Anda di halaman 1dari 31

Nama : Ananda Nabilla Ibtisammah

NPM : 212110017
Fakultas : Hukum Reguler A
Matkul : Ilmu Negara
Tugas : Resume Buku Ilmu Negara

Penulis Buku: Ni'Matul Huda

ISBN: 978-979-769-297-1

Halaman Buku: 296

Ukuran Buku: 13.5 x 20.5 cm

BAB 1 PENDAHULUAN

Disini saya akan menulis mengenai isi dari buku yang berjudul Ilmu Negara karya Ni'amul Huda
dimana Istilah Negara diterjemahkan dari kata-kata staat (bahasa Belanda dan Jerman); State
(bahasa Inggris); etat (bahasa Prancis). Anggapan umum yang diterima bahwa kata staat (state,
etat) itu dialihkan dari kata bahasa Latin status atau stanum. Kata "negara" mempunyai dua arti.
Pertama, negara adalah masyarakat atau wilayah satu kesatuan politis. Kedua, negara adalah
lembaga pusat yang menjamin kesatuan politis itu, yang menata dan dengan demikian menguasai
wilayah itu. Betapa eratnya hubungan antara ilmu negara dan ilmu politik, oleh karena keduanya
mempunyai objek penyelidikan yang sama yaitu negara, bedanya terletak pada metode yang
digunakan. Ilmu Negara merupakan suatu pelajaran pengantar bagi hukum tata negara, karena
hukum tata negara tidak bisa dipelajari secara ilmiah sebelum mempelajari pokok-pokok negara
umumnya.Negara berdiri dengan adanya beberapa unsur sebagai pembentuk. Rakyat yaitu
sekumpulan manusia dari kedua jenis kelamin yang hidup bersama sehingga merupakan
masyarakat, meskipun mereka ini mungkin berasal dari keturunan, kepercayaan, dan kulit yang
berlainan yang mendiami suatu wilayah tertentu. Sebagai rakyat atau masyarakat harus
terorganisasi dengan baik.Setiap Negara harus memiliki wilayah atau teritorial yang tampak
nyata dengan batas-batas-batas yang dapat dikenali baik dalam arti factual maupun yuridis.
Meliputi zona laut, udara dan darat. Setiap Negara mempunyai organisasi yang berwenang untuk
merumuskan dan melaksanakan keputusan-keputusan yang mengikat bagi seluruh penduduk di
dalam wilayahnya.Kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi untuk membuat undang-undang dan
melaksanakannya dengan semua cara (termasuk paksaan) yang tersedia. Kemampuan negara
untuk mengadakan hubungan dengan negara lain hanya unsur pendudukung saja.Adapun
beberapa teori awal mula Negara terbentuk. Teori kontak social (perjanjian msyarakat)
menganggap perjanjian sebagai dasar Negara yang tertua dan terpenting. Setiap perenungan
mengenai masyarakat dan Negara, mau tidak mua akan menghasilakn paham-paham yang
mendasarkan adanya Negara. Teori ketuhanan dibagi menjadi teori ketuhanan langsung dan tidak
langsung.Teori ketuhanan langsung adalah untuk menunjuk bahwa yang berkuasa dalam sebuah
Negara adalah Tuhan. Adanya sebuah Negara karena adanya dan kehendak Tuhan. Teori
ketuhanan tidak langsung ialah manakala bukan Tuhan langsung yang memerintah melainkan
raja atas nama Tuhan. Teori kekuatan Negara ini terbentuk atas dari penaklukan dan penduduk
dari suatu etnis yang lemah dan dimulailah dengan proses pembentukan Negara. Teori Patriarkal
digambarkan bahwa ayahlah yang berkuasa dalam keluarga itu dan garis keturunan ditarik dari
keturunan ayah Teori Organis mempersamakan Negara dengan makhluk hidup, dimana individu
menjadi komponen-komponen dari sel-sel dari makhluk hidup. Teori Patrimonial adalah negara
mempunyai hak memerintah dan menguasai timbul dari pemberian tanah. Teori Historis
menyatakan bahwa lembaga-lembaga social tidak dibuat, tapi tumbuh secara evolusioner dan
kebutuhan-kebutuahan manusia. Teori Alamiah mengatakan negara adalah ciptaan alam.Menurut
Aristoteles tujuan Negara dibentuk dan dipertahankan karena bertujuan menyelenggarakan yang
baik bagi semua masyarakatnya.Sedangkan menurut Harold J.Laski tujuan Negara adalah
menciptakan keadaan dimana rakyatnya dapat mencapai terkabulnya keinginan secara
maksimal.Di Indonesia tujuan Negara terdapat pada Pembukaan UUD 1945 Alinea 4. Yaitu
1)Melindungi segenap bangsa Indonesia dan tumpah darah Indonesia. 2)Memajukan
kesejahteraan umum. 3)Mencerdaskan kehidupan bangsa. 4)Mewujudkan ketertibkan dunia
berdasarkan kemerdekaan, perdaimaian abadi dan keadilan social.Menurut John Locke, fungsi
Negara dibagi menjadi 3, yaitu fungsi legislative, fungsi eksekutif, dan fungsi federative. Dan
telah disempurnakan oleh Montesquieu yang menjadi fungsi Negara menjadi 3: fungsi
legislative, fungsi eksekutif, dan fungsi yudikatif. Telah kita ketahui fungsi legislative adalah
pembuat Undang-undang, sedangkan eksekutif adalah pelaksana, dan yudikative adalah
pemberian hukuman, Adapun tipe-tipe Negara menurut Sejarah yaitu tipe negara Timur
Purba/Kuno adalah tyranie atau despotie. Alasan dikemukakannya bahwa negara timur purba itu
diperintah oleh raja-raja yang berkuasa mutlak dan sewenang-wenang, tetapi tidak semua negara
timur purba itu tyranie. Tipe negara Yunani purba/kuno, negara kota atau polis (city
state).Penduduk negara ini sedikit jumlahnya dan sistem pemerintahannya demokratis. Tipe
negara Romawi Purba/Kuno berbentuk monarki atau kerajaan. Tipe negara abad pertengahan
ini feodalistis berdasarkan hak perseorangan yang mutlak.Tetapi dalam perkembangannya hak
milik tidak mutlak lagi. Tipe Negara Hukum berlaku asa demokrasi. Ditinjau dari segi hukum
yakni ada tipe negara policy negara yang menyelenggarakan kemakmuran dan keamanan atau
perekonomian. Negara bertugas menjaga tata tertib. Tipe negara hukum (Rechtsstaat)
diantaranya tipe negara hukum liberal, tipe negara hukum formil, dan tipe hukum materil.Teori
kekuasaan dan legitimasi kekuasaan negara menjadi pembahasan negara. Kekuasaan adalah
kewenangan yang didapatkan seseorang atau kelompok guna menjalankan kewenangan tersebut
sesuai dengan kewenangan yang diberikan. Sedangkan legitimasi sendiri adalah kesesuaian suatu
tindakan dan perbuatan dengan hokum yang berlaku, etis, adat istiadat yang diakui secara sah.
Negara memerlukan kekuasaan yang mutlak.Teori Konstitusi adalah teori dimana keseluruhan
dari peraturan yang baik tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur secara mengikat cara
bagaimana penyelengaraan dalam suatu masyarakat. Fungsi kontitusi dalam arti Undang-Undang
Dasar ialah sebagai syarat berdirinya negara bagi negara yang belum terbentuk, sebagai
dokumen formal nasional, dasar negara, dasar penerintah, penjamin kepastian hukum,
pengaturan lembaga-lembaga, dan pengaturan pemerintah.Teori Kedaulatan berasal dari kata
Daulat dari bahasa Arab yang berarti kekuasaan. Kata kedaulatan, juga berasal dari bahasa Latin
yaitu supremus artinya yang tertinggi. Dengan demikian, negara yang berdaulat adalah suatu
negara yang telah mendapatkan kekuasaan penuh untuk mengatur pemerintahannya.Teori
demokrasi adalah suatu sistem atau tatanan pemerintahan yang identik dengan kedaulatan,
kekuasaan dan kebijaksanaan di tangan rakyat. Dengan istilah lain pemerintahan dari rakyat, oleh
rakyat, dan untuk rakyat. Demokrasi ini dilakukan dengan adanya musyawarah dan mufakat.
Demokrasi ditentukan atas dasar mayoritas suara yang di awasi secara efektif oleh rakyat dalam
pemilihan berkala. sistem pemerintahan yang berasal dari kebudayaan Yunani Kuno abad ke-6
sampai abad ke-3 SM.Ada juga sistem pemerintah ada bebarapa macam sistem pemerintahan
yang berkembang dalam sejarah, antara lain: Negara dengan sistem pemerintahan parlementer
dengan tidak adanya pemisahan secara tegas antar eksekutif dan legislative. Sistem pemerintahan
presidensial dengan adanya pemisahan kekuasaan pada lembaga eksekutif, legislative, dan
yudikatif. Sistem pemerintahan badan pekerja atau referendum.

BAB 2 UNSUR UNSUR NEGARA

untuk mengetahui hal-hal apa saja yang diperlukan bagi terbentuknya negara dalam Bab 2 ini
akan membahas terkait unsur-unsur dari negara. Dimana dalam pasal 1 Montevideo Pan-
American Convention on the Rights and Duties of States of 1933 unsur unsur negara ditentukan
sebagai berikut

1. a permanent population

2. a devined territory

3. a government and,

4. a capacity to enter into relations with other states


A. Penduduk/Rakyat Tertentu

penduduk atau rakyat tertentu setiap negara mempunyai penduduk dan kekuasaan negara
menjangkau semua penduduk dalam wilayahnya menyucuk dalam suatu negara biasanya
menunjukkan beberapa ciri khas yang membedakan dari bangsa lain perbedaan ini tampak
misalnya dalam kebudayaan nilai-nilai politiknya atau identitas nasionalnya kesamaan dalam
sejarah perkembangan bahasa kebudayaan suku bangsa dan kesamaan agama merupakan faktor-
faktor yang mendorong ke arah terbentuknya persatuan nasional dan identitas nasional yang kuat
merupakan salah satu unsur Hakiki atau unsur pokok suatu negara status kewarganegaraan
menimbulkan hubungan timbal balik antara warganegara dan negaranya setiap warga negara
memiliki hak dan kewajiban terhadap negaranya sebaliknya negara mempunyai kewajiban
memberikan perlindungan terhadap warga negaranya karena hak itu maka kedudukan seorang
warga negara dapat disimpulkan dalam 4 hal sebagai berikut

1. status positif

2. status negatif

3 status aktif

4 status pasif

Berdasarkan empat kedudukan tersebut di atas maka seorang asing itu dibedakan dari Seorang
warga negara karena bagi warga negara tidak ada ikatan hak dan kewajiban terhadap negaranya
mengenai soal kewarganegaraan masing-masing negara menganut asas yang menguntungkan
misalnya orang yang mengenal dua macam asas kewarganegaraan dan lainnya akan campuran
dari kedua asas itu adapun kedua asas tersebut yaitu :

1. asas Ius Sanguinis gimana asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan
keturunan bukan berdasarkan negara tempat kelahiran ,

2.asas Ius Soli yaitu suatu asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan
tempat kelahiran membawa akibat seseorang memperoleh kewarganegaraan lebih dari satu atau
Dwi kewarganegaraan dan seseorang menjadi tiga kewarganegaraan sama sekali.

B. Wilayah

Wilayah tertentu ialah batas wilayah dimana kekuasaan negara itu tidak berlaku diluar batas
wilayahnya karena bisa menimbulkan sengketa internasional, walaupun sebagai pengecualian
dikenal apa yang disebut daerah eksteritorial yang artinya kekuasaan negara bisa berlaku diluar
daerah kekuasaannya sebagai pengecualian misalnya ditempat kediaman kedutaan asing berlaku

kekuasaan negara asing itu. Mengenai batas wilayah negara itu orang tidak dapat melihat dalam
Undang-Undang Dasar Negara, tapi merupakan pernjanjian (traktat) antara dua negara atau lebih
yang berkepentingan dan biasanya merupakan negara tetangga. Jika hanya antara dua negara
maka perjanjian tersebut bersifat billateral. Jika lebih maka sifat perjanjian tersebut multilateral.

Wilayah/teritori mempunyai arti luas yang meliputi: Udara, Darat dan Laut. Ketiganya
ditentukan oleh perjanjian internasional.

C.Pemerintah yang bekedaulat

Pemerintah merupakan alat bagi negara dalam menyelenggarakan segala kepentingan warganya
dan merupakan alat dan juga dalam mewujudkan tujuan yang sudah ditetapkan. Pemerintah
harus diartikan luas yang mencakup semua badan-badan negara. Yang penting adalah pemerintah
yang berkuasa harus diakui oleh rakyatnya karena pada hakekatnya pemerintah merupakan
pembawa suara dari rakyat sehingga pemerintah dapat berdiri stabil. Demikian pula pengakuan
dari luar ata negara lain.

Pemerintah adalah sekelompok orang atau organisasi yang diberikan kekuasaan untuk
memerintah serta memiliki kewenangan dalam membuat dan menerapkan hukum di suatu
wilayah. Pemerintah merupakan lembaga atau badan publik yang bertugas mewujudkan tujuan
negara. Lembaga itu juga diberikan kewenangan untuk melaksanakan kepemimpinan dan
koordinasi pemerintahan serta pembangunan masyarakat dari berbagai lembaga dimana mereke
ditempatkan.

D. Kemampuan Untuk Mengadakan Hubungan Dengan Negara Lain

Penggunaan istilah capacity to enter into international relation dalam Pasal 1 Konvensi
Montevideo memiliki peranan yang sangat penting.20 Pentingnya eksistensi unsur ke-4 ini
berakibat pada semakin jelasnya perbedaan antara negara dengan unit-unit kecil seperti anggota-
anggota federasi atau protektorat yang tidak mengurusi urusan luar negerinya dan tidak
mendapat pengakuan dari negara-negara lain sebagai bagian anggota masyarakat internasional
(international community).21 Contohnya dapat dilihat dalam Southern Rhodesia Case. Southern
Rhodesia awalnya merupakan bagian teritorial dari pemerintah Inggris sampai ketika Southern
Rhodesia menyatakan kemerdekaannya dari Inggris pada bulan Nopember 1965 dengan populasi
penduduk, wilayah, pemerintahan, dan kemampuan untuk melakukan hubungan dengan negara
lain. Akan tetapi, dalam kenyataannya tidak satu negarapun yang memiliki keinginan untuk
melakukan hubungan (kerjasama) dengan Southern Rhodesia. Dalam hal ini Southern Rhodesia
ditolak eksisitensinya sehingga tidak mendapat pengakuan sebagai sebuah negara dari
masyarakat internasional.

Contoh lain yang hampir sama dengan Southern Rhodesia adalah the Transkei Case.Transkei
merupakan wilayah yang dideklarasikan oleh pemerintah Afrika Selatan pada tahun 1976
sebagai negara yang merdeka dan berdaulat. Akan tetapi, Majelis Umum PBB menolak deklarasi
kemerdekaan tersebut (invalid) dengan merujuk pada Southern Rhodesia.Disamping konstruksi
negara yang didasarkan pada Pasal 1 Konvensi Montevideo, terdapat pula konsepsi negara
federal, dominion, dan lain sebagainya. Dalam konteks negara federal yang menjadi pemegang
hak dan kewajiban adalah pemerintah federal. Akan tetapi, kadangkala konstitusi federal
memungkinkan negara bagian mempunyai hak dan kewajiban terbatas atau melakukan hal yang
biasa dilakukan oleh pemerintah federal.Pada prakteknya, eksistensi Dominion (British
Common-wealth) masih ada sebagai bagian dari negara-negara bekas jajahan Inggris, yang
secara resmi dikepalai oleh seorang gubernur jenderal sebagai wakil ratu atau raja. Oleh karena
itu, dalam hukum internasional eksistensi Commonwealth tetap diakui dengan dominionnya,
misalnya Australia.

BAB 3 TEORI ASAL MULA NEGARA

teori-teori tentang asal-usul negara dapat dimasukkan ke dalam 2 golongan besar yaitu teori-teori
yang spekulatif dan teori-teori yang historis atau teori-teori yang evolusionistis adapun teori-teori
yang masuk kategori teori-teori spekulatif adalah teori perjanjian masyarakat teori teokratis teori
kekuatan teori partikel teori materi teori organis teori daluarsa teori alamiah dan lain-lain di
dalam teori perjanjian masyarakat terdapat teori dari Hugo de Groot ,Thomas Hobbes, John
Locke ,dan Jean Jacques Rousseau. lalu teori ketuhanan teori ketuhanan dapat dibagi menjadi
dua bagian yaitu teori ketuhanan secara langsung dan teori ketuhanan tidak langsung pengertian
teori Ketuhanan yang langsung adalah untuk menunjukkan bahwa yang berkuasa dalam negara
itu aja langsung Tuhan dan adanya negara di dunia ini adalah atas kehendak Tuhan dan yang
memerintah atas Jalan Tuhan selanjutnya teori kekuatan artinya negara terbentuk dengan
penaklukan dan pendudukan dengan menaklukkan dan pendudukan dari suatu kelompok etnis
yang lebih kuat atas kelompok etnis yang lebih lemah dimulailah proses pembentukan negara-
negara merupakan resultante positif dari sengketa dan penaklukan dalam teori kekuatan faktor
kekuatan lah yang dianggap sebagai faktor tunggal dan utama yang menimbulkan negara teori
patriarkal yaitu dalam teori ini Gambarkan bahwa Ayah lah yang berkuasa dalam keluarga itu
dan garis keturunan ditarik dari pihak ayah teori organis yaitu individu yang merupakan
komponen-komponen negara dianggap sebagai salah salah jadi makhluk hidup itu teori
patrimonial artinya raja yang mempunyai hak milik terhadap daerahnya maka semua penduduk
di daerahnya itu harus tunduk kepadanya ada juga teori alamiah dan teori historis.

BAB 4 TUJUAN DAN FUNGSI NEGARA

Negara merupakan suatu organisasi dari rakyat negara tersebut untuk mencapai tujuan bersama
dalam sebuah konstitusi yang

dijunjhung tinggi oleh warga negara tersebut. Indonesia memiliki Undang–Undang Dasar 1945
yang menjadi cita-cita bangsa secara
bersama-sama.Tujuan negara merupakan suasana ideal yang di cita-citakan dan bersifat abstrak.
Tujuan Negara dalam Pembukaan UUD 1945 sesuai dengan nilainilai yang terkandung dalam
Pancasila, yang tercermin dari rumusan tujuan sebagai berikut:

• Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia


• Memajukan kesejahteraan umum
• Mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
• Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan abadi dan keadilan
sosial.

Agar tujuan negara tersebut dapat dilaksanakan menurut Ahmad Azhar Basyir ada beberapa asas
ajaran Islam mengenai kehidupan bernegara yang dapat dijadikan pedoman

1. musyawarah

2. keadilan

3. persamaan

4. tanggung jawab pemerintah

5. kebebasan

Adapun fungsi negara diartikan sebagai tugas dari pajak organisasi negara untuk mana negara itu
jajakan fungsi negara yang pertama kali dikenal pada abad XVI di Prancis fungsi negara ada
lima yaitu 1.Diplomatik

2. Defencie

3.Financie

4. Justicie dan

5. Policie

BAB 5 TIPE TIPE NEGARA

fungsi-fungsi negara tersebut diajarkan hanyalah sekedar untuk memenuhi kebutuhan pemerintah
yang waktu itu masih bersifat diktator jadi belum mempunyai arti seperti sekarang ini. Tipe
Negara menurut Sejarahnya di bagai menjadi 5 yaitu :

a. Tipe Negara Timur Purba

Tipe negara timur purba ini bersifat tirani, monarkhi dan teokratis, raja berkuasa penuh atas
segala keputusan atau aturan-aturan yang berlaku di kerajaannya tanpa adanya pertentangan dari
masyarakat, penguasa (raja) berbuat sesuai kewenangannya, raja merangkap sebagai dewa oleh
masyarakat. Kekuasaan raja ini bersifat absolut (mutlak). Turun temurun dan kepemimpinan raja
sampai semur hidup.

Menurut Aristoteles sistem monarkhi dapat di bagi 3 yaitu ;

1. Monarkhi Mutlak (absolut): Seluruh kekuasaan dan wewenang tidak terbatas (kekuasaan
mutlak). Perintah raja merupakan undang-undang yang harus dilaksanakan. Kehendak raja
adalah kehendak rakyat. Terkenal ucapan Louias ke-XIV dari Prancis: L'Etat cest moi (Negara
adalah saya).

2. Monarkhi konstitusional ialah Monarkhi, di mana kekuasaan raja itu dibatasi oleh suatu
Konstitusi (UUD). Raja tidak boleh berbuat sesuatu yang bertentangan dengan konstitusi dan
segala perbuatannya harus berdasarkan dan sesuai dengan isi konstitusi.

3. Monarkhi parlementer ialah suatu Monarkhi, di mana terdapat suatu Parlemen (DPR),
terhadap dewan di mana para Menteri, baik perseorangan maupun secara keseluruhan
bertanggung jawab sepenuhnya.

Monarki mutlaklah yang di terapkan Tipe negara timur purba.

Ciri pokok Negara-negara timur kuno yaitu Negara yang didasarkan atas suatu paham
keagamaan. Jika dilihat dari sudut kekuasaan maka Negara timur kuno adalah absolute, yaitu
pemerintahan oleh raja-raja yang berkuasa secara sewenang-wenang. Tapi dalam kenyataanya
raja-raja Negara timur kuno justru bertanggung jawab atas segala keburukan dan kebaikan
rakyatnya, hal ini berbeda dengan ajaran Negara barat dengan istilah The King can do not wrong.
Berdasarkan pandangan-pandangan ini dapat dikatakan bahwa cirri pokok dari Negara timur
kuno adalah theokrasi dan absolute.

b. Tipe Negara Yunani kuno/Purba

Tipe Negara yunani kuno ini bersifat Aristokrasi, pemerintahan oleh aristokrat (cendikiawan),
tipe ini mempunyai bentuk negara kota (city state) negaranya kecil hanya satu kota saja dan
dilingkari oleh benteng pertahanan dan penduduknya sedikit, Pemerintahannya bersifat
Demokrasi langsung(musyawarah). Dalam pelaksanaan demokrasi langsung rakyat diberikan
ilmu pengetahuan oleh aristokrat atau filosof (cendikiawan) tentang cara menjalankan
pemerintahan mereka. Jika menjalankan pemerintahannya biasanya rakyat berkumpul disuatu
tempat (acclesia) untuk membuat suatu keputusan(musyawarah).

Ciri utama Negara yunani kuno adalah Negara kota dan demokrasi langsung. Ini berdasarkan
pemikiran para filsuf bahwa manusia adalah zoon politicon sehingga mereka merasa bahwa tidak
ada gunanya jika tidak hidup bermasyarakat. Tidak hanya itu mereka juga mengutamakan status
activus yaitu aktif terlibat dalam urusan pemerintahan, dengan demikian maka munculah
demokrasi langsung di yunani. Demokrasi langsung dapat muncul di yunani disebabkan karena:
1. Yunani pada waktu itu masih merupakan Negarakota

2. Persoalan dalam Negara belum terlalu kompleks dan setiap warga Negara adalah minded

Meskipun demikian demokrasi langsung yang terjadi di yunani adalah tidak murni hal ini
disebabkan karena di yunani terdapat 3 golongan penduduk yaitu: golongan penduduk asli,
golongan orang pandatang, golonagan budak. Sedangkan yang ikut dalam pemerintahan
hanyalah golongan penduduk asli sebab golongan pendatang dan budak bukanlah merupakan
subyek hukum yang dapat memiliki hak.

c. Tipe Negara Romawi Kuno/Purba

Sebelum membahas tipe Negara romawi kuno sebelum itu akan dibahas sejarah romawi kuno.
Sejarah romawi kuno dibagi dalam 4 fase yaitu: fase kerajaan, fase republic, fase, principal, fase
dominant. Pada fase kerajaan Negara romawi masih menggunakan ajaran dari yunani yaitu
mengenai kerajaan Sparta dan teori republic dari Athene. Sparta dan Athene adalah Negarakota
di yunani dengan demikian tipe negaranya adalah sama dengan yunani.

Perkembangan selanjutnya akhirnya Negara kota itu semakin meluas dan munculah ulpianus
yang mulai membangun teori ketatanegaraan baru sebagaimana terlihat dalam fase principal dan
dominant. Pada fase ini menurut ajaran ulpinus bahwa demokrasi langsung tidak mungkin dapat
diadakan lagi. Rakyat harus menyerahkan kekuasaannya kepada Caesar. Demikianlah
selanjutnya dikaenal dua macam pepatah romawi:

• Princeps legibus solutus est

• Salus publica suprema lex

Pepatah yang pertama mempunyai arti bahwa yang berhak membuat undang-undang adalah
princes(Caesar) karena hanya dialah yang berkuasa. Pepatah kedua mempunyai arti bahwa
kepentingan umum mengatasi segala peraturan hukum. Jadi ciri-ciri utama yang dominant dalam
masa pemerintahan romawi kuno adalah pada permulaan berciri Primus Inter Pares yang art inya
bahwa memimpin yang terkemuka diantara yang sama. Selain itu pada fase romawi kuno ini
sudah terdapat kodefikasi hukum yang saat ini masih banyak berlaku di Negara barat maupun
timur.

Tipe Negara Romawi Kuno ini bersifat Imperium, pemerintahannya lebih mendominasi negara
atau bangsa lain (penjajah), Mengeksploitasi sumber daya dari negara yang didominasi,
Menguras sumber daya dalam jumlah yang tidak sebanding dengan jumlah penduduknya jika
dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain, Memiliki angkatan militer yang besar untuk
menegakkan kebijakannya ketika upaya halus gagal, Menyebarkan bahasa, sastra, seni, dan
berbagai aspek budayanya ke seluruh tempat yang berada di bawah pengaruhnya, Menarik pajak
bukan hanya dari warganya sendiri, tapi juga dari orang-orang di negara lain, Mendorong
penggunaan mata uangnya sendiri di negara-negara yang berada di bawah kendalinya.
Pemerintahannya dipegang oleh Caesar yang menerima seluruh kekuasaan dari rakyat
(caesarismus), pemerintahan Caesar ini bersifat mutlak dan mempunyai undang-undang yang
berlaku yang dinamakan Lex Regia.

d. Tipe Negara Abad Pertengahan

Tipe negara abad pertengahan ini bersifat dualisme antara rakyat dan pemerintah seperti yang
dikatakan Machiavelli kalau negara ini bukan republik pasti monarkhi. Dimasa Pertengahan
inilah peralihan sistem Monarkhi ke sistem Republik atau Diktator ke Demokrasi ada sebagian
wilayah yang menginginkan demokrasi itu hidup seutuhnya ada pula yang menjaga sistem ke
monarkhian Ciri Negara pada masa ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari tipe negara
romawi kuno. Pada zaman ini dikenal pula hukum perdata dan diterima sebagai dasar-dasar
bernegara pada abad pertengahan.

Secara garis besar ciri-ciri Negara pada abad pertengahan adalah:

1. Dualisme, yaitu adanya perlawanan antara penguasa dan yang dikuasai yang diistilahkan
dengan rex (hak raja) dan regnum (hak rakyat)

2. Feodalisme, yaitu penguasa berdasarkan teori patrimonial dari hukum perdata, dengan
berslogan every man must have a lord

3. Perlawanan antara gereja-gereja dan Negara yang kemudian melahirkan teori teokratis dan
teori secularisme (ysitu pemerintahan yangmeliputi urusan keagamaan dan kenegaraan)

4. Standenstaats, yaitu sifat Negara berdasarkan lapisan-lapisanyang ada dalam masyarakat


misalnya bangsawan, rakyat, kota, gereja. Dari lapisan-lapisan itu muncul ide perwkilan yang
kemudian dilengkapi dengan teori-teori yang timbul tentang concili-concili yang diadakan oleh
gereja katolik.

Pada teori kenegaraan abad pertengahan ini dijumpai dua aliran yaitu:

1. Ajaran yang merupakan lanjutan dari absolutisme romawi kuno yang dibawakan oleh
Machiavelli dalam bidang politik kemudian dilanjutkan dengan bidang yuridis oleh jean bodin
mengenai teori kedaulatan .

2. Ajaran kaum monarchomachen yang berdasarkan teori kedaulatan rakyat, sebelum


dibeokan menjadi absolutisme melalui Lex-Regianya ulpianus negaranya.

e. Tipe Negara Abad Modern/ Hukum

Tipe negara Abad Modern ini berlaku asas demokrasi, yang dimana tampuk pemerintahannya
bercabang dari rakyat, dianut oleh paham negara hukum, susunan negaranya kesatuan dan
didalam Negara hanya ada satu pemerintahan yaitu, pemerintahan pusat yang mempunyai
wewenang tertinggi.
Sifat pokok pada Negara modern adalah tipe negara hukum, sebagaimana dirumuskan oleh kaum
borjuis illegal yaitu Negara hukum yang demokratis. Menurut ajaran Rousseau jika hanya
demokrasi dalam suatu Negara maka peluang untuk absolute demokrasi sangat besar sebab
bagaimanapun juga suara terbanyak akan absolute dan minoritas selalu tertindas. Guna menjaga
Negara demokrasi yang menimbulkan kekuasaan absolute maka diberikan unsure Negara hukum
yang nerfungsi membatasi Negara demokrasi.

Dengan demikian ciri pokok Negara demokrasi yang berdasarkan hukum adalah:

a. Kekuasaan tertinggi bersumber dari rakyat dengan demikian menimbulkan pemerintahan


dari rakyat.

b. Negara demokrasi

c. Sistem dan lembaga perwakilan

Paham yang menghadirkan unsur hukum dalam menjaga demokrasi itu adalah
konstitusionalisme. Dengan demikian dari semua tipe-tipe Negara itu terdapat ciri-ciri yang
pokok yaitu:

a. Negara timur kuno=>teokrasi yang absolute

b. Negara yunani kuno=>Negara kota dan demokrasi langsung

c. Negara romawi kuno=>permulaan berciri primus inter pares kemudian berubah menjadi
raja-raja absolute

d. Negara abad pertengahan=>teokrasi, feudal dan dasar dualisme dalam Negara

e. Negara modern=>kedaulatan rakyat, demokrasi, sistem dan lembaga perwakilan.

BAB 6 TEORI KEKUASAAN DAN LEGITIMASI KEKUASAAN NEGARA

Kekuasaan negara adalah wewenang yang diberikan kepada pemerintah atau penguasa untuk
mengatur dan menjaga wilayah kekuasaannya dari penguasaan negara lain.Dalam kenyataan
terlihat bahwa negara mempunyai kekuasaaan yang sifatnya lain daripada kekuasaan yang
dimiliki oleh organisasi yang terdapat dalam masyarakat seperti : perkumpulan olahraga, music
dan lain-lain.Kelainan sifat pada kekuasaan negara ini tampak dalam kekuasaannya untuk
menangkap, menahan, mengadili serta kemudian memasukan orang ke dalam penjara, kekuasaan
negara dengan kekerasan menyelesaikan sesuatu pemberontakan, kekuasaan negara untuk
mengadakan milisi dan lain-lain.Setiap negara haruslah mempunyai kekuasaan yang jelas. Sejak
dulu teori-teori yang menggolongkan negara-negara berdasarkanlegitimasi kekuasaannya sudah
berkembang. Meskipun Indonesia telah menganut sistem pemerintahan yang demokratis, akan
tetapi perlu juga dianalisa berdasarkan sejarah-sejarah dan teori-teori yang ada Teori Legitimasi
KekuasaanNegara adalah suatu organisasi kekuasaan dan organisasi itu merupakan tata kerja
daripada alat-alat perlengkapan negara yangmerupakan suatu keutuhan, tata kerja mana
melukiskan hubungan serta pembagian tugas dan kewajiban antara masing-masing
alatperlengkapan negara itu untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Suatu negara pasti dipimpim
oleh pemegang kekuasaan. Dan berikutini adalah beberapa teori tentang bagaimana kekuasaan
itu didapat.- Teori TeokrasiTeori ini menyatakan bahwa asal atau sumber daripada kekuasaan itu
sendiri adalah dari Tuhan.- Teori Hukum AlamTeori ini menyatakan bahwa kekuasaan itu
berasal dari rakyat. Hukum ini mengatakan bahwa kekuasaan itu berasal dari rakyat danasal
kekuasaan yang ada pada rakyat ini tidak lagi dianggap dari Tuhan, melainkan dari alam
kodrat.Kemudian kekuasaan yang adapada rakyat ini diserahkan kepada seseorang yang disebut
raja, untuk menyelanggarakan kepentingan masyarakat.Rousseau Rousseau mengatakan bahwa
kekuasaan itu ada pada masyarakat,kemudian dengan melalui perjanjian masyarakat, kekuasaan
itu diserahkan kepada raja. Thomas HobbesThomas Hobbes mengatakan bahwa kekuasaan itu
dari masing-masing orang secara langsung diserahkan kepada raja denganmelalui perjanjian
masyarakat. Jadi sifat penyerahan kekuasaan dari orang-orang tersebut kepada raja, atau
perjanjianmasyarakatnya, bersifat langsung.Tentang pemegang kekuasaan (kekuasaan tertinggi
atau kedaulatan). Kedaulatan itu artinya adalah kekuasaan yang tertinggi dalamsuatu negara.
Dalam Undang-undang Dasar Negara, dikatakan bahwa kedaulatan itu adalah kekuasaan yang
tertinggi. Tetapikekuasaan yang tertinggi yang terkandung dalam Undang-undang Dasar Negara
untuk apa dan bagaimana sifatnya.Salah seorang sarjana dari Perancis yang hidup pada abad ke-
XVI yang bernama Jean Bodin mengatakan bahwa kedaulatan ituadalah kekuasaan tertinggi
untuk menentukan hukum suatu negara, yang sifatnya : tunggal, asli, abadi, dan tidak dapat
dibagi-bagi.Tetapi perumusan, atau tegasnya definisi kedaulatan dari Jean Bodin ini untuk masa
sekarang tidak dapat dilaksanakan secarakonsekuen, sebab pada waktu itu ia hanya meninjau
souvereiniteit dalam hubungannya dengan masyarakat didalam negeri itu saja.Jadi perumusannya
itu bersifat intern. Hal ini terjadi karena pada waktu itu hubungan antar negara belum intensif
seperti sekarangini. Yang sudah barang tentu untuk dewasa ini, dimana hubungan antar negara
yang satu dengan yang lainnya itu sudah sebegituluas, mau tidak mau suatu negara itu mesti
terkena pengaruh dari hubungan antar negara-negara tersebut.Kedaulatan adalah kekuasaan
tertinggi. Sedangkan kekuasaan itu sendiri mempunyai arti sebagai kemampuan dari seseorang
ataugolongan orang untuk mengubah berbagai-bagai tabiat atau sikap, dalam suatu kebiasaan,
menurut keinginannya, dan untukmencegah perubahan-perubahan tabiat atau sikap yang tidak
menjadi keinginannya dalam suatu kebiasaan.Teori-Teori kedaulatan. Teori Kedaulatan
TuhanTeori ini mengatakan bahwa kekuasaan tertinggi itu ada pada tuhan.Teori ini berkembang
pada jaman abad pertengahan, yaitu antaraabad ke-V sampai abad ke-XV. Didalam
perkembangannya teori ini sangat erat hubungannya dengan perkembangan agama baruyang
timbul pada saat itu,yaitu agama Kristen, yang kemudian diorganisir dalam suatu organisasi
keagamaan, yaitu gereja yangdikepalai oleh seorang Paus.Sehingga pada jaman tersebut terdapat
dua organisasi kekuasaan, yaitu organisasi kekua saan negara yang diperintah oleh seorangraja,
dan organisasi kekuasaan gereja yang dikepalai oleh seorang Paus, karena pada waktu itu
organisasi gereja tersebut mempunyaialat-alat perlengkapan yang hampir sama dengan
perlengkapan-perlengkapan negara..Menurut Marsilius raja itu adalah wakil daripada Tuhan
untuk melaksanakan kedaulatan atau memegang kedaulatan di dunia. Akibatdari ajaran Marsilius
ini sangat terasa di abad-abad berikutnya. Karena raja-raja merasa berkuasa untuk berbuat apa
saja yangmenurut kehendaknya, dengan alasan bahwa perbuatannya itu adalah sudah menjadi
kehendak Tuhan. Raja tidak merasabertanggung jawab kepada siapapun kecuali kepada
Tuhan.Bahkan raja merasa berkuasa menetapkan kepercayaan atau agama yangharus dianut oleh
rakyatnya atau warga negaranya. Keadaan ini semakin memuncak pada jaman renaissance yang
semula orangmengatakan bahwa hukum yang harus ditaati itu adalah hukum Tuhan, sekarang
mereka berpendapat bahwa hukum negaralah yang harus ditaati, dan negaralah satu-satunya yang
berwenang menentukan hukum. Dengan demikian timbul ajaran baru tentang kedaulatan .
Pandangan ahli tentang legitimasi dalam kekuasaan negara A. Menurut Plato Plato adalah
pemikir yang pertama berbicara mengenai negara ideal. Dia bermaksud membangun suatu
masyarakat dimana orang banyak menyumbang kepada kemakmuran komunitas tanpa adanya
kekuasaan kolektif yang merusak. Dalam model distribusi kekuasaan antara penguasa dan yang
dikuasai, Plato mengandaikan bahwa para penguasa memperoleh hak memakai kekuasaan untuk
mencapai kebaikan publik dari kecerdasan mereka. Oleh sebab itu, dengan merujuk pada sistem
monarki yang lazim pada waktu itu, Plato merumuskan bahwa pemerintahan akan adil jika raja
yang berkuasa adalah seorang yang bijaksana. Kebijaksanaan kebanyakan dimiliki oleh seorang
filsuf. Maka konsepsi tentang “filsuf raja” atau “raja filsuf” banyak disebut sebagai inti dari teori
Plato mengenai kekuasaan negara.selain itu Plato mengatakan bahwa kebaikan publik akan
tercapai jika setiap potensi individu terpenuhi.Teori Plato memang masih mengandung banyak
kelemahan karena adanya beberapa pertanyaan mendasar yang belum terjawab. Jika
dibandingkan dengan kondisi negara- negara modern sekarang ini, model Plato terasa sangat
utopis. Untuk menerima model ini kita perlu menerima pemikiran bahwa kualitas dasar individu
secara alamiah berbeda. Pemikiran Plato sudah mampu menjadi peletak dasar sistem kenegaraan
modern. Legitimasi negara tidak harus selalu dikaitkan dengan hal-hal supernatural dan masalah-
masalah sakral yang ada di luar jangkauan pemikiran manusia.
B. Menurut Thomas Aquinas
Masalah keadilan diterjemahkan oleh pemikir ini ke dalam dua bentuk, yaitu pertama,
keadilan yang timbul dari transaksi- transaksi seperti pembelian penjualan yang sesuai dengan
asas-asas distribusi pasar, dan kedua, menyangkut pangkat bahwa keadilan yang wajar terjadi
bila seorang penguasa atau pemimpin memberikan kepada setiap orang apa yang menjadi haknya
berdasarkan pangkat. Kemudian Thomas Aquinas membahas tentang hukum melalui pembedaan
jenis-jenis hukum menjadi tiga, yaitu:
a. Hukum Abadi (Lex Externa)
Kebenaran hukum ini ditunjang oleh kearifan Ilahi yang merupakan landasan dari segala
ciptaan. Manusia merupakan salah satu makhluk yang mencerminkan kebijaksanaan Sang
Pencipta. Makhluk itu ada, berbentuk/berkodrat sebagaimana yang dikehendakinya. Oleh sebab
itu, manusia sebagai makhluk yang berakal wajib memenuhi setiap kehendak Tuhan dan
mempertanggung jawabkannya.
b. Hukum Kodrat (Lex Naturalis)
Hukum ini dijadikan dasar dari semua tuntutan moral. Tampak dia bukan hanya membuat
pembahasan yang berkaitan dengan etika religius tanpa menjawab pertanyaan-pertanyaan
tentang mengapa Tuhan menghendaki keadilan. Menurut Aquinas, Tuhan menghendaki agar
manusia hidup sesuai kodratnya. Itu berarti bahwa manusia hidup sedemikian rupa sehingga ia
dapat berkembang, membangun dan menentukan identitasnya, serta mencapai kebahagiaan.
c. Hukum Buatan Manusia (Lex Humana)
Hukum ini untuk mengatur tatanan sosial sesuai dengan nilai-nilai kebajikan dan keadilan.
Norma hukum berlaku karena adanya perjanjian antara penguasa dengan rakyatnya. Di dalamnya
tersirat rakyat akan taat pada penguasa, dan penguasa berjanji akan mempergunakan
kekuasaannya demi kepentingan masyarakat umum. Namun Aquinas menekankan bahwa isi
hukum buatan manusia hendaknya sesuai dengan hokum kodrat.kekuasaan harus memiliki
legitimasi etis.Dia menegaskan bahwa hukum yang bertentangan dengan hukum kodrat
merupakan “penghancur hukum”. Untuk itu Aquinas menggolongkan dua corak pemerintah,
yaitu: pemerintahan berdasarkan kekuasaan (despotik), dan pemerintahan yang sesuai dengan
kodrat masyarakat sebagai individu yang bebas (politik).
C. Menurut Niccolo Machiavelli
Saat Niccolo menulis pemikirannya tentang filsafat politik, ia menyaksikan terpecahnya
kekuasaan di Italia dengan muncul banyak negara-negara kota yang rapuh, sehingga dapat
dipahami bahwa ajarannya mengandung sinisme yang keras terhadap moralitas di dalam
kekuasaan. Ia sesungguhnya merindukan suatu keadaan dimana Negara merupakan pusat
kekuasaan yang didukung sepenuhnya oleh rakyat banyak sehingga roda pemerintahan berjalan
lancar.Untuk itu pemimpin harus punya kekuatan dalam mempertahankan kekuasaannya. Kaidah
etika politik yang dianut oleh Machiavelli ialah bahwa apa yang baik adalah sesuatu yang
mampu menunjang kekuasaan negara. Namun Machiavelli bergerak terlalu jauh ketika
mengatakan bahwa tindakan yang jahat pun dapat dimaafkan oleh masyarakat asal penguasa
mencapai sukses. Tampak bahwa Niccolo ingin mengadakan pemisahan yang tegas antara
prinsip moral dan prinsip ketatanegaraan.Selain itu, ia tidak memperhitungkan bagaimana sikap-
sikap masyarakat terhadap legitimasi kekuasaan. Namun demikian, ia telah berhasil
menyuarakan penderitaan rakyat yang tercerai-berai karena intrik politik yang berkepanjangan.
D. Menurut Thomas Hobbes
Dasar dari ajaran Hobbes adalah tinjauan psikologi terhadap motivasi tindakan manusia.
Dia menemukan bahwa manusia selalu memiliki harapan dan keinginan yang terkadang licik dan
emosional. Semua itu akan berpengaruh apabila seorang manusia menggenggam kekuasaan.
Hobbes mengaitkan masalah tersebut dengan legitimasi kekuasaan politik.
Hobbes mengatakan bahwa untuk menertibkan tindakan manusia, negara harus membuat
supaya manusia itu takut dan perkakas utama yang harus digunakan adalah tatanan hukum.
Negara harus benar-benar kuat agar mampu memaksakan hukum melalui ancaman yang paling
ditakuti manusia., yaitu hukuman mati. Pembentukan undang-undang digariskan dengan tujuan
untuk mencegah anarki.
Oleh karena itu, negara harus berkuasa jika tidak ingin keropos karena banyaknya anarki.
Hobbes adalah orang pertama yang menyatakan paham positivisme hukum, bagi dia hukum di
atas segala-galanya. Namun Hobbes lupa bahwa tindakan manusia tidak hanya ditentukan oleh
emosi, karena manusia dikaruniai akal budi. Dan pendirian suatu negara juga bukan hanya atas
pertimbangan emosional tapi juga pemikiran rasional. Kesimpulan dari Hobbes bahwa
pembatasan konflik dilakukan melalui saran hukum,
E. Menurut Jean-Jacques Rousseau
Ditinjau dari titik tolak ajaran yang dikemukakannya Rousseau termasuk pemikir utopis,
seperti Plato, yang berusaha menggambrkan negara ideal dengan tujuan mengajarkan perbaikan
cita-cita rakyat. Rousseau memandang ketertiban dihasilkan sebagai akibat dari hak-hak yang
sama. Rousseau berangkat dari asumsi bahwa pada dasarnya manusia itu baik.
Negara dibentuk karena adanya niat-niat baik untuk melestarikan kebebasan dan
kesejahteraan individu. Dia mengandaikan bahwa keinginan umum dan semua kesejahteraan
individu akan muncul bersamaan. Menurutnya segala bentuk kepentingan individu yang
menyimpang dari kepentingan umum adalah salah, karena justru orang harus melihat kebebasan
itu pada kesamaan yang terbentuk dalam komunitas. Rousseau terlalu idealis dalam memandang
manusia, ia lupa bahwa tidak setiap individu mempunyai iktikad baik serta bersedia
menyerahkan kebebasan individu demi kebaikan umum.
Selain itu dia mengatakan bahwa kepentingan publik kolektif senantiasa memperkuat
kebebasan individu sambil menguraikan bahwa setiap pribadi bukan sebagai kesatuan melainkan
bagian dari kesatuan yang disebut komunitas. Namun pada dasarnya Rousseau sangat mencintai
kesamaan dan ketenangan yang dijamin oleh Negara melalui keutuhan masyarakat yang organis.

BAB 7 TEORI KONSTITUSI

secara historis Timbulnya negara konstitusional sebenarnya merupakan proses sejarah yang
panjang dan selalu menarik untuk dikaji Jauh sebelum pemikiran barat mengemukakan temuan
mereka atas berbagai konstitusi di Yunani sejarah Islam telah mencatat bahwa sejak zaman
Rasulullah Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam telah lahir konstitusi tertulis yang pertama
yang kemudian dikenal dengan Konstitusi Madinah atau ada juga yang menyebut dengan piagam
Madinah tentang pengertian konstitusi dan unsur-unsur atau ciri-ciri yang dikemukakan diatas
maka suatu konstitusi adalah himpunan peraturan-peraturan pokok mengenai penyelenggara
pemerintah dalam suatu masyarakat yang berkaitan dengan organisasi negara kedaulatan negara
dan pembagian kekuasaan antara badan legislatif eksekutif dan yudikatif hak-hak dan kewajiban
rakyat dan pemerintah di bidang sosial politik ekonomi agama dan budaya cita-cita dan ideologi
negara dan sebagainya konstitusi yang instrument of government yaitu Bahwa undang-undang
dasar dibuat sebagai pegangan untuk memerintah janji sinilah timbul identifikasi jadi pengertian
konstitusi dan undang-undang dasar. Konstitusi atau Undang-undang Dasar dalam negara yaitu
suatu norma sistem politik dan hukum bentukan pada pemerintahan negara - kebanyakan
dikodifikasikan sebagai dokumen tertulis - Dalam kasus bentukan negara, konstitusi mempunyai
pokoknya anggaran dan prinsip-prinsip entitas politik dan hukum, istilah ini merujuk secara
khusus sebagai menetapkan konstitusi nasional sebagai prinsip-prinsip dasar politik, prinsip-
prinsip dasar hukum termasuk dalam bentukan struktur, perkara, wewenang dan kewajiban
pemerintahan negara kebanyakan, Konstitusi umumnya merujuk pada penjaminan hak kepada
warga warganya. Istilah konstitusi dapat diterapkan kepada semua hukum yang merumuskan
fungsi pemerintahan negara.Konstitusi kebanyakan bersifat kodifikasi yaitu suatu dokumen yang
berisian aturan-aturan sebagai menjalankan suatu organisasi pemerintahan negara, namun dalam
pengertian ini, konstitusi harus diartikan dalam guna tidak semuanya berupa dokumen tertulis
(formal). namun menurut para berbakat ilmu hukum maupun ilmu politik konstitusi harus
diterjemahkan termasuk kesepakatan politik, negara, kekuasaan, pengambilan keputusan,
kebijakan dan distibusi maupun alokasi [1], Konstitusi untuk organisasi pemerintahan negara
yang dimaksud terdapat beragam wujud dan kompleksitas strukturnya, terdapat konstitusi politik
atau hukum hendak tetapi mengandung pula guna konstitusi ekonomi . istilah konstitusi sering di
identikkan dengan suatu kodifikasi atas dokumen yang tertulis dan di Inggris mempunyai
konstitusi tidak dalam wujud kodifikasi hendak tetapi berlandaskan pada yurisprudensi dalam
ketatanegaraan negara Inggris dan mana pula juga.Istilah konstitusi berasal dari bahasa inggris
yaitu “Constitution” dan berasal dari bahasa belanda “constitue” dalam bahasa latin
(contitutio,constituere) dalam bahasa prancis yaitu “constiture” dalam bahsa jerman “vertassung”
dalam ketatanegaraan RI diartikan sama dengan Undang – undang dasar. Konstitusi / UUD dapat
diartikan peraturan dasar dan yang mempunyai pokoknya ketetapan – ketetapan pokok dan
dibuat menjadi satu sumber perundang- undangan. Konstitusi yaitu semuanya peraturan patut
yang tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur secara mengikat perkara suatu pemerintahan
dipersiapkan dalam suatu masyarakata negara Pengertian konstitusi menurut para berbakat K. C.
Wheare, konstitusi yaitu semuanya sistem ketatanegaraaan suatu negara yang berupa himpunan
peraturan yang membentuk mengatur /memerintah dalam pemerintahan suatu negara.Herman
heller, konstitusi mempunyai guna luas daripada UUD. Konstitusi tidak hanya bersifat yuridis
tetapi juga sosiologis dan politis. Lasalle, konstitusi yaitu hubungan selang kekuasaaan yang
terdapat di dalam warga seperti golongan yang berkedudukan nyata di dalam warga misalnya
kepala negara angkatan perang, partai politik, dan sebagainya. L.J Van Apeldoorn, konstitusi
mempunyai pokoknya patut peraturan tertulis maupun peraturan tak tertulis.Koernimanto
Soetopawiro, istilah konstitusi berasal dari bahasa latin cisme yang berfaedah bersama dengan
dan statute yang berfaedah membuat sesuatu supaya berdiri. Jadi konstitusi berfaedah
menetapkan secara bersama.Carl schmitt membagi konstitusi dalam 4 pengertian yaitu:Konstitusi
dalam guna absolut mempunyai 4 sub pengertian yaitu;Konstitusi sebagai kesatuan organisasi
yang mencakup hukum dan semua organisasi yang mempunyai di dalam negara.Konstitusi
sebagai wujud negara.Konstitusi sebagai faktor integrasi.Konstitusi sebagai sistem tertutup dari
norma hukum yang tertinggi di dalam negara .

Konstitusi dalam guna relatif dibagi dibuat menjadi 2 pengertian yaitu konstitusi sebagai tuntutan
dari golongan borjuis supaya haknya dapat dijamin oleh penguasa dan konstitusi sebagai suatu
konstitusi dalam guna formil (konstitusi dapat berupa tertulis) dan konstitusi dalam guna materiil
(konstitusi yang diamankan dari ronde isinya).konstitusi dalam guna positif yaitu sebagai suatu
keputusan politik yang tertinggi sehingga mampu mengubah tatanan kehidupan
kenegaraan.konstitusi dalam guna ideal yaitu konstitusi yang mempunyai pokoknya
mempunyainya jaminan atas hak asasi serta perlindungannya. Kedudukan, fungsi, dan tujuan
Konstitusi dalam negara berubah dari zaman ke zaman. Pada masa peralihan dari negara feodal
monarki atau oligarki dengan kekuasaan mutlak penguasa ke negara nasional demokrasi,
Konstitusi berkedudukan sebagai benteng pemisah antara rakyat dan penguasa yang kemudian
secara berangsur-angsur mempunyai fungsi sebagai alat rakyat dalam perjuangan kekuasaan
melawan golongan penguasa. Sejak itu setelah perjuangan dimenangkan oleh rakyat, Konstitusi
bergeser kedudukan dan perannya dari sekedar penjaga keamanan dam kepentingan hidup rakyat
terhadap kezaliman golongan penguasa menjadi senjata pamungkas rakyat untuk mengakhiri
kekuasaan sepihak satu golongan dalam sistem monarki dan oligarki, serta untuk membangun
tata kehidupan baru atas dasar landasan kepentingan bersama rakyat dengan menggunakan
berbagai ideologi seperti individualisme, liberalisme, universalisme, demokrasi dan sebagainya.
Selanjutnya kedudukan dan fungsi Konstitusi ditentukan oleh ideologi yang melanda
negara.Karena Konstitusi itu sendiri merupakan hukum yang dianggap paling tinggi
tingkatannya, tujuan Konstitusi sebagai hukum tertinggi itu juga untuk mencapai dan
mewujudkan tujuan yang tertinggi. Tujuan yang dianggap tertinggi itu adalah: 1. Keadilan; 2.
Ketertiban; 3. Perwujudan nilai-nilai ideal seperti kemerdekaan atau kebebasan dan
kesejahteraan atau kemakmuran bersama, sebagaimana dirumuskan sebagai tujuan bernegara
oleh para pendiri negara (the founding fathers and mothers).Misalnya, empat tujuan bernegara
Indonesia adalah sepeti yang termaktub dalam alinea IV Pembukaan Undang-Undang Dasar
1945. Keempat tujuan itu adalah: 1. Melindungi segenap bangsa Indonesi dan seluruh tumpah
darah Indonesia; 2. Memajukan kesejahteraan umum; 3. Mencerdaskan kehidupan bangsa; dan 4.
Ikut melaksaanakan ketertiban dunia (berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial).Di dalam negara-negara yang berdasarkan dirinya atas demokrasi Konstitusional,
Undang-Undang Dasar mempunyai fungsi yang khas yaitu membatasi kekuasaan pemerintah
sedemikian rupa sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang.

BAB 8 TEORI KEDAULATAN

Istilah kedaulatan untuk pertama kali dikemukakan oleh Jean Bodin (1530-1596), dalam
bukunya “six Livres de republique”. Secara etimologis kedaulatan berasal dari bahasa Arab,
Daulat yang bearti kekuasaan atau dinasti pemerintahan. Selain itu dari bahasa Latin yakni,
Supremus yang artinya tertinggi. Jadi kedaulatan berarti kekuasaan tertinggi pada suatu negara
atau kekuasaan yang tidak terletak di bawah kekuasaan negara lain. Dalam hukum internasional,
konsep kedaulatan terkait dengan suatu pemerintahan yang memiliki kendali penuh dalam urusan
negerinya sendiri dalam suatu wilayah atau batas teritorial geografisnya, dan dalam konteks
tertentu terkait dengan berbagai organisasi atau lembaga yang memiliki yurisdiksi hukum
sendiri. Kedaulatan merupakan kekuasaan tertinggi yang dimiliki oleh suatu negara untuk secara
bebas melakukan berbagai kegiatan sesuai kepentingannya asal saja kegiatan tersebut tidak
bertentangan dengan hukum internasional. Kedaulatan suatu negara tidak lagi bersifat mutlak
atau absolut, akan tetapi pada batas-batas tertentu harus menghormati kedaulatan negara lain,
yang diatur melalui hukum internasional. Hal inilah yang kemudian dikenal dengan istilah
kedaulatan negara bersifat relatif (Relative Sovereignty of State). Kedaulatan negara merupakan
karakteristik negara yang secara politik merdeka dari negara lainnya, baik secara de jure maupun
de facto. Kedaulatan itu pada dasarnya mengandung dua aspek, aspek internal yaitu berupa
kekuasaan tertinggi untuk mengatur segala sesuatu yang ada atau yang terjadi di dalam batas-
batas wilayahnya. Untuk melindungi kedaulatan sebuah negara, ditetapkan peraturan
perundangundangan yang dapat memproteksi wilayah negara tersebut dari intervensi maupun
segala macam gangguan dari pihak asing. Peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh
sebuah negara harus memperhatikan hukum internasional yang dijadikan standar oleh
masyarakat internasional. Meskipun setiap negara telah mempunyai batas wilayah yang jelas dan
telah diakui melalui mekanisme hukum internasional namun pelanggaran terhadap batas wilayah
kerap terjadi. Pelanggaran ini kadang bersifat tidak disengaja namun seringkali pula dilakukan
secara sengaja untuk berbagai tujuan tertentu. Dalam dunia penerbangan dikenal perbedaan
antara pesawat udara sipil (civil aircraft) dengan pesawat udara negara (state aircraft),perbedaan
antara pesawat udara sipil (civil aircraft) dengan pesawat udara negara (state aircraft) diatur
dalam Konvensi Paris 1919, Konvensi Havana 1928, Konvensi Chicago 1944, Konvensi Jenewa
1958, dan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang UNCLOS. Di berbagai hukum nasional
seperti di Amerika Serikat, Australia, Belanda, Inggris, dan Indonesia juga membuat perbedaan
antara pesawat udara sipil (civil aircraft), dengan pesawat udara negara (state aircraft).
Kedaulatan negara di ruang udara yang bersifat complete and exclusive adalah konsep hukum
yang sudah diakui sebagai sebuah rezim hukum internasional yang sudah mapan, namun dalam
perkembangannya konsep ini terdegradasi dengan lahirnya berbagai perjanjian internasional
yang meliberalisasi perdagangan jasa penerbangan. Implikasinya konsep penguasaan negara
terhadap ruang udara dalam hukum nasional Indonenesia menjadi bergeser. Kedua hal ini tentu
secara teoritis merupakan dua konsep yang akan berbenturan yang harus ditemukan jawaban
untuk menyelesaikannya. Tujuan tersebut diartikan sebagai sebuah ideologi bagi Negara.
Ideologi adalah suatu pandangan atau sistem nilai yang menyeluruh dan mendalam tujuan-tujuan
yang hendak dicapai oleh suatu masyarakat, dan mengerti cara-cara yang paling dianggap baik
untuk mencapai tujuan. Tujuan dan cara itu secara moral dianggap paling baik dan adil untuk
mengatur perilaku sosial warga masyarakat dalam berbagai segi kehidupan.tidak aja rakyat yang
memiliki hak mutlak untuk melawannya atau bertentangan dengan pemerintah-pemerintah nya
hak apapun yang dicabut nya kan dihapus sudah merupakan dalil universal di bidang hukum
bahwa setiap hak hukum hanya tercipta jika pemberi hukum menginginkannya oleh karenanya
jika sang pemberi hukum itu mencabutnya keberadaannya jeleknya pekan dan sesudahnya hak
yang telah dihapuskan tersebut tidak dapat dituntut hukum tercipta melalui ganja kedaulatan
serta menempatkan semua rakyat negara dibawah kewajiban untuk menaati nya tetapi tidak ada
hukum yang mengikat kedaulatan itu sendiri dengan kata lain Ia adalah otoritas mutlak dan
dengan demikian sepanjang berkaitan dengan pemerintah-pemerintah nya 3 akan dan tidak boleh
muncul pertanyaan-pertanyaan mengenai baik buruk benar jangan salah dan sebagainya apapun
yang dilakukannya adalah adil dan Tidak seorangpun dapat mempertanyakan tindakan
pemerintah serta penegakan pemerintah Pemerintah tersebut perilaku merupakan kriteria bagi
benar dan salah dan Tidak seorangpun yang boleh mempertanyakannya tak ada satupun yang
kurang memenuhi unsur-unsur di atas yang dapat diistilahkan sebagai kedaulatan tetapi
kedaulatan ini tetap hanya sekadar anggapan dasar hukum sepanjang tidak ada oknum aktif yang
mampu menegakkannya oleh karenanya secara ilmu politik kedaulatan hukum tanpa kedaulatan
politik tidak memiliki keberadaan praktis.Terdapat beberapa teori kedaulatan yang dikemukakan
oleh para ahli kenegaraan, antara lain sebagai berikut: teori kedaulatan tuhan yaitu ajaran yang
menerangkan bahwa kekuasaan tertinggi terletak pada Tuhan teori kedaulatan tuhan Menurut
sejarahnya berkembang pada zaman abad pertengahan yaitu antara abad ke-5 sampai abad ke-15
di dalam pemerintahannya Teori ini sangat erat hubungannya dengan perkembangan agama baru
yang timbul pada saat itu yaitu agama Kristen yang kemudian di organisasi dalam suatu
organisasi keagamaan yaitu gereja yang dikepalai oleh seorang paus jadi pada waktu itu ada dua
organisasi kekuasaan yaitu organisasi kekuasaan negara yang diperintah oleh seorang raja dan
organisasi kekuasaan gereja yang dikepalai oleh seorang paus karena pada waktu itu organisasi
gereja tersebut mempunyai alat-alat perlengkapan yang hampir sama dengan alat-alat
perlengkapan organisasi negara selanjutnya kedaulatan raja gimana Raja itu adalah wakil Tuhan
untuk melaksanakan kedaulatan atau memegang kedaulatan di dunia jika ajaran kedaulatan raja
pada mulanya dapat diterima oleh Rakyat maka lama-kelamaan ia ditolak bahkan dibenci karena
sifat raja yang sewenang-wenang nya rakyat tidak dapat tempat perlindungan lagi Jadi Raja janji
di sana-sini rakyat mulai sadar bahwa keadaan semacam ini tidak dapat dipertahankan lagi hal
yang terpenting di sini adalah dipisahkan kaidah agama dari kekuasaan gereja orang di luar
gereja juga punya kemampuan untuk melakukan interpretasi tentang apa yang disebut sebagai
kaidah agama dengan demikian interprestasi tentang kaidah-kaidah agama bukan lagi menjadi
monopoli kerajaan selanjutnya kedaulatan negara yaitu ke jutaan atau kelanjutan dari ajaran
kedaulatan raja ajaran ini timbul di Jerman untuk mempertahankan kedudukan raja yang pada
waktu itu mendapatkan dukungan dari tiga lapisan masyarakat yang besar sekali perubahannya
yaitu golongan bangsawan golongan angkatan dan golongan alat-alat pemerintahan pada
hakikatnya nya ajaran ini sama dengan ajaran kedaulatan raja hanya kedaulatan ini ini dibuat
sedemikian rupa hingga dapat diterima oleh Rakyat karena berpangkal pada kedaulatan rakyat
dan memberi kedok bagi kedaulatan raja yang Sudah usang karena itu kedaulatan negara sering
terjadi disebut sebagai kedaulatan raja-raja modern ajaran Ini mendapat tantangan janji antaranya
tantangan itu datang Jadi jangan mengemukakan ajaran kedaulatan hukum teori kedaulatan
hukum yang memiliki arti kekuasaan tertinggi dalam suatu negara itu adalah hukum itu sendiri
Karena itu baik raja atau penguasa maupun rakyat atau warga negara bahkan negara itu sendiri
semuanya tunjuk kepada hukum semua sikap tingkah laku dan perbuatannya harus sesuai dengan
Hukum jadi yang berkedaulatan menurut kabel adalah hukum.

BAB 9 TEORI DEMOKRASI

Secara etimologi, kata demokrasi berasal dari Bahasa Yunani “demos” berarti rakyat, dan
“kratos” yang berarti kekuasaan atau berkuasa. Dengan demikian demokrasi artinya
pemerintahan oleh rakyat, dimana kekuasaan tertinggi berada ditanangan rakayat dan dijalankan
langsung oleh mereka atau wakil-wakil yang mereka pilih dibawah sistem pemilihan bebas.
Demokrasi merupakan asa dan sistem yang paling baik didalam sistem politik dan
ketatanegaraan kiranya tidak dapat dibantah. khasanah pemikiran dan prereformasi politik
diberbagai negara sampai pada satu titik temu tentang ini: demokrasi adalah pilihan terbaik dari
berbagai pilihan lainya. Menyangkut pengertian dari istilah demokrasi ternyata tidak ditemukan
keseragaman pandangan diantara pakar ilmu hokum. Hal tersebut disebabkan oleh perbedaan
sudut pandang. W.A Bonger mendefinisikan demokrasi adalah bentuk pemerintahan dari suatu
kesatuan hidup yang memerintahkan diri sendiri, dalam hal mana sebagian besar anggotanya
turut mengambil bagian baik langsung maupun tidak langsung dan dimana terjamin
kemerdekaan rohani dan persamaan bagi hokum. Menurut C.F. Strong, demokrasi sebagai suatu
sistem pemerintahan dalam hal mana mayoritas anggota dewasa dari masyarakat politik ikut
serta melalui cara perwakilan yang menjamin bahwa pemerintah akhirnya
mempertanggungjawabkan tindakan-tindakannya kepada mayoritas itu. Dengan kata lain, negara
demokrasi didasari oleh sistem perwakilan yang menjamin kedaulatan rakyat.Menurut tafsir R.
Kranenburg didalam bukunya Inleiding in de vergelijkende staatsrechtwtwnschap, perkataan
demokrasi yang terbentuk dari dua poko kata Yunani diatas, maknanya adalah cara
memerintahan oleh rakyat. Ditinjau lebih dalam tentang makna demokrasi ini ialah cara
pemerintahan yang dilakukan oleh dan atas nama seorang diri (misalnya oleh seorang raja yang
berkuasa mutlak). Juga tidak termasuk dlaam pengertian demokrasi ialah cara pemerintahan
negara yang disebut “autocratie” atau “oligarchie” yakni pemerintahan yang dilakukan oleh
segolongan kecil. Di antara sekian banyak aliran pikiran yang dinamakan demokrasi aja dua
kelompok aliran yang paling penting yaitu demokrasi konstitusional dan satu kelompok aliran
yang menamakan dirinya demokrasi tetapi pada hakekatnya mendasarkan dirinya atas
komunisme perbedaan mental di antara kecuali dan itu ialah bahwa demokrasi konstitusional
mencita-citakan pemerintah yang terbatas kekuasaannya suatu negara hukum yang tunduk pada
rule of law sebaliknya demokrasi yang mendasarkan dirinya atas komunisme mencita-citakan
pemerintah yang tidak boleh dibatasi kekuasaannya demokrasi konstitusional memiliki ciri khas
yang mana pada gagasannya bahwa pemerintah yang demokratis adalah pemerintah yang
terbatas kekuasaannya dan tidak akan bertindak sewenang-wenang terhadap warga negaranya
kekuasaan negara dibagi sedemikian rupa sehingga kesempatan penyalahgunaan diperkecil yaitu
dengan cara menyerahkan kepada beberapa orang atau badan yang tidak memusatkan kekuasaan
pemerintahan dalam satu tangan atau satu bagian paham komunis terhadap negara negara
dianggap sebagai suatu alat pemaksaan yang akhirnya akan menyapu sendirinya dengan
munculnya masyarakat komunis demokrasi pada tahap ini bersifat demokrasi untuk mayoritas
dari rakyat dan penindasan dengan kekerasan terhadap kaum penghisap dan penjas dengan jalan
menyingkirkan mereka jadi demokrasi akan tetapi dalam kenyataannya oposisi yang kritik tetap
dengan kekerasan Demokrasi Rakyat yaitu bentuk khusus demokrasi yang memenuhi fungsi
diktator floretta bentuk khusus ini tumbuh dan berkembang di negara-negara Eropa Timur
pertumbuhan demokrasi rakyat berbeda di tiap-tiap negara sesuai dengan situasi sosial politik
setempat Uni Soviet sebagai hasil perkembangan politik amat kaku dan penuh ketegangan antara
golongan komunis dan golongan anti komunis ciri-ciri demokrasi rakyat berbentuk dua yaitu
suatu wajah font persatuan yang memuat landasan kerja sama dari Partai Komunis dan
penggunaan beberapa lembaga pemerintahan dari negara lama yaitu kekuasaan secara langsung
seperti yang digariskan oleh ajaran-ajaran lain yang ditugaskan kembali pada bulan Februari
1948 pada konferensi calcutta yang dihadiri oleh organisasi-organisasi pemuda kiri jadi berbagai
negara Asia tetapi gagal penyesuaian ini mengakibatkan lepasnya gagasan-gagasan yang sangat
pokok yaitu peranan mutlak Partai Komunis serta pertentangan kelas yang dicetuskan nya
konsep mengenai demokrasi parlementer. David Held, dalam bukunya Models of Democracy
menganalisis sejarah panjang perkembangan demokrasi, tentu dalam perspektif Barat ditinjau
secara antropomorfisme. Dari kajian panjang dan rinci tersebut, Held membangun tipikal
demokrasi yang khas sehingga ia pun membangun model atasnya.Held kemudian
mengkategorisasi praktek demokrasi aktual segala zaman tersebut ke dalam 10 model, di mana
model ke-2, 3, dan ke-10 memiliki variasinya. Kajian Held ini sangat menarik oleh sebab
demokrasi sebagai praktek tidaklah serupa dari masa ke masa. Demokrasi ternyata adalah sebuah
konsep ambigu bergantung pada pola pemikiran dan model hubungan rakyat penguasa di suatu
zaman. Pengaruh lainnya pun datang dari gerak individualitas manusia yang juga dipengaruhi
oleh perkembangan teknologi. Secara ringkas, model demokrasi yang disimpulkan oleh Held
adalah: Model 1 yaitu Demokrasi Klasik; Model 2A yaitu Republikanisme Protektif; Model 2B
yaitu Republikanisme Develompentalis; Model 3A yaitu Demokrasi Protektif; Model 3B yaitu
Demokrasi Developmental; Model 4 yaitu Demokrasi Langsung; Model 5 yaitu Demokrasi Elitis
Kompetitif; Model 6 yaitu Pluralisme; Model 7 yaitu Demokrasi Legal; Model 8 yaitu
Demokrasi Partisipatoris; Model 9 yaitu Demokrasi Deliberatif; Model 10A yaitu Otonomi
Demokratis; dan Model 10B yaitu Demokrasi Kosmopolitan.Model Demokrasi Klasik
berkembang terutama di negara-kota Yunani seperti Athena dan dilanjutkan oleh Republik
Romawi. Saat itu perbudakan adalah lumrah, petani bertugas menghidupi kelompok elit pemikir
dan politisi. Perempuan didomestikasi sehingga hanya menjalankan peran privat. Juga tidak
semua penduduk memiliki status warga negara. Kesetaraan sosial dan politik dalam konteks
kemanusiaan umum tidak terjadi di dalam Demokrasi Klasik.Prinsip pembenaran Demokrasi
Klasik adalah warganegara seharusnya menikmati kesetaraan politik dalam hal kebebasan
memerintah dan, sebagai imbalannya, juga diperintah. Sejumlah fitur kunci dalam Demokrrasi
Klasik adalah partisipasi langsung warganegara dalam menjalankan fungsi legislatif dan yudisial.
Juga, dewan warganegara punya kekuasaan yang berdaulat. Lingkup kekuasaan berdaulat
tersebut termasuk semua hubungan umum di dalam negara kota. Terdapat aneka metode
pemilihan kandidat bagi jabatan publik (misalnya pemilihan langsung, kertas suara). Hampir
tidak ada beda keistimewaan khusus, antara warganegara biasa dengan pejabat publik. Kecuali
untuk jabatan komandan perang, dua jabatan politik yang sama tidak boleh diduduki orang yang
sama. Seluruh jabatan publik berlangsung untuk masa singkat (1 atau 2 tahun). Juga Demokrasi
Klasik sudah ditandai pembayaran layanan publik dari kas negara.

Kondisi yang memungkinkan tumbuhnya Demokrasi Klasik adalah negara-kota kecil dengan
pertanian sebagai basis metode produksi masyarakat. Ekonominya pun didasarkan pada budak,
sehingga warganegara punya leisure time untuk berpolitik. Juga, Demokrasi Klasik hanya
melibatkan laki-laki untuk urusan publik ini, sementara urusan domestik dikerjakan oleh kaum
perempuan. Akhirnya, tidak dipungkiri bahwa Demokrasi Klasik menekankan pada pembatasan
kewarganegaraan, sehingga partisipasi politik sangat terbatas pada mereka yang hanya beroleh
status kewarganegaraan saja. Republikanisme Protektif bersumberkan Republik Romawi dan
para sejarawannya. Republikanisme Protektif memberi tekanan pada nilai instrumental
partisipasi politik yang ditujukan untuk perlindungan tujuan dan kepentingan warganegara.
Pemikiran ini kemudian dilanjutkan oleh Machiavelli dan di masa kemudian oleh Montesquieu
dan James Madison.Prinsip pembenaran dalam Republikanisme Protektif adalah, partisipasi
politik merupakan kondisi esensial bagi kebebasan personal. Jika warganegara tidak memerintah
diri mereka sendiri maka mereka akan didominasi oleh orang lain. Republikanisme Protektif
ditandai oleh perimbangan kekuasaan antara ‘rakyat’, aristokrat (bangsawan) dan monarki (raja
dan keluarganya). Perimbangan ini mendorong munculnya konstitusi campuran (mixed
constitution) atau pemerintahan campuran (mixed government). Realitas politik ditandai peran
aktif kehidupan publik didominasi keuatan politik yang tengah memimpin.Partisipasi
warganegara diwujudkan ke dalam bentuk berbeda, termasuk pemilihan konsul atau wakil rakyat
yang bertugas sebagai dewan yang memerintah. Relasi politik masyarakat ditandai aneka
kelompok sosial saling bersaing dalam mempertahankan kepentingan mereka. Terdapat
kebebasan berbicara, berekspresi, dan berserikat. Rule of law sudah mulai mengemuka.Kondisi
umum yang memungkinkan munculnya Republikanisme Protektif adalah komunitas kota yang
cukup kecil. Terdapat upaya pemeliharaan peribadatan keagamaan. Masyarakatnya pun ditandai
keberadaan seniman dan pedagang yang relatif independen. Masih terdapat pengecualian
perempuan, pekerja, dan sahaya dalam politik. Namun, tidak seperti era Demokrasi Klasik, mulai
terdapat perluasan partisipasi publik untuk kalangan laki-laki. Republikanisme Protektif pun
ditandai konflik intensif antar asosiasi politik yang saling berlawanan.

Republikanisme Developmentalis mengambil inspirasi dari polis-polis Yunani kuno, juga para
filosofnya. Republikanisme Developmentalis memberi tekanan pada nilai instrinsik dari
partisipasi politik, yang ditujukan untuk menguatkan pembuatan keputusan dan pembangunan
kewarganegaraan. Dari polis Yunani kuno dan para filosofnya, pemikiran Republikanisme
Developmentalis dilanjutkan Marsillus of Padua, Rousseau, Mary Wollstonecraft dan di masa
kemudiannya oleh Marx and Engels.
Dalam Republikanisme Developmentalis, warganegara cenderung menikmati kesetaraan politik
dan ekonomi dalam acuan tidak seorang pun menjadi tuan bagi lainnya. Semua warganegara
menikmati kemerdekaan dan pengembangan diri yang sama dalam proses penentuan nasib
sendiri bagi kebaikan bersama. Fitur utama dalam Republikanisme Developmentalis adalah
adanya pembagian fungsi legislatif dan eksekutif. Selain itu, terdapat partisipasi warganegara
secara langsung dalam pertemuan publik untuk memilih legislator mereka. Kebulatan pendapat
dalam masalah publik cenderung diharapkan, tetapi manakala terdapat ketidaksepakatan dicari
lewat aturan mayoritas. Fitur lainnya adalah posisi eksekutif berada di tangan ‘magistrat’ atau
‘administrator’. Eksekutif diangkat selain dengan cara diangkat, dipilih langsung, ataupun lewat
kertas suara.
Kondisi umum yang melingkupi Republikanisme Developmentalis adalah komunitas yang kecil,
dan non-industrial. Pekerjaan rumah tangga (domestik) dikerjakan kaum perempuan sehingga
membebaskankaum laki-laki untuk bekerja dan berpolitik di luar rumah. Juga, terdapat difusi
kepemilikan properti di antara orang banyak. Kewarganegaraan seseorang ditentukan seberapa
banyak properti yang dimilikinya.
Pemikiran mengenai Demokrasi Developmental banyak mengambil inspirasi dari tulisan John
Locke, Jeremy Bentham, dan John Stuart Mill. Bahwa negara sebagai aktor harus dicegah
potensi arbitrasenya oleh kemampuan publik mengimbangi. Jika Locke melalui konstitusi yang
disusun para magistrat bangsawan non monarki, maka Bentham dan Mill melalui asosiasi
masyarakat sipil, termasuk hak pilih yang diperluas dan pers.

Prinsip utama Demokrasi Developmental adalah partisipasi dalam kehidupan politik dibutuhkan
bukan hanya untuk melindungi kepentingan individual, tetapi juga penciptaan bentuk kesadaran
kewarganegaraan yang lebih berkomitmen dan terbangun. Keterlibatan politik adalah esensial
dalam rangka perluasan kapasitas individual yang tertinggi dan harmonis.

Sejumlah fitur kunci dalam Demokrasi Developmental adalah kedaulatan rakyat dengan hak
pilih universal, sejalan dengan sistem proporsional dalam alokasi suara. Juga, model ini ditandai
adanya pemerintahan yang bersifat representatif yang terdiri atas kepemimpinan berdasarkan
pemilihan, pemilu reguler, dan kotak suara yang bersifat rahasia.
Demokrasi Langsung adalah trademark pemikiran dari Rousseau. Namun, dalam perkembangan
kemudian diambil-alih oleh kaum sosialis dan komunis seperti Proudhon, Saint-Simon, Marx,
dan Engels. Kelompok sosialis dan komunis punya pendekatan berbeda mengenai demokrasi
langsung ini. Gagasan utama dari Model Demokrasi Langsung adalah anti liberalisme yang dulu
berkembang lewat Locke, Hume, Bentham, dan Mill.Dalam Demokrasi Langsung, prinsip
utamanya adalah ‘free development of all’ hanya bisa dicapai lewat ‘free development of each’.
Bahwa kebebasan mempersyaratkan diakhirinya eksploitasi manusia dan tercapainya kesetaraan
politik serta ekonomi secara paripurna. Hanya kesetaraanlah yang mampu menjami terciptanya
aneka kondisi bagi realisasi potensialitas umat manusia dengan cara setiap orang memberikan
pihak lain menurut kemampuan dan menerima apa yang mereka butuhkan.Model ke-5 disebut
Held sebagai Demokrasi Elitis Kompetitif. Held mengembangkan pandangan mengenai
demokrasi ini dari asumsi-asumsi Joseph Schumpeter mengenai Demokrasi Elitis dan Max
Weber mengenai organisasi legal-rasional dalam birokrasi negara.Dalam demokrasi model ini,
metode seleksi elit politik yang nantinya bertugas menyusun legislasi dan keputusan
administratif adalah keahlian dan imajinatif mereka. Ini akibat dalam model Demokrasi Elitis
Kompetitif, terdapat hambatan kepemimpinan politik dalam menerapkan kepemimpinan mereka
di tengah masyarakat.Fitur kunci dalam demokrasi model ini adalah pemerintahan
parlementarian yang ditandai kuatnya cabang eksekutif. Selain itu, terdapat kompetisi akibat
rivalitas antar partai dan elit politik. Parlemen didominasi oleh partai politik. Terjadi sentralisasi
kepemimpinan politik. Namun, birokrasi bergerak menjadi administrasi yang independen dan
terlatih baik. Konstitusi dan praktik pemerintahan dibatasi hanya pada kisaran keputusan politik
yang efektif saja.Alur pikir David Held dalam menyusun model Pluralisme adalah pikiran Robert
Dahl. Dalam pandangan pluralis semacam Dahl, kekuasaan itu tidak hirarkis melainkan tersebar
di aneka segmen masyarakat. Selain Dahl, Held juga mengambil alur pikir dari Harry Truman
mengenai overlapping membership antar faksi yang membuat kekuasaan menjadi cenderung
horizontal.

Dalam Pluralisme, terdapat kemungkinan pemerintahan dilakukan oleh kelompok minoritas, dan
sebab itu memperkuat kebebasan politik. Juga terdapat kecenderungan terjadinya kekuasaan
faksi-faksi yang sangat berkuasa dan negara yang kurang responsif.

Fitur kunci Pluralisme adalah hak-hak kewarganegaraan, termasuk one-person-one-vote,


kemerdekaan berekspresi, dan kemerdekaan berserikat. Sistem checks and balances antara
legislatif, eksekutif, yudikatif, dan birokrasi administrasi terjadi. Termasuk ke dalam fitur kuncil
Pluralisme adalah sistem pemilu yang kompetitif, dengan sekurangnya 2 partai.
Demokrasi Legal adalah proyeksi politik dari ideologi Kanan-Baru (New Right). Demokrasi
Legal mendapat pengaruh langsung dari model Demokrasi Protektif, pengaruh tak langsung dari
model Demokrasi Developmental dan Demokrasi Elitis Kompetitif. Kajian New Right diambil
Held dari aneka tulisan Robert Nozick, Friedrich Hayek, Seymour Lippsett dan Sam Huntington.

Prinsip mayoritas adalah cara yang efektif dan dikehendaki dalam hal melindungi individu dari
kesemenaan pemerintah dan menjamin kebebasan. Kendati demikian, untuk kehidupan politik
dan ekonomi adalah masalah inisiatif dan kemerdekaan pribadi. Akibatnya, pemerintahan
mayoritas diawasi oleh rule of law. Hanya dalam aneka kondisi ini sajalah prinsip mayoritas
dapat berlaku secara bijak dan adil. Model Demokrasi Partisipator dikenal sebagai New Left.
Awalnya ia berkembang dari gagasan Marx soal alienasi manusia dari alam, yang salah satunya
dikalisasi oleh hadirnya uang. Lalu pemikirannya direspon oleh kalangan neo-marxis yang
dikenal sebagai Mazhab Frankfurt seperti Max Horkheimer, Karl Mannheim, Herbert Marcuse,
Theodore Adorno, dan Jurgen Habermas. Selain itu hadir pula pikiran Claus Offe dan CB
Macpherson. Dalam garis panjang sejarah, Demokrasi Partisipatoris juga mendpat pengaruh dari
Republikanisme Developmental.Prinsip dalam Demokrasi Partisipatoris adalah kesetaraan hak
kebebasan dan pengembangan diri hanya dapat dicapai lewat masyarakat yang partisipatif.
Masyarakat partisipatif adalah masyarakat yang menguatkan rasa political efficacy, membiakkan
perhatian pada masalah bersama dan berkontribusi padapembentukan kewarganegaraan yang
berpengetahuan, sehingga memampukan mereka menjamin terselenggaranya kepentingan secara
sinambung dalam proses pemerintahan.Fitur kunci dalam Demokrasi Partisipatoris adalah
adanya partisipasi langsung warganegara dalam pengaturan lembaga masyarakat yang penting,
termasuk tempat kerja dan komunitas lokal. Fitur lainnya adalah reorganiasi sistem kepartaian
dengan memungkinkan pejabat partai punya akuntabilitas langsung pada para anggotanya. Juga
terdapat fitur kunci lainnya, yaitu operasi ‘participatory parties’ di dalam parlemen dan struktur
kongres. Terakhir, adalah pemeliharaan atas sistem kelembagaan terbuka guna memastikan
dimungkinkannya eksperimentasi bentuk-bentuk politik. Dalam mengembangkan model
Demokrasi Deliberatif, Held membahas pikiran Iris Marion Young, dan kendati tidak disebutkan,
Michael Walzer dan John Rawls. Inti dari Demokrasi Deliberatif adalah warganegara langsung
berpartisipasi signifikan dengan medium yang dalam eranya sudah tersedia.Prinsip utama
Demokrasi Deliberatif adalah adanya asosiasi politik yang bergerak lewat penegasan bebas dan
beralasan dari warganegara. Mutual justifiability keputusan politik adalah basis legitimasi bagi
pencarian solusi adalah masalah bersama.Fitur utama Demorkasi Deliberatif adalah polling
disengaja, masa-masa deliberatif, dan penjurian oleh warganegara. Inisiatif e-government secara
full online yang berfungsi mengawasi para wakil rakyat. Aneka program e-demokrasi termasuk
forum-forum publik online. Analisis kelompok dan aneka generasi dimungkinkan untuk
mengajukan proposal kebijaka. Deliberasi linta kehidupan publik, dari dari skala mikro hingga
transnasional. Mulai muncul penggunaan baru referendum yang dilakukan lewat polling
deliberatif. Prinsip utama Otonomi Demokrasi adalah orang seharusnya menikmati hak-hak
setara dan, selaras dengan itu, kewajiban setara dalam kerangka politik tertentu yang melahirkan
dan membatasi kesempatan yang tersedia bagi mereka. Dalam hal ini, warganegara seharusnya
bebas dan setara dalam aneka proses deliberasi seputar kondisi kehidupan mereka dan dalam
menentukan kondisi-kondisi tersebut, sepanjang mereka tidak menegasikan kondisi individu
lainnya. Prinsip utama Demokrasi Kosmopolitan adalah duania yang semakin intens dalam
hubungan regional dan global, dengan ditandai overlapingnya nasib aneka komunitas. Prinsip
otonomi juga diluaskan dari lingkup nasional dan lokal menjadi regional dan global. Untuk
melaksanakan nilai-nilai demokrasi perlu diselenggarakan beberapa lembaga berikut yaitu
pemerintah yang bertanggung jawab suatu dewan perwakilan rakyat yang mewakili golongan
golongan dan kepentingan kepentingan dalam masyarakat suatu organisasi politik yang
mencakup satu atau lebih partai politik persatuan dan media massa yang bebas untuk
menyatakan pendapat dan sistem peradilan yang bebas untuk menjamin hak-hak asasi manusia.
Bentuk pemerintahan Islam adalah pemerintahan yang merujuk kepada syariat. Konstitusinya
tercermin dalam prinsip-prinsip Islam dan hukum-hukum syariat yang disebutkan di dalam Al-
Qur’an dan dijelaskan Sunnah Nabawy, baik mengenai aqidah, ibadah, akhlak, mu’amalah
maupun berbagai macam hubungan. Oleh karena itu hukum yang berlaku harus selalu bersumber
dan merujuk kepada hukum yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Kemudian pemerintahan
yang dipimpin oleh seorang ulil amri yang dipilih oleh rakyat, untuk menjalankan tugas-tugas
kepemerintahan guna terciptanya kondisi masyarakat yang sehat (moral dan fisik) serta sejahtera
Adapun negara Indonesia negaranya berlandaskan dengan UUD yang mana kepemimpinanya
dipegang penuh oleh President, adapun sistem pemilihanya dengan cara pemilu yang dilakukan
oleh seluruh masyarakat Indonesia.

BAB 10 BENTUK NEGARA DAN SISTEM PEMERINTAHAN

Sebenarnya perbincangan mengenai bentuk Negara (staat vormen) terkait dengan pilihan-pilihan
antara (a) bentuk Negara Kesatuan (unitary state, eenheidsstaat), (b) bentuk Negara Serikat
(Federal, bonds-staat), atau (c) bentuk Konfederasi (confederation, staten-bond). Sedangkan
perbincangan mengenai bentuk pemerintahan (regerings-vormen) berkaitan dengan pilihan
antara (a) bentuk Kerajaan a (Monarki), atau (b) bentuk Republik. Sementara dalam sistem
pemerintahan (regering sytem) terkait pilihan-pilihan antara (a) sistem pemerintahan presidensiil,
(b) sistem pemerintahan parlementer, (c) sistem pemerintahan campuran, yaitu quasi preidensiil
seperti di Indonesia (dibawah UUD 1945 yang asli) atau quasi parlementer seperti prancis yang
dikenal dengan istilah hybrid system, dan (d) sistem pemerintahan collegial seperti swiss.Teori-
teori bentuk Negara yang dikembangkan para ahli dan berkembang di zaman modern bermuara
pada dua paham yang mendasar. Pertama, paham yang menggabungkan bentuk Negara dengan
bentuk pemerintahan.Paham ini menganggap bahwa bentuk Negara dengan bentuk
pemerintahan, yang dibagi dalam tiga macam , yaitu (1) bentuk pemerintahan dimana terdapat
hubungan yang erat antara eksekutif dan legislatif; (2) bentuk pemerintahan dimana ada
pemisahan yang tegas antara legislatif, eksekutif, dan yudikatif; (3) bentuk pemerintahan dimana
terdapat pegaruh dan pegawasan langsung dari rakyat terhadap badan legislatif. Kedua, paham
yang membahas bentuk Negara atas golongan demokrasi dan diktator. Paham ini membahas
bentuk Negara atas golongan demokrasi dan diktator. Paham ini juga memperjelas bahwa
demokrasi dibagi dalam demokrasi Konstitusional (liberal) dan demokrasi rakyat. Dari teori-teori
tersebut kemudian berkembang di zaman modern ini, yaitu bentuk Negara Kesatuan (unitarisme)
dan Negara Serikat (Federalisme) yang dapat berbentuk sistem sentralisasi atau sistem
desentralisasi. Negara kesatauan adalah Negara yang tidak tersusun dari beberapa Negara,
melainkan hanya terdiri atas satu Negara, sehingga tidak ada Negara di dalam Negara. Dengan
demikian dalam Negara Kesatuan hanya ada satu pemerintah, yaitu pemerintah pusat yang
mempunyai kekuasaan serta wewenang tertinggi dalam bidang pemerintahan Negara,
menetapkan kebjakan pemerintahan dan melaksanakan pemerintahan Negara baik di pusat
maupun di daerah-daerah. Berbeda dengan Negara Federasi, lebih lanjut Soehino menjelaskan,
Negara Federasi adalah Negara yang bersusunan jamak, maksudnya Negara ini tersusun dari
beberapa Negara yang semula telah berdiri sendiri sebagai Negara yang merdeka dan berdaulat,
mempunyai Undang-Undang Dasar sendiri . tetapi kemudian karena sesuatu kepentingan,
Negara-Negara tesebut saling menggabungkan diri untuk membentuk suatu ikatan kerja sama
yang efektif. Bentuk Negara sesunguhnya berkaitan dengan kekuasaan tertinggi pada suatu
Negara yaiu kedaulatan. Dalam Negara, kedaulatan merupakan esensi terpenting dalam
menjalankan Negara dan pemerintahan. Teori kedaulatan yang terkenal sampai sekarang , antara
lain teori kedaulatan Tuhan yaitu teori yang menganggap kekuasaan tertinggi berasal dari Tuhan
(dikembangkan oleh Agustinus dan Thomas aquinas), teori kedaulatan rakyat yaitu kekuasaan
berasal dari rakyat (dikembangkan oleh Johannes Althusius, montesque, dan Jhon Locke), teori
kedaulatan Negara yaitu teori kedaulatan tertinggi ada pada pemimpin Negara yang melekat
sejak Negara itu ada (dikembangkan oleh Paul Laband dan George Jelinek), dan teori kedaulatan
Hukum yaitu teori kedaulatan dimana kekuasaan dijalankan oleh pemimpin Negara berdasarkan
atas hukum dan yang berdaulat adalah hukum (dikembangkan oleh Hugo De Groot, Krabbe, dan
Immanuel Kant). Istilah sistem pemerintahan berasal dari gabungan dua kata system dan
pemerintahan. Kata system merupakan terjemahan dari kata system (bahasa Inggris) yang berarti
susunan, tatanan, jaringan, atau cara. Sedangkan Pemerintahan berasal dari kata pemerintah, dan
yang berasal dari kata perintah. kata-kata itu berarti:

a. Perintah adalah perkataan yang bermakna menyuruh melakukan sesuatau

b. Pemerintah adalah kekuasaan yang memerintah suatu wilayah, daerah, atau, Negara.

c. Pemerintahan adalaha perbuatan, cara, hal, urusan dalam memerintah

Maka dalam arti yang luas, pemerintahan adalah perbuatan memerintah yang dilakukan oleh
badan-badan legislative, eksekutif, dan yudikatif di suatu Negara dalam rangka mencapai tujuan
penyelenggaraan negara. Dalam arti yang sempit, pemerintaha adalah perbuatan memerintah
yang dilakukan oleh badan eksekutif beserta jajarannya dalam rangka mencapai tujuan
penyelenggaraan negara. Sistem pemerintahan diartikan sebagai suatu tatanan utuh yang terdiri
atas berbagai komponen pemerintahan yang bekerja saling bergantungan dan memengaruhi
dalam mencapaian tujuan dan fungsi pemerintahan. Kekuasaan dalam suatu Negara menurut
Montesquieu diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu Kekuasaan Eksekutif yang berarti kekuasaan
menjalankan undang-undang atau kekuasaan menjalankan pemerintahan; Kekuasaan Legislatif
yang berati kekuasaan membentuk undang-undang; Dan Kekuasaan Yudikatif yang berati
kekuasaan mengadili terhadap pelanggaran atas undang-undang. Komponen-komponen tersebut
secara garis besar meliputi lembaga eksekutif, legislative dan yudikatif.Jadi, system
pemerintahan negara menggambarkan adanya lembaga-lembaga negara, hubungan antar lembaga
negara, dan bekerjanya lembaga negara dalam mencapai tujuan pemerintahan negara yang
bersangkutan.
Tujuan pemerintahan negara pada umumnya didasarkan pada cita-cita atau tujuan negara.
Misalnya, tujuan pemerintahan negara Indonesia adalah melindungi segenap bangsa Indonesia
dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
social. Lembaga-lembaga yang berada dalam satu system pemerintahan Indonesia bekerja secara
bersama dan saling menunjang untuk terwujudnya tujuan dari pemerintahan di negara Indonesia.

Dalam suatu negara yang bentuk pemerintahannya republik, presiden adalah kepala negaranya
dan berkewajiban membentuk departemen-departemen yang akan melaksakan kekuasaan
eksekutif dan melaksakan undang-undang. Setiap departemen akan dipimpin oleh seorang
menteri. Apabila semua menteri yang ada tersebut dikoordinir oleh seorang perdana menteri
maka dapat disebut dewan menteri/cabinet. Kabinet dapat berbentuk presidensial, dan kabinet
ministrial.
3. Perbandingan Antara Indische Staatsregeling Dengan UUD 1945
Secara umum telah diyakini bahwa sistem pemerintahan Indonesia menurut Undang-Undang
Dasar 1945 (UUD 1945) itu adalah sistem presidensial. Keyakinan ini secara yuridis samasekali
tidak berdasar. Tidak ada dasar argumentasi yang jelas atas keyakinan ini.Apabila diteliti
kembali struktur dan sejarah penyusunan UUD 1945 maka tampaklah bahwa sebenarnya sistem
pemerintahan yang dianut oleh UUD 1945 itu adalah sistem campuran. Namun sistem campuran
ini bukan campuran antara sistem presidensial model Amerika Serikat dan sistem parlementer
model Inggris. Sistem campuran yang dianut oleh UUD 1945 adalah sistem pemerintahan
campuran modelIndische Staatsregeling (‘konstitusi’ kolonial Hindia Belanda) dengan sistem
pemerintahan sosialis model Uni Sovyet.Semua lembaga negara kecuali Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR), merupakan turunan langsung dari lembaga-lembaga
pemerintahan Hindia Belanda dahulu, yang berkembang melalui pengalaman sejarahnya sendiri
sejak zaman VOC. Sementara itu, sesuai dengan keterangan Muhammad Yamin (1971) yang
tidak lain adalah pengusulnya, MPR itu dibentuk dengan mengikuti lembaga negara Uni Sovyet
yang disebut Sovyet Tertinggi.Secara ringkas, maka apabila lembaga-lembaga pemerintahan
Hindia Belanda menurut Indische Staatsregeling dan lembaga-lembaga negara Indonesia
menurut UUD 1945 tersebut disejajarkan, maka akan tampak sebagai berikut:

Presiden/Wakil Presiden Gouverneur Generaal/ Luitenant Gouverneur


Generaal
Dewan Pertimbangan Agung Raad van Nederlandsch-Indie
Dewan Perwakilan Rakyat Volksraad
Badan Pemeriksa Keuangan Algemene Rekenkamer
Mahkamah Agung Hooggerechtshof van Nederlandsch-Indie
Mahkamah Agung Hooggerechtshof van Nederlandsch-Indie
4. Sistem Pemerintahan Indonesia
a. Sistem Pemerintahan Negara Indonesia Berdasarkan UUD 1945 Sebelum Diamandemen.
Pokok-pokok sistem pemerintahan negara Indonesia berdasarkan UUD 1945 sebelum
diamandemen tertuang dalam Penjelasan UUD 1945 tentang tujuh kunci pokok sistem
pemerintahan negara tersebut sebagai berikut.

1. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (rechtsstaat).


2. Sistem Konstitusional.
3. Kekuasaan negara yang tertinggi di tangan Majelis Permusyawaratan Rakyat.
4. Presiden adalah penyelenggara pemerintah negara yang tertinggi dibawah Majelis
Permusyawaratan Rakyat.
5. Presiden tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
6. Menteri negara ialah pembantu presiden, menteri negara tidak bertanggungjawab kepada
Dewan Perwakilan Rakyat.
7. Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas.

Berdasarkan tujuh kunci pokok sistem pemerintahan, sistem pemerintahan Indonesia menurut
UUD 1945 menganut sistem pemerintahan presidensial. Sistem pemerintahan ini dijalankan
semasa pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Suharto. Ciri dari sistem
pemerintahan masa itu adalah adanya kekuasaan yang amat besar pada lembaga kepresidenan.
Hampir semua kewenangan presiden yang di atur menurut UUD 1945 tersebut dilakukan tanpa
melibatkan pertimbangan atau persetujuan DPR sebagai wakil rakyat. Karena itu tidak adanya
pengawasan dan tanpa persetujuan DPR, maka kekuasaan presiden sangat besar dan cenderung
dapat disalahgunakan. Mekipun adanya kelemahan, kekuasaan yang besar pada presiden juga
ada dampak positifnya yaitu presiden dapat mengendalikan seluruh penyelenggaraan
pemerintahan sehingga mampu menciptakan pemerintahan yang kompak dan solid.
Sistem pemerintahan lebih stabil, tidak mudah jatuh atau berganti. Konflik dan pertentangan
antar pejabat negara dapat dihindari. Namun, dalam praktik perjalanan sistem pemerintahan di
Indonesia ternyata kekuasaan yang besar dalam diri presiden lebih banyak merugikan bangsa dan
negara daripada keuntungan yang didapatkanya.
Memasuki masa Reformasi ini, bangsa Indonesia bertekad untuk menciptakan sistem
pemerintahan yang demokratis. Untuk itu, perlu disusun pemerintahan yang konstitusional atau
pemerintahan yang berdasarkan pada konstitusi. Pemerintah konstitusional bercirikan bahwa
konstitusi negara itu berisi

1. adanya pembatasan kekuasaan pemerintahan atau eksekutif,


2. jaminan atas hak asasi manusia dan hak-hak warga negara.
Berdasarkan hal itu, Reformasi yang harus dilakukan adalah melakukan perubahan atau
amandemen atas UUD 1945. dengan mengamandemen UUD 1945 menjadi konstitusi yang
bersifat konstitusional, diharapkan dapat terbentuk sistem pemerintahan yang lebih baik dari
yang sebelumnya. Amandemen atas UUD 1945 telah dilakukan oleh MPR sebanyak empat kali,
yaitu pada tahun 1999, 2000, 2001, dan 2002. berdasarkan UUD 1945 yang telah diamandemen
itulah menjadi pedoman bagi sistem pemerintaha Indonesia sekarang ini.

b. Sistem pemerintahan Negara Indonesia Berdasarkan UUD 1945 Setelah Diamandemen


Sekarang ini sistem pemerintahan di Indonesia masih dalam masa transisi. Sebelum
diberlakukannya sistem pemerintahan baru berdasarkan UUD 1945 hasil amandemen keempat
tahun 2002, sistem pemerintahan Indonesia masih mendasarkan pada UUD 1945 dengan
beberapa perubahan seiring dengan adanya transisi menuju sistem pemerintahan yang baru.
Sistem pemerintahan baru diharapkan berjalan mulai tahun 2004 setelah dilakukannya Pemilu
2004.

Pokok-pokok sistem pemerintahan Indonesia adalah sebagai berikut.

1. Bentuk negara kesatuan dengan prinsip otonomi daerah yang luas. Wilayah negara
terbagi dalam beberapa provinsi.
2. Bentuk pemerintahan adalah republik, sedangkan sistem pemerintahan presidensial.
3. Presiden adalah kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan. Presiden dan wakil
presiden dipilih secara langsung oleh rakyat dalam satu paket.
4. Kabinet atau menteri diangkat oleh presiden dan bertanggung jawab kepada presiden.
5. Parlemen terdiri atas dua bagian (bikameral), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan
Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Para anggota dewan merupakan anggota MPR. DPR
memiliki kekuasaan legislatif dan kekuasaan mengawasi jalannya pemerintahan.
6. Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh Makamah Agung dan badan peradilan dibawahnya.

Sistem pemerintahan ini juga mengambil unsur-unsur dari sistem pemerintahan parlementer dan
melakukan pembaharuan untuk menghilangkan kelemahan-kelemahan yang ada dalam sistem
presidensial. Beberapa variasi dari sistem pemerintahan presidensial di Indonesia adalah
sebagai berikut;

1. Presiden sewaktu-waktu dapat diberhentikan oleh MPR atas usul dari DPR. Jadi, DPR
tetap memiliki kekuasaan mengawasi presiden meskipun secara tidak langsung.
2. Presiden dalam mengangkat penjabat negara perlu pertimbangan atau persetujuan dari
DPR.
3. Presiden dalam mengeluarkan kebijakan tertentu perlu pertimbangan atau persetujuan
dari DPR.
4. Parlemen diberi kekuasaan yang lebih besar dalam hal membentuk undang-undang dan
hak budget (anggaran)

Dengan demikian, ada perubahan-perubahan baru dalam sistem pemerintahan Indonesia. Hal itu
diperuntukan dalam memperbaiki sistem presidensial yang lama. Perubahan baru tersebut,
antara lain adanya pemilihan secara langsung, sistem bikameral, mekanisme cheks and balance,
dan pemberian kekuasaan yang lebih besar kepada parlemen untuk melakukan pengawasan dan
fungsi anggaran.
Sebelum diadakan amandemen UUD 1945, sebagai konstitusi tertulis UUD 1945 menyediakan
satu pasal yang khusus mengatur tentang cara perubahan UUD, yaitu pasal 37, yang berbunyi :
a. Untuk mengubah UUD sekurang-kurangnya 2/3 daripada jumlah anggota MPR harus hadir.
b. Putusan diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 jumlah anggota yang hadir.
Amandemen UUD 1945 dilaksanakan secara bertahap, yaitu:
1. Amandemen Pertama (19 Oktober 1999)
2. Amandemen Kedua (18 Agustus 2000)
3. Amandemen Ketiga (10 November 2001)
4. Amandemen Keempat (10 Agustus 2002)

• Kelebihan Sistem Pemerintahan Indonesia


• Presiden dan menteri selama masa jabatannya tidak dapat dijatuhkan DPR.
• Pemerintah punya waktu untuk menjalankan programnya dengan tidak dibayangi krisis kabinet.
• Presiden tidak dapat membekukan dan atau membubarkan DPR.
• Kelemahan Sistem Pemerintahan Indonesia
• Ada kecenderungan terlalu kuatnya otoritas dan konsentrasi kekuasaan di tangan Presiden.
• Sering terjadinya pergantian para pejabat karena adanya hak perogatif presiden.
• Pengawasan rakyat terhadap pemerintah kurang berpengaruh.
• Pengaruh rakyat terhadap kebijaksanaan politik kurang mendapat perhatian.

1. Sistem pemerintahan Indonesia dari masa ke masa

Secara garis besar sejarah Indonesia terbagi atas tiga masa, yaitu masa Orde lama, masa Orde
baru, dan masa reformasi.
a) Sistem pemerintahan Indonesia masa orde lama
Masa pemerintahan orde lama berjalan dari tahun 1945 hingga tahun 1968 di bawah
kepemimpinan presiden Soekarno. Penyebutan masa “orde lama” merupakan istilah yang
diciptakan pada masa orde baru. Sebenarnya Soekarno tidak begitu menyukai istilah “orde
lama” ini. Ia lebih suka menyebut masa kepemimpinannya dengan istilah “orde revolusi”. Pada
tanggal 18 agustus 1945, Indonesia mengesahkan UUD 1945 sebagai dasar Negara. Sebenarnya
di bawah UUD 1945 telah tercantum bahwa Indonesia menggunakan system pemerintahan
presidensial.namun setelah tiga bulan terjadi penyimpangan terhadap UUD 1945.
Penyimpangan itu adalah mengenai pembentukan cabinet parlementer dengan Sultan Syahrir
sebagai perdana menteri. Sehingga pada masa ini, dipengaruhi oleh Belanda, Indonesia
menggunakan system parlementer. Masa parlementer berakhir ketika dikeluarkannya Dekrit
Presiden 5 Juli 1959.
b) System pemerintahan masa orde baru
Istilah “orde baru” di pakai untuk memisahkan kekuasaan era Soekrno (orde lama) dengan masa
kekuasaan era Soeharto. Era orde baru juga digunakan untuk menandai setelah masa baru setelah
ditumpasnya pemberontakan PKI tahun 1965. Pada masa orde baru, awalnya demokrasi di
Indonesia mengalami kemajuan. Namun, dalam perkembangannya kehidupan demokrasi era
orde baru tidak jauh berbeda dengan demokrasi terpimpin. System pemerintahan presidential
juga terlihat ditonjolkan.kemudian soeharto menetapkan demokrasi pancasila sebagai system
pemerintahan Indonesia.

c) System pemeritahan masa reformasi


Era reformasi dimulai dari tumbangnya kekusaan soeharto pada tahun 1998 hingga sekarang.
Pada era reformasi, pelaksnaan system pemerintahan demokrasi pancasila diterapkan sesuai
dengan asa demokrasi yang berlandaskan pancasila. Pada era ini, pemerintahan memberikan
ruang gerak kepada partai politik dan DPR untuk turut serta mengawasi pemerintahan secara
kritis.Sistem pemerintahan negara menggambarkan adanya lembaga-lembaga yang bekerja dan
berjalan saling berhubungan satu sama lain menuju tercapainya tujuan penyelenggaraan negara.
Lembaga-lembaga negara dalam suatu sistem politik meliputi empat institusi pokok, yaitu
eksekutif, birokratif, legislatif, dan yudikatif. Selain itu, terdapat lembaga lain atau unsur lain
seperti parlemen, pemilu, dan dewan menteri. Pembagian sistem pemerintahan negara secara
modern terbagi dua, yaitu presidensial dan ministerial (parlemen). Pembagian sistem
pemerintahan presidensial dan parlementer didasarkan pada hubungan antara kekuasaan
eksekutif dan legislatif.Dalam sistem parlementer, badan eksekutif mendapat pengawasan
langsung dari legislatif. Sebaliknya, apabila badan eksekutif berada diluar pengawasan legislatif
maka sistem pemerintahannya adalah presidensial.Dalam sistem pemerintahan negara republik,
lembaga-lembaga negara itu berjalan sesuai dengan mekanisme demokratis, sedangkan dalam
sistem pemerintahan negara monarki, lembaga itu bekerja sesuai dengan prinsip-prinsip yang
berbeda.Sistem pemerintahan suatu negara berbeda dengan sistem pemerintahan yang dijalankan
di negara lain. Namun, terdapat juga beberapa persamaan antar sistem pemerintahan negara itu.
Misalnya, dua negara memiliki sistem pemerintahan yang sama.Perubahan pemerintah di negara
terjadi pada masa genting, yaitu saat perpindahan kekuasaan atau kepemimpinan dalam negara.
Perubahan pemerintahan di Indonesia terjadi antara tahun 1997 sampai 1999. Hal itu bermula
dari adanya krisis moneter dan krisis ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai