Anda di halaman 1dari 8

Berbagai teori organisasi menurut perspektif sosiologi

 Sistem Tertutup (Closed System) dan Sistem Terbuka (Open System)


Karakteristik dri system tertutup ialah adanya kecendrungan yang kuat bergerak
mencapai suatu keseimbangan dan entropi (equilibrium and entropy) yang statis. Sifat
ini menunjukkan adanya kebekuan atau tepatnya keseimbangan yang baku (a static
equilibrium). Istilah entropi umumnya dipergunakan dalam ilmu ilmu fisika. Ia
mempunyai pengertian cenderung dipergunakan dalam pada setiap system yang
tertutup dengan tidak adanya usaha transformasi. Miller menyebutnya:”Entropi
dikenal sebagai sustu system yamg menunjukkan kekacauan,ketidak teraturan,tidak
adanya pola kerja atau organisasi yang diatur secara acak(randomness), (the
disorder ,disorganization, lack of pattering or randomness of organization of a system
is known as its entropy).
Konsep system terbuka mempunyai interaksi hubungan yang berkelangsungan
(continual interaction) dengan lingkungannya dan mencapai sutu tingkan dinamika
tertentu atau keseimbangan yang dinamis sementara itu system ini masih mempunyai
kemampuan yang berlanjut untuk melakukan kerja dan melakukan transformasi ke
pihak lain. System ini mempunyai proses putaran yang kontinu yang menyebabkan
daya hidupnya berkelangsungan. Dan organisasi ini dipandang sebagai hal yang
dinamis dan senantiasa berubah,bukannya sebagi mesin opersional yang
ajek,rutin,dan statis. Bahan bahan masukan yang berasal dari lingkungan diterima
oleh sesuatu organisasi. Kemudian organisasi tersebut memproses sebagai salah satu
kegiatannya untuk mencapai tujuan organisasi. Hasil pemrosesan tersebut dikirim dan
diterima oleh lingkunagn baik berupa barang barang atau jasa pelayanan. Hasil ini
dirasakan oleh masyarakat sebagai unsure lingkungan dari organisasi tersebut. Dan
lingkunagn memberikan umpan balik (feedback) kepada organisasi. Umpan balik ini
sebagai masukan baru untuk diolah dan diproses di dalam organisasi. Dengan cara
demikian organisasi mencapai tingkat keseimbangan yang dinamis dengan
lingkungannya. Karena ia dirangsang untuk mendapatkan potensi baru untuk
melanjutkan kehidupannya.
Gambar berikut in dapat membantu untuk memahami perbedaan kedua system
dibawah ini.
Sistem Tertutup
Nilai Nilai
Organisasi
Minat
Kelompok

Sikap
Kekosongan

Teknologi

Sistem Terbuka
Masukan (nilai
nilai,pengaruh,kelompok,teknologi,d
sb

Batas
Organisasi

Lingkungan

Umpan Balik
Hasil (barang barang
dan jasa pelayanan)
Dalam gambar diatas,organisasi dalam keadaan tertutup, tidak menerima masukan
dari lingkungan. Sehingga dalam setiap masukan yang coba memasuki derah batas
organisasi terpental kembali, seperti nilai,sikap,teknologi, dan minat minat dari
kelompok penekan tidak berdaya menembus batas organisasi. Dalam keadaan
semacam ini organisasi berada dalam kekosongan, dan seperti entropi organisasi ini
akan mati,karena tidak memiliki potensi berikut untuk mengembangkan dirinya.
Gambar selanjutnya,organisasi menerima masukan masukan berupa misalnya nilai
nilai,sikap sikap,pengatuh kelmpok kelompok lainnya dalam masyarakat, teknologi
dan lain sebagainya. Input ini diterima oleh organisasi sesuai dengan kemmpuan dan
keterbatasan yang dipunya olehnya. Sehingga keterbukaan ini bukanlah keterbukaan
yang mutlak(totally open), melinkan disesuaikan dengahn kemampuan dan
keterbatasan organisasi. Jadi , tingkat keterbukaan itu ditentukan bagaimana batas
batas organisasi itu mengizinkan pengaruh dari lingkungan masuk kedalamnya.
Selanjutnya masukan diproses kedalam organisasi, dan dirupakan sebagai hasilnya.
Dan setelah hasilnya dirasakan oleh masyarakat, maka organisasi tersebut menerima
umpan balik sebagai masukan baru. Demikian seterusnya organisasi hidup dalam
ketergantungan dan interakksi dinamis dengan lingkungan.
 Teori Klasik

Teori klasik pada sekrang ini didasarkan pada penjelasan sosiologis terhadap fenomena
ekonomi. Teori teori tersebut berusaha menjelaskan bagaimana prinsip prinsip organisasi
yang telah sekian lama diterapkan oleh pare penguasa politik dan militer, diterapkan
untuk organisasi yang memiliki tujuan ekonomi.

Kebanyakan perusahaan bergantung pada teori organisasi klasik untuk membangun


strukturnya karean teori ini berkaitan dengan unsure unsure dalam suatu lembaga, seperti
kuasa, tanggung jawab,pembagian kerja, spesialisasi, dan saling kebergantungan semua
bagian. Perkembangan yang terjadi kemudian telah mengubah teori klasik, tetapi unsure
pentingnya masih tetap bertahan dan harus dipahami dalam rangka mengelola orang
orang dalam organisasi. Struktur organisasi merupakan hal yang signifikan karena
sebagian menentukan kuasa orang orang itu dalam organisasi dan persepsi mereka
tentang peran mereka. Struktur organisasi juga mempengaruhi kepuasan kerja.

Adam Smith dalam bukunya berjudul The Wealth of Nation terbit pada tahun 1776
menjelaskan bagaimana meningkatkan efisiensi dengan melakukan pembagian kerja
sebagai suatu pedoman dalam desain organisasi. Adam Smith percaya bahwa pembagian
tenaga keja akan efektif jika syarat syarat berikut terpenuhi, yakni:

1. Kesatuan control: perlu adanya sutu piramida hierarkhi dengan suatu pusat otoritas,
dan suatu lingkup pengawasan tertentu pada tiap tingkatan.
2. Spesialisasi: berdasarkan tujuan tegas,” proses” atau klien atau pelanggan
3. Kesatuan geografis: orang orang yang perlu secara fisik ditempatkan menurut
spesialisasi mereka.

Teori klasik memiliki kelebihan dan kelemahan. Struktur klasik menyediakan banyak
dukungan tugas, seperti bantuan ahli, sumberdaya yang sesuai untuk melaksanakan
pekerjaan dan jaminan serta kondisi kerja yang cukup handal. Sebaliknya, meskipun
struktur klasik kuat dalam dukungan tugas, ia lemah dalam dukungan psikologis. Dengan
demikian, yang diperlukan ialah system organisasi yang sekaligus dapat menyediakan
dukungan tugas dan psikologis.

 Teori Neo Klasik

Seperti pendahulunya, yaitu teori klasik, maka teori neo klasik telah dikembangkan selam
beberapa abad. Bagaimanapun tidak terdapat pengembangan yang intensif pada arus
pemikirannya termasuk sekarang, yang terutama pada thaun 1920-an dan 1930-an. Teori
neo klasik berkembang atau telah disusun menjasi bagian dari teori yang modern, yaitu
subyek dari babak berikutnya.

Elemen Elemen Teori Neo Klasik

Teori teori klasik pda organisasi menegaskan tata tertib, rasionalitas, struktur dan
berbagai spesialis. Selain itu, biasanya teori klasik menyetujui pandangan para karyawan
“manusi yang ekonomis”-yaitu seorang pekerja semata mata didorong dengan rangsangan
yang ekonomis. Teori Neo Klasik biasanya mengandalkan teori klasik dengan
memodifikasi dan memperluas knsep klasik tertentu. Bagaimanapun juga, terdapat suatu
perubahan dasar teori neo klasik secara langsung menolak konsep manusi ekonomis.
Dalam kekontrasannya terhadap teori klasik, maka teori neo klasik berpegang bahwa tiap
orang adalah berbeda beda, pandaangan ini berbeda denga falsafah manusia yang serba
sama,manusia ekonomis. Selanjutnya, sehubungand dengan teori neo klasik., suatu
kelompok kerja seseorang dan factor factor social lainnya demikian penting.
Individu

Gerakan teori Neo klasik menegaskan perbedaan diantara individu individu yang
dikesampingkan oleh teori klasik. Teori klasik memperhatikan para pekerja semata mata
hamper terdorong oleh factor factor ekonomi. Satu satunya hubungan yang penting bahwa
seorang pekerja berada dalam teori yang klasik ialah supervisornya. Hubungan ini dilihat
(atau pada akhirnya menimbulkan) seperti tak berperasaan, rasional dan berjauhan. Suatu
perasaan mungkin akan dinyatakan dalam suatu ketergantungan secara kebapakan atau
hubungan secara otokrasi yang serba patuh.

Kelompok Kerja ( Organisasi Formal)

Elemen yang terpenting yang kedua dalam teori neo klasik adalah penekannanya terhadap
aspek aspek social dari kelompok kerja. Organisasi “bayangan” yang informal yang ada
dalam struktur organisasi formal telah ditegaskan. Perhatian yang difokuskan pada aspek
aspek social manusia, yang mengemsampingkan kebutuhan dilihat sebagai sesuatu hasrat
yang termasuk disetujui oleh, dan berada dengan baik dalam kelompok kerjanya.

Manajemen yang partisipatif

Manajemen yang partisipatif atau pengambilan keputusan dalam mana pekerja dalam
berbincanga bincang dengan para supervisor dan mempengaruhi keputusan yang akan
mempengaruhi mereka. Dengan danya peningkatan tekanan pada tiap individu dan
kelompok kerja, maka timbulah manjemen partisipatif.

 Teori Modern

Teori modern mempertimbangkan semual elemen organisasi pada umumnya. Definisi


atau batasan teori modern yaitu, suatu organisasi merupakan suatu proses yeng tersusun
para individu saling mempengaruhi untuk berbagai tujuan.

Sifat Sifat Teori Modern

Segi Pandang Mengenai system

Teori modern memeandang suatu organisasi sebagai suatu system yang terdiri dari lima
pokok, yaitu input, proses,output ( arus balik) dan lingkungan. Teori system pada
umumnya meliputi semua jenis system ( biologis,, fisik dan yang berhubungan dengan
tingkah laku manusia). Gagasan mengenai control, struktur, maksud, dan proses proses
oprasional pada system dan teori system yang umum, sibernetika, serta bidang bidang
yang berhubungan ialah penting.

Kedinamisan

Dalam teori modern penekanan atau penegasannya adalah pada proses yang dinamis pada
interaksi yang terjadi dalam struktur.

Multi Level dan Multi Dimensional

Teori modern mempertimbangkan suatu tingkatan suatu organisasi. Yaitu pendakatan


mikro dan sekaligus makro. Adalah mikro dalam kerangka industry secara keseluruhan
dan makro pada respek pada unit unit internalnya.

Multi Motivasi

Dalam teori modern secara luas oraganisasi diharapkan untuk hidup karena para
pesertanya berkeinginan untuk mencappai beberapa tujuan dengan baik sesuai dengan
kemampun mereka.

Multi Disipliner

Menggambarkan konsep dan teknik dari berbagai bidang ilmu. Ilmu kemasyarakatan,
teori administrative, psikologi, ekonomi, ekologi, pelaksana riset dan lain memberikan
sumbangan yang berharga. Teori modern berusaha membuat suatu keterpaduan yang
seimbang dari bagian bagian yang berhubungan dari seluruh bidang dalam
mengembangkan suatu teori umum pada organisasi dan manajemen.

Descriptive

Mencoba menggambarkan sifat sifat organisasi dan manajemen

Multi Variabel

Teori modern menggangkap bahwa suatu keadaan disebabkan oleh sejumlah factor yang
semuannya saling mempengaruhi. Teori modern juga mengakui kemungkinan sejumlah
factor penyebab pada gilirannya dapat mempengaruhi kuat oleh bidang penyebabnya
melalui pengaruh arus balik.

Adaptif
Organisasi dibiarkan berjalan ( terus hidup) dalam lingkungannya, maka organisasi yang
bersangkutan harus melakukan penyesuaian dengan lingkungan yang berubah ubah.

Organisasi Output output


Output output suatu
lingkungan organisasi
adalah input adalah input
input sebuah input pada
organisasi lingkungannya

Organisasi

 Teori Kontigensi

Desain organisasi kontigensi mengakui diperlukannya struktur dan proses organisasi yang
berbeda beda bagi keefektifan dalam berbagia lingkungan yang tidak serupa. Desain
organisasi yang sesuai dalam sebuah lingkungan boleh jadi tidak sesuai dengan
lingkunagan yang lain. Karena lingkungan berubah ubah, diperlukann adanya desain
organisasi yang luwes untuk dapat di ubah secara bertahap agar dapat sesuai dengan
lingkungan yang berubah ubah. Sudut pandang kontingensi menghendaki adanya
perubahan falsafah secara mendasar dari pandangan tradisonal yang menyatakan adanya
satu cara pengorganiasian terbaik.

Desain kontigensi yag dilakukan Burns dan Stalker di Inggris membedakan antara
organisasi mekanistik dan organisasi mekanik. Bentuk mekanistik sesuai dengan cara
tradisional yang hierarchies. Orang orang dispesialisasikan dalam banyak aktivitas yang
diselia oleh berbagai lapisan penyeliaan. Setiap tingkat yang lebih tinggi memiliki kuasa
dan pengaruh lebih besar dan seterusnya demikian sampai kebagian paling atas sebagai
tempat diambilnya keputusan penting yang mengarahkan organisasi secara sepenuhnya.
Struktur organisasi ditata secara rapi seperti halnya mesin yang didesain baik.

Organisasi organic lebih terbuka dan luwes,semua peran dan tugas tidak terlalu kaku yang
memungkinkan orang orang untuk menyesuaikan diri dengan kebutuhan situasi.
Wewenang dan pengaruh lebih langsung mengalir dari orang orang yang memiliki
kemampuan untuk menagani masalah yang dihadapi. Pengambilan keputusan lebih
disentralisasikan kepada beberpa tingkat dan fungsinya yang berbeda. Organisasi juga
terbuka terhadap lingkungnnya.

Burns dan Stalker menunjukkan bahwa bentuk mekanistik lebih efektif ketimbang dengan
bentuk organisasi organic dalam situasi tertentu dan sebaliknya dengan bentuk organisasi
organic dapat lebih efektif dibandingkan bentuk mekanistik dalam situasi tertentu.

Bibliography
Davis, K., & Newstrom, J. W. (1985). Perilaku Dalam Organisasi. Erlangga.

Thoha, M. (1993). Perilaku Organisasi. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Tyson, S., & Jackson, T. (1992). The Essence of Organizational Behaviour. Havard: Prentice Hall
International (UK).

Wisnu UR, D., & Nurhasanah, S. (2005). Teori Organisasi Struktur dan Desain. Malang: UMM Press.

Anda mungkin juga menyukai