Jaringan Komputer

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 132

PENGANTAR JARINGAN KOMPUTER

Pendekatan Praktis untuk Pemula


UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta

Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4


Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan hak eksklusif yang
terdiri atas hak moral dan hak ekonomi.
Pembatasan Pelindungan Pasal 26
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23, Pasal 24, dan Pasal 25 tidak berlaku
terhadap:
i. Penggunaan kutipan singkat Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait untuk pelaporan
peristiwa aktual yang ditujukan hanya untuk keperluan penyediaan informasi aktual;
ii. Penggandaan Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait hanya untuk kepentingan penelitian
ilmu pengetahuan;
iii. Penggandaan Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait hanya untuk keperluan pengajaran,
kecuali pertunjukan dan Fonogram yang telah dilakukan Pengumuman sebagai bahan
ajar; dan
iv. Penggunaan untuk kepentingan pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan yang
memungkinkan suatu Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait dapat digunakan tanpa izin
Pelaku Pertunjukan, Produser Fonogram, atau Lembaga Penyiaran.
Sanksi Pelanggaran Pasal 113
1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana
dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).
2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak
Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal
9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara
Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana
denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Agung Suprapto, M.Eng.

PENGANTAR JARINGAN KOMPUTER


Pendekatan Praktis untuk Pemula

Editor:
Mei Prabowo, M.Kom.
PENGANTAR JARINGAN KOMPUTER
PENDEKATAN PRAKTIS UNTUK PEMULA

Agung Suprapto

Editor :
Mei Prabowo, M.Kom.

Desain Cover :
Dwi Novidiantoko

Sumber :
www.shutterstock.com

Tata Letak :
Titis Yuliyanti

Proofreader :
Avinda Yuda Wati

Ukuran :
xii, 119 hlm, Uk: 15.5x23 cm

ISBN :
978-623-02-1443-1

Cetakan Pertama :
Agustus 2020

Hak Cipta 2020, Pada Penulis


Isi diluar tanggung jawab percetakan
Copyright © 2020 by Deepublish Publisher
All Right Reserved

Hak cipta dilindungi undang-undang


Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau
memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini
tanpa izin tertulis dari Penerbit.

PENERBIT DEEPUBLISH
(Grup Penerbitan CV BUDI UTAMA)
Anggota IKAPI (076/DIY/2012)
Jl.Rajawali, G. Elang 6, No 3, Drono, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman
Jl.Kaliurang Km.9,3 – Yogyakarta 55581
Telp/Faks: (0274) 4533427
Website: www.deepublish.co.id
www.penerbitdeepublish.com
E-mail: cs@deepublish.co.id
Persembahan

Buku ini penulis persembahkan untuk bapak dan ibuku.


Tanpa jasa dan pengorbananmu, penulis bukanlah apa-apa.

Untuk istri tercinta dan dua putriku, Mila dan Mira tersayang.

v
Ucapan Terima Kasih

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt., Tuhan Yang


Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga buku ini
dapat terselesaikan tepat waktu. Selawat dan salam tak lupa penulis
tujukan kepada Nabi Muhammad saw. yang telah mengantarkan umat
manusia dari jaman kebodohan menuju jaman yang terang benderang
oleh ilmu dan pengetahuan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa buku ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu penulis memohon maaf bila masih ada
kesalahan dan kekurangan. Kritik dan saran sangat kami butuhkan
demi penyempurnaan penulisan di masa yang akan datang. Besar
harapan penulis, buku ini dapat bermanfaat dan dapat bernilai positif
bagi semua pihak yang membutuhkan.

vi
Kata Pengantar Penerbit

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Membaca adalah sarana ekspresi diri dalam berkomunitas serta
untuk terus maju menuju pencerdasan dan pencerahan. Ini menjadi
sebuah motivasi dan dorongan bagi kami di Penerbit Deepublish
untuk ikut berikhtiar dalam mencerdaskan, memuliakan umat
manusia, serta memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Buku yang berjudul Pengantar Jaringan Komputer Pendekatan
Praktis untuk Pemula ini berisikan uraian padat mengenai hal-hal
terkait jaringan komputer, yang meliputi pengenalan jaringan,
klasifikasi jenis dan macam-macam perangkat jaringan, virtual LAN,
OSI model dan TCP/IP model, subneting, media jaringan komputer, IP
routing, network address translation (NAT), networking tool,
troubleshooting, kemananan jaringan, manajemen jaringan, dan
pemahaman IP address serta mac address.
Kami mengucapkan terima kasih kepada penulis buku,
Agung Suprapto, M.Eng., yang telah memberikan perhatian,
kepercayaan, dan kontribusi demi kesempurnaan buku ini. Semoga
buku ini dapat mejadi salah satu referensi bagi pembaca untuk
memperkaya pengetahuan mengenai jaringan komputer guna
menciptakan pola pikir yang kreatif dan inovatif dalam
mengembangkan teknologi canggih berbasis internet di masa depan.
Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.

Hormat Kami,

Penerbit Deepublish

vii
Daftar Isi

Persembahan ........................................................................................................................ v
Ucapan Terima Kasih ...................................................................................................... vi
Kata Pengantar Penerbit ..............................................................................................vii
Daftar Isi ............................................................................................................................. viii

1 Pengenalan Jaringan ........................................................................ 1


1.1. Tujuan ............................................................................................................ 1
1.2. Pengantar ..................................................................................................... 1
1.3. Sejarah Singkat Jaringan Komputer ............................................... 1
1.4. Jaringan Komputer di Indonesia ...................................................... 2
1.5. Definisi Jaringan Komputer ................................................................ 3
1.6. Syarat dan Sifat ......................................................................................... 4
1.7. Pentingnya Jaringan Komputer ........................................................ 5

2 Klasifikasi Jenis Jaringan ................................................................ 8


2.1. Tujuan ............................................................................................................ 8
2.2. Pengantar ..................................................................................................... 8
2.3. Jaringan Berdasarkan Area................................................................. 8
2.3.1. Local Area Network (LAN) .................................................. 8
2.3.2. Metropolitan Area Network (MAN) ................................ 9
2.3.3. Wide Area Network (WAN) .............................................. 12
2.4. Jaringan Berdasarkan Lainnya....................................................... 14
2.4.1. Personal Area Network (PAN) ....................................... 14
2.4.2. SAN (Storage Area Network) .......................................... 15
2.4.3. EPN (Enterprise Private Network) ............................... 16
2.4.4. VPN (Virtual Private Network) ...................................... 17
2.4.5. Frame Relay ............................................................................. 18
2.4.6. PPP ............................................................................................... 20

viii
2.5. Jaringan Berdasarkan Topologi..................................................... 20
2.5.1. Topologi Star .......................................................................... 20
2.5.2. Topologi Mesh ........................................................................ 23
2.5.3. Topologi Ring.......................................................................... 26
2.5.4. Topologi Bus............................................................................ 27
2.5.5. Topologi Tree.......................................................................... 29
2.5.6. Topologi Linier (Line Topology) ................................... 31
2.5.7. Topologi Hybrid ..................................................................... 32
2.6. Jaringan Berdasarkan Sumber Data ............................................ 34
2.6.1. Model Client Server .............................................................. 34
2.6.2. Jaringan Peer to Peer........................................................... 35
2.7. Jaringan Berdasarkan Media Transmisi ................................... 35
2.7.1. Jaringan kabel (wired) ....................................................... 35
2.7.2. Jaringan nirkabel (wireless) ............................................ 35

3 Perangkat Jaringan ........................................................................36


3.1. Tujuan ......................................................................................................... 36
3.2. Pengantar.................................................................................................. 36
3.3. Network Interface Card (NIC) ......................................................... 36
3.4. Repeater ..................................................................................................... 37
3.5. Hub ............................................................................................................... 38
3.6. Bridge .......................................................................................................... 39
3.7. Switch .......................................................................................................... 39
3.8. Router.......................................................................................................... 40
3.9. Access Point .............................................................................................. 41

4 Virtual LAN (VLAN) ........................................................................43


4.1. Tujuan ......................................................................................................... 43
4.2. Pengantar.................................................................................................. 43
4.3. Definisi VLAN .......................................................................................... 43
4.4. Tipe VLAN................................................................................................. 44

5 OSI Model dan TCP/IP Model ......................................................46


5.1. Tujuan ......................................................................................................... 46
5.2. Pengantar.................................................................................................. 46

ix
5.3. Model OSI .................................................................................................. 46
5.3.1. Layer Physical (Layer 1) .................................................... 47
5.3.2. Layer Data Link (Layer 2) ................................................ 49
5.3.3. Layer Network (Layer 3) ................................................... 50
5.3.4. Layer Transport (Layer 4) ................................................ 51
5.3.5. Layer Session (Layer 5) ...................................................... 52
5.3.6. Layer Presentation (Layer 6) .......................................... 53
5.3.7. Layer Application (Layer 7) ............................................. 54
5.4. Model Referensi TCP/IP .................................................................... 55
5.4.1. Network Access Layer ......................................................... 55
5.4.2. Network/Internet Layer .................................................... 56
5.4.3. Transport Layer ..................................................................... 56
5.4.4. Application Layer .................................................................. 56
5.5. Encapsulation dan Decapsulation ................................................. 57

6 Subneting ......................................................................................... 62
6.1. Tujuan ......................................................................................................... 62
6.2. Pengantar .................................................................................................. 62
6.3. Subnets........................................................................................................ 63
6.4. Subnet Mask ............................................................................................. 66
6.5. Network Prefix ........................................................................................ 66
6.6. Default Subnet Mask............................................................................. 67

7 Media Jaringan Komputer ........................................................... 68


7.1. Tujuan ......................................................................................................... 68
7.2. Pengantar .................................................................................................. 68
7.3. Media Guided ........................................................................................... 68
7.3.1. Kabel Coaxial........................................................................... 69
7.3.2. Kabel Twisted Pair (UTP dan STP) .............................. 70
7.3.3. Kabel Fiber Optik.................................................................. 73
7.4. Media Unguided ..................................................................................... 75
7.3.4. Gelombang Radio (Radio Frequency) ......................... 75
7.3.5. Gelombang Mikro (Microwave) ..................................... 76
7.3.6. Satelit .......................................................................................... 77
7.3.7. Infra Merah (Infrared) ....................................................... 78

x
8 IP Address dan Mac Address .........................................................79
8.1. Tujuan ......................................................................................................... 79
8.2. Pengantar.................................................................................................. 79
8.3. IPv4 .............................................................................................................. 80
8.3.1. Notasi Biner IPv4 address ................................................ 80
8.3.2. IPV4 Address Classes ........................................................... 81
8.3.3. IPV4 Reserved Address ....................................................... 82
8.4. IPv6 .............................................................................................................. 82
8.3.4. Dual Stack ................................................................................. 83
8.3.5. Tunneling .................................................................................. 84
8.5. Mac Address ............................................................................................ 85
8.6. ARP ............................................................................................................... 86
8.7. DNS ............................................................................................................... 86

9 IP Routing..........................................................................................88
9.1. Tujuan ......................................................................................................... 88
9.2. Pengantar.................................................................................................. 88
9.3. Default Routing....................................................................................... 88
9.4. Routing Statis .......................................................................................... 89
9.5. Routing Dinamis .................................................................................... 89
9.5.1. RIPv1, RIPv2, dan RIPng ................................................... 90
9.5.2. IGRP dan EIGRP..................................................................... 92
9.5.3. OSPF ............................................................................................ 93
9.5.4. BGP............................................................................................... 93

10 Network Address Translation (NAT) ..........................................94


10.1. Tujuan ......................................................................................................... 94
10.2. Pengantar.................................................................................................. 94

11 Keamanan Jaringan........................................................................98
11.1. Tujuan ......................................................................................................... 98
11.2. Pengantar.................................................................................................. 98
11.3. Aspek Keamanan Jaringan ............................................................... 99
11.4. Jenis Serangan di Jaringan .............................................................100
11.4.1. Spoofing ...................................................................................100

xi
11.4.2. DDoS (Distributed Denial of Service).........................103
11.4.3. Packet Sniffing ......................................................................103
11.4.4. DNS Poisoning ......................................................................104
11.4.5. Trojan Horse ..........................................................................104
11.4.6. SQL Injection .........................................................................105
11.5. Firewall .....................................................................................................106

12 Networking Tool ........................................................................... 108


12.1. Tujuan .......................................................................................................108
12.2. Pengantar ................................................................................................108
12.3. CLI ...............................................................................................................108
12.4. Netsh ..........................................................................................................108
12.5. IPConfig and PING...............................................................................110
12.6. Tracert ......................................................................................................110
12.7. Netstat.......................................................................................................110
12.8. NSLookup.................................................................................................110

13 Troubleshooting ........................................................................... 111


13.1. Tujuan .......................................................................................................111
13.2. Pengantar ................................................................................................111
13.3. Pendekatan dan Metodologi .........................................................111
13.4. Network Issues ......................................................................................112

14 Manajemen Jaringan ................................................................... 113


14.1. Tujuan .......................................................................................................113
14.2. Pengantar ................................................................................................113
14.3. Network Performance .......................................................................113
14.4. Kasus dalam Jaringan dan Tindakan ........................................115

Daftar Pustaka ................................................................................................................119

xii
1 Pengenalan Jaringan

1.1. Tujuan
1) Dapat memahami sejarah jaringan komputer.
2) Dapat memahami perkembangan singkat dari jaringan
komputer di Indonesia.
3) Dapat menjelaskan definisi dari jaringan komputer beserta
syarat dan sifat yang dimiliki.
4) Dapat menyebutkan dan menjelaskan pentingnya jaringan
komputer.

1.2. Pengantar
Kemajuan jaringan komputer sekarang ini sudah sangat melekat
dengan gaya hidup manusia modern. Hampir setiap peralatan berbasis
komputer memanfaatkan jaringan komputer untuk berkomunikasi
data, baik komunikasi dengan device yang sama, maupun berbeda.
Pada bab ini akan dibahas secara singkat asal-muasal dari jaringan
komputer yang menjadi backbone teknologi komunikasi data modern.
Bab ini juga mengulas lahirnya jaringan komputer di dunia dan awal
mulai jaringan komputer masuk di Indonesia. Selain itu akan dibahas
pula definisi dari jaringan komputer serta pentingnya jaringan
komputer.

1.3. Sejarah Singkat Jaringan Komputer


Awal mula lahirnya teknologi jaringan komputer (Computer Network)
dimulai dari munculnya konsep jaringan komputer pada tahun 1940-
an di Amerika Serikat. Saat itu sedang berlangsung sebuah proyek
prestisius yang bertujuan untuk pengembangan komputer di
laboratorium Bell dan grup riset dari Universitas Harvard, yang

1
dipimpin seorang profesor bernama Howard Aiken. Pada awalnya
proyek tersebut bertujuan untuk memanfaatkan perangkat komputer
untuk keperluan bersama-sama. Idenya adalah untuk mengerjakan
beberapa tugas tanpa membuang waktu kosong dengan sia-sia, maka
dari itu dibuatlah proses beruntun, sehingga program bisa dijalankan
oleh beberapa komputer secara terdistribusi. Mulai dari proyek inilah,
riset tentang jaringan komputer intens untuk dilakukan.
Pada tahun 1960 dan awal 1970, proyek ARPANET (Advance
Research Project Agency) diawali dengan tujuan awal agar perangkat
sistem komputer dapat digunakan secara bersama-sama. ARPANET
sendiri diperkenalkan oleh Leonard Kleinrock pada tahun 1961, dan
ditulis pada paper-nya yang berjudul “Information Flow in Large
Communication Nets”. Konsep ini disebut dengan distribution
processing. ARPANET sendiri difungsikan sebagai sarana percobaan
teknologi jaringan komputer.
ARPANET di inisiasi oleh Departemen Pertahanan Amerika
Serikat atau US Defence Advance Research Project Agency (DARPA).
Kita dapat menyebutkan bahwa proyek ARPANET tersebut adalah
embrio dari internet sekarang ini.
ARPANET mampu menghubungkan komputer dengan tipe dan
vendor yang berbeda, berjalan di atas sistem operasi berbeda, dengan
modul-modul berbeda, yang ditanamkan dengan mengimplementasi-
kan protokol komunikasi umum untuk semua komputer yang
berpartisipasi pada jaringan. Saat itu protokol yang digunakan sebagai
standar tersebut adalah Network Control Protocol (NCP).

1.4. Jaringan Komputer di Indonesia


Pada tahun 1967, komputer mulai masuk ke Indonesia. Harga
perangkat komputer awalnya sungguh di luar akal kita sekarang dan
menjadi salah satu daftar “barang mahal”. Saat itu yang mampu
memiliki komputer hanyalah pemerintah dan industri besar. Pada
tanggal 4 juli 1969, pemerintah Indonesia membentuk sebuah badan
yang diberi nama BAKOTAN (Badan Koordinasi Otomatisasi
Administrasi Negara). Badan ini sebagai jawaban dari pemerintah
untuk merespons masyarakat akan perangkat komputer. Badan ini

2
difungsikan sebagai penyedia informasi seputar komputer dan
teknologi di Indonesia.
Pada tahun 1970, komputer mulai masuk ke lembaga
pendidikan di Indonesia. Kisaran tahun 1972, Universitas Indonesia
(UI) yang diprakarsai oleh Indro S. Suwandi, Ph.D. memasukkan
jurusan ilmu komputer menjadi salah satu bidang yang dipelajari di
kampus tersebut. Untuk mendukung ini, UI membuat Pusilkom (Pusat
Ilmu Komputer).
Pada tahun 1980, melalui South East Asia Regional Computer
Conference yang beranggotakan negara-negara ASEAN, mulai intensif
mendiskusikan perihal kerja sama dalam pengembangan komputer.
Salah satu kegiatannya adalah menyelenggarakan pameran teknologi.
Indonesia saat itu mulai memamerkan berbagai perangkat komputer
yang dimilikinya.
Pada tahun 1990, mulailah diperkenalkan PC (Personal
Computer) kepada masyarakat umum. Pada tahun ini, masyarakat
mulai mengenal PC generasi pentium (Microsoft). Kepemilikan PC
sudah tidak lagi oleh pemerintah saja, namun masyarakat luas sudah
mulai memilikinya.
Pada tahun 1990 inilah jaringan komputer di Indonesia mulai di
kenal oleh masyarakat. Awal perkembangan jaringan komputer baru
berupa koneksi jaringan Local Area Network (LAN) yang
menghubungkan antara lembaga pendidikan dengan lembaga
pemerintah.
Sedangkan untuk membuat jaringan internet di Indonesia yang
merupakan negara kepulauan, media komunikasi menggunakan fiber
optik dan ADSL (Asymmetric Digital Subscriber Line). Layanan telepon
adalah cara pertama yang digunakan untuk terkoneksi dengan
internet. Sampai saat ini, layanan internet yang mengandalkan kabel
telepon masih mendominasi di Indonesia.

1.5. Definisi Jaringan Komputer


Jaringan komputer dapat diartikan dengan koneksi antara dua device
atau lebih. A network refers two or more connected computers that can
share resources such as data, a printer, an internet connection,

3
applications, or a combination of these resources (Cisco). Koneksi
dilakukan baik secara fisik maupun logika. Jaringan komputer tidak
selalu harus komputer, namun device lain seperti printer, scan, dapat
saling terhubung dan membentuk jaringan komputer.

Gambar 1.1. Contoh jaringan komputer

Jaringan komputer adalah cikal bakal munculnya teknologi


internet yang saat ini sangat berpengaruh di kehidupan manusia
modern. Pengetahuan tentang jaringan komputer menjadi fondasi
penting untuk mengembangkan teknologi canggih masa depan yang
berjalan di atas internet. Maka dari itu, buku ini menjelaskan secara
jelas dan padat tentang pengetahuan jaringan komputer.

1.6. Syarat dan Sifat


Jaringan komputer dapat terbentuk jika memenuhi beberapa syarat
sebagai berikut:
1. Terdapat minimal 2 komputer atau lebih yang terhubung, baik
menggunakan kabel, wireless atau keduanya.
2. Terdapat pengguna yang memakainya.
3. Terdapat kegiatan komunikasi data di dalamnya, atau terdapat
dapat yang dipertukarkan.
4. Terjadi pemakaian bersama baik software maupun hardware.

4
Sedangkan, di bawah ini adalah sifat-sifat yang dimiliki oleh
jaringan komputer, yaitu:
1. Scalability
Jaringan komputer dapat disesuaikan dengan kebutuhan, dan
berkembang.
2. Resource Sharing
Jaringan komputer dapat melakukan pertukaran data dan
sumber daya baik hardware maupun software.
3. Connectivity
Jaringan komputer harus terhubung.
4. Reliability
Jaringan komputer dapat diukur performansi dan keandalannya.

1.7. Pentingnya Jaringan Komputer


Jaringan komputer adalah tentang bagaimana bertukar data atau
informasi secara cepat dan efektif dari pengirim (transeiver) dan
penerima (receiver). Secara spesifik, jaringan komputer melakukan 3
hal pertukaran informasi, yaitu: file, sumber daya, dan program.
1. Bertukar file
Dengan adanya jaringan komputer, memungkinkan komputer
yang terhubung di dalam jaringan dapat saling bertukar file,
dengan berbagai macam format secara cepat.

Gambar 1.2. Ilustrasi file transfer

5
2. Bertukar sumber daya
Dengan adanya jaringan komputer, dapat menambahkan printer
atau hardisk (memory device) yang dapat digunakan secara
bersama-sama oleh komputer yang terhubung di jaringan
tersebut. Bahkan saat ini penelitian dilakukan dengan tujuan
untuk menghubungkan semua benda atau peralatan sehari-
sehari dengan jaringan komputer (Internet of Thing).

Gambar 1.3. Berbagi sumber daya printer dan server

3. Bertukar program
Dengan adannya jaringan komputer maka perangkat keras
(hardware) maupun lunak (software) dapat saling
berkomunikasi untuk dapat menyelesaikan pekerjaan dengan
lebih cepat, efektif dan efisien (Machine to Machine). Terlebih
yang terjadi di jaman internet saat ini, di mana komputer sudah
saling terhubung antara satu jaringan dengan jaringan lainnya di
seluruh dunia.

6
4. Penyimpanan
Dengan menggunakan teknologi NAS (Network Attached
Storage). NAS adalah perangkat penyimpanan yang tersambung
ke jaringan yang memungkinkan penyimpanan atau
pengambilan data dari lokasi terpusat.
5. Cadangan
Menggunakan server cadangan (backup server).

7
2 Klasifikasi Jenis Jaringan

2.1. Tujuan
Dapat menjelaskan dan menyebutkan jaringan komputer berdasarkan
area.
1) Dapat menjelaskan dan menyebutkan jaringan komputer
berdasarkan lainnya.
2) Dapat menjelaskan dan menyebutkan jaringan komputer
berdasarkan topologi beserta karakteristik, kelebihan dan
kekurangan yang dimiliki.
3) Dapat menjelaskan dan menyebutkan jaringan komputer
berdasarkan sumber data.
4) Dapat menjelaskan dan menyebutkan jaringan komputer
berdasarkan media transmisi.

2.2. Pengantar
Jaringan komputer dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis,
mulai dari berdasarkan area atau letak geografis, fungsi, topologi,
media transmisi, sumber data, dan berdasarkan proses data. Pada bab
ini menjelaskan secara singkat dan padat tentang konsep,
karakteristik, dan jenis dari tiap-tiap jenis klasifikasi di atas.

2.3. Jaringan Berdasarkan Area


2.3.1. Local Area Network (LAN)
Jaringan LAN dibentuk oleh sekumpulan komputer dan/atau device
lainnya yang saling terkoneksi, dan semuanya berada pada satu lokasi
yang sama yang tidak begitu luas. Jaringan komputer untuk warnet,
sekolah, rumah, atau laboratorium biasanya menggunakan jaringan
LAN, karena hanya pada satu area saja.

8
Umumnya jaringan satu LAN terdiri dari beberapa komputer
dengan maksimal 100 komputer, yang saling terhubung menggunakan
media kabel. Umumnya jenis kabel yang digunakan adalah UTP/STP
dan terdiri dari satu atau beberapa switch dengan teknologi berbasis
IEEE 802.3 Ethernet. Namun, dalam perkembangannya, jaringan LAN
dapat dibangun menggunakan Wi-Fi (wireless fidelity) yang
menggunakan teknologi 802.11b. Jaringan LAN yang menggunakan
media Wi-Fi disebut dengan jaringan WLAN (Wireless Local Area
Network).
Kecepatan transfer jaringan LAN dapat mencapai 10, 100,
bahkan 1000Mbit/detik. Berikut di bawah ini adalah contoh gambar
dari Local Area Network (LAN)

2.3.2. Metropolitan Area Network (MAN)


Jaringan MAN (Metropolitan Area Network) dibangun dengan
menghubungkan jaringan-jaringan LAN, sehingga komunikasi Jaringan
MAN dapat mencakup area kota. Tujuan dari jaringan MAN adalah
menghubungkan jaringan komputer yang ada di suatu kota menjadi
sebuah jaringan yang lebih besar.
Jangkauan yang dimiliki oleh Jaringan MAN dapat mencapai 50
KM. Jaringan MAN terbentuk dari Jaringan LAN yang sangat banyak
yang saling terhubung. Jaringan MAN sangat cocok diterapkan di
kampus yang mempunyai lokasi yang berbeda-beda, atau perusahaan
yang mempunyai kantor cabang yang berbeda letaknya. Jaringan MAN
juga dapat dibentuk dengan menggunakan media unguided/wireless,

9
dan biasa disebut dengan WMAN. Berikut beberapa tipe teknologi
yang digunakan di jaringan MAN.

1. ATM (Asynchronous Transfer Mode)


Merupakan standar internasional untuk cell relay di mana
multiple tipe layanan (seperti: suara digital/voice, video, atau
data) disampaikan dalam fixed length (53-byte) cells. Fixed-
length cells memungkinkan proses sel berlangsung dalam
hardware, dengan demikian akan mereduksi keterlambatan
ATM dirancang untuk transmisi media berkecepatan tinggi
seperti E3, SONET, dan T3. ATM berbeda dalam beberapa hal
dari teknologi data link lain yang lebih umum seperti Ethernet.

Gambar 2.2. Contoh diagram ATM

2. FDDI
Adalah protokol yang menggunakan topologi lingkaran fiber
optik ganda yang disebut lingkaran primary dan lingkaran
secondary. Kedua lingkaran tersebut dapat di gunakan untuk
pengiriman data namun hanya lingkaran primary yang biasanya
di pakai sebagai jaringan utama. Lingkaran secondary baru
berfungsi jika lingkaran primary mengalami kerusakan.

10
Gambar 2.3. Contoh diagram FDDI

3. SMDS
SMDS adalah layanan connectionless yang digunakan untuk
menghubungkan LAN, MAN dan WAN untuk pertukaran data.
Pada awal 1990-an, di Eropa layanan ini dikenal sebagai
Broadband Connectionless Broadband Data Service (CBDS).
Maksud dari connectionless adalah tidak ada kebutuhan untuk
mengatur koneksi melalui jaringan sebelum mengirim data.

Gambar 1. Jaringan MAN

11
2.3.3. Wide Area Network (WAN)
Jaringan WAN adalah jaringan yang mempunyai lingkup area yang
sangat luas. Jaringan WAN dapat menghubungkan antar kota, bahkan
negara dan benua. Jaringan WAN terdiri dari jaringan-jaringan
berbeda yang saling terhubung, sehingga untuk membangun jaringan
WAN membutuhkan intermediate device, yaitu router. WAN juga
membutuhkan device lain seperti: Modems, CSU/DSU, Access Server,
Communication Server, WAN Switch, dan Core Router. Sedangkan
protocol yang digunakan oleh jaringan WAN adalah: HDLC (High Level
Data Link Protocol), PPP (Point to Point Protocol), X.25 Protocol, Frame
Relay, ISDN (Integrated Services Digital Network).
Media yang digunakan jaringan WAN menggunakan saluran
komunikasi Publik. Berikut di bawah ini adalah contoh gambar dari
jaringan WAN (Wide Area Network).

Gambar 2. Jaringan WAN

Koneksi yang dapat digunakan di jaringan WAN terdiri dari:


1. Leased line
Leased line sering disebut dengan koneksi dedicated point to
point. Koneksi dedicated point to point tidak memerlukan proses
call setup untuk memulai pengirim data. Jadi mekanisme
pengiriman paket data dilakukan dengan Synchronous serial.

12
Gambar 2.6. Contoh jaringan leased line

2. Circuit-switch
Pada koneksi circuit switching terlebih dahulu akan melakukan
call setup untuk membentuk koneksi, tujuannya supaya dapat
memulai pengiriman data. PTSN dan ISDN merupakan protocol
pada WAN yang menggunakan koneksi circuit switching pada
jaringan publik.

Gambar 2.7. Contoh diagram circuit switch

3. Packet switching
Dengan koneksi packet switching, pengguna dapat membagi
bandwidth pada pengguna lain sehingga koneksinya akan lebih
stabil dan dapat mengatur bandwidth sesuai dengan jumlah
pengguna. Packet switching ialah pengembangan dari koneksi
Lased Line dan mekanis mengoneksinya secara Synchronous
Serial.

13
Gambar 2.8. Contoh diagram packet switching

2.4. Jaringan Berdasarkan Lainnya


Selain dari LAN, MAN, dan WAN, terdapat tipe jenis jaringan, yaitu:

2.4.1. Personal Area Network (PAN)


Istilah Jaringan PAN (Personal Area Network) adalah jaringan
komputer yang menghubungkan device seperti print, komputer,
smartphone, scan, dan lainnya yang dimiliki oleh satu orang dan
berada dalam lingkup area sangat kecil.
Jaringan PAN dapat membantu proses kinerja seseorang dalam
menyelesaikan pekerjaannya. Komunikasi antar device dapat
menggunakan bluetooth, Wi-Fi atau dengan kabel data. Berikut di
bawah ini adalah contoh gambar dari Personal Area Network (PAN).

Gambar 2.9. Jaringan PAN

14
2.4.2. SAN (Storage Area Network)
Storage Area Network terkadang disebut sebagai network behind the
server. SAN adalah sebuah jaringan dengan kecepatan tinggi yang
menyediakan block level akses jaringan ke storage. SAN biasanya
terdiri dari host, switch, storage element, storage device, yang saling
terkoneksi menggunakan variasi teknologi, topologi, dan protocol. SAN
mempunyai kecepatan sangat tinggi yang terdiri dari server dan
penyimpanan (storage). Tujuan utama dari SAN adalah untuk
menangani traffic data dalam jumlah yang sangat besar tanpa
mengurangi bandwidth yang ada di dalam LAN/WAN.

Gambar 2.10. Jaringan SAN

SAN biasanya digunakan untuk meningkatkan ketersediaan


aplikasi, seperti multiple data path. SAN dapat meningkatkan
performa dari aplikasi. SAN dapat meningkatkan kegunaan dan
efektivitas tempat penyimpanan (storage). Secara umum, SAN sangat
berguna dan menjadi bagian penting di dalam aktivitas
keberlangsungan organisasi bisnis. Keuntungan utama dari SAN
antara lain:
1. Availability: Satu copy dari data jadi dapat diakses semua host
melalui jalur yang berbeda dan semua data lebih efisien
diaturnya
2. Reliability: infrastruktur transport data yang dapat menjamin
tingkat kesalahan yang sangat minimal, dan kemampuan dalam
mengatasi kegagalan.

15
3. Scalability: Server maupun media penyimpanan dapat
ditambahkan secara independent satu dan lainnya, dengan tanpa
pembatas harus menggunakan sistem yang proprietary.
4. Performance: Fibre Channel (Standar enabling teknologi untuk
interkonektifitas SAN) mempunyai bandwidth 100MBps
bandwidth dengan overhead yang rendah, dan SAN akan
memisahkan trafik backup dengan trafik standar LAN/WAN.
5. Manageability: Berkembangnya perangkat lunak dan standar
baik untuk FC-AL (Fibre Channel Arbitrated Loop) maupun Fibre
Channel Fabric memungkinkan manajemen dilakukan secara
terpusat dan koreksi, deteksi kesalahan yang proaktif.
6. Return of Information Management: Karena bertambah tingkat
redundansi dan kemampuan manajemen yang baik, maupun
kemampuan untuk di tambahkan server dan media
penyimpanan secara independen.

2.4.3. EPN (Enterprise Private Network)


Tujuan awal dari Enterprise Private Network adalah untuk melayani
jaringan private di mana data private di simpan dan sumber daya
dibagikan. Organisasi membangun EPN untuk menghubungkan
kantor, lokasi produksi, toko, gudang, dan lainnya, dengan tujuan
untuk berbagi sumber daya. EPN adalah contoh dari progresivitas
teknologi Informasi dalam menambah nilai dunia bisnis.

Gambar 2.11. Jaringan EPN

16
2.4.4. VPN (Virtual Private Network)
VPN (Virtual Private Network) adalah salah satu teknologi yang
memungkinkan untuk mengakses jaringan lokal di daerah tertentu
dengan melewati jaringan publik. Walaupun melewati jaringan publik,
VPN adalah cara yang aman untuk dilakukan. Berikut di bawah ini
adalah contoh gambar dari jaringan VPN (Virtual Private Network).

Gambar 2.12. Jaringan VPN

VPN membentuk sebuah terowongan atau tunnel secara virtual


yang melewati jaringan publik. Tunnel ini dapat memberi jaminan
komunikasi lebih aman dan privat.
Fungsi utama dari Virtual Private Network (VPN) adalah terdiri
dari 3 hal, yaitu:
1. Confidentiality
Dengan digunakannya jaringan publik yang rawan pencurian
data, maka teknologi VPN menggunakan sistem kerja dengan
cara mengenkripsi semua data yang lewat melaluinya. Dengan
adanya teknologi enkripsi tersebut, maka kerahasiaan data
dapat lebih terjaga. Walaupun ada pihak yang dapat menyadap
data yang melewati internet bahkan jalur VPN itu sendiri,
namun belum tentu dapat membaca data tersebut, karena data
tersebut telah teracak. Dengan menerapkan sistem enkripsi ini,

17
tidak ada satu pun orang yang dapat mengakses dan membaca
isi jaringan data dengan mudah.
2. Data Integrity
Ketika melewati jaringan internet, sebenarnya data telah
berjalan sangat jauh melintasi berbagai negara. Pada saat
perjalanan tersebut, berbagai gangguan dapat terjadi terhadap
isinya, baik hilang, rusak, ataupun dimanipulasi oleh orang yang
tidak seharusnya. Pada VPN terdapat teknologi yang dapat
menjaga keutuhan data mulai dari data dikirim hingga data
sampai di tempat tujuan.
3. Origin Authentication
Teknologi VPN memiliki kemampuan untuk melakukan
autentikasi terhadap sumber-sumber pengirim data yang akan
diterimanya. VPN akan melakukan pemeriksaan terhadap
semua data yang masuk dan mengambil informasi dari sumber
datanya. Kemudian, alamat sumber data tersebut akan disetujui
apabila proses autentikasinya berhasil. Dengan demikian, VPN
menjamin semua data yang dikirim dan diterima berasal dari
sumber yang seharusnya. Tidak ada data yang dipalsukan atau
dikirim oleh pihak-pihak lain.

2.4.5. Frame Relay


Frame relay adalah teknologi komunikasi packet switching yang
didesain untuk transmisi data yang menghubungkan (intermitted)
antara jaringan LAN dan antara endpoint di jaringan WAN. Frame relay
adalah teknologi berkecepatan tinggi, mempunyai Bandwidth dinamis,
performansi yang baik, overhead yang rendah dan dapat diandalkan.
Layanan ini sudah luas digunakan. Frame relay terletak di layer
pertama dan kedua di Model OSI. Berikut di bawah ini adalah contoh
gambar dari jaringan frame relay.

18
Gambar 2.13. Jaringan VPN

Frame relay merupakan suatu layanan data paket yang


memungkinkan beberapa pengguna menggunakan satu jalur transmisi
pada waktu yang bersamaan. Untuk lalu lintas komunikasi yang padat,
frame relaY jauh lebih efisien daripada sirkit sewa (leased line) yang
disediakan khusus untuk satu pelanggan (dedicated), yang umumnya
hanya terpakai 10% sampai 20% dari kapasitas lebar pita
(bandwidth)-nya. Dalam teknik telekomunikasi, penyakelaran paket
(packet switching) dikembangkan untuk memenuhi komunikasi data
yang sifatnya cepat dan akurat. Sebuah paket dapat digambarkan
seperti sebuah amplop atau sampul surat tercatat; mempunyai alamat
tujuan, alamat pengirim atau alamat kembali jika kiriman tidak
sampai, dan tentu saja isi pesannya atau beritanya sebagai hal yang
pokok.

Gambar 2.14. Struktur data frame relay

19
2.4.6. PPP
Point to Point protocol adalah protocol komunikasi yang
menghubungkan antara dua router atau dua komputer secara
langsung tanpa melibatkan host atau jaringan yang berada di
antaranya. PPP dapat digunakan di atas tipe jaringan fisik seperti
kabel serial, kabel telepon, trunk link, telepon selular, dan fiber optik.
Di dalam Model OSI, PPP berada di layer dua. PPP mempunyai 3
komponen, yaitu: Encapsulation Component, Link Control Protocol
(LCP), Authentication Protocol (AP). Berikut di bawah ini adalah
contoh gambar dari jaringan PPP (Point to Point Network).

Gambar 2.15. Jaringan PPP

2.5. Jaringan Berdasarkan Topologi


Jaringan Komputer terdiri dari 2 atau lebih host yang saling
terhubung. Untuk membentuk sebuah jaringan, dikenal dengan istilah
topologi. Topologi adalah rancangan yang dibuat untuk
menghubungkan komputer satu dengan komputer lainnya, sehingga
membentuk sebuah jaringan komputer.
Macam-macam topologi yang di bahas di buku ini adalah
topologi star, mesh, bus, ring, Hybrid, Tree, dan Linier. Berikut di bawah
ini dijelaskan satu per satu secara rinci dari topologi jaringan:

2.5.1. Topologi Star


Topologi star atau disebut topologi bintang adalah topologi yang
menghubungkan setiap node atau workstation dengan menggunakan

20
kabel ke konsentrator jaringan, yaitu hub atau switch. Jumlah node
pada setiap topologi star, tergantung dari jumlah port yang ada pada
konsentrator.
Topologi ini sangat mengandalkan kemampuan hub atau switch
yang dapat menghubungkan dan menjaga lalu lintas komunikasi antar
node. Biasanya topologi star diimplementasikan di jaringan sekolah,
warnet, dan perkantoran.

Gambar 2.16. Topologi star

Karakteristik
Terdapat beberapa karakteristik dari topologi Star, di antaranya
adalah:
1. Setiap node saling berkomunikasi secara langsung dengan
central node atau konsentrator.
2. Menggunakan kabel berjenis UTP dan konektor berjenis RJ45.
3. Mudah dalam pengembangan, sebab tiap node hanya
mempunyai satu kabel yang secara langsung terhubung ke
central node.
4. Apabila terjadi kerusakan di salah satu node, maka hanya node
tersebut yang terganggu, sedangkan node yang lain tidak
terpengaruh.
5. Tiap paket data yang masuk ke hub/switch di broadcast ke
semua node. Jadi jia jumlah node banyak, maka dapat terjadi
penurunan performa pada jaringan tersebut.

21
Cara Kerja
Di bawah ini adalah langkah-langkah membangun jaringan
dengan topologi start:
1. Hub/switch sudah tersambung dengan listrik dan power, dan
power dalam kondisi ON.
2. Hubungkan setiap node dengan hub/switch menggunakan kabel
UTP yang sudah terpasang RJ45. masukkan salah satu ujung ke
port hub/switch dan ujung lainnya ke LAN Card yang terpasang
di tiap node.
3. Koneksi sudah terjadi dengan melihat lampu indikator di
hub/switch. Lakukan uji coba pengiriman data.
4. Masukkan alamat IP (IP address) di tiap node. IP address di sini
harus berada dalam satu jaringan (network address).
5. Uji coba konektivitas dengan menggunakan tool ping.
Terdapat perbedaan cara kerja antara topologi star yang
menggunakan hub dengan topologi star yang menggunakan switch.
Ketika jaringan komputer secara fisik sudah terbentuk, yaitu seluruh
node sudah terhubung dengan menggunakan media kabel atau
wireless, memory pada hub dan switch belum terisi alamat host satu
pun.
Untuk topologi star dengan menggunakan hub sebagai central
node, hub akan menerima data yang dikirim dari salah satu atau lebih
host dengan tujuan host tertentu. Setelah hub menerima paket data
tersebut, hub akan melakukan pengiriman secara broadcast ke seluruh
port yang terhubung tanpa ada penyaringan terhadap host spesifik
yang dituju.
Berbeda dengan switch, setelah switch menerima paket data
dengan tujuan host tertentu, maka switch akan mengirimkan paket
data spesifik ke tujuan tertentu, dengan cara memanfaatkan informasi
port yang disimpan di memory switch tersebut.

Kelebihan
Topologi star mempunyai kelebihan-kelebihan. Berikut di
bawah ini beberapa kelebihan yang dari topologi Star:

22
1. Dalam satu jaringan dapat terdiri dari node server maupun node
client.
2. Mudah dalam pengelolaan atau maintenance, yaitu hanya
dengan melakukan pengecekan pada kondisi kabel, port, atau
langsung pada kondisi server-nya.
3. Jika terjadi masalah dalam satu node, maka node lainnya tidak
terpengaruh. Untuk melakukan perbaikan, semisal mengganti
kabel, maka dapat langsung dilakukan perbaikan tanpa khawatir
akan mengganggu koneksi node lainnya.
4. Antar komputer mempunyai kecepatan jaringan yang sama
ketika melakukan pengiriman dan penerimaan data melalui
kabel. Kecepatan sangat dipengaruhi pada kemampuan
konsentrator.
5. Mudah dalam pengembangan, misalnya penambahan jumlah
node client ataupun server, tanpa mengganggu jaringan. Hal
dikarenakan setiap node adalah independen.
6. Tingkat keamanan yang baik

Kekurangan
Topologi star mempunyai beberapa kekurangan yang perlu
untuk dipertimbangkan. Berikut beberapa di antaranya:
1. Membutuhkan kabel di setiap penambahan workstation atau
node. Semakin banyak node yang terhubung, maka akan
membutuhkan kabel sejumlah node yang terpasang.
2. Central node menjadi bagian yang sangat penting, sehingga
membutuhkan device yang sangat baik. Kemampuan switch akan
sangat berpengaruh pada proses transfer data.
3. Biaya pembuatan jaringan cukup mahal, karena selain
membutuhkan banyak kabel namun harus juga melakukan
pembelian hub/switch.

2.5.2. Topologi Mesh


Topologi mesh dibangun dengan cara menghubungkan secara
langsung antara node satu dengan node lainnya di dalam jaringan
dengan menggunakan media kabel. Setiap node akan membutuhkan

23
NIC sejumlah node yang terhubung dengannya. Topologi mesh
umumnya digunakan untuk jaringan yang tidak terlalu besar. Topologi
mesh terdiri dari 2 jenis, yaitu:
1. Fully Connected
Topologi mesh jenis ini, setiap node pada jaringan saling
terhubung secara penuh. Jika asumsinya terdapat 10 komputer,
maka setiap komputer akan terhubung secara langsung
sebanyak 9 komputer.
2. Partial Connected

Gambar 2.17. Topologi partial connected

Sedangkan untuk topologi mesh jenis ini, tidak semua node


saling terhubung, sehingga ada beberapa node yang tidak
terhubung dengan jaringan, dan beberapa terhubung.

Gambar 2.18. Topologi mesh

24
Karakteristik
Terdapat beberapa karakteristik yang dimiliki oleh topologi
Mesh, berikut di antaranya:
1. Antara node satu dengan node lainnya terhubung secara
langsung dengan menggunakan media kabel.
2. Setiap node dapat mempunyai lebih dari 1 NIC, jumlah NIC akan
sebanyak dari jumlah node yang terhubung.
3. Semakin banyak node yang terhubung juga akan menambah
jumlah kabel.
4. Setiap node harus dikonfigurasi sesuai dengan node yang
terhubung dengannya.
5. Setiap node mempunyai posisi sama, yaitu sebagai client
sekaligus sebagai server.
6. Mempunyai dua tipe topologi, yaitu full connected mesh dan
partial connected.

Cara Kerja
Setiap node dalam topologi mesh akan saling terhubung satu
dengan lainnya dengan menggunakan kabel. Jika setiap node
melakukan komunikasi data, maka akan secara langsung node menuju
tujuan tanpa menggunakan perantara atau melewati node lainnya.
Dari cara tersebut, proses pengiriman data dari sumber ke
tujuan menjadi lebih cepat, karena dikirimkan secara langsung dan
tanpa perantara device atau central node di antaranya.

Kelebihan
Berikut adalah beberapa kelebihan yang dimiliki oleh topologi
mesh:
1. Dapat mendeteksi kesalahan yang terjadi dalam jaringan dengan
lebih cepat.
2. Jika terjadi kesalahan atau error pada suatu node, maka tidak
akan mengganggu node lainnya.
3. Pengiriman data dari komputer satu ke komputer lainnya di
dalam jaringan akan lebih cepat, karena tidak harus melewati
central node.

25
Kekurangan
Selain kelebihan di atas, di bawah ini adalah beberapa
kekurangan yang dimiliki oleh topologi mesh:
1. Membutuhkan biaya besar, karena membutuhkan kabel yang
sangat banyak.
2. Instalasi menjadi lebih rumit karena sangat banyak kabel dan
setiap node dapat terdiri dari 2 NIC atau lebih.
3. Tidak praktis untuk digunakan di dalam kantor atau lainnya.
4. Hanya cocok pada jaringan kecil.

2.5.3. Topologi Ring


Topologi Ring atau disebut dengan topologi cincin, adalah topologi
yang mempunyai desain jaringan seperti cincin, yang berarti setiap
node terhubung dengan dua titik kiri dan kanannya dan menyambung
menjadi sebuah lingkaran.
Pada topologi Ring, setiap node yang terhubung di dalam
jaringan juga berfungsi sebagai repeater atau penguat sinyal dari
sinyal yang melaluinya. Setiap node dalam topologi ring membutuhkan
2 NIC.

Gambar 2.19. Topologi ring

Karakteristik
Pada topologi ring, setiap node yang terhubung di dalam
jaringan mempunyai fungsi sebagai repeater bagi node lainnya.
Topologi ring biasa digunakan pada jaringan komputer kecil. Untuk
membangun topologi ini biasanya membutuhkan kabel berjenis UTP.

26
Cara Kerja
Setiap node memiliki penguat sinyal di kedua sisinya. Maka dari
itu, setiap perangkat saling bekerja sama untuk menguatkan sinyal.
Tool bernama token ring akan membantu saat proses penerimaan dan
penerusan data (data forwarding). Token ring di sini juga berfungsi
sebagai pengantar data jika data dibutuhkan oleh suatu node.

Kelebihan:
Di bawah ini adalah beberapa kelebihan yang dimiliki oleh
topologi Ring:
1. Mudah untuk dibangun.
2. Data yang mengalir di topologi ini bersifat satu arah, sehingga
collision data dapat dihindari.
3. Hemat kabel.
4. Biaya instalasi lebih mudah dan murah.
5. Mudah untuk mencari kesalahan pada jaringan.

Kekurangan:
Selain kelebihan yang di sebut di atas, terdapat beberapa
kekurangan dari topologi Ring yang dapat dipertimbangkan pada saat
akan melakukan pengembangan jaringan:
1. Jika terjadi masalah pada salah satu node, maka akan
mempengaruhi keseluruhan dari jaringan.
2. Fleksibilitas jaringan rendah, yaitu ketika ingin menambah atau
mengurangi node, maka akan berpengaruh pada keseluruhan
jaringan.
3. Kecepatan dari pengiriman data akan dipengaruhi oleh jumlah
node yang terhubung. Semakin banyak node yang terhubung,
maka komunikasi data akan semakin lambat.

2.5.4. Topologi Bus


Topologi Bus adalah topologi yang menghubungkan setiap node
dengan menggunakan kabel coaxial. Kegunaan dari topologi bus
adalah untuk menghubungkan antara satu jaringan dengan jaringan
lainnya, sehingga dapat bertukar data atau informasi. Berikut di
bawah ini contoh dari topologi Bus

27
Gambar 2.20. Topologi bus

Topologi bus menggunakan kabel BNC atau kabel coaxial. Untuk


menghubungkan setiap node, digunakan alat yang disebut dengna T-
Connector atau T-Junction. Sedangkan di tiap ujung kabel di beri
Terminal. Satu kabel di tengah berfungsi sebagai backbone atau jalan
utama yang menghubungkan node-node yang terhubung dengan kabel
tersebut. Topologi bus terdiri dari 2 jenis, yaitu:
1. Linier Bus, yaitu seluruh perangkat terhubung langsung pada
satu kabel utama dengan dua titik akhir pada masing-masing
ujung kabel.
2. Distributed Bus, yaitu terdapat cabang yang dibentuk pada kabel
utama, sedangkan tiap cabang tersebut memiliki titik terminal
sendiri.

Karakteristik
Terdapat beberapa karakteristik yang dimiliki oleh topologi Bus,
berikut di antaranya:
1. Setiap node di dalam jaringan, terhubung dengan kabel tunggal
sebagai media transmisi. Kabel ini disebut dengan kabel
backbone.
2. Setiap ujung kabel dipasang terminator.
3. Node yang terhubung dengan kabel backbone membutuhkan T-
Junction.

Cara Kerja
Setiap node ketika akan melakukan pengiriman data, maka akan
dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu apakah kabel backbone

28
dipakai oleh node lain ataukah tidak. Jika ada yang memakai untuk
pengiriman data, maka node harus mengantre sampai pada kabel
backbone dalam kondisi free. Topologi bus menggunakan protocol
CSMA/CD (Carrier Sense Multiple Access/Collision Detection) untuk
mengatur lalu lintas data di kabel backbone agar tidak terjadi tabrakan
data.

Kelebihan
Di bawah ini adalah beberapa kelebihan yang dimiliki oleh
topologi Bus:
1. Instalasi mudah.
2. Tidak membutuhkan banyak kabel, sehingga lebih efisien.
3. Mudah untuk dikembangkan, dan tidak mengganggu kondisi
jaringan.
4. Tidak membutuhkan konsentrator seperti hub/switch.

Kekurangan
Selain kelebihan di atas, terdapat beberapa kekurangan yang
dimiliki oleh topologi bus. Berikut di antaranya:
1. Sulit untuk mendeteksi kesalahan pada jaringan.
2. Jika jalur kabel backbone mengalami kesalahan, maka
keseluruhan jaringan akan terganggu.
3. Menggunakan repeater untuk memperkuat sinyal.
4. Semakin banyak node yang terhubung pada jaringan akan
mempengaruhi komunikasi data pada kabel backbone.

2.5.5. Topologi Tree


Topologi Tree atau topologi pohon adalah topologi di jaringan
komputer yang di bentuk dari kombinasi antara topologi star dan
topologi bus. Topologi ini juga disebut sebagai topologi jaringan
bertingkat (hierarchy). Topologi Tree dapat digunakan untuk
membangun jaringan pada skala besar. Di bawah ini adalah contoh
dari topologi Tree.

29
Gambar 2.21. Topologi tree

Karakteristik
Topologi Tree mempunyai beberapa karakteristik sebagai
berikut:
1. Berbentuk seperti pohon bercabang.
2. Biasa digunakan untuk interkoneksi antar sentral dan hierarki
yang berbeda.
3. Komunikasi antar kelompok dilakukan melalui hub sebagai
pusat kendali.
4. Terdapat kabel utama sebagai jalur backbone.

Cara kerja
Topologi tree mempunyai sistem bercabang dan bertingkat.
Proses dimulai pada node atau hierarki paling tinggi lalu berurutan
menuju node paling kecil. Topologi mengombinasikan karakter dari
topologi linier bus dan star.

Kelebihan
Topologi Tree mempunyai beberapa kelebihan, yaitu:
1. Mudah untuk dikembangkan, misalnya untuk penambahan node.
2. Jika salah satu node bermasalah, maka tidak akan mengganggu
node lainnya. Hal ini dapat mempermudah proses manajemen
jaringan.
3. Mudah dalam mendeteksi kesalahan.
4. Pengelolaan data mudah.
5. Susunan data terpusat secara hierarki.

30
Kekurangan
Di bawah ini adalah beberapa kekurangan yang dimiliki oleh
topologi tree:
1. Kinerja tergolong lambat.
2. Menggunakan cukup banyak kabel.
3. Rawan terjadi kemacetan data di kabel backbone jika traffic
sangat padat.
4. Perawatan yang tidak mudah.
5. Kinerja semakin melambat jika semakin banyak node atau
semakin besar jaringan.

2.5.6. Topologi Linier (Line Topology)


Topologi Linier atau juga disebut dengan topologi bus beruntut ini
hampir sama dengan topologi bus, yang mengandalkan satu kabel
backbone untuk menghubungkan setiap node di dalam jaringan. Di
bawah ini adalah contoh dari topologi Linier. Berbedaannya dengan
topologi bus adalah pada topologi Linier kabel utama di dalam
jaringan harus dihubungkan dengan setiap node dengan menggunakan
T-Connector. Sama halnya dengan topologi Bus, kabel yang digunakan
pada topologi Linier adalah kabel berjenis BNC (British Naval
Connector). Di bawah ini adalah contoh dari topologi linier

Gambar 2.22. Topologi linier

Karakteristik
Terdapat beberapa karakteristik yang dimiliki oleh topologi
Linier, yaitu:
1. Memiliki bentuk seperti topologi bus beruntut.
2. Menggunakan kabel backbone untuk menghubungkan setiap
node.

Cara Kerja
Cara kerja dari topologi Linier adalah sama dengan topologi bus.
Aliran data dilewatkan melalui kabel backbone.

31
Kelebihan
Berikut di bawah ini adalah beberapa kelebihan yang dimiliki
oleh topologi linier:
1. Mudah dalam pengembangan.
2. Menggunakan lebih sedikit kabel.
3. Biaya yang dibutuhkan sedikit.
4. Tidak mempunyai kendali pusat seperti hub/switch.
5. Sederhana.

Kekurangan
Berikut di bawah ini adalah beberapa kekurangan yang dimiliki
oleh topologi linier:
1. Memiliki kerawanan terjadinya kemacetan data pada kabel
backbone.
2. Keamanan data yang kurang baik.

2.5.7. Topologi Hybrid


Topologi hybrid adalah topologi yang terbentuk dari gabungan atau
kombinasi dari beberapa topologi yang berbeda. Desain topologi
hybrid terlihat rumit dibanding dengan topologi lainnya. Tujuan dari
topologi hybrid adalah untuk mengintegrasikan dua atau lebih
topologi yang berbeda untuk mendapatkan keuntungan lebih banyak.
Di bawah ini adalah contoh dari topologi hybrid.

Gambar 2.23. Topologi hibrid

32
Karakteristik
Berikut di bawah ini adalah beberapa karakteristik yang dimiliki
oleh topologi hybrid:
1. Terdiri dari gabungan beberapa topologi yang berbeda.
2. Membutuhkan device tambahan seperti hub atau switch.

Cara kerja
Cara kerja dari topologi hybrid adalah gabungan dari cara kerja
tiap topologi yang ada.

Kelebihan
Berikut di bawah ini adalah beberapa kelebihan yang dimiliki
oleh topologi hybrid:
1. Fleksibel dan efisien, sehingga dapat disesuaikan dengan
kebutuhan.
2. Jika terjadi error pada salah satu node, tidak akan
mempengaruhi dari kinerja keseluruhan pada jaringan.
3. Kecepatan transfer stabil.
4. Mudah dalam pengembangan, sebab tanpa harus mengubah dari
topologi yang sudah ada.

Kekurangan
Berikut di bawah ini adalah beberapa kekurangan yang dimiliki
oleh topologi hybrid:
1. Pengelolaan jaringan relatif sulit, sebab harus melakukan
identifikasi lebih rinci dari tiap jenis topologi yang ada di
topologi hybrid.
2. Biaya yang cukup mahal, salah satu sebabnya adalah banyak
kabel yang dibutuhkan.
3. Instalasi yang cukup sulit.
4. Biaya maintenance yang tinggi.

33
2.6. Jaringan Berdasarkan Sumber Data
2.6.1. Model Client Server
Terdapat dua jenis dari komputer yang ada di jaringan, yaitu server
dan client. Server berasal dari kata serve yang berarti komputer yang
mempunyai tugas untuk memberikan layanan permintaan dari client.
Komputer server biasanya lebih powerfull dibanding dengan komputer
client. Di bawah ini adalah contoh gambar dari jaringan model client-
server.

Gambar 2.24. Model jaringan client-server

Sedangkan client adalah komputer yang melakukan request


layanan, data, sumber daya dan lainnya kepada server. Biasanya
komputer client tidak memiliki spesifikasi hardware yang tinggi
seperti halnya server. Komputer client dapat berupa laptop,
handphone, dan PC biasa yang digunakan untuk mengakses layanan
yang diberikan oleh server.
Selain itu terdapat jaringan komputer yang setiap anggotanya
dapat menjadi client dan dapat pula menjadi server. Model seperti ini
disebut sebagai peer to peer network, sebab pada jaringan ini semua
komputer dianggap mempunyai kesamaan.

34
2.6.2. Jaringan Peer to Peer
Jaringan jenis ini tidak ada komputer yang berfungsi sebagai server
atau client secara permanen seperti halnya jaringan client server. Pada
jaringan ini setiap komputer dapat berfungsi sebagai client dan juga
sebagai server.

Gambar 2.25. Jaringan peer to peer

2.7. Jaringan Berdasarkan Media Transmisi


Klasifikasi jaringan berdasarkan media transmisi dibagi menjadi dua,
yaitu:

2.7.1. Jaringan kabel (wired)


Jaringan kabel adalah jaringan komputer yang menggunakan media
transmisi kabel. Jaringan ini juga disebut dengan jaringan guided.
Terdapat berbagai jenis kabel yang dapat digunakan. Pada buku ini di
bahas khusus tentang jenis-jenis kabel.

2.7.2. Jaringan nirkabel (wireless)


Jaringan nirkabel atau jaringan wireless adalah jaringan komputer
yang menggunakan media udara yang mengantarkan gelombang
elektromagnetik untuk menghubungkan antar perangkat. Pada buku
ini terdapat bab yang membahas lebih detail tentang media nirkabel.

35
3 Perangkat Jaringan

3.1. Tujuan
1) Dapat menjelaskan tugas beserta fungsi dari perangkat
jaringan Network Interface Card (NIC).
2) Dapat menjelaskan tugas beserta fungsi dari jaringan
komputer repeater.
3) Dapat menjelaskan tugas, jenis berserta fungsi dari jaringan
komputer hub.
4) Dapat menjelaskan tugas beserta fungsi dari perangkat
jaringan bridge.
5) Dapat menjelaskan tugas beserta fungsi dari perangkat
jaringan switch.
6) Dapat menjelaskan tugas beserta fungsi dari perangkat
jaringan router.
7) Dapat menjelaskan tugas beserta fungsi dari perangkat
jaringan access point.

3.2. Pengantar
Untuk membangun jaringan komputer, membutuhkan beberapa
perangkat pokok, di mana setiap perangkat mempunyai fungsi
spesifik. Pada bab ini akan dijelaskan secara singkat dan padat tentang
beberapa perangkat jaringan seperti, NIC, repeater, hub, switch, bridge,
dan access point yang dilengkapi dengan fungsi dasarnya, jenis-
jenisnya dan juga konsep kerja tiap perangkat.

3.3. Network Interface Card (NIC)


NIC atau network adaptor adalah sebuah device atau antarmuka yang
menjadikan komputer dapat berkomunikasi di dalam jaringan.

36
Hampir semua NIC mengimplementasikan standar jaringan Ethernet.
Tanpa adanya NIC, komputer tidak dapat saling terhubung satu
dengan yang lainnya.
NIC biasanya secara built-in dari pabrik setiap kita membeli
komputer atau laptop. Komputer memungkinkan untuk dipasang lebih
dari satu NIC. Hal ini dilakukan ketika komputer tersebut
menginginkan untuk dapat terkoneksi dengan lebih dari satu node.

Gambar 3.1. Network Interface Card

3.4. Repeater
Repeater bekerja di physical layer. Repeater bertugas untuk meng-
generate sinyal melalui jaringan yang sama sebelum sinyal menjadi
lemah atau corrupt sehingga dapat memperkuat sinyal yang dapat
ditransmisikan melalui jaringan yang sama.
Maka dari itu, repeater dapat meningkatkan panjang dari jarak
antara node satu dengan node lainnya melebihi kemampuan dari
kabel.

Gambar 3.2. Repeater sebagai penguat

37
3.5. Hub
Hub pada dasarnya adalah multiport repeater atau repeater yang
mempunyai banyak port. hub menghubungkan beberapa kabel yang
datang dari cabang yang berbeda, misalnya konektor pada topologi
star yang menghubungkan station yang berbeda. Hub tidak
mempunyai kemampuan untuk memfilter data, sehingga paket data
dikirim ke seluruh peralatan yang terhubung (broadcast).
Hub tidak mempunyai kemampuan untuk mencari rute terbaik
(best path) untuk paket data sehingga mengarah terjadinya inefisiensi
dan pemborosan. Device jaringan ini pada awal mulai lahirnya
jaringan komputer, menjadi peralatan yang sangat diandalkan. Namun
seiring perkembangannya, device ini mulai ditinggalkan. Hub
mempunyai 2 tipe, yaitu:
1. Active hub
Adalah hub yang memiliki catu daya sendiri, dapat
membersihkan, meningkatkan dan menyampaikan sinyal
bersama dengan jaringan. Active hub berfungsi baik sebagai
repeater maupun pusat kabel. Active hub digunakan untuk
memperluas jarak maksimum antar node.
2. Passive Hub
Adalah hub yang mengumpulkan kabel dari node dan catu daya
dari active hub. Passive hub mengirimkan sinyal ke jaringan
tanpa membersihkan dan meningkatkan sinyal, dan tidak dapat
digunakan untuk memperpanjang jarak antar node.

Gambar 3.3. Device Hub

38
3.6. Bridge
Bridge adalah alat yang mampu menghubungkan jaringan LAN ke
jaringan LAN lainnya yang masih menggunakan protokol yang sama.
Bridge beroperasi pada data link layer. Bridge adalah repeater yang
ditambah fungsionalitasnya sehingga dapat memfilter data dengan
membaca pada MAC Address asal dan tujuan. Bridge juga digunakan
untuk interkoneksi dua LAN yang bekerja pada protocol yang sama.
Bridge mempunyai port input dan output tunggal, jadi bridge hanya
mempunyai 2 port saja. Bridge mempunyai dua tipe, yaitu:
1. Transparent Bridge
Adalah bridge yang menjadi jembatan di mana station tidak
mengetahui keberadaan jembatan tersebut.
2. Source routing bridge
Adalah bridge di mana operasi routing dilakukan oleh station
sumber frame menentukan rute mana yang akan diikuti. Tipe ini
dapat menemukan frame dengan cara mengirimkan spesial
frame yang disebut sebagai discover frame, yang menyebar
melalui seluruh jaringan menggunakan semua jalur yang
mungkin ke tujuan.

3.7. Switch
Switch adalah multiport bridge dan buffer dan di desain untuk
meningkatkan efisiensi dan performansi. Switch berada pada layer
data link. Switch dapat melakukan pengecekan kesalahan sebelum
data diteruskan, sehingga menjadi sangat efisien. Switch membagi
collision domain dari host, dan memiliki 1 broadcast domain.
Device ini sudah mampu berkomunikasi secara full-duplex,
sehingga mampu melakukan komunikasi dua arah dalam waktu yang
sama tanpa adanya tabrakan data. Switch dalam konsep OSI berada di
dalam layer 1 yaitu physical layer.

39
Gambar 3.4. Device Switch

Selain itu ada jenis switch layer 3. Switch ini terkadang disebut
dengan switch Routing. Jenis switch ini berada pada network layer
(layer 3). Fungsi switch layer 3 mem-forward paket data yang
melewatinya namun dengan menggunakan IP address.
Selain itu, switch juga dapat dibagi menjadi dua, yaitu managed
swich dan unmanaged switch. Managed switch adalah memiliki
beberapa antarmuka untuk dapat mengatur cara kerja dari switch.
Pada switch jenis ini disertakan fitur tambahan seperti VLAN, STP dan
lainnya. Sedang unmanaged switch adalah switch dengan fungsi dasar,
yaitu tidak memiliki opsi untuk dilakukan pengaturan, sehingga switch
jenis ini mempunyai harga lebih murah.

3.8. Router
Router adalah device jaringan yang mempunyai fungsi utama yaitu
menghubungkan dua atau lebih jaringan yang berbeda. Router
termasuk intermediate device, dan merupakan device jaringan yang
cerdas. Router adalah device seperti switch yang meneruskan paket
data berdasarkan pada IP Address. Router berada pada layer Network.
Router normalnya menghubungkan LAN dan WAN secara
bersama-sama dan mempunyai kemampuan untuk memperbaharui
routing table secara dinamis, di mana router membuat keputusan
tentang jalur dari paket data. Router memisahkan setiap setiap
broadcast domain pada host yang terhubung dengannya. Routing
adalah proses penentuan jalur terbaik (best path) untuk mencapai
tujuan tertentu. Proses routing dilakukan di layer 3 (network layer).
Proses routing sangat erat hubungannya dengan IP Address.

40
Di dalam proses routing, router akan berbagai informasi yang
akan menjadi bahan untuk menentukan ke mana sebuah paket data
akan dikirimkan. Informasi routing disimpan oleh router di dalam
routing table.

Gambar 3.5. Device router

3.9. Access Point


Access Point dapat disebut dengan Wireless Access Point (WAP)
adalah sebuah alat yang terdiri dari antena, transiver dan Port RJ-45
yang berguna untuk membuat jaringan nirkabel atau WLAN.
Transceiver pada Access point bertugas untuk memancarkan sinyal dan
juga menerima sinyal dari client dan server. Port RJ-45 di dalam access
point berfungsi untuk mengoneksikan kabel yang menghubungkan
antara router dengan switch atau router di atasnya.

Gambar 3.6. Device Access Point

41
Access point terdiri dari 3 jenis, yaitu:
1. Access point indoor, adalah AP yang digunakan untuk ruangan
tertutup, dan mempunyai cakupan yang tidak luas. AP jenis ini
biasa digunakan di kafe atau warnet.
2. Access point outdoor, adalah AP yang digunakan untuk ruang
terbuka, dan mempunyai area cakupan yang luas. AP jenis ini
biasa digunakan di kampus, gedung besar.
3. Access point router, adalah AP yang dapat digunakan di dalam
maupun di luar ruangan, namun AP jenis ini khusus digunakan
untuk jaringan client server.
Sedangkan untuk mode, access point mempunyai beberapa tipe
yang dapat di pilih, yaitu: Access point mode (AP Mode), Repeater
Mode, Bridge Mode, Client Mode, Wireless Router Mode, dan AP Client
Router Mode.

42
4 Virtual LAN (VLAN)

4.1. Tujuan
1) Dapat menjelaskan pengertian dari Virtual LAN.
2) Dapat menyebutkan range yang dimiliki oleh VLAN.

4.2. Pengantar
Dalam jaringan komputer, terdapat teknologi berbasis virtual, salah
satunya adalah VLAN. Memahami konsep VLAN dapat membantu
meningkatkan efisiensi dalam pembangunan jaringan. Konsep ini
sering dipakai di dunia nyata.
Pada bab ini akan dijelaskan VLAN mulai dari definisi dan range
yang sering digunakan.

4.3. Definisi VLAN


VLAN atau Virtual LAN adalah sebuah konsep di mana kita dapat
membagi perangkat secara logis pada layer data link. Secara umum,
perangkat pada layer network memisahkan broadcast domain. Namun
broadcast domain dapat dipisah oleh switch yang menggunakan
konsep VLAN. VLAN mempunyai range, yaitu:
1. VLAN 0 dan 4095. Range ini sebagai cadangan yang tidak dapat
digunakan.
2. VLAN 1. Range ini adalah range default dari VLAN switch. Kita
dapat membuat, mengedit dan menghapus VLAN ini.
3. VLAN 2 sampai dengan 2001. Ini adalah range VLAN normal.
Kita dapat membuat, mengedit dan menghapusnya.
4. VLAN 1002 sampai dengan 1005. Ini adalah range dari Cisco
Default untuk FDDI dan Tolen Ring. VLAN ini tidak dapat
dihapus.

43
VLAN atau Virtual Local Area Network adalah model jaringan
yang bekerja secara virtual, sehingga tidak terbatas pada kemampuan
fisik saja seperti yang dimiliki oleh model jaringan LAN. VLAN
menjadikan pengelola jaringan dapat dengan mudah untuk mengatur
dan membagi segmen. VLAN mempunya

Gambar 4.1Model jaringan VLAN

4.4. Tipe VLAN


Keanggotaan dalam suatu VLAN dapat diklasifikasikan berdasarkan
pada 3 hal:
1. Berdasarkan Port
Keanggotaan pada suatu VLAN dapat didasarkan pada port yang
digunakan.
2. Berdasarkan Mac Address
Selain didasarkan pada Port, keanggotaan pada VLAN juga dapat
didasarkan pada Mac Address dari setiap workstation/komputer
yang dimiliki oleh user. Perangkat switch mendeteksi semua Mac
address yang dimiliki oleh setiap VLAN. Mac Address adalah
suatu alamat yang terdiri dari bilangan hexadesimal yang
dimiliki oleh Network Interface Card (NIC) atau kartu jaringan
pada setiap workstation.
3. Berdasarkan Tipe Protokol yang Digunakan
Keanggotaan VLAN juga dapat didasarkan pada protokol yang
digunakan. Seperti yang telah dipahami, pada jaringan
komputer terdapat protokol-protokol, misal Internet protokol
(IP), IPX, dan lainnya.

44
4. Berdasarkan Alamat Subnet IP
Alamat subnet IP dapat pula dijadikan dasar dalam keanggotaan
VLAN. Konfigurasi subnet IP ini tidak akan bersinggungan
dengan routing pada jaringan dan juga tidak
mempermasalahkan fungsi router.
5. Berdasarkan Aplikasi atau Kombinasi Lain
Dalam keanggotaan VLAN sangat dimungkinkan untuk dibentuk
berdasarkan pada aplikasi yang dijalankan dan kombinasi dari
semua tipe yang telah disebut di atas.

45
5 OSI Model dan TCP/IP Model

5.1. Tujuan
1) Dapat menjelaskan pengertian dari Model Open System
Interconnection (OSI).
2) Dapat menyebutkan dan menjelaskan dari tiap layer yang
dimiliki oleh model OSI.
3) Dapat menjelaskan tentang pengertian dari Model TCP/IP.
4) Dapat menyebutkan dan menjelaskan dari tiap layer yang
dimiliki oleh model TCP/IP.
5) Dapat membedakan antara model OSI dan model TCP/IP.

5.2. Pengantar
Pada awalnya setiap vendor perangkat jaringan dalam mendesain
produknya menggunakan standar masing-masing, sehingga
mengakibatkan kekacauan dan kompleksitas yang sulit diselesaikan.
Komunikasi antar perangkat jaringan hanya akan terjadi bila
dilakukan oleh perangkat jaringan yang sama dalam satu vendor.
Namun dengan adanya konsep terbuka dari Model OSI, setiap vendor
harus menyepakati dan menggunakan standar ini. Pada bab ini akan
dibahas tentang Model OSI mulai dari definisi sampai penjelasan
tentang layer yang ada, yang terdapat 7 layer.

5.3. Model OSI


OSI atau Open System Interconnection atau referensi jaringan terbuka
adalah model arsitektur jaringan yang dikembangkan oleh ISO
(International Standard Organization) di Eropa pada tahun 1977.
Model OSI adalah standar komunikasi yang diterapkan pada jaringan
komputer. OSI Model menyediakan standar yang memungkinkan

46
komputer dapat saling berkomunikasi walaupun berbeda vendor. OSI
Model dapat juga diartikan sebagai bahasa universal untuk jaringan
komputer. Model OSI memiliki 7 lapis atau layer, di mana setiap layer
memiliki fungsi spesifik. Berikut adalah gambar dari 7-layer OSI
Model. Pada sub bab selanjutnya juga di bahas tentang model TCP/IP,
mulai dari definisi dan penjelasan dari tiap layernya.

Gambar 5.1. Model layer OSI

Penggunaan model jaringan dengan menggunakan layer OSI


bermanfaat untuk mengurangi kompleksitas, menjadi standar
antarmuka, memfasilitasi rekayasa secara modular, meningkatkan
akselerasi evolusi, memudahkan untuk diajarkan dan dipelajari,
pengembangan produk lebih cepat, mendukung interoperabilitas.

5.3.1. Layer Physical (Layer 1)


Lapisan Fisik atau Layer Physical adalah layer yang berada paling
bawah di dalam konsep OSI, atau disebut dengan layer pertama. Layer
ini bertugas untuk mengurusi hal secara fisik, seperti tipe kabel yang

47
digunakan untuk menghubungkan device, tipe konektor yang
digunakan, mengurusi seberapa panjang kabel yang dibutuhkan. Layer
ini mengurusi spesifikasi karakteristik sinyal elektrik yang digunakan
untuk mengirimkan data melalui kabel dari satu jaringan ke jaringan
lainnya. Jadi, Layer Physical bertanggungjawab pada koneksi fisik
antara device. Layer physical berisi informasi yang berbentuk bits.
Ketika menerima data, layer physical akan menangkan sinyal yang
diterima, lalu mengonversikannya menjadi bit (0 dan 1). Setelah itu,
mengirimkan data yang sudah berbentuk bit tersebut ke layer data
link yang berada di atasnya. Hardware yang berada di layer ini seperti
hubs, kabel, repeater, NIC. Sedangkan protocol umum yang digunakan
adalah Ethernet.

Gambar 5.2. Physical layer

Device jaringan yang digolongkan di layer ini adalah repeater,


hub. Fungsi dari physical layer dapat dibagi menjadi 4, yaitu:
1. Bit synchronization
Bit synchronization adalah teknik yang digunakan untuk
meyakinkan bahwa signal yang dikirimkan dari pengirim
(tranceiver) dalam komunikasi dapat dibaca sandinya secara
benar oleh penerima (receiver). Layer physical menyediakan
sinkronisasi bit ini yaitu dengan cara menyediakan waktu.
2. Bit rate Control
Layer physical menentukan laju transmisi yaitu jumlah bit yang
dikirimkan per detik
3. Physical topologies
Layer physical menentukan cara di mana perbedaan
perangkat/node diatur dalam jaringan fisik, seperti bus, star
atau mesh.

48
4. Transmission Mode
Layer physical mendefinisikan cara untuk mengalirkan data
antara dua perangkat yang terhubung. Model transmisi bisa
berupa, hal duplex, simplex, ataupun full duplex.

5.3.2. Layer Data Link (Layer 2)


Layer ini berada di lapisan kedua OSI Model, di atas layer physical.
Fungsi utama dari layer data link adalah memastikan transfer data
dari node ke node yang lain melalui layer physical tidak terjadi
kesalahan. Layer Data link bertanggungjawab pada pengiriman pesan
dari node ke node. Ketika sebuah paket tiba di dalam suatu jaringan,
layer Data link bertanggungjawab untuk mengirimkan paket tersebut
kepada host menggunakan Mac Address yang dimiliki oleh Host
tersebut. Hardware yang beradap pada Data link layer adalah Modem,
Bridge dan NIC. Data Link Layer di bagi menjadi dua sub layer, yaitu:
1. Logical Link Control (LLC)
Fungsi dari sub layer ini berhubungan dengan protocol, control
flow, dan error handled.
2. Media Access Control (MAC)
Fungsi dari sub layer ini berhubungan dengan kontrol media
yang sebenarnya.

Gambar 5.3. Data link layer

Fungsi dari data link layer dapat di bagi menjadi 5, yaitu:


1. Framing
Framing adalah salah satu fungsi di data link layer. Framing
menyediakan jalan pengirim untuk mentransmisi bit-bit kepada
receiver. Cara yang dilakukan adalah dengan menambah pola bit
khusus di awal dan di akhir dari frame.

49
2. Physical Addressing
Setelah frame dibuat, data link layer menambahkan alamat fisik
(MAC Address) dari pengirim dan atau penerima di dalam
header pada frame.
3. Error Control
Data link layer menyediakan mekanisme untuk error control,
yang mana terdeteksi dan melakukan pengiriman atau transmisi
ulang dari frame yang rusak hilang tersebut.
4. Flow Control
Flow control berfungsi mengkoordinasi sejumlah data yang
dapat dikirimkan sebelum acknowledgement diterima.
5. Access Control
Ketika satu saluran komunikasi digunakan secara bersama-
sama oleh banyak device, Mac sub layer dari data link layer
membantu untuk menentukan perangkat mana yang memiliki
kontrol atas saluran pada waktu tertentu.

5.3.3. Layer Network (Layer 3)


Layer ini bertugas menangani rute atau jalur dari jaringan dari satu
komputer ke komputer lainnya. Protokol yang ada di layer ini adalah
IP dan IPX. Fungsi dari Layer ini adalah di pengalamatan logical
(logical addressing). Hardware yang berada di lapisan ini adalah router
dan Brouter.

Gambar 5.4. Network layer

Fungsi lainnya di layer ini adalah routing, yaitu menemukan


path yang cocok yang berada di keseluruhan jaringan. Device yang
berada di layer ini adalah router. Fungsi dari network layer dapat
dibagi menjadi 2, yaitu:

50
1. Routing
Routing adalah protocol yang menentukan rute mana yang
paling sesuai untuk mengirimkan data dari sumber (source) ke
tujuan (destination). Fungsi inilah yang disebut sebagai routing.
2. Logical Addressing
Untuk dapat mengidentifikasi dari device-device pada jaringan,
network layer mendefinisikan skema pengalamatan (addressing
schema). IP address dari pengirim dan penerima diletakkan di
dalam header oleh network layer. IP address ini membedakan
dari setiap perangkat secara unik dan universal.

5.3.4. Layer Transport (Layer 4)


Layer transport mempunyai fungsi dasar yaitu mengomunikasikan
satu jaringan komputer dengan jaringan komputer lainnya. Protocol
yang berada di layer ini adalah TCP. Tujuan utama dari layer transport
adalah memastikan paket data yang berjalan melewati jaringan tidak
mengalami kesalahan.
Pada layer transport terdapat protocol utama, yaitu TCP
(Transmission Control Protocol) adalah protocol yang paling banyak
digunakan dalam jaringan komunikasi. TCP adalah protocol yang
membutuhkan beberapa langkah dalam proses koneksi sebelum
melakukan komunikasi data. Proses ini disebut dengan Tree Way
Handshake. Struktur TCP lebih kompleks seperti pada gambar di
bawah ini:

Gambar 5.5. Struktur TCP Header

51
UDP (User Datagram Protocol) menyediakan komunikasi yang
tidak andal antara dua host. Namun memiliki kecepatan lebih baik
dalam transfer data dibanding dengan TCP. Hardware yang berada di
layer ini adalah firewall dan gateway.

Gambar 5.6. Transport Layer

Fungsi dari Transport layer dapat dibagi menjadi 2, yaitu:


1. Segmentation dan reassembly
Transport layer menerima pesan dari session layer, dan membagi
pesan tersebut menjadi unit yang lebih kecil. Setiap segmen
yang dihasilkan memiliki header yang terkait dengannya. Lalu
transport layer yang berada di tujuan menyusun kembali pesan
tersebut.
2. Service point addressing
Untuk mengirimkan pesan ke dalam proses yang benar, pada
header dimasukkan tipe alamat (type of address) yang disebut
sebagai service point address atau port address (alamat port).
Untuk melakukan spesifikasi alamat tersebut, transport layer
memastikan pesan diterima dengan benar.

5.3.5. Layer Session (Layer 5)


Layer session mempunyai tugas untuk membangun percakapan antara
device-device dalam jaringan (Established Conversation). Layer
mengelola koneksi dan transmisi sampai device atau komputer selesai
melakukan session.

52
Gambar 5.7. Session Layer

Layer ini mengizinkan 3 tipe transmisi, yaitu komunikasi satu


arah (simplex), komunikasi dua arah namun harus bergantian (half-
duplex), dan komunikasi dua arah dan simultan (full-duplex). Fungsi
dari session layer dapat dibagi menjadi 3, yaitu:
1. Session establishment, maintenance and termination
Layer session memungkinkan kedua proses untuk membangun,
menggunakan, dan mengakhiri koneksi
2. Synchronization
Yaitu menambahkan pos sinkronisasi dan pemeriksaan
terhadap aliran data. Hal ini dilakukan guna memastikan data
berhasil diterima dan diakui.
3. Dialog control
Yaitu mengizinkan sistem untuk berkomunikasi dengan sistem
lain baik dengan menggunakan mode half duplex ataupun full
duplex.
Layer session mengizinkan dua sistem untuk memulai
komunikasi satu dengan yang lainnya dengan model transmisi half-
duplex atau full duplex. Daftar Protokol pada layer session antara lain:
ADSP, ASP, H.245, ISO-SP, iSNS, L2F, L2TP, NetBIOS, PAP, PPTP.

5.3.6. Layer Presentation (Layer 6)


Layer presentatation adalah lapisan ke enam dalam konsep OSI. Layer
ini mempunyai tugas untuk merepresentasikan data ke dalam aplikasi.

53
Gambar 5.8. Presentation Layer

Fungsi dari presentation layer dapat dibagi menjadi 4, yaitu:


1. Translation
Yaitu sebagai penerjemah dalam jaringan. Tujuan dari proses
translasi untuk memudahkan proses identifikasi bagi layer-layer
yang berada di bawahnya. Misalnya: translasi dari ASCII ke
EBCDIC
2. Encryption/Decryption
Yaitu menyediakan sistem untuk enkripsi dan deskripsi data
dalam jaringan. Sistem ini bertujuan untuk data yang akan
ditransmisikan ke dalam jaringan atau masuk ke jaringan.
3. Compression
Yaitu menyediakan layanan untuk kompresi, dekompresi.
Proses kompresi adalah proses untuk memadatkan data
menjadi ukuran yang lebih kecil, sehingga akan lebih mudah dan
cepat dalam pengirimannya. Sedangkan proses dekompresi
adalah proses untuk mengembalikan data yang telah di
kompresi menjadi ukuran seperti semua seperti sebelum
dilakukan kompresi.
4. Presentation
Yaitu sistem yang bertujuan untuk membantu menyajikan data
yang akan ditampilkan di layer presentation itu sendiri atau
untuk layer yang berada di bawahnya.

5.3.7. Layer Application (Layer 7)


Layer ini berada di lapisan paling atas dalam konsep OSI. Layer
application mempunyai tanggungjawab untuk membuat kesepakatan
tentang cara program aplikasi berkomunikasi dengan jaringan.

54
Gambar 5.9. Presentation Layer

Layer aplikasi merepresentasikan antarmuka pemrograman di


mana program aplikasi dugunakan untuk meminta layanan di dalam
jaringan. Aplikasi yang berada di layer presentation antara lain:
Browser, Skype manager, dll. Protokol yang berada di layer aplikasi
antara lain: HTTP, DNS, FTP, SMTP, SNMP, SMB, NFS, dan Telnet.
Fungsi dari layer application dapat dibagi menjadi 4, yaitu:
1. Memfasilitasi user untuk menggunakan layanan yang ada di
dalam jaringan.
2. Application layer digunakan untuk mengembangkan aplikasi
berbasis jaringan.
3. Menyediakan layanan user seperti user login, penamaan network
devices, memformat pesan, email, tranfer file, dll.
4. Melakukan penanganan kesalahan (error handling) dan recovery
pesan.

5.4. Model Referensi TCP/IP


Model TCP/IP di desain dan dikembangkan oleh Department of
Defense (DoD) pada tahun 1960 dan menjadi dasar protocol-protocol
standar. Model ini didesain untuk mendeskripsikan sistem komunikasi
dengan membagi prosedur komunikasi menjadi komponen-komponen
yang lebih kecil dan sederhana jika dibandingkan dengan model OSI
Layer. Model ini adalah versi ringan dari OSI Model TCP/IP model
terdiri dari 4 layer, yaitu:

5.4.1. Network Access Layer


Network Access layer adalah layer paling bawah dalam konsep TCP/IP.
Lapisan ini sesuai dengan kombinasi data link layer dan physical layer

55
pada model OSI. Layer ini mendefinisikan bagaimana data harus
dikirim secara fisik melalui jaringan. Layer ini mempunyai
tanggungjawab utama, yaitu mentransmisikan data antara dua
perangkat di jaringan yang sama. Fungsi-fungsi yang dilakukan pada
layer ini adalah merangkum IP datagram ke dalam frame-frame yang
dikirimkan oleh jaringan dan memetakan IP address mejadi physical
address (alamat fisik). Protocol yang digunakan di layer ini adalah
Ethernet, token ring, FDDI, X.25, frame relay.

5.4.2. Network/Internet Layer


Layer kedua di TCP/IP adalah layer Internet. Tugas utama dari layer
ini adalah proses pengalamatan, pemaketan data, dan penentuan
jalur/rute dilakukan. Protocol yang beroperasi di layer ini antara lain:
IP, ARP, ICMP, dan IGMP.

5.4.3. Transport Layer


Pada layer ini sessions dilakukan dan pertukaran data antar host
terjadi. Jadi tugas utama dari layer ini adalah bertanggungjawab atas
keandalan, flow control, dan koreksi data yang dikirim melalui
jaringan. Pada layer ini terdapat dua protocol inti, yaitu TCP
(Transmission Control Protocol), dan UDP (User Datagram Protocol).

5.4.4. Application Layer


Layer aplikasi adalah layer tertinggi atau layer keempat di dalam
model TCP/IP. Jika dibandingkan dengan Model OSI, layer aplikasi
pada model TCP/IP, terdiri dari 3 layer (session, presentation, dan
application) di layer Model OSI. Protokol-protocol yang berada di layer
ini antara lain: HTTP, FTP, Telnet, SMTP, SNMP, dan DNS.

Tabel di bawah ini adalah perbandingan antara TCP/IP Model


dengan OSI Model
TCP/IP OSI
TCP/IP terdiri dari 4 Layer OSI terdiri dari 7 layer
TCP/IP lebih bisa diandalkan OSI model kurang dapat diandalkan
TCP/IP tidak memiliki batasan OSI memiliki batasan yang sangat

56
TCP/IP OSI
yang sangat ketat ketat
TCP/IP menggunakan pendekatan OSI menggunakan pendekatan
horizontal vertikal
TCP/IP menggunakan layer session OSI memisahkan antara layer session
dan layer presentation di dalam dan layer presentation
layer application
TCP/IP mengembangkan protokol OSI mengembangkan model terlebih
terlebih dahulu baru kemudian dahulu baru kemudian
mengembangkan model mengembangkan protocol.
TCP/IP mengacu pada protocol OSI mengacu pada interkoneksi
kontrol transmisi sistem terbuka

Gambar 5.9. Persamaan model TCP/IP dan model OSI

5.5. Encapsulation dan Decapsulation


Encapsulation dan decapsulation adalah proses yang menggambarkan
cara data dimodifikasi selama berjalan dari lapisan ke lapisan. Prinsip
enkapsulasi dan dekapsulasi adalah sama antara Model OSI dan model
TCP/IP.
Enkapsulasi menjalankan proses pembungkusan paket data,
sedangkan dekapsulasi memproses atau membuka paket data
tersebut. Proses dari enkapsulasi dan dekapsulasi berbanding terbalik.

57
Gambar 5.10. Perbedaan enkapsulasi dan dekapsulasi

Dalam model jaringan, istilah enkapsulasi dan de-enkapsulasi


mengacu pada proses di mana informasi protokol ditambahkan ke
data dan dihapus dari data ketika melewati lapisan.
Informasi protokol dapat ditambahkan sebelum dan sesudah
data. Jika informasi ditambahkan sebelum data, itu dikenal sebagai
header. Jika informasi ditambahkan setelah data, itu dikenal sebagai
trailer.
Header dan trailer yang ditambahkan oleh lapisan di komputer
pengirim hanya dapat dihapus oleh lapisan rekan di komputer
penerima. Misalnya, header dan trailer yang ditambahkan oleh lapisan
transport di komputer pengirim hanya dapat dihapus oleh lapisan
transport di komputer penerima.

58
Gambar 5.11. Proses encapsulation model TCP/IP

OSI Model encapsulation

Gambar 5.12. Proses encapsulation model TCP/IP

1. Data
Lapisan atas (lapisan aplikasi dalam TCP/IP) atau lapisan
(lapisan aplikasi, presentasi dan sesi di OSI) membuat aliran
data dan menyerahkannya ke lapisan transportasi. Lapisan atas
tidak menggunakan header dan trailer dengan data. Tetapi jika
diperlukan, aplikasi yang memulai koneksi dapat menambahkan
header dan trailer dengan data.

59
2. Segment
Lapisan transport memecah aliran data yang diterima dari
lapisan atas menjadi potongan-potongan yang lebih kecil.
Selanjutnya, itu menciptakan header untuk setiap bagian data.
Header ini berisi semua informasi yang diperlukan tentang
bagian yang diperlukan lapisan transport di host jarak jauh
untuk merakit kembali aliran data kembali dari potongan.
Setelah header dilampirkan, potongan data disebut segmen.
Setelah segmen dibuat, mereka diturunkan ke lapisan jaringan
untuk diproses lebih lanjut.
3. Packet
Lapisan jaringan membuat header untuk setiap segmen yang
diterima dari lapisan transportasi. Header ini berisi informasi
yang diperlukan untuk pengalamatan dan perutean seperti
alamat perangkat lunak sumber dan alamat perangkat lunak
tujuan. Setelah tajuk ini dilampirkan, segmen disebut sebagai
paket. Paket-paket diturunkan ke lapisan data link. Dalam model
TCP/IP asli paket istilah disebut sebagai datagram istilah. Paket
istilah dan datagram merujuk pada paket data yang sama. Paket
data ini berisi tajuk lapisan jaringan dan segmen yang
dienkapsulasi.
4. Frame
Lapisan tautan data menerima paket dari lapisan jaringan. Tidak
seperti transport layer dan layer jaringan yang hanya membuat
header, itu juga membuat trailer dengan header untuk setiap
paket yang diterima. Header berisi informasi yang diperlukan
untuk berpindah seperti alamat perangkat keras sumber dan
alamat perangkat keras tujuan. Cuplikan berisi informasi yang
diperlukan untuk mendeteksi dan menjatuhkan paket data yang
rusak pada tahap awal de-enkapsulasi. Setelah header dan
trailer dilampirkan dengan paket, itu disebut frame. Bingkai
diturunkan ke lapisan fisik.
5. Bits
Lapisan fisik menerima bingkai dari lapisan tautan data dan
mengubahnya menjadi format yang dapat dibawa oleh media

60
yang dilampirkan. Sebagai contoh, jika host terhubung dengan
kawat tembaga, lapisan fisik akan mengonversi frame dalam
voltase. Dan jika host terhubung dengan jaringan nirkabel,
lapisan fisik akan mengubahnya menjadi sinyal radio.

61
6 Subneting

6.1. Tujuan
1) Dapat menjelaskan definisi dari subnetting serta menyebutkan
manfaatnya.
2) Dapat memahami konsep dari subnets.
3) Dapat memahami konsep dari subnetmask.
4) Dapat memahami dengan baik konsep dari network prefix.
5) Dapat menyebutkan dan menjelaskan dari default subnetmask
di tiap kelas.

6.2. Pengantar
Subnetting adalah teknik yang dapat dilakukan oleh Administrator
jaringan untuk memecah jaringan besar menjadi jaringan-jaringan
kecil (subnet). Hal ini dilakukan bertujuan untuk memudahkan proses
manajemen jaringan sekaligus meningkatkan performa dan
penanganan kesalahan (troubleshooting). Teknik subnetting juga dapat
diartikan sebagai metode untuk dapat memaksimalkan keterbatasan
dari 32 bit yang dimiliki oleh IPv4.
Manfaat selain yang telah disebutkan, subnetting mempunyai
keuntungan administratif jika jaringan semakin membesar, sehingga
teknik routing akan semakin dimudahkan dengan subnetting. Untuk
subnetting IP Versi 4, dapat dilakukan baik di kelas A, B, maupun kelas
C. Subnetting juga dapat dilakukan pada IP versi 6.

62
6.3. Subnets

Gambar 6.1 Ilustrasi subnetting

Subnet adalah sebutan dari pembagian secara logika dari IP


address. Teknik membagi jaringan besar menjadi beberapa jaringan
kecil di sebut dengan subnetting. Subnetting dilakukan untuk
meningkatkan efisiensi alokasi IP address jaringan agar dapat
memaksimalkan penggunaan dari IP address tersebut. Subnetting juga
dapat meningkatkan keamanan dari jaringan dan mengurangi
congestion akibat terlalu banyak host yang tergabung dalam suatu
jaringan.

Tabel Subnetmask
Subnetmask Nilai CIDR
255.0.0.0 /8
255.128.0.0 /9
255.192.0.0 /10
255.224.0.0 /11
255.240.0.0 /12
255.248.0.0 /13
255.252.0.0 /14
255.254.0.0 /15

63
Subnetmask Nilai CIDR
255.255.0.0 /16
255.255.128.0 /17
255.255.192.0 /18
255.255.224.0 /19
255.255.240.0 /20
255.255.248.0 /21
255.255.252.0 /22
255.255.254.0 /23
255.255.255.0 /24
255.255.255.128.0 /25
255.255.255.192 /26
255.255.255.192 /27
255.255.255.224 /28
255.255.255.240 /29
255.255.255.248 /30
255.255.255.252 /31
255.255.255.255 /32

Untuk melakukan subnetting pada jaringan, ada beberapa proses


yang perlu untuk dilakukan, yaitu:
1. Subnetting IPv4 kelas C
Soal: Terdapat sebuah Network address: 192.168.1.0/26. Subnet /26
yang berarti 11111111.11111111.11111111.11000000.
Jawaban:
 Jumlah subnet
 Untuk menentukan jumlah subnet dapat menggunakan rumus
, di mana x adalah banyaknya biner 1 pada oktet terakhir.
Jadi jumlah subnet: = 4
 Jumlah host per subnet
, di mana y adalah banyaknya bit 0 pada oktet terakhir.
Sehingga jumlah host per subnet adalah: =62 host.
 Blok subnet
Untuk mendapatkan blok subnet adalah 256 – 192 = 64 (blok
subnet pertama), sedangkan blok subnet berikutnya adalah 128.
Dan 192.

64
 Host dan broadcast yang valid
Berikut adalah tabel untuk menemukan host dan broadcast yang
valid

Subnet 192.168.1.0 192.168.1.64 192.168.1.128 192.168.1.192


Host 192.168.1.1 192.168.1.65 192.168.1.129 192.168.1.193
pertama
Host 192.168.1.62 192.168.1.126 192.168.1.190 192.168.1.254
terakhir
Broadcast 192.168.1.63 192.168.1.127 192.168.1.191 192.168.1.255

2. Subnetting IPv4 kelas B


Sunetting kelas B pada prinsipnya sama dengan subnetting kelas
C. Perbedaannya adalah subnetting kelas B menggunakan oktet ke tiga.
Subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class B adalah
seperti di bawah:
Soal: Terdapat network address 172.16.0.0/18. Yang berarti
11111111.11111111.11000000.00000000
Jawaban:
 Jumlah subnet
rumus , di mana x adalah banyaknya biner 1 pada dua oktet
terakhir. Jadi jumlah subnet: = 4.
 Jumlah host per subnet
, di mana y adalah banyaknya bit 0 pada dua oktet
terakhir. Sehingga jumlah host per subnet adalah:
=16.382 host.
 Blok subnet
256 – 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan
128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
 Host dan broadcast yang valid

Subnet 172.16.0.0 172.16.64.0 172.16.128.0 172.16.192.0


Host 172.16.0.1 172.16.64.1 172.16.128.1 172.16.192.1
pertama
Host 172.16.63.254 172.16.127.254 172.16.191.254 172.16.255.254
terakhir
Broadcast 172.16.63.255 172.16.127.255 172.16.191.255 172.16.255.255

65
3. Subnetting pada IPv4 kelas A
Soal: terdapat network address 10.0.0.0/16. Yang berarti
11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0)
Jawaban:
 Jumlah subnet
rumus , di mana x adalah banyaknya biner 1 pada 2, 3, dan 4
oktet terakhir. Jadi jumlah subnet: = 256 subnet
 Jumlah host yang valid
, di mana y adalah banyaknya bit 0 pada tiga oktet
terakhir. Sehingga jumlah host per subnet adalah =
65534 host
 Blok subnet
256 – 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya adalah 0,1,2,3,4, dst.
 Host dan broadcast yang valid

Subnet 10.0.0.0 10.1.0.0 … 10.254.0.0 10.255.0.0


Host 10.0.0.1 10.1.0.1 … 10.254.0.1 10.255.0.1
pertama
Host 10.0.255.254 10.1.255.254 … 10.254.255.254 10.255.255.254
terakhir
Broadcast 10.0.255.255 10.1.255.255 … 10.254.255.255 10.255.255.255

6.4. Subnet Mask


Terdapat dua istilah yang digunakan di dalam subnet mask, yaitu
Network ID dan Host ID. Network ID adalah identitas bit yang
digunakan sebagai alamat network, sedang Host ID adalah identitas
jumlah bit yang digunakan untuk host.

6.5. Network Prefix


Prefix adalah angka yang menunjukkan jumlah bit dari sebuah IP
Address yang merupakan porsi dari Network ID. Network Prefix ini
dikenal dengan sebutan CIDR atau Classless Inter-Domain Routing.

66
6.6. Default Subnet Mask

Tabel 1. Subnet Mask Default


First Subnet Mask
Class Private Address
Octet Default
A 1 – 127 255.0.0.0 10.0.0.0 – 10.255.255.255
B 128 – 191 255.255.0.0 172..16.0.0 – 172.31.255.255
C 192 – 223 255.255.255.0 192.168.0.0 – 182.168.255.255

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa terdapat subnet mask


default dari kelas A, B, dan C.

67
7 Media Jaringan Komputer

7.1. Tujuan
1) Dapat menjelaskan definisi dan menyebutkan jenis-jenis media
guided yang terdiri dari kabel coaxial, kabel twisted pair, dan
kabel serta optik beserta fungsi, karakteristik, jenis dan
kategori yang dimiliki tiap jenis kabel
2) Dapat menjelaskan definisi dan menyebutkan jenis-jenis dari
media unguided yang terdiri dari gelombang radio, gelombang
mikro, satelit, dan infra merah.

7.2. Pengantar
Dalam mengantarkan data, setiap perangkat yang terhubung dalam
jaringan komputer membutuhkan media. Pada jaringan komputer
terdiri dari dua media, yaitu media guided dan media unguided. Pada
bab ini akan dibahas secara detail tentang pengertian serta jenis-
jenisnya dari tiap media tersebut.

7.3. Media Guided


Media guided atau dapat disebut dengan media tertuntun adalah
media yang memiliki bentuk fisik, yaitu kabel. Karena kabel, media
guided juga dapat disebut dengan wired media. Jenis-jenis kabel yaitu:
kabel coaxial, kabel twisted pair, dan kabel fiber optic. Jenis kabel
tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda, baik bahan, bentuk
fisik, teknologi, dan penggunaannya. Berikut di bawah ini penjelasan
singkat dari jenis media guided:

68
7.3.1. Kabel Coaxial
Kabel coaxial adalah salah satu media kabel yang berfungsi untuk
menghubungkan satu node ke node yang lain. Kabel jenis ini
mempunyai kecepatan cukup baik untuk mentransmisikan data. Kabel
ini terdiri dari satu buah kawat yang terbuat dari tembaga, yang
dilapisi oleh beberapa lapisan pelindung, seperti lapisan dielektrik, foil
shield, braided shield dan outer jacket.

Gambar 7.1. Penampang kabel coaxial

Kabel Coaxial sangat cocok digunakan untuk jaringan kecil dan


biasa digunakan pada topologi bus maupun ring. Ketika membangun
jaringan menggunakan kabel coaxial, selain kabel, juga memerlukan
konektor, yang disebut dengan BNC (Bayonet Nut Connector).
Spesifikasi BNC Connector terdiri dari dua, yaitu: 50 ohm dan 75 ohm.
Perkembangan saat ini, kabel BNC selain digunakan untuk
membuat jaringan komputer token ring, juga digunakan di teknologi
lain. Berikut jenis-jenis konektor BNC beserta fungsinya:

Tabel 2. Jenis-jenis Kabel BNC


No Jenis Fungsi
1 BNC ke BNC Menghubungkan kabel dari BNC RG6 ke
perangkat Monitor, TV, DVR
2 BNC RG6 Crimping Menghubungkan antara kabel dengan
perangkat CCTV (Monitor, DVR,
Kamera)
3 BNC RG59 Crimping Menghubungkan antara kabel dengan
perangkat CCTV. Konektor ini khusus
digunakan pada kabel CCTV jenis RG59

69
No Jenis Fungsi
4 BNC RG6 Twist Menghubungkan kabel coaxial dengan
slot BNC yang terdapat pada CCTV
kamera atau DVR
5 BNC-RCA Mengubah BNC menjadi RCA yang akan
dihubungkan dengan monitor atau ke
TV

Gambar 7.2. Kabel BNC

7.3.2. Kabel Twisted Pair (UTP dan STP)


Kabel jenis ini adalah kabel paling populer untuk digunakan. Kabel
UTP (Unshielded Twisted Pair) dan STP (Shielded Twisted Pair)) adalah
dua jenis kabel twisted pair yang berfungsi sebagai media transmisi
yang dapat diandalkan untuk menghubungkan kebutuhan elektronik
seperti komputer. Namun, kabel UTP dan kabel STP mempunyai
perbedaan penggunaan. Kabel UTP lebih cocok untuk digunakan di
indoor, sedang STP cocok digunakan di outdoor.
Kabel twisted pair, baik UTP maupun STP sangat populer
digunakan, selain mempunyai harga yang terjangkau, mudah
didapatkan di penyedia kabel, namun juga memiliki kemudahan ketika
melakukan troubleshooting kabel (crimping RJ45).

70
Gambar 7.3. Kabel UTP/STP

Khusus kabel UTP, terdapat beberapa kategori. Berikut kategori


dan kegunaan dari kabel UTP

Tabel 7.3. Kategori Kabel UTP


No Kategori Kegunaan
1 Category 1 (Cat1) Kualitas suara analog
2 Category 2 (Cat 2) Transmisi data digital hingga 4
Mbps
3 Category 3 (Cat 3) Transmisi data digital hingga 16
Mbps
4 Category 4 (Cat 4) Transmisi data digital hingga 20
Mbps
5 Category 5 (Cat 5) Transmisi data hingga 100 Mbps
5 Enhanced Category 5 (Cat5e) Transmisi data hingga 1000Mbps
6 Category 6 (Cat 6) Mendukung transmisi di frekuensi
250 MHz
7 Category 7 (Cat 7) Mendukung transmisi di frekuensi
600 MHz

Dalam penggunaannya, kabel twisted pair memiliki dua standar


urutan warna saat dihubungkan dengan konektor, yaitu TIA/EIA 568A
dan TIA/EIA 568B.

71
Gambar 7.4. TIA/EIA 568 A dan B wiring

PC dengan switch atau hub (dua device yang berbeda), maka


gunakan standar yang sama pada tiap ujung kabel. Kabel ini sering
disebut dengan kabel straight. Sedangkan jika akan menghubungkan
dua device yang sama, misal switch dengan switch, maka gunakan
standard yang berbeda. Kabel ini sering disebut dengan kabel cross.
Untuk melakukan pemasangan konektor pada ujung kabel
twisted pair, dibutuhkan peralatan khusus, yaitu tang crimping. Tang
ini terdiri dari beberapa jenis, maka sesuaikan dengan konektor yang
akan di pasang. Ketika konektor sudah terpasang di tiap ujungnya,
sebaiknya pastikan kabel itu dapat berfungsi dengan baik. Untuk
dapat mengujinya gunakan kabel tester.

Gambar 7.5. Kabel tester

72
Alat memberikan indikator lampu pada nomor pin di tiap
kabelnya. Jika lampu tidak menyala, atau menyala namun tidak sesuai
dengan nomor, maka kabel tersebut dapat dikatakan tidak sempurna
dalam proses crimping-nya.

7.3.3. Kabel Fiber Optik


Kabel fiber optik adalah kabel yang digunakan di jaringan komputer
yang terbuat dari untaian serat kaca yang dibungkus oleh casing yang
terisolasi. Kabel ini dirancang untuk penggunaan jaringan data jarak
jauh, jaringan yang membutuhkan performansi tinggi, dan untuk
telekomunikasi. Jika dibandingkan dengan kabel jenis lain, kabel fiber
optik dapat memberikan bandwidth yang lebih tinggi dan mampu
mengirimkan data lebih jauh. Dalam penggunaannya, kabel fiber optik
tidak hanya untuk internet, namun juga digunakan untuk saluran
televisi kabel, dan telepon dunia.
Kabel fiber optik memiliki beberapa keunggulan di banding
dengan kabel tembaga:
1. Kabel fiber optik mendukung kapasitas yang lebih tinggi. Jumlah
Bandwidth jaringan yang dapat di bawa melebihi kabel tembaga.
Standar kecepatan fiber optik adalah 10Gbps, 40 Gbps, dan
100Gbps.
2. Kabel Fiber optik mampu membawa data lebih jauh tanpa harus
kehilangan kekuatannya. Penggunaan fiber optik juga dapat
mengurangi kebutuhan penguat sinyal (repeater).
3. Kabel fiber optik kuat terhadap gangguan. Berbeda dengan
kabel tembaga, sehingga membutuhkan pelindung untuk
menghindari interferensi elektromagnetik.

Gambar 7.6. Model pemantulan cahaya pada kabel fiber optik

73
Gambar 7.7. Lapisan kabel fiber optik kabel fiber optik

Gambar 7.8. Lapisan kabel fiber optik kabel fiber optik

Kabel fiber optik terbukti sangat berguna dalam instalasi


jaringan luas seperti WAN, di mana peletakan kabel tersebut biasanya
ditanam di dalam tanah.
Ada dua jenis standar industri pada kabel serta optik, yaitu
multimode (standard 100BaseSX) dan singlemode (standard
100BaseBX). Pada jenis multimode mentransmisikan sinyal melalui
beberapa pulse cahaya pada sudut yang berbeda. Kabel ini biasa
digunakan pada jarak pendek. Sedangkan kabel singlemode
mentransmisikan sinyal melalui pulsa cahaya tunggal, sehingga cocok
untuk digunakan pada jarak yang jauh. Biasanya kabel singlemode
lebih mahal dibanding dengan kabel multimode.

74
Peralatan yang digunakan untuk menghubungkan kabel fiber
optik adalah konektor. Konektor memiliki jenis yang cukup banyak.

Gambar 7.9. Jenis konektor fiber optik

7.4. Media Unguided


Media Unguided adalah media yang tidak dituntun. Media unguided
menggunakan gelombang elektromagnetik untuk dapat
mentransmisikan informasi dari sumber ke tujuan. Terdapat beberapa
jenis media unguided. Perkembangan teknologi dan penggunaan
media guided tergolong sangat cepat, karena mempunyai beberapa
kelebihan dibanding dengan media guided.

7.3.4. Gelombang Radio (Radio Frequency)


Radio frequency adalah sinyal arus bolak-balik frekuensi tinggi (AC)
yang berjalan pada konduktor tembaga dan kemudian dilakukan
proses radiasi yang disebarkan oleh antena ke udara. Gelombang radio
yang disebarkan oleh antena tersebut membutuhkan frekuensi
tertentu sesuai dengan spektrum elektromagnetik.

75
Gambar 7.10. Gelombang radio dan frekuensi

Dalam perkembangannya, penggunaan gelombang radio dalam


komunikasi data semakin diminati masyarakat. Teknologi transmisi
data menggunakan gelombang radio yang populer adalah Wi-Fi
(Wireless Fidelity).
Berikut di bawah ini adalah perbandingan media dari
bandwidth, jangkauan (distance), dan harga (price).

Tabel 3. Perbandingan Media (Bandwidth, Jangkauan dan Harga)


Twisted Wireless
Coaxial Fiber Optic
Pair LAN
Bandwidth Up to 1 Gbps 10-100 Mbps Up to 10 Gbps Up to 54
or higher Mbps
Distance Up to 100 m Up to 500 m Up to 60 Km Up to 100 m
Price Paing murah Murah Paling mahal Tidak mahal
dan tidak
murah

7.3.5. Gelombang Mikro (Microwave)


Gelombang mikro adalah gelombang elektromagnetik yang
mempunyai panjang gelombang 1 meter-1 mm atau frekuensi
300Mhz - 300Ghz. Gelombang Mikro tergolong sebagai Super High
Frequency (SHF).

76
7.3.6. Satelit
Satelit yang dibahas di bab ini adalah satelit buatan manusia. Terdapat
berbagai macam satelit, antara lain satelit pengindraan jarak jauh,
satelit cuaca, satelit navigasi, satelit militer, satelit ilmiah, dan satelit
komunikasi. Jenis satelit di atas dibedakan berdasarkan fungsi dan
kegunaannya. Satelit komunikasi adalah satelit yang digunakan untuk
kepentingan komunikasi (jarak jauh, telepon, data dan internet). jenis
ini disebut dengan satelit komunikasi. Secara sederhana, satelit dapat
di bagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Satelit alami
Satelit alami adalah satelit yang berada di alam, atau berasal
dari alam. Contoh satelit alami adalah bulan yang berfungsi
menjadi satelit bumi. Planet-planet di dalam tata surya yang
mengelilingi matahari juga disebut sebagai satelit.
2. Satelit buatan
Satelit buatan adalah satelit yang dibuat oleh manusia dengan
teknologi canggih. Satelit ini ditempatkan pada orbit tertentu
dengan fungsi tertentu pula. Berikut adalah macam-macam
satelit dan kegunaannya
a. Remote sensing satellite. Satelit ini berfungsi untuk
mengamati bumi dari orbit yang ditujukan untuk
penggunaan non militer, seperti misalnya untuk pengamatan
meteorologi. Lingkungan, pemetaan dan lainnya
b. Weather satellite. Satelit ini berfungsi untuk mengamati
kondisi cuac dan iklim di bumi.
c. Communication satellite. Satelit ini berfungsi untuk sistem
komunikasi jarak jauh, seperti untuk layanan telepon, dan
internet.
d. Navigation satellite. Satelit ini berfungsi untuk menyediakan
informasi geospasial secara mandiri baik untuk navigasi
darat, udara, maupun laut.
e. Militarily Satellite. Satelit ini berfungsi untuk kebutuhan
militer, seperti pengamatan intelijen berbasis militer,
navigasi dan komunikasi militer.

77
f. Scientific research satellite. Satelit ini berfungsi untuk
kebutuhan aplikasi riset ilmiah.
Jenis transmisi satelit ada dua, (1) uplink, yaitu transmisi yang
dikirim dari bumi ke satelit, dan (2) downlink, yaitu satelit transmisi
dari satelit ke stasiun yang berada di bumi.

7.3.7. Infra Merah (Infrared)


Infra merah atau infrared digunakan untuk komunikasi jarak dekat.
Infrared ditemukan oleh Sir William Herschell pada abad 9, seorang
astronom berkebangsaan Perancis. Infrared mempunyai beberapa
karakteristik, antara lain:
1. Tidak dapat dilihat oleh mata manusia.
2. Tidak dapat menembus materi yang tidak tembus pandang.
3. Dapat ditimbulkan oleh komponen yang menghasilkan panas.
4. Panjang gelombang dari infrared memiliki hubungan
berbanding terbalik dengan suhu.
Awalnya Penggunaan infrared pada awal abad 20 diaplikasikan
di dunia kedokteran. Perkembangan selanjutnya dipakai sebagai
media transmisi data diaplikasikan pada berbagai peralatan, remote
televisi, remote VCD, dan remote AC. Sedangkan untuk komputer atau
smartphone, infrared dapat digunakan untuk mentransmisikan data,
protocol yang digunakan adalah irDa.

78
8 IP Address dan Mac Address

8.1. Tujuan
1) Dapat menjelaskan teori, konsep dari Ipv4.
2) Dapat menjelaskan struktur dari IPv4 beserta notasi biner.
3) Dapat menjelaskan teori, konsep dari IPv6.
4) Dapat menjelaskan struktur dari IPv6, notasi biner dan jenis
yang ada.
5) Dapat menjelaskan definisi dan fungsi dari Mac Address.
6) Dapat menjelaskan definisi dan fungsi dari Address Resolution
Protocol (ARP).
7) Dapat menyebutkan definisi dan fungsi dari DNS.

8.2. Pengantar
Salah satu hal yang sangat penting untuk dipahami di dalam jaringan
komputer adalah pengetahuan tentang Internet Protocol dan Mac
Address. Tanpa pemahaman yang kuat tentang kedua hal ini, maka
akan kesulitan untuk membangun sebuah jaringan yang baik. Pada
bab ini akan dibahas secara singkat dan padat tentang IPv4, IPv6, dan
Mac Address.

Gambar 8.1. Ilustrasi pemasangan IP address

79
8.3. IPv4
Setiap jaringan komputer yang menggunakan model TCP/IP harus
mempunyai nomor unik jaringan. Setiap device pada jaringan
komputer harus mempunyai alamat IP (IP Address) yang unik.
Alamat IPv4 terdiri dari 32 bit yang secara unik
mengidentifikasi Interface Network Card (NIC). Secara tipikal, IPv4
ditulis dengan desimal. Penggantian 32 bit bilangan biner menjadi
desimal dilakukan untuk dapat memudahkan penggunaan.

Gambar 8.2. Struktur header IPv4

8.3.1. Notasi Biner IPv4 address


IPv4 terbentuk dari 32 binary bit. Dari 32 bit tersebut terbagi menjadi
4 oktet, yang masing-masing oktet terdiri dari 8 bit. Setiap oktet (8 bit)
dikonversi menjadi bilangan desimal dan dipisahkan dengan titik atau
dot. Sehingga format akhir IP Address berupa angka desimal yang
dipisahkan dengan tanda titik. Berikut contoh jika IP address
172.16.254.1

80
Gambar 8.3. Persamaan alamat ipv4 desimal dan biner

Cara untuk mengonversi dari bilangan biner ke bilangan desimal


dapat memperhatikan tabel di bawah ini:

Gambar 8.4. Penilaian per bits

8.3.2. IPV4 Address Classes


Alamat IPv4 di bagi menjadi 5 kelas, yang dapat diklasifikasi dari oktet
pertamanya. Untuk dapat melihat lebih jelas dari pembagian kelas
pada IPv4 dapat dilihat dari tabel di bawah ini:

81
Gambar 8.5. Kelas pada IPv4

8.3.3. IPV4 Reserved Address


Adalah IP yang digunakan secara khusus atau aplikasi untuk berbagai
macam pengalamatan atau address block.

8.4. IPv6
Internet Protocol Version 6 (IPv6) adalah generasi setelah IPv4. Dasar
munculnya IPv6 adalah ketersediaan IPv4 yang hampir habis, dan juga
kebutuhan komunikasi data yang semakin berkembang.
IPv6 yang disebut sebagai IP Next Generation, bagi
penyelenggara telekomunikasi merupakan teknologi yang perlu
diantisipasi pertumbuhan demand dari implementasinya. Pada saat ini
semua aplikasi bisnis khususnya di segmen korporasi masih
memanfaatkan teknologi ipv4, namun demikian belum terdapat tanda
yang jelas kapan akan melakukan migrasi dari ipv4 ke ipv6.
Kelebihan dari ipv6 yang terdapat di dalam desain ipv6 adalah
salah satu pemicu percepatan implementasi. Terdapat kelebihan-
kelebihan dari IPv6, yaitu:
1. IPv6 merupakan solusi bagi keterbatasan IPv4. Dengan jumlah
128-bit memungkinkan pengalamatan yang lebih banyak.

82
2. Aspek keamanan dan kualitas layanan (QoS) yang telah
terintegrasi.
3. Desain autokonfigurasi IPv6 dan strukturnya yang
menggunakan hierarki memungkinkan dukungan terhadap
komunikasi bergerak tanpa memutuskan komunikasi end to end.
4. IPv6 memungkinkan komunikasi peer to peer tanpa melalui
NAT, sehingga memungkinkan kolaborasi antara user to user,
machine to machine machine to human dan sebaliknya.

Gambar 8.6. Struktur header IPv6

8.3.4. Dual Stack

Gambar 8.7. IPv6 dual stack

Dual stack adalah salah satu teknik yang memungkinkan dua


jaringan yang berbeda (IPv4 dan IPv6) dalam satu interface NIC.

83
Implementasi dual stack terdiri dari dua jenis, yaitu level aplikasi dan
level jaringan.

8.3.5. Tunneling
Tunneling adalah teknik yang menghubungkan antara jaringan IPV4
dan IPv6 dengan menggunakan tunnel.

Gambar 8.8. IPv6 Tunneling

Terdapat beberapa mekanisme tunneling, yaitu:


1. 6over4
yaitu pengiriman paket ipv6 dapat secara otomatis
dienkapsulasi melalui jaringan ipv4 dengan menggunakan IP
Multicast.
2. 6to4
yaitu ipv6 dibuat berdasarkan ipv4 atau disebut dengan IPv4-
compatible ipv6 compatible.
3. IPv6 tunnel Broker
yaitu mekanisme transisi ipv4 ke ipv6 yang menyediakan
konfigurasi otomatis untuk melakukan tunneling ipv6 melalui
ipv4 kepada client yang menggunakan ipv4 yang terhubung
dengan internet.
4. DSTM (Dual Stack transition Mechanism)
yaitu pengalokasian ipv4 dengan cara otomatis, penggunaan
ipv4 over ipv6 untuk mengirimkan melalui ipv6 sebelum
tersambung ke jaringan ipv4.

84
8.5. Mac Address
Mac address atau Media Access Control Address atau disebut juga
dengan ethernet address adalah sebuah alamat jaringan yang
disematkan pada Network Card (NIC), dan dalam struktur Model OSI,
Mac address berada pada lapisan data link layer. Mac address terdiri
dari 48-bit atau sama dengan 6 byte. Mac Address sama dengan IP
Address, yaitu bersifat unik untuk seluruh dunia.
Mac Address biasanya dituliskan dengan 12-digit bilangan
Hexadesimal. Contoh D8-D3-EF-DD-11-E4. Setiap karakter dari
bilangan hexadesimal tersebut mewakili dari 4 bit. Untuk 6 karakter
hexadesimal pertama adalah mewakili dari vendor pembuat NIC
tersebut.
Mac address memiliki 48-bit yang terdiri dari:
1. BC (Broadcast): jika frame ethernet ditujukan untuk broadcast
maka bagian ini di set 1.
2. Local: bit ini digunakan jika akan mengubah Mac Address dan
hanya digunakan untuk lingkup lokal.
3. OUI (Organization Unique Identifier): setiap vendor memiliki
OUI yang berbeda.
4. 24 bit terakhir: alamat yang diberikan vendor kepada perangkat
yang mereka produksi.

Gambar 8.9. Mac address

85
Anda dapat mengecek alamat MAC Address dari NIC anda dengan
cara menggunakan perintah tertentu. Misal jika menggunakan sistem
operasi windows perintah yang digunakan adalah ipconfig, sedangkan
jika menggunakan sistem operasi Linux menggunakan perintah:
ifconfig.

Gambar 8.10 Perintah IP Config pada Linux

8.6. ARP
ARP (Address Resolution Protocol) adalah protocol di dalam jaringan
yang berfungsi untuk mengetahui alamat perangkat keras (MAC
Address) dari suatu perangkat dari IP Address tertentu. Protocol ARP
adalah penghubung antara datalink layer dengan IP layer (TCP/IP).

8.7. DNS
DNS (Domain Name System) adalah sebuah sistem yang berfungsi
untuk menyimpan informasi data domain dalam jaringan. DNS
layaknya seperti buku telepon di internet. Ketika user mengirimkan
tipe domain name seperti google.com, atau facebook.com ke dalam
web browser, DNS bertanggungjawab untuk menemukan IP address
yang sesuai pada site yang dituliskan di browser tersebut. Kemudian
browser menggunakan address tersebut untuk berkomunikasi dengan
server.

86
Gambar 8.11. Proses DNS

87
9 IP Routing

9.1. Tujuan
1) Dapat menjelaskan konsep dari IP Routing.
2) Dapat menyebutkan definisi, konsep, serta fungsi dari default
routing.
3) Dapat menyebutkan definisi, konsep, fungsi serta keuntungan
dan kerugian dari routing statis.
4) Dapat menyebutkan definisi, konsep, cara kerja, jenis serta
keuntungan dan kerugian dari routing dinamis.

9.2. Pengantar
IP Routing merupakan bagian yang sangat penting untuk dipahami di
dalam jaringan komputer. Tanpa memahami routing, desain dari
komunikasi data di jaringan komputer tidak dapat berjalan dengan
baik. Seorang Administrator jaringan wajib menguasai Teknik routing,
baik routing static maupun routing dinamis.
Routing dibagi menjadi 3, yaitu: Default routing, dan static
routing, dan dynamic routing. Penentuan apakah akan menggunakan
routing statis ataukan routing dinamis, dilakukan berdasarkan
kebutuhan dan penyesuaian dengan device jaringan yang sudah ada.
Penjelasan lebih lengkap dapat di lihat pada bagian di bawah ini:

9.3. Default Routing


Default routing adalah salah satu jenis routing yang digunakan untuk
melakukan routing tanpa harus menambahkan IP spesifik. Default
routing berfungsi untuk mengakses seluruh jaringan. Konfigurasi
default routing dapat diwakilkan dengan IP 0.0.0.0/0 (pada IPv4). IP
0.0.0.0 ini dapat mewakili seluruh IP address. Sedangkan /0 mewakili

88
semua network. Default route digunakan untuk mem-forward paket
dinama di tujuan IP address-nya tidak ada yang sesuai di routing table.

9.4. Routing Statis


Routing static adalah salah satu teknik routing yang dilakukan secara
manual yang hampir sama dengan default routing. Namun routing
static harus mendefinisikan IP address spesifik. Routing static biasa
digunakan untuk melakukan perancangan rute pada jaringan lokal,
dan cenderung tidak berkembang cepat. Berikut adalah keuntungan
dari routing statis:
1. Tidak terjadi overhead di CPU router, sehingga tidak perlu
menggunakan router yang mahal untuk menerapkan routing
statis.
2. Mempunyai keamanan yang tinggi, karena hanya Administrator
saja yang mengetahui dan mengatur rute.
3. Tidak membutuhkan Bandwidth di antara router, karena tidak
membutuhkan protocol routing.
Namun Routing statis mempunyai beberapa kelemahan yang
perlu untuk dipertimbangkan sebelumnya, berikut di antaranya:
1. Routing statis tidak efisien ketika digunakan pada jaringan
besar. Karena Administrator harus secara manual untuk
menambah rute pada jaringan.
2. Administrator harus mempunyai pengetahuan yang kuat dan
kemampuan yang baik pada pembacaan topologi.

9.5. Routing Dinamis


Routing dinamis adalah teknik routing yang dilakukan secara dinamis
dengan bantuan routing protocol. Teknik routing ini sering digunakan
dalam jaringan komputer yang berkembang dan besar, yang tidak
efektif jika menggunakan routing static. Routing dinamis akan selalu
melakukan update routing table, sehingga jika terjadi perubahan baik
penambahan station atau router, atau terjadi masalah konektivitas,
maka akan dapat dideteksi dengan cepat dan melakukan update
routing table-nya. Routing dinamis terdiri dari 2 jenis, yaitu Interior

89
Getaway Protocol (IGP), dan Exterior Geteway Protocol (EGP). Berikut
adalah beberapa keunggulan dari routing dinamis:
1. Mudah untuk dikonfigurasi.
2. Lebih efektif dalam menyeleksi jalur terbaik yang menuju
jaringan remote dan juga menemukan remote network.
Namun, Routing dinamis juga mempunyai kekurangan, yaitu:
1. Konsumsi bandwidth lebih besar untuk melakukan komunikasi
antar tetangga jaringan.
2. Tingkat keamanan lebih rendah dibanding dengan routing statis.

Gambar 9.1. Struktur routing dinamis

9.5.1. RIPv1, RIPv2, dan RIPng


RIP (Routing Information Protocol) adalah jenis routing dinamis yang
masuk dalam kategori IGP dan menggunakan algoritma distance vector
untuk menentukan best path atau jalur terbaik melewatkan data. RIP
terdiri dari 3 versi, yaitu:
1. RIP Version 1
Versi ini dikenal dengan sebutan Classfull Routing Protocol,
karena tidak mengirimkan informasi subnetmask ke dalam routing
update. RIPv1 adalah open standard protocol sehingga dapat
digunakan untuk vendor router yang berbeda-beda. Untuk
menentukan rute, protocol ini menggunakan Administration Distance
sejumlah 120, sehingga tidak dapat diandalkan. Nilai maksimum hop

90
count dari protocol ini adalah 15, lebih dari ini tidak dapat
menjangkaunya (unreachable). Setiap 30 detik melakukan update
routing table. RIPv1 tergolong sebagai routing dinamis paling lambat.
RIPv1 digunakan perusahaan kecil yang mempunyai jaringan
kecil, dengan jumlah router sedikit. Sebelum menggunakan routing
protocol ini, berikut diuraikan keuntungan serta kerugiannya:
Keuntungan
1. Mudah untuk dikonfigurasi jika dibandingkan dengan
konfigurasi routing statik.
2. Overhead rendah.
3. Simple
Sedangkan kerugiannya:
1. Penggunaan bandwidth sangat tinggi, sebab selalu melakukan
broadcast ke seluruh router dalam setiap 30 detik.
2. Bekerja menggunakan hop count. Jumlah hop count 15. akan
terjadi masalah jika dalam jaringan lebih dari 15 router, sebab
router selanjutnya dianggap unreacheable.
3. Proses konvergensi sangat lama, sehingga membutuhkan waktu
banyak untuk menemukan path alternatif.

2. RIP Version 2
Versi ini dikenal dengan sebutan classless routing protocol,
berbeda dengan versi sebelumnya yang tergolong sebagai classfull
routing protocol.

3. RIP Next Generation (RIPng)


Versi ini adalah versi RIP yang digunakan untuk IP address versi
6. Secara umum routing dinamis RIP ini sudah tidak digunakan lagi
untuk jaringan besar, begitu juga dengan RIPng ini. Namun, untuk
jaringan skala kecil, masih dapat digunakan.
RIPng sama dengan keluarga RIP lainnya, yaitu RIPv2. Mereka
termasuk jenis routing protocol distance vector, menggunakan Hop
Count untuk membuat matriks, jumlah Administration Distance (AD)
sebanyak 120, menggunakan split horizon, dan point reverse, untuk
melakukan update membutuhkan 30 detik.

91
Protocol routing RIP mempunyai 4 jenis timer, yaitu: update
timer, invalid timer, hold down timer, dan flush timer.

9.5.2. IGRP dan EIGRP


IGRP (Internet Gateway Routing Protocol) termasuk protocol routing
dinamis yang masuk dalam kategori IGP yang dikembangkan oleh
Cisco, sehingga protocol ini disebut dengan propiertary protocol, yaitu
hanya device router merek Cisco yang dapat menggunakannya. Jumlah
hop maksimum 255. IGRP membutuhkan waktu update setiap interval
90 detik. IGRP menggunakan bandwidth, delay, reliability, dan load
untuk menentukan nilai matriksnya, dengan rumus:
Metric = [K1 * Bandwidth + (K2 * Bandwidth)/ (256-
Load) + K3*Delay] * [K5/(Reliability + K4)]
Namun secara default, IGRP hanya membutuhkan bandwidth
dan delay.
Sedangkan EIGRP atau Enhance IGRP adalah pengembangan
dari IGRP. EIGRP adalah routing protocol propriertary dari Cisco, jadi
hanya bisa digunakan di perangkat router milik Cisco saja. EIGRP
merupakan protocol hybrid atau Hybrid Routing Protocol, sebab EIGRP
mempunyai karakteristik Distance Vector dan Link State Routing
Protocol. EIGRP mempunyai kecepatan lebih baik dengan IGRP dalam
hal konvergensi, dan overhead jaringan rendah.

Gambar 9.2. Contoh topologi EIGRP

92
9.5.3. OSPF
OSPF (Open Shortest Path First) adalah salah satu routing dinamis
yang paling banyak digunakan untuk membangun jaringan kompleks.
OSPF adalah routing dinamis yang masuk kategori IGP dan
menggunakan link state sebagai algoritma menentukan best path.
Protokol Link State adalah protokol yang menggunakan konsep
trigged update, yang berarti jika ada perubahan yang diamati pada
table routing, maka kemudian proses update akan terpicu (triggered).
Hal ini yang membedakan antara distance vektor.

Gambar 9.3. Contoh topologi OSPF

OSPF adalah routing dinamis yang dikembangkan oleh IETF


(Internet Engineering Task Force). OSPF paling banyak dipakai, sebab
dapat digunakan oleh berbagai vendor router.

9.5.4. BGP
BGP (Border Gateway Protocol) saat ini adalah satu-satunya Routing
Dinamis yang menjadi backbone di jaringan komputer skala dunia
(internet). BGP termasuk dalam kategori routing dinamis EGP. BGP
biasa digunakan oleh ISP. BGP adalah standar EGP yang di desain
untuk melakukan perubahan routing dan informasi dengan
menggunakan AS (Autonomous System) pada internet.

93
Network Address Translation
10 (NAT)

10.1. Tujuan
1) Dapat menjelaskan konsep dan fungsi dari Network Address
Translation (NAT) dalam jaringan komputer.
2) Mampu menyebutkan beberapa cara yang dapat dilakukan
dalam melakukan konfigurasi NAT.
3) Dapat menyebutkan keuntungan dan kerugian dari
penggunaan NAT.
4) Dapat menjelaskan pengertian dan prinsip kerja dari PAT (Port
Address Translation).

10.2. Pengantar
Untuk dapat mengakses internet, kita membutuhkan satu IP address
publik. Namun, kita dapat menggunakan IP address privat di dalam
jaringan privat kita. Ide dasar dari NAT adalah mengizinkan banyak
device untuk mengakses internet melewati satu IP address publik.
Maka, untuk mewujudkan hal tersebut, kita membutuhkan translasi
dari IP address privat ke IP address publik.

Gambar 10.1. Network Address Translation

94
Pada gambar di atas, laptop yang berada di belakan router
menggunakan IP Address privat dan dapat mengakses remote server di
internet dengan cara menggunakan alamat IP public jaringan tersebut
yaitu 12.13.14.15 pada router mereka. Terdapat 3 cara untuk
melakukan konfigurasi, yaitu:
1. Static NAT
Static NAT mengoneksikan IP privat ke internet melalui IP
public dengan cara melewati 1 IP public yang tetap. Secara
umum, static nat digunakan untuk web hosting dan tidak
digunakan dalam organisasi yang mempunyai device yang
banyak yang semuanya membutuhkan koneksi internet dan
menyediakan akses internet. Semisal jika organisasi mempunyai
1000 device yang membutuhkan internet, maka organisasi
tersebut harus menyediakan IP address publik sebanyak 1000.
Sangat membutuhkan biaya yang besar.

Gambar 10.2. Contoh topologi static NAT

2. Dynamic NAT
Dynamic NAT mengoneksikan IP privat ke internet melalui IP
publik melewati beberapa IP publik yang dalam 1 interface

95
(menggunakan aliasing). Pada Dynamic NAT, IP address yang
tidak terdaftar ditranslasikan ke dalam IP address publik dari IP
pool dari IP address publik.

Gambar 10.3. Contoh topologi Dynamic NAT

3. PAT
PAT (Port Address Translation) atau disebut dengan NAT
overload. Di sini, IP address privat dapat ditranslasikan ke dalam
satu (single) IP address yang sudah terdaftar. Nomor port
digunakan untuk membedakan trafik yang mana membawa IP
address. PAT sering digunakan karena hemat biaya. Hal ini
disebabkan pengguna dapat terhubung ke internet dengan
hanya menggunakan satu alamat IP address publik.

96
Gambar 10.4. Contoh topologi PAT

NAT mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan. Berikut


di antaranya:
Kelebihan:
1. NAT menyimpan IP address yang terdaftar secara hukum.
2. NAT memberikan privasi, dikarenakan IP address
disembunyikan di belakang IP address publik ketika
mengirimkan dan menerima data, sehingga pihak luar tidak
mengetahui secara pasti IP address privat tersebut.
3. NAT menghilangkan penomoran ulang (renumbering) ketika
jaringan berkembang.
Kekurangan:
1. Terjadi penundaan jalur switching ketika translasi.
2. Aplikasi tertentu tidak dapat berfungsi ketika NAT diaktifkan.
3. Pembuatan tunneling menjadi rumit seperti pada pembuatan
tunnel ipsec.
4. Router tidak dapat mengubah atau merusak nomor port pada
layer transport, tetapi harus melakukan NAT.

97
11 Keamanan Jaringan

11.1. Tujuan
1) Dapat menyebutkan dan menjelaskan aspek-aspek keamanan
jaringan komputer mulai dari privacy, message integrity, end
point authentication, dan non repudiation.
2) Dapat menyebutkan dan menjelaskan jenis-jenis serangan
yang ada di jaringan komputer.
3) Dapat menyebutkan dan menjelaskan dari konsep firewall,
security role, dan jenisnya.

11.2. Pengantar
Salah satu hal terpenting dalam jaringan komputer adalah masalah
security atau keamanan. Keamanan jaringan komputer terdiri dari
langkah-langkah yang diambil untuk memantau dan mencegah akses
yang tidak diizinkan baik penyerang dari dalam maupun dari luar.
Pendekatan keamanan jaringan dapat berbeda, tergantung dari
besarnya jaringan komputer yang ada atau keinginan tingkat proteksi
dari perusahaan atau organisasi. Aktor utama di dalam keamanan
jaringan ini adalah Administrator jaringan.
Pada bab ini dijelaskan tentang jenis-jenis serangan, dan firewall
beserta contoh sehingga akan mempermudah dalam pemahaman.

98
11.3. Aspek Keamanan Jaringan

Gambar 11.1. Aspek network security

Berikut di bawah ini adalah sifat-sifat yang diinginkan untuk


dapat mencapai kondisi aman dalam komunikasi:
1. Privacy
Privacy dalam hal ini adalah pengirim dan penerima
membutuhkan kerahasiaan. Hanya pengirim dan penerima yang
dapat memahami pesan yang ditransmisikan. Salah satu
tindakan yang digunakan untuk mencapai aspek Privacy ini
adalah dengan melakukan enkripsi data, yang menjadikan data
tersebut tidak dapat dimengerti oleh orang lain.
2. Message Integrity
Integritas data atau pesan yang dimaksud di sini adalah bahwa
data harus sampai ke penerima persis seperti yang dikirimkan.
Di dalam jaringan internet, data yang dikirim dapat saja dirubah
oleh si apapun sehingga data yang diterima menjadi berbeda.
3. End Point Authentication
Autentikasi di sini dilakukan dengan tujuan penerima yakin
dengan identitas pengirim.
4. Non-repudiation
Non-repudiation berarti penerima harus dapat membuktikan
bahwa pesan yang diterima berasal dari pengirim tertentu.
Pengirim tidak boleh menolak untuk mengirim pesan yang dia
kirim. Beban untuk membuktikan identitas ada pada si
penerima.

99
11.4. Jenis Serangan di Jaringan
Terdapat beberapa macam jenis serangan dalam jaringan komputer,
yaitu:

11.4.1. Spoofing
Yaitu teknik serangan yang dilakukan dengan cara memalsukan data
sehingga penyerang dapat terlihat seperti host biasa. Terdapat 3 jenis
spoofing, yaitu:
1) IP Spoofing
Metode serangan IP spoofing adalah penyerang membuat IP
address sumber yang palsu sehingga asal dari pakat yang
dikirimkan dari IP palsu tersebut tidak dapat dilacak.

Gambar 11.2. Metode IP spoofing

2) DNS Spoofing
Serangan jenis ini adalah salah satu metode serangan Man in the
Middle Attack (MITM). Cara yang dilakukan penyerang adalah
dengan memalsukan IP address dari sebuah domain, dan
mengarahkan lalu lintas data ke penyerang. Serangan ini juga
disebut dengan DNS Cache Poisoning.

100
Gambar 11.3. Metode dns spoofing

3) Identity Spoofing
Identify spoofing adalah kejahatan dengan cara menyusup
dengan meretas identitas asli secara ilegal kemudian
memanfaatkan identitas tersebut untuk tindak kejahatan yang
merugikan berbagai pihak.

Gambar 11.4. Metode identity spoofing

4) Email Spoofing
Spoofing email ini menjadi kejahatan yang paling sering terjadi
di internet. Biasanya mereka mengirimkan email dengan
pengirim palsu dengan tujuan untuk mencuri informasi penting
yang Anda miliki. Biasa mereka menggunakan alamat palsu
dengan menyamar sebagai teman, rekan kerja, organisasi dan
perusahaan, dari segi logo, font, tombol CTA jika dibandingkan

101
aslinya akan terlihat sama, cek juga biasanya spoofing banyak
ditemui kesalahan dalam pengetikan (typo). Jadi jika
mendapatkan email yang mencurigakan lebih baik dihapus saja
agar lebih amannya.

Gambar 11.5. Metode email spoofing

5) Web Spoofing
Web spoofing adalah serangan spoofing dengan target website
yang mana hacker melakukan perubahan akses dan membuat
duplikasi website. Jadi jika ada pengunjung yang datang tidak
merasa curiga, padahal sebenarnya website sudah menjadi
korban spoofing. Kadang juga ada yang melakukannya dengan
redirect website asli ke website tiruan dengan tampilan yang
sama sehingga tidak menimbulkan kecurigaan.

Gambar 11.6. Metode web spoofing

102
11.4.2. DDoS (Distributed Denial of Service)
Yaitu jenis serangan terhadap server pada suatu jaringan dengan
menggunakan metode menghabiskan resource yang dimiliki oleh
server sampai tidak dapat menjalankan fungsinya.

Gambar 11.7. Metode serangan DDOS

11.4.3. Packet Sniffing


Yaitu jenis serangan yang melakukan pencurian data dengan cara me-
monitoring dan menganalisis setiap paket data yang dilewatkan dari
client ke server. Tahap-tahap dalam packet sniffing adalah (1)
collectiong, (2) conversion, (3) analysis, (4) pencurian data.

Gambar 11.8. Metode packet sniffing

103
11.4.4. DNS Poisoning
Yaitu jenis serangan dengan cara memberikan informasi IP Address
yang palsu, yang bertujuan untuk mengalihkan trafik pada paket data
dari tujuan yang sebenarnya.

Gambar 11.9. Metode DNS poisoning

11.4.5. Trojan Horse


Yaitu jenis serangan yang digunakan untuk memperoleh informasi
dari target, seperti password, system log, dll. Trojan horse adalah salah
satu Malicious software (Malware) yang dapat merusak sebuah sistem.

Gambar 11.10. Metode trojan horse

104
11.4.6. SQL Injection
Yaitu jenis serangan yang memanfaatkan celah keamanan. SQL
Injection adalah salah satu teknik yang menyalahgunakan celah
keamanan yang ada di SQL pada lapisan basis data suatu aplikasi.
Celah ini terjadi karena input dari user tidak difilter secara benar dan
dalam pembuatannya menggunakan form yang salah. Jadi sampai saat
ini SQL Injection masih menjadi favorit hacker untuk melakukan
serangan pada website. Apalagi sekarang ini hacking melalui jaringan
internet sudah tidak semudah zaman dulu. Contoh mudah teknik SQL
Injection melalui form username harusnya username diisi dengan
karakter saja, tetapi form tersebut bisa diisi dengan karakter lain, jadi
hacker bisa menyisipkan karakter seperti (:;-,=’) sehingga hacker bisa
memasukan query SQL Injection, akibatnya yang pasti website Anda
sudah bisa ditembus oleh hacker tersebut.

Gambar 11.11. Metode serangan SQL injection

105
11.5. Firewall
Firewall atau tembok api adalah sebuah sistem yang dirancang untuk
mencegah akses yang tidak diinginkan dari atau dalam suatu jaringan.
Firewall dapat berwujud hardware atau software yang melakukan
monitoring semua trafik incoming dan outgoing berdasarkan pada
konfigurasi rule security. Security rule di dalam firewall terdiri dari:
1. Accept, yaitu mengijinkan trafik melewati firewall.
2. Reject, yaitu memblok trafik tetapi melakukan reply dengan
pesan “unreachable error”.
3. Drop, yaitu memblok trafik tanpa melakukan reply.

Gambar 11.12. Firewall rule

Jadi, tugas firewall adalah membangun penghalang (barrier)


antar jaringan internal yang aman dari jaringan luar yang tidak aman
atau tidak dapat dipercaya, seperti internet.

106
Gambar 11.13. Contoh firewall

Firewall terdiri dari dua jenis, yaitu:


1. Host-based Firewall
Personal firewall adalah sebuah sistem pengamanan pribadi
pada komputer yang bertujuan untuk mencegah terjadinya
upaya hacking atau kegiatan yang bertujuan untuk merusak.
Personal firewall pada intinya adalah mencegah orang-orang
yang tidak bertanggungjawab yang bertujuan untuk
kepentingan pribadi atau lainnya dengan cara menerobos
keamanan pribadi komputer seseorang.
2. Network-based Firewall
Network firewall adalah sebuah sistem untuk memproteksi
jaringan secara menyeluruh dari segala macam serangan, baik
dari dalam maupun dari luar jaringan.

Gambar 11.14. Firewall berbasis jaringan

107
12 Networking Tool

12.1. Tujuan
1) Dapat menjelaskan dan menyebutkan dari jenis-jenis tool yang
digunakan di dalam jaringan komputer.
2) Dapat menjelaskan cara kerja dari beberapa tool jaringan
komputer.

12.2. Pengantar
Ketika komputer sudah dihubungkan, atau sudah menjadi jaringan
komputer, maka para administrator jaringan membutuhkan
pengetahuan serta keahlian dalam memanfaatkan tool jaringan.
Terdapat beberapa tool jaringan yang paling umum digunakan, di
mana tiap-tiap tool mempunyai fungsi spesifik.

12.3. CLI
CLI atau Command Line Interface adalah tool yang sangat sering
digunakan dalam menangani pekerjaan di dalam jaringan komputer.
Tool ini berbasis text untuk mengetikkan perintah-perintah. Untuk
sistem operasi windows disebut dengan CMD, sedangkan untuk Linux
dikenal dengan sebutan terminal. Administrator biasa menggunakan
CLI untuk melakukan konfigurasi di dalam router maupun server.

12.4. Netsh
Netsh adalah perintah di dalam sistem operasi windows yang berguna
untuk menampilkan dan mengubah konfigurasi jaringan komputer
yang sedang berjalan. Netsh dapat digunakan secara lokal maupun
remote. Untuk dapat menggunakan Netsh, buka CMD di sistem operasi

108
windows anda dan ketikkan Netsh. Banyak perintah yang disediakan
oleh Netsh.

Gambar 12.1. Command Line Interface pada Windows

CLI atau Command Line Interface tool berbasis teks. Tool ini
sangat penting dalam dunia jaringan komputer. Terdapat beberapa
command yang paling sering digunakan, yaitu: ipconfig, netstat,
tracert, ping, pathping, telnet, ftp, route, arp, nslookup, netsh, getmac,

109
dll. Pada sistem operasi windows disebut dengan CMD, sedangkan di
sistem operasi Linux disebut sebagai terminal.

12.5. IPConfig and PING


Ipconfig adalah salah satu perintah pada sistem operasi windows yang
berguna untuk menampilkan informasi jaringan dan mengonfigurasi
alamat IP yang terpasang di kartu jaringan atau network adaptor.
Sedangkan PING adalah perintah yang berfungsi untuk mengecek
konektivitas dari internet atau dari IP tertentu di Command Promt,
baik untuk sistem operasi windows maupun Linux.

12.6. Tracert
Tracert merupakan salah satu perintah yang digunakan untuk melihat
secara detail jalur yang digunakan dari sebuah paket dengan cara
mengirimkan pesan Internet Control Message Protocol (ICMP) Echo
Request ke tujuan berdasarkan IP address tujuan dengan nilai Time to
Live (TTL) yang meningkat. Tracert dapat diartikan sebagai tool yang
digunakan untuk melakukan trace sehingga dapat mengetahui rute
dari sebuah paket.

12.7. Netstat
Netstat atau network statistic adalah salah satu perintah di dalam
jaringan komputer yang mempunyai fungsi untuk memantau koneksi
jaringan pada suatu komputer. Netstat disebut sebagai tool monitoring
jaringan. Informasi yang didapatkan dari netstat seperti informasi
port, dan lain-lain.

12.8. NSLookup
Nslookup adalah tool yang digunakan untuk mendapatkan informasi
alamat IP dari sebuah website atau domain. Tool ini sering digunakan
untuk mendiagnosa permasalahan jaringan yang berhubungan dengan
dns (domain name server).

110
13 Troubleshooting

13.1. Tujuan
1) Dapat memahami tentang pentingnya pengetahuan
troubleshooting di dalam jaringan komputer.
2) Dapat menjelaskan dan menyebutkan pendekatan dan
metodologi yang digunakan dalam troubleshooting jaringan.
3) Dapat memahami isu-isu permasalahan di jaringan komputer
yang sering muncul.

13.2. Pengantar
Setiap jaringan komputer tidak akan pernah normal seterusnya. Misal
jaringan putus, jaringan lambat, terjadi kegagalan dalam beberapa hal.
Maka dari itu pengetahuan kuat serta kemampuan untuk mengatasi
masalah ini butuh untuk dikuasai. Pada bab ini akan dijelaskan
pendekatan dan metode troubleshooting berserta teknik-tekniknya.

13.3. Pendekatan dan Metodologi


Dalam menangani suatu masalah pada jaringan, seorang Administrator
jaringan sebaiknya memahami teknik dan metode yang umum
digunakan. Pemahaman ini akan sangat membantu untuk menemukan
kesalahan, menganalisanya, dan menyelesaikan dengan lebih cepat
dan efisien.
Pada teknik troubleshooting jaringan, dikenal dua teknik, yaitu
teknik forward dan teknik backward.
1. Teknik forward
Suatu tindakan pengecekan masalah yang dimulai dari awal.
Misalnya, langkah pertama adalah pengecekan komputer cilent,
lalu pengecekan kabel, pengecekan koneksi dari client ke router
secara logika, dan seterusnya sampai menemukan kesalahan.

111
2. Teknik backward
Suatu tindakan pengecekan masalah yang dimulai dari setelah
komputer dinyalakan. Teknik ini banyak digunakan karena
permasalahan timbul akibat dari jam terbang komputer atau
jaringan sudah sangat tinggi.
Pada konteks metode, terdapat beberapa metode atau
pendekatan yang dapat digunakan dalam troubleshooting jaringan.
Berikut di antaranya:
1. Metode top-down, yaitu metode pencarian masalah yang dimulai
dari layer application ke layer physical. Biasanya metode ini
dipakai untuk penanganan masalah yang berhubungan dengan
software.
2. Metode devide dan conquer, yaitu metode pencarian masalah
langsung kepada layer yang terjadi masalah. Metode ini biasanya
dilakukan oleh orang yang sudah sangat ahli sehingga mampu
secara cepat menentukan letak kesalahan.
3. Metode buttom-up, yaitu metode pencarian masalah yang
dimulai dari layer physical ke layer application. Biasanya metode
ini dilakukan ketika terjadi masalah pada hardware.

13.4. Network Issues


Salah satu hal terpenting yang berjalan pada jaringan komputer
adalah DHCP Server. Jika DHCP server dikonfigurasi tidak tepat untuk
menyediakan alamat-alamat dan informasi server yang akan
digunakan pada masing-masing perangkat, maka pengguna tidak
dapat mendapatkan layanan dari jaringan tersebut. Terdapat
beberapa masalah yang umum terjadi pada konfigurasi DHCP Server
1. Server tidak memberikan IP address.
2. Pengguna tidak dapat menggunakan internet dengan domain
name.
3. Kesalahan dalam memasukkan IP address server.
4. Duplikasi alamat IP address client.

112
14 Manajemen Jaringan

14.1. Tujuan
1) Dapat memahami pentingnya manajemen jaringan untuk
memberikan kepastian dari kualitas layanan jaringan
komputer.
2) Dapat menyebutkan beberapa hal yang berkaitan dan
mempengaruhi dari performansi suatu jaringan komputer.
3) Mampu mengenali kasus-kasus yang sering muncul di dalam
jaringan komputer serta tindakan yang perlu dilakukan.

14.2. Pengantar
Jaringan komputer butuh untuk dikelola, sehingga pengetahuan
tentang manajemen jaringan adalah hal penting untuk dikuasai.
Pengelolaan yang baik akan dapat memberi kepastian akan kualitas
dari jaringan komputer. Pada bab ini akan di bahas singkat dan jelas
mulai dari performansi dari jaringan komputer, beserta kasus-kasus
yang sering terjadi sekaligus dijelaskan tentang cara penanganannya.

14.3. Network Performance


Network performance adalah sebuah cara yang dilakukan untuk
memastikan kualitas layanan (service quality) seperti yang diinginkan
oleh pelanggan. Terdapat berbagai macam cara yang dapat dilakukan
untuk memastikan dari performansi dari sebuah jaringan, karena
setiap jaringan mempunyai perbedaan sifat dan desain. Performansi
dari sebuah jaringan dapat dimodelkan dan diukur. Berikut beberapa
hal yang berkaitan dengan performansi sebuah jaringan yang harus
menjadi perhatian:

113
1. Bandwidth
Bandwidth menggambarkan kecepatan transfer data maksimum
jaringan atau koneksi internet. Bandwidth mengukur berapa
banyak data yang dapat dikirim melalui koneksi tertentu dan
dalam jumlah waktu tertentu. Meskipun bandwidth digunakan
untuk menggambarkan kecepatan jaringan, bandwidth tidak
mengukur seberapa cepat bit data bergerak dari satu lokasi ke
lokasi lain.
2. Throughput
Throughput adalah ukuran berapa unit informasi yang dapat
diproses oleh sistem dalam jumlah waktu tertentu.
3. Delay
Delay diartikan sebagai waktu tunda sebuah proses pengiriman
data dari satu sumber (tranceiver) ke node tujuan. Delay dapat
dihitung dengan cara mengurangi waktu paket saat diterima
dengan waktu paket saat dikirim.
4. Latency
Latency adalah waktu yang dibutuhkan untuk data melakukan
perjalanan dari pengirim ke penerima, dan dari penerima ke
pengirim untuk memproses permintaan tertentu. Latency
menentukan seberapa cepat konten dalam saluran data dapat
ditransfer dari klien ke server dan kembali.
5. Jitter
Jitter adalah variasi dari kedatangan paket atau kumpulan dari
semua Delay yang terjadi dalam jaringan pada saat waktu
tertentu. Jika jitter mendekati nilai nol, maka kecepatan jaringan
akan semakin cepat. Begitu juga sebaliknya.
6. Packet Loss
Packet loss adalah istilah yang menjelaskan tentang gagalnya
paket data untuk ditransmisikan ke alamat tujuan, sehingga
menyebabkan hilangnya beberapa data dalam proses
pengiriman.

114
14.4. Kasus dalam Jaringan dan Tindakan
Ketika anda mengalami masalah pada jaringan, yang bisa muncul di
dalam pikiran adalah di mana letak dari masalah tersebut berada.
Maka dari itu, lebih cepat menemukan sumber masalah, maka akan
lebih cepat pula masalah terselesaikan. Pada pembahasan
troubleshooting sudah di bahas teknik dan metode umum yang dapat
digunakan.
Ketika anda mengalami masalah pada jaringan, yang bisa
muncul di dalam pikiran adalah di mana letak dari masalah tersebut
berada. Maka dari itu, lebih cepat menemukan sumber masalah, maka
akan lebih cepat pula masalah terselesaikan. Pada pembahasan
troubleshooting sudah di bahas teknik dan metode umum yang dapat
digunakan.
Pada buku ini akan di bahas beberapa isu yang berada di
jaringan komputer. Di setiap isu dijabarkan tentang bagaimana
menyelesaikan secara cepat dan bagaimana mencegahnya. Berikut di
bawah ini 7 isu jaringan komputer:
1. Duplikasi IP Address
Satu IP address hanya dapat digunakan oleh 1 device saja.
Namun, dalam prakteknya terkadang ada duplikasi IP address, di
mana 1 IP address dipakai oleh dua atau lebih device. Hal ini
akan menyebabkan masalah bahwa device tersebut tidak dapat
terkoneksi di internet. Biasanya pesan yang muncul seperti
“adress is already in use”.
Penanganan cepat
IP address di bagi oleh DHCP server. Jadi periksa konfigurasi dari
DHCP pada router anda. Kemungkinan kenapa DHCP server
memberikan alamat IP yang sama, adalah adanya 2 konfigurasi
IP, yaitu statis dan dinamis yang tidak sinkron dalam pemetaan.
Cara yang paling cepat untuk memulihkan keadaan duplikasi IP
address tersebut adalah dengan mematikan DHCP Server.
Tindakan pencegahan
Agar tidak muncul masalah duplikasi IP address di kemudian
hari, maka perlu dilakukan tindakan pencegahan. Salah satu

115
caranya adalah tentukan device mana yang akan menggunakan
IP address statis, yaitu dengan menentukan pool IP address.
Setelah itu, untuk keperluan koneksi device yang tidak fixed,
gunakan IP address dinamis yang sebelumnya juga telah
ditentukan IP pool.

2. Exhausting IP Address
Jika ada workstation yang diidentifikasi dengan menggunakan
perintah ipconfig dan muncul IP address 169.x.x.x. Itu berarti
bahwa tidak ada IP address yang disediakan oleh DHCP Server.
Masalah ini diindikasikan bahwa terjadi kehabisan IP address.
Tindakan cepat
Cara yang dilakukan adalah memeriksa device tersebut
terkoneksi dengan router mana. Periksa pembagian IP address di
dalam router. Lalu lakukan konfigurasi pembagian IP address.
Jika ternyata device tersebut terhubung ke jaringan langsung ke
ISP dengan menggunakan kabel, tanpa adanya router,
sedangkan IP address dibatasi oleh ISP. Maka langkahnya adalah
pasang router dan konfigurasi DHCP servernya.
Tindakan pencegahan
Dalam membangun jaringan, sangat penting dilakukan
perencanaan untuk menggunakan router lokal. Router tersebut
nanti berada di antara jaringan lokal dan Modem ISP. Lakukan
konfigurasi NAT dan DHCP Server pada router tersebut.

3. Masalah pada DNS


Masalah-masalah seperti IP address tidak ditemukan, DNS name
tidak ditemukan, jaringan tidak ditemukan biasanya dapat
ditelusuri dengan melihat konfigurasi pada DNS. Untuk
melakukan itu, anda dapat menggunakan tool nslookup.
Tindakan cepat
Langkah penanganan antara lain: periksa pengaturan IP address
untuk adaptor pada device anda, untuk mengetahui apakah

116
setting DNS sudah benar atau belum. Cara cepatnya gunakan
konfigurasi DNS otomatis.
Tindakan pencegahan
Pastikan router lokal anda dikonfigurasikan untuk beroperasi
sebagai DNS Server, lalu buat DNS Pass-through untuk
berhubungan dengan DNS ISP Server.

4. Satu workstation tidak dapat terkoneksi


Jika terjadi masalah hanya satu workstation yang tidak dapat
terkoneksi dengan jaringan dan memberi pesan “No Internet”
ketika membuka browser. Ini biasanya diasumsikan bahwa
jaringan sebenarnya pada kondisi sehat (karena workstation
lain bisa terkoneksi). Kita akan berfikir tentang hardware atau
software yang digunakan pada workstation tersebut.
Tindakan cepat
Untuk menangani masalah ini, anda dapat memulai dengan
memeriksa kabel atau sinyal WIFI anda. Jika belum
terselesaikan, periksa kartu jaringan anda. Pastikan
konfigurasinya benar baik IP, subnet dan DNS. Jika belum
selesai, anda dapat memeriksa software firewall pada device,
periksa open port nya, seperti: port 80, port 443, dan seterusnya.
Tindakan pencegahan
Gunakan konfigurasi otomatis pada konfigurasi TCP/IP.
Gunakan DHCP server untuk menangani menyeragamkan
konfigurasi pada semua device yang terhubung ke jaringan.

5. Tidak dapat terkoneksi dengan file local atau printer


Jaringan lokal tidak dapat terkoneksi dengan internet

6. Internet lambat
Masalah performa koneksi internet dapat disebabkan oleh
beberapa faktor, seperti terjadi kemacetan dikarenakan lalu
lintas sangat padat, kelebihan beban pada port tertentu dan
lainnya.

117
Tindakan cepat
Deteksi dengan tool seperti speed test yang tersedia secara
gratis. Cek penggunaan bandwidth. Laporkan temuan ke ISP.
Tindakan pencegahan.
Jika terjadi penurunan performansi internet seperti ini, anda
akan membutuhkan konektivitas yang memadai. Gunakan kabel
yang berkualitas tinggi

118
Daftar Pustaka

[1] A. P.-B. Informatika and U. 2014, Handbook Jaringan Komputer


Teori dan Praktik Berbasis Open Source. Bandung, 2014.
[2] E. Tetz, Cisco Networking All-in-one for Dummies. 2011.
[3] T. R.-P. Jasakom, undefined Jakarta, and undefined 2013,
“MikroTik Kung Fu (Kitab 1).”
[4] R. T.-J. Jasakom and undefined 2013, “Mikrotik Kungfu Kitab 2.”
[5] R. T.-J. Jasakom and undefined 2014, “Mikrotik Kung Fu: Kitab 3
Manajemen Bandwidth.”
[6] O. P.-B. P. Internet, E. media K. kelompok, and undefined 2001,
“TCP/IP Standar Desain dan Implementasinya.”
[7] E. Mulyanta, Pengenalan Protokol Jaringan Wireless Komputer.
2005.
[8] “Basics of Computer Networking - GeeksforGeeks.” [Online].
Available: https://www.geeksforgeeks.org/basics-computer-
networking/. [Accessed: 09-Jun-2020].
[9] “Networking Basics: What You Need To Know - Cisco.” [Online].
Available: https://www.cisco.com/c/en_id/solutions/small-
business/resource-center/networking/networking-basics.html.
[Accessed: 09-Jun-2020].

119

Anda mungkin juga menyukai