Anda di halaman 1dari 11

 Demam.

DEFENISI
 Berkeringat.

Penyakit Jantung Rematik (PJR) adalah


 Mimisan.
 Muntah. an lutut ETIOLOGI
suatu kondisi di mana terjadi kerusakan
\
permanen pada katup jantung yang
R Respon autoimun yang dipicu oleh infeksi Streptococcus
disebabkan oleh demam rematik.
group A yang berhubungan dengan kerentanan genetik
(Marijon, E.et.al., 2012).
merupakAN etiologi penyakit jantung rematik (PJR).
Infeksi Streptococcus group A terutama
strain Streptococcus pyogenes sering memicu respon
autoimun hingga penyakit ini timbul
MANIFESTASI KLINIS

Gejala yang muncul pada tiap orang dapat berbeda, tergantung keparahan penyakit dan kerusakan yang
ditimbulkan pada jantung. Kerusakan pada jantung dapat menimbulkan gejala, berupa:

 Sesak napas, terutama ketika beraktivitas atau ketika berbaring.


 Aritmia.
 Nyeri dada.
 Cepat lelah

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, penyakit jantung reumatik merupakan komplikasi dari demam
reumatik. Maka sebelum pasien mengalami gejala penyakit jantung reumatik, terlebih dahulu pasien akan
mengalami gejala demam reumatik, seperti;

 Demam.
 Berkeringat.
 Mimisan.
 Muntah.
 Muncul rasa nyeri di perut.

 Pembesaran kelenjar getah bening atau benjolan di leher.
 Peradangan sendi, terutama di bagian pergelangan kaki dan lutut.
PATOFISIOLOGI
Menurut hipotesa Kaplan dkk (1960) dan Zabriskie (1966), demam rematik terjadi karena
terdapatnya proses autoimun atau antigenic similarity antara jaringan tubuh manusia dan antigen
somatic streptococcus. Apabila tubuh terinfeksi oleh Streptococcus beta-hemolyticus grup A maka
terhadap antigen asing ini segera terbentuk reaksi imunologik yaitu antibody. Karena sifat antigen
ini sama maka antibody tersebut akan menyerang juga komponen jaringan tubuh dalam hal ini
sarcolemma myocardial dengan akibat terdapatnya antibody terhadap jaringan jantung dalam
serum penderia demam rematik dan jaringan myocard yang rusak. Salah satu toxin yang mungkin
berperanan dalam kejadian demam rematik ialah stretolysin titer 0, suatu produk extraseluler
Streptococcus beta-hemolyticus grup A yang dikenal bersifat toxik terhadap jaringan myocard.
Beberapa di antara berbagai antigen somatic streptococcal menetap untuk waktu singkat dan yang
lain lagi untuk waktu yang cukup lama. Serum imunologlobulin akan meningkat pada penderita
sesudah mendapat radang streptococcal terutama Ig G dan A.
PENATALAKSANAAN MEDIS

Penatalaksanaan demam reumatik aktif atau reaktivasi kembali diantaranya adalah :

1. Tirah baring dan mobilisasi (kembali keaktivitas normal) secara bertahap


2. Pemberantasan terhadap kuman streptokokkus dengan pemberian antibiotic
penisilin atau eritromisin. Untuk profilaksis atau pencegahan dapat diberikan
antibiotic penisilin benzatin atau sulfadiazine
3. Antiinflamasi (antiperadangan). Antiperadangan seperti salisilat dapat dipakai
pada demam reumatik tanpa karditis (peradangan pada jantung)
PENYIMPANGAN KDM
Kl Pada Area Faring

Kl Aktifasi Antigen/Anti Bodi Tubuh

Inflamasi

Kl kuman mengeluarkan toksin


impuls disampaikan ke
hipotalamus termoregulator

Kl toksin beredar mengikuti alira darah Kl peradangan katup jantung


Kl hipertermi

Katup jantung mengalami gangguan


dapat menyerang jantung sendi-sendi,
(perlengkapan penebalan atau
(poliartritis)
mengkerut

nyeri akut
peningkatan tekanan vena dan arteri
pulmonalis
kelemahan fisik

intoleransi aktifitas

Asuhan keperawatan
pengkajia
A. IDENTITAS D. Pemeriksaan fisik

- nama  keadaan umum


- umur  TTV:
- jenis kelamin  Nadi
- pendidikan  Suhu
- alamat  Pernafasan
- pekerjaan  Review of system:
- agama
 B1 ( BREATH)
- suku bangsa
 B2 (BLOOD)
- tanggal dan jam masuk rimah sakit
 B3 (BRAIN)
- nomor registrasi
 B4 (BLADDER)
- diagnosis medis
 B5 (BOWEL)
B. RIWAYAT kesehatan

 keluhan utama
 riwayat penyakit sekarang
 riwayat penyakit dulu
 riwayat penyakit keluarga
C. Aktivitas sehari hari
 AKTIVITAS
 Sirkulasi
 Eliminasi
 Makanan dan cairan
 Neuro sensori
 Pernpasan
 Penyuluhan pembelajaran
DIAGNOSA

1. Sesak napas, terutama ketika beraktivitas atau ketika


berbaring.
2. Aritmia
 Pantau haluaran urine , catat jumlah dan warna.
Berimakan sedikit tapi sering (termasuk cairan) masukkan makanan  Pantau keseimbangan masukan dan pengeluaran selama 24
kesukaan anak dalam diet dan anjurkan untuk makan sendiri ,bila mungkin jam.
 Berikan makanan yang mudah dicerna porsi kecil.
(kelemhan otot dapat membuat keterbatasan) memilih makanan dari
 Ukur lingkaran abdomen sesuai indikasi.
3. nampan atur
daftar menu atur jadwal makanan secara menarik diatas Nyeri dada
 Kolaborasi memberikan diuretik.
jadwal pemberian makanan makanan berikan makanan yang bergizi tinggi
dan berkualitas.

4. Cepat lelah
INTERVENSI KEPERAWATAN
implemebtasi evaluasi
 Jelaskan tindakan farmakologi yang dilakukan ,jelaskan
tentang ke gunaan obat obatan yang di gunakan juga
diberikan jadwal pemberian obat.
 Diskusikan pentingnya pencegahan
 Bantu pasien mengidentifikasi
Dicharge pleanning
kebutuhan fisiologis
 Anjurkan untuk review kontrol beroprasi teratur walaupun
tanpa gejala.

Anda mungkin juga menyukai