Anda di halaman 1dari 6

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

PEMASANGAN INFUS

Pengertian Terapi intravena adalah pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh,


melalui sebuah jarum, ke dalam pembuluh vena (pembuluh balik) untuk
menggantikan kehilangan cairan atau zat-zat makanan dari tubuh
(Darmadi,2010).
Terapi intravena (IV) digunakan untuk memberikan cairan ketika pasien
tidak dapat menelan, tidak sadar, dehidrasi atau syok, untuk memberikan
garam yang dirperlukan untuk mempertahankan keseimbangan elektrolit,
atau glukosa yang diperlukan untuk metabolisme dan memberikan
medikasi (Perry & Potter, 2006)

Tujuan Memberikan atau menggantikan cairan tubuh yang mengandung air,


elektrolit,vitamin, protein, lemak, dan kalori, yang tidak dapat
dipertahankan secara adekuat melalui oral, memperbaiki keseimbangan
asam-basa, memperbaiki volume komponen-komponen darah,
memberikan jalan masuk untuk pemberian obat-obatan kedalam tubuh,
memonitor tekanan vena sentral (CVP), memberikan nutrisi pada saat
sistem pencernaan mengalami gangguan (Perry & Potter, 2006).
Prosedur I. Persiapan Alat

1. Seperangkat infus steril


2. Cairan infus yang diperlukan (Asering, RL, Dektrose 5%, Nacl 0,9%)
3. Jarum infus steril sesuai ukuran yang dibutuhkan (Abokat)
4. Kapas alkohol dalam tempatnya.
5. Kain kassa steril dalam tempatnya.
6. Tourniquet.
7. Pengalas/perlak.
8. Bengkok.
9. Standar infus.
10. Sarung tangan steril.
11. Plester dan gunting perban.
12. Spalk dan kasa gulung bila perlu.
13. Alat tulis
II. Persiapan Pasien
1. Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan, jika
keadaan memungkinkan.
2. Pakaian pasien pada daerah yang akan dipasang infus harus dibuka.
III. Prosedur
1. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan para pasien : tujuan dan
prosedur.
2. Persiapan alat-alat sesuai kebutuhan.
3. Alat-alat didekatkan ke pasien. Perawat berada di sebalah kanan pasien.
4. Tutup botol cairan di desinfeksi.
5. Infuset dibuka, keluarkan selang udara lalu tusukkan ke botol infus.
6. Udara dalam selang dikeluarkan dengan mengalirkan cairannya
7. Alirkan cairan sehingga mengisi setengah bagian tabung pengatur
tetesan dan selang terisi cairan, perhatikan jarum jangan sampai alat
penetes terendam.
8. Selang di klem.
9. Pasang pengalas di bawah daerah yang akan dilakukan penusukan
10. Pakai handscoon steril
11. Pilih dan pastikan vena yang akan ditusuk (utamanya vena bagian distal
sesuaai kondisi pasien)
12. Lakukan disinfeksi pada area yang akan ditusuk dengan menggunakan
kasa steril yang diberi povidone iodine (Betadin), kemudian ulangi
disinfeksi dengan menggunakan kapas steril yang sudah diberi alkohol.
Kegiatan disinfeksi dapat dilakukan dengan gerakan melingkar keluar
samppaii 6 -8 cm, bila daerah insersi kotor bisa diulangi 2 – 3 kali
13. Pasang tourniquet di atas lokasi penusukan
14. Masukkan IV catheter pada vena yang telah ditentukan dengan sudut
100- 300 dengan lubang jarum menghadap keatas
15. Setelah IV catheter masuk vena, tourniquet dilepas, mandirn ditarik
pelan – pelan sambil IV catheter didorong masuk sampai pangkalnya
16. Sebelum melepas mandrin, tekan ujung vena catheter dengan jari, lepas
mandirn kemudian sambungkan pangkal IV catheter dengan infus set.
17. Pemasangan fiksasi
a. Pada IV catheter bersayap
- Letakkan pleter di bawah sayap kemudian lipatkan diatas sayap
searah dan sejajar ujung IV catheter
- Letakkan plester kedua di atas pangkal IV catheter dan sayap
dengan posisi melintang
b. Pada IV catheter tanpa sayap
- Letakkan plester di bawah pangkal IV catheter silangkan di
atasnya (plester jangan sampai menutupi luka tusukan
- Letakkan plester kedua di belakang plester pertama diatas
pangkal IV catheter
- Tutup dengan kasa steril dan letakkan plester sesuai kebutuhan
18. Tuliskan tanggal pemasangan IV catheter pada kasa penutup
19. Perhatikan reaksi pasien
20. Periksa lagi lancar tidaknya tetesan, terjadi pembengkakan atau tidak.
Apabila tidak terjadi jarum dipertahankan letaknya dengan kasa betadin
dan plester.
21. Hitung jumlah tetesan sesuai dengan kebutuhan
22. Beritahukan kepada pasien bahwa tindakan telah selesai dilakukan.
23. Rapihkan alat-alat, lepas sarung tangan.
24. Cuci tangan setelah melakukan tindakan.
25. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan : jam pemasangan, jenis
cairan, jumlah tetesan/ menit, nama dan paraf perawat yang memasang.
Referensi 1. Potter, Perry. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan.
2. SOP RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMBERIAN TERAPI INTRAVENA

Pengertian Injeksi yang dilakukan dengan menyuntikkan obat ke pembuluh darah


vena
Tujuan Memberikan obat secara intermitan melalui jalur intravena untuk
mendapatkan berbagai efek terapeutik.
Teknik pemberian
1. Bolus
2. Per Drip
Prosedur I. Persiapan Alat
1. Trolley yang berisi:
- Obat dari kemasan ampul atau vial, Spuit/syringe steril,
- Needle (No. 21-23 sesuai kebutuhan, diperlukan apabila obat
yang disiapkan dalam bentuk vial dan akan diinjeksikan
langsung ke jaringan),
2. Kom tutup yang berisi kapas,
3. Alkohol spray (atau bisa diganti dengan alkohol swab),
Tourniket,
4. Baki injeksi
5. Perlak,
6. Bengkok (untuk sampah tidak tajam),
7. Container (untuk membuang ampul, jarum dan vial)
8. Handscoon
9. Lembar medikasi.
II. Persiapan Pasien
1. Jelaskan pada pasien tindakan yang akan dilakukan
2. Jaga privasi
III. Pelaksanaan
1. Menjaga privasi klien dengan menutup tirai atau pintu.
2. Mencuci tangan dan gunakan sarung tangan.
3. Menyiapkan alat dan obat.
4. Apabila injeksi bolus pilih tempat penyuntikan (area vena yang akan
ditusuk)
5. Angkat lengan baju bila menghalangi area vena yang akan ditusuk).
6. Pasang perlak.
7. Posisikan klien dalam posisi yang nyaman dan rileks.
8. Bila vena sudah ditentukan, luruskan lengan, pasang tourniket dan
anjurkan klien untuk mengepalkan tangan sampai vena benar-benar
dapat dilihat dan diraba.
9. Siapkan spuit yang sudah berisi obat, bila masih terdapat udara di
dalam spuit, maka udara tersebut harus dikeluarkan.
10. Bersihkan tempat penyuntikan dengan kapas alkohol. Mengusap
sekali searah atau secara sirkuler arah ke luar sekitar 5 cm.
11. Letakkan kapas alkohol pada tangan non dominan.
12. Buka tutup spuit dan pegang spuit dengan tangan dominan (antara
ibu jari dan telunjuk). Pertahankan area steril lokasi penusukan.
13. Tusukkan jarum spuit ke dalam vena dengan posisi jarum sejajar
dengan vena.
14. Setelah jarum masuk ke dalam vena, pindahkan tangan non dominan
ke bagian ujung spuit untuk memegang spuit (memfiksasi spuit agar
posisi jarum tidak bergerak) dan tangan dominan pindah ke bagian
plunger untuk mengaspirasi.
15. Lakukan aspirasi dengan cara menarik plunger spuit. Bila darah
sudah terhisap, lepaskan tourniket dan masukkan obat secara
perlahan-lahan ke dalam vena.
16. Setelah obat masuk semua, letakkan kapas pada area insersi dengan
sedikit penekanan, segera cabut spuit, tutup dan buang di tempat
pembuangan spuit yang tersedia.
17. Angkat perlak dan kembalikan klien pada posisi yang nyaman.
18. Buang kemasan obat (vial/ampul) pada tempat yang aman yang telah
disediakan
19. Merapikan klien dan tempat tidur klien
20. Mengembalikan alat-alat pada tempat semula
21. Melepaskan sarung tangan dan mencuci tangan.
22. Evaluasi dan dokumentasikan tindakan pada status klien.
23. Observasi respons klien terhadap penyuntikan hingga 30 menit
kemudian
Evaluasi
1. Apakah area IV bebas dari kemerahan, inflamasi, atau nyeri
2. Terdapat efek terapeutik atau tidak terdapat efek terapeutik yang dirasakan
oleh klien.
Dokumentasi
1. Nama, jumlah, dan rute obat yang diberikan
2. Tujuan pemberian obat,
3. Data pengkajian yang relevan dengan tujuan pengobatan
4. Temuan pengkajian yang berhubungan dengan area IV, Efek terapeutik
obat pada klien
5. Penyuluhan informasi mengenai obat
Referensi Potter, PA., and Perry, AG. (2006). Fundamental of Nursing, Concept,
Process and Practice, 4th eds. St Louis: Mosby.
SPO Keperawatan Dasar Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga

Anda mungkin juga menyukai