Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Terapi Bermain
Bongkar pasang (Puzzle) pada Anak Usia Preschool di Rumah Sakit “ Makalah ini
berisikan tentang preplaning terapi bermain yang akan diberikan oleh kelompok
tentang bagaimana cara melakukan terapi bermain, salah satunya terapi bermain
mewarnai. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas
bermain ini tetap dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi anak.
Pada saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang
sangat tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri.
Perasaan tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami anak karena
menghadapi beberapa stressor yang ada dilingkungan rumah sakit. Untuk itu,
dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari ketegangan dan stress yang
seperti kebutuhan perkembangan dan kebutuhan bermain tidak juga terhenti pada
anak kronis dan akut didapatkan jumlah anak usia toddler (3-5 tahun) sebanyak
yaitu dengan bongkar pasang yang bisa melatih kecerdasan otak anak dan
berpikir secara logis untuk menyelesaikan gambar yang bisa menjadi sesuatu
keterampilan anak yang diharapkan mampu untuk berkreatif dan terampil dalam
sebagai hal. Sifat permainan ini adalah sifat aktif dimana anak selalu ingin
gambar, disni anak selalu dipacu untuk selalu terampil dalam meletakkan gambar
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
TINJAUAN TEORITIS
kreatif, mempersiapkan diri untuk berperan dan berpilaku dewasa. (aziz alimul,
2009).
bahasa Inggris yang berarti teka-teki atau bongkar pasang, media puzzle
komponen terbesar yang digunakan anak dan bermain aktif sangat penting
permainan untuk anak usia toddler dan prasekolah yang banyak membantu
2. Perkembangan Intelektual
warna, bentuk, ukuran, tekstur dan membedakan objek. Pada saat bermain
pula anak akan melatih diri untuk memecahkan masalah. Pada saat anak
kemampuan intelektualnya.
3. Perkembangan Social
tentang nilai social yang ada pada kelompoknya. Hal ini terjadi terutama pada
anak usia sekolah dan remaja. Meskipun demikian, anak usia toddler dan
prasekolah adalah tahapan awal bagi anak untuk meluaskan aktivitas sosialnya
dilingkungan keluarga.
4. Perkembangan Kreativitas
berkembang.
tingkah lakunya terhadap orang lain. Misalnya, jika anak mengambil mainan
diri bahwa perilakunya menyakiti teman. Dalam hal ini penting peran orang
tua untuk menanamkan nilai moral dan etika, terutama dalam kaitannya
6. Perkembangan Moral
dari orang tua dan guru. Dengan melakukan aktivitas bermain, anak akan
anak juga akan belajar nilai moral dan etika, belajar membedakan mana yang
benar dan mana yang salah, serta belajar bertanggung-jawab atas segala
kognitifnya, bagi anak usia toddler dan prasekolah, permainan adalah media
memberikan nasihat. Oleh karena itu, penting peran orang tua untuk
mengawasi anak saat anak melakukan aktivitas bermain dan mengajarkan
D. Katagori Bermain
aktif dan yang pasif yang biasanya disebut hiburan. Dalam bermain aktif
kesenangan diperoleh dari apa yang diperbuat oleh mereka sendiri, sedangkan
1. Bermain aktif
Dalam hal ini anak berperan pasif, antara lain dengan melihat dan
mendengar. Bermain pasif ini adalah ideal, apabila anak sudah lelah bermain
Contohnya:
c) Menonton televisi
sekolah Adolesen.
3) Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum meningkat pada
4) Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin bermain. Jangan
1. Usia 0 – 12 bulan
Tujuannya adalah :
menggenggam.
2. Usia 13 – 24 bulan
Tujuannya adalah :
- Melatih imajinasinya.
tidak mudah pecah, sendok botol plastik, ember, waskom, air), balok-
Tujuannya adalah ;
- Bola.
4. Usia 32 – 72 bulan
Tujuannya adalah :
mengurangi.
(sandiwara).
- Menumbuhkan sportivitas.
- Mengembangkan kreativitas.
kasar.
rumahnya.
alat gambar & tulis, kertas untuk belajar melipat, gunting, air, dll.
- Teman-teman bermain : anak sebaya, orang tua, orang lain diluar
rumah.
c. Jenis kelamin
a. Tahap eksplorasi:
b. Tahap permainan
Setelah tahu cara bermain, anak mulai masuk dalam tahap permainan
d. Tahap melamun
bersamaan.
K. Antisipasi hambatan
lainnya.
6. Kerjakan sampai selesai sesuai dengan gambar seperti semula sebelm kertas
puzzel di bongkar
BAB III
Tempat Bermain :
prasekolah
- Pasien kooperatif
Target : 4 orang
1. Sarana:
2. Media:
- Gambar yang belum disusun
Pengorganisasian
Terapi akan diberikan oleh Mahasiswa kepada Anak didampingi oleh Dosen
pembimbing dan CI Lahan yang hadir pada saat pelaksanaan terapi, adapun susunan
Leader :
Observer :
Fasilitator :
Pembagian Tugas :
a. Peran Leader
- Auxilery Ego, sebagai penopang bagi anggota yang terlalu lemah atau
mendominasi
dengan cara memberi motivasi kepada anggota untuk terlibat dalam kegiatan
b. Peran Fasilitator
Setting Tempat
Keterangan
L : Leader
F : Fasilitator
: Klien (Anak)
O : Observer
Susunan Kegiatan
salam Mendengarkan
temannya
anak Bermain
bagus Senang
5. Membagikan souvenir/kenang-
bermain perasaan
8. Mengucapkan salam
Evaluasi
- Semua anggota kelompok dapat bekerja sama dan bekerja sesuai tugasnya
PENUTUP
A. Kesimpulan
Muzamil, 2010) kata puzzle berasal dari bahasa Inggris yang berarti teka-teki
atau bongkar pasang, media puzzle merupakan media sederhana yang dimainkan
B. Saran
1. Orang tua
Sebaiknya orang tua lebih selektif dalam memilih permainan bagi anak
agar anak dapat tumbuh dengan optimal. Pemilihan permainan yang tepat
dapat menjadi poin penting dari stimulus yang akan didapat dari permainan
tersebut. Faktor keamanan dari permainan yang dipilih juga harus tetap
diperhatikan.
2. Rumah Sakit
3. Mahasiswa
tumbuh kembang anak. Karena dengan terapi bermain yang tepat, maka anak