Anda di halaman 1dari 15

2

PROPOSAL PROGRAM

PROGRAM ICAN
( IBU CERDAS ANTI NARKOBA )
“ WE LOVE, WE CARE, STOP NARKOBA”

OLEH
YUNUS ADI WIJAYA

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


MINATAN KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2017
DAFTAR ISI
i
2

Halaman Judul i
Daftar Isi ii
RINGKASAN iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Pokok Permasalahan 2
1.3 Tujuan Penulisan 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4
2.1 Penelitian Sebelumnya (State of Art) 6
2.2 Peta Kegiatan dan Hasil yang Diharapkan 6
2.3 Konsep Dasar 8
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 9
3.1 Desain Penelitian 10
3.2 Kerangka Kerja 11
BAB IV BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN 12
4.1 Rencana Anggaran Biaya 12
4.2 Jadwal Penelitian 12
DAFTAR PUSTAKA

RINGKASAN
ii
2

Narkoba (narkotika, psikotropika dan bahan-bahan zat adiktif lainnya)


dapat membahayakan kehidupan manusia, jika dikonsumsi dengan cara yang tidak
tepat, bahkan dapat menyebabkan kematian. Narkoba mempunyai dampak negatif
yang sangat luas; baik secara fisik, psikis, ekonomi, sosial budaya hankam, dan
lain sebagainya. Banyak cara digunakan agar pemakai narkoba dapat normal dan
pulih kembali seperti biasanya. Sehingga kepada pemakai / pengedar dalam
ketentuan hukum pidana nasional diberikan sanksi yang berat. Meskipun narkoba
sangat diperlukan untuk pengobatan dan pelayanan kesehatan, namun bila
disalahgunakan atau digunakan sesuai dengan standar pengobatan.
Pemakaian narkoba di luar indikasi medik, tanpa petunjuk atau resep
dokter, dan pemakaiannya bersifat patologik (menimbulkan kelainan) dan
menimbulkan hambatan dalam aktivitas di rumah, sekolah atau kampus, tempat
kerja dan lingkungan sosial. Ketergantungan narkoba diakibatkan oleh
penyalahgunaan zat yang disertai dengan adanya toleransi zat (dosis semakin
tinggi) dan gejala putus asa, yang memiliki sifat-sifat keinginan yang tak
terhankan, kecenderungan untuk menambah takaran (dosis), ketergantungan fisik
dan psikologis.
Guna mengatasi peredaran dan makin meluasnya barang haram ini, maka
dibutuhkan peran aktif ibu-ibu rumah tangga, sebagai bagian kecil keluarga untuk
melakukan upaya pencegahan sejak dini. Diperlukan intensitas yang tinggi bagi
ibu-ibu rumah tangga. Idealnya, sebagai orang tua harus melakukan pengawasan
dan kontrol secara maksimal untuk membentengi anak-anaknya dari bahaya
narkoba.
Oleh karena itu, diperlukan upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba
dari lingkup yang terkecil, yakni lingkungan keluarga. Karena keluarga adalah
benteng utama yang dapat mencegah anak-anak dari masalah narkoba, dan
seorang Ibu adalah kunci utama kesuksesan program Ibu Cerdas Anti Narkoba.

iii
BAB I
2

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hingga kini penyebaran penyalahgunaan narkoba sudah hampir tak bisa
dicegah. Mengingat hampir seluruh penduduk dunia dapat dengan mudah
mendapat narkoba dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Tentu saja
hal ini bisa membuat orang tua, organisasi masyarakat, dan pemerintah khawatir.
Upaya pemberantas narkoba pun sudah sering dilakukan, namun masih
sedikit kemungkinan untuk menghindarkan narkoba dari
kalangan remaja maupun dewasa, bahkan anak-anak usia SD dan SMP  pun
banyak yang terjerumus ke dalam penyalahgunaan narkoba. Hingga saat ini upaya
yang paling efektif untuk mencegah penyalahgunaan Narkoba pada anak-anak
adalah pendidikan keluarga. Orang tua diharapkan untuk mengawasi dan
mendidik anaknya agar selalu menjauhi penyalahgunaan narkoba.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Narkoba)
Saat ini, jumlah pengguna narkoba di Indonesia diperkirakan mencapai
hingga 5 juta jiwa dengan Jakarta sebagai lokasi persebaran pengguna terbanyak.
Dari 1 juta - 5 juta orang tersebut kebanyakan pengguna terpusat di ibukota
dengan jumlah sekitar 600.000 hingga 1 juta pengguna. Tingginya angka
pengguna ini menjadikan Indonesia pasar yang empuk bagi para penyelundup
( Manalu. J, 2017). Data Badan Narkotika Nasional (BNN) terkait pengguna
narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba) di 2014 menyebutkan, 22 persen
pengguna narkoba di Indonesia merupakan pelajar dan mahasiswa. Sementara,
jumlah penyalahgunaan narkotika pada anak yang mendapatkan layanan
rehabilitasi pada 2015, tercatat anak usia di bawah 19 tahun berjumlah 348 orang
dari total 5.127 orang yang direhabilitasi di tahun itu. Sedangkan jumlah
tersangka kasus narkotika berdasarkan kelompok umur pada 2015 yakni anak usia
sekolah dan remaja di bawah 19 tahun berjumlah 2.186 atau 4,4 persen dari total
tersangka. ( Lestari. M, 2016)

1
2

Peran kaum perempuan dinilai penting dalam menanggulangi peredaran


narkoba, terutama di lingkungan keluarga. Sebab, kaum perempuan terutama para
ibu dapat melakukan pengawasan secara aktif pada seluruh anggota keluarganya
di rumah, sehingga seluruh anggota keluarga diharapkan terhindar dari pengaruh
narkoba. Dewasa ini, penyalahgunaan narkoba sudah semakin mengkhawatirkan.
Karena itu, diperlukan kerjasama semua pihak untuk mengatasinya terutama peran
serta aktif seluruh ibu rumah tangga yang tergabung dalam PKK. Selain kepada
kaum ibu, giat melakukan sosialisasi dan penyuluhan. Bukan saja kepada para
pelajar, guru dan pemuda, sosialisasi dan penyuluhan tentang bahaya narkoba dan
segala aspeknya itu pun disampaikan kepada ibu- ibu PKK, dengan harapan agar
bisa diteruskan kepada seluruh anggota keluarga
(http://www.lintasnasional.com/2015/12/24/peran-ibu-penting-awasi-keluarga-
dari-narkoba/) . Seorang ibu yang tahu bahayanya narkoba, berkewajiban untuk
memberikan suatu pengetahuan tentang bahayanya narkoba yang dapat
menghancurkan masa depan generasi anak bangsa, yang kedepannya mempunyai
tanggung jawab dalam perubahan bangsa, khususnya Indonesia. Penanaman nilai
moral sejak dini sangat penting, dan ketika kita sudah mendapatkan anak yang
sudah terlanjur menggunakan narkoba, maka sebagai orangtua harus peduli
dengan kondisi yang sudah terlanjur terjerumus narkoba, kita harus perhatikan
remaja tersebut untuk disembuhkan sebelum terlambat sampai akhir hayatnya
Amirudin, 2007).
Dari latar belakang diatas diharapkan jangka panjang ada pembentukan
kader – kader Ican dengan anggota utama adalah para Ibu dalam keluarga di
masyarakat yang nantinya akan dibekali dengan pelatihan –pelatihan seputar
narkoba, cara pemberantasan dan pencegahan dini, dll. Karena Ibu adalah garda
terdepan setelah Ayah di dalam keluarga.

1.2 Pokok Permasalahan


Ada tiga hal pokok yang berhubungan dengan narkoba, diantaranya adalah
: (1) Produksi gelap, (2) Peredaran gelap, (3) Penyalahgunaan. Sedangkan yang
menjadi trend konsumen narkoba di Indonesia, adalah : Narkotika golongan I : (1)
Heroin (Putaw), (2) Ganja (Marijuana), (3) Kokain. Narkotika golongan I dari
32

unsur psikotropika : Moma (exstacy, XTC), Amphetamine, methamphetamine


(shabu,ice). (Buku Materi advokasi : Pengenalan Narkoba dan Bahaya
Penyalahgunaannya, BNNP Jatim, Februari 2015)

1.3 Tujuan Penulisan


Terbentuknya program baru yang mendukung pemberantasan peredaran dan
pemakaian narkoba ditingkat dasar di masyarakat dengan program unggulan Ibu
Cerdas Anti Narkoba (ICAN) dengan tagline “we love, we care, stop narkoba”,
dengan sasaran utama adalah para ibu di masyarakat yang akan bertugas dan
berfungsi sebagai kader Ican dan bekerja bersama pemerintahan desa.

BAB II
2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Sebelumnya (State of the Art)


Tabel 2.1 State of Art Narkoba

No Judul Penelitian dan Teori Metode Penelitian Hasil Penelitian


Nama Peneliti

1 Meningkatkan Peran Narkoba Menggunakan Hasil penelitian


Orangtua Siswa Penyuluhan dua metode digunakan
Dalam Pencegahan penelitian yaitu sebagai dasar
Penyalahgunaan penelitian penyusunan
Narkoba Melalui kuantitatif dengan modul
Penyuluhan Narkoba desain deskriptif penyuluhan
Berdasarkan dan penelitian narkoba untuk
Asesmen Kebutuhan kualitatif dengan orangtua siswa
Penyuluhan metode focus Sekolah Dasar
group discussion
Fahrul Rozi
Universitas
Muhammadiyah
Prof. DR. Hamka

2 Peranan Penyidik Polri Peran Pendekatan normatif Ada dua faktor


dalam Penanganan Penanganan diskriptif dengan penghambat dalam
Tindak Pidana Narkoba Narkoba penelitian penanganan
di Sumatera Utara kepustakaan penyalahgunaan
narkoba. Faktor
Elizabeth Siahaan Ekstern : peran
Universitas Sumatera serta masyarakat.
Utara Faktor Intern : dari
dalam tubuh Polri
sendiri, minimnya
biaya anggaran
dalam proses
penyidikkan.
3 Upaya Guru Narkoba Deskriptif Memfokuskan pada
Pembimbing dalam Konseling upaya guru
Pencegahan pembimbing dalam
Penyalahgunaan mencegah siswa
Narkoba Dikalangan menyalahgunakan
Siswa di Sekolah narkoba di SMA
Menengah Atas sederajat se
(SMA) kecamatan
Sederajat Sekecamatan Tampan Pekanbaru
Tampan Pekanbaru

Yusramita
Universitas Islam
Negeri Sultan Syarif
Kasim Riau

4
2
5

4 Mencegah dan Pencegahan Studi Fenomenologi Pemerintah telah


Menanggulangi Napza menunjukkan
Penyalahgunaan Napza Masyaraat beberapa hasil
Melalui Peran Serta nyata dalam upaya
Masyarakat pencegahan
peredaran gelap
Abu Hanifah dan napza serta
Nunung Unayah penanggulangan
Kemensos RI. penyalahgunaan
napza melalui
pengobatan secara
medis. Namun,
penyalahgunaan
Napza masih
meningkat.
5 Pengaruh Keluarga, Keluarga Analisis Regresi Hasil penelitian :
Masyarakat dan Masyarakat kurangnya
Pendidikan Terhadap Pendidikan perhatian orangtua,
Pencegahan Bahaya Penyalahgunaan tidak adanya sistem
Narkoba Dikalangan Narkoba komunikasi antara
Remaja Pencegahan keluarga dan
Narkoba remaja, kurangnya
Sri Handayani, SH kasih sayang, rasa
Universitas Indonesia ingin tau dan
pengaruh teman
kelompok, serta
kurangnya
pengetahuan remaja
tentang bahaya
narkoba.
2

2.2 Peta Kegiatan dan Hasil yang Diharapkan

Anggota Keluarga
PROGRAM
mencegah “ ICAN ” Peningkatan
IBU CERDAS Pengetahuan
ANTI Masyarakat Desa
NARKOBA tentang Narkoba
Faktor Risiko
Penggunaan
Narkoba

1. Penyuluhan kepada Ibu- Keluarga


ibu desa tentang Narkoba. Terhindar dari
mengatasi
a. Pengertian
Bahaya Narkoba
b. Ciri-ciri pengguna
Pengguna c. Cara mencegah dan
Narkoba mengatasi
2. Pembentukan Kader
ICAN.
a. Pelatihan menjadi Branding Desa Bebas
tim penyuluh Narkoba (Desa
narkoba Percontohan)
Dampak Negatif b. Pembekalan dan
Penggunaan Narkoba pendalaman materi
(Psikologi dan Fisik) narkoba
c. Pelatihan public
speaking
Fungsinya : Pilot Project /
a. Sebagai sumber Percontohan
media Regional
Kematian b. Crisis center tingkat
dasar
c. Penyelenggara dan
pelaksana screening
rutin
Pilot Project
3. Pembentukan
strukturalisasi tim ICAN Nasional
a. Koordinator
b. Managerial
c. Informasi
d. Rujukan
Program Wajib
Pemerintah
Kerjasama Lintas
Sektoral
1. Polri
2. TNI
3. BNN
4. LSM
5. Toma / Toga
2

2.3 Konsep Dasar


Obat adalah suatu zat yang dapat mempengaruhi fungsi tubuh manusia
yakni apabila dimasukkan ke dalam tubuh manusia dan menurut petunjuk dokter.
Pemakaian obat-obatan untuk diri sendiri tanpa indikasi dan tidak bertujuan medis
disebut sebagai Penyalahgunaan Zat (drug abuse). Tindakan atau kasus tersebut
merupakan perbuatan yang merugikan diri sendiri (karena dapat menimbulkan
ketergantungan zat, keracunan akut atau kematian dan merugikan orang lain
(karena si penyalahguna mampu mengganggu ketertiban dan mempengaruhi
orang lain agar mau seperti dirinya). Pada umumnya obat atau zat yang
disalahgunakan adalah zat yang termasuk golongan obat psikoaktif (psychoactive
drugs), yaitu obat yang dapat memberikan perubahan-perubahan pada fungsi
mental (pikiran dan perasaan, kesadaran, persepsi tingkah laku) dan fungsi
motorik (Diwanto, M. 2008)
Zat ini mempunyai potensi untuk menimbulkan ketergantungan, baik fisik
maupun secara psikis atau kedua-duanya. Selain zat mempunyai efek tertentu
terhadap tubuh manusia dan salah satu efek yang terdapat pada golongan
psikoaktif dan Narkotika adalah kemampuannya untuk menimbulkan
ketergantungan, sehingga zat ini disebut zat yang dapat menimbulkan
ketergantungan (dependence producing drugs) yaitu antara lain:
a. Alkohol misalnya minuman keras.
b. Narkotika misalnya, morfin, heroin, dan Pethidine.
c. Kanabis misalnya Marjuana atau ganja.
Penekan susunan syaraf pusat misalnya Mandrax, Rohypnol, Magadon,
Nitrazepan, Sedatin (pil BK/pil anjing). Perangsang susunan syaraf pusat
misalnya Amfetamin, (yang pada akhir-akhir ini, dengan dicampur dengan zat lain
disebut sebagai Pil Ecstasy dan sebagainya).
Dari uraian di atas jelaslah bahwa tindakan penyalahgunaan zat
mempunyai kaitan yang erat dengan masalah ketergantungan zat (drug
dependence). Yang dimaksud dengan ketergantungan zat adalah suatu kondisi
yang memaksa seseorang menggunakan zat tersebut dengan tujuan untuk
mendapatkan kepuasan mental atau menghindari diri dari penderitaan fisik dan
28

mental (gejala ketagihan). Pada keadaan ini seseorang tidak dapat menghentikan
pemakaian zat tersebut dan ia dapat mengalami ketergantungan pada satu macam
zat saja atau lebih. Penyembuhan atau pengobatan ketergantungan zat merupakan
suatu hal yang sulit, oleh karena itu maka tindakan pencegahan merupakan upaya
yang sangat penting (Diwanto, M. 2008)
Penyalahgunaan zat (NAPZA) di Indonesia merupakan masalah yang
mulai timbul sejak + 26 tahun yang lalu. Masalah ini makin besar dan meluas
sehingga pada akhirnya dinyatakan sebagai masalah nasional yang dalam
penanggulangannya perlu mendapatkan perhatian dari semua pihak. Pada tahun
1971 terbentuk Badan yang disebut BAKOLAK INPRES 6/1971. Berdasarkan
penelitan dan pengamatan berbagai pihak didapatkan kesan bahwa mereka yang
menyalahgunakan zat kebanyakan tergolong dalam usia muda. Mereka merupakan
kelompok yang mempunyai resiko tinggi (high risk). Masa remaja merupakan
suatu masa yang peka terhadap segala macam bentuk gangguan. Para remaja
membutuhkan bantuan dan perhatian orang tua dan guru atau pembimbingnya
dalam melewati masa ini dengan tenang dan wajar. Bantuan dan perhatian ini
dapat diberikan kalau kita mamahami masalah mereka dan mengetahui berbagai
faktor yang mungkin dapat menimbulkan masalah, khususnya yang menyangkut
masalah penyalahgunaan zat; yakni antara lain ilmu kesehatan jiwa (Diwanto, M.
2008)
2

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Action research atau penelitian tindakan merupakan salah satu bentuk
rancangan penelitian, dalam penelitian tindakan peneliti mendeskripsikan,
menginterpretasi dan menjelaskan suatu situasi sosial pada waktu yang bersamaan
dengan melakukan perubahan atau intervensi dengan tujuan perbaikan atau
partisipasi. Action research dalam pandangan tradisional adalah suatu kerangka
penelitian pemecahan masalah, dimana terjadi kolaborasi antara peneliti
dengan client dalam mencapai tujuan (Kurt Lewin,1973 disitasi Sulaksana,2004)
2

10

3.2 Kerangka Kerja


9

Anggota Keluarga
Anak / Remaja

Faktor Risiko
Penggunaan Narkoba 1. Mampu
2. Tidak mampu

PROGRAM a. Penyuluhan kepada Ibu-ibu


“ ICAN ” desa tentang Narkoba.
IBU CERDAS ANTI NARKOBA b. Pembentukan Kader ICAN.
c. Pembentukan strukturalisasi
tim ICAN

Evaluasi Program
Action Research
ICAN

1. Siapkan rencana yang matang, bila


perlu siapkan rencana cadangan.
Penerapan dan Pembelajaran 2. Usahakan Schedule ditepati.
Program ICAN
3. Memperbanyak dokumentasi selama
pelaksanaan penelitian.
4. Siapkan alat perekam yang baik.
Hasil 5. CAR sebaiknya dipergunakan karena
mempertegas akhir penelitian.

Positif Negatif Reassasement

Branding / Kerjasama lintas Pilot Project


Percontohan sektor

PROGRAM WAJIB
PEMERINTAH
2

BAB IV
BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN

4.1 Rencana Anggaran Biaya (RAB)

No Jenis Keperluan Jumlah Harga Total


Penyediaan Tempat
1 Sewa tempat pelatihan 2 Rp 350.000,00 Rp 700.000,00
2 Sewa paket meja kursi 15 Rp 25.000,00 Rp 375.000,00
3 Sewa 1 set sound system 1 Rp 500.000,00 Rp 500.000,00
Subtotal Rp 1.575.000,00
Perlengkapan Pelatihan
1 Pengadaan Modul 10 Rp 45.000,00 Rp 450.000,00
2 Jasa Pemateri 3 Rp 500.000,00 Rp 1.500.000,00
3 Transfortasi dan Jasa Panitia 6 Rp 600.000,00 Rp 3.600.000,00
4 Set ATK 1 Rp 500.000,00 Rp 500.000,00
5 Makan Siang Box 16 Rp 25.000,00 Rp 400.000,00
6 Snack 16 Rp 10.000,00 Rp 160.000,00
7 Backdrop 1 Rp 100.000,00 Rp 100.000,00
8 XBanner 2 Rp 60.000.00 Rp 120.000,00
9 Standbanner 4 Rp 45.000,00 Rp 180.000,00
10 Jasa transfortasi peserta 10 Rp 150.000,00 Rp 1.500.000,00
11 Air Mineral 4 Rp 60.000,00 Rp 240.000,00
Subtotal Rp 8.750.000,00
Penyusunan Laporan
1 Set ATK 1 Rp 500.000,00 Rp 500.000,00
2 Penjilidan 4 Rp 50.000,00 Rp 200.000,00
3 Jasa komputer 2 Rp 300.000,00 Rp 600.000,00
4 Jasa Analisa 2 Rp 500.000,00 Rp 1.000.000,00
5 Transfortasi 1 Rp 400.000,00 Rp 400.000,00
6 Pulsa telephone 1 Rp 250.000,00 Rp 250.000,00
7 Makan dan minum 9 Rp 25.000,00 Rp 225.000,00
8 Dana Tak Terduga 1 Rp 1.000.000,00 Rp 1.000.000,00
Subtotal Rp 4.175.000,00
TOTAL Rp 14.500.000,00
Terbilang : Empat Belas Juta Lima Ratus Ribu Rupiah

4.2 Jadwal Penelitian


Rencana penelitian akan di mulai pada bulan Agustus 2018 dengan menggunakan
desain action research.
2

DAFTAR PUSTAKA
11

Amirudin (2007, Oktober). Peran Wanita / Ibu Dalam Penanggulangan Masalah


Narkoba. Diperoleh 07 Oktober 2017, dari
http://lumazah.blogspot.co.id/2007/10/peran-wanita-ibu-dalam-
penanggulangan.html

Diwanto, M. (2008, Maret). Kasus Penyalahgunaan Narkotika Ditinjau dari Ilmu


Kesehatan Jiwa (Psikiatri). Diperoleh 08 Oktober 2017, dari
https://duniaceria.files.wordpress.com/2008/03/artikel-narkoba.doc

Lestari, M (2016, 28 September). BNN : 22 Persen Pengguna Narkoba adalah


Pelajar dan Mahasiswa . Diperoleh 08 Oktober 2017, dari
http://www.netralnews.com/news/pendidikan/read/26672/bnn.22.persen.pen
gguna.narkoba.adalah.pe .

Manalu, J.E.R (2017, 24 Juli). 5 Juta Orang Indonesia Pemakai Narkoba, Jakarta
Terbanyak. Diperoleh 08 Oktober 2017, dari
http://kabar24.bisnis.com/read/20170724/367/674320/5-juta-orang-
indonesia-pemakai-narkoba-jakarta-terbanyak

Sulaksana,U., (2004), Managemen Perubahan, Cetakan I, Pustaka Pelajar Offset,


Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai