Anda di halaman 1dari 12

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN

JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG


PROGRAM STUDI D IV KEPERAWATAN

LEMBAR OBSERVASI

Nama Mahasiswa : Firman Dwi Cahyo


NIM : P27904113015
Hari/Tanggal :
Tindakan : PEMERIKSAAN FISIK PADA ANAK

No. KEGIATAN 0 1 2
1 Identifikasi kebutuhan klien
2 Persiapan alat
a. Meteran
b. Termometer
c. Spigmomanometer
d. Stetoskop
e. Jam tangan
f. Refleks hammer
g. Snellen chart
h. Tongue blade
i. Sarung tangan
j. Pen light
k. Bengkok
l. Kom sedang + tutup
m. Bak Instrumen
n. Kom Kecil
o. Kapas alkohol
p. Cairan DTT
q. Kopi, minyak kayu putih dll (Penguji Bau)
r. Mainan
3 Jelaskan tujuan dan prosedur
4 Dekatkan alat
5 Tutup sampiran
6 Cuci tangan
7 PEMERIKSAAN ANTROPOMETRI
1. Berat Badan
a. Timbang bayi dan anak kecil telanjang diatas skala
tipe platform, lindung bayi dengan menempatkan
tangan diatas tubuh untuk mencegah jatuh. Beri alas
kain pada timbangan tipe platform.
b. Timbang anak yang lebih besar dengan memakai
pakaian dalam, tanpa sepatu pada timbangan tegak.
2. Tinggi Badan
a. Anak dibawah 36 bulan
Tempatkan anak telentang dengan kepala digaris
tengah, pegang lutut dan dorong dengan perlahan
kearah meja agar kaki ekstensi penuh. Ukur panjang
badan anak dari verteks (puncak) kepala sampai tumit
kaki (jari kaki mengarah keatas).
b. Anak diatas 36 bulan
Pengukuran dilakukan dengan berdiri lepaskan kaus
kaki dan sepatu, minta anak berdiri tegak, punggung
tegak, kepala digaris tengah, mata melihat lurus
kedepan ukur dari puncak kepala sampai permukaan
berdiri
3. Lingkar Kepala
Ukur dengan kertas atau pita tembaga dari puncak alis mata
dan pinna telinga ketonjolan oksipital tengkorak.
a. Saat lahir lingkar kepala > lingkar dada 2-3 cm
b. Pada 1-2 tahun, lingkar kepala = lingkar dada
c. Selama masa anak-anak, lingkar dada > lingkar kepala kira-
kira 5-7 cm.
4. Lingkar Lengan
Pengukuran lingkar lengan pada lengan kanan fleksi 90O pada
siku, tandai titik tengahnya. Pegang kertas atau pita ukur
tembaga melingkari lengan atas pada titik tengah
5. Lingkar Dada
Lingkar dada diukur menggunakan midline melingkari dada
pada garis puting susu. Lakukan pengukuran selama masa
inspirasi dan ekspirasi.
8 PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL
1. Suhu
a. Suhu Oral
Letakkan dibawah lidah didalam kantong sublingual
posterior kanan atau kiri, bukan didepan lidah, minta
anak untuk tetap mengatupkan mulutnya tanpa mengigit
termometer.
b. Suhu Aksila
Tempatkan termometer dibawah lengan dengan
ujungnya dibagian tengan aksila dan dekatkan dengan
kulit, tahan tangan anak untuk menjepitnya
c. Suhu Rektal
Masukkan ujung termometer yang telah diberi pelumas
tidak lebih dari 2,5 cm
d. Suhu Aural
Menggunakan termometer khusus yang dimasukan
kedalam lubang telinga selama beberapa detik
2. Nadi
a. Ukur nadi apikal pada anak dibawah 2-3 tahun.
Titik intensitas maksimum terletak di bagian lateral
sampai puting susu pada ruang intercosta keempat
sampai kelima pada garis midklavikula
b. Ukur nadi radialis pada anak usia lebih dari 2-3 tahun
Hitung nadi selama satu menit penuh.
3. Pernafasan
Observasi frekuensi pernapasan selama satu menit penuh.
Observasi adanya gerakan abdomen pada bayi dan adanya
gerakan thoraks pada anak yang lebih besar
4. Tekanan Darah
Gunakan ukuran manset dan stetoskop yang tepat. Daerah
yang dapat digunakan untuk mengukur tekanan darah pada
anak yaitu Lengan atas (arteri brakhialis, lengan bawah atau
lengan depan (arteri radialis), paha (arteri poplitea), tungkai
atau dorsalis pedis (arteri dorsalis pedis).
9 KEPALA & RAMBUT
1. Inspeksi kesimetrisan kepala, bentuk tulang kepala pada anak,
kulit kepala, kemerahan pada kulit kepala atau lesi, distribusi
dan tekstur rambut, perubahan warna rambut
2. Palpasi kepala secara sirkuler apakah ada nyeri tekan,
pembengakakan atau edema.
3. Palpasi fontanel pada bayi.
Fontanel anterior menutup pada saat berumur 12-18 bulan dan
fontanel posterior menutup pada saat berumur 2 bulan.
10 WAJAH
1. Inspeksi bentuk, ukuran roman wajah dan ekspresi
2. Inspeksi kesimetrisan lipatan-lipatan nasolabial ketika anak
menangis dan tertawa
11 MATA
1. Inspeksi kesimetrisan bentuk mata
2. Inspeksi kelopak mata terhadap penempatan yang tepat,
warna, pembengkakan, rabas dan lesi
3. Palpasi tekanan mata dengan menganjurkan anak menutup
mata. Kaji kesamaan tekanan mata kanan dan kiri.
4. Inspeksi alis mata terhadap kesimetrisan dan pertumbuhan
rambut alis
5. Inspeksi distribusi dan kondisi bulu mata
6. Inspeksi konjungtiva dan sklera dengan menarik kelopak mata
ke bawah ketika anak melihat ke atas dan menarik keatas saat
anak melihat kebawah
7. Inspeksi pupil dan iris mengenai warna, bentuk dan ukuran
iris, apakah ada peradangan atau tidak
8. Uji reflex cahaya kornea dan pupil : Kaji bias cahaya pada
kornea. Kaji adanya strabismus dengan menyorotkan cahaya
secara langsung ke mata dari jarak sekitar 40,5 cm dengan
menggunakan pen light kemudian amati refleks pupil dan
ukuran, kesamaan respon pupil.
9. Cover test : minta anak untuk melihat hidung perawat,
kemudian tutup salah satu mata anak. Amati apakah mata
yang tidak ditutup bergerak
10. Uji lapang pandang : minta anak untuk mengikuti disemua
lapang pandang
11. Uji snellen : gantungkan kartu snellen pada dinding yang
berwarna terang dengan posisi yang tepat. Suruh anak berdiri
6,1 m kemudian mulailah pemeriksaan, lakukan pemeriksaan
dengan kacamata jika anak menggunakannya.
12 HIDUNG
1. Inspek si ukuran, kesimetrisan dan bentuk hidung
2. Inspeksi rongga hidung dengan menggunakan penlight amati
keutuhan, warna, dan konsistensi mukosa dan posisi septum
3. Palpasi diatas alis mata yakni kelenjar lakrimalis dan setiap
sisi hidung untuk menentukan adanya nyeri tekan pada sinus
4. Tes penciuman pada anak dengan menggunakan kopi dan
lemon
13 MULUT
1. Inspeksi bibir terhadap warna, kesimetrisan, kelembaban,
pembengkakan, lesi dan fisura
2. Inspeksi kebersihan rongga mulut, batas tepi bukal, gusi dan
palatum apakah adanya sariawan amati adanya bau atau
halitosis.
3. Periksa gigi terhadap jumlah jenis keadaan dan oklusi atau
gigi bertemu
4. Inspeksi lidah terhadap gerakan dan bentuk, biasanya anak
diminta untuk menyentuhkan ujung lidah ke langit-langit
mulut, jika anak sudah kooperatif uji rasa pada permukaan
peka rasa pada lidah
5. Periksa tonsil dengan menganjurkan anak untuk membuka
mulut dan menganjurkan mengatakan “aahhh”. Amati uvula
selama pemeriksaan tonsil
6. Amati kualitas suara
14 LEHER
1. Letakan anak pada posisi duduk
2. Inspeksi leher apakah ada pembengkakan, selaput, lipatan
kulit tambahan dan distensi vena jugularis
3. Palpasi pada kelenjar tiroid dengan berdiri dibelakang anak dan
letakan jari-jari atau tangan anda dengan lembut diatas area kelenjar
(didasar leher). Kelenjar naik ketika anak menelan.
15 TELINGA
1. Inspeksi kesimetrisan, bentuk dan posisi telinga, amati
struktur luar dan ciri-ciri yang tidak normal
2. Inspeksi saluran telinga luar terhadap higiene, rabas dan
pengelupasan
3. Palpasi telinga lobus, kartilago dan tragus telinga
4. Palpasi tulang mastoid untuk mengetahui adanya nyeri tekan
5. Tes pendengaran
a. Pra sekolah : berdiri 0,6 sampai 0,9 meter di depan anak
dan beri perintah seperti “Tolong berikan boneka itu
kepada saya”
Anak usia sekolah : berdiri kira-kira 0,3 m di belakang
anak. Perintahkan anak untuk menutup satu telinganya.
Suruh anak untuk mengulangi apa yang didengar ketika
anda membisikan angka-angka dengan perintah yang
acak. Ulangi proses tersebut dengan telinga lainnya.
b. Uji Rinne (untuk membandingkan hantaran udara dan
tulang) : pukulkan garputala pada telapak tangan anda,
kemudian letakan batang garputala ke prosesus
mastoideus anak. Ketika anak menunjukan bahwa suara
tidak terdengar lagi, dekatkan gigi garputala ke meatus
eksternum salah satu telinga dan tanya anak apakah suara
dapat didengar. Ulangi proses tersebut ke telinga lainnya.
c. Uji Weber (untuk membedakan tuli konduktif dari tuli
sensorineural) : pukulkan garputala pada telapak tangan
dan letakan batang garputala pada garis tengah kepala
anak. Tanya anak dimana suara terdengar paling jelas.
d. Pemeriksaan otoskopik
- Pilih speculum yang sesuai masuk ke dalam lubang
telinga. Pegang otoskop dalam posisi terbalik.
- Periksa lubang telinga apakah ada benda asing.
- Luruskan lubang telinga. Pada anak yang lebih muda
dari 3 tahun, tarik lobules telinga pelan-pelan ke
bawah dan ke arah luar. Pada anak yang lebih dari 3
tahun, tarik pinna ke atas dan ke belakang. Masukan
speculum ke lubang telinga.
- Periksa lubang telinga terhadap lesi, rabas dan
serumen
- Periksa membrane timpani dan warnanya
16 PARU DAN THORAKS (DADA & PUNGGUNG)
1. Inspeksi ukuran, bentuk dan kesimetrisan dada punggung,
warna permukaan kulit
2. Inspeksi gerakan pernapasan : frekuensi, irama, kedalaman,
kualitas, dan karakter.
3. Palpasi dengan anak pada posisi duduk, tempatkan kedua
tangan datar pada punggung dan dada dengan ibu jari digaris
tengah sepanjang tepi kostal bawah. Taktil fremitus: palpasi
pada rongga torak dan minta anak untuk mengatakan “777”
atau “eee”.
4. Perkusi kedua sisi dada pada ruang intercostal. Bunyi
normalnya akan terdengar :
a. Resonan (bunyi rendah, panjang) terdengar di atas
seluruh permukaan paru
b. Pekak dapat terdengar di sela iga kanan ke 5 karena ada
hati dan di atas sela iga kiri ke 2 sampai ke 5 diatas batas
strernum kiri sampai garis midklavikular karena ada
jantung
c. Timpani (bunyi keras, musical) dapat terdengar di atas
sela iga kiri ke 6.
5. Auskultasi dengan menganjurkan anak untuk napas dalam
dengan meminta anak meniup bola kapas yang berada di
telapak tangan. Bunyi napas normalnya lebih keras dan kasar
disebabkan karena tipisnya dinding dada.
a. Bunyi napas vesikuler : dengarkan seluruh permukaan
paru kecuali area intraskapular atas dan manubrium
bawah, inspirasi lebih keras, lebih panjang, dan bernada
lebih tinggi dari ekspirasi
b. Bunyi napas Bronkovesikuler : terdengar pada area
intraskapular atas dan manubrium, inspirasi dan ekspirasi
hampir sama.
c. Bunyi napas Bronkhial : terdengar hanya diarea atas
trakhea dekat takik suprasternal, ekspirasi lebih panjang,
lebih keras, dan nada lebih tinggi dari pada inspirasi.
6. Kaji vokal resonan di semua lapang paru menggunakan
stetoskop dengan menganjurkan anak untuk mengucapkan
“777” atau “eee”.
17 JANTUNG
1. Inspeksi kesimetrisan gerakan dada dan nadi apikal
2. Inspeksi anak terhadap sianosis, bercak dan edema
3. Periksa bantalan kuku anak terhadap clubbing memanjang atau
melebar
4. Palpasi pada dada anterior terhadap denyut apical atau Titik
Impuls Maksimal, biasanya dirasakan pada sela iga ke 4
5. Perkusi jantung dari area aorta sampai area mitral
6. Auskultasi dimulai dari sela iga kanan ke 2 (area aorta ke area
pulmonal) kemudian bergerak ke bawah ke area tricuspid dan
area mitral.
18 ABDOMEN
1. Inspeksi kontur abdomen ketika anak sedang berbaring atau
terlentang
2. Inspeksi warna dan keadaan kulit abdomen. Perhatikan adanya
jaringan parut dan ekimosis
3. Inspeksi umbilicus terhadap warna, bau, rabas, inflamasi dan
herniasi
4. Auskultasi terhadap bising usus dengan menekan stetoskop di
atas abdomen. Dengarkan di 4 kuadran dan hitung selama 1
menit penuh atau dengarkan selama 5 menit
5. Perkusi pada semua area abdomen. Normalnya terdengar di
seluruh abdomen adalah Timpani
Bunyi pekak atau flatness normalnya ditemukan sepanjang
batas iga kanan dan 1-3 cm di bawah batas iga dari hepar
Bunyi pekak di atas simfisis pubis menunjukkan kandung
kemih
6. Palpasi abdomen di setiap kuadran, apakah terdapat nyeri tekan
atau tidak. Lakukan palpasi ringan dan palpasi dalam
7. Palpasi terhadap hernia inguinal dengan menyelipkan jari yang
kecil ke dalam saluran inguinal di dasar skrotum
8. Palpasi terhadap hernia femoralis dengan menemukan nadi
femoralis letakan jari telunjuk di atas nadi dan jari manis di
bagian tengah medial terhadap kulit. Jari manis di atas area
dimana herniasi terjadi.
19 GENETALIA
a. Anak perempuan
1. Inspeksi mons pubis terhadap rambut. Perhatikan warna,
kualitas, jumlah dan distribusi rambut jika ada
2. Inspeksi labia mayor dan labia minor terhadap ukuran,
warna, integritas kulit dan masa
3. Inspeksi uretra dan lubang vagina terhadap edema,
kemerahan dan rabas
b. Anak laki-laki
1. Inspeksi penis terhadap ukuran, warna dan intensitas kulit
2. Inspeksi meatus urinarius terhadap bentuk, letak, rabas dan
alserasi
3. Inspeksi kualitas jumlah dan distribusi rambut pubis
4. Inspeksi skrotum terhadap warna, kesimetrisan, edema,
masa dan lesi
5. Palpasi pada testis dan kantung skrotum.
20 ANUS
1. Dengan posisi anak tengkurap periksa bokong dan paha.
Inspeksi kulit sekitar daerah terhadap kemerahan
2. Inspeksi anus terhadap tanda-tanda fisura (robek pada
mukosa), hemoroid, (penonjolan berwarna hitam), prolapses
(penonjolan seperti tabung yang lembab), polip (penonjolan
merah terang) dan pertumbuhan ke luar yang kecil.
21 EKSTERMITAS
1. Inspeksi cara berjalan anak
2. Kaji terhadap genu varum (kaki pengkar ke dalam) atau genu
valgum (kaki pengkar keluar) dengan menyuruh anak untuk
berdiri dengan merapatkan pergelangan kaki.
3. Inspeksi lengkung tulang belakang anak dan perhatikan
kesimetrisan pinggul dan bahu. Lakukan pemeriksaan terhadap
skoliosis dengan menyuruh anak membungkuk dan mengamati
anak dari depan, belakang dan samping. Perhatikan mobilitas
tulang belakang, khususnya tulang servikal
4. Palpasi pada ekstermitas bagian atas. Perhatikan ukuran, warna,
mobilitas sendi dan abnormalitas pada ekstermitas atas. Periksa
lipatan telapak tangan
5. Kaji kekuatan ekstermitas atas dengan meminta anak untuk
meremas jari anda
6. Palpasi pada ekstermitas bawah. Kaji terhadap abnormalitas
7. Kaji kekuatan ekstermitas bawah dengan meminta anak untuk
mendorong tangan anda dengan telapak kaki.
8. Kaji terhadap clubfoot dengan menggores telapak kaki bagian
dalam dan bagian luar. Amati apakah kaki mempunyai sudut
yang normal ke tungkai ketika distimulasi
9. Kaji anak terhadap iritasi meningeal dengan memfleksi pinggul
dan kemudian meluruskan setiap lutut. Kaji terhadap dislokasi
pinggul kongenital.
22 Tanya respon pasien
23 Lepaskan masker dan handscoon
24 Fase terminasi dan buka sampiran
25 Cuci tangan
26 Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
JUMLAH
TOTAL NILAI
PRESENTASE

Keterangan :

 Nilai 2 : Tindakan dilakukan sempurna


 Nilai 1 : Tindakan dilakukan tidak sempurna
 Nilai 0 : Tindakan tidak dilakukan sama sekali
 Presentase : Jumlah Nilai x 100
34
 Lulus ujian praktek, apabila mahasiswa melakukan tindakan dengan persentase
minimal 75 (3,25)

Tangerang, ....................................

Mahasiswa Penguji

Firman Dwi Cahyo ________________________


NIM.P27904113015

Anda mungkin juga menyukai