Anda di halaman 1dari 19

Motivasi dan Kepuasan

Kerja dalam Organisasi


KELOMPOK 3:
AZIZAH FANI – 1801618083
MEIDIANA FAIRUZ SALSABILA – 1801618163
MEYTA AYU ARYANI – 1801618129
SHAUMI ANNISA ISHAK – 1801618128
Definisi Motivasi
Menurut Daft (2012; dalam Purba, dkk., 2020), motivasi adalah
dorongan instrinsik dan ekstrinsik yang memunculkan semangat dan
ketekunan dalam mencapai sesuatu.

Sukarno (2002; dalam Tahir, 2014) menjelaskan kaitan motivasi


dengan organisasi yaitu bahwa motivasi adalah kemauan untuk
meningkatkan upaya ke arah tujuan organisasi. Motivasi anggota
organisasi akan menentukan produktivitas mereka.
Teori Motivasi
Hierarki Kebutuhan Maslow
Menurut Maslow, motivasi seseorang dipengaruhi oleh beberapa
tingkat kebutuhan, yaitu
Teori ERG oleh Clayton Alderfer
Alderfer menyederhanakan hierarki Maslow menjadi tiga, yaitu
Kebutuhan eksistensi, yaitu kebutuhan lahiriah
Kebutuhan keterikatan, yaitu kebutuhan akan relasi yang baik dengan
orang lain
Kebutuhan pertumbuhan, yaitu kebutuhan untuk mengembangkan
potensi diri dan peningkatan kompetensi
Alderfer mengemukakan prinsip kegagalan-kemunduran yang menyatakan
bahwa kegagalan memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi akan menimbulkan
kemunduran pada kebutuhan tingkat rendah yang telah dipenuhi
Studi Hawthorne

Studi yang dilakukan pada akhir 1920-an di Western Electric Plant


dekat Chicago untuk mengetahui kondisi kerja yang memengaruhi
produktivitas karyawan ini menghasilkan temuan bahwa pekerja lebih
termotivasi saat mereka diberikan kesempatan untuk berpartisipasi.
Studi Kepuasan Kerja Herzberg
Studi ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang membuat
akuntan dan insinyur tidak puas dengan pekerjaan mereka dalam suatu
titik waktu. Temuan yang didapat studi ini ialah bahwa faktor-faktor
seperti kondisi kerja, gaji, status dan keamanan kerja yang memadai
dapat mencegah timbulnya ketidakpuasan karyawan, namun hal-hal
tersebut , bila terpenuhi, tidak dapat mengarahkan pekerja pada
kepuasaan yang tinggi bila tidak dibarengi dengan penambahan
manfaat sepertu pemberian pengakuan dan tanggung jawab lebih.
Teori X dan Teori Y oleh McGregor

Bila supervisor meyakini Teori X, maka ia akan mengatur ketat pekerjanya,


namun bila ia meyakini Teori Y, maka ia akan memberikan kelonggaran dan lebih
banyak wewenang pada pekerjanya karena ia percaya mereka bertanggung
jawab.
Teori Z
Teori ini muncul pada tahun 1980-an yang menganggap bahwa partisipasi
dapat meningkatkan kepuasan kerja karena membberi tanggung jawab
pada karyawan. Deskripsi kerja tidak terlalu terspesialisasi, sehingga
pekerja dapat mengembangkan kemampuan dan memiliki pekerjaan yang
lebih fleksibel.
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Motivasi
Faktor Internal
Faktor Internal (berasal dari dalam diri seorang
karyawan): keinginan untuk dapat hidup,
keinginan untuk dapat memiliki, keinginan untuk
memperoleh penghargaan, keinginan untuk
memperoleh pengakuan, keinginan untuk berkuasa.

Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Motivasi
Faktor eksternal

Faktor Eksternal (berasal dari luar diri seorang


karyawan: Lingkungan kerja yang menyenangkan,
kompensasi yang memadai, supervise yang baik,
adanya jaminan pekerjaan, status dan tanggung
jawab, peraturan yang fleksibel.

Pengertian Kepuasan
Kerja
Menurut Davis (1995), Kepuasan kerja adalah seperangkat
perasaan yang dimiliki oleh pegawai mengenai hal yang
menyenangkan atau tidaknya pekerjaan mereka. Siagian
(2000), berpendapat bahwa kepuasan kerja adalah cara
pandang seseorang baik yang bersifat positif maupun
negative mengenai pekerjaannya.
faktor yang mempengaruhi
kepuasan kerja
Menurut Wijaya (2017)

Faktor Psikologis
Faktor Sosial
Faktor Fisik
Faktor Finansial
mengukur kepuasan dalam bekerja
Dua metode menurut Purba et al (2020)

Angka Nilai Global Tunggal Skor Penjumlahan


(Single Global Rating) (Summation Score)

mengukur kepuasan dalam bekerja


Tiga metode menurut Wijaya (2017)

Pengukuran kepuasan kerja dilihat sebagai konsep


global
Pengukuran kepuasan kerja dilihat sebagai konsep
permukaan
Pengukuran kepuasan kerja dilihat sebagai
kebutuhan yang terpenuhkan

Korelasi Kepuasan dalam Bekerja


Korelasi kepuasan dalam bekerja menurut Purba et al. (2020)

keterlibatan komitmen
motivasi dalam
pekerjaan organisasi

ketidak- berhentinya prestasi


hadiran karyawan kerja
Meningkatkan Kepuasan dan
Motivasi Kerja
Program
Kompensasi yang
Memadai Keamanan
Kompensasi pada beberapa Kerja
perusahaan terdiri dari gaji Melatih karyawan untuk
pokok dan imbalan yang menangani berbagai tugas
dikaitkan dengan tujuan sehingga mereka dapat
kinerja tertentu. ditugaskan ke bagian lain

Jadwal Kerja Program


yang Keterlibatan
Fleksibel Karyawan
Perusahaan dapat
Ketika karyawan memperoleh menggunakan berbagai
jadwal kerja yang metode untuk memungkinkan
diinginkannya, mereka keterlibatan dan
menjadi lebih termotivasi tanggungjawab karyawan
untuk berkinerja dengan baik.
Thanks For the
Attention!

e an y que st io ns , y ou ca n a sk
If you hav
he ch at op ti on s or ope n you r
through t
mic!
daftar pustaka

Ardana, K., dkk. (2008). Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Edy, Sutrisno. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana.

Purba, S., Revida, E., Parinduri, L., Muliana, Purba, B., Purba, P. B., Tasnim, Tahulending, P. S.,

Simarmata, H. M. P., Pasetya, A. B., Sherly, & Leuwol, N. V. (2020). Perilaku Organisasi (A. Karim (ed.);

1st ed.). Yayasan Kita Menulis.

Siahaan, Amiruddin, dan Wahyuli Lius Zen. (2012). Manajemen Perubahan: Telaah Konseptual, Filosofis

dan Praktis Terhadap Kebutuhan Melakukan Perubahan Dalam Organisasi. Bandung: Citapustaka Media

Perintis.

Tahir, A. (2014). Bahan Ajar Perilaku Organisasi Edisi 1. Yogyakarta: Deepublish.

Wahjosumidjo. (2001). Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: PT Radja Grafindo Persada.

Wijaya, C. (2017). Perilaku Organisasi. Medan: Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia

(LPPPI).

Anda mungkin juga menyukai