Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pendidikan memegang peranan penting dalam meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Kualitas kehidupan bangsa sangat penting untuk

menciptakan bangsa yang cerdas, damai, terbuka dan demokrasi. Oleh karena

itu, pembaharuan pendidikan harus di lakukan untuk meningkatkan kualitas

pendidikan nasional. Kemajuan suatu bangsa hanya dapat dicapai melalui

penataan pendidikan yang baik. Upaya peningkatan mutu pendidikan

diharapkan dapat menaikkan harkat dan martabat bangsa Indonesia. Oleh

karena itu, pendidikan harus dapat menyesuaikan diri (adaptif) terhadap

perubahan zaman .

Untuk mencapai tujuan pendidikan nasiaonal, Pemerintah telah

menyelenggarakan perbaikan-perbaiakan peningkatan mutu pendidilan pada

berbagai jenis jenjang. Namun pakta di lapangan belum menunjukan hasil

yang memuaskan.

Refleksi keseluruhan dari pebelajaran ditunjukkan oleh prestasi belajar

yang dicapai oleh siswa. Namun kenyataanya dalam belajar mengajar sesuai

dengan tujuan tidaklah mudah. Dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah

sering dijumpai beberapa masalah. Banyak dijumpai siswa dengan nilai

rendah dalam sejumlah mata pelajaran. Prestasi belajar yang dicapai belum

1
memuaskan mengingat masih banyak siswa yang memperoleh nilai dibawah

standar yang ditetapkan.

Permasalahan lain yang sering terjadi adalah proses pembelajaran yang

diterapkan guru kurang diperhatikan. Guru tidak memperhatikan bahwasanya

didalam setiap proses pembelajaran, ada tiga komponen penting yang saling

terkait satu dengan yang lain. Pertama, kurikulum yang berupa materi yang

akan disampaikan kepada peserta didik. Kedua, proses yaitu bagaimana materi

itu disampaikan kepada peserta didik. Ketiga, produk yang merupakan hasil

dari proses pembelajaran. Ketiga aspek tersebut sama pentingnya karena

merupakan satu kesatuan yang membentuk lingkungan pembelajaran.

Satu permasalahan yang sering dihadapi adalah proses pengajaran

yang digunakan guru dalam pembelajaran, yaitu kurangnya pendekatan yang

benar dan efektif dalam menjalankan proses pembelajaran.

Guru dalam mengajar harus benar-benar memperhatikan metode

pembelajaran yang akan digunakan. Guru harus bisa memilih apa yang efektif

dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini sering menimbulkan kesulitan karena

guru terbiasa dengan metode tertentu (ceramah). Kurikulum yang baik tidak

akan bermanfaat jika ditunjang dengan metode yang tepat. Pada umumnya

seorang guru menggunakan metode konvensional yang berpusat pada guru

karena metode ini mudah dilaksanakan, cepat dan murah.

Metode pembelajaran yang dipakai guru akan berpengaruh pula

terhadap cara belajar siswa, yang mana setiap siswa yang mempunyai cara

belajar yang berbeda antar siswa satu dengan yang lain. Untuk itu metode

2
belajar yang dipilih sebaiknya metode yang dapat mendorong siswa untuk

aktif dan kreatif dalam belajar. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk

mengaktifkan siswa adalah dengan menggunakan metode pembelajaran

kontekstual. Metode ini akan mengaktifkan siswa dalam proses belajar

mengajar yang dapat menimbulkan interaksi antar guru dengan siswa.

Di samping itu, pembelajaran ini dapat memberikan penguatan

pemahaman secara komprehensif melalui penghubungan makna atau maksud

dari ilmu pengetahuan yang dipelajari siswa dengan pengalaman langsung

dalam kehidupan yang nyata.

Menurut Marhaeni, (2004:2-4) melalui pendidikan setiap individu

meski disediakan berbagai kesempatan belajar sepanjang hayat, baik untuk

meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap maupun untuk

menyesuaikan diri dengan lingkungan yang kompleks dan penuh dengan

saling ketergantungan. Untuk itu pendidikan yang relevan harus bersandar

pada empat pilar pendidikan, yaitu: 1. learning to know, 2. learning to do, 3.

leraning to be, dan 4. learning to live together. Dengan demikian pendidikan

saat ini harus mampu membekali setiap pelajar dengan pengetahuan,

keterampilan, serta nilai-nilai dan sikap, di mana proses belajar bukan

semata-mata mencerminkan pengetahuan (knowledge-based) tetapi

mencerminkan keempat pilar di atas.

Hasan (dalam Lasmawan, 2001:30) menyatakan bahwa tujuan dari

pembelajaran adalah untuk mengembangkan kemampuan berpikir, sikap, dan

nilai-nilai peserta didik sebagai individu, sosial dan budaya. Pelaksanaan

3
pembelajaran diharapkan lebih menekankan pada aspek “pendidikan”

daripada concept transfer.

Untuk mewujudkan tujuan pembelajaran seperti yang telah diuraikan

di atas, telah dilakukan berbagai upaya antara lain: 1. perbaikan-perbaikan

kurikulum, 2. pelatihan-pelatihan bagi guru-guru dan 3. pertemuan guru-guru

untuk pembahasan materi pelajaran. Sementara di sekolah sendiri telah

dilakukan berbagai upaya untuk mewujudkan tujuan pembelajaran antara

lain: 1. mengadakan pengayaan materi, 2, menambah sarana dan prasarana

belajar, dan 3. memamfaatkan waktu dengan baik.

Mengacu pada berkembangnya pemikiran bahwa belajar akan lebih

bermakna jika siswa secara langsung mengalami sendiri apa yang dipelajari

dan bukan mengetahuinya, maka model belajar yang dianggap relevan untuk

diterapkan dalam pembelajaran adalah model pembelajaran kontekstual. 

Penerapan model pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran, merupakan

dua sisi yang saling mendukung. Pendidikan mengamanatkan agar

pembelajarannya menggunakan masyarakat sebagai tempat, media atau

laboratriumnya. Dengan menggunakan masyarakat sebagai laboratriumnya,

maka pendidikan akan mampu menghadirkan materi pembelajaran dengan

keadaaan yang sesungguhnya pada lingkungan atau masyarakat. KTSP

menyarankan agar selama proses belajar berlangsung guru dapat memonitor

partisifasi siswa secara terus menerus agar pelaksanaan penilaian kelas yang

lebih efektif agar pencapaian kompetisi masing-masing peserta didik dapat

4
diketahui dengan menggunakan berbagai cara, salah satunya adalah unjuk

kerja atau kinerja (Performances) siswa.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMA Negeri 1 Alas

Barat, diketahui bahwa dalam proses belajar mengajar belum dilaksanakan

secara optimal. Beberapa indikator yang menyebabkan belum optimalnya

proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah tersebut antara lain,

disebabkan karena masih banyaknya guru yang menggunakan metode

konvensional dalam proses belajar mengajar seperti mencatat bahan pelajaran

dan menceritakan hal tidak perlu. Akibatnya dalam pembelajaran siswa

tampak pasif dalam menerima apa yang disampaikan oleh guru.

Untuk memahami hubungan teori dan inplementasi dalam dunia

pendidikan, maka ada empat konsep yang saling terkait yaitu Teaching,

Learning, Instruction, dan curriculum. Keempat konsep ini saling terkait

sebagai berikut: Teaching adalah refleksi system kepribadian sang guru yang

bertidak secara propesional, Learning adalah refleksi kepribadian siswa yang

menunjukan prilaku yang terkait dengan tugas yang diberikan, , Instruction

adalah system social tempat berlangsungnya mengajar dan belajar, sedangkan

curriculum adalah system social yang bertujuan pada sebuah rencana untuk

pengajaran.

Untuk mencapai tujuan pembelajaran pada mata pelajaran sosiologi

dan untuk mengaktifkan siswa dalam proses belajar-mengajar merupakan

suatu pekerjaan yang tidak mudah. Karena siswa tidak seluruhnya selalu aktif

di dalam kelas, khususnya dalam pembelajaran sosiologi. Siswa sebagian

5
besar malu bertanya pada guru dan lebih cenderung bertanya pada temannya

tentang materi yang sedang diajarkan.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu diadakan suatu tindakan

dalam membantu siswa yang mempunyai kemampuan kurang agar lebih cepat

menguasai materi pelajaran sehingga prestasinya meningkat. Adapun tindakan

yang perlu dilakukan agar siswa yang berkemampuan kurang dapat

memahami materi dan memahami proses pembelajaran adalah dengan

menerapkan model pembelajaran kontekstual, yaitu suatu konsep pendidikan

membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia

nyata. Karena pendekatan ini merupakan pendekatan yang paling sederhana

dan paling mudah diterapkan khususnya pada kelas yang belum pernah

menerapkan pembelajaran kontekstual.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti mencoba menerapkan

pendekatan pembelajaran yang di tuangkan dalam sebuah judul “Penerapan

Model Pembelajaran Kontekstual Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar

Siswa pada mata pelajaran Sosiologi Kelas XB SMA Negeri 1 Alas Barat

Tahun Pelajaran 2010/2011”.

B. Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan di atas, dapat di buat

identifikasi masalah sebagai berikut :

1. Guru kurang kompeten dalam menerapkan pendekatan metode

pembelajaran.

6
2. Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam proses belajar

mengajar masih monolog atau pembicaraan satu arah.

3. Minat siswa dalam belajar masih kurang.

4. Keterbatasan tenaga pendidik yang propesional

5. Kurangnya referensi buku pengajaran dalam menunjang kegiatan belajar

siswa

C. Batasan masalah.

Berdasarkan uraian yang telah disampaikan diatas maka dalam

penelitian ini perlu diadakan pembatasan masalah, agar pengkajian masalah

dalam penelitian ini dapat lebih terfokus dan terarah. Adapun batasan masalah

dalam penelitian ini adalah penerapan model Pembelajaran kontekstual dalam

meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Sosiologi Kelas XB

SMA Negeri 1 Alas Barat Tahun Pelajaran 2010/2011.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan di atas, dapat di buat

rumusan masalah sebagai berikut, Apakah penerapan model pembelajaran

Kontekstual dalam meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran

sosiologi SMA Negeri 1 Alas Barat Kelas XB Tahun Pelajaran 2010 / 2011 ?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitan ini adalah Untuk mengetahui bahwa siswa

penerapan Model pembelajran Kontekstual dapat meningkatkan prestasi

belajar pada siswa SMA Negeri 1 Alas Barat Kelas XB Tahun Pelajaran

2010 / 2011.

7
F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi yang

sifatnya membangun dalam ilmu Pendidikan khususnya pendidikan

Sosiologi dengan menerapkan pembelajaran Kontekstual sehingga

memberikan bentuk dan model pembelajaran yang menyenangkan untuk

meningkatkan hasil pembelajaran Sosiologi.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini diharafkan bermanfaat bagi :

1. Siswa

Membantu siswa untuk meningkatkan pemahaman terhadap konsep

serta menjalin kerja sama yang baik dan harmonis antara siswa dengan

siswa .

2. Guru

Sebagai salah satu pedoman bagi seorang guru dalam menerapkan

strategi pembelajaran Kontekstual khususnya pada bidang studi

Sosiologi

3. Sekolah

Agar mampu meningkatkan kualitas proses belajar mengajar di

sekolah dalam mencapai keberhasilan pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai