Preliminary Proposal - Longsoran Jalan Labuan Bajo - Ruteng - NTT
Preliminary Proposal - Longsoran Jalan Labuan Bajo - Ruteng - NTT
MACCAFERRI SOLUTION
Mechanically Stabilized Earth Wall
Erosion Control System
Landslide Rehabilitation
Jalan Labuan Bajo – Ruteng
Nusa Tenggara Timur 2019
2. KUALIFIKASI .................................................................................................................3
4. LAMPIRAN ....................................................................................................................45
DISCLAIMER
PT. Maccaferri Indonesia (PT. MI) assumes no responsibilities for the drawings, calculations, and stability analyses submitted. All the technical
proposals, drawings, and bill of quantities are carried out based on PT. MI products with the only purpose of quotation preparation. Therefore, PT.
MI is not liable for any possible use of this proposal and its implementation. In case PT. MI is providing Site Support during the installation of the
products supplied by PT. MI, the Site Support cannot be considered as a replacement of the Supervision Consultant nor is responsible for any action
or decision taken by the Contractor during the execution of the works. PT. MI is liable only for the quality of the materials supplied in accordance
to formal purchase orders or contracts.
Page 2 of 45
1. KATA PENGANTAR
Infrastruktur Jalan memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung aktifitas warga
sehari-hari. Sebagai akses keberlangsungan transportasi barang dan jasa menjadikan
infrastruktur jalan sebagai tulang punggung perekonomian di suatu wilayah. Ketersediaan
struktur jalan yang baik menjadi hal yang fundamental dalam menjalankan fungsinya.
Proposal ini dibuat oleh Maccaferri Indonesia dengan tujuan untuk memberikan solusi
penanganan longsoran yang terjadi di Jalan Labuan Bajo – Ruteng, Nusa Tenggara Timur.
Solusi penanganan longsoran terdapat dua opsi yaitu pertama berdasarkan pada Konsep
Mechanically Stabilized Earth (MSE) Wall dengan memberikan material perkuatan ke dalam
tanah berupa bronjong angkur, geogrid, dan sistem subdrain. Kedua berdasarkan pada Konsep
Erosion Control System dengan memberikan material proteksi pada tebing dan mengembalikan
penghijauan dengan vegetasi untuk mencegah permasalahan erosi yang dalam jangka panjang
dapat menimbulkan longsor
Maccaferri Indonesia mengajukan solusi terbaiknya dengan menggunakan material yang telah
melalui proses standarisasi dan sesuai dengan peruntukannya. Maccaferri memberi pelayanan
berupa Rekomendasi Teknis yang disusun oleh Team Engineering. Maccaferri Indonesia juga
menyediakan perwakilan lapangan berupa Site Support untuk membantu instalasi atau
pelaksanaan material dari Maccaferri Indonesia selama pekerjaan konstruksi berlangsung.
2. KUALIFIKASI
Dokumen ini mengandung informasi berupa spesifikasi teknis material dan rekomendasi
teknis. Perlu diketahui bahwa dokumen ini tidak memiliki kekuatan mutlak dalam suatu
pekerjaan konstruksi yang dimana hal tersebut merupakan wewenang Owner, Konsultan, atau
Kontraktor. Rekomendasi analisa desain yang diberikan dilakukan dengan asumsi terhadap
data tanah dan topografi yang ada dan pihak Owner, Konsultan, atau Kontraktor memiliki
wewenang untuk merubah asumsi ini yang selanjutnya dapat dikomunikasikan dengan
Maccaferri Indonesia.
Page 3 of 45
3. KONDISI LAPANGAN DAN SOLUSI PENANGANAN
Team dari Maccaferri Indonesia dengan Team dari BPJN X Kupang telah melakukan
kunjungan lapangan pada 15 Oktober 2019. Kunjungan dilakukan dengan menyelusuri Jalan
dari Labuan Bajo menuju ke Ruteng. Dari kunjungan tersebut, ditemukan sebanyak 13
longsoran yang membutuhkan solusi perbaikan atau penanganan tertentu menyesuaikan
kondisi dan jenis longsoran yang terjadi.
Untuk solusi penanganan selanjutnya akan dibedakan menjadi 2 tipe penanganan yaitu
Penanganan Erosion Control System menggunakan Material Selimut Pengendali Erosi dan
Penanganan MSE Wall menggunakan Material Bronjong Angkur, Geogrid, dan Sistem
Subdrain.
Erosion Control System by Maccaferri adalah solusi lanjutan yang diciptakan untuk menangani
permasalahan erosi yang umum terjadi pada lereng tanah khususnya lereng tanah galian akibat
air hujan dan limpasan atau aliran air permukaan yang tidak terkendali. Sistem bekerja dengan
menahan sistem vegetasi tetap di permukaan lereng khususnya pada pertumbuhan awal dan
disaat bersamaan memiliki kekuatan terhadap gaya tarik. Material ini bernamakan Macmat HS.
Macmat HS adalah material kombinasi dari material HDPE Geomat dan panel kawat anyam
ganda (double-twisted wire mesh panel) berukuran 6x8 dengan kabel berkekuatan tarik tinggi
yang dianyam menjadi satu saat proses manufaktur. Selanjutnya vegetasi diaplikasikan pada
permukaan material Macmat HS dengan cara memberikan media tanam berisi bibit tumbuhan
dan mengembalikan unsur hara pada permukaan lereng.
Gambar 1 – Macmat HS
Kawat yang digunakan memiliki diameter 2.2 mm dan diberi lapisan Zinc atau Galvanized
Class A dengan massa 230 g/m2 berdasarkan standar EN 10244-2 ditambah lapisan polymer
Page 4 of 45
dengan tebal 0.5 mm sebagai perlindungan kawat terhadap korosi. Pelapisan ini menjadikan
total diameter kawat tersebut menjadi 3.2 mm. Anyaman kawat memiliki kuat tarik yaitu 35
kN/m dengan metode test berdasarkan pada Standar EN 10223-3:2013.
Vegetasi dilakukan dengan menggunakan Metode Taplok yaitu aplikasi segenggam media
tanam yang sudah dicampur dengan pupuk, bibit tanaman, perekat, dan pelembab ke
permukaan material Macmat HS. Perawatan perlu dilakukan terhadap taplok ini dengan cara
dilakukan penyiraman setiap harinya selama ± 3 bulan hingga akar tanaman telah tumbuh
dengan baik ke tanah eksisting pada lereng.
Page 5 of 45
Gambar 4 – Aplikasi Vegetasi Metode Taplok pada Macmat HS
Material Erosion Control System by Maccaferri telah terstandarisasi pada Spesifikasi Khusus
Interim Direktorat Jenderal Bina Marga Skh-1.3.17 Pengendali Erosi Lereng dengan nama
Matras Perkuatan Tipe III dan telah berhasil digunakan di beberapa proyek pemerintah dan
swasta dalam upaya mengendalikan dan memproteksi lereng dari erosi. Adapun berikut adalah
keuntungan dan kelebihan dari penggunaan Solusi Erosion Control System by Maccaferri
dengan Macmat HS:
Page 6 of 45
Gambar 5 – Contoh Hasil Aplikasi Erosion Control System by Maccaferri (1)
Page 7 of 45
Gambar 6 – Contoh Hasil Aplikasi Erosion Control System by Maccaferri (2)
Page 8 of 45
Gambar 7 – Gambar Tipikal Erosion Control System by Maccaferri (A3 terlampir)
Page 9 of 45
Estimasi Biaya Erosion Control System
Gambar 8 – Analisa Harga Satuan SKh-1.3.17 (1.c) Matras Perkuatan Tipe III
Page 10 of 45
Gambar 9 – Analisa Harga Satuan SKh-1.3.17 (2.b) Penanaman Biji Vegetasi dengan Teknik
Mulsa (mulching)
Dari analisa harga satuan pada Gambar 8 dan Gambar 9, diperoleh estimasi biaya untuk
Pekerjaan Pengendali Erosi yaitu IDR 604.000/m2 yang selanjutnya dapat dilakukan
perhitungan berdasarkan luasan lereng yang akan ditangani.
Page 11 of 45
3.1.2. Solusi Penanganan MSE Wall
Struktur MSE Wall menggunakan material penyusun utama berupa bronjong angkur, geogrid,
dan sistem subdrain. Bronjong angkur sebagai perkuatan sekunder atau facia dan geogrid
sebagai perkuatan primer bekerjasama secara sistematis dengan material timbunan yang
dikompaksi dengan baik sehingga menciptakan Struktur MSE Wall yang kokoh dan stabil.
Instalasi MSE Wall menggunakan bronjong angkur dan geogrid mampu menjamin kemudahan
dan kecepatan pekerjaan yang didukung oleh penggunaan biaya yang kompetitif dan ekonomis.
Page 12 of 45
Bronjong Angkur
Bronjong Angkur adalah sistem modular yang terbuat dari kawat anyam ganda (double twisted
wire mesh) berukuran 8x10 yang tersusun atas keranjang bronjong dan dilengkapi dengan
bagian angkur yang masuk ke dalam timbunan, keranjang bronjong dan angkur merupakan satu
kesatuan unit material.
Kawat yang digunakan memiliki diameter 2.7 mm dan diberi lapisan Zinc atau Galvanized
Class A dengan massa 245 g/m2 berdasarkan standar EN 10244-2 ditambah lapisan polymer
dengan tebal 0.5 mm. Pelapisan ini menjadikan total diameter kawat tersebut menjadi 3.7 mm.
Page 13 of 45
Anyaman kawat memiliki kuat tarik yaitu 50 kN/m dengan metode test berdasarkan pada
Standar EN 10223-3.
Geogrid
Geogrid adalah material perkuatan yang terbuat dari anyaman benang-benang polyester yang
didesain untuk menahan gaya tarik. Benang polyester ini selanjutnya dilapisi material
polyethylene untuk memberi proteksi terhadap degradasi kimia dan biologis. Anyaman
Geogrid memiliki bentuk strip dengan ukuran 940mm x 134mm. Desain menggunakan geogrid
memerlukan perhatian terhadap reduksi kekuatan akibat Rangkak (Creep), Kerusakan
Instalasi, dan Kerusakan Kimia dan Biologis yang selanjutnya disebut Long Term Design
Strength (LTDS).
Page 14 of 45
Gambar 13 – Geogrid
Geotextile Non-Woven
Geotextile Non-Woven adalah material geosintetik yang terbuat dari filamen-filamen Polyester
atau Polypropylene yang terikat secara mekanis. Material ini memiliki fungsi proteksi sebagai
kekuatan dari dampak kerusakan instalasi, fungsi filtrasi dengan permeabilitas yang tinggi
untuk air dan disaat bersamaan tidak mengijinkan butiran tanah untuk melaluinya, dan fungsi
separasi sebagai pemisah antara dua material tanah yang berbeda.
Page 15 of 45
3.2. Kondisi Lapangan dan Rekomendasi Penanganan pada 13 Longsoran
Estimasi Biaya = Luasan Penanganan x AHS = 1.500 x IDR 604.000 = IDR 906.000.000
Page 16 of 45
Gambar 16 – Area Lereng KM 45+575
Page 17 of 45
Gambar 17 – Cross Section Drawing Area Lereng KM 45+575 (A3 terlampir)
Rekomendasi Teknis disusun melalui analisa perhitungan stabilitas struktur bronjong angkur
dan lereng menggunakan Software Internal Maccaferri berupa Macstars dengan Asumsi pada
Parameter Tanah. Perlu diperhatikan agar dapat dilakukan verifikasi kembali terhadap
Parameter Tanah yang digunakan untuk menjamin bahwa analisa dapat diaplikasikan di
lapangan. Berikut adalah nilai Safety Factor untuk struktur tersebut:
Page 18 of 45
Gambar 18 – Perhitungan Estimasi Biaya KM 45+575
1. Estimasi biaya dilakukan pada asumsi dimensi struktur penanganan longsoran yaitu panjang
99.0m, tinggi 4.0m, dan lebar 4.0m;
2. Harga Instalasi oleh Kontraktor yang tercantum merupakan Asumsi sehingga perlu
penyesuaian langsung dari Pihak Kontraktor;
3. Perhitungan estimasi biaya ini dilakukan guna menyediakan perkiraan kasar biaya yang
diperlukan untuk penanganan longsoran sehingga perhitungan resmi Engineering Estimation
(EE) oleh Team P2JN dan Coreteam akan diperlukan.
Page 19 of 45
3.2.2. KM 45+000 (369+000)
Estimasi Biaya = Luasan Penanganan x AHS = 750 x IDR 604.000 = IDR 453.000.000
Page 20 of 45
3.2.3. KM 44+900 (368+900)
Page 21 of 45
Gambar 22 – Perhitungan Estimasi Biaya KM 44+900
1. Estimasi biaya dilakukan pada asumsi dimensi struktur penanganan longsoran yaitu panjang
30.0m, tinggi 2.0m, dan lebar 3.0m;
2. Harga Instalasi oleh Kontraktor yang tercantum merupakan Asumsi sehingga perlu
penyesuaian langsung dari Pihak Kontraktor;
3. Perhitungan estimasi biaya ini dilakukan guna menyediakan perkiraan kasar biaya yang
diperlukan untuk penanganan longsoran sehingga perhitungan resmi Engineering Estimation
(EE) oleh Team P2JN dan Coreteam akan diperlukan.
Page 22 of 45
3.2.4. KM 44+700 (368+700)
Estimasi Biaya = Luasan Penanganan x AHS = 240 x IDR 604.000 = IDR 144.960.000
Page 23 of 45
3.2.5. KM 44+450 (368+450)
Estimasi Biaya = Luasan Penanganan x AHS = 300 x IDR 604.000 = IDR 181.200.000
Page 24 of 45
3.2.6. KM 44+175 (368+175)
Page 25 of 45
Gambar 26 – Cross Section Drawing Area Lereng KM 44+175 (A3 terlampir)
Rekomendasi Teknis disusun melalui analisa perhitungan stabilitas struktur bronjong angkur
dan lereng menggunakan Software Internal Maccaferri berupa Macstars dengan Asumsi pada
Parameter Tanah. Perlu diperhatikan agar dapat dilakukan verifikasi kembali terhadap
Parameter Tanah yang digunakan untuk menjamin bahwa analisa dapat diaplikasikan di
lapangan. Berikut adalah nilai Safety Factor untuk struktur tersebut:
Page 26 of 45
Gambar 27 – Perhitungan Estimasi Biaya KM 44+175
1. Estimasi biaya dilakukan pada asumsi dimensi struktur penanganan longsoran yaitu panjang
48.0m, tinggi 0.5m + 5.0m, dan lebar 5.0m;
2. Harga Instalasi oleh Kontraktor yang tercantum merupakan Asumsi sehingga perlu
penyesuaian langsung dari Pihak Kontraktor;
3. Perhitungan estimasi biaya ini dilakukan guna menyediakan perkiraan kasar biaya yang
diperlukan untuk penanganan longsoran sehingga perhitungan resmi Engineering Estimation
(EE) oleh Team P2JN dan Coreteam akan diperlukan.
Page 27 of 45
3.2.7. KM 43+300 (367+300)
Estimasi Biaya = Luasan Penanganan x AHS = 200 x IDR 604.000 = IDR 120.800.000
Page 28 of 45
3.2.8. KM 43+200 (367+200)
Page 29 of 45
Gambar 30 – Cross Section Drawing Area Tebing KM 43+200 (A3 terlampir)
Gambar 31 – Contoh Aplikasi Solusi Rockfall Drapery System dan Soil Nailing
Page 30 of 45
Estimasi Biaya Rockfall Drapery System dan Soil Nailing
Gambar 32 – Analisa Harga Satuan SKh-1.3.16 (2) c Jaring Kawat Kekuatan Tinggi
Heksagonal dilapisi Zn-Al
Page 31 of 45
Gambar 33 – Analisa Harga Satuan SKh-1.3.16 (5) c Angkur Pin
Page 32 of 45
Gambar 34 – Analisa Harga Satuan SKh-1.3.17 (2.b) Penanaman Biji Vegetasi dengan
Teknik Mulsa (mulching)
Page 33 of 45
Gambar 35 – Analisa Harga Satuan SKh-1.3.17 (1.b) Selimut Pengendali Erosi Tipe II
Page 34 of 45
Estimasi Area Penanganan = Panjang 100m x Tinggi 20m = 2.000 m2.
Catatan:
Estimasi Total biaya diatas dapat berubah menyesuaikan Harga Satuan yang berlaku di Lokasi
(Labuan Bajo – NTT) dan selanjutnya sangat disarankan agar dapat dilakukan Penyelidikan
Tanah lebih lanjut guna dapat dilakukan Analisa Desain yang lebih Detail dan sesuai dengan
kondisi tanah yang ada karena perhitungan diatas masih berupa gambaran kasar dan hanya
disusun untuk memberikan gambaran solusi penanganan.
Page 35 of 45
3.2.9. KM 40+000 (364+000)
Estimasi Biaya = Luasan Penanganan x AHS = 2.100 x IDR 604.000 = IDR 1.268.400.000
Page 36 of 45
3.2.10. KM 39+100 (363+100)
Page 37 of 45
Gambar 38 – Cross Section Drawing Area Tebing KM 39+100 (A3 terlampir)
Rekomendasi Teknis disusun melalui analisa perhitungan stabilitas struktur bronjong angkur
dan lereng menggunakan Software Internal Maccaferri berupa Macstars dengan Asumsi pada
Parameter Tanah. Perlu diperhatikan agar dapat dilakukan verifikasi kembali terhadap
Parameter Tanah yang digunakan untuk menjamin bahwa analisa dapat diaplikasikan di
lapangan. Berikut adalah nilai Safety Factor untuk struktur tersebut:
Page 38 of 45
Gambar 39 – Perhitungan Estimasi Biaya KM 39+100
1. Estimasi biaya dilakukan pada asumsi dimensi struktur penanganan longsoran yaitu panjang
30.0m, tinggi 0.5m + 5.0m, dan lebar 6.0m;
2. Harga Instalasi oleh Kontraktor yang tercantum merupakan Asumsi sehingga perlu
penyesuaian langsung dari Pihak Kontraktor;
3. Perhitungan estimasi biaya ini dilakukan guna menyediakan perkiraan kasar biaya yang
diperlukan untuk penanganan longsoran sehingga perhitungan resmi Engineering Estimation
(EE) oleh Team P2JN dan Coreteam akan diperlukan.
Page 39 of 45
3.2.11. KM 38+900 (362+900)
Estimasi Biaya = Luasan Penanganan x AHS = 180 x IDR 604.000 = IDR 108.720.000
Page 40 of 45
3.2.12. KM 37+950 (361+950)
Page 41 of 45
3.2.13. KM 31+800 (355+800)
Page 42 of 45
Gambar 43 – Cross Section Drawing Area Tebing KM 31+800 (A3 terlampir)
Gambar 44 – Contoh Aplikasi Solusi Rockfall Drapery System dan Soil Nailing
Page 43 of 45
Estimasi Area Penanganan = Panjang 100m x Tinggi 10m = 1.000 m2.
Catatan:
Estimasi Total biaya diatas dapat berubah menyesuaikan Harga Satuan yang berlaku di Lokasi
(Labuan Bajo – NTT) dan selanjutnya sangat disarankan agar dapat dilakukan Penyelidikan
Tanah lebih lanjut guna dapat dilakukan Analisa Desain yang lebih Detail dan sesuai dengan
kondisi tanah yang ada karena perhitungan diatas masih berupa gambaran kasar dan hanya
disusun untuk memberikan gambaran solusi penanganan.
Page 44 of 45
LAMPIRAN
Page 45 of 45
TECHNICAL DATA SHEET
Rev: 02, Issue Data 19/12/2017
MACMAT® HS
STEEL REINFORCED GEOMATS FOR EROSION CONTROL APPLICATIONS
Macmat® HS is the last generation of high performing geomat
made from the combination of a HDPE geomat and a double
twisted steel mesh panel with longitudinal high tensile strength
steel cables, woven into the mesh during the manufacturing pro-
cess. The reinforcing hexagonal steel wire mesh has mechanical
characteristics higher than the ones suggested from EN 10223-
3. The wire mesh is protected with galvanization or Zn-Al coating
in accordance with EN 10244-2 (Class A). PVC coating is added
for a higher durability and long term performances in aggressive
environments. The steel mesh is manufactured according to Macmat HS detail
ASTM A975 and EN10223-3:2013.
The HDPE geomat controls surface erosion and helps to propa-
gate the vegetation, the steel mesh provides the required tensile
and punching strength to the system. Main application areas are
slope protection, erosion control & stabilization. Upon heavy
rains and water flows, the reinforcing ability of the mat prevents
erosion or the otherwise vulnerable vegetation. Once, vegetated,
erosion control mat reduces runoff velocities and thereby in-
creases infiltration and reduces discharge.
Geomat Value
Polymer HDPE Macmat HS application of cut slopes
2
Mass per unit area g/m >220
UV Resistance STABILIZED
Reinforcement (Double Twisted wire mesh)
double twisted woven
Type steel wire mesh
Galvanized or Zn-Al
coated + PVC
Mesh type 6x8
Wire diameter mm 2.2
8mm diameter
Steel ropes Galvanized or Zn-Al
coated
MECHANICAL PROPERTIES
Tensile strength (longitudinal) kN/m > 35
NOMINAL PHYSICAL PROPERTIES
Geomat color Green Macmat HS application
TERRAMESH® SYSTEM
GALVANIZED
GALFAN & POLYMER COATED
Wire
The steel wire used in the manufacture of the unit is galva- The tolerance on the mesh size
nized Zinc (Zn). A polymer coating with a nominal thickness ‘M’ being the distance between
of 0.50 mm is then applied to provide added protection for the axis of two consecutive twists,
use in hydraulic works, polluted environments or wherever is according to EN 10223-3: 2013
M
the risk of corrosion is present. The standard specifications
of mesh-wire are shown in Tables 2 and 3. All tests on wire
must be performed prior to manufacturing the mesh.
1. Tensile strength: the wire used for the manufacture of
gabions shall have a tensile strength between 350-550 Figure 2
N/mm2 as per EN 10223-3:2013. Wire tolerances (Table
4) are in accordance with EN 10218 (Class T1). Abrasion resistance: the percentage of the weight loss shall
2. Elongation: Elongation at fracture shall not be less than be less than 12%, according to ASTM D1242-92.
8%, on a gauge length of 250 mm as per EN 10223-3: Creeping corrosion: max. penetration of corrosion of the
2013. wire from a square cut end shall be 1 in. (25 mm) when the
3. Galvanized coating: minimum quantities of Galvanized specimen has been immersed for 2,000 hours in a 5%
(Table 4) meet the requirements of EN 10244-2 (Table 2 solution HCl (hydrochloric acid 12 Be).
- Class A).
4. Adhesion of Galvanized: the adhesion of the Galva- The accelerated ageing tests are:
nized coating to the wire shall be such that, when the Salt spray test: test period 3,000 hours, test
wire is wrapped six turns around a mandrel having four method ASTM B117-94;
times the diameter of the wire, it does not flake or crack Exposure to UV rays: test period 3,000 hours at
when rubbing it with the bare fingers, according to EN 145°F (63°C), test method ASTM D1499 -92a and
10244. ASTM G23-93 apparatus Type E;
5. Outwearing accelerated aging test: when subjected to Brittleness temperature: no higher than 15°F (- 9°C), or
test in sulphur dioxide environment (EN ISO 6988) after lower temperature when specified by the purchaser, when
28 cycles of discontinuous test the mesh shall not show tested in accordance with ASTM D746.
more than 5% of DBR (Dark Brown Rust). The properties after ageing tests shall be as follows:
Appearance of coated mesh: no cracking, stripping or air
P.V.C. (Polyvinyl Chloride) Coating bubbles, and no appreciable variation in color;
The technical characteristics and the resistance of the PVC Specific Gravity: variations shall not exceed 6%;
to ageing meet the relevant standards. The main values for Hardness: variations shall not exceed 10%;
the PVC material are as follows: Tensile strength: variations shall not exceed 25%;
Modulus of elasticity: variations shall not exceed 25%;
Specific gravity: 1.30-1.35 kg/dm3 in accordance with Abrasion resistance: variations shall not exceed 10%;
ASTM D792 Table 1; Brittleness temperature: shall not exceed + 64°F (+18°C).
Hardness: between 50 and 60 Shore D, according to ASTM
D 2240 –91;
Tensile strength: not less than 20.6 MPa, according to
ASTM D412-92;
Modulus of elasticity: not less than 18.6 MPa, in
accordance with ASTM D412-92;
Maccaferri reserves the right to amend product specifications without notice and specifiers are requested to
check as to the validity of the specifications they are using.
Quantity Request
When requesting a quote, please specify:
• size and type of units (length, width, height), see Fig.1,
• type of mesh and wire coating,
EXAMPLE: No.100 Terramesh® System 5x2x1m - Mesh type
8x10 - Wire 2.7 - Galvanized & polymer coated
Rings
A
1. Pliers
2. Pliers with nipper
3. Nipper
Max 200 mm
1 2 3
Figure 3
Open Closed
19 mm
C Manual tool
44 mm
Nominal overlap of
25 mm after closure
Figure 4 Figure 5
PARAGRIDTM HF 125/05
Mechanical Properties
Tolerance kN/m -1 1
Physical Properties
Thickness mm 1.6 3
NOTES
1. Short-term tests accordance with EN ISO © 2015 Maccaferri. All rights reserved. Maccaferri will enforce Copyright.
For the optimisation and improvement process of the technical characteristics of the products, the producer reserves the right to modify standards and characteristics of the
product without warning. The information contained herein is to the best of our knowledge accurate, but since the circumstances and conditions in which it may be used are
beyond our control, we do not accept any liability for any loss or damage, however arising, which results directly or indirectly from the use of such information nor do we offer any
warranty or immunity against patent infringement.
MacTex® MXS
Polyester Needle Punched Nonwoven Geotextile
Product Description
Maccaferri MacTex® MXS are needle punched nonwoven geotextiles made from 100% ultra violet stabilized Polyes-
ter staple fibers. They are suitable for Civil Engineering earthwork for filtration and drainage purposes.
Mechanical Property
ASTM
Wide strip tensile strength kN/m 3.5 7 10 11.5 12 15 18 19 20
D4595
ASTM
Elongation at max load % 70-90
D4595
ASTM
Grab tensile strength N 400 420 440 650 750 800 830 860 920
D4632
ASTM
CBR puncture resistance N 155 185 210 245 400 430 450 490 510
D4833
ASTM
Trapezoidal tear strength N 130 220 290 370 390 410 510 540 600
D4533
ASTM
Thickness mm 1.2 1.5 2.0 2.5 2.8 3.0 3.2 3.4 4
D5119
Hydraulic Property
Water permeability ASTM D276 cm/s 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.07 0.07 0.07
E DIN
Water flow in plane l*m2/s 190 160 140 110 100 90 80 70 60
60500/4
Form of Supply
ASTM
Nominal mass g/m2 140 190 250 275 350 395 430 500 600
D1777
Width m 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Length m 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Area m2 400 400 400 400 400 400 400 400 400
For the optimization and improvement process of the technical characteristics of the products, the producer reserves the right to modify standard and characteristics at the product without any
warning. The information contained herein is to the best of our knowledge accurate, but since the circumstances and condition s in which it may be used are beyond our control, we do not accept
any liability for any loss or damage, however arising, which results directly or indirectly from the use of such information nor do we offer any warranty or immunity against patent infringement.