Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA DASAR

ACARA 5
“CHI–SQUARE TEST (UJI X 2)”

Di susun oleh :

Ayu Komalasari,
E1J010086

LABORATORIUM AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2011
PENDAHULUAN
Dasar Teori
Metode Chi-kuadrat adalah cara yang dapat kita pakai unrtuk membandingkan
data percobaan yang diperoleh dari persilangan-persilangan dengan hasil yang
diharapkan berdasarkan hipotesis secara teoritis. Dengan cara ini seorang ahli genetika
dapat menentukan satu nilai kemungkanan untuk menguji hipotesiss itu.
Tujuan dari uji x2 adalah untuk mengetahui apakah data yang didapat dari hasil
pengamatan sesuai dengan nilai harapan atau nilai ekspektasinya yang juga dapat
diartikan juga bahwa hasil observasinya sesuai dengan model atau teorinya. Ukuran
seberapa besar deviasinya dapat dituliskan dalam bentuk rumus sebagai berikut :
k 2
2 ( O I −E I )
x =∑
l=i EI
OI = jumlah fenotip yang diamati pada fenotip ke – I
Ei = jumlah individu yang diharapkan atau secara teoritis
( Oi-Ei )2
 = total dari semua kemungkinan nilai Ei untuk keseluruhan fenotip.
Chi-kuadrat adalah uji nyata apakah data yang diperoleh benar menyimpang
dari nisbah yang diharapkan tidak secar kebetulan. Perbandingan yang diharapkan
berdasarkan pemisahan allele secara bebas, pembuahan gamet secara rambang dan
terjadi segregasi sempurna. Umpama dari sebuah persilangan antara tanaman tanaman
kapri berbungaa merah ( dominant ) dan putih diperoleh 290 tanaman berbunga merah
dan 110 tanaman berbunga putih pada populasi F2-nya.
Sebelumnya menggunakan uji x2 pada data pengamatan acara 1, 2, 3
menggunakan contoh persilangan tanamaan tomat yang tinggi dengan yang pendek,
maka F1 semunya tinggi dan F2 terdiri dari 102 tanaman tinggi dan 44 tanaman pendek.
Apakah data F2 ini memenuhi nisbih 3:1?. Untuk menjawab pertanyaan ini kita dapat
menggunakan uji X2 yang perhitungannya seperti pada tabel. Nilai X2 adalah 2,0548,
namun demikian apakah arti dari nilai X2 ini? Tentunya apabila jumlah pengamatan
untuk tiap fenotip memiliki nisbih yang sama dengan harapannya atau nilai – nilai
teorinya maka nilai X2 adalah 0. Jadi nilai x2 yang kecil menunjukkan data pengamatan
dan teoritinya maka nilai X2 yang kecil menunjukkan data pengamatan dan teoritisnya
sangat dekat dan sebaliknya apabila nilai X2 besar menunjukkan deviasi yang besar
antara data pengamatan data yang diharapkan.
Tabel 4.1 Perhitungan X2
( Oi-Ei )2
Fenotipe Genotipe Oi Ei (Oi-Ei) (Oi–)2 Ei
Tinggi T- 102 109.5 -7.5 56,25 0,85137
Pendek Tt 44 36.5 7.5 56,25 1,5411
Total 146 146

Nilai 109,5 = 3/(3+1)*146 yang merupakan nilai harapan untuk fenotipe rendah
adalah = 1/(3+1)*146 = 36,5 angkat N = 146 adalah dinyatakan sebagai Ei = N
Nilai X2 = 3,841 terletak dibawah probabilitas 5 %. Seseorang akan
mendapatkan nilai X2 = 3,841 karena kebetulannya, hanya kira-kira 5 % dari percobaan
yang sama apabila hipotesisnya benar. Apabila X2 lebih besar dari 3,481 maka
probabilitas deviasi terjadi karena kebetulan akan lebih kecil dari 5 %. Apabila hal ini
yang diperoleh, maka hipotesis yang menyatakan bahwa data pengamatan dan data
teoritis sama atau sesuai ditolak. Dalam contoh diatas X2 = 2,0548 ternyata lebih kecil
dari 3,481. Kita dapat jelaskan bahwa deviasi yang terjadi karena kebetulan belaka,
dengan demikian hipotesis diterima atau data sesuai dengan nisbah 3 : 1.
Nilai 3,481 berasal dari X2 (tabel chi-square), perhatikan nilai yang terletak
dibagian atas dari tabel chi-square menunjukkan besarnya taraf uji dan disebelah kiri ke
bawah menunjukkan degree of freedom atau derajad bebas (mulai dari 1, 2 …. Hingga
30). Derajat bebas dalam hal ini memiliki sama dengan banyaknya kelas fenotipe
dikurangi satu. Pada contoh diatas jumlah kelas hanya dua (tinggi dan rendah), jadi db
(derajad bebas) = 1. Dengan melihat titik potong pada baris db=1dan taraf 5%
ditemukan nilai 3,481 yang merupakan nilai maksimum dari X2 yang dapat diterima
bahwa deviasi terjadi karena kebetulan.(Wildan Yatim, 1996)

Tujuan Pratikum
 Menghitung X2 untuk menentukan apakah data yang diperoleh cocok atau sesuai
dengan teori atau diharapkan.
 Menginterpretasikan nilai X2 yang dihitung dengan tabel X2.

BAHAN DAN METODE PRATIKUM


Bahan dan alat yang digunakan dalam pratikum:
 Kacang buncis merah dan putih.
 Kantong atau kotak.
 Petridish.

Cara kerja:
 Mencampurkan 200 biji kacang merah dan 200 biji kacang putih, aduk dan
ditempatkan dalam satu kotak.
 Mengambil sampel dari campuran diatas (1) sebanyak satu petridish penuh.
 Memisahkan dan menghitung yang merah dan yang putih.
 Mencatat data pada lembar kerja dan menghitung jumlah yang diharapkan
berdasarkan jumlah sampel dan populasi kacang merah dan putih.
 Melengkapi tabel lembar kerja dan menghitung X2.

HASIL PENGAMATAN
Tabel 1. Perhitungan X2 untuk sampel yang diambil dari populasi 200 kacang
merah dan 200 kacang putih.
Fenotipe Pengamatan Harapan Deviasi ( O – E )2 ( O – E )2/
(observasi =O) ( Expected = E ) ( O – E ) E
Merah 114 ½ x 229 = 114,5 -0,5 0,25
Putih 115 ½ x 229 = 114,5 0,5 0,25
Total 229 229 0 0,5
2 2
Kesimpulan : X hitung < X tabel 0,3698 < 3,841
Deviasi terjadi karena kebetulam belaka, dengan demikian hipotesis diterima
atau data pengamatan sesuai dengan teori.

Tabel 2. Perhitungan X2 untuk acara 2 ( mendel 1 ), 20 x.


Fenotipe Pengamatan Harapan Deviasi ( O – E )2 ( O – E)2 /
( observasi = O) (Expected = E) (O–E) E
Merah 14 15 -1 1
Putih 6 5 1 1
Total 20 20 0 2
2 2
Kesimpulan : X hitung < X tabel 0,5333< 3, 841
Deviasi terjadi karena kebetulan belaka, dengan demikian hipotesis diterima
atau data pengamatan sesuai dengan teori.

Tabel 3. Perhitungan X2 untuk acara 2 ( mendel 1 ), 40x.


Fenotipe Pengamatan Harapan Deviasi ( O – E )2 ( O – E )
2
( observasi = O) ( Expected = E ) (O–E) /E
Merah 30 30 0 0
Putih 10 10 0 0
Total 40 40 0 0
2 2
Kesimpulan : X hitung < X tabel 0, 53 < 3, 841
Deviasi terjadi karena kebetulan belaka, dengan demikian hipotesis diterima
atau data pengamatan sesuai dengan teori.

Tabel 4. Perhitungan X2 untuk acara 2 ( mendel 1 ), 60 x.


Fenotipe Pengamatan Hrapan Deviasi ( O – E )2 ( O – E )
2
( observasi =O) ( Expected = E ) (O–E) /E
Merah 46 45 1 1
Putih 14 15 -1 1
Total 60 60 0 2
2 2
Kesimpulan : X tabel < X tabel 0,1776< 3, 841
Deviasi terjadi karena kebetulan, dengan demikian hipotesis diterima atau data
pengamatan sesuai dengan nilai teori.

Tabel 5. Perhitungan X2 untuk acara 3 ( mendel 2 )


Fenotip Pengamatan Harapan Deviasi ( O – E )2 ( O – E )2 /
e ( observasi = O) ( Expected = E) ( O- E ) E
32 x 64 x 32x 64 x 32x 64 x 32x 64x 32x 64x

Bulat 17 38 18 36 -1 2 1 4
Kuning
Bulat 7 10 6 12 1 -2 1 4
Hijau
Keriput 6 12 6 12 0 0 0 0
Kuning
Keriput 2 4 2 4 0 0 0 0
Hijau
Total 32 64 32 64 0 0 2 8
2 2
Kesimpulan : X hitung < X tabel 0,88 < 7,816
Deviasi terjadi karena kebetulan, dengan demikian hipotesis diterima atau data
pengamatan sesuai dengan nilai teori.

Kesimpulan : X2 hitung < X2 tabel 0,44 < 7,816


Deviasi terjadi karena kebetulan, dengan demikian hipotesis diterima atau data
pengamatan sesuai dengan nilai teori.

Tabel 6. Perhitungan χ 2 untuk acara 4 (Probabilitas), 30 x


Pengamatan Harapan Deviasi ( O-E )2
1 Koin (O-E)2
(Observasi = O) (Expected) (O-E) E
Gambar
Angka
Total

Kesimpulan:
X2 hit < X2 tabel; 0,1332< 3,841 maka H0 diterima. Bahwa deviasi terjadi karena
kebetulan nilai pengamatan sesuai dengan nilai teori 1:1.
Tabel 7. Perhitungan χ 2 untuk acara 4 (Probabilitas), 40 x
Pengamatan Harapan Deviasi ( O-E )2
3 Koin (O-E)2
(Observasi = O) (Expected) (O-E) E
3G – 0A 5 5 0 0 0
2G – 1A 16 15 1 1 0,0666
1G – 2A 15 15 0 0 0
0G – 3A 4 5 -1 1 0,2
Total 40 40 0 0 0,2666

Kesimpulan:
X2 hit < X2 tabel; 0,2666 < 7,816 maka H0 diterima. Bahwa deviasi terjadi karena
kebetulan nilai pengamatan sesuai dengan nilai teori 1:3:3:1.
Tabel 8. Perhitungan χ 2 untuk acara 4 (Probabilitas), 48x
Pengamatan Harapan Deviasi ( O-E )2
4 Koin (O-E)2
(Observasi = O) (Expected) (O-E) E
4G – 0A 4 3 1 1 0,333
3G – 1A 12 12 0 0 0
2G – 2A 16 18 -2 4 0,222
1G – 3A 13 12 1 1 0,083
0G – 4A 3 3 0 0 0
Total 48 48 0 0 0,638

Kesimpulan:
X2 hit < X2 tabel; 0,638 < 9,488 maka H0 diterima. Bahwa deviasi terjadi karena
kebetulan nilai pengamatan sesuai dengan nilai teori 1:4:6:4:1.
PEMBAHASAN
Percobaan yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah data yang
diperoleh dari hasil percobaan sesuai dengan nilai harapan atau exspektasinya, hasil
observasinya sesuai dengan model atau teorinya. Secara umum uji yang dilakukan/
dipakai 5 % atau 0.05 dan db-nya = jumlah kelas dikurang 1, nilai db berpengaruh pada
χ 2 tabelnya.
Berdasarkan percobaan yang kami lakuakan dan setelah dilakukan
perhitungan dengan uji X2 dari populasi 200 kacang merah dan 200 kacang putih
ternyata diperoleh hasil yang cukup mengejutkan yakni semua hipotesisnya diterima,
atau dapat dikatakan juga semua nilai hitung lebih kecil dari nilai table.
Hasil yang kami peroleh dari semua kesimpulan tabel menunjukkan X2 hit <
X2 tabel. Hal ini berarti, maka deviasi yang terjadi bukan karena kebetulan belaka
sehingga hipotesis diterima sehingga data pengamatan sesuai dengan nilai teoritis.
Apabila hasil X2 hitung < X2 tabel maka hipotesisnya kesesuaian data pengamatan
diterima, dan apabila hasil uji dari X2 hitung > X2 tabel maka hipotesis kesesuaian data
dan pengamatan ditolak.dan hasil percobaan yang dilakukan memiliki nilai deviasi
diterima.

KESIMPULAN

 Uji chi-square adalah uji nyata (Goodness of fit) apakah data yang kita peroleh
benar atau menyimpang dari nisbah yang diharapakan. Uji chi-square
dirumuskan sebagai berikut ;
k
2 ( Oi−Ei )2
χ =∑
o I =1 Ei

 Tujuan chi square test adalah untuk mengetahui apakah data hasil pengamatan
sesuai dengan nilai harapan aau expectasinya yang juga diartikan hasil
observasinya sesuai dengan model atau teori.
 X2 hit < X2 tabel maka H0 diterima. Bahwa deviasi terjadi karena kebetulan
belaka, dengan demikian nilai pengamatan sesuai dengan nilai teori.

 Analisis chi-kuadrat akan memudakan ahli genetika dan pemulia tanaman untuk
menggunakan nilai kemungkinan pada hasil percobaan sehingga dapat
disimpulkan untuk menerima atau menolak hifotesis.

DAFTAR PUSTAKA

Crowder, L. V. 1997. Genetika Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Suryati, Dotti. 2011. Penuntun Pratikum Genetika Dasar. Bengkulu: Lab. Agronomi
Universitas Bengkulu.

Yatim, Wildan. 1996. Genetika. Bandung: TARSITO.

Anda mungkin juga menyukai