Anda di halaman 1dari 14

KARAKTERISTIK PETROLEUM ETER DAN DIETIL ETER

SEBAGAI FLUIDA KERJA POMPA AIR ENERGI TERMAL


KARAKTERISTIK PETROLEUM ETER DAN DIETIL ETER
SEBAGAI FLUIDA KERJA POMPA AIR ENERGI TERMAL
F.A. Rusdi Sambada, A. Prasetyadi
Jurusan Teknik Mesin,
F.A.Fakultas Sains dan Teknologi,
Rusdi Sambada, Universitas Sanata Dharma
A. Prasetyadi
Kampus III, Paingan, Maguwoharjo, Depok Sleman, Yogyakarta 55282
Jurusan Teknik Mesin,
e-mail: Fakultas Sains dan Teknologi,
rusdisambada@yahoo.co.id, Universitas Sanata Dharma
pras@usd.ac.id
Kampus III, Paingan, Maguwoharjo, Depok Sleman, Yogyakarta 55282
Abstrak e-mail: rusdisambada@yahoo.co.id, pras@usd.ac.id

Di daerah yang belum terjangkau jaringan listrik, pompa air umumnya digerakkan motor
Abstrak
bakar. Permasalahannya adalah bahan bakar semakin langka dan mahal. Penelitian ini
Di daerah membuat
bertujuan yang belum terjangkau
model pompa jaringan
air energilistrik,
termal pompa air umumnya
dan meneliti digerakkan
karakteristik motor
petroleum
bakar. Permasalahannya adalah bahan bakar semakin langka
eter dan dietil eter sebagai fluida kerja pompa air energi termal. Parameter yangdan mahal. Penelitian ini
bertujuan membuat
divariasikan modelfluida,
adalah jenis pompa air energi
massa termaldan
fluida kerja danhead
meneliti karakteristik
pemompaan. petroleum
Parameter yang
eter dan dietil eter sebagai fluida kerja pompa air energi termal.
diukur adalah temperatur fluida kerja, debit pemompaan, waktu pencatatan data, tekanan Parameter yang
divariasikan adalah jenis fluida, massa fluida kerja dan head pemompaan.
fluida kerja, tekanan pompa (tekanan tabung tekan udara). Dari penelitian yang telah Parameter yang
diukur adalah
dilakukan dapattemperatur fluida kerja,
ditarik simpulan yakni debit
waktupemompaan, waktu pencatatan
satu siklus petroleum eter (158 data,
menit) tekanan
6 kali
fluida kerja, tekanan pompa (tekanan tabung tekan udara). Dari
lebih lama dibanding waktu satu siklus dietil eter (24,3 menit). Debit rata-rata, debitpenelitian yang telah
dilakukan dapat ditarik simpulan yakni waktu satu siklus petroleum
minimum dan debit maksimum dietil eter (0,9; 0,7 dan 1,3 liter/menit) lebih besar eter (158 menit) 6 kali
lebih lama dibanding
dibandingkan petroleum waktu
eter satu
(0,3;siklus
0,1 dandietil1,1eter (24,3 menit).
liter/menit). Debit
Dietil eter rata-rata, debit
menghasilkan
minimum dan debit maksimum dietil eter (0,9; 0,7 dan 1,3 liter/menit)
tekanan evaporator (0,7 bar) yang lebih besar dibandingkan petroleum eter (0,55 bar). lebih besar
dibandingkan
Jumlah udara dalampetroleum
tabungetertekan
(0,3;udara
0,1 dan 1,1 liter/menit).
dan jumlah udara dalam Dietil eter mempengaruhi
sistem menghasilkan
tekanan evaporator (0,7 bar) yang lebih besar dibandingkan
volume dan debit pemompaan air yang dihasilkan. Terdapat massa fluida kerja petroleum eter (0,55 yang
bar).
Jumlah udara dalam tabung tekan udara dan jumlah udara dalam
optimal pada head pemompaan dan jumlah udara dalam tabung tekan udara tertentu. sistem mempengaruhi
volume
Terdapatdan debit
tinggi headpemompaan
pemompaanair yangyang dihasilkan.
optimal Terdapat
pada jumlah massa massa
fluidafluida kerjajumlah
kerja dan yang
optimal pada head pemompaan
udara dalam tabung tekan udara tertentu. dan jumlah udara dalam tabung tekan udara tertentu.
Terdapat tinggi head pemompaan yang optimal pada jumlah massa fluida kerja dan jumlah
Kata
udarakunci:
dalamkarakteristik,
tabung tekan fluida
udara kerja, pompa air, energi termal
tertentu.
Kata kunci: karakteristik, fluida kerja, pompa air, energi termal
Abstract
Water pumps in areas without electricity are generally driven by fuel engine. The problem
Abstract
arises while the fuel is getting scarce and expensive. This research aims to create a model
Water pumps energy
of thermal in areaswaterwithoutpump
electricity
and are generally
examine driven byether
petroleum fuel engine. The problem
and diethyl ether
arises while the fuel is getting scarce and expensive. This research
characteristics as working fluid of thermal energy water pump. Parameter variations aims to create a model
are
of
donethermal
on typeenergy
of fluid,water
mass pump and examine
of the working petroleum
fluid and pumpingetherhead. and diethyl ether
Measurements are
characteristics as working fluid
conducted on temperature of theofworking
thermal fluid,
energypumping
water pump. Parameter
discharge, time, variations
working fluidare
done on type of fluid, mass of the working fluid and pumping head.
pressure and pump pressure. A cycle time of petroleum ether is 158 minutes which is 6 Measurements are
conducted
times longeronthantemperature
diethyl etherof the
(24.3working fluid,
minutes). Thepumping discharge,
discharges of diethyltime, working
ether are 0.9,fluid
0.7
pressure and pump pressure. A cycle time of petroleum ether
and 1.3 liters/min in average, minimum and maximum respectively. They are greateris 158 minutes which than
is 6
times longer
petroleum than(0.3,
ether diethyl
0.1 ether
and 1.1(24.3 minutes).Diethyl
liters/min). The discharges of diethyl
ether generated ether arepressure
evaporator 0.9, 0.7
and
greater than petroleum ether (0.7 vs. 0.55 bar). Amount of air in the pressured air tubethan
1.3 liters/min in average, minimum and maximum respectively. They are greater and
petroleum ether (0.3, 0.1 and 1.1 liters/min). Diethyl ether generated evaporator
in the system affects the volume and discharge. There is optimal mass of working fluid for pressure
greater
specific than
headpetroleum
and amount ether
of (0.7
air invs.the
0.55 bar). Amount
pressured of air
air tube. in theis pressured
There air tube
also optimal headandfor
in the system affects the volume and discharge. There is
specific amount of working fluid mass and air in the pressured air tube.optimal mass of working fluid for
specific head and amount of air in the pressured air tube. There is also optimal head for
Keywords: characteristics,
specific amount of working working
fluid mass fluid,
andwater
air inpumps, thermalair
the pressured energy
tube.
Keywords: characteristics, working fluid, water pumps, thermal energy

9
9
Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 19, Nomor 1, April 2014
Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 19, Nomor 1, April 2014

PENDAHULUAN Salah satu metode pemanfaatan energi


Di daerah yang belum terjangkau
PENDAHULUAN surya termal sebagai
Salah satu penggerak
metode pompa
pemanfaatan air
energi
jaringanDilistrik, pompa
daerah air umumnya
yang digerak-
belum terjangkau adalah metodesebagai
surya termal termodinamik. Pada
penggerak metode
pompa air
kan olehlistrik,
jaringan motorpompa
bakar.airBahan bakar
umumnya yang
digerak- termodinamik,
adalah metode energi termal surya
termodinamik. dikumpul-
Pada metode
semakin
kan oleh langka dan mahal
motor bakar. Bahan serta
bakarsarana
yang kan menggunakan
termodinamik, energikolektor termal.
termal surya Energi
dikumpul-
transportasi di daerah
semakin langka dan yang umumnya
mahal belum
serta sarana termal digunakan untuk
kan menggunakan menaikkan
kolektor temperatur
termal. Energi
baik merupakan
transportasi masalah
di daerah yangdalam pengadaan
umumnya belum dan tekanan
termal fluidauntuk
digunakan kerja.menaikkan
Fluida kerja dengan
temperatur
bahan bakar untukmasalah
baik merupakan motor bakar.
dalam Di sisi lain
pengadaan temperatur
dan tekanandan tekanan
fluida kerja.tinggi
Fluidainikerja
dimanfaat-
dengan
potensi energiuntuk
bahan bakar terbarukan seperti:Dibiomassa,
motor bakar. sisi lain kan untuk menghasilkan
temperatur energi ini
dan tekanan tinggi mekanik yang
dimanfaat-
panas
potensibumi,
energienergi surya, seperti:
terbarukan energi air, energi
biomassa, dimanfaatkan untuk menggerakkan
kan untuk menghasilkan pompayang
energi mekanik air.
angin, dan energi
panas bumi, energisamudera, sampai
surya, energi air,saat ini
energi Penelitian
dimanfaatkaniniuntuk
bertujuan untuk pompa
menggerakkan membuat
air.
belum
angin, banyak dimanfaatkan.
dan energi samudera, Hal itu terutama
sampai saat ini model
Penelitianpompa air energi
ini bertujuan termal
untuk dan
membuat
karena harga dimanfaatkan.
belum banyak energi terbarukan belum
Hal itu terutama mengetahui
model pompakarakteristik petroleum
air energi eter dan
termal
kompetitif dibandingkan
karena harga energi dengan harga belum
terbarukan energi dietil eter sebagai
mengetahui fluida kerja
karakteristik pompa.eter dan
petroleum
fosil sebagai
kompetitif akibat dengan
dibandingkan belum harga
dikuasainya
energi Penelitian
dietil eter pompakerja
sebagai fluida air pompa.
energi termal
teknologi pengembangan
fosil sebagai akibat energi
belumterbarukan dan
dikuasainya oleh Smith menunjukkan
Penelitian pompa air bahwa
energi ukuran
termal
belum dilaksanakannya
teknologi pengembangankebijakan harga energi
energi terbarukan dan kondenser
oleh Smithyang sesuai dapatbahwa
menunjukkan meningkatkan
ukuran
yang
belummendorong pengembangannya
dilaksanakannya (Menteri
kebijakan harga energi daya sampai
kondenser 56%
yang (Smith,
sesuai dapat2005). Analisa
meningkatkan
Negara Energi dan
yang mendorong Sumber Daya (Menteri
pengembangannya Mineral, termodinamika untuk
daya sampai 56% memprediksi
(Smith, unjuk
2005). Analisa
2003).
Negara Indonesia mempunyai
Energi dan potensiMineral,
Sumber Daya energi kerja pompa airuntuk
termodinamika energi memprediksi
termal surya unjuk
pada
surya
2003).dengan radiasi
Indonesia harian matahari
mempunyai potensirata-rata
energi beberapa ketinggian
kerja pompa head
air energi memperlihatkan
termal surya pada
2
4,8 dengan. radiasi
suryakWh/m Untuk harian
memanfaatkan potensi
matahari rata-rata bahwa
beberapajumlah siklus/hari
ketinggian head tergantung pada
memperlihatkan
energi surya2.tersebut,
4,8 kWh/m Untuk ada 2 (dua) macam
memanfaatkan tek-
potensi waktu
bahwa pemanasan fluida kerja
jumlah siklus/hari dan waktu
tergantung pada
nologi yang sudah
energi surya diterapkan,
tersebut, yaitu
ada 2 (dua) teknologi
macam tek- yang
waktu diperlukan
pemanasanuntuk
fluidapengembunan uap.
kerja dan waktu
energi
nologi surya
yang termal
sudah dan energi surya
diterapkan, yaitufotovoltaik
teknologi Waktu pemanasanuntuk
yang diperlukan tergantung pada jumlah
pengembunan uap.
(Menteri Negara
energi surya termalEnergi Dansurya
dan energi Sumber Daya
fotovoltaik fluida
Waktu awal dalam tergantung
pemanasan sistem. Waktu
padapengem-
jumlah
Mineral,
(Menteri 2003).
NegaraDalam
Energipeta
Danrencana kegiatan
Sumber Daya bunan
fluida tergantung
awal dalampada luasan
sistem. optimum
Waktu koil
pengem-
penelitian, pengembangan,
Mineral, 2003). danrencana
Dalam peta penerapan Iptek
kegiatan pendingin et al.,luasan
(Wong pada
bunan tergantung 2001).optimum
Eksperimen
koil
sektor surya
penelitian, termal, pompa
pengembangan, danair energi surya
penerapan Iptek dan pengembangan
pendingin (Wong etpompa air energi
al., 2001). termal
Eksperimen
termal
sektor merupakan salah
surya termal, satu produk
pompa yang surya
air energi akan dengan prinsip sikluspompa
dan pengembangan Stirling
airdapat memom-
energi termal
dikembangkan sampai
termal merupakan salahtahun
satu 2025.
produk yang akan pa air secara
dengan efektif
prinsip dengan
siklus head
Stirling pemompaan
dapat memom-
dikembangkan sampai tahun 2025. pa air secara efektif dengan head pemompaan
10
10
Karakteristik Petroleum Eter (F.A. Rusdi Sambada dan A. Prasetyadi)
Karakteristik Petroleum Eter (F.A. Rusdi Sambada dan A. Prasetyadi)

2 sampai 5 meter. Pompa dapat dibuat dari pemompaan 3,5 m dan debit sebesar
3
bahan
2 sampaisederhana karena dapat
5 meter. Pompa temperatur dan
dibuat dari 20m 3,5 et.mal., dan
/hari (Oppen
pemompaan 2001).debit sebesar
3
tekanan kerja pompa
bahan sederhana tidaktemperatur
karena terlalu tinggi
dan 20m /hari (Oppen et. al., 2001).
(Mahkamov et al.,
tekanan kerja pompa2003). Penelitian
tidak terlalu pompa
tinggi METODE PENELITIAN
air energi surya
(Mahkamov termal
et al., dengan
2003). menggunakan
Penelitian pompa FluidaPENELITIAN
METODE kerja yang digunakan harus
fluida kerja
air energi etertermal
surya dan kolektor surya termal
dengan menggunakan memenuhi
Fluidabeberapa
kerja criteria,
yang yaitu: (a) memiliki
digunakan harus
2
sederhana
fluida kerjaseluas
eter 1danm kolektor
untuk memompa air
surya termal titik didihbeberapa
memenuhi di atas criteria,
temperatur sekitar,
yaitu: (a) (b)
memiliki
2
dengan
sederhanadebit 700
seluas 1 msampai
untuk1400 liter/hari
memompa air entalpi penguapan
titik didih di atas yang rendah,sekitar,
temperatur (c) tidak
(b)
(tergantung
dengan debit 700head
pada pemompaan
sampai yaitu 6
1400 liter/hari bercampur (immiscible)
entalpi penguapan yangdengan air,(c)
rendah, (d) tidak
kon-
sampai 10 m)
(tergantung dapat
pada headmenghasilkan
pemompaan efisiensi
yaitu 6 duktivitas
bercampur termal yang tinggi,
(immiscible) dengan(e)
air,viskositas
(d) kon-
antara
sampai 0,34%
10 m) sampai
dapat menghasilkan et al.,
0,42% (Wongefisiensi yang rendah,
duktivitas (f) kapasitas
termal panas(e)
yang tinggi, yang rendah,
viskositas
2001). 0,34%
antara Penelitian pemanfaatan
sampai pompa
0,42% (Wong air
et al., (g)
yangmassa jenis
rendah, (f)yang tinggipanas
kapasitas tetapiyang
lebihrendah,
rendah
energi
2001). surya termal untuk
Penelitian mensirkulasikan
pemanfaatan pompa air daripada
(g) massamassa jenis tinggi
jenis yang air, (h)tetapi
tidaklebih
beracun, (i)
rendah
pada sistemtermal
energi surya pemanas air energi surya
untuk mensirkulasikan air tidak mudah
daripada terbakar,
massa jenis air,(j)(h)tidak
tidakkorosif,
beracun,dan
(i)
menghasilkan
pada sistem efisiensi
pemanas termal yang surya
air energi lebih (k)
tidakkomposisi kimia yang
mudah terbakar, (j) stabil
tidak pada kisaran
korosif, dan
rendah (7-13%) efisiensi
menghasilkan dibandingkan dengan
termal pemanas
yang lebih temperatur
(k) komposisi kerja. Fluida
kimia yang stabil kerja yang
pada kisaran
air energi
rendah suryadibandingkan
(7-13%) konvensional yangpemanas
dengan meng- memenuhi
temperatur kriteria
kerja.di atas misalnya
Fluida petroleum
kerja yang
O
gunakan
air energipompa
suryalistrik untuk mensirkulasikan
konvensional yang meng- eter (titik didih
memenuhi 60-80
kriteria C) misalnya
di atas dan dietilpetroleum
eter (titik
O O
air (30–60%),
gunakan pompa tetapi memiliki
listrik untuk keunggulan
mensirkulasikan didih 34-36
eter (titik C).60-80
didih Evaporator
C) danberfungsi
dietil eteruntuk
(titik
yakni biaya operasional
air (30–60%), yang lebih
tetapi memiliki rendah.
keunggulan didih 34-36OC).
menguapkan fluida kerja danberfungsi
Evaporator menyalurkan-
untuk
Pada
yakni penelitian tersebut yang
biaya operasional digunakan empat
lebih rendah. nya ke pompa.
menguapkan fluida Karena
kerja danmenerima uap
menyalurkan-
kolektor pelat datar
Pada penelitian dan tiga
tersebut variasi head
digunakan (1
empat bertekanan, pompa melakukan
nya ke pompa. kerja mekanik
Karena menerima uap
meter;
kolektor1,5 meter,
pelat datar dan 2 meter).
dan tiga variasi Efisiensi
head (1 mendorong
bertekanan, air yangmelakukan
pompa ada di pompa
kerjakemekanik
tempat
harian
meter; pompa yang dihasilkan
1,5 meter, sebesarEfisiensi
dan 2 meter). 0,0014 tujuan (tangki
mendorong atas).
air yang ada diUap
pompamasuk ke
ke tempat
-harian
0,0019%
pompadengan debit 12-59
yang dihasilkan liter/hari.
sebesar 0,0014 kondenser, mengembun
tujuan (tangki atas). dan kembali
Uap masukke eva-
ke
O
Temperatur
- 0,0019% kolektor
dengan mencapai 70-90
debit 12-59 C dan
liter/hari. porator. Pengembunan
kondenser, mengembunuap
danini menyebabkan
kembali ke eva-
O
tekanan uap yang
Temperatur dihasilkan
kolektor sebesar
mencapai 70-907-14
C kPa
dan tekanan dalam pompauapturun
porator. Pengembunan (di bawah
ini menyebabkan
(Natthaphon et. al.,
tekanan uap yang 2007). Pompa
dihasilkan sebesarair energi
7-14 kPa tekanan atmosfir atau vakum)
dalam pompa turun sehingga air
(di bawah
surya termal et.dengan
(Natthaphon menggunakan
al., 2007). Pompa air prinsip
energi dari sumber
tekanan masukatau
atmosfir dalam pompasehingga
vakum) dan proses
air
siklus Rankinedengan
surya termal dan kolektor jenis prinsip
menggunakan fokus kembali ke langkah
dari sumber tekan pompa karena
masuk dalam uap
dan proses
digunakan untuk dan
siklus Rankine irigasi di India.
kolektor jenisEfisiensi
fokus yang baru
kembali ke dari evaporator
langkah masukkarena
tekan pompa ke dalam
uap
pompa
digunakanmencapai 2-2,5%
untuk irigasi di India. head
denganEfisiensi pompa. Setiap
yang baru satu langkah
dari evaporator tekanke pompa
masuk dalam
pompa mencapai 2-2,5% dengan head pompa. Setiap satu langkah tekan pompa
11
11
Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 19, Nomor 1, April 2014
Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 19, Nomor 1, April 2014

(karena uap bertekanan masuk pompa) dan massa fluida kerja dan (3) besar head
satu langkah
(karena uap isap (karenamasuk
bertekanan uap mengembun di
pompa) dan pemompaan.
massa fluidaParameter yang(3)diukur
kerja dan besaradalah:
head
kondenser)
satu langkahdisebut satu siklus
isap (karena uap pemompaan.
mengembun di (1) temperaturParameter
pemompaan. fluida kerja,
yang (2) temperatur
diukur adalah:
Skema
kondenser) alat satu
disebut penelitian dapat dilihat
siklus pemompaan. media penyimpan
(1) temperatur panas,
fluida (3) (2)
kerja, temperatur air
temperatur
pada Gambar
Skema1.alat penelitian dapat dilihat pendingin, (4) debitpanas,
media penyimpan pemompaan, (5) waktu
(3) temperatur air
pada Gambar 1. pencatatan data,
pendingin, (6) tekanan
(4) debit fluida (5)
pemompaan, kerja, dan
waktu
(7) tekanan data,
pencatatan pompa (6)(tabung
tekanantekan udara).
fluida kerja, dan
(7) tekanan pompa (tabung tekan udara).

Gambar 1. Skema Alat Penelitian


Gambar 1. Skema Alat Penelitian
Komponen alat penelitian pada Gambar
1 adalah: (1) evaporator
Komponen (Gambarpada
alat penelitian 2), (2) katup
Gambar
pengatur
1 adalah: aliran, (3) tangki
(1) evaporator media2),penyimpan
(Gambar (2) katup
panas,
pengatur(4)aliran,
pemanas, (5) pipa
(3) tangki mediapenghubung
penyimpan
Gambar 2. Evaporator Pipa Pararel
evaporator
panas, (4) kepemanas,
tangki pemisah uap,penghubung
(5) pipa (6) tangki dari Tembaga
Gambar 2. Evaporator Pipa Pararel
pemisah uap,
evaporator ke (7) kondensor,
tangki pemisah(8)uap,
tangki
(6) air, (9)
tangki dari Tembaga
tangki
pemisahairuap,
pendingin kondensor,
(7) kondensor, (10) air,
(8) tangki tabung
(9) HASIL DAN PEMBAHASAN
tekan
tangki udara, (11) tangki
air pendingin bawah, (10)
kondensor, (12) tabung
tangki HASILJenis
DAN fluida kerja pertama yang diteliti
PEMBAHASAN
atas.
tekan Untuk mengetahui
udara, (11) karakteristik
tangki bawah, fluida
(12) tangki adalah Jenis
petroleum
fluidaeter
kerjayang mempunyai
pertama titik
yang diteliti
O
kerja
atas. dibuat
Untuk model pompakarakteristik
mengetahui air energi termal.
fluida didih
adalah60-80 autoignition
C, titiketer
petroleum 260OC, kalor
yang mempunyai titik
O O
Sebagai pemanas
kerja dibuat pada
model penelitian
pompa ini digunakan
air energi termal. jenis
didih pada
60-80tekanan
C, titiktetap (Cp) 1,76
autoignition 260kJ/(kg.K),
C, kalor
pemanas listrik. Penggunaan
Sebagai pemanas pemanas
pada penelitian listrik
ini digunakan massa jenistekanan
jenis pada pada tetap
kondisi
(Cp)cair
1,760,8 gr/cm3,
kJ/(kg.K),
3
dimaksudkan
pemanas listrik.agar sumber pemanas
Penggunaan dapat
pemanas listrik kalor
massalaten
jenispenguapan fluidacair
pada kondisi kerja0,8
340gr/cm
kJ/kg ,
0
diatur sehingga
dimaksudkan agarkarakteristik fluida dapat
sumber pemanas kerja dan
kalorkelarutan dalam air
laten penguapan 0,04
fluida pada
kerja 34020kJ/kg
C.
0
dapat
diatur diteliti
sehinggalebihkarakteristik
mudah. Parameter yang
fluida kerja Hasilkelarutan
dan yang diperoleh
dalam airadalah seperti20pada
0,04 pada C.
divariasikan
dapat ditelitiadalah:
lebih (1) jenis Parameter
mudah. fluida kerja,yang
(2) Tabel
Hasil 1.yang diperoleh adalah seperti pada
divariasikan adalah: (1) jenis fluida kerja, (2) Tabel 1.

12
12
Karakteristik Petroleum Eter (F.A. Rusdi Sambada dan A. Prasetyadi)
Karakteristik Petroleum Eter (F.A. Rusdi Sambada dan A. Prasetyadi)

Tabel 1. Fluida Kerja Pompa Air Menggunakan Petroleum Eter


Tabel 1. Fluida Kerja Pompa t pompa
Air Menggunakan Petroleum Eter Vol. Air Debit
Variasi
(detik) (ml) (l/menit)
t pompa Vol. Air Debit
Bukaan keran 1, headVariasi
3m, 2 tabung udara, sistem
20
(detik) 424,1
(ml) 1,27
(l/menit)
tanpa udara
Bukaan keran 1, head 3m, 2 tabung udara, sistem
Bukaan keran 1, head 3m, 1 tabung udara, sistem 20 424,1 1,27
tanpa udara 463 1767,2 0,23
tanpa udara
Bukaan keran 1, head 3m, 1 tabung udara, sistem
Bukaan keran 1, head 3m, 1 tabung udara, sistem 463 1767,2 0,23
tanpa udara 762 3133,7 0,25
dengan udara
Bukaan keran 1, head 3m, 1 tabung udara, sistem
Bukaan keran 1, head 2m, 1 tabung udara, sistem 762 3133,7 0,25
dengan udara 715 2709,6 0,23
dengan udara
Bukaan keran 1, head 2m, 1 tabung udara, sistem
Bukaan keran 2, head 3m, 2 tabung udara, sistem 715 2709,6 0,23
dengan udara 287 824,7 0,17
tanpa udara
Bukaan keran 2, head 3m, 2 tabung udara, sistem
Bukaan keran 2, head 3m, 1 tabung udara, sistem 287 824,7 0,17
tanpa udara 270 3228,0 0,72
tanpa udara
Bukaan keran 2, head 3m, 1 tabung udara, sistem
Bukaan keran 2, head 3m, 1 tabung udara, sistem 270 3228,0 0,72
tanpa udara 667 2709,6 0,24
dengan udara
Bukaan keran 2, head 3m, 1 tabung udara, sistem
Bukaan keran 2, head 2m, 1 tabung udara, sistem 667 2709,6 0,24
dengan udara 1718 3769,9 0,13
dengan udara
Bukaan keran 2, head 2m, 1 tabung udara, sistem
Bukaan keran 3, head 3m, 2 tabung udara, sistem 1718 3769,9 0,13
dengan udara 444 2002,8 0,27
tanpa udara
Bukaan keran 3, head 3m, 2 tabung udara, sistem
Bukaan keran 3, head 3m, 1 tabung udara, sistem 444 2002,8 0,27
tanpa udara 826 2615,4 0,19
tanpa udara
Bukaan keran 3, head 3m, 1 tabung udara, sistem
Bukaan keran 3, head 3m, 1 tabung udara, sistem 826 2615,4 0,19
tanpa udara 978 2709,6 0,17
dengan udara
Bukaan keran 3, head 3m, 1 tabung udara, sistem
Bukaan keran 3, head 2m, 1 tabung udara, sistem 978 2709,6 0,17
dengan udara 615 3769,9 0,37
dengan udara
Bukaan keran 3, head 2m, 1 tabung udara, sistem
Bukaan keran 4, head 3m, 2 tabung udara, sistem 615 3769,9 0,37
dengan udara 62 1178,1 1,14
tanpa udara
Bukaan keran 4, head 3m, 2 tabung udara, sistem
Bukaan keran 4, head 3m, 1 tabung udara, sistem 62 1178,1 1,14
tanpa udara 270 1531,5 0,34
tanpa udara
Bukaan keran 4, head 3m, 1 tabung udara, sistem
Bukaan keran 4, head 3m, 1 tabung udara, sistem 270 1531,5 0,34
tanpa udara 380 1790,7 0,28
dengan udara
Bukaan keran 4, head 3m, 1 tabung udara, sistem
Bukaan keran 4, head 2m, 1 tabung udara, sistem 380 1790,7 0,28
dengan udara 1541 5112,9 0,20
dengan udara
Bukaan keran 4, head 2m, 1 tabung udara, sistem
1541 5112,9 0,20
dengan udara
Pada penelitian ini laju aliran volume adalah 0.0714 liter/detik. Selain laju alir
fluida kerja petroleum ini
Pada penelitian eterlaju
divariasikan se-
aliran volume volume fluida liter/detik.
adalah 0.0714 kerja, volume udara
Selain laju awal
alir
banyak 4 (empat)
fluida kerja variasieter
petroleum dengan memvariasi-
divariasikan se- dalam
volumetabung
fluidatekan
kerja,udara dan kondisi
volume udara awal
kan bukaan
banyak keran.
4 (empat) Variasi
variasi bukaan
dengan keran 1
memvariasi- sistem juga divariasikan.
dalam tabung tekan udaraVolume udara awal
dan kondisi
adalah 0.0044
kan bukaan liter/detik,
keran. Variasi bukaan
bukaan keran
keran 21 dalam tabung
sistem juga tekan udara
divariasikan. Volumedivariasikan
udara awal
adalah 0.0238
0.0044 liter/detik, bukaan keran 32 dengan
dalam memvariasikan
tabung tekan jumlah
udara tabung tekan
divariasikan
adalah 0.05 liter/detik
0.0238 dan bukaan
liter/detik, bukaan keran
keran 43 udara
denganyang digunakan. jumlah
memvariasikan Pada penelitian ini
tabung tekan
adalah 0.05 liter/detik dan bukaan keran 4 13
udara yang digunakan. Pada penelitian ini
13
Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 19, Nomor 1, April 2014
Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 19, Nomor 1, April 2014

digunakan variasi jumlah tabung tekan udara kelarutan dalam air 0,069 pada 200C. Hasil
0
sebanyak
digunakan1variasi
(satu) jumlah
dan 2 (dua)
tabungtabung tekan
tekan udara yang diperoleh
kelarutan dalamadalah sepertipada
air 0,069 pada20
Tabel 2.
C. Hasil
udara.
sebanyakKondisi
1 (satu) awal
dan 2sistem divariasikan
(dua) tabung tekan Pembahasan
yang diperoleh akan
adalah lebihpada
seperti mudah dilaku-
Tabel 2.
dengan memvariasikan
udara. Kondisi awal udara
sistemdalam sistem.
divariasikan kan dengan membuatakan
Pembahasan grafik hubungan
lebih antara
mudah dilaku-
Pada
denganpenelitian ini divariasikan
memvariasikan udara dalam2 sistem.
(dua) parameter. Grafik-grafik
kan dengan membuat grafikhubungan
hubungan antara
kondisi awal sistem
Pada penelitian yakni kondisi2 sistem
ini divariasikan (dua) parameter
parameter. dapat dilihat pada
Grafik-grafik Gambar
hubungan 3
antara
dengan
kondisi udara
awal dan kondisi
sistem sistem
yakni tanpa sistem
kondisi udara. sampai Gambar
parameter dapat24. dilihat pada Gambar 3
Kondisi sistemdan
dengan udara dengan udara
kondisi artinya
sistem di udara.
tanpa dalam sampai Gambar 24.
180
sistem
Kondisiterdapat udara. udara
sistem dengan Terdapatnya udara
artinya di di
dalam 158
160
180
dalam
sistem sistem disebabkan
terdapat pada saat pengisian
udara. Terdapatnya udara di 140 158
160
120
fluida
dalam kerja
sistemkedisebabkan
dalam sistem
padatanpa didahului
saat pengisian 140 93
100
120
dengan pemvakuman
fluida kerja sistemtanpa
ke dalam sistem darididahului
udara. 80 93
100
60 52
Kondisi
dengan sistem tanpa udara
pemvakuman disebabkan
sistem pada
dari udara. 80
40
52 18,4 24,3
saat pengisian
Kondisi sistem fluida kerja ke
tanpa udara dalam sistem
disebabkan pada 60
20 13
40 3,9 2,0 24,3
18,4
didahului dengan
saat pengisian proses
fluida pemvakuman
kerja ke dalam sistem 0
20 13
3,9
t pemanasan t 2,0
t pompa t siklus
dari udara dengan
didahului menggunakan
proses pompa vakum.sistem
pemvakuman 0 (menit) pendinginan
(menit)
(menit) (menit)
t pemanasan t t pompa t siklus
Jenis
dari udara fluida kerja
menggunakan berikutnya
pompa vakum. yang (menit) pendinginan
Petroleum eter
(menit)
(menit)
Dietil eter
(menit)

diteliti Jenis
adalahfluida
dietil kerja
eter yang mempunyai
berikutnya yang Petroleum eter Dietil eter
Gambar 3. Waktu Pemanasan, Pendinginan,
O O
titik didih
diteliti adalah eterautoignition
C, titik
34-36dietil 170 C,
yang mempunyai Pemompaan dan Satu Siklus Pemompaan yang
Gambar 3.
Diperlukan Waktu
Fluida Pemanasan,
Kerja Pendinginan,
untuk Kerja Pemompaan
Cp
titik didih 34-36OC, massa
2,33kJ/(kg.K), O
jenis eter170pada
titik autoignition C, Pemompaan dan Satu Siklus Pemompaan yang
3
Diperlukan Fluida Kerja untuk Kerja Pemompaan
kondisi
Cp cair 0,7134massa
2,33kJ/(kg.K), , kalor
gr/cmjenis eter laten
pada Gambar 3 menunjukkan waktu yang diperlu-
3
penguapan
kondisi cairfluida kerjagr/cm
0,7134 360,23 kJ/kg laten
, kalor dan kan fluida
Gambar kerja untuk melakukan
3 menunjukkan satudiperlu-
waktu yang siklus
penguapan fluida kerja 360,23 kJ/kg dan kan fluida kerja untuk melakukan satu siklus
Tabel 2. Fluida Kerja Pompa Air Menggunakan Dietil Eter
Tabel 2. Fluida Kerja Pompa Air Menggunakan Dietil Eter t pompa
Variasi
Vol. Air Debit
(detik) (ml) (l/menit)
t pompa Vol. Air Debit
Fluida kerja 600 ml, headVariasi
3,25 m &2 tabung tekan udara 89 1000 0,674
(detik) (ml) (l/menit)
Fluida kerja 670 ml, head 3,25 m &2tabung tekan udara 100 1550 0,930
Fluida kerja 600 ml, head 3,25 m &2 tabung tekan udara 89 1000 0,674
Fluida kerja 730 ml, head 3,25 m &2tabung tekan udara 127 1510 0,713
Fluida kerja 670 ml, head 3,25 m &2tabung tekan udara 100 1550 0,930
Fluida kerja 600 ml, head 3,25 m &2tabung tekan udara 96 1350 0,844
Fluida kerja 730 ml, head 3,25 m &2tabung tekan udara 127 1510 0,713
Fluida kerja 600 ml, head 2,44 m &2tabung tekan udara 132 2000 0,909
Fluida kerja 600 ml, head 3,25 m &2tabung tekan udara 96 1350 0,844
Fluida kerja 600 ml, head 1,70 m &2tabung tekan udara 148 1630 0,661
Fluida kerja 600 ml, head 2,44 m &2tabung tekan udara 132 2000 0,909
Fluida kerja 670 ml, head 3,25 m &1tabung tekan udara 141 2950 1,255
Fluida kerja 600 ml, head 1,70 m &2tabung tekan udara 148 1630 0,661
Fluida kerja 600 ml, head 3,25 m &1tabung tekan udara 136 2550 1,125
Fluida kerja 670 ml, head 3,25 m &1tabung tekan udara 141 2950 1,255
Fluida kerja 600 ml, head 3,25 m &1tabung tekan udara 136 2550 1,125
14
14
Karakteristik Petroleum Eter (F.A. Rusdi Sambada dan A. Prasetyadi)
Karakteristik Petroleum Eter (F.A. Rusdi Sambada dan A. Prasetyadi)

pemompaan yang terdiri dari proses tekan menunjukkan bahwa pada jumlah massa
(waktu (t) pemanasan),
pemompaan yang terdiriproses pemompaan
dari proses tekan fluida kerja tertentu
menunjukkan bahwatidak semua
pada fluidamassa
jumlah kerja
(waktu (t)
(t) pemanasan),
pemompaan) proses
dan proses hisap
pemompaan dapat
fluida diuapkan oleh tidak
kerja tertentu pemanas, karena
semua fluidahal ini
kerja
(waktu (t) pemompaan)
pendinginan). dan
Dariproses
Gambar 3
hisap sangat bergantung
dapat diuapkan oleh pada kemampuan
pemanas, karena halatau
ini
terlihat
(waktu waktu satu siklus petroleum
(t) pendinginan). eter 63
Dari Gambar kapasitas pemanas dalam
sangat bergantung pada menguapkan
kemampuan fluida
atau
kali lebih
terlihat lamasatu
waktu dibanding
siklus waktu satu eter
petroleum siklus
6 kerja. Kapasitas
kapasitas pemanaspemanas dipengaruhifluida
dalam menguapkan oleh
dietil eter.lama
kali lebih Waktu satu siklus
dibanding waktuyang
satu terlalu
siklus bentuk dan bahan evaporator.
kerja. Kapasitas pemanas dipengaruhi oleh
lama
dietil akan menyebabkan
eter. Waktu kapasitas
satu siklus yang pompa
terlalu bentuk dan bahan evaporator.
1,40 1,3
menjadi kecil.
lama akan Dari pengambilan
menyebabkan kapasitasdata ini
pompa
1,20
1,40 1,101,3
terlihat
menjadi dietil
kecil.eter
Darimempunyai karakteristik
pengambilan data ini
1,00
1,20 0,9 1,10
lebih
terlihatbaik sebagai
dietil eter fluida kerja pompa
mempunyai termal
karakteristik 0,80 0,7 0,7
1,00 0,9
dibandingkan dengan
lebih baik sebagai petroleum
fluida eter. termal
kerja pompa Selain 0,60
0,80 0,7
0,55
0,7
waktu satu siklus
dibandingkan pemompaan
dengan yangeter.
petroleum lebih baik
Selain 0,40
0,60 0,30 0,55

dietil eter siklus


waktu satu juga pemompaan
mempunyaiyang
kemampuan
lebih baik 0,20
0,40 0,30 0,10

pemompaan yang mempunyai


dietil eter juga lebih baik dibandingkan
kemampuan 0,00
0,20 0,10
Q rerata Q min Q max PEvapMax(bar)
(liter/menit) (liter/menit) (liter/menit)
dengan petroleum
pemompaan eter. Hal
yang lebih baik tersebut dapat
dibandingkan 0,00
Petroleum
Q rerata eter
Q min Dietil
Q maxeterPEvapMax(bar)
(liter/menit) (liter/menit) (liter/menit)
dilihat
dengan pada Gambar
petroleum eter.4,Hal
dietil eter dapat
tersebut
Petroleum eter Dietil eter
menghasilkan debit rata-rata,
dilihat pada Gambar debiteter
4, dietil minimum
dapat Gambar 4. Debit Rata-Rata, Debit Minimum,
Debit Maksimum dan Tekanan Maksimum Evaporator
dan debit maksimum
menghasilkan yangdebit
debit rata-rata, lebih besar
minimum Gambaryang
4. Debit Rata-Rata,
Dihasilkan Debit
Fluida Minimum,
Kerja
Debit Maksimum dan Tekanan Maksimum Evaporator
dibandingkan petroleum eter.
dan debit maksimum yangSelain
lebihitu besar
dietil yang Dihasilkan Fluida Kerja
2,5
eter juga dapat
dibandingkan menghasilkan
petroleum tekanan
eter. Selain pada
itu dietil
2,00
2,5
2
evaporator yangmenghasilkan
eter juga dapat lebih besar tekanan
dibandingkan
pada
2,00
petroleum
evaporator eter.
yang Gambar 5 menunjukkan
lebih besar dibandingkan 2
1,5
1,18 1,14
volume
petroleumdaneter.
debitGambar
air pemompaan dengan
5 menunjukkan 1,5
1 0,82 1,18 1,14
variasi
volume jumlah massaairfluida
dan debit kerja petroleum
pemompaan dengan 1 0,42 0,82
0,5 0,27
0,17
eter. Variasi
variasi jumlahmassa fluida
massa kerja
fluida diatur
kerja dengan
petroleum 0,42
0,07
0,5
0 0,27
0,17
menggunakan bukaan
eter. Variasi massa keran
fluida 1 sampai
kerja 4. Dari
diatur dengan 0,07
Bukaan 1 Bukaan 2 Bukaan 3 Bukaan 4
0
Gambar 5 terlihat
menggunakan debitkeran
bukaan pemompaan
1 sampaiair
4. yang
Dari Bukaan
Volume1 (liter)
Bukaan Debit,
2 Bukaan 3 Bukaan 4
Q (liter/menit)
dihasilkan semakin
Gambar 5 terlihat bertambah air
debit pemompaan dengan
yang
Volume (liter) Debit, Q (liter/menit)
bertambahnya massa fluida
dihasilkan semakin kerja dengan
bertambah tetapi Gambar 5. Volume Air dan Debit Pemompaan yang
Dihasilkan Fluida Kerja Petroleum Eter dengan Variasi
volume air pemompaan
bertambahnya terlihatkerja
massa fluida maksimum
tetapi Gambar
Bukaan 5. Volume
Keran Air dan
pada Head 3m,Debit Pemompaan
Menggunakan yang
2 Tabung
Dihasilkan
UdaraFluida Kerja Petroleum
dan Kondisi EterAda
Pompa Tidak dengan Variasi
Udara
pada
volumebukaan keran ke terlihat
air pemompaan 3. Halmaksimum
tersebut Bukaan Keran pada Head 3m, Menggunakan 2 Tabung
Udara dan Kondisi Pompa Tidak Ada Udara
pada bukaan keran ke 3. Hal tersebut 15
15
Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 19, Nomor 1, April 2014
Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 19, Nomor 1, April 2014

Selain kapasitas pemanas beberapa faktor lain 6,00


5,11
juga
Selainmempengaruhi hasilbeberapa
kapasitas pemanas volume faktor
dan debit
lain 6,00
5,00
5,11
pemompaan air padahasil
juga mempengaruhi variasi massa
volume dan fluida
debit
5,00
4,00 3,77 3,77
kerja. Faktor-faktor
pemompaan air padatersebut
variasi adalah
massa jumlah
fluida
4,00 3,77 3,77
3,00 2,71
udara
kerja. pada tabung tekan
Faktor-faktor udara (Gambar
tersebut 6), ada
adalah jumlah
3,00 2,71
tidaknya udara
udara pada dalam
tabung sistim
tekan pompa
udara (Gambar
(Gambar 7)
6), ada 2,00

dan
tidaknya headdalam
tinggiudara pemompaan (Gambar
sistim pompa 8).
(Gambar 7) 2,00
1,00
0,23 0,37 0,2
0,13
dan tinggi head pemompaan (Gambar 8). 1,00
0,00
0,23 0,37 0,2
3,50 0,13
Bukaan 1 Bukaan 2 Bukaan 3 Bukaan 4
3,23
0,00
3,00
3,50 Bukaan
3,23 2,62 Volume 1(liter)
BukaanDebit,
2 Bukaan 3 Bukaan 4
Q (liter/menit)
2,50
3,00
2,62 Volume (liter) Debit, Q (liter/menit)
Gambar 8. Volume Air dan Debit Pemompaan yang
2,00
2,50 1,77 Dihasilkan Fluida Kerja Petroleum Eter dengan Variasi
1,53 Gambar
Bukaan 8. Volume
Keran Air dan
pada Head 2m,Debit Pemompaan
Menggunakan yang
1 Tabung
1,50
2,00 1,77 Dihasilkan
UdaraFluida Kerja Petroleum
dan Kondisi Eter dengan
Pompa Terdapat UdaraVariasi
1,53 Bukaan Keran pada Head 2m, Menggunakan 1 Tabung
1,00
1,50 Udara dan Kondisi Pompa Terdapat Udara
0,72
0,50
1,00 0,34 Pada pompa air energi listrik volume
0,23 0,72 0,19

0,00
0,50 0,34 dan debit
Padapemompaan air akan
pompa air energi bertambah
listrik volume
0,23 0,19

0,00
Bukaan 1 Bukaan 2 Bukaan 3 Bukaan 4 jika head pemompaan
dan debit pemompaanair diturunkan. Hal
akan bertambah
Volume (liter) Debit, Q (liter/menit)
Bukaan 1 Bukaan 2 Bukaan 3 Bukaan 4 tersebut
jika headbelum tentu terjadiditurunkan.
pemompaan pada pompaHal
air
Volume (liter) Debit, Q (liter/menit)
Gambar 6. Volume Air dan Debit Pemompaan yang energi
tersebuttermal,
belumhal ini terlihat
tentu terjadi pada Gambar 9.
pompa air
Dihasilkan Fluida Kerja Petroleum Eter dengan Variasi
Gambar
Bukaan 6. Volume
Keran Air dan
pada Head 3m,Debit Pemompaan
Menggunakan yang
1 Tabung energi termal, hal ini terlihat pada Gambar 9.
Dihasilkan Fluida Kerja Petroleum Eter dengan
Udara dan Kondisi Pompa Tidak Ada Udara Variasi
Bukaan Keran pada Head 3m, Menggunakan 1 Tabung 3,5 3,13
Udara dan Kondisi Pompa Tidak Ada Udara
3,50 3,0
3,5 2,71 3,13
3,13
3,00
3,50 2,71 2,71 2,5
3,0
3,13 2,71
2,50
3,00 2,71 2,71 2,0
2,5
2,00 1,79
2,50 1,5
2,0
1,50
2,00 1,79
1,0
1,5
1,00
1,50
0,50 0,25 0,24 0,17 0,28 0,5
1,0 0,23 0,25
1,00
0,00
0,50 0,25 0,24 0,28 0,0
0,5 0,23 0,25
0,17
Bukaan 1 Bukaan 2 Bukaan 3 Bukaan 4 Volume (liter) Debit, Q (liter/menit)
0,00 0,0
Head 2 m Head 3 m
Bukaan
Volume 1(liter)
BukaanDebit,
2 Bukaan 3 Bukaan 4
Q (liter/menit) Volume (liter) Debit, Q (liter/menit)

Head 2 m Head 3 m
Volume (liter) Debit, Q (liter/menit) Gambar 9. Volume Air dan Debit Pemompaan yang
Gambar 7. Volume Air dan Debit Pemompaan yang
Dihasilkan Fluida Kerja Petroleum Eter dengan Variasi
Dihasilkan Fluida Kerja Petroleum Eter dengan Variasi Gambar 9. Bukaan
VolumeKeran
Air dan
Gambar 7. Volume Air dan Head pada 1, Debit Pemompaan
Menggunakan yang
1 Tabung
Bukaan Keran pada Head 3m,Debit Pemompaan
Menggunakan yang
1 Tabung Dihasilkan
Dihasilkan UdaraFluida Kerja Petroleum
dan Kondisi Eter dengan
Pompa Terdapat UdaraVariasi
UdaraFluida Kerja Petroleum
dan Kondisi Eter dengan
Pompa Terdapat UdaraVariasi Head pada Bukaan Keran 1, Menggunakan 1 Tabung
Bukaan Keran pada Head 3m, Menggunakan 1 Tabung
16 Udara dan Kondisi Pompa Terdapat Udara
Udara dan Kondisi Pompa Terdapat Udara

16
Karakteristik Petroleum Eter (F.A. Rusdi Sambada dan A. Prasetyadi)
Karakteristik Petroleum Eter (F.A. Rusdi Sambada dan A. Prasetyadi)

Gambar 9 menunjukkan volume dan


4,0 3,77
debit air pemompaan
Gambar air yangvolume
9 menunjukkan berkurang
dan 3,5
4,0 3,77
dengan
debit airberkurangnya
pemompaanhead
air pemompaan. Hal
yang berkurang 3,0
3,5 2,71
tersebut terjadi karena
dengan berkurangnya pemompaan.head
head penurunan Hal 2,5
3,0 2,71
2,0
pemompaan mempengaruhi
tersebut terjadi proses penguapan
karena penurunan head 2,5
1,5
2,0
fluida
pemompaan Penurunan head
kerja.mempengaruhi prosespemompaan
penguapan
1,0
1,5
menurunkan
fluida kerja.batas tekanan head
Penurunan pada tabung tekan
pemompaan 0,5
0,37
0,17
1,0
udara, hal inilah
menurunkan batasyang mempengaruhi
tekanan pada tabungproses
tekan 0,0
0,5
0,37
0,17
Volume (liter) Debit, Q (liter/menit)
penguapan fluidayang
udara, hal inilah kerja.mempengaruhi
Jika batas tekanan
proses 0,0
Head 2 m Head 3 m
Volume (liter) Debit, Q (liter/menit)
pada tabungfluida
penguapan tekan kerja.
udara Jika
tidakbatas
sesuaitekanan
maka
Head 2 m Head 3 m
proses penguapan
pada tabung tidaktidak
tekan udara akan
sesuaioptimal
maka Gambar 11. Volume Air dan Debit Pemompaan yang
Dihasilkan Fluida Kerja Petroleum Eter dengan Variasi
sehingga hasil volume tidak
proses penguapan dan debit
akanpemompaan
optimal Gambar
Head 11.Bukaan
pada VolumeKeran
Air dan Debit Pemompaan
3, Menggunakan yang
1 Tabung
Dihasilkan
UdaraFluida Kerja Petroleum
dan Kondisi Eter dengan
Pompa Terdapat UdaraVariasi
air akan menurun.
sehingga hasil volume dan debit pemompaan Head pada Bukaan Keran 3, Menggunakan 1 Tabung
Udara dan Kondisi Pompa Terdapat Udara
air akanPada bukaan keran ke 2 dan ke 3
menurun.
yang diuapkan lebih sesuai dengan batas
(Gambar
Pada10bukaan
dan keran
11) penurunan head3
ke 2 dan ke
tekanan pada tabung
yang diuapkan lebihtekan udara
sesuai dibanding-
dengan batas
pemompaan
(Gambar 10menaikkan
dan 11) volume dan debit
penurunan head
kan padapada
tekanan bukaan keran
tabung ke udara
tekan 1. Pada bukaan
dibanding-
pemompaan air, hal ini menunjukkan
menaikkan pada
volume dan debit
keran ke 4bukaan
kan pada (Gambar
keran12),
ke penurunan head
1. Pada bukaan
bukaan keranair,
pemompaan 2 dan
hal 3,inijumlah fluida kerja
menunjukkan pada
pemompaan
keran ke 4 menaikkan volume
(Gambar 12), pemompaan
penurunan head
bukaan keran 2 dan 3, jumlah fluida kerja
pemompaan menaikkan volume pemompaan
4,0 3,77 6
5,11
3,5
4,0 3,77 56
3,0 5,11
3,5 2,71
45
2,5
3,0 2,71
2,0
2,5 34
1,5
2,0 1,79
23
1,0
1,5 1,79
0,5 12
1,0 0,13 0,24 0,20 0,28
0,0
0,5 0,13 0,24 01
Volume (liter) Debit, Q (liter/menit)
0,20 0,28
Volume (liter) Debit, Q (liter/menit)
0,0 0
Head 2 m Head 3 m Head 2 m Head 3 m
Volume (liter) Debit, Q (liter/menit) Volume (liter) Debit, Q (liter/menit)
Head 2 m Head 3 m Head 2 m Head 3 m
Gambar 12. Volume Air dan Debit Pemompaan Yang
Gambar 10. Volume Air dan Debit Pemompaan yang
Dihasilkan Fluida Kerja Petroleum Eter dengan Variasi
Dihasilkan Fluida Kerja Petroleum Eter dengan Variasi Gambar 12.Bukaan
VolumeKeran
Air dan Debit Pemompaan Yang
Gambar 10.Bukaan
VolumeKeran
Air dan Debit Pemompaan yang Head pada 4, Menggunakan 1 Tabung
Head pada 2, Menggunakan 1 Tabung Dihasilkan
Dihasilkan UdaraFluida Kerja Petroleum
dan Kondisi Eter dengan
Pompa Terdapat UdaraVariasi
UdaraFluida Kerja Petroleum
dan Kondisi Eter dengan
Pompa Terdapat UdaraVariasi Head pada Bukaan Keran 4, Menggunakan 1 Tabung
Head pada Bukaan Keran 2, Menggunakan 1 Tabung
Udara dan Kondisi Pompa Terdapat Udara
Udara dan Kondisi Pompa Terdapat Udara
17
17
Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 19, Nomor 1, April 2014
Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 19, Nomor 1, April 2014

tetapi menurunkan debit pemompaan air, 3,5 3,23


artinya waktu pemompaan
tetapi menurunkan debit yang terjadi lebih
pemompaan air, 3,0
3,5 3,23
lama.
artinyaHal ini menunjukkan
waktu pemompaan mulai bukaanlebih
yang terjadi ke 4 2,5
3,0
batas
lama. tekanan pada tabung mulai
Hal ini menunjukkan tekan udara
bukaanmulai
ke 4 2,0
2,5
menjadi tidak pada
batas tekanan sesuai sehingga
tabung tekandapat
udaradiduga
mulai 1,5
2,0
jika bukaan
menjadi keran
tidak diperbesar
sesuai lagidapat
sehingga dari bukaan
diduga 1,0
1,5 0,82 0,72
ke
jika4bukaan
maka volume dan debit lagi
keran diperbesar pemompaan air
dari bukaan 0,5
1,0 0,82 0,72 0,17
akan menjadi
ke 4 maka lebih
volume buruk.pemompaan
dan debit Gambar air
13
0,0
0,5
0,17
menunjukkan
akan menjadipengaruh jumlah Gambar
lebih buruk. udara pada
13 Volume (liter) Debit, Q (liter/menit)
0,0
Dengan 1 tabung udara tekan Dengan 2 tabung udara tekan
tabung tekan udara
menunjukkan terhadap
pengaruh volume
jumlah dan debit
udara pada Volume (liter) Debit, Q (liter/menit)
Dengan 1 tabung udara tekan Dengan 2 tabung udara tekan
tabung tekan udara terhadap volume dan debit Gambar 14. Volume Air dan Debit Pemompaan yang
2,0 Dihasilkan Fluida Kerja Petroleum Eter dengan Variasi
1,77 Gambar 14. Volume AirUdara
dan Debit
1,8 Jumlah Tabung Tekan pada Pemompaan yang
Bukaan Keran 2,
2,0 Dihasilkan
HeadFluida
3m danKerja Petroleum
Kondisi PompaEter dengan
Tanpa UdaraVariasi
1,6 1,77
1,8 Jumlah Tabung Tekan Udara pada Bukaan Keran 2,
1,4 Head 3m dan Kondisi Pompa Tanpa Udara
1,6 3,0
1,2 2,62
1,4
1,0 3,0
2,5
1,2 2,62
0,8 2,00
1,0 2,5
0,6 0,42 2,0
0,8 2,00
0,4 0,23
0,6 0,42 2,0
1,5
0,2 0,07
0,4 0,23
0,0 1,5
0,2 0,07 1,0
Volume (liter) Debit, Q (liter/menit)
0,0
1,0
0,5
Dengan 1 tabung
Volumeudara tekan
(liter) Dengan
Debit,2 Q
tabung udara tekan
(liter/menit) 0,19 0,27
0,5
Dengan 1 tabung udara tekan Dengan 2 tabung udara tekan 0,0 0,19 0,27
Gambar 13. Volume Air dan Debit Pemompaan yang Volume (liter) Debit, Q (liter/menit)
Dihasilkan Fluida Kerja Petroleum Eter dengan Variasi 0,0Dengan 1 tabung udara tekan Dengan 2 tabung udara tekan
Gambar 13. Volume
Jumlah Tabung AirUdara
Tekan dan Debit
pada Pemompaan yang
Bukaan Keran 1, Volume (liter) Debit, Q (liter/menit)
Dihasilkan Fluida Kerja Petroleum Eter dengan
Head 3m dan Kondisi Pompa Tanpa Udara Variasi Dengan 1 tabung udara tekan Dengan 2 tabung udara tekan
Jumlah Tabung Tekan Udara pada Bukaan Keran 1, Gambar 15. Volume Air dan Debit Pemompaan yang
Head 3m dan Kondisi Pompa Tanpa Udara Dihasilkan Fluida Kerja Petroleum Eter dengan Variasi
pemompaan air. Pada penelitian ini jumlah Gambar 15. Volume
Jumlah Tabung AirUdara
Tekan dan Debit
pada Pemompaan yang
Bukaan Keran 3,
Dihasilkan
HeadFluida
3m danKerja Petroleum
Kondisi PompaEter dengan
Tanpa UdaraVariasi
udara pada tabung
pemompaan tekan
air. Pada udara divariasikan
penelitian ini jumlah Jumlah Tabung Tekan Udara pada Bukaan Keran 3,
Head 3m dan Kondisi Pompa Tanpa Udara
dengan mengatur
udara pada tabungjumlah
tekan tabung tekan udara
udara divariasikan dengan jumlah udara pada tabung tekan udara
yang bekerja.
dengan Dalam
mengatur hal ini
jumlah pengaturan
tabung keran
tekan udara yang lebih
dengan sedikit
jumlah (dengan
udara menggunakan
pada tabung satu
tekan udara
dapat menentukan
yang bekerja. jumlah
Dalam hal initabung tekan udara
pengaturan keran tabung tekan
yang lebih udara)
sedikit lebih baik
(dengan dibandingkan
menggunakan satu
yang bekerja. Dari
dapat menentukan Gambar
jumlah tabung 13
tekansampai
udara denan
tabung bila
tekanmenggunakan dua dibandingkan
udara) lebih baik tabung tekan
Gambar 16 terlihat
yang bekerja. Darivolume pemompaan
Gambar air
13 sampai udara.
denan bila menggunakan dua tabung tekan
Gambar 16 terlihat volume pemompaan air udara.
18
18
Karakteristik Petroleum Eter (F.A. Rusdi Sambada dan A. Prasetyadi)
Karakteristik Petroleum Eter (F.A. Rusdi Sambada dan A. Prasetyadi)

1,8 3,5 3,13


1,6 1,53
1,8 3,0
3,5 3,13
1,4 1,53
1,6 1,18 1,14 2,5
3,0
1,2
1,4
1,0 1,18 1,14 2,0
2,5 1,77
1,2
0,8 1,5
2,0
1,0 1,77
0,6 1,0
0,8 0,34 1,5
0,4
0,6 0,5
1,0
0,2 0,34 0,23 0,25
0,4
0,0 0,0
0,5
0,2 0,23 0,25
Volume (liter) Debit, Q (liter/menit) Volume (liter) Debit, Q (liter/menit)
0,0 0,0
Dengan 1 tabung udara tekan Dengan 2 tabung udara tekan Tidak ada udara dalam pompa Terdapat udara dalam pompa
Volume (liter) Debit, Q (liter/menit) Volume (liter) Debit, Q (liter/menit)

Dengan 1 tabung udara tekan Dengan 2 tabung udara tekan Tidak ada udara dalam pompa Terdapat udara dalam pompa
Gambar 16. Volume Air dan Debit Pemompaan yang Gambar 17. Volume Air dan Debit Pemompaan yang
Dihasilkan Fluida Kerja Petroleum Eter dengan Variasi Dihasilkan Fluida Kerja Petroleum Eter dengan Variasi
Gambar 16. Volume
Jumlah Tabung AirUdara
Tekan dan Debit
pada Pemompaan yang
Bukaan Keran 4, Gambar
Jumlah 17. Volume
Udara dalamAir dan Debit
Pompa Pemompaan
pada Bukaan Keranyang
1,
Dihasilkan
HeadFluida
3m danKerja Petroleum
Kondisi PompaEter dengan
Tanpa UdaraVariasi Dihasilkan
Head 3m Fluida
danKerja Petroleum1 Eter
Menggunakan dengan
Tabung Variasi
Udara
Jumlah Tabung Tekan Udara pada Bukaan Keran 4, Jumlah Udara dalam Pompa pada Bukaan Keran 1,
Head 3m dan Kondisi Pompa Tanpa Udara Head 3m dan Menggunakan 1 Tabung Udara
Debit pemompaan yang dihasilkan 3,5 3,23
pada variasi
Debitjumlah udara dalam
pemompaan yangtabung tekan
dihasilkan 3,0
3,5 3,23 2,71
udara ini berbeda
pada variasi jumlahuntuk
udara bukaan keran tekan
dalam tabung yang 2,5
3,0 2,71
berbeda.
udara ini Pada bukaan
berbeda untukkeran 1 dan
bukaan 2, debit
keran yang 2,0
2,5
pemompaan
berbeda. Padaair yangkeran
bukaan dihasilkan
1 dan 2,dengan
debit 1,5
2,0
menggunakan satu yang
pemompaan air tabungdihasilkan
tekan udaradengan
lebih 1,0
1,5 0,72
baik dibandingkan
menggunakan satu dengan
tabung menggunakan dua
tekan udara lebih 0,5
1,0 0,72 0,24
tabung tekan udara.dengan
baik dibandingkan Pada bukaan keran 3 dan
menggunakan dua 0,0
0,5 0,24
Volume (liter) Debit, Q (liter/menit)
4tabung
terjaditekan
sebaliknya, penggunaan
udara. Pada dua tabung
bukaan keran 3 dan 0,0 Tidak ada udara dalam pompa Terdapat udara dalam pompa
Volume (liter) Debit, Q (liter/menit)
tekan
4 terjadiudara lebihpenggunaan
sebaliknya, baik dibandingkan
dua tabung Tidak ada udara dalam pompa Terdapat udara dalam pompa
Gambar 18. Volume Air dan Debit Pemompaan yang
penggunaan
tekan udarasatu lebih
tabung baik
tekan udara. Hal ini
dibandingkan Dihasilkan Fluida Kerja Petroleum Eter dengan Variasi
Gambar
Jumlah 18. Volume
Udara dalamAir dan Debit
Pompa Pemompaan
pada Bukaan Keranyang
2,
juga disebabkan
penggunaan kesesuaian
satu tabung tekan antara jumlah
udara. Hal ini Dihasilkan Fluida Kerja Petroleum Eter dengan
Head 3m fan Menggunakan 1 Tabung Udara Variasi
udara dalam tabung
juga disebabkan tekan antara
kesesuaian udara dengan
jumlah Jumlah Udara dalam Pompa pada Bukaan Keran 2,
Head 3m fan Menggunakan 1 Tabung Udara
massa fluida kerja
udara dalam tabungyang
tekanmengalir. Selain
udara dengan Pada jumlah laju aliran massa fluida
jumlah
massa udara
fluida dalam
kerja tabung
yang tekan udara,Selain
mengalir. jum- kerja tertentu adanyalaju
Pada jumlah udara dapatmassa
aliran menaikkan
fluida
lah udara
jumlah dalam
udara pompa
dalam juga
tabung mempengaruhi
tekan udara, jum- volume dan debit
kerja tertentu pemompaan
adanya air tetapi
udara dapat pada
menaikkan
volume
lah udaradan debit
dalam pemompaan
pompa air yang
juga mempengaruhi laju aliran
volume massapemompaan
dan debit fluida kerja yang pada
air tetapi lain
dihasilkan,
volume dan hal ini terlihat
debit pada grafikairGambar
pemompaan yang adanya udara
laju aliran dalam
massa pompa
fluida kerja dapat
yang me-
lain
17 sampai 20.
dihasilkan, hal ini terlihat pada grafik Gambar nurunkan volumedalam
adanya udara dan debit pemompaan
pompa air.
dapat me-
17 sampai 20. 19
nurunkan volume dan debit pemompaan air.
19
Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 19, Nomor 1, April 2014
Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 19, Nomor 1, April 2014

3,0 fluida kerja tetap berada dekat dengan sisi


2,62 2,71
3,0 pemanas, tentu
fluida kerja sajaberada
tetap kondisi ini dengan
dekat dapat tidak
sisi
2,5 2,62 2,71
menguntungkan padakondisi
pemanas, tentu saja proses ini
isap. Jikatidak
dapat uap
2,5
2,0
fluida kerja tidak pada
menguntungkan cukupproses
kuat mendesak
isap. Jikaudara
uap
2,0
1,5 maka keberadaan
fluida kerja udara
tidak cukup kuat menjadi
mendesak beban
udara
1,5
1,0 tambahan bagi pompa.udara menjadi beban
maka keberadaan
1,0 Gambar
tambahan 21 menggambarkan volume
bagi pompa.
0,5
0,19 0,17
dan debit pemompaan
Gambar air dengan volume
21 menggambarkan variasi
0,5
0,0 0,19 0,17
Volume (liter) Debit, Q (liter/menit)
massa fluida
dan debit kerja dengan
pemompaan menggunakan
air dengan variasi
0,0 Tidak ada udara dalam pompa Terdapat udara dalam pompa fluida
massa kerja dietil
fluida eter. dengan
kerja Hasil yang sama pada
menggunakan
Volume (liter) Debit, Q (liter/menit)
Tidak ada udara dalam pompa Terdapat udara dalam pompa percobaan
fluida kerjasebelumnya dengan
dietil eter. Hasil menggunakan
yang sama pada
Gambar 19. Volume Air dan Debit Pemompaan yang
Dihasilkan Fluida Kerja Petroleum Eter dengan Variasi fluida kerjasebelumnya
percobaan petroleum eter jugamenggunakan
dengan terjadi pada
Gambar
Jumlah 19. Volume
Udara dalamAir dan Debit
Pompa Pemompaan
pada Bukaan Keranyang
3,
Dihasilkan Fluida Kerja Petroleum Eter
Head 3m dan Menggunakan 1 Tabung Udara dengan Variasi fluida kerja
kerja dietil eter. Terlihat
petroleum terdapat
eter juga terjadimassa
pada
Jumlah Udara dalam Pompa pada Bukaan Keran 3,
Head 3m dan Menggunakan 1 Tabung Udara fluida kerja dietil eter. Terlihat terdapat massa
2,00 1,79 1,8
1,80 1,6
1,60
2,00 1,53 1,79 1,8 1,50
1,60 1,4
1,80 1,6
1,60
1,40 1,53 1,2 1,50
1,60 1,4 1,00
1,20 1,0 0,93
1,40 1,2
1,00 0,8 1,00
1,20 0,67 0,93 0,71
0,80 1,0
1,00 0,6
0,60 0,8 0,71
0,80 0,4 0,67
0,34 0,28 0,6
0,40 0,2
0,60 0,4
0,20 0,34 0,28 0,0
0,40 0,2
0,00 Dietil eter 0.60 Dietil eter 0.67 Dietil eter 0.73
0,20 0,0 liter liter liter
Volume (liter) Debit, Q (liter/menit)
0,00 Dietil eter 0.60
Tidak ada udara dalam pompa Terdapat udara dalam pompa Volume (liter)Dietil eter 0.67 Q Dietil
Debit, eter 0.73
(liter/menit)
Volume (liter) Debit, Q (liter/menit) liter liter liter

Tidak ada udara dalam pompa Terdapat udara dalam pompa Volume (liter) Debit, Q (liter/menit)
Gambar 20. Volume Air dan Debit Pemompaan yang Gambar 21. Volume Air dan Debit Pemompaan yang
Dihasilkan Fluida Kerja Petroleum Eter dengan Variasi Dihasilkan Fluida Kerja Dietil Eter dengan Variasi
Gambar
Jumlah 20. Volume
Udara dalamAir dan Debit
Pompa Pemompaan
pada Bukaan Keranyang
4, Gambar
Volume21. Volume
Fluida KerjaAir danTinggi
pada Debit Head
Pemompaan
3,25 m yang
dan
Dihasilkan
Head 3mFluida
danKerja Petroleum1 Eter
Menggunakan dengan
Tabung Variasi
Udara Dihasilkan Fluida Kerja Dietil Eter dengan
Menggunakan Dua Tabung Tekan Udara Variasi
Jumlah Udara dalam Pompa pada Bukaan Keran 4, Volume Fluida Kerja pada Tinggi Head 3,25 m dan
Head 3m dan Menggunakan 1 Tabung Udara Menggunakan Dua Tabung Tekan Udara
Hal ini disebabkan pada dasarnya udara dan fluida kerja tertentu yang menghasilkan
uap
Hal fluida kerja tidak
ini disebabkan dapat
pada bercampur.
dasarnya udara Jika
dan volume dan debit
fluida kerja tertentupemompaan air yang
yang menghasilkan
uap fluida
fluida kerja
kerja tidak
mempunyai tekanan yang
dapat bercampur. Jika optimum. Hal ini
volume dan jugapemompaan
debit dipengaruhi air
kapasitas
yang
cukup untukkerja
uap fluida mendesak udara, tekanan
mempunyai hal ini dapat
yang pemanas
optimum. dalam
Hal ini menguapkan fluida
juga dipengaruhi kerja.
kapasitas
menguntungkan proses udara,
cukup untuk mendesak tekan hal
karena uap
ini dapat Hasil volume
pemanas dalam dan debit air fluida
menguapkan pemompaan
kerja.
menguntungkan proses tekan karena uap Hasil volume dan debit air pemompaan
20
20
Karakteristik Petroleum Eter (F.A. Rusdi Sambada dan A. Prasetyadi)
Karakteristik Petroleum Eter (F.A. Rusdi Sambada dan A. Prasetyadi)

dengan variasi head pemompaan pada fluida 3,0


2,60
kerja
dengandietil eterhead
variasi (Gambar 22) juga
pemompaan pada serupa
fluida 3,0
2,5
2,60
dengan yangeter
kerja dietil terjadi pada saat
(Gambar 22)menggunakan
juga serupa 2,5
2,0
dengan yang terjadi pada saat menggunakan
2,0
1,5
2,5 1,13
1,00
2,00 1,5
1,0
2,5 1,13 0,67
2,0 1,00
2,00 1,60 1,0
0,5 0,67
2,0
1,5 0,5
1,60 0,0
1,5 1,00 0,91 Volume (liter) Debit, Q (liter/menit)
1,0 0,0
1,00 0,67 0,91
0,66 Dengan 1 tabung udara tekan
Volume (liter) Debit, Q (liter/menit)
1,0
0,5 0,67 0,66 Dengan 1 tabung udara tekan
Gambar 23. Volume Air dan Debit Pemompaan yang
0,5 Dihasilkan Fluida Kerja Dietil Eter dengan Variasi
0,0 Gambar
Jumlah23. Volume
Tabung Air Udara
Tekan dan Debit
padaPemompaan yang
Volume Fluida
Head 3.3 m Head 2.4 m Head 1.7 m DihasilkanKerja
Fluida
0,0 600Kerja Dietil
Ml dan HeadEter3,25
dengan
M Variasi
Volume (liter) Debit, Q (liter/menit) Jumlah Tabung Tekan Udara pada Volume Fluida
Head 3.3 m Head 2.4 m Head 1.7 m
Kerja 600 Ml dan Head 3,25 M
Volume (liter) Debit, Q (liter/menit)
Gambar 22. Volume Air dan Debit Pemompaan yang 3,5
Dihasilkan Fluida Kerja Dietil Eter dengan Variasi 3,00
Gambar 22. Volume AirVolume
dan Debit Pemompaan yang 3,0
3,5
Head Pemompaan pada Fluida Kerja 600 Ml
Dihasilkan Fluida Kerja Dietil EterTekan
denganUdara
Variasi 3,00
dan Menggunakan Dua Tabung 2,5
3,0
Head Pemompaan pada Volume Fluida Kerja 600 Ml
dan Menggunakan Dua Tabung Tekan Udara 2,0
2,5 1,60
fluida kerja petroleum eter. Terdapat tinggi 1,26
1,5
2,0
1,60
head
fluidapemompaan yang eter.
kerja petroleum optimal pada jumlah
Terdapat tinggi 1,0
0,93
1,5 1,26
massa fluida kerjayang
head pemompaan dan optimal
jumlah udara dalam
pada jumlah 0,5
1,0
0,93

tabung tekan udara


massa fluida kerjatertentu. Hal ini
dan jumlah disebabkan
udara dalam 0,0
0,5
Volume (liter) Debit, Q (liter/menit)
kesesuaian
tabung tekanbatas
udaratekanan
tertentu.pada tabung
Hal ini tekan
disebabkan 0,0
Dengan 1 tabung udara tekan Dengan 2 tabung udara tekan
Volume (liter) Debit, Q (liter/menit)
udara dengan
kesesuaian proses
batas penguapan
tekanan fluida kerja.
pada tabung tekan
Dengan 1 tabung udara tekan Dengan 2 tabung udara tekan
Gambar 23 danproses
udara dengan Gambar 24 menunjukkan
penguapan hasil
fluida kerja. Gambar 24. Volume Air dan Debit Pemompaan yang
Dihasilkan Fluida Kerja Dietil Eter dengan Variasi
volume
Gambar dan debit
23 dan pemompaan
Gambar air pada variasi
24 menunjukkan hasil Gambar
Jumlah24. Volume
Tabung Air Udara
Tekan dan Debit
padaPemompaan yang
Volume Fluida
DihasilkanKerja
Fluida
670Kerja Dietil
Ml dan HeadEter3,25
dengan
M Variasi
jumlah
volume udara dalampemompaan
dan debit tabung tekan
airudara
pada dengan
variasi Jumlah Tabung Tekan Udara pada Volume Fluida
Kerja 670 Ml dan Head 3,25 M
fluida
jumlahkerja
udaradietil
dalameter.tabung tekan udara dengan fluida kerja dietil eter yang digunakan pada
Hasildietil
fluida kerja variasi
eter. ini sebenarnya sama penelitian
fluida kerjainidietil
jumlah udaradigunakan
eter yang dalam tabung
pada
dengan Hasil variasi
pada saat ini sebenarnya
menggunakan sama
petroleumeter tekan udara
penelitian ini yang
jumlahlebih
udarasedikit
dalam (dengan
tabung
denganjumlah
yakni pada saat menggunakan
udara petroleumeter
dalam tabung tekan udara menggunakan satu lebih
tekan udara yang tabung sedikit
tekan (dengan
udara)
yakni jumlah udara
mempengaruhi dalam
proses tabung tekan
penguapan fluida udara
kerja menghasilkan
menggunakan volume dan debittekan
satu tabung pemompaan
udara)
mempengaruhi
karena proses penguapan
sifat kompresibilitas fluidaPada
udara. kerja yang lebih baikvolume
menghasilkan dibandingkan dengan
dan debit jumlah
pemompaan
karena sifat kompresibilitas udara. Pada yang lebih baik dibandingkan dengan jumlah
21
21
Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 19, Nomor 1, April 2014
Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 19, Nomor 1, April 2014

udara dalam tabung tekan udara yang lebih Energy Conversion Engineering Conferen-
ce, 17-21 August 2003, Portsmouth,
banyak (menggunakan
udara dalam dua tabung
tabung tekan udaratekan
yangudara).
lebih Energy Conversion Engineering Conferen-
Virginia.
ce, 17-21 August 2003, Portsmouth,
banyak (menggunakan dua tabung tekan udara).
Virginia.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral.
KESIMPULAN 2003. Kebijakan pengembangan energi
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral.
Dari penelitian yang telah dilakukan
KESIMPULAN terbarukan dan konservasi energi (energi
2003. Kebijakan pengembangan energi
hijau). Jakarta: Departemen Energi dan
dapat ditarik simpulan sebagai
Dari penelitian berikut:
yang telah waktu
dilakukan terbarukan dan konservasi energi (energi
Sumber Daya Mineral.
hijau). Jakarta: Departemen Energi dan
satu
dapatsiklus
ditarikpetroleum
simpulan eter (158berikut:
sebagai menit) 6waktu
kali Sumber DayaRiset
Mineral.
Menteri Negara dan Teknologi. 2006.
lebih lama petroleum
satu siklus dibandingkan
eter dengan waktu6 satu
(158 menit) kali Indonesia 2005-2025 buku putih peneliti-
Menteri Negara Riset dan Teknologi. 2006.
siklus dietil dibandingkan
lebih lama eter (24,3 menit).
denganDebit rata-rata,
waktu satu an, pengembangan dan penerapan ilmu
Indonesia 2005-2025 buku putih peneliti-
pengetahuan dan teknologi. Jakarta:
debit
siklusminimum
dietil eterdan debit
(24,3 maksimum
menit). Debit dietil eter
rata-rata, an, pengembangan dan penerapan ilmu
Kementerian Negara Riset dan Teknologi
pengetahuan dan teknologi. Jakarta:
(0,9; 0,7 dan dan
debit minimum 1,3 debit
liter/menit)
maksimumlebih
dietilbesar
eter Republik Indonesia.
Kementerian Negara Riset dan Teknologi
dibandingkan
(0,9; 0,7 dandengan petroleum eter
1,3 liter/menit) (0,3;besar
lebih 0,1 RepublikRoonprasang,
Natthaphon Indonesia. N.; Namprakai, P.;
dan 1,1 liter/menit). Pratinthong, N. 2007. Experimental
dibandingkan dengan Dietil eter menghasilkan
petroleum eter (0,3; 0,1 Natthaphon Roonprasang, N.; Namprakai, P.;
studies of a new solar water heater
tekanan
dan 1,1 pada evaporator
liter/menit). Dietil(0,7
eterbar) yang lebih
menghasilkan Pratinthong, N. 2007. Experimental
system using a solar water pump, Journal
studies of a new solar water heater
besar Energy.
tekanandibandingkan dengan
pada evaporator petroleum
(0,7 bar) eter
yang lebih system using a solar water pump, Journal
(0,55
besar bar). Jumlah udara
dibandingkan dalam
dengan tabung tekan
petroleum eter Energy.
Oppen, M.V.; Chandwalker, K. 2001. Solar
power for irrigation the small solar
udara dan jumlah
(0,55 bar). Jumlah udara
udara dalam
dalam pompa
tabung mem-
tekan Oppen, M.V.; Chandwalker, K. 2001. Solar
thermal pump, An Indian Development,
power for irrigation the small solar
pengaruhi
udara dan volume dan debit
jumlah udara dalampemompaan air
pompa mem- Re Focus Publications, New Delhi, Mei
thermal pump, An Indian Development,
2001.
yang dihasilkan.
pengaruhi volumeTerdapat massa
dan debit fluida kerja
pemompaan air Re Focus Publications, New Delhi, Mei
2001.T.C.B. 2005. Asymmetric heat
Smith,
yang optimal
dihasilkan. head pemompaan
pada Terdapat dan jumlah
massa fluida kerja
transfer in vapour cycle liquid-piston
udara dalampada
yang optimal tabung tekan udaradantertentu.
head pemompaan jumlah Smith, T.C.B. 2005. Asymmetric heat
engines, Proceedings of the 2nd IECEC,
transfer in vapour cycle liquid-piston
Terdapat
udara dalam head pemompaan
tinggi tabung yang tertentu.
tekan udara optimal August 2005.
engines, Proceedings of the 2nd IECEC,
pada jumlah
Terdapat massa
tinggi fluida
head kerja dan yang
pemompaan jumlah udara
optimal August
Wong, 2005.
Y.W., Sumathy, K. 2001. Thermo-
dalam tabungmassa
pada jumlah tekanfluida
udara kerja
tertentu.
dan jumlah udara dynamic analysis and optimization of a
Wong, Y.W., Sumathy, K. 2001. Thermo-
solar thermal water pump, Applied
dalam tabung tekan udara tertentu. dynamic analysis and optimization of a
Thermal Engineering, Vol. 21, Issue 5,
solar thermal water pump, Applied
DAFTAR PUSTAKA 613-627.
Thermal Engineering, Vol. 21, Issue 5,
DAFTAR PUSTAKA 613-627.
Wong, Y.W., Sumathy, K. 2001. Performan-
Mahkamov, K., Djumanov, D. 2003. Thermal ce of a solar water pump with ethyl ether
water pumps on the basis of fluid piston Wong, Y.W., Sumathy, K. 2001. Performan-
Mahkamov, K., Djumanov, D.st 2003. Thermal as working Fluid, Renewable Energy,
solar stirling engine. 1 International ce of a solar water pump with ethyl ether
water pumps on the basis of fluid piston Vol. 22, 389-394.
as working Fluid, Renewable Energy,
solar stirling engine. 1st International Vol. 22, 389-394.

22
22

Anda mungkin juga menyukai