Anda di halaman 1dari 19

TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER

MAKALAH AMDAL (ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN)

OLEH

KRESNAKA HANIF PAMUNGKAS

0905015036

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

2012
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada hakekatnya pembangunan adalah kegiatan memanfaatkan sumber daya alam


untuk mencapai tujuan tertentu. Apabila pemanfaatan sumber daya alam dilaksanakan
secara besar besaran, maka akan terjadi perubahan ekosistem yang mendasar. Agar
pembangunan tidak menyebabkan menurunnya kemampuan lingkungan yang
disebabkan karena sumber daya yang terkuras habis dan terjadinya dampak negatif,
maka sejak tahun 1982 telah diciptakan suatu perencanaan dengan mempertimbangkan
lingkungan. Hal ini kemudian digariskan dalam Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun
1986 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL). Peraturan
Pemerintah ini kemudian diganti dan disempurnakan oleh Peraturan Pemerintah No. 51
Tahun 1993 dan terakhir Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL).
AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau
kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan (Peraturan
Pemerintah No. 27/1999 Pasal 1). Hasil studi ini terdiri dari dokumen Kerangka Acuan
Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-ANDAL), Analisis Dampak Lingkungan
Hidup (ANDAL), Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana
Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL). Kajian dokumen tersebut sebagai dasar
pengambilan keputusan kelayakan lingkungan hidup oleh Pemerintah.
Pembangunan berskala besar diwajibkan melakukan Analisis Dampak Lingkungan
(AMDAL) begitu pula dalam membangun apartemen wajib menggunakan Analisis
Dampak Lingkungan (AMDAL). Apartemen adalah Bangunan bertingkat yang
dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan
secara fungsional dalam arah horisontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan
yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah, terutama untuk
tempat hunian, yang dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama dan tanah
bersama.
Kebutuhan perumahan bagi penduduk perkotaan di Indonesia saat ini pada
umumnya dilaksanakan secara optimal yang mencapai 85 % dari total pembangunan
rumah, sisanya sebesar 15 % dilaksanakan secara formal oleh pemerintah melalui
Perum Perumnas, swasta terutama melalui Persatuan Perusahaan Real Estate Indonesia
(REI) dan koperasi.(kantor Mentri Negara Perumahan Rakyat, Pembangunan
Perumahan, Agus 2009)
Pembangunan perumahan atau apartemen akan menjadi lebih efisisen dan
ekonomis bila dilakukan dalam skala besar, karena itu diperlukan suatu perancanaan
AMDAL untuk mengidentifikasi dan mengatasi permasalahan umum yang akan terjadi
dalam pembangunan perumahan seperti dampak besar dan/atau dampak penting yang
ditimbulkan contohnya memancing terjadinya pertumbuhan dan perubahan penggunaan
lahan, mendorong terlahirnya kemacetan dan permasalahan baru lainnya. Pembuangan
sampah pun memerlukan tindakan terpadu, mulai dari rumah tangga kepada tempat
penampungan akhir. Jika mekanisme pembanguna ini tidak berjalan baik, maka
kebersihan dilingkungan perumahan akan menjadi masalah.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk membuat makalah tentang
Analisis Masalah Dampak Lingkungan (AMDAL) untuk kegiatan pasca pembangunan
apartmen.

1.2 Masalah

Banyaknya dampak besar dan/atau dampak penting yang akan terjadi apabila
suatu kegiatan apartemen tidak dilakukan perencanaan Analisis Dampak Lingkungan
(AMDAL) seperti perubahan karakteristik permukaan lahan yang angka menyebabkan
terhambatnya penyaluran air bersih, berkurangnya jumlah air tanah, presipitasi semakin
rendah dan lain sebagainya.
Berdasarkan uraian tersebut, maka rumusan masalahnya adalah “Bagaimana
Analisis Masalah Dampak Lingkungan (AMDAL) untuk kegiatan Pasca
Pembangunan Apartemen Permata Gandaria”
1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum


Diketahuinya Analisis Masalah Dampak Lingkungan (AMDAL) untuk
kegiatan pasca pembangunan apartemen permata gandaria.

1.3.2 Tujuan Khusus


 Mengidentifikasi, Memprediksi, Meinterpretasi, dan
Mengkomunikasikan pengaruh suatu kegiatan (proyek) terhadap
lingkungan. Serta keterkaitan proyek dengan lingkungan sekitar
dan dampak-dampaknya bagi lingkungan sekitar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Analisis Masalah Dampak Lingkungan (AMDAL)


2.1.1 Pengertian AMDAL
AMDAL menurut PP no. 27 tahun 1999 adalah kajian mengenai dampak
besar dan/atau dampak penting untuk pengambilan keputusan suatu usaha
dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi
proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.
Analisis dampak lingkungan ini merupakan analisis yang meliputi
berbagai faktor yaitu faktor fisik, kimia, biologi, sosial ekonomi dan sosial budaya
yang dilakukan secara integrasi dan menyeluruh sehingga dapat menghasilakan
sebagai berikut :
1) Dapat menunjukkan tempat pembangunan yang layak pada suatu
wilayah beserta pengaruhnya.
2) Dapat digunakan sebagai masukan dengan pertimbangan yang lebih
luas bagi perencanaan dan pengambilan keputusan pembangunan sejak
awal, dan
3) Dapat digunakan sebagai arahan/pedoman bagi pelaksanaan rencana
kegiatan pembangunan termasuk rencana pengelolaan lingkungan dan
rencana pemantauan lingkungan.

2.1.2 Prosedur Operasional dan Komponen AMDAL


Penyelenggaraan AMDAL seharusnya dilakukan menurut ketentuan-
ketentuan berikut ini :
a. AMDAL harus merupakan bagian yang esensial dan dari kegiatan
perencanaan.
b. Sebagai pedoman untuk melakukan AMDAL diperlukan adanya tujuan dan
kebijaksanaan nasional yang jelas mengenai pengelolaan lingkungan.
c. Diperlukan adanya susunan organisasi yang jelas peranannya untuk proses
penyelenggaraan AMDAL, misalnya pengambilan keputusan, tim penilai,
tenaga ahli, pelaksana proyek, dan pihak masyarakat.
d. Diperlukan jadwal waktu yang pasti untuk proses penyelenggaraannya.
e. AMDAL diselenggarakan untuk bidang-bidang multidisipliner yang
disesuaikan dengan kondisi lingkungan yang ada, misalnya untuk faktor-
faktor kimia, fisika, biologi, ekonomi, sosial, budaya, dan sebagainya.
f. Langkah paling awal dalam proses penyelenggaraan AMDAL adalah
perlunya dipersiapkan sumber-sumber data yang relevan serta tim ahli.
g. AMDAL merupakan studi alternatif tanpa disertai kegiatan fisik.
h. AMDAL harus mempunyai kerangka spatial yang luas.
i. Prediksi tingkat dampak yang dinyatakan dalam AMDAL harus mencakup
prediksi untuk jangka waktu menengah dan jangka panjang. Misalnya
dalam proyek-proyek fisik tiga jangka harus ada, yaitu :
a. Selama konstruksi
b. Setelah proyek beroperasi
c. Setelah kegiatan proyek berakhir
j. AMDAL juga melakukan perbandingan tingkat dampak antara keadaan
setelah proyek berjalan dengan keadaan apabila proyek itu tidak ada.
k. Dalam AMDAL harus mencakup faktor-faktor berikut
1. Deskripsi dari kegiatan yang diusulkan akan dilaksanakan beserta
berbagai alternatifnya.
2. Prediksi besaran dari pengaruh positif dan negatif terhadap lingkungan.
3. Identifikasi dari kepentingan manusia.
4. Daftar mengenai indikator lingkungan, termasuk metode yang
digunakan dalam skala besarnya.
5. Pendugaan terhadap besarnya tingkat dampak yang dinyatakan dengan
masing-masing indikator lingkungan.
6. Dalam pelaksanaannya seharusnya digunakan metodologi AMDAL
yang tepat, pendekatan yang terlalu sulit dan terlalu sederhana
sebaiknya dihindari.

7. Deskripsi dari kegiatan yang diusulkan akan dilaksanakan beserta


berbagai alternatifnya.
8. Prediksi besaran dari pengaruh positif dan negatif terhadap lingkungan.
9. Identifikasi dari kepentingan manusia.
10. Daftar mengenai indikator lingkungan, termasuk metode yang
digunakan dalam skala besarnya.
11. Pendugaan terhadap besarnya tingkat dampak yang dinyatakan dengan
masing-masing indikator lingkungan.
12. Rekomendasi mengenai diterima atau ditolaknya AMDAL tersebut oleh
pihak berwenang
13. Rekomendasi untuk prosedur pengawasan

Komponen AMDAL
AMDAL terdiri atas lima komponen, yaitu sebagai berikut :
a. Studi Pra-Proyek
Studi pra-proyek dilakukan guna mengukur dan memperkirakan perubahan
keadaan lingkungan. Pengukuran ini dilakukan berdasarkan pada data baik
fisik, kimia, biologi, sosial ekonomi dan sosial budaya.
b. Laporan Penilaian
Laporan penilaian adalah laporan yang disusun dari hasil studi pra-proyek
yang berupa kemungkinan yang akan terjadi jika proyek tersebut berjalan.
c. Pembuatan keputusan
Proses pembuatan keputusan berdasarkan pada laporan penilaian serta hasil
prediksi pengaruh proyek terhadap lingkungan kelak. Namun kenyataan
dalam pengambilan keputusan ini sangat dipengaruhi oleh nuansa politik.
d. Persetujuan Proyek
Persetrujuan proyek mengandung rekomendasi dari hasil analisis interaksi
antara proyek dengan lingkungan, contohnya adalah proyek dapat disetujui
dengan rekomendasi akan dilakukannya usaha-usaha untuk memperkecil
pengaruh negatif terhadap lingkungan.

e. Pemantauan Proyek
Pemnatauan proyek dilakukan dalam kutun waktu 2-3 tahun, untuk
memantau sudahkan proyek tersebut berjalan sesuai dengan yang
direkomendasikan dan disetujui proyek.
2.1.3 Manfaat AMDAL
Manfaat AMDAL secara umum adalah menjamin suatu usaha atau
kegiatan pembangunan agar layak secara lingkungan. Layak secara lingkungan
berarti kegiatan tersebut sesuai dengan peruntukkannya sehingga dampak yang
ditimbulkan dapat ditekan.
a. Manfaat AMDAL khususnya bagi pemerintah diantaranya sebagai berikut .
1) Mencegah pencemaran dan kerusakan lingkungan
2) Menghindari konflik dengan masyarakat
3) Menjaga agar pembangunan sesuai dengan prinsip pembagunan
berkelanjutan
4) Perwujudan tanggung jawab pemerintah dalam pengelolaan lingkungan
hidup
b. Manfaat AMDAL bagi masyarakat, antara lain sebagai berikut
1) Mengetahui sejak dini dampak dari suatu kegiatan
2) Melaksanakan kontrol
3) Terlibat dalam proses pengambilan keputusan
c. Manfaat AMDAL bagi pemrakarsa, diantaranya sebagai berikut
1) Menjamin keberlangsungan usaha
2) Menjadi referensi dalam peminjaman kredit
3) Interaksi saling menguntungkan dengan masyarakat sekitar
4) Sebagai bukti ketaatan hukum

2.1.4 Definisi dampak dan tujuan digunakannya AMDAL


Analisis Mengenai Dampak Lingkungan bertujuan agar lingkungan dapat
mendukung pembangunan yang berkelanjutan. Dengan kata lain, perubahan
lingkungan yang disebabkan oleh pembangunan, baik yag direncanakan maupun
yang terjadi diluar rencana, tidak akan menurunkan atau menghapus kemampuan
lingkungan untuk mendukung kehidupan kita pada tingkat kualitas hidup yang
lebih tinggi. Untuk mencapai tujuan ini hasil akhir AMDAL haruslah berupa
rencana pengelolaan lingkungan, rencana pengelolaan lingkungan tersebut terdiri
atas dua bagian, yaitu :
a. Rencana penanganan dampak
b. Rencana pemantauan dampak
Dampak adalah suatu perubahan yang terjadi sebagai akibat suatu aktivitas.
Aktivitas tersebut dapat bersifat alamiah, baik kimia, fisik maupun biologi. Di dalam
kita menjumpai dua jenis batasan tentang dampak, yaitu :
a) Dampak pembangunan terhadap lingkungan ialah perbedaan antara kondisi
lingkungan sebelum ada pembanguan dan yang diperkirakan akan ada
setelah ada pembangunan.
b) Dampak pembangunan terhadap lingkungan adalah perbedaan antara kondisi
lingkungan yang diperkirakan akan ada tanpa adanya pembangunan dan
yang diperkirakan akan ada dengan adanya pembangunan tersebut.
Banyak faktor yag mempengaruhi penentuan apakah dampak itu baik (positif)
atau buruk (negatif). Salah satu faktor penting dalam penentuan itu adalah apakah
seseorang diuntungkan atau dirugikan oleh sebuah proyek pembangunan tertentu.
Penilaian merupakan pertimbangan nilai dan karena itu bersifat subjektif, meski
penilaian itu dilakukan oleh pakar sekalipun. Mengingat hal itu, konflik selalu
terjadi, karena itu, seyogyanya AMDAL mencakup pula usaha untuk mengatasi,
atau paling sedikit, memperkecil konflik tersebut. Perlu kiranya dikemukakan lagi
bahwa dampak adalah perubahan lingkunga yang disebabkan oleh kegiatan yang
tidak direncanakan.

2.1.5 Proses Perencanaan atau Metodologi AMDAL


a. Proses Penapisan
Proses penapisan atau kerap juga disebut proses seleksi wajib
AMDAL adalah proses untuk menentukan apakah rencana suatu kegiatan
wajib menyusun AMDAL atau tidak. Di Indonesia, proses penapisan
dilakukan dengan sistem penapisan satu langkah.
Ketentuan apakah suatu kegiatan perlu menyusun dokumen
AMDAL atau tidak dapat dilihat pada Permen LH Nomor 11 Tahun 2006
tentang Jenis Rencana Usaha dan / atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi
Dengan AMDAL.
b. Pengumuman
Setiap rencana kegiatan yang wajib untuk membuat AMDAL wajib
mengumumkan rencana kegiatannya kepada masyarakat sebelum
pemrakarsa melakukan penyusunan AMDAL. Pengumuman dilakukan
oleh instansi yang bertanggung jawab dan pemrakarsa kegiatan.
Tata cara dan bentuk pengumuman serta tata cara penyampaian
saran, pendapat dan tanggapan diatur dalam keputusan kepala
BAPEDAL Nomor 08/2000 tentang Keterlibatan Masyarakat dan
Keterbukaan Informasi dalam Proses AMDAL.

c. Pelingkupan
Pelingkupan merupakan proses awal (dini) untuk menentukan
lingkup permasalahan dan mengidentifikasi dampak penting (hipotesis)
yang terkait dengan rencana kegiatan.
Tujuan pelingkupan adalah untuk menetapkan batas wilayah,
mengidentifikasi dampak penting terhadap lingkungan , menetapkan
tingkat kedalaman studi, menetapkan lingkup studi, menelaah kegiatan
lain yang terkait dengan rencana kegiatan yang dikaji. Hasil akhir dari
proses pelingkupan adalah dokumen KA-ANDAL. Saran dan masukan
masyarakat harus menjadi bahan pertimbangan dalam proses
pelingkupan.

d. Penyusunan dan Penilaian Kerangka Acuan (KA)


Setelah KA-ANDAL disusun, pemrakarsa dapat mengajukan
dokumen kepada Komisi Penilai AMDAL untuk dinilai. Berdasarkan
peraturan, lama waktu penilaian KA-ANDAL adalah 75 hari di luar
waktu yang dibutuhkan penyusun untuk memperbaiki/ menyempurnakan
kembali dokumennya.

e. Penyusunan dan penilaian ANDAL, RKL dan RPL


Penyusunan ANDAL, RKL dan RPL dilakukan dengan mengacu
pada KA-ANDAL yang telah disepakati (hasil penilaian Komisi
AMDAL). Setelah selesai disusun, pemrakarsa dapat mengajukan
dokumen kepada Komisi Penilai AMDAL untuk dinilai. Berdasarkan
peraturan, lama waktu maksimal penilaian ANDAL, RKL dan RPL
adalah 75 hari diluar waktu yang dibutuhkan penyusun untuk
memperbaiki/ menyempurnakan kembali dokumennya.

f. Persetujuan kelayakan lingkungan


Suatu usaha dan/ atau kegiatan yang diwajibkan untuk membuat
dokumen AMDAL atau tidak dapat dilihat pada KepmenLH No. 17
Tahun 2001 tentang Jenis Usaha dan/ atau Kegiatan yang Wajib
Dilengkapi Dengan AMDAL, kemudian Kepmen ini ganti dengan
PermenLH No. 11 Tahun 2006 tentang Jenis Usaha dan/ atau Kegiatan
Yang Wajib Dilengkapi Dengan Dokumen AMDAL

2.2 Apartemen
2.2.1 Pengertian Apartemen
Ada beberapa pengertian mengenai apartemen yaitu :
 Bangunan bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan
yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara
fungsional dalam arah horisontal maupun vertikal dan
merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat dimiliki
dan digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian,
yang dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama dan
tanah bersama.
 Suatu bangunan terdiri dari tiga unit atau lebih, rumah tinggal
didalamnya merupakan suatu bentuk kehidupan bersama, dalam
lingkungan tanah yang terbatas.
 Semua jenis hunian atau tempat tinggal (multiply family),
kecuali sebuah rumah tinggal yang berdiri sendiri bagi satu
keluarga (single dwelling unit)
 Suatu bangunan yang dibagi dalam kamar-kamar atau kelompok
kamar yang dipisahkan satu dengan lainnya dengan partisi, yang
digunakan sebagai unit hunian.
 Suatu ruangan atau kumpulan ruang yang digunakan sebagai
unit hunian atau rumah tinggal yang sifatnya dapat digunakan
sebagai milik pribadi atau disewakan.

2.2.2 Jenis jenis Apartemen


a Berdasarkan Ketinggian Bangunan
 Low Rise Apartment
Ketinggian bangunan sampai dengan 6 lantai
 Medium Rise Apartment
Ketinggian bangunan 6 sampai dengan 9 lantai
 High Rise Apartment
Ketinggian bangunan sampai dengan 40 lantai

b Berdasarkan Pencapaian Vertikal


 Elevated Apartment
Pencapaian melalui elevator atau lift dengan ketinggian
lebih dari 4 lantai
 Walk-up Apartment
Pencapaian melalui tangga, dengan ketinggian tidak lebih
dari 4 lantai

c Berdasarkan Sistem Koridor


 Koridor 1 sisi (Single Loaded Corridor)
 Koridor 2 sisi (Double Loaded Corridor)
 Koridor terpusat
d Berdasarkan Sistem Penyusunan Lantai
 Simplex : Unit hunian terdapat dalam satu lantai
 Duplex : Unit hunian terdapat dalam dua lantai
 Triplex : Unit hunian terdapat dalam tiga lantai

e Berdasarkan Bentuk Massa


 Bentuk Massa Slab
Massa bangunan memanjang dengan bentuk sirkulasi
berupa koridor, biasanya menggunakan lebih dari satu
sistem sirkulasi vertikal
 Bentuk Massa Tower
Massa bangunan memusat denga bentuk sirkulasi berupa
hall atau ruang perantara
 Bentuk Massa Variant
 Penggabungan antara bentuk slab dan tower

2.2.3 Sanitasi Apartement

Sanitasi tidak hanya membahas tentang kesehatan yang bersifat fisik


tetapi juga yang bersifat rasa nyaman pada diri penghuni itu sendiri, oleh karena
itu sanitasi mencakup banyak hal, antara lain :

2.2.3.1 Sarana Apartemen dan Area Sekitar Apartemen

Pada saat pembangunan ataupun pemilihan apartemen biasanya


tidak melihat sarana dan prasarana yang membuat kita nyaman untuk
tinggal di tempat itu. Ketidaknyamanan ini bisa terjadi karena faktor
apartemen sendiri maupun Area sekitar Apartemen. Apartemen yang
sehat dan nyaman syaratnya antara lain :

 Lokasi yang dipilih adalah lokasi yang memberikan kemudahan


untuk peraktivitas. Misal dekat dengan kota dan penyedia
kebutuhan sehari –hari. Jauh dari kemacetan, kepadatan akibat
kendaraan dan bahaya banjir yang mengganggu aktivitas. Juga
terhindar dari pencemaran kimia, fisika, dan biologi.
 Terdapat sarana penunjang di dalam ataupun di luar apartemen.
Misalnya :
- Gudang .Hal ini dilakukan agar barang – barang yang
diperlukan mudah untuk dicari. Tempat penyimpanan
peralatan atau perabotan apartemen dan tempat untuk
penyimpanan peralatan dapur, kantin, serta peralatan
lainnya harus dipisah.
- Ruang jemuran. Tempat menjemur pakaian sehingga
tidak melakukannya di balkon yang dapat merusak
pemandangan.
- Fitness center dan taman rekreasi, Sebagai pusat
kesehatan dan relaksasi.
- Catring makanan ataupun cafe, penyedia makanan bagi
penghuni apartemen.
- Mini market.
- Tempat jasa.
- Musholla ataupun mesjid. Tempat ibadah yang benar –
benar khusus untuk ibadah.
- House keeping ( misal laundry dan cleaning ).
Bertanggung-jawab atas pengaturan kegiatan
kerumahtanggaan.
- Pelayanan Kesehatan
- Mekanikal dan Elektrical. Melayani kebutuhan
pelayanan kesehatan bagi para penghuni apartemen bila
dibutuhkan.
- Security . Bertanggung jawab atas keamanan penghuni
bangunan.
- Area Parkir
- Tempat pembuangan sampah.
 Pilih apartemen yang berbentuk persegi karena lebih ideal
karena jika bersudut – sudut akan susah melakukan penataan
ruang
 Desain susunan tata ruang di dalam apartemen. Harus efektif
dan mengalir sehingga sirkulasi kegiatan penghuninya tidak
simpang siur.
 Sirkulasi di Apartemen terjaga sehingga udara di Apartemen
tercukupi.

2.2.4 Tahap pembangunan Apartemen


2.2.4.1 Pemilihan Lokasi & Pembebasan Tanah
Dalam paduan perencanaan apartemen, persyaratan lokasi
umumnya mengacu kepada hal-hal yang menyangkut kesesuaian dengan
rencana kota tentang peruntukan lahan, mudah dicapai, harus bebas
banjir, kondisi lahan stabil, tidak didekat sumber pencemaran,
aksesibilitas baik, dan sumber air.
Untuk apartement baru bagi masyarakat yang berpendapatan
menengah dan tinggi, penting mempertimbangkan dampak yang terjadi
akibat adanya transportasi dari pembagunnanya. Adanya kendaraan dari
apartment baru, mungkin terlalu besar bagi kapasitas jalan yang tersedia,
sehingga akhirnya menumbuhkan kemacetan.
Prasarana dasar yang harus dimiliki adalah jalan, air hujan,
saluran air bersih, saluran air kotor yang ada atau yang lama, yang
kemudian fungsinya berubah menjadi jalur utama untuk kawasan yang
bersangkutan, perlu diperbaiki agar kapasitas meningkat. Selain itu juga,
lahan dibebaskan dalam proses berwawasan lingkungan. Tahap ini jarang
memicu terjadinya masalah sosial.

2.2.4.2 Perancangan
Faktor-faktor dalam analisa site perlu dipelajari untuk
menetukan keberhasilan dalam perencanaan site, faktor tersebut terbagi
menjadi beberapa bagian, antara lain :
 Keadaan di bawah permukaan tanah
Batu-batuan yang terletak hampir pada permukaan tanah, adanya
tanah yang lunak atau pasir yang mudah menyerap air, tanda-
tanda bahaya tanah longsor, daerah bekas rawa-rawa yang bekas
diuruk dsb
 Sifat-sifat permukaan tanah
Bentuk topografi, sehingga bisa dipertimbnagkan dalam
perencanaan, naik turunnya jalan-jalan, aliran utilitas,
penggunaan tanahm penyusunan bangunan.
 Pengikliman dan akustik
Tiap-tiap site memiliki iklim yang hampir sama dengan daerah
sekitarnya, sehingga dapat mempengaruhi perncanaan, meliputi
orientasi ukuran, peralatan ruangan, penyusunan penangkalan
sinar matahari, material yang digunakan dsb
 Ciri-ciri lingkungan buatan manusia
Jalan-jalan menuju fasiltas luar, hubungan site dengan sistem lalu
lintas umum, penggunaan tanah dalam site tersebut dan
kelilingnya, status sosial ekonomi masyarakat, dan penempatan,
ketinggian serta kapasitas fasilitas.
Perencanaan site diperlukan dalam design apartemen untuk :
 Memilih dan menganalisa lokasi
 Membentuk rencana penggunaan lahan
 Menyediakan drainase yang baik
 Mengubah lahan dengan perencanaan grading
 Mengembangkan detail konstruksi yang diperlukan untuk mencapai
sasaran.
Faktor-faktor yang harus juga dipertimbangkan dalam design
perumahan, yaitu :
1. Faktor alam
a. Geologi, proses geologi apa yang mempengaruhi lokasi tersebut,
bentuknya dan tipe lapisan batuan dibawah permukaan tanah.
b. Fisiografi, asal mula dari permukaan lahan tersebut.
c. Survei topografi, sehingga dihasilkan peta topografi yang
menunjukan lokasi dan ketinggian serta vegetasi, relief, dan
proses buatan manusia.
d. Analisa slope, untuk mengenali area di lokasi sehingga bisa
diperuntukan untuk membangun jalan, parkir, dan are bermain.
e. Hidrologi
f. Jenis tanah, lokasi tersebut memiliki jenis tanah apa.
g. Vegetasi, tumbuh-tumbuhan yang berada dilokasi tersebut
h. Ekologi tumbuhan
i. Ekosistem
j. Kehidupan hewan, yang berhubunga dengan ekologi t,umbuhan
k. Iklim

2. Faktor budaya
a. Penggunaan lahan awal, meliputi fasilitas publik dan semipublic,
residental, commercial, industrial dan recreational area.
b. Gangguan lokasi, meliputi bahaya apakah visual, auditory or
oldfactory dan keselamatan terhadap bahaya.
c. Faktor sosial-ekonomi
d. Kejemuhan dan penzonaan.

3. Faktor estetika
a. Natural features, seperti batuan, air atau tumbuhan.
b. Spatial pattern, seperti pemandangan alam sekitar

2.2.4.3 Proses Konstruksi


Rancangan yang berwawasan lingkungan dapat merupakan
awal baik bagi pengembangan apartement terencana. Akan tetapi, yang
akan lebih menentukan tercapainya tujuan adalah implementasinya.
Perkiraan atau dugaan terhadap suatu peristiwa atau gejala, terjadi atau
tidaknya, barulah tampak pada tahap ini.
Bagian rancangan yang mempunyai pengaruh terhadap perubahan ekologis, seperti
misalnya perubahan bentang lam, penggunaan alat-alat besar, perubahan ekologisnya
sendiri baru akan terjadi pada tahap konstruksi. Oleh karena itu, pengawasan dan
pemantauan jelas diperlukan, agar rencana yang berwawasan lingkungan tidak diubah
ke arah yang sebaliknya, pada waktu pelaksanaan. Kegiatan ini umumnya meningkatkan
jumlah dan frekuensi kendaraan berat yang akan menambah beban kepada jalan dan laul
lintas, menibgkatkan jumlah penduduk sekitar lokasi akibat hadirnya pekerja konstruksi,
tersedianya peluang kerja, adanya peluang peningkatan perdagangan pekerja konstruksi,
proyek.

Anda mungkin juga menyukai