MAKALAH KEL 7. Kebijakan Pendidkan Islam-Dikonversi
MAKALAH KEL 7. Kebijakan Pendidkan Islam-Dikonversi
(makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kuliah “kebijakan Pendidikan Islam”)
Oleh Kelompok : 7
T.A 2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT yang mana telah
memberikan segala nikmat dan karunianya sehingga saya bisa menyelesaikan tugas ini
dengan baik.
Tak lupa pula salawat serta salam selalu tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW,
keluarga, para sahabat dan para pengikut yang senantiasa setia mengikuti ajaran nya.
Makalah adalah sebuah tugas yang diberikan dosen kepada mahasiswa/mahasiswi
untuk mengulas dan mengetahui kegiatan sehari hari mahasisa.
Ada pun tujuan utama saya menulis tugas ini adalah untuk memenuhi tugas dari dosen
pembimbing saya “Dr. Makmur Sukri, M.Pd ” dalam mata kuliah “kebijakan pendidikan
islam”. Terima kasih kepada dosen pembimbing dan rekan-rekan sekalian.
Jika dalam penulisan Makalah ini terdapat kesalahan dan kekurangan maka kepada
pembaca saya selaku penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya, oleh karena itu dengan
senang hati saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca demi kesempurnaan tugas
ini. Semoga Makalah ini membawa manfaat bagi pembaca dan bagi penulis sendiri
khususnya.
Penyusun : Kelompok 7
ii
DAFTAR ISI
A. Nama ............................................................................................................. 1
B. Nim ............................................................................................................... 1
C. Alamat ........................................................................................................... 1
BAB II PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah salah satu unsur paling penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan
merupakan proses pendewasaan diri manusia itu sendiri serta selain itu pendidikan juga
merupakan proses pembentukan pribadi dan karakter manusia. Kemudian, pada satu fokus
yang lebih khusus yaitu pendidikan formal, manusia diberikan dasar-dasar pengetahuan
sebagai pegangan dalam menjalani hidup dan menghadapi kenyataan hidup dimana didalam
pendidikan formal dalam hal ini adalah sekolah menjadi suatu jenjang yang mungkin memang
sudah selayaknya dilalui dalam proses kehidupan manusia. Kemudian dalam pendidikan
sekolah itu, manusia juga selain melatih kedewasaan juga mengasah intelektualitasnya dan
kompetensinya dalam tanggung jawab dan kesadaran.
Untuk itu, pada pendidikan sekolah sangat diperlukan adanya perencanaan dalam
pendidikan demi tercapainya tujuan pendidikan tersebut. Perencanaan yang dimaksud adalah
kurikulum pendidikan atau sekolah yang di dalamnya terdapat standar-standar pembelajaran
dan pengembangan intelektualitas manusia.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat diangkat dari latar belakang diatas adalah sebagai
berikut:
1) Apakah Pengertian Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas Pendidikan
2) Apakah Peran dan Peningkatan Kualitas serta Kuantitas Guru, kepala sekolah, dan
pengawas Sekolah
C. Tujuan Pembahasan
2
1) UU No.14 Tahun 2015 Pasa1 ayat 1
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah.
2) Pasal 12 ayat 1 PP 28 Tahun 1990
3) Sahertian (2000:19)
Pengawasan atau supervisi pendidikan tidak lain dari usaha memberikan layanan kepada
stakeholder pendidikan, terutama kepada guru-guru, baik secara individu maupun secara
kelompok dalam usaha memperbaiki kualitas proses dan hasil pembelajaran.1
B. Peran dan Peningkatan Kualitas Serta Kuantitas Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas
Sekolah
Menurut seorang pakar ahli bernama Mulyasa, upaya perbaikan apapun yang
dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan memberikan sumbangan yang
signifikan tanpa di didukung oleh guru yang profesional dan berkualitas.
Peran guru adalah sebagai pendidik yang tidak hanya bertugas mengajar tetapi juga
membimbing dan melatih. Selain itu, ada 3 hal yang ditandai sebagai peningkatan mutu guru
yaitu peningkatan kualifikasi akademik guru, peningkatan kompetensi guru, dan peningkatan
kerja guru.2
Menurut Mulyasa seorang ahli pakar pendidikan, menjelaskan mengenai peran kepala
sekolah dalam melaksanakan tugasnya sebagai pemimpin pendidikan lebih kompleks, yaitu
sebagai educator (pendidik), sebagai manajer (pengelola), sebagai administrator, sebagai
supervisor, sebagai leader (pemimpin), sebagai inovator, sebagai motivator.
2 Ibid hal 3
3
Kemudian, menurut seorang ahli bernama Supardi menjelaskan bahwa secara umum
kompetensi yang harus dimiliki kepala sekolah antara lain:3
2) Kompetensi Emosi meliputi kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial dan
manajemen relasi.
Menurut seorang ahli bernama Pandong menjelaskan bahwa peran dari pengawas sekolah
adalah meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar/bimbingan untuk mencapai tujuan
pendidikan. Ada beberapa hal yang sangat difokuskan oleh pengawas sekolah yaitu meliputi:
(1) standard dan prestasi yang diraih siswa,
(2) kualitas layanan siswa di sekolah (efektifitas belajar mengajar, kualitas program kegiatan
sekolah dalam memenuhi kebutuhan dan minat siswa, kualitas bimbingan siswa), serta
4
melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak harus di lembaga pendidikan
formal, tetapi bisa juga di masjid, di surau atau mushola, di rumah dan sebagainya.
Guru memang menempati kedudukan yang terhormat di masyarakat.
Kewibawaanlah yang menyebabkan guru dihormati, sehingga masyarakat tidak meragukan
figure guru. Masyarakat yakin bahwa gurulah yang dapat mendidik anak didik mereka agar
menjadi orang yang berkepribadian yang mulia. Masyarakat menempatkan guru pada tempat
yang lebih terhormat, karena dari seorang guru diharapkan masyarakat dapat memperoleh
ilmu pengetahuan.4
Dalam arti khusus dapat dikatakan bahwa pada setiap diri guru itu terletak tanggung
jawab untuk membawa para siswanya pada suatu kedewasaan atau taraf kematangan tertentu.
Dalam rangka ini guru tidak semata-mata sebagai “pengajar” yang transfer of knowledge,
tetapi juga sebagai “pendidik” yang transfer of values dan sekaligus sebagai “ pembimbing”
yang memberikan pengarahan dan menuntun siswa dalam belajar. Berkaitan dengan ini guru
memiliki peranan yang unik dan sangat kompleks di dalam proses belajarmengajar, dalam
usahanya untuk mengantarkan siswa atau anak didik ketaraf yang dicitacitakan. 5
Setiap guru profesional harus memenuhi persyaratan sebagai manusia yang bertanggung
jawab dalam bidang pendidikan dan dalam waktu yang sama dia juga mengemban sejumlah
tanggung jawab dalam bidang pendidikan. Guru sebagai pendidik bertanggung jawab
mewariskan nilai-nilai dan norma-norma kepada generasi muda sehingga terjadi proses
pelestarian dan penerusan nilai.6
4 Djamarah, Bahri, Syaiful, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif: Suatu
Pendekatan Teoritis Psikologis. Jakarta. Rineka Cipta. 2010
5 Ibid Hal 5
6 Ibid hal 5
5
• Kompetensi Guru
Di dalam UU R.I. No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen disebutkan bahwa
kompetensi meliputi kompetensi pedagogic, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional.
a) Kompetensi Pedagogis
Kompetensi pedagogis adalah seperangkat kemampuan dan keterampilan (skill) yang
berkaitan dengan interaksi pembelajaran antara guru dan peserta didik dalam kelas.
Kompetensi pedagogis ini meliputi kemampuan guru dalam menjelaskan materi,
melaksanakan metode pembeljara, memberikan pernyataan, menjawab pertanyaan, mengelola
kelas, dan melaksanakan evaluasi.
b) Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian adalah seperangkat kemampuan dan karakteristik personal
yang mencerminkan realitas sikap dan perilaku guru dalam ,elaksanakan tugas-tugasnya
dalam kehidupan sehari-hari. Kompetensi kepribadian ini melairkan ciri-ciri guru yaitu, sabar,
tenag, bertanggung jawab, demokratis, ikhlas, cerdas, menghormati orang lain, stabil, ramah,
tegas, berani, kreatif, dan inisiatif.
c) Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial adalah seperangkat kemampuan dan keterampilan yang terkait
dengan hubungan atau interaksi dengan orang lain. Artinya, guru harus dituntut memiliki
keterampilan brinteraksi dengan masyarakat, khususnya dalam mengidentifikiasi, dan
menyelesaikan problem masyarakat. Dalam realitas masyarakat, guru masih menjadi sosok
elit masyarakat yang dianggap memiliki otoritas moral cukup besar. Salah satu konsekuensi
agar peran itu tetap melekat dalam diri guru adalah guru harus memiliki kemampuan
berhubungan dan berkomunikasi dengan orang lain.
6
d) Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional adalah seperangkat kemampuan dan keterampilan terhadap
penguasaan materi pelajaran secara mendalam, utuh, dan komprehensif. Guru yang memiliki
kompetensi profesional tidak cukup hanya memiliki penguasaan materi secara formal,
tetapijuga harus memiliki kemampuan terhadap materi ilmu lain yang memiliki keterkaitan
dengan pokok bahasan mata pelajaran tertentu.
2. Kepala Sekolah
Organisator adalah orang yang orang yang bertugas untuk menggerakkan atau memimpin
organisasi dengan memanfaatkan segala sumber daya yang tersedia untuk mencapai tujuan
yang diharapkan8
Kepala sekolah sebagai organisator juga berarti kepala sekolah itu merupakan seorang
manajer (pemimpin).
7
1. Asas-asas organisasi yang perlu dipahami oleh kepala sekolah sebagai organisator
• Kejelasan tujuan
Tujuan yang hendak dicapai harus dirumuskan secara jelas dan terbatas dalam arti dapat
dipahami dan mungkin dicapai dalam batas waktu yang tersedia.
• Pembagian kerja
Prinsip organisasi harus fungsional yang mengandung pengertian bahwa pembagian kerja
harus relevan dengan tujuan organisasi dan harus memiliki beban kerja yang nyata dalam
mencapai tujuan tersebut.
• Kesatuan perintah
Asas organisasi kesatuan perintah berarti bahwa setiap pejabat atau petugas hanya dapat
diperintah dan bertanggung jawab pada seorang atasan tertentu saja, yang menjadi atasannya.
Tujuannya adalah agar tidak terjadi kesimpangsiuran, karena jelas dari siapa perintah diterima
dan kepada siapa mempertanggungjawabkan pelaksanaannya.
• Koordinasi
Koordinasi adalah usaha menyelaraskan tugas-tugas dan pelaksanaannya antar setiap personel
dan setiap unit kerja, termasuk juga dalam pendayagunaan stiap fasilitas dalam hubungan
kerja yang hamonis dan berdaya guna.
Pengawasan sebagai asas organisasi menitik beratkan pada terjangkaunya setiap personal
sampai unit unit kerja yang terendah, sehingga tidak seorang pun yang dapat melakukan
pekerjaan semau-maunya.
8
b) Kepala Sekolah Sebagai Educator
Pendidik atau educator adalah orang yang mendidik Kepala sekolah sebagai educator
berarti kepala sekolah bertanggung jawab dalam meningkatkan profesionalisme tenaga
kependidikan serta prestasi belajar peserta didik di sekolahnya.9
• Supervisi hendaknya bersifat konstruktif dan kreatif, yaitu pada yang dibimbing dan
diawasi harus dapat menimbulkan dorongan untuk bekerja.
9 Wahjosumidjo, (2005), Kepemimpinan kepala Sekolah, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
9
• Supervisi harus didasarkan atas keadaan dan kenyataan yang sebenarnya.
• Supervisi harus sederhana dan informal dalam pelaksanaannya.
• Supervisi harus didasarkan atas hubungan profesional, bukan atas dasar hubungan
pribadi.
• Supervisi tidak boleh bersifat mencari-cari kesalahan dan kekurangan.
• Supervisi tidak dapat terlalu cepat mengharapkan hasil, dan tidak boleh lekas merasa
kecewa.
Dalam proses pendidikan, pengawasan atau supervisi merupakan bagian tidak terpisahkan
dalam upaya peningkatan prestasi belajar dan mutu sekolah. Sahertian (2000:19) menegaskan
bahwa pengawasan atau supervisi pendidikan tidak lain dari usaha memberikan layanan
kepada stakeholder pendidikan, terutama kepada guru-guru, baik secara individu maupun
secara kelompok dalam usaha memperbaiki kualitas proses dan hasil pembelajaran.
Burhanuddin (1990:284) memperjelas hakikat pengawasan pendidikan pada hakikat
substansinya. Substansi hakikat pengawasan yang dimaksud menunjuk pada segenap upaya
bantuan supervisor kepada stakeholder pendidikan terutama guru yang ditujukan pada
perbaikan-perbaikan dan pembinaan aspek pembelajaran. Bantuan yang diberikan kepada
guru harus berdasarkan penelitian atau pengamatan yang cermat dan penilaian yang objektif
serta mendalam dengan acuan perencanan program pembelajaran yang telah dibuat. Proses
bantuan yang diorientasikan pada upaya peningkatan kualitas proses dan hasil belajar itu
penting, sehingga bantuan yang diberikan benar-benar tepat sasaran. Jadi bantuan yang
diberikan itu harus mampu memperbaiki dan mengembangkan situasi belajar mengajar
Mengacu pada SK Menpan nomor 118 tahun 1996 tentang jabatan fungsional pengawas
dan angka kreditnya, Keputusan bersama Mendikbud nomor 03420/O/1996 dan Kepala
Badan Administrasi Kepegawaian Negara nomor 38 tahun 1996 tentang petunjuk
10 Ibid hal 10
10
pelaksanaan jabatan fungsional pengawas serta Keputusan Mendikbud nomor 020/U/1998
tentang petunjuk teknis pelaksanaan jabatan fungsional pengawas sekolah dan angka
kreditnya, dapat dikemukakan tentang tugas pokok dan tanggung jawab pengawas sekolah
yang meliputi:
Supervisi akademik adalah fungsi supervisi yang berkenaan dengan aspek pembinaan dan
pengembangan kemampuan profesional guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran dan
bimbingan di sekolah.
11
• mengembangkan interaksi pembelajaran/bimbingan (metode, strategi, teknik, model,
pendekatan dll.) yang tepat dan berdaya guna,
• melakukan penelitian praktis bagi perbaikan pem belajaran/bimbingan, dan
• mengembangkan inovasi pem belajaran/bimbingan.
B. Peran dan Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Guru, Kepala Sekolah, dan
Pengawas sekolah
12 Ibid hal 13
13
Prasyarat yang harus dipernuhi sebagai berikut; untuk pendidik yang akan diangkat
menjadi PNS harus diterapkan standar minimal kualifikasi pendidikan. Sementara bagi guru
yang sudah memiliki pengalaman tidak perlu dituntut untuk memenuhi standar ijazah
tersebut, karena hanya akan menyebabkan terjadinya apa yang disebut dengan 'jual beli
ijazah' yang juga dikenal dengan 'STIA' atau 'sekolah tidak ijazah ada'. Yang diperlukan bagi
mereka adalah pendidikan profesi dan sistem diklat berjenjang yang harus dihargai setara
dengan kualifikasi pendidikan tertentu. Jika sistem sertifikasi ini telah mulai berjalan, maka
sistem kenaikan pangkat bagi pendidik dan tenaga kependidikan sudah waktunya disesuaikan.
Kenaikan pangkat pendidik dan tenaga kependidikan bukan semata-mata sebagai proses
administrasi semata-mata, melainkan lebih merupakan proses penting dalam sertifikasi yang
berdasarkan kompetensi.
Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan belajar mengajar yang dilakukan
oleh guru sebagai tenaga kependidikan, maka profesi guru harus memiliki dan menguasai
perencanaan kegiatan belajar mengajar, melaksanakan kegiatan yang direncanakan dan
melakukan penilaian terhadap hasil dari proses belajar mengajar. Kemampuan guru dalam
merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran merupakan faktor utama dalam
mencapai tujuan pengajaran. Keterampilan merencanakan dan melaksanakan proses belajar
mengajar ini sesuatu yang erat kaitannya dengan tugas dan tanggung jawab guru sebagai
pengajar yang mendidik. 13
4. Pelaksanaan
Apabila kita bertitik tolak dari fungsi-fungsi manajemen yang umumnya kita kenal
sebagai fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan/penggerakkan atau pemimpinan
dan kontrol/pengawasan serta evaluasi, maka langkah pertama sampai dengan ketiga dapat
digabungkan fungsi perencanaan yang secara keseluruhan (untuk sekolah) sudah dibahas.
Didalam pelaksanaan tentu masih ada kegiatan perencanaan-perencanaan yang lebih mikro
(kecil) baik yang terkait dengan penggalan waktu (bulanan,semesteran, bahkan mingguan),
atau yang terkait erat dengan kegiatan khusus, misalnya menghadapi lomba bidang studi, atau
kegiatan lainnya.
Tahap pelaksanaan, dalam hal ini pada dasarnya menjawab bagaimana semua
fungsi manajemen sebagai suatu proses untuk mencapai tujuan lembaga yang telah ditetapkan
melalui kerjasama dengan orang lain dan dengan sumber daya yang ada, dapat berjalan
sebagaimana mestinya (efektif dan efisien). Pelaksanaan juga dapat diartikan sebagai suatu
proses kegiatan merealisasikan apa-apa yang telah direncanakan.
16
2. Peran dan peningkatan Kualitas dan kuantitas kepala sekolah
Kepala sekolah adalah seorang pemimpin sekolah atau pemimpin suatu lembaga
tempat menerima dan memberi pelajaran. Kepala sekolah adalah seorang tenaga fungsional
guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah di mana diselenggarakan proses
belajar mengajar, atau tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran
dan murid yang menerima pelajaran. (Wahjosumidjo,2002:83). Kepala sekolah adalah
seorang guru (jabatan fungsional) yang diangkat untuk menduduki jabatan struktural (kepala
sekolah) di sekolah. (Rahman, 2006:106). Kepala sekolah adalah sorang guru yang
mempunyai kemampuan untuk memimpin segala sumber daya yang ada pada suatu sekolah
sehingga dapat didayagunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan bersama.
15 Ibid hal 16
17
4) Kepala sekolah harus berfikir secara analitik dan konsepsional. Kepala sekolah harus
dapat memecahkan persoalan melalui satu analisis, kemudian menyelesaikan persoalan
dengan satu solusi yang feasible. Serta harus dapat melihatsetiap tugas sebagai satu
keseluruhan yang saling berkaitan.
5) Kepala sekolah adalah seorang mediator atau juru penengah. Dalam lingkungan sekolah
sebagai suatu organisasi di dalamnya terdiri dari manusia yang mempunyai latar belakang
yang berbeda-beda yang bisa menimbulkan konflik.Untuk itu kepala sekolah harus jadi
penengah dalam konflik tersebut.
6) Kepala sekolah adalah seorang politisi. Kepala sekolah harus dapat membangun
hubungan kerja sama melalui pendekatan persuasi dan kesepakatan (compromise). Peran
politis kepala sekolah dapat berkembang secara efektif, apabila: (1) dapat dikembangkan
prinsip jaringan saling pengertian terhadap kewajiban masing-masing, (2) terbentuknya
aliansi atau koalisi, seperti organisasi profesi, OSIS, BP3, komite sekolah dan sebagainya;
(3) terciptanya kerjasama (cooperation) dengan berbagai pihak, sehingga aneka macam
aktivitas dapat dilaksanakan.
7) Kepala sekolah adalah seorang diplomat. Dalam berbagai forum pertemuan kepala
sekolah adalah wakil resmi dari sekolah yang dipimpinnya.
8) Kepala sekolah harus mampu mengambil keputusan-keputusan sulit. Tidak ada satu
organisasi pun yang berjalan mulus tanpa masalah. Demikian pula sekolah sebagai suatu
organisasi tidak luput dari persoalan dan kesulitan-kesulitan. Dan apabila terjadi
kesulitankesulitan, kepala sekolah diharapkan berperan sebagai orang yang dapat
menyelesaikan persoalan yang sulit tersebut (Wahjosumidjo (2002:97).
19
Jadi pengawasan pendidikan adalah fungsi manajemen pendidikan yang harus
diaktualisasikan dan dilaksanakan. Oleh sebab itu, proses perencanaan yang mendahului
kegiatan pengawasan harus dikerjakan terlebih dahulu. Perencanaan yang dimaksudkan
mencakup perencanaan: pengorganisasian, wadah, struktur, fungsi dan mekanisme, sehingga
perencanaan dan pengawasan memiliki standard dan tujuan yang jelas.
Dalam proses pendidikan, pengawasan atau supervisi merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dalam upaya peningkatan prestasi belajar dan mutu sekolah. Pengawasan atau
supervisi pendidikan tidak lain dari usaha memberikan layanan kepada stakeholder
pendidikan, terutama kepada guru-guru, baik secara individu maupun secara kelompok dalam
usaha memperbaiki kualitas proses dan hasil pembelajaran yang bertujuan untuk melakukan
perbaikan – perbaikan dan pembinaan pada aspek pembelajaran.
Bantuan yang diberikan kepada guru harus berdasarkan penelitian atau pengamatan
yang cermat dan penilaian yang objektif serta mendalam dengan acuan perencanan program
pembelajaran yang telah dibuat. Proses bantuan yang diorientasikan pada upaya peningkatan
kualitas proses dan hasil belajar itu penting, sehingga bantuan yang diberikan benar-benar
tepat sasaran. Jadi bantuan yang diberikan itu harus mampu memperbaiki dan
mengembangkan situasi belajar mengajar.
Dengan menyadari pentingnya upaya peningkatan mutu dan efektifitas sekolah dapat
dilakukan melalui pengawasan. Atas dasar itu maka kegiatan pengawasan harus difokuskan
pada perilaku dan perkembangan siswa sebagai bagian penting dari kurikulum, kualitas
belajar mengajar, penilaian dan evaluasi, sistem pencatatan, kebutuhan khusus, administrasi
dan manajemen, bimbingan dan konseling
Dapat disimpulkan bahwa fokus pengawasan sekolah meliputi :
(1) standard dan prestasi yang diraih siswa
(2) kualitas layanan siswa di sekolah (efektifitas belajar mengajar, kualitas program kegiatan
sekolah dalam memenuhi kebutuhan dan minat siswa, kualitas bimbingan siswa)
(3) kepemimpinan dan manajemen sekolah.
20
seharusnya mampu memikul dan melaksanakan tanggung jawab sebagai guru kepada peserta
didik, orang tua, masyarakat, bangsa, Negara, dan agama.
Guru sebagai pendidik karena menyampaikan ilmu pengetahuan, juga menanamkan
nilai-nilai dan sikap mental serta melatih berbagai keterampilan dalam upaya mengantarkan
anak didik ke arah kedewasaannya. Oleh karena itu guru harus seorang yang berpribadi baik,
dapat sebagai anutan, sehingga nantinya dapat memanusiakan manusia. Untuk itu maka guru
harus juga melakukan kegiatan bimbingan, yakni menuntun anak didik dan memberikan
lingkungan yang sesuai dengan arah dan tujuan yang di cita-citakan.
Kepemimpinan kepala sekolah
Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu
organisai karena sebagian besar keberhasilan dan kegagalan suatu organisasi ditentukan oleh
kepemimpinan dalam organisasi tersebut. Yang dimaksud dengan kepemimpinan seperti yang
dikemukakan oleh James M. Black pada Manajemem: a Guide to Executive Command dalam
(Sadili Samsudin,2006:287) adalah kemampuan meyakinkan dan menggerakkan orang lain
agar mau bekerja sama di bawah kepemimpinannya sebagai suatu tim untuk mencapai suatu
tujuantertentu
Peningkatan mutu pendidikan tidak dapat dilepaskan dengan upaya peningkatan mutu
pendidiknya dan tenaga kependidikannya. Upaya peningkatan mutu pendidikan tidak akan
memenuhi sasaran yang diharapkan tanpa dimulai dengan peningkatan butu pendidik dan
tenaga kependidikannya.
B. Saran
Sekiranya setalah membaca makalah ini, tidak ada lagi para guru yang mengajar
dengan dasar pendidikan bukan pada bidangnya, para guru dapat senang hati memperbaiki
dan menyempurnakan kompetensi dirinya sebagai seorang guru yang memiliki tingkat
intelegensi tinggi dan memiliki akhlak yang mulia. Setidaknya setelah membaca makalah ini,
para guru dan seluruh calon guru dapat bersama sama memperbaiki mutu pendidikan di
Indonesia melalui proses pengajaran yang ada agar dapat mencetak generasi – generasi
penerus bangsa yang berkualitas dan mampu bersaing secara global.
DAFTAR PUSTAKA
21
Mujtahid, Pengembangan Profesi Guru. Malang: UIN Maliki Press. 2011.
Djamarah, Bahri, Syaiful, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif: Suatu
Pendekatan Teoritis Psikologis. Jakarta. Rineka Cipta. 2010
Sardiman, A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar-mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada. 2003
Hamalik, Oemar, Pendidikan Guru Bedasarkan Pendekatan Kompetensi. cet. V.
Jakarta: Bumi Aksara. 2008..
Hadari Nawawi, (1989), Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas, Jakarta: CV Hji
Masagung
22