Anda di halaman 1dari 13

HAND OUT

MATA KULIAH :Gawat Darurat Maternal Neonatal


KODE MATA KULIAH : Bd.205
POKOK BAHASAN : Sistem Rujukan
- Definisi sistem rujukan
- Tujuan sistem rujukan
- Jenis sistem rujukan
- Jenjang tingkat tempat rujukan
- Jalur sistem rujukan
- Mekanisme rujukan
BEBAN STUDI : 2 SKS (T:1, P:1)
SEMESTER/TINGKAT : IV / II
DOSEN PENGAJAR : Nurbaity,SST.M.Kes

Tujuan pembelajaran

Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa mampu :


1. Menjelaskan pengertian sistem rujukan dan tujuan sistem rujukan dengan baik
dan benar
2. Mengidentifikasi jenis-jenis rujukan dan jenjang tempat rujukan dengan tepat
3. Menentukan jalur rujukan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan
dengan tepat
4. Menyebutkan mekanisme rujukan dengan baik dan benar
referensi
Referensi

Buku utama
1. Niken Meilani, S.Si.T. 2009. Kebidanan Komunitas. Yogyakarta :
Fitramaya
2. Syafrudin. 2009. Kebidanan Komunitas. Jakarta : EGC

Buku anjuran
1. Depkes RI.2007. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta.Depkes RI
2. Syahlan JH.1996. Kebidanan Komunitas, Jakarta: Yayasan Bina Sumber
Daya Kesehatan.
3. Manuaba IBG.2002. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: ecg
4. Saipudin Bari A.2000.Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal Dan Neonatal:YBPSP
Pendahuluan

Angka kematian ibu di Indonesia masih sangat tinggi bila dibandingkan

dengan negara ASEAN lainnya. Salah satu penyebab kematian ibu adalah 3 T

(tiga terlambat) dimana salah satunya adalah terlambat merujuk.

Dalam hal merujuk diharapkan rujukan dilakukan dalam kondisi yang

optimal dan tepat, baik itu tempat, waktu dan kebutuhan dalam merujuk.

Mengadakan rujukan adalah salah satu peran dan fungsi bidan dalam hal

kolaborasi yang diharapkan dalam pelaksanaannya dapat menyelamatkan jiwa ibu

dan bayi.

Persalinan merupakan hal yang normal meskipun sekitar 10-15%

diantaranya akan mengalami masalah selama proses persalinan dan kelahiran bayi

sehingga perlu dirujuk ke fasilitas kesehatan rujukan.

Sangat sulit menduga kapan penyulit akan terjadi sehingga sebagai

seorang tenaga kesehatan diharapkan untuk siap dalam melaksanakan rujukan ke

fasilitas kesehatan yang tepat dan dalam keadaan dan tempat yang tepat.
Uraian materi

1. Definisi

Sistem rujukan adalah suatu jaringan sistem pelayanan kesehatan yang

mungkin terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas

timbulnya suatu masalah dari suatu kasus atau masalah kesehatan

masyarakat, baik secara vertikal maupun horizontal, kepada yang lebih

kompeten, terjangkau dan dilakukan secara rasional.

2. Tujuan

Sistem rujukan bertujuan agar pasien mendapatkan pertolongan pada

fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu sehingga jiwanya dapat

terselamatkan, dengan demikian dapat menurunkan AKI dan AKB.

3. Jenis

Jenis-jenis rujukan sebagai berikut :

a. Rujukan medik

Rujukan ini berkaitan dengan upaya penyembuhan penyakit dan

pemulihan kesehatan pasien. Di samping itu juga mencakup rujukan

pengetahuan (konsultasi medis), dan bahan-bahan pemeriksaan.

b.
c. Rujukan kesehatan masyarakat

Rujukan ini berkaitan dengan upaya pencegahan penyakit (preventif) dan

peningkatan kesehatan (promotif). Rujukan ini mencakup rujukan

teknologi, sarana dan operasional.

4. Jenjang tingkat tempat rujukan

Rumah Sakit Tipe A

Rumah Sakit Tipe B

Rumah Sakit Tipe C/D

Puskesmas Rawat Inap

Puskesmas/BP/RB/BKIA Swasta

Puskesmas Pembantu/Bidan DI

Posyandu/Kader/Dukun Bayi

5. Jalur

Dalam rangka pelaksanaan rujukan perlu diperhatikan hal-hal yang

menyangkut tingkat kegawatdaruratan penderita, waktu dan jarak tempuh,

sarana yang dibutuhkan serta kemampuan tempat rujukan.

Mengingat waktu merupakan salah satu unsur yang penting dalam

mempercepat pelayanan, maka untuk kasus-kasus gawat darurat perlu


ditunjang dengan penyederhanaan prosedur yang berlaku di tempat rujukan,

maupun prosedur dalam jalur rujukan dari tingkat institusi pelayanan.

Dalam kaitan ini jalur rujukan untuk kasus gawat darurat dapat dilaksanakan

sebagai berikut :

a. Dari kader

Dapat langsung merujuk ke :

1) Puskesmas pembantu atau

2) Pondok bersalin/ bidan di desa atau

3) Puskesmas/ puskesmas dengan rawat inap atau

4) Rumah sakit pemerintah atau swasta

Tergantung fasilitas mana yang terdekat.

b. Dari posyandu

Dapat langsung merujuk ke :

1) Puskesmas pembantu atau

2) Pondok bersalin/ bidan di desa atau

3) Puskesmas/ puskesmas dengan rawat inap atau

4) Rumah sakit pemerintah atau swasta.

c. Dari puskesmas pembantu

Dapat langsung merujuk ke rumah sakit tipe D/C atau rumah sakit

swasta.

d. Dari pondok bersalin/bidan di desa

Dapat langsung merujuk ke rumah sakit tipe D/C atau rumah sakit

swasta.
Pada rujukan penderita gawat darurat, batas wilayah administrasi (geografi)

dapat diabaikan karena yang penting adalah penderita mendapat pertolongan

yang cepat dan tepat. Sedangkan untuk penderita yang tidak termasuk gawat

darurat dilaksanakan sesuai dengan prosedur rujukan yang biasa, sesuai

hirarki fasilitas pelayanan.

6. Mekanisme

a. Menentukan kegawatdaruratan penderita

1) Pada tingkat kader

Bila ditemukan penderita yang tidak dapat ditangani sendiri oleh

keluarga atau kader, maka segera dirujuk ke fasilitas pelayanan

kesehatan yang terdekat, oleh karena mereka belum dapat

menetapkan tingkat kegawatdaruratan.

2) Pada tingkat bidan di desa, puskesmas pembantu dan puskesmas

Tenaga kesehatan yang ada pada fasilitas pelayanan kesehatan

tersebut harus dapat menentukan tingkat kegawatdaruratan kasus

yang ditemui. Sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya,

mereka harus menentukan kasus mana yang boleh ditangani sendiri

dan kasus mana yang harus dirujuk.

b. Menentukan tempat tujuan rujukan

Prinsip dalam menentukan tempat rujukan adalah fasilitas pelayanan

yang mempunyai kewenangan yang terdekat, termasuk fasilitas

pelayanan yang mempunyai kewenangan dan terdekat, termasuk fasilitas


pelayanan swasta dengan tidak mengabaikan kesediaan dan kemampuan

penderita. Pada rujukan penderita gawat darurat, hirarki fasilitas

pelayanan kesehatan dan batas wilayah administrasi dapat diabaikan,

yang penting penderita mendapat pertolongan yang cepat dan tepat.

c. Memberikan informasi kepada penderita dan keluarganya.

Penderita dan keluarganya perlu diberi informasi tentang perlunya

penderita segera dirujuk untuk mendapatkan pertolongan pada fasilitas

pelayanan kesehatan yang lebih mampu.

d. Mengirimkan informasi pada tempat rujukan yang dituju.

Melalui telepon atau radio komunikasi disampaikan kepada tempat

rujukan yang dituju untuk :

1) Memberitahukan bahwa akan ada penderita yang dirujuk.

2) Meminta petunjuk apa yang perlu dilakukan dalam rangka persiapan

dan selama perjalanan tempat rujukan.

3) Meminta petunjuk cara penanganan untuk menolong penderita bila

penderita tidak mungkin dikirim.

e. Persiapan penderita

1) Sebelum dikirim keadaan umum penderita harus diperbaiki terlebih

dahulu. Keadaan umum ini perlu dipertahankan selama dalam

perjalanan. Untuk itu infus maupun obat-obatan yang diperlukan

untuk mempertahankan keadaan umum perlu disertakan pada waktu

pasien dirujuk.

2) Surat rujukan perlu disiapkan sesuai dengan format rujukan.


3) Dalam hal penderita gawat darurat seorang bidan perlu mendampingi

penderita dalam perjalanan, untuk menjaga keadaan umum penderita.

f. Pengiriman penderita

Untuk mempercepat sampai ke tujuan, perlu diupayakan

kenderaan/sarana transportasi yang tersedia untuk mengangkut

penderita.

Persiapan yang akan dilakukan dan informasi yang akan diberikan pada
ibu dan keluarga dalam melakukan rujukan adalah:

B (Bidan) : Pastikan ibu didampingi oleh penolong


persalinan yang kompeten untuk menatalaksana
gawat darurat obstetri dan bayi baru lahir untuk
dibawa ke fasilitas rujukan
A (Alat) : Bawa perlengkapan dan bahan-bahan untuk
asuhan persalinan, masa nifas dan bayi baru lahir
(tabung suntik, selang IV, alat resusitasi,dll)
bersama ibu ke tempat rujukan.
K (Keluarga) : Beritahu keluarga kondisi terakhir ibu(klien) dan
jelaskan pada mereka alasan atau tujuan merujuk ibu
dirujuk ke fasilitas rujukan tersebut. Suami atau
anggota keluarga lain harus menemani ibu ketempat
rujukan
S (Surat) : Berikan surat ketempat rujukan yang berisi
identifikasi ibu dan atau bayi baru lahir,
cantumkan alasan rujukan, uraikan hasil
pemeriksaan, asuhan atau obat-obatan yang telah
diterima dan atau bayi baru lahir. Sertakan juga
partograf yang dipakai untuk membuat keputusan
klinik
O (Obat) : Bawa obat-obat essensial pada saat mengantar
ibu ke fasilitas rujukan. Obat-obatan tersebut
mungkin diperlukan selama perjalanan
K (Kendaraan) : Siapkan kendaraan yang paling memungkinkan
untuk merujuk ibu dalam kondisi cukup
nyaman.Selain itu,pastikan kondisi kendaraan
cukup baik untuk mencapai tujuan pada waktu
yang tepat.
U (Uang) : Ingatkan pada keluarga agar membawa uang
dalam jumlah yang cukup untuk membeli obat-
obatan yang diperlukan dan bahan-bahan
kesehatan lain yang diperlukan selama ibu
dan/atau bayi baru lahir tinggal difasilitas rujukan.

g. Tindak lanjut penderita

1) Untuk penderita yang telah dikembalikan, dan memerlukan tindak

lanjut, dilakukan tindakan sesuai dengan saran yang diberikan.

2) Bagi penderita yang memerlukan tindak lanjut tapi tidak melapor,

maka dilakukan kunjungan rumah.


Kesimpulan

Sistem rujukan adalah suatu jaringan sistem pelayanan kesehatan yang

mungkin terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas

timbulnya suatu masalah dari suatu kasus atau masalah kesehatan masyarakat,

baik secara vertikal maupun horizontal, kepada yang lebih kompeten, terjangkau

dan dilakukan secara rasional.

Sistem rujukan bertujuan agar pasien mendapatkan pertolongan pada

fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu sehingga jiwanya dapat

terselamatkan, dengan demikian dapat menurunkan AKI dan ABK.

Jenis rujukan terdiri dari 2 yaitu rujukan medik dan rujukan kesehatan

masyarakat. Jenjang tingkat tempat rujukan terdiri dari 7 tingkat. Dalam kaitan

jalur rujukan untuk kasus gawat darurat dapat dilaksanakan sebagai berikut : dari

kader, dari posyandu, dari puskesmas pembantu dan dari pondok bersalin/ bidan

di desa.

Mekanisme rujukan antara sebagai berikut: menentukan kegawatdaruratan

penderita, menentukan tempat tujuan rujukan, memberikan informasi kepada

penderita dan keluarganya, mengirimkan informasi pada tempat rujukan yang

dituju, persiapan penderita, pengiriman penderita dan tindakan lanjut penderita.


Evaluasi

Pertanyaan
1. Suatu jaringan sistem pelayanan kesehatan yang mungkin terjadinya
penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas timbulnya suatu masalah
dari suatu kasus atau masalah kesehatan masyarakat, baik secara vertikal
maupun horizontal, kepada yang lebih kompeten, terjangkau dan dilakukan
secara rasional adalah
a. Definisi sistem rujukan
b. Tujuan sistem rujukan
c. Langkah-langkah rujukan
d. Sistematis rujukan
e. Jalur rujukan

2. Agar pasien mendapatkan pertolongan pada fasilitas pelayanan kesehatan


yang lebih mampu sehingga jiwanya dapat terselamatkan, dengan demikian
dapat menurunkan AKI dan ABK adalah
a. Tujuan sistem rujukan
b. Langkah-langkah rujukan
c. Sistematis rujukan
d. Jalur rujukan
e. Definisi sistem rujukan

3. Sebutkan jenis-jenis sistem rujukan ?


a. Rujukan medik dan rujukan kesehatan masyarakat
b. Rujukan medik dan rujukan non medik
c. Rujukan medik dan rujukan operasional
d. Rujukan kesehatan masyarakat dan rujukan kesehatan
individu
e. Rujukan non medik dan rujukan kesehatan masyarakat

4. Rujukan yang tertinggi pada pelayanan kesehatan di Indonesia, adalah ?


a. Rumah sakit tipe B
b. Rumah sakit tipe A
c. Balkesmas
d. rumah sakit tipe C
e. Rumah sakit tipe swasta
5. Dalam kaitan jalur rujukan untuk kasus gawat darurat dapat dilaksanakan
sebagai berikut, kecuali :
a. Dari kader dapat langsung merujuk ke puskesmas
pembantu atau pondok bersalin/ di desa atau puskesmas dengan rawat inap
atau rumah sakit pemerintah atau swasta tergantung fasilitas mana yang
terdekat
b. Dari posyandu dapat langsung merujuk ke puskesmas
pembantu atau pondok bersalin/ di desa atau puskesmas dengan rawat inap
atau rumah sakit pemerintah atau swasta
c. Dari puskesmas pembantu dapat langsung merujuk ke
rumah sakit tipe D/C atau rumah sakit swasta
d. Dari pondok bersalin/ bidan di desa dapat langsung
merujuk ke rumah sakit tipe D/C atau rumah sakit swasta
e. Dari pondok bersalin/ bidan di desa dapat langsung
merujuk ke praktek dokter spesialis ginekologi

6. Mekanisme rujukan sebagai berikut, kecuali


a. Menentukan kegawatdaruratan penderita, menentukan
tempat rujukan
b. Memberikan informasi kepada penderita dan keluarganya,
mengirimkan informasi pada tempat rujukan yang dituju
c. Persiapan penderita, pengiriman penderita
d. Tindak lanjut penderita
e. Menentukan biaya yang harus ditanggung, lama dirawat

Anda mungkin juga menyukai