adalah :operon yang mengkode enzim-enzim katabolik, yaitu enzim yang digunakan untuk merombak
suatu senyawa, sedangkan operon trp adalah operon yang mengkode enzim-enzim anabolik yang
digunakan untuk sintesis suatu senyawa. Operon untuk enzim katabolik cenderung akan diaktifkan
jika ada senyawa yang akan dirombak, misalnya laktosa. Sebaliknya, operon untuk enzim anabolic
pada umumnya akan dinonaktifkan jika tersedia senyawa yang akan disintesis, misalnya triptofan,
maka operon trp akan dinonaktifkan. Selain dengan mekanisme pengendalian negatif semacam ini,
operon trp juga mempunyai mekanisme pengendalian lain, yaitu mekanisme pelemahan yang tidak
ada pada operon lac.

Operon trip terdiri atas 5 gen struktural, yaitu tripE, D, C, B dan A. Promotor dan operator
operon ini terletak pada daerah yang sama. Pada daerah hilir setelah promotor, tetapi sebelum daerah
gen struktural, terdapat suatu urutan nukleotida (trpL) yang mengkode suatu polipeptida awal
berukuran pendek (leader peptida) yang terdiri atas 14 asam amino dan tidak fungsional sebagai
protein. Sekuens gen peptida awal tersebut mempunyai kodon inisiasi translasi AUG diikuti oleh 13
kodon asam amino dan kodon terminasi transalsi UGA. Gen struktural trpE mempunyai kodon inisiasi
translasi (AUG) tersendiri yang berbreda dari kodon inisiasi pada sekuens peptida awal. Setelah
sekuens trpL terdapat suatu sekuens yang mempunyai fungsi khusus dalam pengendalian dengan
mekanisme pelemahan (attenuation) yang disebut sebagai daerah attenuator. Selain itu, juga ada gen
regulator operon trp yaitu trpR yang mengkode sintesis aporepresor yang tidak aktif jika tidak ada
triptofan.

Selain dengan mekanisme pengendalian negatif semacam trp, operon trp juga dikendalikan
melalui mekanisme pelemahan. Perlu dipahami bahwa sistem represi operator trp sebenarnya tidak
cukup kuat, jauh lebih lemah dibandingkan represor operon lac, sehingga transkripsi gen-gen
struktural trp masih dapat terjadi meskipun ada protein represor. Oleh karena itu, diperlukan
mekanisme pengendalian yang lain untuk meningkatkan efisiensi selular karena sintesis asam amino
triptofan memerlukan banyak energi.

Anda mungkin juga menyukai