Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF)

MILANIA DEWI

(113121047)

PROFESI NERS
UNIVERSITAS AL-IRSYAD CILACAP
TAHUN 2021
A. Definisi
Congestive Heart Failure (CHF) adalah suatu kondisi dimana jantung
mengalami kegagalan dalam memompa darah guna mencukupi kebutuhan sel-sel
tubuh akan nutrien dan oksigen secara adekuat. Hal ini mengakibatkan peregangan
ruang jantung (dilatasi) guna menampung darah lebih banyak untuk dipompakan ke
seluruh tubuh atau mengakibatkan otot jantung kaku dan menebal. Jantung hanya
mampu memompa darah untuk waktu yang singkat dan dinding otot jantung yang
melemah tidak mampu memompa dengan kuat. Sebagai akibatnya, ginjal sering
merespons dengan menahan air dan garam. Hal ini akan mengakibatkan bendungan
cairan dalam beberapa organ tubuh seperti tangan, kaki, paru, atau organ lainnya
sehingga tubuh klien menjadi bengkak (congestive) (Udjianti, 2010).
Gagal jantung kongestif (CHF) adalah suatu keadaan patofisiologis berupa
kelainan fungsi jantung sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan/ kemampuannya hanya ada kalau
disertai peninggian volume diastolik secara abnormal (Mansjoer dan Triyanti, 2007).
Pengertian lain menyebutkan bahwa dekompensasi  cordis adalah
ketidakmampuan jantung memompakan darah untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme dan kebutuhan oksigen jaringan. (Doenges, 2008)
Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa dekompensasi cordis
merupakan keadaan jantung yang sudah tidak mampu lagi memompa darah sesuai
dengan kebutuhan tubuh

B. Etiologi
Menurut Price (1994) decompensasi cordis adalah sebagai berikut:
1) Kelainan mekanis.
a. Peningkatan beban tekanan
 Sentral (stenosis aorta dan sebagainya)
 Perifer (hipertensi sistemik dan sebagainya)
b. Peningkatan beban volume (regurgitasi katub, pirau, peningkatan beban
awal dan sebagainya)
c. Obstruksi terhadap pengisian ventrikel (stenosis mitralis atau trikus
pidalis).
d. Tamponade perikardium.
e. Restriksi endokardium atau miokardium.
f. Aneurisme ventrikel.
g. Dis sinergi ventrikel.
2) Kelainan miokardium
a. Primer
 Kardiomiopati.
 Miokarditis.
 Kelainan metabolik.
 Toksisitas, (alkohol, obat dan sebagainya).
 Presbikardia.
b. Kelainan dis-dinamik sekunder (sekunder terhadap kelainan mekanis) .
 Kekurangan oksigen (penyakit jantung koroner).
 Kelainan metabolik.
 Inflamasi.
 Penyakit sistemik.
 Penyakit paru obstruktif menahun.
3) Berubahnya irama jantung atau urutan konduksi.
a. Henti jantung.
b. Fibrilasi.
c. Takikardi atau bradikardi yang berat.
d. Asinkronisasi listrik, gangguan konduksi.

C. Manifestasi
Menurut Arif masjoer (2001), Gejala yang muncul dapat
berbeda  tergantung  pada kegagalan ventrikel mana yang terjadi.
1. Gagal jantung kiri
Kongesti paru menonjol pada gagal ventrikel kiri karena ventrikel kiri tak
mampu memompa darah yang datang dari paru. Manifestasi klinis yang
terjadi,  yaitu :
a. Dispnu
Terjadi akibat penimbunan cairan  dalam alveoli dan mengganggu pertukaran
gas.Dapat terjadi ortopnu.Bebrapa pasien dapat mengalami ortopnu pda
malam hari yang dinamakan Paroksimal Nokturnal Dispnea ( PND).
b. Batuk
c. Mudah lelah
Terjadi karena curah jantung yang kurang   yang menghambat jaringan dari
dari sirkulasi normal dan oksigen serta menurunnya  pembuangan sisa  hasil
katabolisme juga terjadi karena  meningkatnya  energi  yang
digunakan  untuk bernafas dan insomnia yang terjadi karena  distress
pernafasan dan batuk.
d. Kegelisahan dan kecemasan
Terjadi akibat  gangguan oksigenasi  jaringan, stress akibat kesakitan
bernapas dan pengetahuan bahwa jantung  tidak berfungsi dengan baik.

2. Gagal jantung kanan :


c. Kongestif jaringan perifer dan viseral.
d. Edema ekstrimitas bawah (edema dependen), biasanya edema pitting,
penambahan berat badan.
e. Hepatomegali. Nyeri tekan  pada kuadran  kanan atas abdomen  terjadi
akibat  pembesaran  vena di  hepar.
f. Anorexia dan mual. Terjadi akibat  pembesaran  vena  dan statis  vena dalam
rongga abdomen.
g. Nokturia
h. Kelemahan.
D. Pathways
Disfungsi miocard Beban tekanan Beban sistolik Peningkatan kebutuhan Beban volume
(AMI), Miocarditis berlebihan berlebihan metabolisme berlebihan

Kontraktilitas Beban sistole Preload

Kontraktilitas

H ambatan pengosongan
Ventrikel

Cardiak output

Beban jantung meningkat Gagal jantung kanan

CHF

Gagal pompa ventrikel kiri Gagal pompa ventrikel kanan

Foreward failur Backward failur

Suplay darah Suplay O² Renal flow Tekanan ventrikel Tekanan diastol


Jaringan & atrium kiri

Bendungan ventrikel kanan


Metab. Anaerob Sinkop RAA Tekanan vena
pulmonalis
Bendungan vena sistemik
Asidosis metabolik Penurunan perfusi
Jaringan Aldosteron Tekanan kapiler
Paru
Penimbunan laktat Lien Hepar
& ATP ADH

Splenomegali Hepatomegali
Fatique Retensi Na + H2O Edema paru Beban
Ventrikel kanan

Intolerans aktifitas Kelebihan volume Ronchi basah Mendesak diafragma


(Pemenuhan ADL) cairan vaskuler Hipertropi ventrikel
kanan
Iritasi mukosa paru Sesak napas
Penyempitan lumen
Ventrikel kanan
Refleks batuk
Gangguan pertukaran Penumpukan secret Pola napas tidak efektif
E. Pemeriksaan Diagnostik
1. Foto torax dapat mengungkapkan adanya pembesaran jantung, oedema atau
efusi pleura yang menegaskan diagnosa CHF.
2. EKG dapat mengungkapkan adanya tachicardi, hipertrofi bilik jantung dan
iskemi (jika disebabkan AMI), Ekokardiogram
3. Pemeriksaan Lab meliputi : Elektrolit serum yang mengungkapkan kadar
natrium yang rendah sehingga hasil hemodelusi darah dari adanya kelebihan
retensi air, K, Na, Cl, Ureum, gula darah

F. Komplikasi
Penyakit Congestive Heart Failure (CHF) apabila tidak ditangani dengan baik
akan menimbulkan komplikasi serius seperti syok kardiogenik, episode
tromboemboli, efusi perikardium dan tamponade perikardium. Meskipun berbagai
macam penyakit jantung seperti gangguan katup telah menurun akibat teknologi
penatalaksanaan yang canggih, namun Congestive Heart Failure  CHF masih tetap
merupakan ancaman kesehatan yang dapat menimbulkan kematian (Brunner dan
Suddarth, 2002).

G. Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan curah jantung b.d perubahan frekuensi jantung
2. Perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan aliran arteri dan vena
3. Pola nafas tidak efektif b.d gangguan neuromuskular

H. Penatalaksanaan
Tujuan Pengobatan:
1. Dukungan isirahat untuk mengurangi beban kerja jantung
2. Meningkatkan kekuatan dan efisiensi kontraaktivitas miokarium dengan
preparaf farmakologi
3. Mengatasi keadaan yang revesible, termasuk tiroksikosis, miksedema, dan
aritmia digitalis
4. Membuang penumpukan air tubuh yang berlebihan dengan cara memberikan
terapi antidiuretik, diit dan istirahat
5. Meningkatkan oksigenasi dengan pemberian oksigen dan menurunkan
konsumsi O2 melalui istirahat/pembatasan aktivitas.
Terapi Farmakologis:
1. Glikosida jantung
2. Digitalis, meningkat kekuatan kontraksi otot jantung dan memperlambat
frekuensi jantung. Efek yang dihasilkan: peningkatan curah jantung, penurunan
tekanan vena dan volume darah dan peningkatan diuresisidan mengurangi
edema
3. Terapi diuretik: diberikan untuk memacu eksresi natrium dan air melalui ginjal.
Penggunaan harus hati-hati karena efek samping hiponatremia dan
hypokalemia
4. Terapi vasodilator: obat-obat fasoaktif digunakan untuk mengurangi impadansi
tekanan terhadap penyemburan darah oleh ventrikel dan peningkatan kapasitas
vena sehingga tekanan engisian ventrikel kiri dapat diturunkan.

I. Intervensi

No SDKI SLKI SIKI


.
1. Penurunan Curah SLKI: Curah Jantung SIKI: Perawatan Jantung
Jantung Ekspetasi: Meningkat Observasi:
Faktor yang Kriteria hasil IR ER 1. Identifikasi tanda/gejala
berhubungan: Perfusi miokard primer penurunan curah
Perfusi renal
1. Perubahan Perfusi perifer jantung
frekuensi jantung Perfusi serebral 2. Identifikasi tanda/gejala
Status cairan
2. Perubahan irama Status neurologis sekunder penurunan curah
jantung Status sirkulasi jantung
Tingkat keletihan
3. Perubahan Keterangan: 3. Monitor tekanan darah
kontraktilitas 1. Meningkat 4. Monitor dan intake output
4. Perubahan 2. Cukup meningkat cairan
preload 3. Sedang 5. Monitor saturasi oksigen
5. Perubahan 4. Cukup menurun 6. Monitor keluhan nyeri dada
afterload 5. Menurun 7. Monitor EKG 12 sadapan
8. Monitor aritmia
9. Periksa tekanan darah dan
frekuensi nadi sebelum dan
sesudah aktivitas
Terapeutik:
1. Posisikan pasien semi-
Fowler atau fowler dengan
kaki kebawah atau posisi
nyaman
2. Berikan diet jantung yang
sesuai
Edukasi:
1. Anjurkan beraktivitas fisik
sesuai toleransi
2. Anjurkan beraktivitas fisik
secara bertahap
Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian
antiaritmia, jika perlu
2. Perfusi perifer tidak SLKI: Perfusi Perifer SIKI: Manajemen Sensasi
efektif Ekspetasi: Meningkat Perifer
Faktor yang Kriteria hasil IR ER Observasi:
berhubungan: Fungsi sensori 1. Identifikasi penyebab
Mobilitas fisik
1. penurunan aliran Penyembuhan luka perubahan sensasi
arteri dan vena Status sirkulasi 2. Periksa perbedaan sensasi
Tingkat cedera
2. hiperglikemia Tingkat tajam atau tumpul
3. penurunan perdarahan 3. Monitor terjadinya
konsentrasi Keterangan: parestesia, jika perlu
hemoglobin 1. Meningkat 4. Monitor perubahan kulit
4. peningkatan 2. Cukup meningkat 5. Monitor adanya
tekanan darah 3. Sedang tromboflebitis dan
5. kekurangan 4. Cukup menurun tromboemboli vena
volume cairan 5. Menurun Terapeutik:
6. kurang aktivitas 1. Hindari pemakaian benda-
fisik benda yang berlebihan
suhunya
Edukasi:
1. Anjurkan penggunaan
termometer untuk menguji
suhu air
Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
3. Pola nafas tidak SLKI: Pola Nafas SIKI: Pemantauan Respirasi
efektif Ekspetasi: Menurun Observasi:
Faktor yang Kriteria hasil IR ER 1. Monitor frekuensi, irama,
berhubungan: Berat badan kedalaman dan upaya nafas
Keseimbangan
1. Depresi pusat 2. Monitor pola nafas
asam-basa
pernapasam Konsenvasi energi 3. Monitor kemampuan batuk
2. Hambatan upaya Status neurologis efektif
Tingkat ansietas
nafas Tingkat keletihan 4. Monitor adanya produksi
3. Doformitas Tingkat nyeri sputum
Keterangan:
dinding dada 5. Monitor adanya sumbatan
1. Menurun
4. Gangguan jalan nafas
2. Cukup menurun
neuromuskular 6. Palpasi kesimetrisan
3. Sedang
5. Gangguan ekspansi paru
4. Cukup meningkat
neurologis 7. Auskultasi bunyi nafas
5. Meningkat
6. Imaturitas 8. Monitor saturasi oksigen
neurologis 9. Monitor hasil x-ray toraks
7. Penurunan energi Terapeutik:
8. Kerusakan 1. Atur interval pemantauan
inervasi respirasi sesuai kondisi
diafragma pasien
2. Dokumentasikan hasil
pemantauan
Edukasi:
1. Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
2. Informasi hasil pemantauan,
jika perlu
DAFTAR PUSTAKA

1. Barbara C Long, Perawatan Medikal Bedah (Terjemahan), Yayasan IAPK Padjajaran


Bandung, September 1996, Hal. 443 – 450

2. Doenges Marilynn E, Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman Untuk Perencanaan


dan Pendokumentasian Perawatan Pasien), Edisi 3, Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Tahun 2002, Hal ; 52 – 64 & 240 – 249.

3. Junadi P, Atiek S, Husna A, Kapita selekta Kedokteran (Efusi Pleura), Media


Aesculapius, Fakultas Kedokteran Universita Indonesia, 1982, Hal.206 – 208

4. Wilson Lorraine M, Patofisiologi (Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit), Buku 2,


Edisi 4, Tahun 1995, Hal ; 704 – 705 & 753 - 763.

5. Mansjoer, Arif dkk, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga Jilid 1, Jakarta: Media
Aesculapios FKUI, 2001

6. Nanda International. Diagnosis Keperawatan: Defenisi dan klassifikasi, Jakarata: EGC,


2009.

7. Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner


& Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica
Ester, Yasmin asih, Jakarta : EGC, 2002.

Anda mungkin juga menyukai