Anda di halaman 1dari 9

Nama:MARTA PURBA

Nim :21505006
M,Kuliah:Pengetahuan Lingkungan

PEMANASAN GLOBAL

A. Pengertian Pemanasan Global (Global Warming)

Pemanasan global (global warming) adalah suatu bentuk ketidakseimbangan


ekosistem di bumi akibat terjadinya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer,
laut, dan daratan di bumi.

Global warming merupakan suatu proses yang ditandai dengan naiknya


suhu atmosfer , laut, dan daratan. Sekedar info , Suhu rata-rata global pada
permukaan Bumi telah melonjak 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) dalam seratus
tahun terakhir. Jadi,fix bumi kita sudah makin memanas
B. Penyebab Pemanasan Global

Apa sebenarnya yang menyebabkan bumi ini semakin panas? Mengapa bumi
bisa mengalami kenaikan suhu? Nah,Ini dia penyebabnya

1. Efek Rumah kaca

Karbon dioksida atau cO2 yang dihasilkan oleh kegiatan di bumi ini seperti
pernafasan dan hasil pembakaran bahan bakar menyelubungi bumi .
Karena kadarnya sudah berlebihan maka CO2 seolah seperti kaca yang menutup
permukaan bumi. Selain karbon dioksida juga sulfur dioksida dan metana pun
sama seperti CO2 menyelubungi bumi
Layaknya sifat kaca, gas-gas yang melapisi tadi akan memantulkan infrared dari
matahari yang seharusnya dikembalikan lagi ke angkasa.
Infrared terperangkap di bumi.Sinar inframerah memiliki panjang gelombang
antara 760 nm sampai 1000 µm dan frekuensi 30 GHz sampai 40.000 GHz.
benda panas akibat getaran atomik dan molekuler dianggap memancarkan
gelombang panas dalam bentuk sinar inframerah. Makanya, sinar inframerah
sering disebut dengan radiasi panas.
efek rumah kaca itu ada gunanya untuk bumi kita dalam hal memberi panas.
Jika tak ada efek rumah kaca maka bumi ini akan diselimuti oleh dingin.
Dengan suhu rata-rata sebesar 15 °C (59 °F), bumi sebenarnya lebih panas 33
°C (59 °F) dari suhunya sebelumnya, andaikan tidak ada efek rumah kaca suhu
bumi hanya -18 °C sehingga es akan menutupi seluruh permukaan Bumi.
Karena efek inilah ,bumi menghangat, namun jika kadar berlebihan maka
akibatnya terjadilah yang dinamakan pemanasan global.

2. Efek umpan balik

Selain efek rumah kaca, efek umpan balik juga memberi pengaruh pada
pemanasan global.Umpan balik disini contohnya adalah penguapan air. Proses
pemanasan selain menghasilkan karbondioksida juga menghasilkan uap
air.Contoh ya reaksi pembakaran hidrokarbon :
CxHy + O2 → CO2 + H2O

Semakin banyak pemanasan yang terjadi akibat efek rumah kaca karbon
dioksida semakin melimpah uap air yang membumbung ke atmosfer.Uap air
sendiri ternyata memberi efek rumah kaca, seperti gas CO2.
Pemanasan yang terus terjadi itu menambah jumlah uap air secara terus
menerus hingga akhirnya tercapai kesetimbangan konsentrasi uap air.Efek
rumah kaca dari penguapan air disinyalir lebih besar dari efek rumah kaca gas
CO2 yang menghasilkannya .Lamanya umpan balik perlahan mengingat CO2 di
atmosfer betah dan berumur panjang.Umpan balik yang kedua disebabkan
penguapan awan. Jika dilihat dari bawah, memang awan terlihat memantulkan
lagi radiasi ke permukaan, akibatnya akan terjadi peningkatan efek
pemanasan.Umpan balik selanjutnya adalah sirnanya kemampuan es dalam
memantulkan cahaya.Ketika terjadi pemanasan global tentu es di daerah kutub
mencair. Ironisnya makin lama pencairannya makin cepat.Ketika es mencair,
daratan atau air dibawahnya akan jadi terbuka. Jika ketika ditutupi es, eslah
yang memantulkan cahaya, namun ketika daratan atau perairan sudah terbuka,
maka baik daratan atau daratan ternyata hanya mampu memantulkan cahaya
lebih sedikit dari es.

Kedua bagian ini malah lebih cenderung menyerap panas dari matahari,
akibatnya pemanasan meningkat dan espun cair dan cair lagi.Umpan balik tak
selalu negatif. Ada juga positifnya, Umpan balik positif muncul karena
terlepasnya CO2 dan CH4 atau gas metana dari melunaknya tanah beku
(permafrost) .
Proses ini adalah mekanisme lainnya yang juga memberikan pengaruh terhadap
pemanasan. Selain itu, es yang meleleh juga akan melepas CH4 yang ternyata
menimbulkan umpan balik positif.
Kemampuan lautan untuk menyerap karbon kurang maksimal jika suhunya
naik, Hal ini disebabkan oleh berkurangnya tingkat nutrien pada zona
mesopelagic sehingga pertumbuhan diatom terbatas dibanding fitoplankton
yang merupakan penyerap karbon yang rendah.

3. Variasi matahari
, variasi matahari adalah perubahan jumlah energi radiasi yang dilepaskan
matahari.
Variasi matahari dipengaruhi siklus matahari 11-tahunan (siklus bintik merah)
selain fluktuasi-fluktuasi lainnya yang tidak periodikAda dugaan bahwa adanya
variasi matahari disebabkan oleh umpan balik dari awan telah memberi andil
dalam pemanasan saat ini.
Penyebab pemanasan global karena variasi matahari dengan pemanasan akibat
efek rumah kaca adalah pada variasi matahari terjadi peningkatan aktivitas
matahari yang mampu menaikkan suhu stratosfer sebaliknya efek rumah kaca
akan menurunkan suhu stratosfer.
Semenjak tahun 1960, pendinginan stratosfer ini sebenarnya sudah teramati.
Peristiwa ini sepertinya tidak mungkin terjadi jika penyumbangnya adalah
aktivitas matahari,Penipisan lapisan ozon juga memberikan kontribusi dalam
pendinginan.Kombinasi Fenomena variasi Matahari dengan aktivitas gunung
berapi sepertinya telah memberikan efek pemanasan dari masa pra-industri
hingga tahun 1950, serta efek pendinginan sejak tahun 1950.
Diperkirakan bahwa matahari mungkin telah memberikan pengaruh terhadap
45-50% peningkatan suhu rata-rata global selama periode 1900-2000, dan
sekitar 25-35% antara tahun 1980 dan 2000.
Para ilmuwan menyimpulkan bahwa walaupun ada peningkatan sensitivitas
iklim terhadap pengaruh matahari , namun sebagian besar pemanasan yang
terjadi pada dekade-dekade terakhir ini fix disebabkan oleh gas-gas rumah kaca.

Beberapa ilmuwan berpendapat Siklus Matahari hanya memberi peningkatan


kecil sekitar 0,07% dalam tingkat terang yang dihasilkannya selama 30 tahun
terakhir. Dengan angka sekecil ini sepertinya Efek ini terlalu kecil untuk
menyumbang terhadap pemanasan global.
Sebuah penelitian oleh Lockwood dan Fröhlich menemukan bahwa tidak ada
pemanasan global dengan variasi matahari sejak tahun 1985 sebenarnya tak ada
hubungan sama sekali , baik melalui variasi dari output matahari maupun variasi
dalam sinar kosmis.
C. Cara Mengukur Pemanasan Global

Tahun 1896, para ilmuwan mencurigai pembakaran bahan bakar fosil akan
mengubah komposisi atmosfer dan bisa mengakibatkan pemanasan global.
Tahun 1957 ketika para peneliti yang bekerja pada program penelitian global
yaitu International Geophysical Year kemudian mengambil sampel atmosfer
dari puncak gunung Mauna Loa di Hawai untuk membuktikan hipotesis
mereka.Hasilnya Ternyata kadar CO2 meningkat konsentrasinya di atmosfer
dan menyebabkan pemanasan global.para ilmuwan juga sudah menduga kalau
iklim bumi semakin menghangat namun saat itu mereka belum punya cukup
bukti untuk memperkuat dugaannya. Perlu bertahun-tahun untuk melakukan
pengamatan iklim. Tidak hanya sehari dua hari
Di akhir tahun 1980an barulah mereka berhasil mencatat data statistik yang
menunjukkan bumi menghangat namun itupun mereka merasa masih kurang
meyakinkan.Di daerah-daerah dekat perkotaan kemudian didirikan stasiun
cuaca. Letak stasiun cuaca di perkotaan dengan tujuan banyak mendapatkan
data dari panas yang dihasilkan dari aktivitas kendaraan dan bangunan.
Data yang terkumpul ternyata lebih akurat. Dan hasilnya cocok dengan
hipotesis mereka selama ini, menghangatnya bumi memang bukan sekedar
isapan jempol belaka.
Akhir abad ke-20, tercatat bahwa sepuluh tahun terhangat selama seratus tahun
terakhir terjadi setelah tahun 1980, dan tiga tahun terpanas terjadi setelah tahun
1990, dengan 1998 menjadi tahun yang paling panas.
Pada tahun 2001, Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) membuat
kesimpulan yang menyatakan bahwa suhu udara global telah meningkat 0,6
derajat Celcius (1 derajat Fahrenheit) sejak 1861.
Mereka setuju bahwa pemanasan tersebut terutama diakibatkan oleh aktivitas
manusia yang menyumbang gas-gas rumah kaca ke atmosfer.

IPCC bahkan memprediksi peningkatan suhu rata-rata global akan meningkat


1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100.
Apabila gas rumah kaca yang teremisi terus meningkat, para ahli
memperkirakan, konsentrasi karbon dioksida di atmosfer dapat melonjak hingga
tiga kali lipat pada awal abad ke-22 bila dibandingkan masa sebelum era
industri.Meskipun memang peristiwa perubahan iklim ini telah sepanjang
sejarah Bumi terjadi beberapa kali dari zaman dinosaurus hidup mungkin,
namun kali ini manusia akan menghadapi masalah ini dengan risiko populasi
yang jauh lebih besar.
D. Model iklim

Untuk memperkuat hipotesis mereka tentang Pemanasan global, sebenarnya


Para ilmuwan telah membuat model-model komputer berdasarkan prinsip-
prinsip dasar dinamika fluida, transfer radiasi, dan proses-proses lainya.
Model iklim itu yang setiap tahun mengalami perbaikan seiring kecanggihan
teknologi. Hasilnya terlihat bahwa penambahan gas-gas rumah kaca berefek
pada iklim yang lebih hangat.
Meskipun digunakan asumsi-asumsi yang sama terhadap konsentrasi gas rumah
kaca pada masa depan, namun sensitivitas iklimnya masih akan berada pada
suatu rentang tertentu.
Model-model iklim yang sudah diformulasikan juga dipakai untuk menemukan
penyebab-penyebab perubahan iklim yang terjadi saat ini.
Caranya adalah dengan membandingkan perubahan yang telah diamati dengan
hasil prediksi model terhadap berbagai penyebab, apakah itu alami maupun
aktivitas manusia.
Saat ini model iklim yang ada ternyata sudah mirip dengan perubahan suhu
global hasil pengamatan selama seratus tahun terakhir, tetapi tidak menstimulasi
semua aspek dari iklim.
Memang model-model ini tidak secara langsung menyatakan bahwa pemanasan
yang ada antara tahun 1910 hingga 1945 disebabkan oleh proses alami atau
aktivitas manusia sih, namun hasilnya memperlihatkan bahwa pemanasan sejak
tahun 1975 dimonopoli oleh emisi gas-gas yang ada dalam aktivitas harian
manusia.
E. Dampak Pemanasan global
Apakah dampak pemanasan global sebenarnya? Sudahkah kamu mulai
merasakan? Sudah sepanik apa? atau biasa saja karena menganggap wajar?

1. Iklim Tidak Stabil

Dampak-dampak pemanasan global diantaranya adalah Iklim mulai tidak stabil.


Iklim adalah rata-rata cuaca yang meliputi daerah yang luas dengan waktu yang
lama.Sementara cuaca Cuaca adalah keadaan udara pada suatu saat di daerah
yang relatif sempit.

Faktor -faktor yang mempengaruhi iklim dan cuaca adalah sama sinar matahari,


suhu, tekanan udara,kelembaban udara ,angin, awan dan curah hujan.Dahulu
tahun 1980 atau 1990-an , iklim begitu mudah diperkirakan. Biasanya bulan
Oktober sampai maret, musim hujan akan terjadi tapi kini seringkali meleset,
sadar ga sih? Di beberapa daerah kekeringan melanda hebat karena kemarau .

-Adanya pemanasan global menyebabkan bagian Utara dari belahan Bumi utara
(Northern Hemisphere) akan memanas lebih dari daerah-daerah lain di Bumi.

-Akibatnya gunung-gunung es kini mulai mencair sehingga daratan akan


menyempit. Tak banyak lagi jumpal es yang mengapung.

-Daerah-daerah yang dulu mengalami salju ringan kini tak mengalaminya lagi.
Di pegunungan di daerah subtropis, bagian yang tertutup salju akan semakin
sedikit serta akan lebih cepat mencair.

-Musim tanam akan lebih lama di beberapa area. Suhu pada musim dingin dan
malam hari akan cenderung untuk bertambah.

-Daerah yang hangat akan menjadi lebih lembap karena lebih banyak air yang
menjadi uap dan lepas dari lautan.

-Curah hujan di seluruh dunia telah naik sebesar 1 persen dalam seratus tahun
terakhir ini . Badai akan ternyata lebih sering melanda. Selain itu, air akan lebih
cepat lepas jadi uap dari tanah.Akibatnya beberapa daerah akan menjadi lebih
kering dari sebelumnya.

-Angin akan bertiup lebih kencang dan memiliki pola yang berbeda dengan
sebelumnya. Topan badai (hurricane) yang mendapat kekuatannya dari
penguapan air, akan menjadi lebih dahsyat. Pola cuaca menjadi sulit terprediksi
dan lebih ekstrem.
2. Meningkatnya permukaan air laut
Cairnya es di daerah kutub telah menyebabkan volume air laut akan
bertambah ,akibatnya akan terjadi peningkatan permukaan air laut.
Tinggi muka laut di seluruh dunia telah meningkat 10 – 25 cm (4 – 10 inchi)
selama abad ke-20, dan para ilmuwan IPCC memprediksi peningkatan lebih
lanjut 9 – 88 cm (4 – 35 inci) pada abad ke-21 wow!

Erosi dari tebing, pantai, dan bukit pasir akan mengalami peningkatan. Ketika
tinggi lautan mencapai muara sungai, banjir akibat air pasang tak bisa dihindari
lagi.

3. Suhu global cenderung meningkat.

Mungkin di suatu daerah akan menguntungkan karena mengalami musim hujan


jadi lebih lama,tapi daerah di belahan bumi lain sebaliknya mengalami musim
panas berkepanjangan.

Jika salju di daerah gurun sampai turun, pertanian gurun yang menggunakan air
irigasi dari gunung-gunung yang jauh dapat menderita jika snowpack
(kumpulan salju) yang dihasilkan musim dingin, yang selama ini berfungsi
sebagai reservoir alami, akan mencair sebelum puncak bulan-bulan masa
tanam.Belum lagi tanaman pangan dan hutan dapat mengalami serangan
serangga dan penyakit yang lebih hebat.

4. Gangguan ekologis

Ketika suhu bumi memanas, kita saja sebagai manusia tak nyaman, begitupun
makhluk hidup yang lain.Efek pemanasan mengganggu kehidupan. Hewan-
hewan akan bermigrasi mencari tempat sejuk, tumbuhan mengubah arah
pertumbuhannya mencari tempat yang mendukung pertumbuhannyaManusia
yang dikaruniai akal mungkin akan melakukan hal yang meminimalisir panas
yang muncul, namun makhluk lain tentu tidak. Hewan dan tanaman bisa jadi
berakhir dengan kepunahan karena tak mampu beradaptasi.

5. Dampak sosial dan politik

Kondisi cuaca yang tak menentu menyebabkan munculnya berbagai penyakit.


Bagi para petani kondisi hujan yang tak kunjung usai bisa menggagalkan panen,
sementara jika panas berkepanjangan juga menyulitkan mereka untuk memulai
pertanian karena susahnya pasokan air.

Panas juga menyebabkan hutan mudah mengalami kebakaran. Banyak titik api
yang berpotensi terbakar. Hutan di Indonesia sudah sering terbakar. Masalah
kebakaran hutan sempat pelik dan sulit dicari solusinya.
F. Akibat pemanasan global di Indonesia

Bagaimana kabar Indonesia, sejauh mana pemanasan global akan memberikan


dampak pada negeri ini?

Pada tahun 2030 menurut Badan Klimatologi Meteorologi dan Geofisika akan
terjadi peningkatan suhu sebesar 0,5 derajat celcius. 2030 itu tinggal 9 tahun
lagi gaesss!

Selain kenaikan suhu udara, kasus kekeringan juga akan meningkat di Pulau
Sumatera bagian selatan, sebagian besar Pulau Jawa, Madura, Bali, Nusa
Tenggara Barat (NTB), hingga Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 2030.

Sementara musim hujan, lebat hingga ekstrim juga cenderung bertambah hingga
40 persen dibandingkan saat ini.

Meskipun hujan sebenarnya hanya tetesan air semata, namun bagi mereka yang
baper hujan adalah tetesan rindu.

Hujan terus menerus selain menimbulkan genangan, tapi untuk yang susah
move on menimbulkan kenangan

Hal lain yang terjadi karena pemanasan global adalah menurunnya kadar
oksigen di daerah khatulistiwa, termasuk Indonesia. Dampaknya lebih parah,
dibanding kawasan negara empat musim.

Selama ini di dalam lautan ada perbedaan diklasifikasikan berdasarkan


kedalamannya, laut membuat stratifikasinya sendiri.

Proses stratifikasi ini membuat oksigen banyak terkonsentrasi di bagian atas


sehingga menghasilkan banyak biomassa berupa ikan dan ganggang.

Akibatnya rantai makanan dan biota laut yang membutuhkan oksigen jelas
malah terganggu. Terdapat perbedaan jumlah yang tidak merata.
Suhu panas ini juga melakukan penyerapan oksigen di permukaan. Nah,
Perubahan ini malah mengganggu rantai makanan yang selama ini sudah
terbentuk.

Rantai makanan di mana kehidupan manusia basisnya adalah rantai makanan.


Jika rantai makanan terganggu kacaulah proses kehidupan.

Pemanasan global juga akan berdampak pada naiknya suhu sehingga bila ini
terjadi maka yang ditakutkan adalah kurang konsistennya produktivitas
biomassa akibat kenaikan suhu.

Kondisi yang ditakutkan adalah para petani seharusnya panen jadi tidak panen.
Pendapatan yang seharusnya segera mereka genggam lepas begitu saja karena
gagal panen. Yang kuat jadi lemah, maka rantai makanan akan semakin
timpang.
G. Cara Mengantisipasi Pemanasan Global

Berikut adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk turut serta dalam
meminimalisir dampak pemanasan global :

1. Konservasi lingkungan seperti melakukan reboisasi, penenaman pohon dan


penghijauan lahan kritis.
2. Menggunakan energi yang bersumber dari energi alternatif (Energi air,
matahari, angin, bioenergy) guna mengurangi penggunaan energi bahan bakar
fosil (minyak bumi dan batu bara).
3. Daur ulang dan efisiensi energi.
4. Upaya pendidikan kepada masyarakat luas dengan memberikan pemahaman
dan penerapan untuk mencegah terjadinya pemanasan global.

Anda mungkin juga menyukai