Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

KEHAMILAN TRIMESTER III

Disusun Oleh :

1. Sayyid Ridho Mustofa (113121029)


2. Intan Henidar Putri (113121014)
3. Sri Sumyati (113121019)
4. Listya Aminingrum (113121023)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


UNIVERSITAS AL-IRSYAD CILACAP
2021

A. Definisi
Kehamilan trimester III merupakan kehamian dengan usia 28-40 minggu
dimana merupakan waktu mempersiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai
orang tua, seperti terpusatnya perhatian pada kehadiran bayi, sehingga
disebut juga sebagai periode oenantian ( Vivian, 2011 : 118). Trimester III
berlangsung selama 13 minggu, mulai dari minggu ke – 28 sampi minggu ke-
40. Pada trimester ketiga ,organ tubuh janin sudah terbentuk. Hingga pada
minggu ke-40 pertumbuhan dan perkembangan utuh telah dicapai ( Manuaba,
2010 :79 ).

B. Perubahan Fisiologis pada Trimester III


Pada trimester ketiga terjadi perubahan bentuk tubuh ibu, yaitu :
1. Uterus
Pada akhir kehamilan (40 minggu) berat uterus menjadi 1000 gram
(berat uterus normal 30 gram) dengan panjang 20 cm dan dinding 2,5 cm.
Pada bulan-bulan  pertama kehamilan bentuk uterus seperti buah alpukat
agak gepeng. Pada kehamilan 16 minggu, uterus berbentuk bulat.
Selanjutnya pada akhir kehamilan kembali seperti  bentuk semula,
lonjong seperti telur. Hubungan antara besarnya uterus dengan tuanya
kehamilan sangat penting diketahui antara lain untuk membentuk
diagnosis, apakah wanita tersebut hamil fisiologik, hamil ganda atau
menderita penyakit seperti mola hidatidosa dan sebagainya.
Pada kehamilan 28 minggu, fundus uteri terletak kira-kira 3 jari
diatas pusat atau 1/3 jarak antara pusat ke prosssus xipoideus. Pada
kehamilan 32 minggu, fundus uteri terletak antara ½ jarak pusat dan
prossesus xipoideus. Pada kehamilan 36 minggu, fundus uteri terletak
kira-kira 1 jari dibawah prossesus xipoideus. Bila  pertumbuhanjanin
normal, maka tinggi fundus uteri pada kehamilan 28 minggu adalah 25
cm, pada 32 minggu adalah 27 cm dan pada 36 minggu adalah 30 cm.
Pada kehamilan 40 minggu, fundus uteri turun kembali dan terletak kira-
kira 3 jari dibawah prossesus xipoideus. Hal ini disebabkan oleh kepala
janin yang pada  primigravida turun dan masuk kedalam rongga panggul.
2. Serviks Uteri
Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena
hormon estrogen. Akibat kadar estrogen yang meningkat dan dengan
adanya hipervaskularisasi, maka konsistensi serviks menjadi lunak.
Serviks uteri lebih  banyak mengandung jaringan ikat yang terdiri atas
kolagen. Karena servik terdiri atas  jaringan ikat dan hanya sedikit
mengandung jaringan otot, maka serviks tidak  mempunyai fungsi sebagai
spinkter, sehingga pada saat partus serviks akan membuka saja mengikuti
tarikan-tarikan corpus uteri keatas dan tekanan bagian bawah janin
kebawah.
Sesudah partus, serviks akan tampak berlipat-lipat dan tidak
menutup seperti spinkter. Perubahan-perubahan pada serviks perlu
diketahui sedini mungkin pada kehamilan, akan tetapi yang memeriksa
hendaknya berhati-hati dan tidak dibenarkan melakukannya dengan kasar,
sehingga dapat mengganggu kehamilan.Kelenjarkelenjar di serviks akan
berfungsi lebih dan akan mengeluarkan sekresi lebih banyak. Kadang-
kadang wanita yang sedang hamil mengeluh mengeluarkan cairan
pervaginam lebih banyak. Pada keadaan ini sampai batas tertentu masih
merupakan keadaan fisiologik, karena peningakatan hormon progesteron.
Selain itu  prostaglandin bekerja pada serabut kolagen, terutama pada
minggu-minggu akhir  kehamilan. Serviks menjadi lunak dan lebih mudah
berdilatasi pada waktu  persalinan.
3. Vagina dan Vulva
Vagina dan vulva akibat hormon estrogen juga mengalami
perubahan. Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vula
tampak lebih merah dan agak kebiru-biruan (livide). Warna porsio tampak
livide. Pembuluh-pembuluh darah alat genetalia interna akan membesar.
Hal ini dapat dimengerti karena oksigenasi dan nutrisi pada alat-alat
genetalia tersebut meningkat. Apabila terjadi kecelakaan pada kehamilan
atau persalinan maka perdarahan akan banyak sekali, sampai dapat
mengakibatkan kematian. Pada bulan terakhir kehamilan, cairan vagina
mulai meningkat dan lebih kental.
4. Mammae
Pada kehamilan 12 minggu keatas, dari puting susu dapat keluar
cairan  berwarna putih agak jernih disebut kolostrum. Kolostrum ini
berasal dari kelenjarkelenjar asinus yang mulai bersekresi.
5. Sirkulasi Darah
Volume darah akan bertambah banyak ± 25% pada puncak usia
kehamilan 32 minggu. Meskipun ada peningkatan dalam volume eritrosit
secara keseluruhan, tetapi  penambahan volume plasma jauh lebih besar
sehingga konsentrasi hemoglobin dalam darah menjadi lebih rendah.
Walaupun kadar hemoglobin ini menurun menjadi ± 120 g/L. Pada
minggu ke-32, wanita hamil mempunyai hemoglobin total lebih besar 
daripada wanita yang tidak hamil. Bersamaan itu, jumlah sel darah putih
meningkat (± 10.500/ml), demikian juga hitung trombositnya.
Untuk mengatasi pertambahan volume darah, curah jantung akan
meningkat ± 30% pada minggu ke-30. Kebanyakan peningkatan curah
jantung tersebut disebabkan oleh meningkatnya isi sekuncup, akan tetapi
frekuensi denyut  jantung meningkat ± 15%. Setelah kehamilan lebih dari
30 minggu, terdapat kecenderungan peningkatan tekanan darah.
Sama halnya dengan pembuluh darah yang lain, vena tungkai juga
mengalami distensi. Vena tungkai terutama terpengaruhi pada kehamilan
lanjut karena terjadi obstruksi aliran balik vena (venous return) akibat
tingginya tekanan darah vena yang kembali dari utrerus dan akibat
tekanan mekanik dari uterus pada vena kava. Keadaan ini menyebabkan
varises pada vena tungkai (dan kadang-kadang pada vena vulva) pada
wanita yang rentan.
Aliran darah melalui kapiler kulit dan membran mukosa meningkat
hingga mencapai maksimum 500 ml/menit pada minggu ke-36.
Peningkatan aliran darah  pada kulit disebabkanoleh vasodilatasi ferifer.
Hal ini menerangkan mengapa wanita “merasa panas” mudah berkeringat,
sering berkeringat banyak dan mengeluh kongesti hidung.
6. Sistem Respirasi
Pernafasan masih diafragmatik selama kehamilan, tetapi karena
pergerakan diafragma terbatas setelah minggu ke-30, wanita hamil
bernafas lebih dalam, dengan meningkatkan volume tidal dan kecepatan
ventilasi, sehingga memungkinkan pencampuran gas meningkat dan
konsumsi oksigen meningkat 20%. Diperkirakan efek ini disebabkan oleh
meningkatnya sekresi progesteron. Keadaan tersebut dapat menyebabkan
pernafasan berlebih dan PO2 arteri lebih rendah. Pada kehamilan lanjut,
kerangka iga bawah melebar keluar sedikit dan mungkin tidak kembali
pada keadaan sebelum hamil, sehingga menimbulkan kekhawatiran bagi
wanita yang memperhatikan penampilan badannya.
7. Traktus Digestivus
Di mulut, gusi menjadi lunak, mungkin terjadi karena retensi
cairan intraseluler yang disebabkan oleh progesteron. Spinkter esopagus
bawah relaksasi, sehingga dapat terjadi reguritasi isi lambung yang
menyebabkan rasa terbakar di dada (heathburn). Sekresi isi lambung
berkurang dan makanan lebih lama berada di lambung. Otot-otot usus
relaks dengan disertai penurunan motilitas. Hal ini memungkinkan
absorbsi zat nutrisi lebih banyak, tetapi dapat menyebabkan konstipasi,
yang merupakan salah satu keluhan utama wanita hamil.
8. Traktur Urinarius
Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai turun ke PAP, keluhan
sering  berkemih timbul karena kandung kemih mulai tertekan.
Disamping itu, terdapat pula  poliuri. Poliuri disebabkan oleh adanya
peningkatan sirkulasi darah di ginjal pada kehamilan sehingga laju filtrasi
glomerulus juga meningkat sampai 69%. Reabsorbsi tubulus tidak
berubah, sehingga produk-produk eksresi seperti urea, uric acid, glukosa,
asam amino, asam folik lebih banyak yang dikeluarkan.
9. Sistem Imun
HCG dapat menurunkan respon imun wanita hamil. Selain itu
kadar IgG, IgA dan Ig M serum menurun mulai dari minggu ke-10
kehamilan hingga mencapai kadar  terendah pada minggu ke-30 dan tetap
berada pada kadar ini, hingga aterm
10. Kulit
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat
tertentu. Pigmentasi ini disebabkan oleh pengaruh melanophone
stimulating hormone (MSH) yang meningkat. MSH ini merupakan salah
satu hormon yang juga dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis. Kadang-
kadang terdapat deposit pigmen dahi, pipi, dan hidung, yang dikenal
sebagai kloasma gravidarum.
C. Perubahan Psikolosgis Ibu Pada Kehamilan Trimester III
Bertambahnya usia kehamilan akan menyebabkan perasaan yang tidak
nyaman dan ingin segera melahirkan. Pada masa ini ibu akan disibukan oleh
persiapan-persiapan kebutuhan bayi. Selain itu akan disibukan pula oleh
pengontrolan kehamilan yang lebih ketat. Menjelang dua minggu kelahiran
banyinya, perasaan ibu sudah tidak sabar ingin melihat dan menyentuh
bayinya (Hulliana,2001). Trimester ketiga ditandai dengan klimaks
kegembiraan emosi karena kelahiran bayi. Sekitar bulan ke-8 mungkin
terdapat  periode tidak semangat dan depresi, ketika bayi membesaar dan
ketidaknyamanan  bertambah. Calon ibu menjadi lelah dan menunggu terlalu
lama. Reaksi calon ibu terhadap persalinan secara umum tergantung pada
persiapan dan persepsi ibu terhadap kehamilan ini (Hamilton,1995).
Pada periode ini, kecemasan-kecemasan menghadapi persalinan akan
muncul dan mulai dirasakan. Bayangan-bayangan negatif mulai menghantui,
misalnya Apakah ia  bisa melahirkan normal ? Bagaimanan cara mengejan ?
Bagaimana jika terjadi sesuatu dengan dirinya pada saat melahirkan ? Apakah
bayinya akan lahir normal?. Sementara itu sang suami hendaknya
memberikan dukungan yang lebih kepada istrinya. Jika kehamilan ini bukan
yang yang pertama kali sang suami dapat melakukan pendekatan terhadap
kakak-kakak “si bayi” agar tidak tergantung kepada ibu sepenuhnya. Dengan
demikian, ibu tidak akan merasa khawatir dan memikirkan kondisi putra-
putrinya setelah melahirkan.
Untuk mengatasi perubahan psikologis pada periode ini, berilah rasa aman
pada ibu dan dukunglah ibu untuk melakukan berbagai kegiatan, misalnya
dengan latihan senam bersama-sama, menemani saat kontrol kehamilan, dan
membantu ibu dalam memenuhi segala kebutuhannya. Dengan cara ini akan
muncul rasa percaya diri ibu sehingga memiliki mental yang kuat untuk
menghadapi persalinan. Selain dari suami dukungan dari keluarga juga sangat
berarti (Hulliana,2001)
D. Tanda Subjektif dan Objektif Kehamilan Trimester III

Usia Kehamilan Tanda Subjektif Tanda Objektif


29-33 Minggu - Fatigue (perasaan - Rasa panas dalam
lemah untuk bekerja perut disebabkan
hingga  perasaan letih tekanan uterus,
yang berat sesudah mild hiatus hernia
melakukan kerja fisik dan muntahan asam
dan mental).   perut ke dalam
- Ansietas tentang masa esophagus.
depan. - Kontaraksi
- Mimpi buruk. braxton-hick.
- Penurunan keinginan - Fundus terletak
seksual karena diantara umbilikus
ketidaknyamanan fisik dan xipoid
34-48 Minggu - Sakit punggung, - Heartburn (pirosis,
perubahan gaya nyeri dada)
berjalan. - Konstipasi
- Ketidaksabaran - Vena varikosa
untuk  mengakhiri (varicose veins)
kehamilan. - Edema kaki
- Perasaan buaian - Haemoroid (wasir)
tentang masa depan
yang ambivalen.
Sebelum Kelahiran - Lightening atau tanda Fundus ada di bawah
dini dimulainya diafragma sampai
persalinan kepala janin masuk
- Sakit perut bagian kedalam rongga
bawah. panggul, kemudian
perut kelihatan maju
ke depan

E. Pertumbuhan dan Perkembangan Janin Pada Trimester ke III


Pertumbuhan dan perkembangan janin pada trimester ke III yaitu :

Usia Kehamilan Perkembangan Janin


Minggu 28-31 - Lemak sub kutan disimpan
- Jika janin lahir saat ini dengan paru-paru
imatur, respiratory distress syndroma (rsd)
dapat terjadi
Minggu 32-36 - Berat janin menetap
- Lanugo menghilang tetapi masih ada bekasnya
di kepala
- Kuku jari tumbuh
- Janin mempunyai kemampuan yang cukup
baik jika lahir  dalam minggu-minggu ini
Minggu 37-40 - Lemak sub kutan tetap dibentuk dan
disekeliling janin menjadi menggumpal
- Kuku jari tangan dan kaki terbentuk sempurna
dan melampaui ujung jari tangan dan kaki
- Testis turun ke arah scrotum
- Tengkorak berkembang sempurna dan lebih
besar dari  bagian tubuh

F. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Data Subjektif
Terdiri dari Biodata Pasien dan Penanggung Jawab, Keluhan dan
Alasan Datang, Riwayat Kesehatan ( Dahulu, Sekarang dan
Keluarga), Riwayat Perkawinan (usia menikah, lama menikah, brp
kali menikah), Riwayat Menstruasi (menarche, siklus/lama, byknya
haid, dismenorea), Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang
lalu, Riwayat Kehamilan sekarang (usia kehamilan menurut pasien,
HPHT,  periksa ANC berapa kali, therapy, penkes, suntik TT 1-3,
kebiasaan merokok, minum minuman keras, jamu, obt2an, ada hewan
peliharaan, gerakan janin, dan rencana bersalin). Riwayat KB (KB
yang digunakan, lamanya, alas an berhenti, renc KB stlh bersalin),
Kebutuhan sehari hari sebelum dan slm hamil (nutrisi, eliminasi,
aktivitas, istirahat, seksual, personal hygiene), Psikososiospiritual
(perasaan dengan kehamilan, respon keluarga terhadap kehamilan, dan
pengambil keputusan).
b. Data Objektif
Terdiri dari pemeriksaan :
1) Tingkat Kesadaran
2) Berat Badan dan Tinggi Badan
3) LILA
4) TTV
5) Status Obstetri
c. Inspeksi
1) Muka : tidak ada atau adanya cloasma gravidarum, tidak odema
2) Mamae : Montgomery terlihat, putting susu menonjol, colostrum
sudah keluar 
3) Perut : Linea Alba dan Striae gravidarum ada
4) Anus : tidak ada hemoroid
d. Palpasi
1) Leopold I : TFU pertengahan antara prosesus xipoideus dan pusat.
Bagian fundus teraba bulat, lunak dan tidak melenting
2) Leopold II : Bagian Kanan ibu teraba ada tahanan memanjang,
keras. Bagian Kiri ibu teraba bagian kecil kecil janin
3) Leopold III : Bagian segmen bawah rahim teraba bagian bulat,
keras dan melenting
4) Leopold IV : Keduan jari jari tangan bertemu berarti kepala janin
belum masuk PAP
5) Auskultasi, mendengar DJJ
6) Perkusi, melakukan pemeriksaan Reflek Patella : +/-
2. Diagnosa yang mungkin muncul
a. Perubahan pola eliminasi urin berhubungan dengan pembesaran
uterus,  peningkatan tekanan abdomen, fluktuasi aliran darah ginjal
dan laju filtrasi glomerulus
b. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan pergeseran
diafragma karena  pembesaran uterus
c. Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik akibat
pengaruh hormonal
d. Gangguan pola tidur berhubungan dengan perubahan pada tingkat
aktifitas, stres,  psikologi, ketidakmampuan untuk mempertahankan
kenyamanan
e. Kebutuhan pembelajaran berhubungan dengan persiapan untuk
persalinanserta  perawatan bayi
3. Rencana Keperawatan
a. Perubahan Eliminasi urin berhubungan dengan pembesaran uterus,
peningkatan tekanan abdomen, fluktuasi aliran darah ginjal dan laju
filtrasi glomerolus. Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan,
klien mengerti tentang perubahan  pola eliminasi urin.
Kriteria hasil : mengungkapkan pemahaman tentang kondisi saat ini,
mengidentifikasi cara untuk mencegah stasis urinarius atau edema
jaringan
No. Intervensi Rasional
1. Berikan informasi tentang Membantu klien memahami
perubahan perkemihan alasan fisiologis dari
sehubungan dengan frekuensi berkemih dan
trimester  ketiga nokturia. Pembesaran uterus
trimester  ketiga
2. anjukan klien untuk Meningkatkan perfusi ginjal.
melakukan  posisi miring
saat tidur. Perhatikan
keluhan-keluhan nokturia
3. Anjurkan klien untuk Posisi ini memungkinkan
menghindari  posisi tegak terjadinya sindrom vena kava
dalam waktu yang lama dan menurunkan aliran vena
4. Berikan informasi mengenai Mempertahankan tingkat
perlunya masukan cairan 6- cairan dan  perfusi ginjal
8 gelas/ hari, penurunan adekuat, yang mengurangi
masukan 2- 3 jam sebelum natrium diet untuk 
beristirahat, dan mempertahankan status
penggunaan garam, isotonik.
makanan, dan  produk
mengandung natrium dalam
jumlah sedang.
5. Berikan informasi mengenai Kehilangan atau pembatasan
bahaya menggunakan natrium dapat sangat
diuretik dan  penghilangan menekan regulator
natrium dari diet. reninangiotensin-aldosteron
dari kadar  cairan,
mengakibatkan dehidrasi/
hipovolemia berat
6. Tes urin midstream untuk   Dapat mengidentifikasi
memeriksa albumin spasme glomerulus atau
penurunan perfusi ginjal
berkenaan dengan hipertensi
akibat kehamilan
b. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan pergeseran
diafragma karena  pembesaran uterus. Tujuan dalam waktu 1x24 jam
pola nafas klien efektif
Kriteria hasil : Frekuensi napas 18-20 kali/menit, klien tidak sesak

No Intervensi Rasional
1. Kaji TTV Merupakan data dasar dalam
menentukan intervensi
selanjutnya
2. Monitor status pernapasan Menentukan luas dan
klien pada pergerakan dada beratnya masalah atau
keluhan yang terjadi
3. Anjurkan klien untuk Mengurangi pemakaian O2
banyak istirahat
4. Anjurkan klien untuk tidur Posisi semi fowler dapat
setengah duduk mengefektifkan expansi paru
dan mengurangi sesak
c. Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik pengaruh
hormonal
Tujuan setelah diberikan asuhan keperawatan, klien merasa nyaman
Kriteria hasil : klien melakukan aktivitas perawatan diri dengan tepat
untuk mengurangi ketidaknyamanan, melaporkan ketidaknyamanan
dapat diminimalkan / atau dikontrol dan mencari pertolongan medis
dengan tepat.

No Intervensi Rasional
1. Kaji secara terus-menerus Data dasar terbaru untuk
ketidaknyamanan klien dan merencanakan  perawatan.
metoda untuk mengatasinya
2. Kaji satatus pernapasan Penurunan kapasitas
klien pernapasan saat uterus
menekan diafragma,
mengakibatkan dispnea
3. Perhatikan adanya keluhan Lordosis dan regangan otot
ketegangan pada punggung disebabkan oleh  pengaruh
dan  perubahan cara jalan. hormon (relaksin,
Anjurkan  penggunaan progesteron)  pada
sepatu hak rendah, latihan sambungan pelvis dan
pelvicrock, girdle perpindahan  pusat gravitasi
maternitas, penggunaan sesuai dengan perbesaran
kompres  panas, sentuhan uterus. Intervensi multipel
terapeutik atau stimulasi biasanya membantu untuk
saraf elektrikal transkutan menghilangkan
dengan tepat ketidaknyamanan.

4. Perhatikan adanya kram Menurunkan


pada kaki. Anjurkan klien ketidaknyamanan berkenaan
untuk  meluruskan kaki dan dengan perubahan kadar
mengangkat telapak kaki kalsium/ ketidakseimbangan
bagian dalam keposisi kalsium-fosfor atau karena
dorsofleksi, menurunkan tekanan dari pembesaran
masukan susu, sering uterus pada saraf yang
mengganti posisi, dan mensuplai ekstremitas bawah.
menghindari berdiri atau
duduk  lama
5. Kaji ada atau tidak adanya Kontraksi ini dapat
frekuensi kontraksi braxton menciptakan
Hick. Berikan informasi ketidaknyamanan pada
mengenai fisiologi aktifitas multigrafida pada trimester
uterus kedua. Primigrafida biasanya
tidak mengalami
ketidaknyamanan ini sampai
trimester akhir
6. Perhatikan keluhan aktifitas pembesaran uterus trimester
BAK dan tekanan pada ketiga menurunkan kapasitas
kandung kemih kandung kemih,
mengakibatkan sering
berkemih
7. Kaji adanya konstipasi dan peningkatan pemindahan
hemoroid posisi uterus memperberat
masalah eliminasi.
8. Kaji adanya pirosis (nyeri Masalah sering terjadi pada
ulu hati). Tinjau pembatasan trimester kedua dan dapat
diet berlanjut, khususnya bila diet
tidak dimodifikasi.
9. Perhatikan adanya leukorea Saat kadar estrogen tinggi,
dan  pruritus. Anjurkan sekresi kelenjar  servikal
klien untuk  sering mandi, menghasilkan media asam
menggunakan celana dalam yang mendorong proliferasi
katun, pakaian longgar dan organisme.
menghindari duduk  untuk
waktu yang lama
10. Berikan suplemen kalsium Penambahan produk susu bila
dengan tepat. Anjurkan intoleransi dapat menjadi
penggunaan jel aluminium masalah. Jeli dapat
hidroksida sesuai kebutuhan menurunkan kadar fosfor dan
memperbaiki ketidak
seimbangan kalsium-fosfor.

d. Gangguan pola tidur berhubungan dengan perubahan pada tingkat


aktifitas, stres,  psikologi, ketidakmampuan untuk mempertahankan
kenyamanan. Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan,
diharapkan pasien tidak mengalami gangguan pola tidur.
Kriteria hasil : melaporkan perbaikan istirahat dan melaporkan
peningkatan rasa sejahtera dan perasaan segar 

No. Intervensi Rasiona


1. Tinjau ulang kebutuhan Membantu mengidentifikasi
perubahan tidur normal kebutuhan untuk menetapkan
berkenaan dengan pola tidur yang  berbed
kehamilan. Tentukan pola
tidur saat ini
2. Evaluasi tingkat kelelahan Peningkatan retensi cairan,
penambzahan  berat badan,
dan pertumbuhan janin,
semua memperberat perasaan
lelah, khususnya pada
multipara
3. Kaji terhadap kejadian Ansietas yang berlebihan,
insomnia dan respons klien kegembiraan,
terhadap  penurunan tidur. ketidaknyamanan fisik,
Anjurkan alat  bantu untuk nokturia, dan aktifitas janin
tidur, seperti teknik  dapat mempersulit tidur.
relaksasi, membaca, mandi
air  hangat,dan penurunan
aktifitas sebelum istirahat
4. Perhatikan keuslitan Pada posisi rekumben,
bernafas karena posisi. pembesaran uterusserta organ
Anjurkan tidur pada  posisi abdomen menekan diafragma,
semi fowler. sehingga membatasi ekspansi
paru. Penggunaan posisi
semifowler  memugnkinkan
diafragma menurun,
membantu
mengembangkanekspansi
paru optimal
5. Dapatkan sel darah merah Anemia dan penurunan kadar
(SDM) dan kadar Hb. Hb/SDM, mengakibatkan
penurunan oksigenasi
jaringan serta mempengaruhi
perasaan letih berlebihan
6. Rujuk klien untuk konseling mungkin perlu bagi klien
bila kurang tidur atau menghadapi  perubahan
kelelahan mempengaruhi siklus tidur-terjaga,
aktifitas kehidupan sehari- mengidentifikasi prioritas
hari yang tepat dan memodifikasi
komitmen
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.ums.ac.id/52303/5/NASKAH%20PUBLIKASI%202.pdf

https://core.ac.uk/download/pdf/236673612.pdf

http://repo.stikesperintis.ac.id/170/1/52%20LIZA%20SASMITA.pdf

http://repository.ump.ac.id/858/7/Arum%20Puspita%20W.%20BAB%20II.pdf

http://repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1080/1/KTI%20SUNDARI%20RIZKY
%20YUSNIAR.pdf

Anda mungkin juga menyukai