Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Riset Industri Vol. V No.

2, 2011 Hal 183-194

OTOMATISASI INSTALASI PENGOLAH AIR LIMBAH (IPAL) SISTEM MOBILE DI


BARISTAND INDUSTRI SURABAYA
OTOMATIZATION OF WASTEWATER TREATMENT PLANT (WWTP) MOBILE SYSTEM
OF BARISTAND INDUSTRI SURABAYA
Nurul Mahmida Ariani
Baristand Industri Surabaya
ariani_nm@yahoo.com

ABSTRAK

Berdasarkan UU RI No.32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, maka setiap
industri maupun instansi harus bertanggung jawab terhadap pengelolaan limbah yang dihasilkan dari
kegiatannya. Sehubungan dengan adanya permasalahan keterbatasan lahan yang permanen, maka Baristand
berupaya membantu dalam pemecahan terhadap permasalahan yang dihadapi industri dengan perekayasaan
Mobil IPAL.
Permasalahan yang ada di Mobil IPAL adalah adanya fluktuasi Karakteristik & volume Air limbah yg akan
diproses, tergantung sumber limbahnya, hal tersebut menimbulkan kesulitan pada pengaturan pH serta
Penambahan pereaksi. Sehingga dengan Otomatisasi diharapkan kinerja IPAL Mobil lebih effisien.
Sistem otomatisasi di IPAL Mobil meliputi penetapan pH 7 dengan pH display dan pengaturan pemberian reagen
secara manual. Pengaturan pH : 7 dengan proses air limbah secara sinambung yang dilengkapi dengan dozing
pump menggunakan larutan H2SO4 10 %, pengontrolan pH dengan waktu respon dalam 30 detik.
Kata Kunci: Otomatisasi, IPAL Sistim Mobile, air limbah, dozing pump, pH kontrol

ABSTRACT

Under Regulation UU No.32 / 2009 on Protection and Management of the Environment, every industry and
institution shall be responsible for managing the waste generated from its activities. In relation to the problem
such as limitation of permanent land, so BARISTAND attempt to help in solutions to the problems faced by
industry with engineering of IPAL Mobile.
The problems that exist in the WWTP Mobile System is the fluctuation characteristics & volume of wastewater
that will be processed, depending on the source of waste, which creates difficulties in setting the pH and the
addition of reagents. So with the expected performance of Automation WWTP Mobile System more efficient .
Automation system in WWTP Mobile System include determination of pH 7 with a pH display and arrangement of
the reagents manually. Settings pH: 7 with a continuous process of waste water which is equipped with a dozing
pump using 10% H2SO4 solution, controlling the pH with a response time within 30 seconds.
Keywords: Otomatization, WWTP Mobile Sistem, wastewater, dozing pump, pH control

PENDAHULUAN Beberapa industri kecil menengah mempunyai


permasalahan dalam penyediaan lahan
Berdasarkan UU RI No.32 Tahun 2009 permanent, maka Baristand Industri Surabaya
Tentang Perlindungan dan Pengelolaan sudah melakukan perekayasaan Mobil IPAL.
Lingkungan Hidup, maka setiap industri
Air limbah organik umunya diolah dengan
maupun instansi/ badan usaha harus ber-
menggunakan proses biologi aorobik maupun
tanggung jawab terhadap pengelolaan
anaerobik, tergantung beban organik yang
limbah yang dihasilkan dari kegiatannya.
dikandungnya, untuk air limbah dengan
Limbah cair dari industri berbasis organik karakteristik orgaik ringan proses biologi
mempunyai potensi pencemaran yang sangat aerobik merupakan cara yang lebih cocok.
berat terhadap lingkungan, terutama pada Pada proses ini perlu pengendalian kondisi
produk olahan/ bahan baku industri makanan pada kolam biologi, dimana kondisi air
dan minuman. Bahan bawaan yang limbah yang masuk dan akan diolah harus
terkandung didalamnya merupakan bahan- pada kondisi netral dengan pH sekitar 7.
bahan yang sangat komplek baik yang
Pengendalian pH sangat penting untuk
terlarut maupun yang tidak larut.
berbagai proses di antaranya proses-proses:
185
Otomatisasi Instalasi …… (Nurul Mahmida Ariani)

netralisasi limbah cair, reaksi kimia dan - Pengontrolan/ pengaturan pH, karena
biologi dan lain-lain. Tujuan dari pengendalian kondisi operasi tergantung dengan
adalah mempertahankan nilai pH pada pH.
suatu larutan pada harga tertentu. Hal ini - Penambahan pereaksi bahan kimia.
sangat penting untuk memenuhi kondisi Operator IPAL :
lingkungan yang sesuai atau yang - Tidak hanya bertugas khusus di
dipersyaratkan. Namun pengendalian pH Mobil (IPAL)
merupakan hal yang sulit karena sifat non- - Keterbatasan pengetahuan operator
linieritas yang tinggi dan rentan terhadap tentang proses Mobil.IPAL
adanya gangguan. Sifat-sifat tersebut timbul
akibat bervariasinya parameter sepanjang
proses, pengaruh yang ditimbulakan peralatan Pada Gambar.1. menunjukkan karakteristik
itu sendiri dan serta kondisi lingkungan dan fluktuasi debit air limbah, sehingga perlu
sekitar yang selalu berubah. Pengendalian dilakukan upaya untuk mengatisipasi kondisi
pH dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja tersebut. Salah satu alternatifnya adalah
serta mengatasi sifat non linier proses kimia. dengan cara mendesain bak equalisasi yang
tepat serta dilengkapi dengan peralatan
Baristand Industri Surabaya dalam upaya
Regulator flow. Sedangkan Gambar.2
mendukung Industrialisasi yang berwawasan
menunjukkan hubungan debit limbah cair
lingkungan serta mengacu pada pemenuhan
secara kumulatif terhadap waktu.
UU No. 32/ 2009 , telah melengkapi dengan
Prinsip desain bak equalisasi yang dilengkapi
mobil IPAL (Instalasi Pengolah Air Limbah)
dengan regulator flow yang berfungsi
yang dapat dioperasikan secara berpindah-
sebagai peredam fluktuasi yaitu limbah tidak
pindah, namun dalam pengoperasiannya
melimpah pada saat flowrate maksimum
terdapat beberapa kendala yang antara lain:
dan tidak akan kosong pada saat flowrate
minimal. Data ini yang dipakai sebagai
Karakteristik & volume Air limbah yg referensi dalam perencanaan pembuatan
akan diproses berfluktuasi (tergantung Mobil Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL)
sumber limbahnya, hal tersebut serta upaya otomatisasi pengoperasiannya.
menimbulkan kesulitan pada

Hubungan Debit Limbah Cair Terhadap Hubungan Debit Limbah Cair Komulatif
Waktu Terhadap Waktu
1800
200
y = 80.45x - 63.85
1600
180
1400 Debit rata-rata
Debit Limbah Cair ( liter )

160

140
Debit Limbah Cair ( liter )

1200

120
1000
100
800
80
Debit Minimum
600
60

40 400

20 200

0
0

Waktu / Jam Kerja


Waktu / Jam Kerja

Gambar 1. Debit Limbah Cair Terhadap Gambar 2. Komulatif Volume Limbah yang
Waktu Kerja dihasilkan Pada Kondisi rata-rata

186
Jurnal Riset Industri Vol. V No. 2, 2011 Hal 183-194

Keberadaan Mobil IPAL Baristand Industri METODE PENELITIAN


Surabaya dengan sistem otomatisasi akan
mampu mengelola lingkungan dengan kinerja Bahan dan peralatan
yang lebih baik dengan pengaturan kondisi
proses yang teliti.
Bahan yang dipakai adalah air Limbah,
Dengan adanya proses otomatisasi di Mobil bahan kimia & bahan pembantu untuk
Instalasi Pengolaha Air Limbah (IPAL) Penelitian dan Pengujian. Sedangkan
Baristand Industri Surabaya diharapkan peralatan yang dipakai terdiri dari : Mobil
kinerja proses pengolahan air limbahnya Instatasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
menjadi lebih efisien dan efektif. Baristand Industri Surabaya, pH Kontrol &
Kegiatan Penelitian ini dibatasi pada assesoris, monitoring display/ Dewansi Range
permasalahan yang ada di Mobil IPAL di pengukuran 0 -14, pompa dozing, DO
Baristand Industri Surabaya, dengan: meter, stop watch, timba/ bak, pH meter,
pengaduk
- Pengaturan/ pengontrolan pH yg dilengkapi
dg pH kontrol, dispaly &dozing Pump. Metode Kerja
- pada proses fisika kimia.
- pada proses biologi.
Lingkup kegiatan yang dilakukan meliputi :
Inventarisasi Proses IPAL Mobil yang ada
Di Sukoharjo Jawa Tengah (2009) juga telah Baristand Industri Surabaya, Penelitian &
dilakukan perekayasaan IPAL keliling Pengkajian Proses-proses di IPAL yang
dengan menggunakan teknologi plasma dapat ditransformasikan ke proses otomatisasi
yang sudah dipatenkan, hasil karya seorang (dengan sistem pengontrolan), yaitu pada
doctor dari LIPI (Anto Tri Sugiarto) yang Proses Netralisasi / persiapan proses biologi
melakukan riset awalnya di Jepang dan pH : 7 (Basa – Netral), selanjutnnya dilakukan
perancangan prototype di Indonesia, namun perhitungan desain untuk otomatisasi. Setelah
teknologi ini masih dalam bentuk box yang itu dilakukan Instalasi sistim otomatisasi
bisa dipindah-pindah namum belum serta Uji coba.Adapun data yang didapatkan
menyatu dengan mobil. Mobil IPAL ini dilakukan evaluasi data hasil uji coba untuk
dipasarkan dengan harga sekitar 450 juta melihat kinerjanya.
tanpa mobil, tapi masih ditarik motor roda 2, Kegiatan dilakukan dalam dua tahap, yaitu
Ipal ini masih terbatas juga pada pengolahan pengaturan secara batch dan kontinyu. Pada
limbah secara organic, sedangkan secara pengaturan secara batch untuk pengaturan
anorganik masih dalam proses kajian lebih pH 7 Variabel Tetap : Debit Limbah (Q),
lanjut. (Rohmat Haryadi & Syamsul Variabel perubah : Konsentrasi H2SO4 5 %,
Hidayat, 2009) Gatra Nomor 13, 5 Februari 10 %, kemudian dicari Hubungan Volume
2009, tentang Mobil Plasma Pengolah reaktan H2SO4 terhadap pH. Untuk Variabel
Limbah). perubah : Konsentrasi NaOH 5 %, 10 %
Perbedaan hasil penelitian ini dengan yang juga dicari Hubungan Volume reaktan NaOH
sudah ada, bahwa mobil IPAL yang sudah terhadap pH. Pengatuan pH secara kontinyu,
ada menggunakan teknologi plasma dan dicari hubungan Konsentarsi perekasi Vs
diterapkan pada limbah organic yang waktu respon,(pada pencapaian pH yang
pengoperasiannya dengan di tarik oleh diinginkan, saat on – off dari dozing pump)
mobil. Sedangkan Mobil IPAL hasil rekayasa
dalam penelitian ini adalah untuk limbah HASIL DAN PEMBAHASAN
organic ringan dengan proses biologi lumpur
aktif serta diletakkan dalam mobil box yang
Inventarisasi Proses IPAL Mobil
menyatu dengan mobil serta dilengkapi oleh
yang ada Baristand Industri Surabaya.
peralatan control pH.
Rangkaian proses pengolahan air limbah
pada IPAL Mobil seperti pada gambar.3

187
Otomatisasi Instalasi …… (Nurul Mahmida Ariani)

Tanki Pereaksi
Perhitungan Desain untuk otomatisasi
Perhitungan didasarkan pada desain
Udara

kriteria yang telah ditetapkan, pada


Influent
Tanki Pengaduk
perancangan ini dipilih desain Mobil
IPAL dengan kapasitas 2 m3 air limbah
Sedimentasi I
yang akan diolah per hari, dengan
Sedimentasi II mengambil dasar lokasinya adalah mobil
Thickener
pick up yang dilengakpi oleh fasilitas-
Fluidized Bed

Sludge
fasilitas utama bak flotasi, regulator flow,
Thickener
tangki pengaduk, bak sedimentasi,
WAS
Gambar : Diagram Alir IPAL - Mobile
Dilarang mengkopi/ memperbanyak ataupun mengambil sebagian
kolam biologi berupa fluidized bed serta
yang ada dalam gambar ini, tanpa seijin dengan perancang

perlengkapan asesoris penunjang. Desain


sistem otomatisasi dilakukan pada
Gambar 3. Diagram Alir IPAL Mobil pengontrolan pH larutan yang akan
Baristand Industri Surabaya dialirkan pada kolam biologi, sehingga
kondisi harus di jaga pada pH netral
(sekitar 7) untuk mengkondisikan suasana
Penelitian & Pengkajian Proses-proses
pada proses biologi lumpur aktif, supaya
di IPAL yang dapat ditransformasikan
kelangsungan hidup mikoorganisme
ke proses otomatisasi (dengan sistem
sebagai perombak bahan bahan organik
pengontrolan)
bisa terjaga. Sistem otomatisasi dengan
Proses Netralisasi/ persiapan proses pengaturan pH yang dilengkapi dengan
biologi pH : 7, (Basa – Netral) sistem kontrol dan pembubuhan reagent
Pada Proses pengolahan limbah di IPAL degan menggunakan dozing pump serta
Mobil ini perlu perhatian khusus untuk kondisi pH terukur akan termonitor
pengaturan kondisi proses biologi, jadi dalam layar monitor. Pengoperasian
kondisi limbah yang akan diolah di dalam Kondisi proses ini juga akan selalu
proses biologi ini harus dikondisikan dapat dimonitor dengan CCTV yang bisa
netral sebelum masuk ke proses biologi, dilihat dari ruang monitor yang dalam hal
maka dalam pelaksanannya perlu ini adalah dengan memanfaatkan ruang
ditambahkan larutan asam (H2SO4) kabin dari mobil pick up.
maupun larutan basa (NaOH).
Dozing pH
DO
0,22 0,22
i
g Kir
k an
la
Be SENSOR
SENSOR
tu
0.53
0.51

Pin 0,22 DO
un pH
0.66

Da

Monitor pH & DO Bak Pengaduk PENGADUK


Bak Sedimentasi I
SEDIMENTASI I
Bak Fluidisasi I

MONITOR Ph & DO SEDIMENTASI II

Bak Sedimentasi II
3.64
2.91

Thickener

Bak Fluidisasi II
DOZING
Panel Listrik TANKI
PEREAKSI FLUIDIZED
3.20

THICKENER

Gambar 4. Denah Penempatan sarana Gambar 5. Hydroloic Profile sarana


Kendali/ Kontrol Pada IPAL Mobil Pengendali di IPAL Mobil

Menurut definisi, pH adalah logaritma kebasaan suatu larutan. Hal ini diperlukan
negatif dari konsentrasi ion hidrogen dalam dalam perancangan sistem kontrol pH untuk
larutan air. Ini berarti bahwa larutan yang menentukan ukuran titik akhir . Kurva titrasi
memiliki nilai pH 4 mempunyai sepuluh kali asam - basa adalah plot pH vs penambahan
lebih hidrogen ion dari larutan yang pH 5. pereaksi dan secara grafis menunjukkan
Titrasi adalah metode populer untuk perubahan pH per penambahan unit reagen.
menentukan jumlah keasaman atau Hal ini juga memberikan indikasi tingkat

188
Jurnal Riset Industri Vol. V No. 2, 2011 Hal 183-194

kontrol diperoleh. Bentuknya tergantung yang dikendalikan dengan menggunakan


pada faktor-faktor seperti sifat asam dan perpindahan tegangan milivolt menjadi
basa yang kuat atau lemah, serta suatu perintah/ sinyal ke dozing pump atau
konsentrasi. panel disply.
Pada dasarnya, sistem kontrol pH mengukur Sifat dasar pH sebagai fungsi logaritma dari
pH larutan dan mengontrol penambahan konsentrasi adalah membatasi kapasitas.
reagent penetral untuk menjaga larutan Juga kapasitas penyangga (misalnya,
pada pH netral, atau dalam batas yang kemampuan suatu larutan untuk menolak
dapat diterima tertentu. Sistem kontrol pH perubahan) dari sebuah sistem yang
sangat bervariasi, dan desain tergantung diberikan mungkin nol atau mendekati nol
pada faktor-faktor seperti aliran, kekuatan pada titik kontrol.
asam atau basa, variabilitas, metode Elektroda yang tidak merespon dengan
menambahkan reagen penetral serta cepat perubahan pH karena adanya lapisan
akurasi control. yang akan menambah waktu mati. Oleh
Posisi dua atau sistem kendali on-off karena itu diperlukan suatu sistem kontrol
dirancang sehingga unsur pengendalian terhadap pH sehingga kondisi pH dapat
adalah penambahan reagen selalu diatur terpenuhi dengan baik. Dalam hal ini
dalam salah satu dari dua posisi, baik variable yang dikontrol adalah pH pada
terbuka penuh (On) atau sepenuhnya system proses netralisasi sehingga nilai pH
tertutup (off). Sistem seperti ini umumnya yang diterima cukup baik.Pengukuran nilai
terbatas pada proses yang terus menerus di pH menggunakan sensor yang akan
mana laju aliran limbah relatif kecil. dikontrol sekitar nilai pH7.
Sistem pencampuran / homogenitas harus (http://digilib.its.ac.id/ITS-Research-3100010
baik untuk mendukung sistem kontrol, jika 082619/12236) .
tidak, penginderaan elektroda pH akan Secara keseluruhan dinamika proses tersebut
mendeteksi pH yang salah dan akan terus adalah model yang nonlinier, sehingga
menambah pereaksi walaupun jumlah yang diperlukan pengendali yang mampu mengatasi
benar telah tercapai. karakteristik non linier ini. Pengendali non
Jika pH dari aliran air dapat bervariasi dari linear pada dasarnya sangat cocok untuk di
asam di satu waktu untuk alkali pada yang terapkan pada pengendalian pH akan tetapi
lain, maka kedua reagen asam dan basa pengendali non linear lebih rumit dan lebih
akan dibutuhkan. Sistem seperti ini sangat mahal dibandingkan pengendali linear.
ideal dengan asam encer dan limbah basa. Sistem pengendali linear mampu untuk
Jumlah reagent yang ditambahkan pada mengatasi karakteristik non linear pada pH.
setiap saat bergantung pada proporsionalitas Pengendali linear yang digunakan adalah
yang dibentuk oleh sistem dan controller. kontroller PID yang mempunyai parameter
output Controller dan pengiriman reagen tuning khusus telah di rancang sedemikian
yang proporsional terhadap penyimpangan rupa sehingga memiliki kemampuan
dari referensi internal (setpoint). menghadapi sistem nonlinier.
(http://digilib.its.ac.id/ITS-Undergraduate-31
Beberapa faktor yang sangat penting dalam
00010038366/10580).
desain sistem kontrol pH adalah kemampuan
sistem secara keseluruhan untuk menyerap Limbah cair industri harus melalui proses
agen kontrol tanpa perubahan pada variabel pengolahan limbah cair sebelum dapat
proses. dibuang ke perairan bebas. Salah satu unit
operasi yang sangat penting adalah unit
Dalam perancangan kali ini digunakan
netralisasi. Proses netralisasi limbah cair
system pH control dengan dilengkapi dozing
asam dilakukan dengan penambahan base
pump jenis stroke/ langkah dengan spesifikasi
penetral dengan jumlah yang sesuai
tekanan 7 bar, debit 14.7 liter/jam atau 1.6
sehingga larutan mempunyai pH yang
cc per langkah, namun pada saat operasi
diperbolehkan untuk penjagaan netralitas air
dapat diatur disesuaikan dengan konsentrasi
limbah diperlukan suatu strategi kontrol
reagen yang diperlukan. Sedangkan
yang tepat.
sensornya dengan system elektroda/ probe

189
Otomatisasi Instalasi …… (Nurul Mahmida Ariani)

(http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse& dengan larutan H2SO4 dengan konsentrasi


op=read&id=jbptitbtf-gdl-s1-2007-rudyjusuf- 5% dan H2SO4 10%
1833&q=Nilai) Pengumpulan data serta evaluasi data
Model analitik proses penetralan pH terdiri hasil uji coba untuk melihat kinerjanya
dari dua dinamika yaitu, reaksi pencampuran Setting pH : 7, (pereaksi Larutan H2SO4)
dan reaksi invariant yang didapatkan Secara Batch
dengan menyelesaikan kesetimbangan Pengaturan pH (pH display) dengan cara
elektro-kimia non-linier static reaksi asam- manual secara batch, maka untuk
basa. Secara keseluruhan dinamika proses mencapai pH 7 dari kondisi awal,
tersebut adalah model yang nonlinier, diperlukan
sehingga diperlukan pengendali yang mampu - Larutan H2SO4 5 % sebanyak : 8 cc/
mengatasi karakteristik non linier ini. menit,
- Larutan H2SO4 10 % sebanyak : 4,4
Pada perancangan pH control sangat cc/ menit,
dipengaruhi oleh Adapun gambar grafik hubungan penambahan
Instalasi sistim otomatisasi serta Uji larutan H2SO4 dengan kenaikan pH dapat
coba dilihat pada gambar 6 .
Peralatan yang sudah didesain kemudian
di install/ dipasang sesuai dengan denah
penempatan serta dengan memperhatikan
hidrolic profile, sehingga cairan bisa
mengalir dengan baik. Langkah
selanjutnya adalah setting peralatan,
meliputi cek kinerja masing2 sensor
terhadap tampilan yang ditunjukkan
pada layar monitor. Setting juga meliputi
penyiapan dan penggunaan larutan
dengan kondisi asam maupun basa yang
akan diatur menjadi kondisi netral, yang
larutan awal bersifat asam ditambahkan
dengan larutan NaOH dengan konsentrasi Gambar 6. Grafik Hubungan Volume
5% dan 10 %, sedangkan jika larutan larutan H2SO4 denngan Ph secara
awal bersifat basa, maka untuk sinambung
mencapai kondisi netral ditambahkan

190
Jurnal Riset Industri Vol. V No. 2, 2011 Hal 183-194

Tabel 1. Hubungan waktu proses dengan pH (Proses kontinyu)

No Waktu Nilai pH
(menit) Limbah Limbah Limbah Base Toleransi Toleransi
Awal dan lar dan lar line bat as bat as
H2SO4 H2SO4 bawah atas
10 % 5%
1 0,00 6,79 6,79 6,79 7 6,9 7,1
2 0,30 6,8 6,8 6,8 7 6,9 7,1
3 1,00 6,81 6,81 6,81 7 6,9 7,1
4 1,30 6,83 6,83 6,83 7 6,9 7,1
5 2,00 6,84 6,84 6,84 7 6,9 7,1
6 2,30 6,85 6,85 6,85 7 6,9 7,1
7 3,00 6,86 6,86 6,86 7 6,9 7,1
8 3,30 6,88 6,88 6,88 7 6,9 7,1
9 4,00 6,89 6,89 6,89 7 6,9 7,1
10 4,30 6,9 6,91 6,94 7 6,9 7,1
11 5,00 6,91 6,93 6,97 7 6,9 7,1
12 5,30 6,93 6,95 6,99 7 6,9 7,1
13 6,00 6,95 6,97 7,01 7 6,9 7,1
14 6,30 6,97 6,99 7,02 7 6,9 7,1
15 7,00 6,99 7,01 7,03 7 6,9 7,1
16 7,30 7,02 7,03 7,04 7 6,9 7,1
17 8,00 7,04 7,04 7,05 7 6,9 7,1
18 8,30 7,06 6,98 7,05 7 6,9 7,1
19 9,00 7,08 6,93 7,04 7 6,9 7,1
20 9,30 7,1 6,96 7,03 7 6,9 7,1
21 10,00 7,12 6,98 7,01 7 6,9 7,1
22 10,30 7,14 7,01 6,98 7 6,9 7,1
23 11,00 7,16 7,04 6,96 7 6,9 7,1
24 11,30 7,18 7 6,95 7 6,9 7,1
25 12,00 7,2 6,96 6,95 7 6,9 7,1
26 12,30 7,21 6,97 6,97 7 6,9 7,1
27 13,00 7,23 6,99 7 7 6,9 7,1
28 13,30 7,24 7,01 7,03 7 6,9 7,1

Pengaturan pH secara otomatisasi dengan Untuk pereode waktu : 0 – 4.00 menit


penambahan Larutan H 2SO 4 5 % dan Grafik mempunyai kecenderungan yang
Larutan H2SO4 10 % menggunakan dozing sama, mengalami kenaikan sampai pH
pump seperti terlihat pada Tabel 1 6,9. (masih dalam batas toleransi bawah
sedangkan gambar grafik hubungan dozing belum ON)
penambahan larutan H2SO4 5 % dan 10 %
Namun perbedaan nya adalah, untuk
dengan kenaikan pH dapat dilihat pada
penambahan dengan larutan H2SO4 5
gambar 7 .
%, respon waktu : 450 – 360 : 90 detik,
Trend grafik sinosoidal dengan periode
yang panjang. Sedangkan untuk
penambahan dengan larutan H2SO4 10
%, respon waktu : 450 – 420 : 30 detik.
Trend grafik sinosoidal dengan periode
yang lebih pendek & respon cepat
Proses kontrol, adalah mengatur
perbedaan nilai yang terjadi dengan nilai
yang seharusnya ” Error ”. Nilai error
yang semakin tinggi menunjukkan
adanya pengendalian yang semakin
tidak baik, sedangkan nilai error kecil
atau bahkan mendekati nol adalah suatu
kondisi yang baik yang diharapkan dapat
Gambar 7. Hubungan waktu dengan pH
menunjukkan kondisi pH yang relatif
(Proses Sinambung)

191
Otomatisasi Instalasi …… (Nurul Mahmida Ariani)

stabil seperti kondisi operasi yang akhirnya dapat dimungkinkan untuk


dikehendaki dan telah ditentukan. mendatangkan Jasa Pelayanan Teknis
(Coughanowr- Kopel, 1989) (JPT).
Evaluasi Teknologi. - Suatu sarana yang dapat dimanfaatkan
Mobil IPAL yang sudah dilengkapi system untuk melakukan penelitian dan pengem-
otomatisasi diperlukan, sebab banyak bangan inovasi teknologi pengolahan air
industri kecil dan menengah yang belum limbah serta sebagai bahan kajian bagi
memiliki instalasi pengolah limbah yang industri-industri yang akan membangun
representatif, terutama dalam mengendalikan IPAL nya dengan menggunakan sistem
pencemaran air yang selama ini banyak otomatisasi. (sarana promosi kemampuan
terjadi. Baristand Industri Surabaya dalam
perekayasaan).
Beberapa hal yang dapat diambil dan
dimanfaatkan dengan keberadaan Mobil IPAL Evaluasi Ekonomi .
yang sudah dilengkapi sistem otomatisasi, Evaluasi ekonomi untuk suatu kegiatan
antara lain : pengelolaan lingkungan yang diakibatkan
- Sebagai upaya untuk mengantisipasi oleh kegiatan usaha, tidaklah mudah untuk
tingkat kesulitan dalam pengoperasian. di hitung untung ruginya, hal itu dikarenakan
seperti adanya fluktuasi pada kuantitas biaya yang ada seharusnya dibandingkan
dan kualitas bahan cemarnya, karena dengan terjadinya kerusakan lingkungan
dipengaruhi oleh karakter limbah cair serta usaha pemulihannya apabila tidak
yang akan diolah. Hal ini karena masing- ada pengelolaan.
masing limbah cair yang walaupun Dengan pertimbangan tersebut serta sebagai
bersifat organik namun mempunyai sifat perwujudan rasa tanggung jawab pengelolaan
yang berbeda tergantung dari sumber yang baik dari dampak kegiatan industri/
limbahnya/ jenis industri nya, maka sistim unit usaha, maka sekecil apapun limbah yang
otomatisasi Mobil IPAL sangat bermanfaat, dihasilkan haruslah mendapatkan perhatian
karena pengontrolan pH serta penambahan untuk mengolahnya, termasuk suatu usaha
reagent memerlukan kondisi yang tepat yang mempunyai keterbatasan kepemilikan
dan akurat. tanah/ lahan serta ketersediaan SDM yang
- Teknologi ini dapat diimplementasikan mengoperasikannya.
pada beberapa industri yang mempunyai Keberadaan Mobil IPAL yang dilengkapi oleh
kondisi serupa seperti pada industri yang sistim pengontrolan pH berpeluang sebagai:
berbasis organik lainnya, karena limbah UPT yang dapat mendatangkan Jasa
cair ini mempunyai potensi bahan cemar Pelayanan Teknis (JPT), antara lain :
berupa bahan organik terlarut serta
- Untuk pembuatan & pembangunan IPAL
tersuspensi. Proses pengikatan bahan
secara total, Harga Rp. 550.000.000/ unit
organik secara biologi organik dengan
(Rp. 450.000.000/ unit jika mobil sudah
menggunakan lumpur aktif yang beroperasi
tersedia),
dalam reaktor fluidized Bed. (Eddy
Metcaft, 2003). - Jasa Desain : 20-25 % dari harga total
fasilitas peralatan IPAL.
- Dasar untuk unit Usaha Pelayanan Teknis
(termasuk supervisi pembangunan fisik,
(UPT) untuk pembuatan & pembangunan
uji coba serta pelatihan operator).
Mobil IPAL lain yang pengoperasiannya
manual maupun yang sudah dilengkapi - Jasa pengolahan (dengan sistim sewa)
dengan sistem otomatisasi, yang dibutuhkan per hari :
oleh industri yang dalam keberadaan Rp. 900.000/ hari *), dengan basis :
lokasinya ada keterbatasan/ kesulitan limbah 2 m3/ hari, BOD : 250 ppm)
dengan ketersediaan lahan/ tanah Keberadaan mobil IPAL ini, instalasi tidak
permanen yang cukup, sehingga fasitas membutuhkan lahan yang luas. Hal ini
IPAL Mobil ini tetap bisa dioperasikan didasarkan atas kebutuhan banyak industri
dengan secara berpindah2 sesuai lokasi menengah dan kecil, karena Industri
industri yang membutuhkan, yang pada semacam ini biasanya tidak memiliki unit

192
Jurnal Riset Industri Vol. V No. 2, 2011 Hal 183-194

pengolah limbah sendiri. Sebab lahan kontinyu, seperti pembersihan elektroda


mereka sempit untuk membangun pengolah pada s enso r p rob e - nya.
limbah yang permanen serta adanya
keterbatasan SDM yang mengoperasikannya. DAFTAR PUSTAKA
IPAL mobile ini cocok untuk kondisi seperti
ini terutama jika ada pengolahan secara
sentra atau dengan koordinasi dari instansi 1. Awwa, 1992, “ Standard Method For
pembinanya, seperti Dinas Lingkungan Examination of Water and Wastewater”,
Hidup maupun dinas terkait lainnya di 18 th ed, American Public Health
daerah dimana industry kecil menengah Association, Washington.
tersebut berada.. 2. Anonimous, 1998, “Biological Treatments“,
makalah Training Industrial Wastewater
KESIMPULAN DAN SARAN Treatment, Sinclair Knight Merz, Sydney,
Australia.
Kesimpulan 3. Anonimous, 1998, “Chemical & Physical
Treatments“, makalah Training Industrial
Dengan melakukan perekayasaan system Wastewater Treatment, Sinclair Knight
otomatisasi IPAL Mobil Baristand Industri Merz, Sydney, Australia.
Surabaya dapat ditarik kesimpulan 4. Anonimous, 2002, “Wastewater
beberapa hal : Treatments“, makalah Training Industrial
Keberadaan IPAL mobil Baristand Industri Wastewater Treatment Technique, JICA,
Surabaya dengan sistem otomatisasi Kitakyushu, Japan.
mampu mengelola lingkungan dengan 5. Fujita S, 1996, “Chemical & Physical
kinerja yang lebih baik, efektif dan effisien Treatments “, Kanagawa Academy Of
dengan pengoperasian serta pengaturan Science and Technology, Japan.
kondisi proses yang teliti dengan 6. Fuji, Mashahiro, (2002), “ Biological
pengontrolan pH pada kondisi operasi Treatment ”, Hand out of JICA Training,
proses netralisasi. JICA, Kitakyushu.
Pengaturan pH (pH display) dengan cara 7. Haryadi, R & Hidayat, S, Lingkungan,
manual secara batch, maka untuk Gatra Nomor 13, 5 Februari 2009]
mencapai pH 7 dari kondisi awal, 2009,tentang Mobil Plasma Pengolah
diperlukan Limbah
 Larutan H2SO4 5 % sebanyak : 8 cc/
8. Metcalt & Eddy, 2003, “Waswater
menit, Larutan H2SO4 10 % sebanyak :
Engineering Treatment and Reuse “, 4 th
4,4 cc/ menit,
ed, Mc Graw Hill, New York.
Pengaturan pH dilakukan secara proses
9. USAID, 1998 “Waste Minimization and
sinambung
Cleaner Production“, Naskah Workshop
(pH kontrol : panel pH display & dozing
AusAID, Jakarta.
pump)
- pH : 7, H2SO4 10 % , 10. (http://digilib.its.ac.id/ITS-Research-
- Kontrol dengan kisaran 7 ± 0.1, waktu 3100010082619/12236), download 20
respon 30 detik. Oktober 2010.
11. (http://digilib.its.ac.id/ITS-Undergraduate-
Saran 3100010038366/10580) download 20
Oktober 2010.
Pengoperasian system otomatisasi IPAL 12. (http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=bro
Mobil, akan berjalan dengan lebih baik serta wse&op=read&id=jbptitbtf-gdl-s1-2007-
kinerjanya bisa dipertahan jika kondisi rudyjusuf- 1833&q=Nilai) download 23
peralatan otomatisasi juga terjaga dengan Oktober 2010.
baik, mengingat semua komponennya 13. http://html-pdf-
adalah rangkaian elektronika yang sangat converter.com/pdf/modern-control-
memerlukan pemeliharaan yang bersifat

193
Otomatisasi Instalasi …… (Nurul Mahmida Ariani)

engineering%3B-k.ogata,-prentice-hall,- 14. http://www.pdf-freedownload.com/pdf-


4th-edition.html (Ogata K, Modern folder/process-dynamics-control-text-by-
Control Engineering, 3rd ed, Prentice dr.coughanowr-pdf.php , download 24
Hall, 1997). download 23 Oktober 2010. Oktober 2010.

194

Anda mungkin juga menyukai