Anda di halaman 1dari 8

Jawaban UTS Manajemen Operasional

Nama : Bella Monica


NIM : 1831520497

1) 1. Desain barang dan jasa


Keputusan ini menyangkut sebagian besar proses transformasi yang akan
dilakukan, dengan kata lain keputusan operasional berikutnya tergantung pada
keputusan desain barang dan jasa.

2. Management kualitas
Kualitas yang diinginkan konsumen harus ditetapkan, sehingga aturan maupun
prosedur untuk mengenali dan memenuhi kualitas tersebut dapat dibakukan.

3. Desain proses dan kapasitas


Menentukan proses yang akan digunakan dalam kegiatan operasional dan
kapasitas yang akan digunakan merupakan hal penting dalam manajemen
operasional karena berkaitan dengan berbagai hal.

4. Strategi lokasi
Lokasi yang dipilih untuk melakukan kegiatan operasional perusahaan baik yang
bergerak di sector barang maupun jasa akan sangat menentukan prestasi
perusahaan.

5. Strategi layout
Layout atau tata letak akan berdampak pada efisiensi dan efektifitas kegiatan
oprasional.

6. Sumber daya manusia dan desain pekerjaan


Karena tenaga kerja merupakan bagian integral dan paling penting dari seluruh
input yang digunakan dalam perusahaan maka keputusan yang berkaitan
dengan hal ini adalah sesuatu yang paling penting.

7. Manajemen Rantai Pasokan. (Supply Chain Management)


Keputusan ini menjelaskan akan pentingnya integrasi antara perusahaan dengan
pihak supplier maupun distributor karena adanya interdependensi.

8. Manajemen Persediaan
Keputusan ini penting untuk dipahami karena persediaan yang tepat akan
menentukan efisiensi dan efektifitas perusahaan.

9. Penjadwalan
Keputusan tentang jadwal operasional merupakan hal kritir yang harus benar-
benar dimengerti karena sangat menentukan sekali bagi perusahaan.

10. Pemeliharaan
Keputusan yang dibuat harus dengan system yang handal dan stabil.

2) 1. Bentuk
Perbedaan barang dan jasa ada pada wujudnya. Barang mempunyai wujud
tertentu yang bisa dilihat dan disentuh.  Sedangkan jasa tidak memiliki bentuk,
tetapi dapat dirasakan. Contoh barang misalnya adalah meja yang bisa
digunakan dan disentuh dengan mudah. Sementara contoh jasa adalah jasa
konsultasi keuangan atau financial advisor, dimana  bentuk tak terlihat tetapi
fungsinya bisa dirasakan dan juga dinikmati.

2. Distribusi
Mengenai distribusi, perbedaan juga sangat jelas. Barang dapat didistribusikan,
disimpan dan dijual kepada konsumen karena proses produksi dan konsumsi
tergabung dalam proses supply chain yang sangat panjang. Sementara jasa
tidak dapat melalui proses distribusi dan disimpan terlalu lama agar tidak
mengurangi nilai jasa. 

3. Pengukuran mutu
Kualitas merupakan faktor penting dalam proses konsumsi. Konsumen umumnya
ingin memperoleh produk berkualitas. Barang dan jasa juga memiliki perbedaan
dari aspek pengukuran. Barang berkualitas biasanya dapat diketahui setelah
dikonsumsi dan melalui proses produksi yang ketat dengan melibatkan data
kuantitatif. Sementara untuk kualitas sebuah jasa bersifat relatif dan melibatkan
data kualitatif. 

4. Kepemilikan
Perbedaan juga terletak di kepemilikan. Dalam proses transaksi barang, akan
ada pengalihan kepemilikan dari penjual kepada konsumen. Sedangkan
transaksi jasa, kepemilikan tidak dapat dialihkan dari perusahaan kepada
konsumen. 

3) Jika produk yang dihasilkan 10.000 unit perhari dan jumlah tenaga kerja 3 orang,
maka
Produktifitas = Unit yang dihasilkan = 10.000 = 3.333 unit/orang Tenaga Kerja
yang digunakan

4) Beberapa Sumber Daya yang mempengaruhi kapasitas produksi yang optimum


diantaranya seperti jumlah tenaga kerja yang digunakan, kemampuan dan
keahlian tenaga kerja, jumlah mesin dan peralatan kerja yang digunakan,
perawatan mesin, tingkat kecacatan produk, pemborosan dalam proses
produksi, pasokan bahan baku dan bahan-bahan pendukung dan produktivitas
kerja.

Jadi  secara definisi kita dapat mengartikan bahwa Perencanaan Kapasitas


Produksi adalah proses untuk menentukan kapasitas produksi yang dibutuhkan
oleh suatu perusahaan manufakturing untuk memenuhi perubahaan permintaan
terhadap setiap produknya. Proses perencanaan Kapasitas Produksi ini sangat
penting untuk dilakukan karena dengan perencanaan kapasitas produksi ini
manajemen dapat menentukan pemanfaatan sumber daya yang optimal serta
membantu manajemen dalam proses pengambilan keputusan yang berkaitan
dengan kapasitas produksi seperti penambahan fasilitas produksi, modifikasi lini
produksi, penambahan tenaga kerja, pembelian mesin dan peralatan kerja.

5) 1. Peramalahan permintaan harus kuat


Sebuah peramalan yang akurat merupakan hal paling utama bagi keputusan
kapasitas, manajemen harus mengetahui produk mana yang sedang
ditambahkan dan mana yang sedang dihentikan , begitu juga volume yang
diharapkan

2. Memahami teknologi dan peningkatan kapasitas


Volume ditentukan dengan peninjauan ulang pada beberapa alternative saja dan
teknologi juga ikut menentukan kapasitas.

3. Menentukan tingkat operasi yang optimum (volume)


Sering ditentukan dengan istilah skala ekonomis dan disekonomis

4. Membangun untuk perubahan


Manajer operasi membangun fleksibilitas dalam fasilitas dan peralatan, dan
mengadakan sensitivitas keputusan dengan menguji beberapa scenario.

6) 1. Intergrasi secara total terhadap faktor-faktor produksi. Sehingga dalam tata


letak fasilitas pabrik diperlukan secara terintegrasi dari semua faktor yang
mempengaruhi proses produksi rnenjadi satu organisasi yang besar.

2. Jasa pemindahan bahan bahan paling minimum. Waktu pemindahan bahan dari
satu proses ke proses yang lain dalam industri dapat dihemat dengan cara
mengurangi jarak perpindahan. 

3. Memperlancar aliran kerja akerja, diupayakan untuk menghindari gerakan


balik (back tracking), gerakan memotong (cross movement), dan gerak
macet (congestion), dengan kata lain material diusahakan bergerak terus tanpa
adanya interupsi oleh gangguan jadwal kerja.

4. Kepuasan dan   keselamatan   kerja,   sehingga   memberikan   suasana   kerj


yang menyenangkan. 

5. Fleksibilitas yaitu dapat mengantisipasi perubahan teknologi, komunikasi, dan


kebutuhan konsumen.

7) 1. Meningkatkan  jumlah produksi,  sehingga proses produksi berjalan lancar,


yang berimpas pada output yang besar, biaya dan jam tenaga kerja serta mesin
minimum.

2. Mengurangi waktu tunggu, artinya terjadi keseimbangan beban dan waktu


antara mesin yang satu dengan mesin lainnya, selain itu juga dapat mengurangi
penumpukan bahan dalam proses, dan waktu tunggu. 

3. Mengurangi proses pemindahan bahan dan meminimalkan jarak antara


proses yang satu dengan yang berikutnya. 

4. Hemat ruang, karena tidak terjadi penumpukan material dalam proses, dan
jarak antara masing-masing mesin berlebihan sehingga akan menambah luas
bangunan yang tidak dibutuhkan.  

5. Mempersingkat waktu proses, jarak antar mesin pendek atau antara operasi
yang satu dengan yang lain. 

6. Efisiensi penggunaan fasilitas, pendayagunaan elemen produksi, yaitu tenaga


kerja, mesin, dan peralatan.  

7. Meningkatkan kepuasan dan keselamatan kerja, sehingga menciptakan


suasana lingkungan kerja yang aman, nyaman, tertib, dan rapi, sehingga dapat
mempermudah supervisi, mempermudah perbaikan dan penggantian fasilitas
produksi, meningkatkan kinerja menjadi lebih baik, dan pada akhirnya akan
meningkatkan produktivitas.

8. Mengurangi kesimpangsiuran yang disebabkan oleh material menunggu,


adanya gerak yang tidak perlu, dan banyaknya perpotongan aliran dalam proses
produksi (intersection).
8) Type Typer Produksi

1. Produksi Jangka Pendek


Yaitu suatu kegiatan produksi yang cepat dan juga langsung menghasilkan
produk (barang/ jasa) bagi konsumen. Contohnya itu seperti produksi makanan
seperti roti bakar, cakwe, gorengan, dan lain-lain.

2. Produksi Jangka Panjang


Ini merupakan suatu kegiatan atau aktivitas produksi yang membutuhkan waktu
yang cukup lama. contohnya seperti, menanam padi, menanam kopi,
membangun rumah, dan lain sebagainya.

3. Produksi Terus Menerus


Ini merupakan suatu kegiatan atau aktivitas produksi yang melakukan
pengolahan berbagai bahan baku dengan secara bertahap hingga menjadi suatu
barang jadi, yang mana prosesnya berlangsung dengan secara terus menerus.
Contohnya seperti, pabrik yang memproduksi kertas, gula, karet, dan lain
sebagainya.

4. Produksi berselingan
Ini merupakan suatu kegiatan atau aktivitas produksi yang mengolah bahan-
bahan baku dengan cara menggabungkannya menjadi suatu barang jadi.
Contohnya seperti proses pembuatan sepeda motor, yang mana tiap-tiap
bagiannya diproduksi itu dengansecara terpisah (stir, ban, mesin, knalpot, dan
lainnya). Proses penggabungan bagian-bagian itu kemudian akan menghasilkan
sebuah sepeda motor.
Karakteristik Setiap Type

1. Berdasarkan proses
Produksi langsung, kegiatan atau aktivitas ini mencakup produksi primer dan
juga produksi sekunder. Produksi primer, merupakan suatu kegiatan produksi
yang diambil dari alam dengan secara langsung. Contohnya seperti, pertanian,
pertambangan, perikanan, dan lain sebagainya. Sedangkan untuk Produksi
sekunder, merupakan suatu proses produksi dengan menambahkan nilai lebih
pada suatu barang yang ada. Misalnya kayu untuk membuat rumah, baja untuk
membuat jembatan, dan lain sebagainya.
Produksi tidak langsung, merupakan kegiatan atau aktivitas produksi dengan
memberikan hasil dari keahlian atau jasa. Contohnya seperti, jasa montir, jasa
kesehatan, jasa konsultasi, dan lain sebagainya

2. Berdasarkan Sifat Proses Produksi


Proses ekstraktif, merupakan kegiatan atau aktivitas produksi dengan mengambil
produk dengan secara langsung dari alam.
Proses analitik, merupakan kegiatan atau aktivitas produksi yang melakukan
pemisahan suatu produk itu menjadi lebih banyak dengan bentuk yang mirip
seperti aslinya.
Proses fabrikasi, merupakan kegiatan atau aktivitas mengubah suatu bahan
baku menjadi suatu produk yang baru.
Proses sintetik, yaitu kegiatan atau aktivitas menggabungkan beberapa bahan
menjadi suatu bentuk produk. Proses tersebut disebut juga dengan sebutan
perakitan.

3. Berdasarkan Jangka Waktu produksi


Produksi terus menerus, merupakan produksi yang memakai berbagai fasilitas
untuk dapat menciptakan produk dengan secara terus menerus. Proses tersebut
umumnya dalam skala besar serta juga tidak terpengaruh waktu dan juga
musim.
Produksi terputus-putus, merupakan produksi yang kegiatan atau aktivitasnya itu
berjalan dilakukan tidak setiap saat, tergantung musim, pesanan, dan juga faktor
lainnya.

9) Jenis Pola Produksi

   Jenis Pola Produksi


 Pola Produksi Konstan yaitu jumlah produksi yang dihasilkan selalu sama
dalam setiap satuan waktu.

Kelebihan :
- Mesin dan peralatan yang digunakan pada proses produksi dapat dipakai
secara teratur sehingga tidak ada pemakaian berlebihan yang dapat
menyebabkan rusaknya mesin.
- Stabilnya pengadaan bahan baku sehingga memungkinkan mendapatkan
potongan harga dari pemasok ataupun pelayanan extra yang lebih baik.
- Seluruh tenaga kerja akan bekerja stabil dari waktu ke waktu sepanjang tahun
sehingga tidak ada kelebihan produksi ataupun kekurangan produksi.
- Tidak adanya penambahan karyawan baru pada bula produksi padat.

Kelemahan :
- Persediaan barang dalam gudang gudang bisa menumpuk ataupun kosong.
- Biaya pemeliharaan dan penyimpanan barang serta bahan melimpah sangat
tinggi.
- Tingginya risiko rusak ataupun hilang pada waktu persediaan barang dan
bahan melimpah.
- Risiko tidak dapat melayani permintaan konsumen saat persediaan barang
kosong.
 Pola Produksi Gelombang yaitu jumlah produksi setian satuan waktu
mengikuto fluktasi permintaan.

Kelebihan :
- Tidak ada pengeluaran extra untuk biaya pemeliharaan.
- Penyimpanan dan pengawasan barang karena persediaan barang di gudang
selalu stabil.
- Tidak ada risiko hilang ataupun rusak karena persediaan barang di gudang
selalu stabil dan terkontrol dengan baik.
- Tidak ada risiko permintaan konsumen yang tidak terlayani.

Kelemahan :
- Mesin dan peralatan mudah rusak karena pemakaian tidak konstan (kadang
rendah, kadang over)
- Pengadaan bahan baku tidak konstan sehingga sulit perusahaan menjalin
hubungan baik dengan pemasok.
- Pemakaian tenaga kerja tidak stabil.
 Pola Produksi Moderat yaitu jumlah produksi dalam beberapa periode
tertentu konstan dan dalam beberapa periode tertentu mengalami kenaikan
untuk kemudian konstan kembali

Faktor Pertimbangan Memilih Pola Produksi

        Pola produksi yang dapat melayani permintaan, dan tambahan biaya  yang
timbul sehubungan dengan penggunaan pola produksi tersebut relatif kecil bila
dibandingkan dengan biaya yang timbul dari penggunaan pola produksi yang lain
disebut sebagai Pola Produksi Optimal. Ada beberapa faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam memilih pola produksi yang dapat melayani permintaan
dan tambahan biayanya minimum, yaitu:

1. Pola Penjualan. Perusahaan berproduksi untuk memenuhi kebutuhan


penjualan. Oleh karena itu, pola penjualan akan mempengaruhi pola
produksi.
2. Pola Biaya.Yakni pola dari biaya-biaya yang timbul sehubungan dengan naik-
turunnya volume produksi, antara lain:
3. Biaya Perputaran Tenaga Kerja, yakni biaya yang timbul sehubungan dengan
penarikan dan atau pemberhentian tenaga kerja.
4. Biaya Simpan, yakni biaya yang timbul sehubungan dengan penyimpanan
persediaan.
5. Biaya Lembur, yakni biaya yang timbul sehubungan dengan kelebihan jam
kerja karyawan (over time premium cost).
6. Biaya Subkontrak, yakni biaya yang timbul sehubungan perusahaan
melakukan pemesanan produk yang sama ke pihak lain.
7. Kapasitas Maksimum Perusahaan

10)
Produk standar (150 unit)
Bahan Baku A = 4kg * 150 UNIT = 600 KG
Bahan Baku B = 2UNIT *150 UNIT = 300 UNIT
Jam Tenaga Kerja = 2 JAM *150 UNIT = 300 JAM
PRICE/UNIT = RP. 400,- *150 UNIT = RP. 60.000,-
Produk Super (250 unit)
Bahan Baku A = 6 KG * 250 UNIT = 1500 KG
Bahan Baku B = 4 UNIT * 250 UNIT = 1000 UNIT
Jam Tenaga Kerja = 2 JAM * 250 UNIT = 500 JAM
PRICE/UNIT = RP. 500,- * 250 UNIT = RP 125.000,-

Anda mungkin juga menyukai