Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

“PANAHAN”
Tugas ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

DIDAKTIK & METODIK OLAHRAGA PERMAINAN


Dosen : Luqman Hakim, M.Pd

Oleh :
Agus Mulyana 1885210031

S1 PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SUBANG
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya
berupa kesempatan dan pengetahuansehingga saya bisa menyelesaikan laporan ini pada
waktunya.
Terima kasih juga saya ucapkan kepada teman saya yang sudah membatu saya
menyelesaikan laporan ini sehingga bisa disusun dengan baik dan rapi.
Saya berharap semoga laporan ini bisa diterima dengan baik walaupun laporan ini masih
jauh dari kata sempurna, sehingga saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi terciptanya laporan yang lebih baik lagi.
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu saya
dalam penyusunan makalah ini sehingga makalah ini dapat selesai tepat waktu.

Subang, 26 Oktober 2020

Penyusun

i
 DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR  i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang  1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Makalah 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Pengertian Panahan 3
B. Sejarah Olahraga Panahan 3
C. Teknik Dasar Dalam PermainanPanahan 7
D. Peralatan yang digunakan Dalam Panahan 16
BAB III PENUTUP 23
3.1 Kesimpulan 23
3.2 Saran 23
DAFTAR PUSTAKA iii

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Panahan (Inggris:Archery) adalah suatu kegiatan menggunakan busur


panah untuk menembakkan anak panah. Bukti-bukti menunjukkan bahwa sejarah
panahan telah dimulai sejak 5.000 tahun yang lalu yang awalnya digunakan
untuk berburu dan kemudian berkembang sebagai senjata dalam pertempuran dan
kemudian sebagai olahraga ketepatan. Seseorang yang gemar atau merupakan ahli dalam
memanah disebut juga sebagai pemanah.

Busur telah ditemukan pada masa Paleolitik atau awal periode Mesolitik. Petunjuk
tertua akan fungsinya di Eropa datang dari Stellmoor di Lembah Ahrensburg, bagian
utara dari Hamburg, Jerman dan tanggal dari akhir Paleolitik, sekitar 10.000 – 9.000
SM. Panah dibuat dari kayu pinus dan terdiri dari poros utama dan sebuah poros depan
sepanjang 15 – 20 sentimeter atau 6-8 inci dengan sebuah titik batu. Pembuatan
makalah ini didasarkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah didaktik &
metodik olahraga permainan. Makalah ini berisi tentang panahan. Makalah ini dibuat
supaya penulis mampu memahami lebih jauh tentang panahan. Oleh karena itu saya
berharap, makalah ini dapat berguna bagi pembaca dalm memahami Olahraga panahan
secara lebih dalam.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Apa yang dimaksud permainan panahan ?
b. Bagaimana sejarah perkembangan olahraga panahan ?
c. Bagaimana cara bermain panahan ?
d. Apa saja Teknik dalam permainan panahan ?
e. Komponen apa saja yang terdapat dalam permainan panahan ?
f. Bagaimana peraturan permainan panahan ?

C. Tujuan
Tujuan makalah ini adalah untuk :
a. Mengetahui apa itu permainan panahan
b. Mengetahui sejarah tentang olahraga panahan
c. Mengetahui cara bermain panahan
1
d. Bisa menjelaskan Teknik apa saja yang ada dalam panahan
e. Mengklasifikasikan komponen-komponen permainan panahan
f. Mengetahui peraturan dalam olahraga

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian panahan

panah untuk menembak anak panah. Olahraga panahan dalam bahasa Inggris disebut

dengan archery. Olahraga panahan juga merupakan salah satu dari olahraga anjuran nabi

dan juga salah satu warisan budaya tradisional masyarakat Indonesia. Panahan atau

memanah menjadi olahraga yang cukup populer pada zaman sekarang. Sehingga banyak

sekali terdiri pelatihan dan juga gerai panahan di kota-kota besar. Meski bisa dibilang

olahraga yang sulit untuk dipelajari, tetap saja olahraga ini bisa dikuasai dengan

ketekukan dan kerja keras yang gigih.

B. Sejarah olahraga panahan

Busur telah ditemukan pada masa Paleolitik atau awal periode Mesolitik. Petunjuk
tertua akan fungsinya di Eropa datang dari Stellmoor di Lembah Ahrensburg, bagian utara
dari Hamburg, Jerman dan tanggal dari akhir Paleolitik, sekitar 10.000 – 9.000 SM. Panah
dibuat dari kayu pinus dan terdiri dari poros utama dan sebuah poros depan sepanjang 15 –
20 sentimeter atau 6-8 inci dengan sebuah titik batu. Pada zaman dahulu tidak ditemukan
busur, sebelumnya ditemukan poros bertitik, tetapi mungkin pada zaman dahulu orang
menggunakan pelempar tombak daripada busur. Sejauh ini busur tertua diketahui datang
dari rawa Holmegard di Denmark. Akhirnya busur menggantikan pelempar tombak sebagai
sarana utama untuk melepaskan batang peluru, dan di setiap benua kecuali Australia,
meskipun pelempar tombak bertahan di samping busur di benua Amerika terutama Meksiko
(di mana “pelempar tombak” itu atlatl dalam bahasa Nahuatl) dan di antara Suku Inuit. Tapi
seperti yang kita tahu busur tertua datang dari Yunani Kuno pada 2800 SM. Busur dan
panah telah hadir pada budaya Yunani sejak keduanya berasal dari Predinastik (masa
sebelum ada kerajaan). Di Levant, artefak yang mungkin menjadi gagang panah pelurus
diketahui berasal dari budaya Natufian, ke depan. Orang-orang El-Khiam dan PPN A
memanggul Khiampoints mungkin sebagai panah. Peradaban klasik, terutama Assirian,
Persian, Parthian, Indian, Korean, Cina, Jepang dan Turki menerjunkan pemanah dalam

3
jumlah yang besar pada tentara perangnya. Busur besar Inggris terbukti nilainya untuk
pertama kali di Perang Benua ketika Pertempuran Crecy. Pemanah Amerika telah tersebar
luas ketika Kontak Eropa. Panahan berkembang pesat di Asia. Istilah Sansekerta untuk
panahan, dhanurveda, pada saat ini digunakan untuk istilah seni beladiri. Di Asia Timur,
Goguryeo, satu dari Tiga Kerajaan Korea, terkenal dengan resimennya sangat berbakat
dalam memanah.

Perkembangan Panahan di Indonesia

Perkembangan Panahan di Indonesia, apabila kita memperhatikan cerita-cerita


wayang purwa misalnya, jelas bahwa sejarah panah dan busur di Indonesiapun telah
cukup panjang, dan tokoh-tokoh pemanah seperti Arjuna, Sumantri, Ekalaya, Dipati
Karno, Srikandi Dan Dorna sebagai Coach panahan terkenal dalam cerita Mahabharata.
Kalau PON I kita pakai sebagai batasan waktu era kebangunan olahraga Nasional, maka
Panahan telah ikut ambil bagian dalam era kebangunan Olahraga Nasional itu. Dalam
sejarah PON, Panahan merupakan cabang yang selalu diperlombakan, walaupun secara
resminya Persatuan Panahan Indonesia (Perpani) baru terbentuk pada tanggal 12 Juli
1953 di Yogyakarta atas prakarsa Sri Paku Alam VIII. Dan Kejuaraan Nasional yang
pertama sebagai perlombaan yang terorganisir, baru diselenggarakan pada tahun 1959 di
Surabaya.

Sri Paku Alam VIII selanjutnya menjabat sebagai Ketua Umum Perpani hampir
duapuluh empat tahun dari tahun 1953 sampai tahun 1977. Dengan terbentuknya
Organisasi Induk Perpani, maka langkah pertama yang dilakukan adalah menjadi anggota
FITA (Federation Internationale de Tir A L’arc). Organisasi Federasi Panahan
Internasional yang berdiri sejak tahun 1931. Indonesia diterima sebagai anggota FITA
pada tahun 1959 pada konggresnya di Oslo, Norwegia. Sejak saat itu Panahan di
Indonesia maju pesat, walaupun pada tahun-tahun pertama kegiatan Panahan hanya
terdapat di beberapa kota di pulau Jawa saja. Kini boleh dikatakan bahwa hampir di
setiap penjuru tanah air, Panahan sudah mulai dikenal.

Dengan diterimanya sebagai anggota FITA pada tahun 1959, maka pada waktu itu
di Indonesia selain dikenal jenis Panahan tradisional dengan ciri-ciri menembak dengan
gaya duduk dan instinctive, maka dikenal pula jenis ronde FITA yang merupakan jenis
ronde Internasional, yang menggunakan alat-alat bantuan luar negeri yang lebih modern
dengan gaya menembak berdiri. Dan dengan demikian terbukalah kesempatan bagi
pemanah Indonesia untuk mengambil bagian dalam pertandingan-pertandingan
Internasional.

4
Bersamaan dengan itu timbul masalah peralatan yang harus diatasi untuk bisa
mengambil bagian dalam pertandingan Internasional, pemanah kita harus memiliki
peralatan yang memadai, agar dapat berkompetisi dengan lawan-lawannya secara
berimbang. Kenyataannya alat-alat ini sangat mahal harganya dan sulit di dapat. Hanya
beberapa pemanah saja yang dapat membayar harga alat-alat tersebut. Keadaan ini
merupakan faktor penghambat bagi perkembangan olahraga ini. Untuk mengatasi
masalah ini, pada tahun 1963 Perpani menciptakan Ronde baru dengan nama Ronde
Perpani. Pokok-pokok ketentuan pada perpani pada dasarnya sama dengan ronde FITA,
kecuali tentang peralatannya yang dipakai dan jarak tembak disesuaikan dengan
kemampuan peralatan yang dibuat di dalam negeri. Mengenai peralatan Ronde Perpani
ini ditetapkan bahwa hanya busur dan panah yang dibuat dan dengan bahan dalam negeri
yang boleh dipakai.

Dengan ketentuan tadi dua hal yang hendak dicapai, pertama untuk pemasalan
belum diperlukan peralatan yang mahal, yang harus di import, tetapi cukup alat-alat yang
bisa dibuat di Indonesia. Kedua, Ronde Perpani mempunyai peranan untuk
mempersiapkan pemanah-pemanah kita untuk bisa mengambil bagian dalam
pertandingan Internasional, tanpa menunggu tersedianya alat yang harus dibeli dengan
harga mahal. Bagi mereka yang terbukti berhasil membuktikan kemampuannya melalui
ronde Perpani, diberi kesempatan memakai peralatan Internasional. Sedangkan Ronde
Tradisional dengan ciri-ciri dilakukan dengan gaya duduk dan instinctive, sulit
mengambil sumber pemanah langsung dari ronde Tradisional, karena perbedaan-
perbedaan yang sifatnya prinsipil tadi.

Kemudian dengan adanya tiga ronde panahan tersebut, Perpani mengatur waktu
untuk kejuaraan nasional sebagai berikut : Setiap tahun genap diselenggarakan Kejuaraan
Nasional untuk Ronde Perpani dan Ronde Tradisional, sedangkan pada tahun ganjil
diselenggarakan Kejuaraan Nasional untuk ronde FITA. Kebijaksanaan ini adalah dalam
hubungannya dengan ketentuan dari FITA yang menyelenggarakan Kejuaraan Dunia
pada setiap tahun ganjil. Sehingga Kejuaraan Nasional Ronde FITA tersebut
dimaksudkan untuk persiapan dan memilih para pemanah Indonesia yang akan
diterjunkan ke kejuaraan Dunia. Sedangkan pada PON diperlombakan ketiga ronde
sekaligus.

Sejak Konggres Perpani tahun 1981 bersamaan dengan PON X, pola


kebijaksanaan Perpani dirubah, yaitu bahwa Kejuaraan Nasional diselenggarakan setiap
tahun (kecuali tahun diselenggarakannya PON tidak ada Kejuaraan Nasional) dan
diperlombakan ketiga ronde Panahan sekaligus yaitu Ronde FITA, Ronde Perpani dan
Ronde Tradisional. Perlu dikemukakan disini bahwa sebelum tahun 1959 yaitu tahun

5
diterimanya Perpani sebagai anggota FITA, pada PON – I tahun 1948 di Solo, PON
II/1951 di Jakarta, PON – III/1953 di Medan, PON – IV/1957 di Makasar, panahan hanya
memperlombakan Ronde Tradisional, yaitu ronde duduk, dengan hanya satu jarak 30
meter, dengan 48 tambahan 4 anak panah dan dengan sasaran bulatan dengan hanya
dibagi tiga bagian saja. Selanjutnya beberapa kejadian penting yang dapat dikemukakan
mengenai dunia Panahan Indonesia, antara lain :

– Tahun 1959 : Kejuaraan Nasional I di Surabaya.

– Tahun 1961 : Kejuaraan Nasional II di Yogyakarta.

– Tahun 1962 : Kejuaraan Nasional III di Jakarta

– Asian Games IV di Jakarta, dimana regu Panahan Indonesia menduduki tempat kedua
di bawah Jepang.

– Tahun 1963 : Kejuaraan Nasinal IV di Jakarta.

– Genefo I di Jakarta, dimana regu Indonesia (Putera) menduduki tempat keempat dan
regu puterinya kedua.

– Tahun 1964 : Perlawatan regu Nasional ke RRC dan Phlipina. Selama di RRC
pemanah-penahan pria kita dalam tiga pertandingan menduduki tempat teratas.

Sedangkan puteri kita masih harus mengakui keunggulan pemanah-pemanah


puteri RRC. Di Philipiina sebaliknya pemanah-pemanah tuan rumah, sedang pemanah
puteri kita unggul dari pemanah-pemanah Philipina.

– Tahun 1965 : Kejuaraan Dunia di Vesteras, Swedia, dimana regu puteri Indonesia
ketiga belas dan regu puteri kesembilan terbaik di dunia.

– Tahun 1966 : Ganefo Asia I di Phnom Penh, Kamboja. Regu putera menempati urutan
teratas, dan dua orang kita berhasil merebut medali emas dan perak untuk kejuaraan
perorangan. Regu puteri kita menduduki tempat kedua di bawah RRC.

Untuk selanjutnya, perkembangan dan prestasi Panahan Indonesia tidak mengecewakan.


Kejuaraan Nasional selalu diselenggarakan setiap tahun, yaitu tahun genap untuk Ronde
Perpani dan Ronde Tradisional, sedang pada tahun ganjil untuk Ronde FITA (sejak tahun
1982 Kejuaraan Nasional diselenggarakan setiap tahun untuk ketiga ronde Panahan yaitu
Ronde FITA, Ronde Perpani dan Ronde Tradisional sekaligus).

6
C. Teknik dasar dalam olahraga panahan
a) Metode dorong tarik (push pull)

Metode ini dipakai pada busur yang lurus dan melengkung. Tali
dipasang secara tepat di dalam notch dari sisi busur sebelah bawah yang
dibiarkan tenang. Tangan yang satu menarik bagian tengah busur keluar,
sedangkan tangan yang lain mendorong untuk memaksa sisi busur kearah
bawah. Ketika lengkungan diperoleh, jari harus menyumbat ujung tali dalam
penakik busur atas (notch). Tali yang sudah dipasang harus diperiksa yaitu
dalam keadaan lurus dengan busur (Barrett J. A, 1990: 46). Pemanah harus hati-
hati dalam menggunakan metoda ini, karena jika saat mendorong tidak hati-hati
tangan bisa tergelincir, akibatnya busur bisa terbang ke depan dan dapat
memukul wajah. Seorang pemanah pemula, jika mempunyai suatu tarikan busur
yang berat dan atau sangat panjang, maka akan mengalami kesulitan untuk
menggunakan metoda ini (C.John, W, 1976: 47).

b) Metode tindak langkah (step-through)

Menempatkan sayap bawah di depan salah satu kaki dan tali busur
berada diantara langkah kaki lain. Pemanah menarik sayap bagian atas maju di
atas paha dan masukkan tali sampai takik pada ujung sayap. Kelemahan dari
metoda ini adalah pemanah cenderung sering menarik sayap bagian atas ke arah
badan menjadi suatu garis lurus dengan tali busur dan busur melengkung secara
alami. Hasilnya tekanan yang tidak seimbang dapat dengan mudah
membengkokan sayap. Bagi para pemanah pemula sering menggunakan metode
ini, karena lebih mudah dalam memasukan tali busur dan tingkat keamanannya
lebih baik daripada cara 1 (C.John, W, 1976: 49).

Tehnik memanah bagi pemula pada dasarnya ada sembilan langkah, yaitu:
a) Sikap Berdiri/Stance

7
Pada teknik dasar memanah, salah satu teknik yang perlu dilakukan
dengan benar adalah sikap berdiri atau istilah lainnya stand. Sikap ini adalah
ketika Anda pada posisi berdiri dengan kaki tegap dan juga harus kuat menumpu
di permukaan tanah yang dipijak. Berikut ini adalah sejumlah sikap berdiri dalam
panahan:

 Square Stance/Even/Sejajar

Untuk sikap berdiri ini, kaki pemanah harus dalam kondisi terbuka, namun
lebarnya harus disamakan dengan lebar bahu. Posisi kaki juga perlu dibuat sejajar
lurus dengan garis tembak secara tepat. Bagi para pemula, alangkah disarankan
untuk dapat menggunakan teknik sikap berdiri satu ini hingga 2 tahun sebelum
mencoba sikap berdiri lainnya. Sejajarnya cara berdiri pemanah akan membuat
sang pemanah lebih gampang untuk proses pengukuran garis lurus dengan
targetnya. Dalam hal ini, perhatikan juga saat menarik atau pada posisi holding.
Tetaplah jaga tubuh tetap dalam kondisi tegap walau tubuh akan cenderung
bergerak agar pelepasan teknik berakhir sempurna.

 Open Stance/Terbuka
Pada teknik sikap berdiri open stance ini, posisi kaki pemanah harus
membuat sudut sebesar 450 derajat dengan garis tembak. Namun pada
teknik ini, posisi badan lebih stabil ketimbang sikap berdiri sebelumnya,
terutama sewaktu pemanah melakukan penarikan tali busur. Bahkan kepala
juga akan jauh lebih rileks dengan cara sikap berdiri ini. Hanya saja, para

8
pemanah pemula tak disarankan untuk menggunakan teknik sikap berdiri
terbuka ini. Catatan penting di sini adalah bahwa cara berdiri seperti ini boleh
dilakukan dan dianjurkan pada para pemanah tingkat lanjut. Jika sudah punya
jam terbang cukup tinggi, maka eksekusi untuk teknik ini bakal lebih
sempurna.
 Oblique Stand/Miring
Teknik sikap berdiri selanjutnya adalah posisi miring alias oblique stand di
mana teknik ini tak dianjurkan untuk dilakukan oleh para pemanah pemula alias
yang masih belajar. Ini karena pemula biasanya belum cukup kuat untuk
menopang tubuh saat anak panah dilepaskan saat ditembakkan. Untuk melakukan
posisi ini, kaki harus diletakkan sejajar antara satu dengan lainnya, namun tak
pada posisi yang lurus, tapi lebih kepada posisi miring dengan arah jam 3.
Seringkali posisi ini tak sengaja dipraktikkan atau dipakai para pemula walau baru
mencoba memanah.

 Close Stance/Tertutup
Untuk cara berdiri dalam memanah selanjutnya, ada close stance atau sikap
berdiri tertutup di mana ini adalah kebalikan dari open stance atau sikap terbuka. Untuk
menerapkannya, pemanah perlu memosisikan kaki tak membentuk sudut 450 derajat,
tapi justru kedua kaki saling memperkuat. Kaki kiri posisi harus ada di bagian deban di
mana arahnya sedikit serong ke kanan, sementara kaki kanan ada di bagian belakang
dengan sedikit sering ke kiri. Di antara 4 teknik sikap berdiri, sikap berdiri tertutup ini
adalah yang dianggap terkokoh.

b) Nocking/Memasang Ekor Panah

9
Nocking adalah teknik gerakan yang mendasar dalam olahraga panahan di
mana teknik ini lebih kepada penempatan atau memasukkan ekor/ujung panah ke
nocking point atau anak panah ke tali busur dan meletakkan shaft atau gandar di
sandarannya. Berikut bisa diperhatikan langkah atau aspek pada teknik nocking
yang perlu dikuasai setiap pemanah.

- Pastikan supaya bulu indeks di bagian ekor panah menjauhi bagian sisi
jendela busur.
- Perhatikan apakah ekor panah sudah benar-benar masuk secara tepat ke tali.

- Pastikan anak panah atau nocking point telah masuk sepenuhnya dan memang
pas di nock, karena terbangnya anak panah pasti akan terganggu bila anak
panah terlalu besar atau longgar.

c) Extend/Mengangkat Lengan Busur

10
Pemanah profesional biasanya menggunakan teknik extend ketika

mengangkat lengan busur dan untuk lebih spesifiknya, gerakan dilakukan dengan
lengan diangkat setinggi bahu di mana tangan penarik tali juga harus dalam posisi
siap dalam penerapannya. Dalam teknik ini, pemanah harus benar-benar dalam
kondisi rileks saat menarik tali dan penggunaan 3 jari utama adalah yang juga paling
penting dalam penarikan tali busur, yakni jari telunjuk, jari tengah dan tak lupa jari
manis.

- Awalnya, letakkan tali busur pada ruas-ruas jari pertama.


- Berikan tekanan pada handle busur secara cukup terhadap telapak tangan yang
dijadikan penahan busur.
- Untuk lebih tepatnya, tekanan ada pada tengah titik V yang ibu jari dan jari telunjuk
bentuk pada lengan yang sedang memegang busur.
d) Hooking and Gripping

Dalam memanah, teknik hooking dan gripping juga harus benar agar
eksekusi berjalan lancar dengan tembakan yang tak meleset. Gerakan memanah ini
bisa dilakukan dengan menempatkan atau mengaitkan jari di tali sesudah anak
panah maupun nocking point yang sudah dipasang secara benar.

- Tempatkan posisi jari di tali dan tali busur sendiri juga perlu berada pada sendi
pertama.
- Jangan sekali-kali melakukan peletakan tali di bagian sendi pertama pada jari atas
dan bawah.
- Sebelum menembak, cek lebih dulu tab tali antara posisi jari di tab serta nocking
point.
- Gunakan pembatas jari sehingga posisi benar dan lebih rileks nantinya.
e) Mindset

11
Mindset merupakan teknik yang juga perlu dikuasai para pemanah karena
hal ini berhubungan erat dengan konsentrasi serta fokus ketika hendak
menembakkan anak panah. Aspek satu ini juga merupakan hal terpenting karena
seorang pemanah saat menembakkan anak panah harus sangat rileks. Setiap
pemanah perlu untuk melatih diri sendiri supaya fokus terhadap tugas yang tengah ia
hadapi supaya saat menerbangkan anak busur, terdapat bonus maupun skor yang
sempurna.

f) Drawing/Menarik Tali Busur

Drawing merupakan sebuah teknik gerakan di mana pemanah perlu


menarik tali busur sampai menyentuh dagu, bibir dan hidung yang dilanjutkan
dengan peletakan tangan ke penarik tali busur yang ada di dagu.

- Pre-draw – Dalam drawing ada teknik pre-draw di mana gerakan ini adalah gerakan
tarikan awal dan saat penerapan, pemanah telah mengunci sendi bahu, sendi siku serta
sendi pergelangan supaya anak panah siap ditarik.
- Primary-draw – Teknik ini adalah teknik tarikan utama di mana posisi dimulai dari
pre-draw hingga tali busur menyentuh bagian dagu, bibir serta hidung sang pemanah.
Saat anak panah akan dilepaskan, teknik seluruhnya berakhir di posisi penjangkaran.
- Secondary-draw – Teknik selanjutnya disebut juga dengan tarikan kedua, yakni
sebuah gerakan yang akan menahan tarikan tali sewaktu berada di penjangkaran
supaya lebih siap hingga pelepasan tali.

12
g) Anchoring/ Penjangkaran Lengan Penarik

Pemanah dalam teknik ini perlu menjangkarkan tangan yang ia pakai sebagai
penarik tali busur di bagian dagu. Berikut adalah langkah yang tepat untuk
melakukannya:

- Tempatkan posisi yang sama akan penjangkaran tangan penarik tali dan jaga agar
kekokohannya tetap terjaga dan menempel di bawah dagu.
- Pemanah dapat melihat diantara mata yang membidik adanya bayangan tali pada
busur di saat yang sama.
- Pada teknik penjangkaran tengah, pemanah bisa menggunakan tangan yang bertugas
utama sebagai penarik tali busur di mana tangan tersebut harus menyentuh bagian
tengah dagu, bibir dan hidung dan tak ketinggalan juga tetap menempel di bawah
dagu.
- Pada teknik penjangkaran samping, pemanah perlu memakai tangan penarik tali busur
dengan membuat tangan tersebut berada menyentuh bagian samping dagu, bibir serta

hidung namun menjaga tetap menempel di bawah dagu.

h) Tighten/Menahan Sikap Panahan

13
Pada teknik ini, artinya pemanah perlu berada dalam kondisi menahan posisi
memanah beberapa saat. Penerapan teknik ini bisa dilakukan sesudah teknik
penjangkaran serta sebelum pelepasan anak panah. Di waktu yang sama, biasanya

otot lengan penahan busur dan juga bersama dengan lengan penarik tali berkontraksi
dengan frekuensi yang sama agar posisi tak mengalami perubahan ketika hendak
pelepasan anak panah. Pemanah dalam teknik ini perlu benar-benar fokus pada
pembidikan target yang sudah ada atau telah ditentukan. Ketika melakukan
pembidikan, pemanah harus bersikap mempertahankan posisi memanahnya sebaik
mungkin sampai anak panah dilepas secara sempurna.

i) Aiming/Membidik

Membidik atau aiming merupakan teknik penting selanjutnya dalam


olahraga panahan. Gerakan membidik adalah gerakan yang bertujuan sebagai
pengarah perlengkapan panahan pembidik supaya tepat dalam menembak ke
sasaran. Posisi badan pemanah perlu dipertahankan agar tak bergerak agar tak
meleset ketika sudah menembak. Hal lain yang juga pemanah perlu perhatikan
adalah memerhatikan teknik yang digunakan. Penerapan dari teknik ini biasanya
akan membantu hasil eksekusi yang baik karena pemanah juga akan jauh lebih fokus
dan rileks saat melakukannya. Tetap perhatikan juga faktor arah mata angin,
kecepatan angin, hingga sudut antara target tembakan dan sang pemanah sendiri.

14
j) Release

Ketika sudah pada tahap pembidikan, tentu teknik selanjutnya untuk


diterapkan adalah release alias melepas tali atau panah. Gerakan melepaskan tali
busur bisa dilakukan dengan merilekskan jari-jari yang digunakan sebagai penarik
tali. Ada 2 cara pelepasan anak panah yang bisa dikuasai oleh para pemanah, yaitu:

- Dead Release – Pada teknik release ini, sesudah melepaskan tali busr, lengan penarik
tali harus berada tetap pada posisinya. Tetap jaga agar lengan menempel di dagu
seperti di awal.
- Active Release – Sesudah pelepasan tali busur, lengan penarik tali bisa digerakkan ke
arah belakang menelusuri dagu dan juga bagian leher.
- Follow-through – Masih menjadi bagian dari teknik release, follow-through bisa
digunakan dengan mengendalikan tembakan secara alami. Ketika dilakukan secara
berlebihan, kekacauan akan terjadi di titik berat panah.

Teknik akan berakhir baik bila dilakukan dengan kekuatan penuh yang diberikan dari
tali pada busur yang pemanah gunakan. Karena kekuatan dimaksimalkan, maka ini

bisa menjadi pencegah getaran tali.

k) After Hold/Menahan Sikap Panahan

15
Teknik paling akhir adalah teknik after hold di mana pemanah harus
menahan sikap panahan dalam beberapa detik pasca penembakan atau pelepasan
anak panah. Setelah anak panah terlepas dari busur, pastikan untuk posisi tubuh
menahan sikap panahan dengan tujuan agar pengendalian gerakan memanah yang
telah diselesaikan. Secara teknis, tangan penarik busur harus posisinya ada seperti
pada posisi awal, lurus tepat ke arah target karena hanya tali busur lah yang kembali
ke awal sebelum ditarik. Tahanlah paling tidak hingga 2 detik pasca pelepasan anak
panah hingga anak panah sampai atau menyentuh permukaan sasaran.

D. Peralatan yang digunakan dalam panahan

1) Busur Panah
Seorang pemanah atau calon pemanah sangatlah wajib memiliki busur panah yang
kita bisa juga sebut dengan istilah bow. Mengapa busur adalah yang utama dalam
aktivitas panahan? Ini karena busur adalah faktor yang digunakan sebagai penentu anak
panah yang seperti apa. Busur dan anak panah harus selalu serasi karena kalau tak serasi,
maka ini dapat menjadi pemicu tembakan yang dilepaskan tak bisa maksimal. Bahkan
ketidakcocokan antara busur serta anak panahnya mampu menghambat tembakan
sehingga tak bisa kena sasaran yang sudah ditentukan. Ada 2 jenis busur yang umum dan
paling utama, yaitu:
- Recurve bow
- Single piece bow

Komunitas para pemanah biasanya menggunakan salah satu atau dua dari jenis busur
panah tersebut, namun jika ingin memilih busur dengan kenyamanan yang baik, amat
direkomendasikan untuk memilih busur fiberglass. Atau paling tidak, Anda bisa memilih
menggunakan busur yang telah dilaminasi. Busur yang telah dilaminasi artinya adalah
busur yang telah diberikan pelapis khusus. Ketika memilih busur, pilih busur dengan
tingkat akurasi center shoot di mana busur tersebut juga alangkah baiknya mempunyai
kapabilitas working recurve alias bisa dibongkar pasang. Jenis busur bongkar pasang
biasanya lebih difavoritkan karena bisa disimpan secara lebih mudah. Bukan hanya
gampang disimpan, melainkan busur jenis bongkar pasang bisa kita bawa ke manapun.
Bahkan busur panah yang bisa dibongkar pasang akan memudahkan penggunanya untuk

16
mengganti perangkat jika misalnya terjadi kerusakan. Jadi dengan demikian, bakal lebih
murah juga saat hendak mengganti perangkat sebab tak perlu harus mengganti secara
total. Itulah mengapa, recurve bow menjadi lebih populer dan diminati ketimbang single
piece.

Perangkat-perangkat yang ada pada busur panah jenis bongkar pasang antara lain adalah:

- Grip: bagian ini adalah lokasi di mana pemanah bisa memegang busur.
- Riser: inilah bagian pegangan utama busur dan juga tempat peletakan limb hingga
aksesoris yang lain.
- Stabilizer: Ini adalah alat yang dipakai oleh para pemanah untuk mengatur
keseimbangan busur. Tak hanya itu, guna lainnya adalah sebagai penahan saat
melakukan tembakan.
- Sight: Bagian ini adalah yang digunakan oleh pemanah supaya bisa mendapatkan
bidikan dengan tingkat akurasi tinggi.
- String groove: Ini adalah tempat di mana pengaitan lekukan tali busur atau string
bisa dilakukan.
- Arrow rest: Bagian ini merupakan lokasi peletakan anak panah di bagian depan,
pada umumnya terbuat dari besi atau plastik.
- Sight window: Bagian ini adalah aksesoris pelengkap alias tambahan dengan fungsi
utama membantu visual ketika membidik sasaran.
- Limb: Pemanah menggunakan perangkat ini sebagai penyimpan energi pegas di
sebuah busur dan untungnya di zaman sekarang limb pada busur panah bisa
dibongkar pasang. Untuk busur produksi lokal, performanya agak kurang baik kalau
dibongkar pasang terlalu sering.
- Limb tip string: Fungsi utama dari perangkat ini adalah sebagai penransfer energi
dari tangan pemanah menuju limb, maupun juga sebaliknya. Biasanya, bahan limb tip
string adalah dari kevlar yang merupakan material sintetis.
- Center serving Nock point: Perangkat ini adalah lokasi pada bagian tali busur dan
tempat peletakan anak panah di mana menggunakan besi yang telah dibuat khusus
biasanya. Namun ada pula yang dengan lilitan benang.
Tingkat kekuatan tarikan harus menjadi poin penting yang dipertimbangkan ketika
memilih atau membeli busur, berikut juga panjang tali busur yang dipakai.

2) Anak Panah
Seni olahraga memanah juga tak lengkap kalau tak ada anak panah tentunya.
Istilah lain bagi anak panah ini adalah arrow dan anak panah inilah yang kita tembakkan
menggunakan busur panah sehingga olahraga ini disebut sebagai panahan. Keberadaan
perlengkapan ini sangatlah wajib dan mutlak meski memang jenis anak panah berbeda-
beda sekaligus juga penerapannya. Jenis-jenis anak panah berikut ini kiranya bisa

17
menjadi bahan pertimbangan Anda apabila tertarik dengan olahraga panahan dan masih
belum tahu jenis anak panah manakah yang bakal sesuai untuk digunakan.

- Anak Panah Fiberglass


Jika masih tergolong pemula, maka untuk panahan, Anda bisa mencoba
menggunakan jenis anak panah fiberglass karena bahan satu ini merupakan pilihan
terbaik bagi para pemula. Keuntungan lainnya dalam memilih anak panah jenis ini
adalah karena harganya yang tak terlalu tinggi sehingga sangat pas bagi yang baru
ingin belajar. Meski fleksibilitasnya kurang karena tak melengkung saat kena
kekuatan besar, namun banyak pemula dalam olahraga panahan yang nyaman belajar
menggunakannya. Kekuatan yang terlalu besar akan memberikan tekanan yang besar
dan meski tak melengkung, jenis anak panah ini dapat menjadi patah. Apabila
panahan hanya dijadikan hobi pengisi waktu luang, pilihan anak panah fiberglass
sangatlah dianjurkan. Bahkan keawetannya pun sudah terbukti di mana kondisinya
lebih tahan lama ketimbang lainnya. Hanya saja, anak panah fiberglass pada waktu
digunakan untuk target shooting bisa lebih berat ketimbang aluminum. Para pemanah
yang menggunakan anak panah jenis ini memang dalam hal kontrol bakal merasakan
kesulitan, apalagi bila digunakan untuk aksi memanah dengan tembakan jarak jauh.

- Anak Panah Kayu/Wood


Paling umum lainnya dari jenis anak panah adalah wood atau jenis anak panah
yang terbuat dari bahan kayu. Jenis anak panah ini termasuk yang paling gampang
dijumpai di sekitar kita dan para pemburu biasanya banyak melakukan aktivitas
panahan dengan menggunakan anak panah dari kayu ini. Aktivitas berburu di hutan
pada umumnya bakal lebih nyaman ketika menggunakan bahan kayu. Anak panah ini
memang terbilang umum, namun jenis satu ini justru seringkali dipakai untuk 1
musim saja. Anak panah kayu juga menjadi nomor satu dan bahkan satu-satunya di
beberapa negara karena negara-negara tersebut mengadakan larangan penggunaan
anak panah fiberglass maupun aluminium, khususnya untuk tujuan berburu. Karena
fungsi utama dari anak panah kayu sering digunakan sebagai alat berburu, maka
otomatis untuk masalah olahraga panahan, anak panah ini tak begitu
direkomendasikan. Kualitas terbilang kurang jika dibandingkan dengan anak panah

18
jenis lain. Bahkan bahan dari kayu juga tak begitu tahan lama dan gampang habis
dimakan rayap, khususnya bila penyimpanan kurang tepat dan di lokasi dengan
tingkat kelembaban tinggi.

- Anak Panah Aluminium


Jenis anak panah lainnya adalah yang terbuat dari aluminium dan menjadi
yang terbaik kalau dibandingkan dengan fiberglass dan kayu. Justru pada
kompetisi panahanlah, jenis anak panah aluminium ini yang paling banyak
digunakan. Fleksibilitasnya yang tinggi menjadi nilai plus bagi para pemanah
untuk memilih anak panah ini. Untuk bagian penyeimbang di anak panah-bulu
panahan alias desain fletching pun ada banyak pilihan sehingga para pemanah
bisa memilih sesuai selera masing-masing. Untuk pemanah indoor, fletchung
yang bahannya dari bulu justru yang paling baik. Bahkan bahan tersebut juga
nyaman dan bagus digunakan oleh para pemanah pemula sekalipun.

3) Tali Busur
String atau tali busur adalah perlengkapan atau peralatan panahan selanjutnya
yang sama penting dan wajibnya dengan busur panah. Busur panah tanpa tali busur
apalah artinya bukan? Apabila Anda seorang pemanah pemula, cukup gunakan string
yang dibuat dari Dacron sudah cukup dengan serving center di mana nilon sebagai bahan
dasarnya. Mengapa harus tali busur tersebut? Umumnya, bahan string atau tali busur
tidak begitu fleksibel dan dalam penggunaannya perlu ada teknik khusus yang dilakukan.
Bahan tali busur umumnya terbuat dari monofilament nylon dan bisa membuat para
pemanah pemula tak nyaman karena selama penggunaan, jari-jari akan ikut sakit serta
kerap menjadi pemicu teknis lainnya. Itulah mengapa, pemula tak seharusnya
menggunakan tali busur dari bahan monofilament, sementara dacron lebih diutamakan
dan disarankan bagi pemula karena cukup fleksibel dan ringan. Bahan dacron dijamin
tidak memberatkan pemanah, terutama saat pertama kali mencoba untuk memanah.

E. Peraturan permainan panahan

19
Olahraga memanah atau panahan memang diketahui menjadi cabang olahraga yang termasuk

sederhana. Seperti kita tahu olahraga ini adalah olahraga yang simple namun kerumitan pada teknis

bertingkat tinggi. Para pemula atau bagi yang tertarik dengan olahraga ini bukan hanya penting

mengetahui dan mempelajari teknik panahan, melainkan juga wajib mengenal peraturan olahraga

panahan.

1. Lapangan Panahan

Lapangan sudah menjadi hal mutlak dari dunia olahraga. Pertandingan atau lomba
panahan memiliki lapangan terbagi 2. Ada Outudoor dan Indoor.

Berikut dianataran peraturan lapangan pada lomba Olahraga Panahan.

- Setiap lapangan harus di pasang kamera agar juri mudah menilai


- Harus ada lajur berbeda yang membatasi peserta perempuan dan laki-laki. Lajur di
tentukan ukurannya kurang lebih 5 meter.
- Minimal target dalam satu lapangan yakni 1-3 target. Target bisa dipasang di setiap
lajurnya, biasanya dipakai 2.
- Aturan dasar memanah, diutamakan soal jarak sasaran baik laki laki ataupun
perempuan, karena jarak sasaran laki laki dan perempuan tidak sama.

Untuk pemanah laki laki umumnya : 30, 50, 70, 90m

Sedangkan Perempuan umumnya : 30, 40, 60, 70m

2. Kostum Memanah

Kostumpun sudah menjadi hal yang mutalk dalam dunia olahraga. Seperti halnya
sepak bola dan olahraga lainnya. Kostum dalam olahraga panahan pun demikian.

Kostum digunakan untuk mendukung penampilan pemanah saat bertanding.

- Agar anak panah tidak sampai mengenai string (tali busur) yang hendak dipakai,
kostum pemanah harus memiliki tempat penyimpan anak panah yang terikat di bagian
pinggang.
- Seluruh pemanah harus memakai angka di punggungnya, tentu dengan angka yang
sudah ditentukan.

20
3. Mengenal Istilah dalam Olahraga Memanah

Peserta akan di bimbing oleh seorang pembimbing, maka pemanah perlu mengetahui
istilah dalam memanah agar mudah untuk berkomunikasi dengan pembimbingnya.

- Stand-Stance : Istilah ini masih meliputi istilah lainnya, seperti oblique stance, close
stance, open stance dan square stance.
- Set up : Pemanah harus bersiap.
- Anchor : Pemanah dapat memulai ancang-ancang.
- Drawing : Pemanah harus berposisi menarik string.
- Aiming : Pemanah membidik.
- Holding : Pemanah melakukan sikap menahan sebelum anak panah dilepaskan.
- Back tension : Persiapan pemanah melakukan gerakan sebelum rilis anak panah.
- Release : Lepaskan anak panah.
- Follow through : Gerakan pemanah selanjutnya sesudah anak panah terlepas.
4. Poin

Setiap olahraga memiliki takaran dan aturan dalam memberikan poin, begitupun
dengan olahraga panahan, ada aturan khusus dalam memberikan poin.

- Pemanah yang berhasil mendapatkan poin akan dicatat, dan pencatatan dilakukan jika
pemanah sudah menembak beberapa kali, yaitu 3 anak panah.
- Pemanah wajib menyebutkan poinnya sendiri. Untuk pemanah lainnya yang berada
dalam satu grup yang berperan sebagai pembantu pemanah yang sedang
mengeksekusi nilai.
- Setiap poin diperoleh sesuai dengan anak panah yang menancap di papan sasaran.
- Nilai yang diperoleh akan menjadi lebih tinggi pada poin yang didapatkan pemanah
apabila setiap anak panahnya sukses menancap di 2 warna di saat yang sama.
- Nilai pun diperoleh saat permukaan papan target terlihat ada bekas tanda anak panah
yang sudah dilepaskan pemanah.
- Anak panah yang tertembus tak tertancap, terpental atau mengenai anak panah lain
tidak akan di berikan nilai.
- Skor akan bernilai sama saat anak panah menancap di target anak panah lain.
- Jika anak panah terlebih dahulu memantul ketanah maka tidak ada poin yang
diperoleh pemanah.
- Peserta tidak boleh menyentuh anak panah sasaran yang sudah dipakai untuk
menmbak sebelum panita selesai memeriksa hasil akhir.

21
- Jika pencabutan anak panah sudah dilakukan maka harus ada pembeian tanda di
lubang yang telah terkena tembakan.
5. Papan Target / Papan Sasaran Panahan

Untuk papan target ada aturan khusus yang dilakukan dalam kompetisi olahraga
panahan. Berikut aturannya :

- 2 Standar desain bentuk lingkarang untuk klasifikasi papan target.


- Diameter ukuran parameter papan target panahan, yakni 80cm dan 122cm yang tiap
lingkaran targetnya sudah di bagi 10 area untuk skor. Dan target pusatnya hanya ada
1.
- Sasaran memanah sendiri memiliki besar diamater 122cm dengan area skor 6cm.
- Untuk Sasaran memanah dengan ukuran 80cm : lebar dari area skor nya yaitu 4cm.
Secara kseseluruhannya sasaran terbagi menjadi 5 warna yang tak sama tapi terpusat.
6. Ronde Panahan

Ronde berdesarkan kepada alat yang dipakai, dan ada beberapa ronde dalam olahraga
panahan, berikut penjelasan secara singkat nya :

- Ronde FITA Coumpound : Jarak yang dilombakan mulai dari 30 Meter sampai 90
meter.
- Ronde Fita Recurve : Panah Standar pertandingan Internasional. Jarak perlombaannya
adalah 30-90 meter.
- Tradisional (none aksesoris) : Jarang diperlombakan untuk sekarang.
- Standar Bow atau Ronde Fita Nasional : Ronde yang hanya di Indonesia. Jarak yang
diperlombakan 30, 40, serta 50 meter. Pemula biasanya menggunakan ronde ini
karena lebih ringan dari yang lain.

22
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun hal yang dapat disimpulkan dari makalah ini adalah Panahan adalah
kegiatan menggunakan busur panah untuk menembakkan anak panah ke
sasaran.olahraga panahan ini juga termasuk permainan target.

Untuk mencapai keterampilan memanah yang baik sudah tentu melalui pelatihan,
dan dalam pelatihan tersebut membutuhkan pengetahuan tentang teknik memanah dan
peraturan-peraturan yang telah dijelaskan

B. Saran

Demikianlah makalah yang telah saya susun. Saya menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun sangat saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.

23
DAFTAR PUSAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Panahan

https://www.vienetharchery.com/2020/04/17/sejarah-panahan/

http://staffnew.uny.ac.id/upload/132308484/penelitian/TEKNIK-
TEKNIK_DASAR_BAGI_ATLET_PEMULA_PANAHAN.pdf

https://olahragapedia.com/perlengkapan-panahan

http://panahnyaindonesia.com/peraturan-olahraga-panahan/

iii

Anda mungkin juga menyukai