Anda di halaman 1dari 9

MODUL 9

KONVENSI HAK ANAK dan PENDIDIKAN

KEGIATAN BELAJAR 1

JENIS-JENIS HAK ANAK

Konvensi Hak Anak merupakan instrumen internasional di bidang Hak Asasi Manusia dengan cakupan
hak yang paling komprehensif. Ada 54 pasal dalam KHA, dan hingga ssat ini KHA dianggap sebagai
satu-satunya konvensi di bidang HAM yang mencakup baik hak-hak sipil dan politik maupun hak-hak
ekonomi, sosial dan budaya sekaligus (Konvensi Hak Anak – Sahabat Remaja PKBI DIY dan
UNICEF).

 Berdasarkan strukturnya KHA dibagi menjadi 4 bagian sebagai berikut ;


1. Mukadimah (Preambule) : berisi konteks KHA.
2. Bagian Satu (Pasal 1 – 41) : mengatur hak bagi semua anak.
3. Bagian Dua (Pasal 42 - 54) : mengatur masalah pemantauan dan pelaksanaan KHA.
4. Bagian Tiga (Pasal 45 – 54) : mengatur masalah pemberlakuan Konvensi.

 Berdasarkan isinya ada 4 cara mengategoriakan KHA sebagai berikut ;


1. Berdasarkan konvensi induk HAM ; a). hak-hak sipil dan politik, b).hak-hak ekonomi,sosial dan
politik.
2. Berdasarkan pihak yang berkewajiban melaksanakan KHA (yaitu Negara) dan yang
bertanggung jawab untuk memenuhi hak anak (orang dewasa pada umumnya).
3. Berdasarkan cakupan hak yang terkandung dalam KHA ; a). Hak atas kelangsungan hidup
(survival), b). Hak untuk berkembang (development), c). Hak untuk perlindungan (protection),
d). Hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat (participation).
4. Berdasarkan Komite Hak Anak PBB ; a). Langkah-langkah implementasi umum, b). Definisi
anak, c). Prinsip-prinsip umum, d). Hak sipil dan kemerdekaan, e). Lingkungan keluarga dan
pengasuhan alternatif, f). Kesehatan dan kesejahteraan dasar, g). Pendidikan, waktu luang, dan
kegiatan budaya, h). Langkah-langkah perlindungan khusus (berkaitan dengan hak anak untuk
mendapatkan perlindungan khusus).
Kategori 4-8 merupakan kategori substantif “hak anak”, sedangkan 1-3 bersifat lintas kategori.

Marilah kita lihat rincian uraian dari 8 kategori berdasarkan Hak Anak PBB ;

Kategori 1 : Langkah-langkah Implementasi Umum

Pasal 4 KHA ini menegaskan tentang kewajiban menyeluruh dari negara peserta untuk
mengtimplementasikan semua hak-hak dalam KHA. Negara harus mengusahakan ‘semua langkah
legislatif, administratif dan langkah lain’.

Kategori 2 : Definisi Anak

Anak adalah setiap orang yang berusia di bawah 18 tahun, kecuali berdasarkan undang-undang
yang berlaku bagi anak ditentukan bahwa usia dewasa dicapai lebih awal’.

Kategori 3 : Prinsip-prinsip Umum yang tercakup dalam KHA

Ada 4 prinsip umum yang sangat penting dalam KHA, yaitu sebagai berikut ini.

1. Prinsip nondiskriminasi, artinya semua pihak yang di akui dan terkandung dalam KHA harus
diberlakukan kepada setiap anak tanpa perbedaan apapun (pasal 2). Contohnya: semua anak
apakah normal, cacat, kaya, atau miskin berhak mendapatkan pendidikan.
2. Prinsip yang terbaik bagi anak ( in the best interest of the child ). Dalam segala tindakan
yang berkaitan dengan anak, yang harus menjadi pertimbangan utama adalah yang terbaik bagi
anak. Pasal 3 menekankan bahwa pemerintah dan lembaga-lembaga masyarakat dan pribadi
harus dalam usaha untuk memastikan bahwa akibat dari tindakan-tindakan mereka terhadap
anak, dalam usaha untuk memastikan bahwa yang terbaik bagi anak menjadi pertimbangan
utama, memberi prioritas lebih dahulu pada anak dan membangun masyarakat yang bersahabat
dengan anak.
3. Prinsip hak hidup, kelangsungan hidup dan perkembangan ( child’s right to life, maximum
survival and development). Pasal 6 menjamin hak fundamental anak untuk kehidupan ( di
anggap sebagai prinsip hak asasi manusia yang universal dalam instrumen lain ), kelangsungan
hidup dan perkembangan semaksimum mungkin.
4. Prinsip penghargaan terhadap pendapat anak ( respect for the views of the child ). Pasal 12
meminta Negara untuk menjamin bahwa setiap anak yang telah mampu membentuk pendapat,
mempunyai hak untuk menyatakan pandangannya secara bebas dalam segala hal yang
mempengaruhi kehidupannya. Pendapat anak harus dipertimbangkan sesuai dengan usia dan
kematangannya.

Kategori 4 : Hak-hak Sipil dan Kemerdekaan

Hak-hak sipil dan kemerdekaan sebenarnya mencakup “hak-hak sipil dan politik”, seperti yang
terkandung dalam Hak Asasi Manusia (Sahabat Remaja-PKBI DIY dan UNICEF). Dalam Konvensi
Hak Anak, hak-hak sipil dan kemerdekaan meliputi 8 kelompok hak, seperti yang terdapat dalam
pedoman perlindungan Anak,yaitu sebagai berikut,

1. Hak untuk memperoleh nama dan kebangsaan.


2. Hak untuk mempertahankan identitas.
3. Kebebasan untuk menyatakan pendapat (pasal 13).
4. Hak untuk memperoleh informasi yang tepat
5. Kebebasab berpikir, berhati nurani dan beragama.
6. Kebebasan berserikat dan berkumpul dengan damai.
7. Perlindungan untuk kehidupan pribadi.
8. Hak untuk dilindungi dari siksaan, perlakuan yang merendahkan martabat, dan perampasan
kemerdekaan.
Kategori 5 : Lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif

Dalam buku Pedoman Perlindungan Anak (1999), disebutkan 10 hak anak yang termasuk dalam
lingkungan keluarga dalam lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif.

1. Bimbingan orang tua.


2. Tanggung jawab orang tua.
3. Seorang anak berhak untuk tidak dipisahkan dari orang tua.
4. Masuk atau meninggalkan negara untuk penyatuan kembali keluarga (reunifikasi keluarga).
5. Rehabilitasi anak yang menjadi korban.
6. Anak yang kehilangan lingkungan keluarga.
7. Adopsi.
8. Memberantas pemindahan gelap anak ke luar negeri dan tidak kembalinya anak dari luar
negeri.
9. Hak anak untuk mendapat perlindungan dari segala bentuk kekerasan.
10. Hak anak untuk peninjauan kembali secara periodik perlakuan terhadapnya.

Kategori 6 : Kesehatan dan kesejahteraan dasar


Ada 5 Hak anak yang tercakup dalam kelompok ini.

1. Hak dasar anak untuk hidup,dan kelangsungan hidup serta perkembangan semaksimum
mungkin.
2. Hak anak yang cacat.
3. Hak anak untuk kesehatan dan pelayanan kesehatan.
4. Hak anak untuk mendapat manfaat dari jaminan sosial.
5. Hak anak untuk standar hidup yang layak.

Kategori 7 : Pendidikan, waktu luang dan kegiatan budaya

Terdapat 3 pasal KHA yang tercakup dalam kategori pendidikan, yaitu pasal 28, 29, dan 31.

Kategori 8 : Langkah-langkah perlindungan khusus

Komite Hak Anak PBB menyebutkan 4 kelompok anak yang memerlukan perlindungan khusus,
sebagai berikut :

1. Anak yang berada dalam situasi darurat, yakni pemgungsi anak dan anak yang berada dalam
situasi konflik bersenjata berhak mendapat perlindungan.
2. Anak yang mengalami masalah dengan hukum.
3. Anka yang mengalami situasi eksploitasi, yaitu eksploitasi ekonomi, penyalahgunaan obat,
eksploitasi seksual, penjualan dan perdagangan anak, dan yang mengalami bentuk-bemtuk
eksploitasi lainnya.
4. Anak yang berasal dari kelompok minoritas dan masyarakat adat atau pribumi.

KEGIATAN BELAJAR 2

KONVENSI HAK ANAK dan PENDIDIKAN

Ketentuan tentang pendidikan yang terdapat dalam Konveksi Hak Anak yang disetujui oleh
Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tanggal 20 November 1989 diilhami oleh Deklarasi
Hak-hak Anak (1959) dan instrumen-instrumen internasional lainnya yang menegaskan pentingnya
pendidikan sebagai hak sosial dan budaya (Dall,1993).

Dari pasal yang terdapat dalam KHA, Pasal 1 sampai dengan pasal 41 mengatur tentang hak
bagi semua anak. Pasal 2,3,6, dan 12 menyatakan tentang 4 prinsip yang terkandung dalam KHA,yaitu
(1) Nondiskriminasi, (2) yang terbaik bagi anak (best interest of the child), (3) hak hidup, kelangsungan
hidup dan perkembangan (right to life,survival and development), (4) penghargaan terhadap pendapat
anak ( respect for the view of the child).

Komite Hak Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa mengelompokkan pasal-pasal dalam KHA


menjadi delapan kategori, dan kategori ke tujuh adalah tentang Pendidikan, Waktu Luang dan Kegiatan
Budaya. Ada 3 pasal KHA yang tercakup pada kategori pendidikan, yaitu pasal 28,29,dan 30.

Pasal 28, menyatakan ;

1. Negara-negara peserta mengakui hak anak atas pendidikan dan dengan tujuan mencapai hak ini
secara bertahap dan berdasarkan kesempatan sama khususnya mereka akan ;
a. Membuat pendidikan dasar wajib dan tersedia Cuma-Cuma untuk semua anak
b. Mendorong pengembangan bentuk-bentuk yang berbeda dari pendidikan menengah,
termasuk pendidikan umum dan kujuruan membuatnya tersedia dan dapat diperoleh oleh
setiap anak, dan akan mengambil langkah-langkah yang layak seperti penerapan pendidikan
Cuma-Cuma dan menawarkan bantuan keuangan bila diperlukan;
c. Membuat pendidikan tinggi wajib untuk semua anak yang didasarkan pada kemampuan dari
setiap sarana yang layak;
d. Membuat infirmasi pendidikan dan kejuruan dan bimbingan tersedia dan dapat dicapai oleh
semua anak;
e. Mengambil langkah-langkah yang mendorong kehadiran anak serta teratur di sekolah dan
penurunan tingkat putus sekolah....
2. Negara-negara peserta akan mengambil semua langkah yang layak untuk menjamin bahwa
disiplin sekolah dilaksanankan dengan cara yang sesuai dengan martabat kemanusiaan anak dan
sesuai dengan Konvensi ini.
3. Negara-negara peserta akan meningkatkan dan mendorong kerja sama internasional dalam
masalah yang terkait dengan pendidikan, khususnya dengan tujuan untuk membantu
menghapuskan kebodohan dan buta aksara di seluruh dunia dan mempermudah akses pada
pengetahuan ilmiah dan teknologi dan metode mengajar yang modern.

Pasal 29,mencantumkan ketentuan-ketentuan sebagai berikut ;

1. Negara-negara peserta sependapat bahwa pendidikan anak akan diarahkan pada:


a. Pengembangan kepribadian anak, bakat dan kemampuan mental dan fisik sampai mencapai
potensi mereka yang paling penuh.
b. Pengembangan penghormatan atas hak-hak asasi manusia dan kebebasan asasi, dan atas
prinsip-prinsip yang diabadikan dalam piagam PBB;
c. Pengembangan rasa hormat kepada orang tua anak,identitas budaya, bahasa dan nilai-
nilainya sendiri,kepada nilai-nilai nasional kepada anak bertempat tinggal,dari man anak,
dan kepada peradapan-peradapn yang berbeda dari peradapannya sendiri;
d. Persiapan anak untuk kehidupan yang bertanggungjawab dalam suatu masyarakat yang
bebas,dalam semangat saling pengertian,perdamaian, toleransi, persamaan jenis kelamin,
dan persahabatan antara sesama,suku bangsa, kelompok nasional dan agama,dan orang-
orang pribumi.;
e. Pengembangan rasa hormat kepada lingkungan alam.

Pasal 31,

1. Negara-negar peserta mengakui hak anak untuk beristirahat dan bersantai,bermain dan turut
serta dalam kegiatan-kegiatan rekreasi yang sesuai dengan usia anak yang bersangkutan dan
untuk ikut serta secara bebas dalam kehidupan budaya dan seni.
2. Negar-negara peserta akan menghormati dan meningkatkan hak anak untuk turut serta
sepenuhnya dalam kehidupan budaya dan seni, dan akan mendorong pengadaan peluang yang
layak dan sama untuk kegiatan budaya,seni,santai dan rekreasi.

Dalam catatan sejarah, kita mengetahui bahwa pendidikan sebagai hak asasi manusia
merupakan salah satu dari kebutuhan manusia yang terakhir mendapatkan perhatian yang seharusnya
diterima (Dall,1993). Ada dua ulasan mengenahi hal ini,

Pertama,dari berbagai kebutuhan dasar manusia,kebutuhan untuk makan,kesehatan dan tempat


tinggal selalu mendapat prioritas utama karena ketiga hal tersebut dianggap penting untuk
kelangsungan hidup.

Kedua, baru akhir-akhir inilah ahli-ahli ekonomi dan pembangunan mulai memahami
sumbangan positif dari pendidikan terhadap pembangunan nasional.
Kewajiabn belajar untuk tingkat pendidikan dasar yang berlaku di Indonesia hingga saat ini
tidak identik dengan wajib belajar dalam arti compulsory education seperti yang berlaku dinegara-
negara maju (Convention on the Rights of the Child (CRC), First Periodie Report Indonesia, 1993-
June 2000). Program wajib belajar pendidikan dasar di indonesia lebih bersifat pendidikan semesta atau
univesal education , yaitu membuka kesempatan belajar dengan mendorong orang tua agar
menyekolahkan anak-anak mereka yang telah menginjak usia sekolah. Pendidikan semesta di Indonesia
diperkenalkan sejak tahun 1994 untuk pendidikan 6 tahun menjadi 9 tahun.

Banyak usaha yang dilakukan pemerimtah untuk meningkatkan partisipasi anak mengikuti pendidikan
formal ataupun nonformal, akan tetapi belum semua populasi anak usia sekolah terjangkau.Pendidikan
atau belajar diIndonesia bukanlah wajib sebagaimana yang dimaksud dalam Compulsory educasion
Negara-negara maju.

Pasal 29 KHA menekankan tujuan pendidikan yaitu ;

1. Kepribadian, bakat, dan kemampuan anak,


2. Perhormatan terhadap HAM dan kebebasan fundemental,
3. Pengembangan rasa hormat kepada orang tua, anak, budaya,
4. Mempersiapkan anak untuk kehidupan yang bertanggungjawab dalam suatu masyarakat yang
bebas,
5. Pengembangan rasa hormat terhadap lingkungan alam.

Ketentuan pasal 29 butir yaitu ;

(a).mengenai pengembangan kepribadian, bakat dan kemampuan anak

(b) penghormatan terhadap hak-hak asasi manusia dan kebebasan fundamental

(c) tentang pemgembangan rasa hormat kepada orang tua, anak, budaya,

(d) tentang persiapan agar anak dapat hidup secara bertanggung jawab dalam suatu masyarakat bebas
serta

(e) mengenai pengembangan rasa hormat terhadap lingkugan alam, sudah tercakup dalam Astra Citra
Anak Indonesia tersebut.

5 tahun kedepan Indonesia berjanji akan berupaya untuk ;

a. Mengembangkan kurikulum berdiferensasi untuk pengembangan kepribadian dan bakat karena


kurikulum yang homogen, seperti yang sekarang digunakan akan kecil kemungkinannya dapat
menghargai perbedaan bakat dan minat anak.
b. Pemerintah sedang mempertimbangkan pendidikan budi pekerti , khususnya disekolah dasar,
dalam rangka pengembangan rasa hormat terhadap orang tua anak,
c. Pembenahan pendidikan agama yang diajarkan disekolah dalam upaya mempersiapkan anak
untuk kehidupan yang bertanggung jawab dalam masyarakat.

Prinsip yang terkandung dalam KHA yaitu nondiskriminasi, yang terbaik bagi anak, hak hidup,
kelangsungan hidup dan perkembangan serta penghargaan terhadap pendapat anak.

Pasal 6 tentang hak hidup . Kaitan pendidikan patut dipertanyakan

(1) Usaha apa saja yang telah diusahakan untuk perkembangan masa dini?
(2) Apakah lembaga pendidikan prasekolah dan sekolah lainnya mendorong perkembangan anak
disegala bidaang, dari hak untuk mendapat gizi yang baik sampai hak untuk bermain?
(3) Apakah displin dikembangkan dengan cara yaaang bersahabat anak?
(4) Apakah sekolah mendorong perkembangan kemampuan, bakat, dan kepribadian anak sampai
potensi maksimal mereka?

Pasal 12 KHA membahas mengenai penghargaan terhadap pendapat anak. Kaitan dengan pendidikan
pertanyaan :

(a) apakah anak sudah didengar pendapatnya ?


(b) apakah anak dapat mempengaruhi struktur pelajaran ?
(c) apakah sekolah mendorong berfikir kritis dan demokratis?
(d) Apakah sekolah memberikan pemahaman yang mendalam mengenai inti dari hak asasi manusia
( Hammeberg 1998).

Pasal 12 dalam bidang pendidikan diindonesia , akan tetapi kiranya tidak terlalu salah bila dikatakan
bahwa umumnya suara atau pendapat anak merupakan hal yang belum difikirkan dalam pelaksanaan
pendidikan.

MODUL 10

IMPLIKASI HAK ANAK di SEKOLAH DASAR

KEGIATAN BELAJAR 1
IMPLIKASI PELAKSANAAN HAK ANAK PADA PEMBELAJARAN SD

Anak belajar pertama kali ketika ia berada dalam lingkungan keluarga intinya, khususnya ayah
dan ibu serta saudaranya. Aturan yang dicanangkan dirumah masih berlaku bagi dirinya. Dalam belajar
dikenal adanya istilah kurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler. Pelaksanaan ketiganya tidak dapat
dilepaskan dari peran dari komponen sebagaimana yang dikemukakan oleh Myers. Kesempatan anak
untuk berdiskusi dan bereksperimen dengan teman, bertanya pada orangtua atau kesempatan yang
disediakan oleh pihak masyarakat pun menunjukkan bagaimana peran mereka dalam kegiatan
kurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler anak.

A. PENGERTIAN KURIKULER, KOKURIKULER DAN EKSTRAKURIKULER

Menurut kamus bahasa Indonesia, kurikuler merupakan kegiatan yang berkaitan dengan
kurikulum. Kokurikuler merupakan rangkaian kegiatan kesiswaan yang berada dalam sekolah.
Kegiatan ini dapat merupakan perluasan dari kegiatan belajar yang sedang dilaksanakan. Dalam
kurikulum Pendidikan Dasar (1993) disebutkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang
diselenggarakan di luar jam pelajaran yang tercantum dalam susunan program sesuai dengan keadaan
dan kebutuhan sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pengayaan yang berhubungan
dengan program kurikuler.

B. TUJUAN DILAKUKAN KEGIATAN KOKURIKULER DAN EKSTRAKURIKULER


Dalam kenyataannya istilah kokurikuler tidak terlalu sering digunakan, justru kebanyakan lebih
dikenal istilah kurikuler dan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler diselenggarakan agar anak dapat
mengaitkan antara pengetahuan yang diperoleh dalam program kurikuler dengan keadaan dan
kebutuhan lingkungan.
Berbeda dengan kegiatan kokurikuler yang banyak dilakukan di dalam pelajaran sekolah,
kegiatan ekstrakurikuler banyak dilakukan di luar pelajaran sekolah. Sekolah yang melaksanakan
kegiatan ekstrakurikuler, tidak mewajibkan anaknya untuk mengikuti kegiatan yang disediakan
sekolah.
C. PELAKSANAAN HAK ANAK DALAM KURIKULER-KOKURIKULER-
EKSTRAKURIKULER
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional enyebutkan bahwa
pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.
Rencana Bappesnas mengenai wajib pendidikan dasar 9 Tahun SD/MI SMP/MTs menunjukkan
kegiatan pokok pemerintah berupa ;
1. Pendanaan biaya operasi wajar
Berkaitan dengan biaya pendidikan yang wajar. Tersedianya dana BOS memberi kesempatan pada
anak untuk mengikuti pendidikan tidak hanya di SD teteapi juga di SMP aupun SMA.
2. Penyediaan sarana dan prasarana pendidikan wajar
Berkaitan dengan tersedianya gedung sekolah, buku-buku perlengkapan kegiatan belajar mengajar
lainnya.
3. Rekrutmen pendidik dan tenaga kependidikan (program wajib belajar)
Tersedianya sarana prasarana tidak akan ada artinya jika tidak disertai dengan pendidik atau tenaga
pendidik yang sesuai dengan kualifikasi pendidik di setiap jenjang pendidikan.
4. Perluasan akses pendidikan wajib belajar pada jalur nonformal
Tersedianya pendidikan nonformal bagi mereka yang belum atau tidak mendapat kesempatan
untuk mengikuti pendidikan setara SD maupun SMP.
5. Perluasan akses SLB dan sekolah inklusif
Adanya kesempatan bagi anak berkebutuhan khusus untuk mengikuti pendidikan khusus di SLB
maupun pendidikan inklusif, khususnya bagi mereka yang dapat mengikuti pendidikan umum
bersama dengan siswa reguler (normal).
6. Pengembangan sekolah wajib belajar layanan khusus bagi daerah terpencil/kepulauan yang
berpenduduk jarang dan terpencar.
Terbukanya kesempatan bagi anak di daerah terpencil untuk mengikuti pendidikan.
Serta Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; dan Peraturan
Pemerintah No. 25 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (2004-
2009). Tujuan pembangunan pendidikan nasional jangka menengah antara lain :
1. Meningkatkan iman, takwa, dan akhlak mulia
Hal ini dilihat dari adanya kesempatan pada anak untuk mengikuti mata pelajaran agama, budi
pekerti maupun Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di sekolah.
2. Meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
Saat ini penguasaan ilmu pengetahuan tidak hanya difasilitasi melalui atau pada saat pelajaran
sains diberikan di kelas. Siswa juga diberi kesempatan untuk terlibat dalam kegiatan
ekstrakurikuler semacam Kerja Ilmiah, mengikuti kompetisi, seperti olimpiade sains, dan lain-lain.
3. Meningkatkan sensitivitas dan kemampuan ekspresi estetis
Pelajaran seni tidak sekedar diberikan secara teori, tetapi juga perlu dipraktekkan agar siswa dapat
memahami secara mendalam mengenai materi yang sedang dibahas.
4. Meningkatkan kualitas jasmani
Pelajaran olahraga yang merupakan pelajaran praktek, membuat anak bebas bergerak.
5. Meningkatkan pemerataan kesempatan belajar pada semua jenis dan jenjang pendidikan bagi
semua warga negara secara adil, tidak diskriminatif, dan demokratis tanpa membedakan tempat
tinggal, status sosial-ekonomi, jenis kelamin, agama, kelompok etnis, kelainan fisik, emosi,
mental, serta intelektual.
Tujuan pembangunan pendidikan nasional ini tampak sejalan dengan Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu tersedianya pendidikan khusus bagi siswa
berkebutuhan khusus. Tujuan pembangunan pendidikan nasional ini tampaknya juga sejalan
dengan tujuan wajib belajar selama 9 Tahun.
6. Kesempatan adanya pendidikan nonformal ini juga merupakan implikasi dari konvensi anak,
dimana anak yang belum pernah mengenyam pendidikan justru diberi kesempatan untuk belajar.
KEGIATAN BELAJAR 2

CONTOH-CONTOH PELANGGARAN HAK ANAK DI SEKOLAH DASAR

Mutu Pendidikan

Kegiatan wajib belajar 9 tahun menunjukan adanya rekrutmen pendidik dan tenaga kependidikan dalam
program wajib belajar .

Kondisi Pendidikan guru yang belum seluruhnya akan berdampak pada penghasilan pendidik yang
kurang memadai.

a. Sarana dan prasarana belajar yg terbatas dan belum di dayagunakan secara optimal
b. Kondisi sekolah yang rusak
c. Pendanaan Pendidikan yang belum memadai
d. Proses pembelajaran yang belum efisien dan efektif
Proses pembelajaran kurang efektif, terjadi karena hal berikut ;

- Guru kurang efektifdan kreatif sehingga sulit menciptakan berbagai kegiatan lain selain yang
ditugaskan dalam buku pelajaran
- Adanya tuntutan untuk mencapai target yang harus dicapai dalam setiap caturwulan yang
dikeluhkan guru selama ini,
- Kurangnya dukungan dari piak sekolah atau guru
- Mahalnya buku pelajaran sekolah ,

Di pihak lain tidak semua sekolah dapat melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler bagi anaknya . hal ini
disebabkan karena ;

- Sikap orang tua kuarang mendukung


- Memerlukan biaya yang cukup besar
- Lokasi sekolah yang jauh dari rumah
- Kondisi ekonomi keluarga
- Kurangnya fasilitas di sekolah
- Kurangnya dukungan dari pihak sekolah

Proses belajar juga tidak bisa efektif karena banyak siswa yang masih buta aksara.

e. Pendidikan inklusif masih belum bisa sepenuhnya sesuai dengan kebijakan pemerintah
f. Adanya tindakan kekerasan di sekolah terhadap siswa baik oleh guru

PERLINDUNGAN ANAK DALAM PENDIDIKAN

Herlina dkk (2003) penyelenggara perlindungan anak dalam Pendidikan perlu di berlakukan dengan
cara ;

- Semua anak wajib belajar 9 tahun


- Anak yang menyandang fisik cacat maupun mental diberi kesempatan yang sama dan
aksesbilitas untuk memperoleh Pendidikan biasa dan luar biasa
- Anak yang mempunyai keunggulan diberi kesempatan dan akses untuk memperoleh Pendidikan
khusus
- Anak dalam lingkungan sekolah atau Lembaga Pendidikan wajib dilindungi dari tindak
kekerasan yang dilakukan guru , pengelola sekolah dan teman-temannya

Demi tercapainya penyelenggaraan Pendidikan yg dapat melindungi anak dan sesuai dengan
pandangan Myers mengenai lingkungan belajar, maka pihak yang bertanggungjawab adalah :

- Orangtua yang wajib memberikan Pendidikan anak


- Pemerintah yang wajib untuk menyelenggarakan Pendidikan dasar minimal 9 th untuk semua
anak , memberikan biaya Pendidikan , bantuan atau pelayanan khusus bagi anak dari keluarga
tidak mampu, anak terlantar dan anak yg bertempat tinggal di daerah terpencil
- Mendorong masyarakat untuk berperan aktif

Hubungan baik antara guru dan orangtua merupakan hal yang amat bermakna, guru maupun orangtua
perlu memahami satu sama lain karena proses belajar banyak di lingkungan rumah, oleh karena itu
orang tua juga perlu tahu dan memahami apa yang telah di ajarkan di sekolah .

Mayarakat bukan hal yg terpisah dari sekolah , hal ini banyak kaitanya dengan apa yg di minati oleh
anak , pembelajaran yang diminati oleh anak bukan hanya berasal dari sekolah ttetapi juga berasal dari
lingkungan anak dimana ia berada.

Anda mungkin juga menyukai