Sikap
Kekosongan
Teknologi
Sistem Terbuka
Masukan (nilai
nilai,pengaruh,kelompok,teknologi,d
sb
Batas
Organisasi
Lingkungan
Umpan Balik
Hasil (barang barang
dan jasa pelayanan)
Dalam gambar diatas,organisasi dalam keadaan tertutup, tidak menerima masukan
dari lingkungan. Sehingga dalam setiap masukan yang coba memasuki derah batas
organisasi terpental kembali, seperti nilai,sikap,teknologi, dan minat minat dari
kelompok penekan tidak berdaya menembus batas organisasi. Dalam keadaan
semacam ini organisasi berada dalam kekosongan, dan seperti entropi organisasi ini
akan mati,karena tidak memiliki potensi berikut untuk mengembangkan dirinya.
Gambar selanjutnya,organisasi menerima masukan masukan berupa misalnya nilai
nilai,sikap sikap,pengatuh kelmpok kelompok lainnya dalam masyarakat, teknologi
dan lain sebagainya. Input ini diterima oleh organisasi sesuai dengan kemmpuan dan
keterbatasan yang dipunya olehnya. Sehingga keterbukaan ini bukanlah keterbukaan
yang mutlak(totally open), melinkan disesuaikan dengahn kemampuan dan
keterbatasan organisasi. Jadi , tingkat keterbukaan itu ditentukan bagaimana batas
batas organisasi itu mengizinkan pengaruh dari lingkungan masuk kedalamnya.
Selanjutnya masukan diproses kedalam organisasi, dan dirupakan sebagai hasilnya.
Dan setelah hasilnya dirasakan oleh masyarakat, maka organisasi tersebut menerima
umpan balik sebagai masukan baru. Demikian seterusnya organisasi hidup dalam
ketergantungan dan interakksi dinamis dengan lingkungan.
Teori Klasik
Teori klasik pada sekrang ini didasarkan pada penjelasan sosiologis terhadap fenomena
ekonomi. Teori teori tersebut berusaha menjelaskan bagaimana prinsip prinsip organisasi
yang telah sekian lama diterapkan oleh pare penguasa politik dan militer, diterapkan
untuk organisasi yang memiliki tujuan ekonomi.
Adam Smith dalam bukunya berjudul The Wealth of Nation terbit pada tahun 1776
menjelaskan bagaimana meningkatkan efisiensi dengan melakukan pembagian kerja
sebagai suatu pedoman dalam desain organisasi. Adam Smith percaya bahwa pembagian
tenaga keja akan efektif jika syarat syarat berikut terpenuhi, yakni:
1. Kesatuan control: perlu adanya sutu piramida hierarkhi dengan suatu pusat otoritas,
dan suatu lingkup pengawasan tertentu pada tiap tingkatan.
2. Spesialisasi: berdasarkan tujuan tegas,” proses” atau klien atau pelanggan
3. Kesatuan geografis: orang orang yang perlu secara fisik ditempatkan menurut
spesialisasi mereka.
Teori klasik memiliki kelebihan dan kelemahan. Struktur klasik menyediakan banyak
dukungan tugas, seperti bantuan ahli, sumberdaya yang sesuai untuk melaksanakan
pekerjaan dan jaminan serta kondisi kerja yang cukup handal. Sebaliknya, meskipun
struktur klasik kuat dalam dukungan tugas, ia lemah dalam dukungan psikologis. Dengan
demikian, yang diperlukan ialah system organisasi yang sekaligus dapat menyediakan
dukungan tugas dan psikologis.
Seperti pendahulunya, yaitu teori klasik, maka teori neo klasik telah dikembangkan selam
beberapa abad. Bagaimanapun tidak terdapat pengembangan yang intensif pada arus
pemikirannya termasuk sekarang, yang terutama pada thaun 1920-an dan 1930-an. Teori
neo klasik berkembang atau telah disusun menjasi bagian dari teori yang modern, yaitu
subyek dari babak berikutnya.
Teori teori klasik pda organisasi menegaskan tata tertib, rasionalitas, struktur dan
berbagai spesialis. Selain itu, biasanya teori klasik menyetujui pandangan para karyawan
“manusi yang ekonomis”-yaitu seorang pekerja semata mata didorong dengan rangsangan
yang ekonomis. Teori Neo Klasik biasanya mengandalkan teori klasik dengan
memodifikasi dan memperluas knsep klasik tertentu. Bagaimanapun juga, terdapat suatu
perubahan dasar teori neo klasik secara langsung menolak konsep manusi ekonomis.
Dalam kekontrasannya terhadap teori klasik, maka teori neo klasik berpegang bahwa tiap
orang adalah berbeda beda, pandaangan ini berbeda denga falsafah manusia yang serba
sama,manusia ekonomis. Selanjutnya, sehubungand dengan teori neo klasik., suatu
kelompok kerja seseorang dan factor factor social lainnya demikian penting.
Individu
Gerakan teori Neo klasik menegaskan perbedaan diantara individu individu yang
dikesampingkan oleh teori klasik. Teori klasik memperhatikan para pekerja semata mata
hamper terdorong oleh factor factor ekonomi. Satu satunya hubungan yang penting bahwa
seorang pekerja berada dalam teori yang klasik ialah supervisornya. Hubungan ini dilihat
(atau pada akhirnya menimbulkan) seperti tak berperasaan, rasional dan berjauhan. Suatu
perasaan mungkin akan dinyatakan dalam suatu ketergantungan secara kebapakan atau
hubungan secara otokrasi yang serba patuh.
Elemen yang terpenting yang kedua dalam teori neo klasik adalah penekannanya terhadap
aspek aspek social dari kelompok kerja. Organisasi “bayangan” yang informal yang ada
dalam struktur organisasi formal telah ditegaskan. Perhatian yang difokuskan pada aspek
aspek social manusia, yang mengemsampingkan kebutuhan dilihat sebagai sesuatu hasrat
yang termasuk disetujui oleh, dan berada dengan baik dalam kelompok kerjanya.
Manajemen yang partisipatif atau pengambilan keputusan dalam mana pekerja dalam
berbincanga bincang dengan para supervisor dan mempengaruhi keputusan yang akan
mempengaruhi mereka. Dengan danya peningkatan tekanan pada tiap individu dan
kelompok kerja, maka timbulah manjemen partisipatif.
Teori Modern
Teori modern memeandang suatu organisasi sebagai suatu system yang terdiri dari lima
pokok, yaitu input, proses,output ( arus balik) dan lingkungan. Teori system pada
umumnya meliputi semua jenis system ( biologis,, fisik dan yang berhubungan dengan
tingkah laku manusia). Gagasan mengenai control, struktur, maksud, dan proses proses
oprasional pada system dan teori system yang umum, sibernetika, serta bidang bidang
yang berhubungan ialah penting.
Kedinamisan
Dalam teori modern penekanan atau penegasannya adalah pada proses yang dinamis pada
interaksi yang terjadi dalam struktur.
Multi Motivasi
Dalam teori modern secara luas oraganisasi diharapkan untuk hidup karena para
pesertanya berkeinginan untuk mencappai beberapa tujuan dengan baik sesuai dengan
kemampun mereka.
Multi Disipliner
Menggambarkan konsep dan teknik dari berbagai bidang ilmu. Ilmu kemasyarakatan,
teori administrative, psikologi, ekonomi, ekologi, pelaksana riset dan lain memberikan
sumbangan yang berharga. Teori modern berusaha membuat suatu keterpaduan yang
seimbang dari bagian bagian yang berhubungan dari seluruh bidang dalam
mengembangkan suatu teori umum pada organisasi dan manajemen.
Descriptive
Multi Variabel
Teori modern menggangkap bahwa suatu keadaan disebabkan oleh sejumlah factor yang
semuannya saling mempengaruhi. Teori modern juga mengakui kemungkinan sejumlah
factor penyebab pada gilirannya dapat mempengaruhi kuat oleh bidang penyebabnya
melalui pengaruh arus balik.
Adaptif
Organisasi dibiarkan berjalan ( terus hidup) dalam lingkungannya, maka organisasi yang
bersangkutan harus melakukan penyesuaian dengan lingkungan yang berubah ubah.
Organisasi
Teori Kontigensi
Desain organisasi kontigensi mengakui diperlukannya struktur dan proses organisasi yang
berbeda beda bagi keefektifan dalam berbagia lingkungan yang tidak serupa. Desain
organisasi yang sesuai dalam sebuah lingkungan boleh jadi tidak sesuai dengan
lingkunagan yang lain. Karena lingkungan berubah ubah, diperlukann adanya desain
organisasi yang luwes untuk dapat di ubah secara bertahap agar dapat sesuai dengan
lingkungan yang berubah ubah. Sudut pandang kontingensi menghendaki adanya
perubahan falsafah secara mendasar dari pandangan tradisonal yang menyatakan adanya
satu cara pengorganiasian terbaik.
Desain kontigensi yag dilakukan Burns dan Stalker di Inggris membedakan antara
organisasi mekanistik dan organisasi mekanik. Bentuk mekanistik sesuai dengan cara
tradisional yang hierarchies. Orang orang dispesialisasikan dalam banyak aktivitas yang
diselia oleh berbagai lapisan penyeliaan. Setiap tingkat yang lebih tinggi memiliki kuasa
dan pengaruh lebih besar dan seterusnya demikian sampai kebagian paling atas sebagai
tempat diambilnya keputusan penting yang mengarahkan organisasi secara sepenuhnya.
Struktur organisasi ditata secara rapi seperti halnya mesin yang didesain baik.
Organisasi organic lebih terbuka dan luwes,semua peran dan tugas tidak terlalu kaku yang
memungkinkan orang orang untuk menyesuaikan diri dengan kebutuhan situasi.
Wewenang dan pengaruh lebih langsung mengalir dari orang orang yang memiliki
kemampuan untuk menagani masalah yang dihadapi. Pengambilan keputusan lebih
disentralisasikan kepada beberpa tingkat dan fungsinya yang berbeda. Organisasi juga
terbuka terhadap lingkungnnya.
Burns dan Stalker menunjukkan bahwa bentuk mekanistik lebih efektif ketimbang dengan
bentuk organisasi organic dalam situasi tertentu dan sebaliknya dengan bentuk organisasi
organic dapat lebih efektif dibandingkan bentuk mekanistik dalam situasi tertentu.
Bibliography
Davis, K., & Newstrom, J. W. (1985). Perilaku Dalam Organisasi. Erlangga.
Tyson, S., & Jackson, T. (1992). The Essence of Organizational Behaviour. Havard: Prentice Hall
International (UK).
Wisnu UR, D., & Nurhasanah, S. (2005). Teori Organisasi Struktur dan Desain. Malang: UMM Press.