BIOLOGI DASAR
Disusun Oleh:
NAMA NIM
Disusun Oleh:
NAMA NIM
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR
Disusun Oleh:
NAMA NIM
ARYA TANDHIKA 1707025040
AYU NOVIANTHY 1707025045
VIVIT AULIA RUSADY 1707025013
ZULFIKA RAHMAWATI 1707025041
Laporan akhir praktikum Biologi Dasar ini telah diserahkan di Samarinda pada
tanggal 18 Desember 2017, dan telah memenuhi syarat.
Menyetujui,
Asisten I Asisten II
Mengetahui,
Kepala Laboratorium Fisiologi, Perkembangan dan Molekuler Hewan
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
berkat-Nya Laporan Akhir Biologi Dasar ini dapat terselesaikan dengan baik.
Sekali lagi kami mengucapkan terima kasih dan mohon maaf apabila terjadi
kesalahan dalam penulisan kata atau kalimat.
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
ACARA I
PENGENALAN MIKROSKOP
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada umumnya mata memiliki batasan untuk melihat sesuatu. Mata manusia tidak
dapat melihat benda-benda yang berukuran mikro dan tidak bisa melihat struktur
dari benda-benda yang berukuran mikro. Sehingga diperlukan alat bantu yang bisa
mengatasi masalah tersebut. Seiring berkembangnya teknologi apa yang tidak bisa
dilihat oleh mata secara langsung dapat dilihat dengan jelas menggunakan sebuah
alat, yaitu mikroskop. Mikroskop digunakan hampir diseluruh laboraturium yang
ada di dunia untuk melihat organisme-organisme yang sangat kecil.
Bapak mikroskop yang bernama Antony Van Luenhouk merupakan orang
pertama yang menemukan mikroskop dalam bentuk sederhana. Kemudian pada
tahun 1600 Zachrias Janseen menemukan mikroskop dalam bentuk yang lebih
canggih dengan nama mikroskop ganda. Mikroskop dibagi berdasarkan sumber
cahayanya menjadi mikroskop cahaya dan mikroskop elektron. Keduanya berbeda
dalam prinsip yang mendasari perbesaran mikroskop cahay yang semuanya
menggunakan lensa optis, mencakup mikroskop: Medan terang , medan gelap,
fluoresensi dan kontrasfase. Mikroskop elektron menggunakan berkas elektron
sebagai pengganti gelombang cahaya untuk memperoleh bayangan yang
diperbesar. Dalam pembagiannya, mikroskop terentu digunakan tergantung pada
objek-objek yang ingin diamati Berdasarkan kegiatan pengamatannya mikroskop
cahaya dibagi menjadi dua yaitu mikroskop monokuler dan mikroskop binokuler.
Mikroskop monokuler hanya memiliki sattu lensa okuler, sedangkan mikroskop
binokuler memiliki dua lensa okuler.
Sel sel atau pori itu menurut hooke berisi cairan kental.Antonie van
leeuwenhoek (1674), secara terpisah membuat mikroskop sederhana pula, dan
dipergunakannya untuk melihat mikroba (jasad renik) dalam air, serta bagian-
bagian yang mungkin terkandung dalam suatu cairan tubuh makhluk hidup.
karena itu dia dijuluki sebagai bapak Mikrobiologi. Seperti halnya Robert hooke,
leeuwenhoek juga membuat mikroskop yang digolongkan kepada mikroskop
sederhana, karena lensanya hanya satu. Lensa mikroskop modern terdiri dari dua
macam, sehingga disebut dengan mikroskop gabungan. (Wildan,2003).
Dipakai untuk melihat sel atau makhluk renik yang masih hidup dan segar,atau
juga yang sudah mati dan dibuat sedien melalui proses mikroteknik. Bagian-
bagian sel dan organel dapat dibedakan berdasarkan kadar atau macam-macam zat
warna yang diserap, yang diberikan waktu untuk memproses mikrotekniknya.
Mikroskop biasa, prinsipnya ditemukan oleh Hans dan Zaccharias janssen (1590),
mempergunakan cahaya sebagai pemantul bayangan objek. Mikroskop ini
memiliki kombinasi 2 lensa yaitu lensa objektif dan okuler (Wildan,2003).
Karena kemampuan mata melihat setiap orang berbeda-beda dari 0,1 sampai
dengan 0,10 mm , maka daya membesarkan mikroskop biasa adalah 1000 X .
besar sel rata-rata 0,1 sampai 100 um (1 um ( mikrometer ) = 10 -3 mm ) ,
sedangkan bahan-bahan dalam ukuran seringkali berukuran um. bahkan juga ada
yang dalam ukuran nm (nanometer; 1 nm = 10 -6 mm). Karena itu sel dengan
bagian-bagian kasar dapa dilihat dengan mikroskop biasa, tetapi bahan-bahan
yang halus dan terinci ,tetapi harus dilihat dengan mikroskop elektron.
(Wildan,2003).
Kedua kategori mikroskop yang ada yaitu, mikroskop cahaya (atau optis) dan
(mikroskop elektron). Keduanya berbeda dalam prinsip yang mendasari
perbesaran mikroskop cahay yang semuanya menggunakan lensa optis, mencakup
mikroskop: Medan terang , medan gelap, fluoresensi dan kontrasfase. Mikroskop
elektron menggunakan berkas elektron sebagai pengganti gelombang cahaya
untuk memperoleh bayangan yang diperbesar. Dalam pembagiannya, mikroskop
terentu digunakan tergantung pada objek-objek yang ingin diamati
(Michael,2007).
Mikroskop stereo merupakan jenis mikroskop yang hanya bisa digunakan untuk
benda yang berukuran relatif besar. Mikroskop stereo mempunyai perbesaran 7
hingga 30 kali. Benda yang diamati dengan mikroskop ini dapat terlihat secara
tiga dimensi. Komponen utama mikroskop stereo hampir sama dengan mikroskop
cahaya (Champbell, 2000). Mikroskop pender ini dapat digunakan untuk
mendeteksi benda asing atau antigen (seperti bakteri, ricketsia, atau virus) dalam
jaringan. Dalam teknik ini protein antibodi yang khas mula-mula dipisahkan dari
serum tempat terjadinya rangkaian atau dikonjungsi dengan pewarna pendar.
Karena reaksi antibodi-antigen itu besifat khas, maka peristiwa pendar akan
terjadi apabila antigen yang dimaksud ada dan dilihat oleh antibodi yang ditandai
dengan pewarna pendar (Volk, 1984).
Lensa Okuler, yaitu lensa yang terdapat di bagian ujung atas tabung pada
gambar, pengamat melihat objek melalui lensa ini. Lensa okuler berfungsi untuk
memperbesar kembali bayangan dari lensa objektif. Lensa okuler biasanya
memiliki perbesaran 6, 10, atau 12 kali.
Lensa Objektif, yaitu lensa yang dekat dengan objek. Biasanya terdapat 3 lensa
objektif pada mikroskop, yaitu dengan perbesaran 10, 40, atau 100 kali. Saat
menggunakan lensa objektif pengamat harus mengoleskan minyak emersi ke
bagian objek, minyak emersi ini berfungsi sebagai pelumas dan untuk
memperjelas bayangan benda, karena saat perbesaran 100 kali, letak lensa dengan
objek yang diamati sangat dekat, bahkan kadang bersentuhan.
Kondensor, yaitu bagian yang dapat diputar naik turun yang berfungsi untuk
mengumpulkan cahaya yang dipantulkan oleh cermin dan memusatkannya ke
objek.
A. Mikroskop fluoresensi
Mikroskop ini memiliki sumber cahaya khusus dari yang bergelombang .yang
digunakan pada mikroskop ini adalah sinar ultraviolet (UV).jika cahaya menyinari
objek berbinar (fluoresen),akan dipantulkan sebuah cahaya dengan gelombang
lebih panjang karena itu kalau dilihat dari bawah mikroskop karena itu kalau
dilihat dibawah mikroskop organel atau bagian sel yang berbinar itu tampak jelas
dan yang lain berwarna gelap (Wildan,2003).
Dalam mikroskop fluoresensi yang berbinar secara ilmiah ialah vitamin
A,vitamin B2,Profirin. Banyak senyawa kimia yang diserap oleh kandungan-
kandungan sel sehingga membuatnya lebih berbinar.berbinaran ini disebut
berbinaran buatan, yang berbinar buatan ini adalah ADN dan ARN. Mikroskop
ini digunakan untuk menemukan sel kanker, karena pada sel sel sepertti ini kadar
ADN yang dikandung sangat tinggi sehingga warna berbinar inti sel sangat
mencolok dibandingkan dengan sel normal. Mikroskop fluoresensi juga dipakai
untuk menetapkan suatu sel mengandung kromosom Y (penentun jenis kelamin
jantan) atau tidak (Wildan,2003).
B. Mikroskop fase-kontras
C. Mikroskop polarisasi
Mikroskop ini adalah jenis mikroskop yang mengandung prisma nicol dari
kalsit atau balsam,yang membuat cahaya datang ke objek di polarisasi.polaroid
kini mulai banyak digunakan untuk menggantikan prisma nicol.benda objek atau
bersegi-segi dapat dilihat dibawah mikroskop ini. Mikroskop ini juga dapat
digunakan untuk mengamati sel tulang, dinding sel tumbuhan, serat kolagen, otot,
saraf, cilia, dan flagella. Mikroskop ini dapat digunakan untuk mengamati butiran
dan tepung lemak yang dikandung sel. selain mikroskop elektron dapat digunakan
sebagai pemantul bayangan suatu objek karena elektron tidak dapat dengan mata
karena bayangan objek diterima layar fluoresen (berbinar) atau film potret. Dari
situlah mata baru dapat mengamati objek-objek yang ingin dilihat (Wildan,2003).
Mikroskop cahaya memiliki perbesaran maksimal 1000 kali. Mikroskop
memeiliki kaki yang berat dan kokoh agar dapat berdiri dengan stabil. Mikroskop
cahaya memiliki tiga dimensi lensa yaitu lensa objektif, lensa okuler dan lensa
kondensor.Lensa objektif dan lensa okuler terletak pada kedua ujung tabung
mikroskop,membentuk bayangan tunggal (monokuler) atau ganda (binikuler)
(Wildan,2003).
3.2.2 Bahan
Kertas dengan tulisan huruf A dan a
Diletakkan potongan kertas berhuruf “A” pada kaca obyek dan ditutup
dengan kaca penutup.
Diamati bayangan yang terjadi pada kertas huruf “A” dan bayangan yang
dihasilkan yaitu maya ,terbalik dan diperbesar.
Sambil diamati ke dalam lensa okuler, digeser preparat dari kiri ke kanan
dan dari atas ke bawah untuk memfokuskan objek yang ingin diteliti.
Jika lensa telah telah fokus sesuai dengan perbesaran yang diinginkan
maka objek yang ingin diamati akan terlihat jelas.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Keterangan:
1. Lensa okuler
2. Kepala binokuler
3. Revolver
4. Pengunci tabung tubus
5. Lensa objektif
6. Penjepit preparat
7. Meja preparat
8. Kondensor
9. Pemutar kondensor
10. Diafragma
11. Pengatur penjepit
12. Makrometer (pemutar kasar)
13. Mikrometer (pemutar halus)
14. Sakelar lampu
15. Pengatur intensitas cahaya
16. Lampu
17. Kaki mikroskop
18. Lengan mikroskop
19. Kontrol massa X ( atas,bawah)
20. Kontrol meja Y ( maju,mundur)
21. Tabung
22. Level diafragma
Keterangan:
A. Sifat bayangan: nyata, tegak diperbesar
B. Sifat bayangan: terbalik, maya, diperbesar
C. Sifat bayangan: nyata,tegak,diperbesar
D. Sifat bayangan: terbalik, maya, diperbesar
4.2 Pembahasan
Mikroskop berasal dari bahasa Yunani yaitu micros yang berarti kecil dan
scopein yang berarti melihat. Jadi, mikroskop adalah sebuah alat untuk melihat
objek yang terlalu kecil untuk dilihat secara kasat mata. Mikroskop merupakan
alat bantu yang dapat ditemukan hampir diseluruh laboratorium untuk dapat
mengamati organisme berukuran kecil (mikroskopis). Ilmu yang mempelajari
benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut mikroskopi, dan kata
mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata.
Fungsi utamanya adalah untuk melihat dan mengamati objek dengan ukuran
sangat kecil yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang
Fungsi lainnya dari mikroskop tetap akan berakar pada fugsi utamanya,
bedanya beberapa jenis mikroskop dibuat untuk fungsi yang lebih detail,
contohnya ada jenis mikroskop yang dibuat hanya untuk mengamati satu jenis
objek mikroskopis saja.
Fungsi lensa kondensor adalah lensa yang berfungsi guna mendukung
terciptanya pencahayaan pada obyek yang akan dilihat sehingga dengan
pengaturan yang tepat maka akan diperoleh daya pisah maksimal. Jika daya pisah
kurang maksimal maka dua benda akan terlihat menjadi satu dan pembesarannya
pun akan kurang optimal. Fungsi lensa obyektif, berfungsi guna pembentukan
bayangan pertama dan menentukkan struktur seta bagian renik yang akan terlihat
pada bayangan akhir serta berkemampuan untuk memperbesar bayangan obyek.
Sehingga, dapat memiliki nilai “apertura” yaitu suatu ukur daya pisah suatu lensa
obyektif yang akan menentukan daya pisah spesimen, sehingga mampu
menunjukkan struktur renik yang berdekatan sebagai dua benda yang terpisah.
Fungsi lensa okuler, adalah lensa mikroskop yang terdapat di bagian ujung atas
tabung berdekatan dengan mata pengamat, dan berfungsi untuk memperbesar
bayangan yang dihasilkan oleh lensa objektif berkisa antara 4 hingga 25 kali.
Bagian optik, yang terdiri kondensor, lensa objektif, dan lensa okuler.
Bagian non-optik, yang terdiri dari kaki dan lengan mikroskop, diafragma,
meja obyek, pemutar halus dan kasar, penjepit kaca obyek, dan sumber cahaya.
Jadi, pada praktikum yang telah dilakukan berhasil mengenali bagian – bagian
dari mikroskop binokuler itu sendiri beserta fungsi dan kegunannya sehingga tahu
cara mengoperasikan mikroskop binokuler dengan baik dan benar. Selain agar
dapat mengamati benda benda kecil dari mikroskop kita juga bisa melihat dengan
detail serat – serat pada benda yang diamati dengan cara mendekatkan mata pada
lensa okuler.
Yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengamatan yaitu objek yang teliti
harus dalam keadaan bersih dan siap untuk diteliti, selain itu bagian-bagian yang
digunakan pastikan berfungsi dengan baik. Untuk menghindari kesalahan-
kesalahan yang mungkin saja terjadi.
5.1 Kesimpulan
Fungsi dari lensa okuler, yaitu sebagai lensa yang untuk membentuk
bayangan maya, tegak, dan diperbesar dari lensa objektif
Fungsi dari mikrometer, yaitu sebagai menaikkan dan menurunkan tabung
mikroskop secara tepat dan lambat, bentuknya lebih kecil daripada
makrometer.
Fungsi dari revolver, yaitu sebagai mengatur perbesaran, pengecilan lensa
objektif, cara penggunaan nya dengan cara memutarnya ke kanan atau ke kiri.
5.2 Saran
Sebaiknya pada percobaan selanjutnya, menggunakan mikroskop elektron
agar dapat membandingkan hasil praktikum sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Oleh karena itu, untuk mengetahui perbedaan bentuk dari sel hewan dan
tumbuhan tersebut maka harus melakukan percobaan yaitu pada tumbuhan dan
juga untuk mengamati sel hewan dapat dilakukan pada mulkosa mulut. Hasil dari
percobaan tersebut menghasilkan perbedaan-perbedaan yang ada, hal itu
merupakan pembuktian bahwa sel hewan dan tumbuhan tidaklah sama, contohnya
adalah vakuola pada sel tumbuhan lebih besar dibandingkan pada sel hewan, pada
sel hewan tidak mempunyai plastida yang berisi kloroplas dan leukoplas
sedangkan pada sel tumbuhan terdapat bagian plastida. Akan tetapi beberapa
bagian dari sel hewan dan tumbuhan juga mempunyai kesamaan yaitu seperti
sama-sama mempunyai nukleus, sitoplasma,retikulum endoplasma, vakuola,
badan golgi, ribosom dan sentriol. Kesamaan tersebut juga sedikit mempengaruhi
dalam fungsi dari bagian-bagian sel tersebut.
1.2 Tujuan Percobaan
Untuk mengetahui struktur sel hewan yang berasal dari mukosa mulut dan
sel tumbuhan dari tanaman Allium cepa dan Tradescantia Spathachea.
Untuk menjelaskan perbedaan utama dari sel hewan dan sel tumbuhan
dari hasil pengamatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah Sel
Diawali oleh penemuan Zacharias Jansen, seorang berkewarganegaraan
Belanda sekitar tahun 1580-an, yang dibantu ayahnya ketika membuat sebuah
mikroskop sederhana dengan cara meletakkan dua buah lensa cembung pada dua
ujung tabung (Rahmawati, 2015).
“ruang-ruang kecil” dari sayatan gabus yang diamati di bawah mikroskop. Hooke
menemukan ruang-ruang kosong pada sayatan gabus. Ruang-ruang kecil ini oleh
Hooke sebut sebagai sel. Sel-sel yang diamati oleh Hooke merupakan sel-sel
gabus yang sudah mati. Akan tetapi, Hooke tidak mengetahui dengan pasti apa
struktur dan fungsi dari ruang-ruang ini. Penemuan Hooke dipublikasikan dalam
Seorang ahli botani dan ahli palaebotan yang telah memberikan banyak
kontribusi pengetahuan tentang inti sel dan gerakan sitoplasma. Gerak Brown
yang terjadi pada molekul-mokeul yang terlarut dalam sitoplasma pertama kali
ditemukan oleh Robert Brown. Pada tahun 1833 Robert Brown telah melaporkan
penemuan tentang inti sel, ketika dia sedang mengamati epidermis anggrek
dengan mikroskopnya dia menemukan dalam sel-selnya “titik agak buram
(gelap)” yang dia namakan nukleus atau inti sel. Perbedaan-perbedaan dasar
antara gymnospermae dan angiospermae pertama kali ditemukan oleh Robert
Brown. Masih banyak temuan dia yang banyak membantu para ahli biologi
diantaranya dalam taksonomi tumbuhan yang masih diterima sampai saat ini
(Rahmawati, 2015).
Sel suatu satuan yang dinamis oleh karena selalu mengalami perubahan.
Perubahan sel dapat berupa pertambahan ukuran dan volume, karena adanya
proses pertumbuhan, maupun perubahan fungsi, misalnya karena proses
diferensiasi. Bahkan pada waktu sel tidak mengalami pertumbuhan sebenarnya
juga terjadi perubahan di dalam sel karena adanya proses metabolisme yang lain.
Ditinjau dari segi metabolisme, maka sel dapat dikatakan sebagai suatu sistem
kimiawi (Yuwono, 2011).
2.3 Sel Hewan
Sel ini memiliki berbagai komponen, termasuk organel (organ kecil), yang
dibatasi oleh membran.organel yang paling meninjol dalam sel hewan biasanya
nukleus. Sebagian besar aktivitas metabolisme sell terjadi dalam sitoplasma,
keseluruhan wilayah antara nukleus dan membran plasma. Sitoplasma
mengandung banyak organel dan komponen sel lain yang tertanam dalam medium
semicair, sitosol. Labirin membran disebut retikulum endoplasma (RE) menjulur
ke sana-kemari di dalam sitoplasma (Campbell, 2008).
Sitoplsma merupakan cairan sel yang terdapat di dalam sel, kecuali dalam nti
dan organel sel. Sitoplasma bersifat koloid, yaitu tidak padat dan tidak cair.
Sitoplasma terdiri atas air yang di dalamnya terlarut banyak molekul kecil, ion,
dan protein. Ukuran partikel terlalut adaah 0,001-0,1 mikron, dan bersifat
transfaran. Koloid sitoplasma dapat mengalami perubahan dari fase sol ke gel atau
sebaliknya. Fase sol jika konsentrasi air tinggi dan gel jika konsentrasi air rendah
(Rahmawati, 2015).
3.2.2 Bahan
Allium cepa
Tradescanta spathacea
Methylene blue
Air
Tissu
3.3.3 Mukosa
Disiapkan alat dan bahan seperti,mikroskop,kaca penjepit, pipet tetes,
briptimol biru,stick es krim.
Diambil mukosa dari dalam mulut menggunakan stick es krim kemudian
ditaruh pada kaca penjepit.
Diteteskan briptimol biru pada kscs penjepit ysng telah diberikan mukosa
diatasnya.
Diamati objek dengan perbesaran 4x10 dan 10x0.25 menggunakan
mikroskop
Didokumentasikan hasil objek yang didapat.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAAN
Dinding sel
Sitoplasma
Inti sel
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisio : Spermatophyta
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Subkelas : Liliidae
Ordo : Liliales
Familiy : Liliaceae
Genus : Allium
(Rahmawati, 2015)
4.1.2 Tradescantia spathacea
Dinding sel
Sitoplasma
Inti sel
Stomata
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisio : Spermatophyta
Divisio : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledoneae
Subkelas : Angiospermae
Ordo : Bromeliaceae
Familiy : Bromeliales
Genus : Rhoeo
(Rahmawati, 2015)
4.1.3 Mukosa Mulut
Inti sel
Sitoplasma
Membran sel
4.2 Pembahasan
Pada tahun 1665, Robert Hooke mengamati sayatan gabus dari batang
Quercus suber menggunakan mikroskop.Ia menemukan adanya ruang-ruang
kosong yang dibatasi dinding tebal dalam pengamatannya. Robert Hooke
menyebut ruang ruang kosong tersebut dengan istilah cellulae artinya sel. Sel
yang ditemukan Robert Hooke merupakan sel-sel gabus yang telah mati.Sejak
penemuan itu, beberapa ilmuwan berlomba untuk mengetahui lebih banyak
tentang sel.Ilmuwan Belanda bernama Antonie van Leeuwenhoek (1632–1723)
merancang sebuah mikroskop kecil berlensa tunggal.Mikroskop itu digunakan
untuk mengamati air rendaman jerami.Ia menemukan organisme yang bergerak-
gerak di dalam air, yang kemudian disebut bakteri. Antonie van Leeuwenhoek
merupakan orang pertama yang menemukan sel hidup,
Seluruh makhluk hidup tersusun atas sel. Seladalah unit dasar kehidupan
yang didalamnya terdapat bahan-bahan terlarut dan organel-organel sel, Sel
merupakan pengatur dan pengontrol seluruh aktivitas tubuh makhluk hidup, baik
yang disadari maupun tidak disadari. Fungsi ini dijalankan tidak hanya oleh satu
sel, namun sekelompok sel yang membentuk jaringan, kemudian jaringan dengan
tujuan yang sama akan membentuk organ, lalu beberapa organ membentuk sistem
organ, dan sistem organ membentuk makhluk hidup (organisme).Hewan dan
tumbuhan merupakan golongan dari makhluk hidup. Setiap makhluk hidup
memiliki sel yang terdapat didalamtubuhnya,Sel yang terdapat pada hewan dan
juga tumbuhan memiliki fungsi masing masing. Sel sel tersebut berfungsi sebagai
alat yang membantu kelangsungan hidupnya.
Pada pecobaan yang dilakukan, untuk mengetahui bentuk, susunan, dan letak
sel tumbuhan dilakukan pada Allium cepa dan Tradescantia Spathachea, yaitu
dengan mengambil sampel tanaman tersebut sedikit atau setipis mungkin lalu
diletakkan di kaca preparat dan diberi air lalu ditutup menggunakan kaca penutup
dan diletakkan pada meja objek mikroskop dan diamati serta diambil gambar hasil
dari pengamatan tersebut. Begitu juga untuk pengamatan pada sel hewan dari
sampel air liur mulut manusia, yang diambil menggunakan stick es krim pada
dinding-dinding mulut dan di letakkan di kaca preparat lalu diberi methylene blue
setetes atau secukupnya saja, kemudian di tutup menggunakan kaca penutup, dan
diamati menggunakan mikroskop, dicari objeknya dan di ambil gambar hasil
pengamatan tersebut untuk kemudian di gambar.
Dari Hasil pengamatan pada Sel Hewan dan Sel Tumbuhanyang telah
dilakukan bahwa sel hewan dan sel tumbuhan memiliki perbedaan yaitu :
Sel Hewan
Memiliki sentrosom
Membran sel tersusun atas fosfor, lemak (lipid), karbohidrat, dan protein.
Membran sel berfungsi untuk melindungi dan mengatur lalu lintas zat yang keluar
masuk sel. Membran sel bersifat semipermeabel yang artinya, membran sel hanya
dapat dilewati oleh zat tertentu.
b. Sitoplasma
Nukleus tersusun atas membran, cairan inti (nukleoplasma), kromosom, dan anak
inti (nukleolus). Cairan inti tersusun atas air, protein, dan mineral. Kromosom
merupkan pembawa sifat menurun yang tersusun atas benang-benang kromatin.
Nukleus berfungsi untuk mengatur seluruh kegiatan sel.
d. Mitokondria
e. Ribosom
Ribosom adalah salah satu organel yang berukuran kecil dan padat dalam sel. Ribosom
berbentuk butiran-butiran. Ribosom ada yang menempel pada membran retikulum
endoplasma dan ada pula yang bebas di sitoplasma. Ribosom berfungsi untuk
tempat membuat (mensisntesis) protein.
f. Retikulum endoplasma
Retikulum endoplasma merupkan saluran berliku yang membentang dari inti sel
menuju ke sitoplasma. Ada dua tipe Retikulum endoplasma, Yaitu Retikulum
endoplasma kasar dan halus. Pada Membran retikulum endoplasma kasar, terdapat
ribosom. Retikulum endoplasma halus tidak ditempeli ribosom. Retikulum
endplasma berfungsi untuk membuat dan menyalurkan bahan-bahan yang
dibbutuhkan oleh oragnel-organel sel.
h. Lisosom
i. Sentriol
Sentriol berperan dalam pembelahan sel. Sentriol hanya dimiliki sel hewan jadi
tidak ada pada sel tumbuhan.
j. Vakuola
Vakuola berarti ruangan sel. Pada tumbuhan yang sudah tua, vakuola berukuran
besar dan berisi cadangan makanan. Sedangkan pada hewan vakuola berukuran
kecil. Pada protozoa, terdapat dua jenis vakuola, yaitu vakuola makanan dan
vakuola kontraktil. Vakuola makanan berfungsi untuk mencerna makanan
sedangkan vakuola kontraktil berfungsi untuk mengeluarkan zat sisa dan
mengatur keseimbangan air dalam sel.
k. Plastisida
l. Dinding sel
Membran sel tumbuhan dilindungi oleh dinding sel. Selain melindungi sel,
dinding sel juga menjaga bentuk sel tumbuhan tidak berubah dan tetap kaku.
m. Peroksisom
Peroksisom disebut juga badan mikro, berukuran hampir sama dengan lisosom.
Peroksisom dibatasi oleh membran tunggal dan terdapat baik pada sel tumbuhan
maupun sel hewan. Peroksisom berisi penuh dengan enzim, dan yang paling khas
ialah enzim katalase. Fungsi dari peroksisom yaitu :
1. Mengahasilkan enzim katalase dan oksidase. Enzim oksidase berfungsi untuk
menghasilkan hidrogen peroksida, yang membahayakan tubuh. Sehingga
peroksisom juga menghasilkan enzim katalase untuk mengatasi bahaya tersebut
2. Memecahkan lemak menjadi molekul karbohidrat untuk dijadikan sebagai
bahan respirasi sel
3. Menetralisir alkohol dan senyawa berbahaya lainnya
4. Membantu perubahan senyawa purin dalam sel
Pada hewan peroksisom banyak terdapat di hati dan ginjal, pada tumbuhan
terdapat dalam berbagai tipe sel.
n. Glioksisom
Pada saat melakukan pengamatan sel hewan dan sel tumbuhan pastinya
terdapat kesalahan-kesalahan yang tidak dapat dihindari baik yang disengaja
maupun tidak yaitu:
- Menutup kaca objek penutup saat ada gelombang udara sehingga objek yang
akan diamati tidak terlihat.
- Memotong objek yaitu allium cepa dan tradescantia spatachea yang akan
diamati terlalu tebal sehingga mengakibatkan bagian bagian dari sel tersebut
tidak dapat terlihat.
Dari hasil pengamatan yang di lakukan di dapatkan bahwa pada sel hewan
dan tumbuhan terdapat perbedaan yang sangat mencolok dari segi fisik, yaitu sel
hewan tidak memiliki dinding sel. Sehingga, sel hewan memiliki bentuk tidak
tetap. Sedangkan sel tumbuhan kaku dan bentuknya tetap.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Mengetahui bentuk sel tumbuhan dan hewan dari pengamatan menggunakan
mikroskop binokuler, dengan melakukan pengamatan Sel tumbuhan dari
tanaman tradescantia spathacea dan alium cepa yang diletakkan di kaca
preparat dengan setetes air, serta mengidentifikasi sel hewan dari cairan
dalam mulut yang diambil pada dinding dinding mulut menggunak stick es
krim dan diberi setetes methylene blue kemudian ditutup dengan kaca
penutup dan diamati dengn perbesaran tertentu.
Sel hewan dan tumbuhan dapat dibedakan dari bentuk fisik atau strukturnya,
pada sel tumbuhan memiliki dinding sel dan membran plasma, dinding sel
berfungsi mempertahankan bentuk sel dan memberikan perlindungan
terhadap sel, sehingga bersifat kaku. Sedangkan sel hewan tidak memiliki
dinding sel tapi memiliki membran plasma yang berfungsi sebagai batas luar
sel hewan, sehingga bersifat fleksibel dan bentuknya dapat berubah-ubah.
Dari hasil pengamatan dapat diambil kesimpulan bahwa sel hewan dan
tumbuhan memiliki banyak perbedaan. Dapat diperhatikan dari ukuran sel
tumbuhan lebih besar, daripada sel hewan, umumnya sel tumbuhan memiliki
plastid (kloroplas), sedangkan sel hewan memiliki lisosom dalam sitoplasma
yang tidak dimiliki oleh sel tumbuhan, sel tanamana biasanya memiliki
vakuola tunggal sedangkan hewan mungkin atau mungkin tidak mengandung
satu atau vakuola kecil.
5.2 Saran
Sebaiknya dalam melakukan pengamatan berikutnya menggunakan bawang
bombay (Allium cepa) agar mengetahui perbandingan dengan praktikum
sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Widya.
Jarum
Silet
Cawan petri
pensil
Tusuk gigi
Cutter
Pipet tetes
3.2.2 Bahan
Ujung akar bawang Bombay (Allium sp).
Air
3.3 Cara Kerja
Dipilih akar. Dipilih akar yang panjangnya berkisar 1-3 cm.
Direndam dalam larutan HCL 1 N selama 15 menit agar spesimen
terfiksasi dan menjadi lunak. Diambil, cuci dengan air bersih
Dipindahkan spesimen pada kaca objek bersih yang sudah ditetesi aceto-
arcein 2%. Dibiarkan selama 5-10 menit.
4.2 Pembahasan
Pembelahan mitosis merupakan pembelahan yang terjadi pada sel hewan
maupun tumbuhan, yang akan menghasilkan sel anakan ataupun sel baru yang
sifatnya mirip dengan induknya. Pada percobaan yang membahas dan
mempelajari tentang pembelahan mitosis ini, terdapat beberapa fase yang akan
diamati yaitu fase profase, metafase, anafese, dan telofase. Profase merupakan
fase pertama pembelahan.Pada fase ini kromosom mulai terjadi pemendekan,
menebal, dan masing-masing saling berpasangan (2n) yang berdiri dari dua
benang.Pada fase ini, membran ini masih tampak.Pada fase ini membran inti
melebur.Kromosom berkumpul di bidang ekuator yang ada di tengah sel.
Kromosom memperbanyak diri maka setiap kromosom terdiri dari dua
kromatid.Pada saat ini dapat dikatakan bahwa sel memiliki 4n kromosom. Pada
fase anafase setiap kromosom memisahkan diri menjadi dua bagian yang sama,
masing-masingbergerak menuju ke arah kutub sel yang saling berlawanan, jadi 2n
kromosom bergerak ke kutup yang satu, dan 2n kromosom bergerak kekutub yang
lain. Kromosom sampai di kutub masing-masing kemudian terbentuk membran
inti yang mengelilingi kelompok kromosom.Setiap kedua inti yang baru terbentuk
itu, muncul membran pemisah.Kemudian terbentuklah membran sel yang
memisahkan kedua sel anak tersebut. Maka lengkaplah sudah proses pembelahan
mitosis, dari satu sel menjadi dua sel anak. Setiap sel anak memiliki 2n
kromosom.
Berikut ini adalah perbedaan antara pembelahan secara mitosis dan meiosis
A. Mitosis:
Terjadi pada semua sel tubuh (autosom) yang sedang memperbanyak
diri.
Hanya terdapat satu tahap pembelahan dalam satu siklus pembelahan
sel.
Tidak terdapat pasangan kromosom homolog, yang berpisah adalah
kromatid-kromatid yang bergerak menuju kutub yang berbeda.
Tidak terjadi pertukaran segmen kromosom.
Sel baru yang dihasilkan sari suatu mitosis akan mempunyai struktur
genetik yang sama dengan sel awal. Hasil akhir dari pembelahan satu
sel adalah dua sel baru yang sama.
B. Meiosis :
Hanya terjadi pada sel gonad pada saat pembentukan gamet.
Terdapat dua tahap pembelahan, yaitu meiosis I dan meiosis II.
Terdapat pasangan kromosom homolog pada meiosis I, kemudian setiap
anggota pasangan kromosom akan bermigrasi menuju kutub yang
berbeda. pada meiosis II baru terjadi pemisahan kromatid seperti pada
mitosis.
Terjadi pindah silang antara kromosom homolog yang berpasangan.
Sel yang dihasilkan melalui proses meiosis akan mempunyai jumlah
kromosom separuh dari sel semula.
Hasil akhir dari pembelahan satu sel adalah empat sel baru yang
mempunyai jumlah kromosom separuh dari sel induk.
Pada percobaan yang bertujuan untuk mengamati tahap pembelahan sel
secara mitosis ini, bahan atau objek yang digunakan adalah akar bawang bombay.
Penggunaan akar bawang bombay diharapkan bisa memperlihatkan dengan jelas
proses dan tahap- tahap yang terjadi selama sel melakukan pembelahan secara
mitosis. Akar bawang digunakan untuk mempelajari mitosis dengan alasan
karenaakar bawang memiliki kromosom yang besar, jumlah kromosomnya tidak
terlalu banyak, sehingga lebih memungkinkan untuk mendapatkan hasilpercobaan
yang lebih baik , mudah didapatkan , dan mudah dilakukan(membuat preparat dan
meneliti jaringannya) dan karena akar merupakansalah satu jaringan yang sel-sel
penyusunnya adalah sel-sel somatik,khusus pada ujung akar terdiri dari sel-sel
yang bersifat meristematik,yaitu sel-selnya selalu aktif membelah, sehingga
diharapkan fase-fasemitosis dapat diamati secara lengkap.
Alasan lainnya kenapa menggunakan akar bawang bombayantara lain
karena akar merupakan salah satu jaringan yang sel-sel penyusunnya adalah sel-
sel somatik, khusus pada ujung akar bersifat meristematik. Mitosis merupakan
pembelahan sel yang umumnya terjadi pada sel-sel yang hidup terutama sel-sel
yang sedang tumbuh, dan dan sel-sel ini umnya terdapat pada ujung akar dan
ujung batang tumbuhan.Hal inilah yang melatarbelakangi digunakannya akar
dalam praktikum mitosis ini.
Proses mitosis akan banyak ditemukan pada bagian-bagian jaringan
selsomatik yang bersifat meristematik yaitu ujung akar dan ujung batang.
Pembuatan sediaan dengan metode squash atau pencetan yaitu teknik pembuatan
sediaan dengan menggunakan metode pencetan atau menekan bahanyang akan
digunakan sampai terbentuk lapisan yang sangat tipis sehingga bagiansel yang
ingin diamati terlihat dengan jelas.Bahan yang sering digunakan dalam teknik
squash adalah anther bungakembang sepatu ataupun akar dari bawang merah
maupun bawang bombai.Metode squash lebih mengarah pada pembelahan yang
terjadi pada anther danujung akar.
Pembuatan sediaan dengan metode squash atau pencetan yaitu teknik
pembuatan sediaan dengan menggunakan metode pencetan atau menekan bahan
yang akan digunakan sampai terbentuk lapisan yang sangat tipis sehingga bagian
sel yang ingin diamati terlihat dengan jelas. Bahan yang sering digunakan dalam
teknik squash adalan anther bunga kembang sepatu ataupun akar dari bawang
merah maupun bawang bombai. Metode squas lebih mengarah pada pembelahan
yang terjadi pada anther dan ujung akar.Untuk ujung akar yang sering digunakan
adalah bagian akar yang baru tumbuh atau bagian apeksnya yaitu bagian yang
berwarna putih, pada bagian tersebut seringkali terjadi pembelahan terutama
pembelahan mitosis, sedangkan untuk anther seringkali memperlihatkan
pembelahan meiosis.
Berikut merupakan beberapa perlakuan yang digunakan dalam percobaaan
ini, Sebelum mengamati sel-sel akar dibawah mikroskop, potongan-potongan akar
direndam dengan HCl, hal ini bertujuan untuk memudahkan dalam memotong
tudung akar bawang merah (Allium cepa), karena dengan pemberian HCl dapat
memperjelas batas tudung akar dengan sel-sel diatasnya, tudung akar akan terlihat
lebih putih dibandingkan bagian lain dari akar bawang merah(Allium cepa),
pemberian HCl ini juga dapat melunakkan dinding sel sehingga memudahkan
dalam memotong.
Perlakuan berikutnya adalah pemberian acetocarmin, acetocarmin adalah
pewarna, sehingga jelas fungsinya dalah untuk memberi pigmen kepada sel-sel
akar bawang sehingga mudah untuk diamati.Tidak cukup dengan itu agar
penyerapan warna lebih cepat maka perlu ditambahkan FeCl2, yang pada
praktikum kemarin kami dapatkan dengan mencacah bahan amatan dengan
menggunakan silet berkarat.
Berikut merupakan faktor kesalahan yang dapat terjadi dalam percoban ini:
Kurang fokusnya praktikan dalam memotong bagian ujung akar bawang
bombay yang menyebabkan perbedaan objek yang ingin diamati.
Kurang fokusnya praktikan dalam mengamati waktu dalam proses
perendaman sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Ketidaktepatan praktikan dalam melakukan metode ataupun perlakuan
squas sehingga objek bisa hancur atau hasilnya tidak sempurna.
Kurang fokusnya praktikan dalam mengamati objek menggunakan
mikroskop.
Kurang telitinya praktikan dalam mengamati objek dengan perbesaran
tertentu yang telah ditetapkan agar objek yang ingin diamati bisa terlihat
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Tahap-tahap pembelahan mitosis terdiri dari profase, metafese, anafase,
telofase dan interfase
Ciri-Ciri Tahap Profase Benang-benang kromonema menjadi pendek dan
bertambah tebal membentuk kromosom homolog dengan duplikatnya
sehingga menjadikan kromosom menjadi 2 yaitu Nukleous dan membran inti
menghilang, Sentriol membelah 2 dan bergerak berlawanan kearah dua kutub
yang berlawanan pula, Setiap sentriol menuju ke benang spinder (benang
gelendong. Ciri-Ciri Tahap Metafase adalah setiap kromosom homolog
dengan duplikatnya sejajar di bidang metafase/dataran metafase. Ciri-Ciri
Tahap Anafase yaitu setiap kromosom homolog memisahkan diri dublikatnya
kearah dua kutup berlawanan dengan gerakan kontraksi dari daya tarik
benang spindel. Ciri-Ciri Tahap Telofase kromosom homolog dan kromosom
dublikatnya saling menuju ke kutub selnya masing-masing ,Mulai terlihat
membran inti sel dan nukleolus,Dibagian tengah sel mulai terbentuk dan
adanya sekat pemisah, terbentuknya dua sel anak.
Hasil dari pembelahan mitosis adalah terbentuknya dua sel anakan yang
mempuyai sifat identic dengan induknya.
5.2 Saran
Sebaiknya pemotongan akar bawang bombay (Allium sp.) dilakukan pada
waktu pagi hari karena pada waktu pagi hari akar bawang bombay lagi dalam
masa aktif pembelahan.
DAFTAR PUSTAKA
Rahmawati,Dian. Purwaningsih .2015.Sel.Jakarta:Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah
Yudiarti,Turrini.Semarang:Universitas Dipenogoro.
LAMPIRAN
ACARA IV
MORFOLOGI TUMBUHAN
BAB I
PENDAHULUAN
Akar adalah bagian tumbuhan yang mempunyai fungsi untuk menyerap air
dan unsur-unsur hara serta untuk menopang tegaknya tumbuhan. Umumnya
dilengkapi dengan bulu akar yang berfungsi memperluas daerah penyerapan air dan
unsur hara dalam tanah.Batang adalah bagian tumbuhan yang mempunyai fungsi
untuk mendukung daun sehingga berada dalam keadaan yang sesuai untuk dapat
berfotosintesis. Daun adalah bagian tumbuhan dimana proses fotosintesis
berlangsung.Bunga adalah bagian tumbuhan yang berfungsi sebagai alat reproduksi.
Tumbuhan yang demikian banyak macam dan ragamnya itu mempunyai daun
yang helaiannya berbeda-beda pula, baik mengenai bentuk, ukuran, maupun
warnanya adalah tidak mudah untuk menemukan dua jenis tumbuh-tumbuhan
yang helaian daunnya persis sama bentuk dan warnanya. Oleh sebab itu, walaupun
tidak besar nilainya, terutama dalam hal yang meragukan, sering orang
membandingkan bentuk helaian daun untuk memperoleh kepastian mengenai jenis
tumbuhan yang dihadapi untuk dikenal. Karna helaian daun merupakan bagian
daun yang terpenting dan lekas menarik perhatian (Tjitrosoepomo, 2009).
Pada suatu tumbuhan ada kalanya hanya terdapat satu bunga saja, misalnya
bunga coklat (Zephyranthus rosea lindl.), tetapi pada umumnya pada tumbuhan
dapat ditemukan banyak bunga. Tumbuhan yang hanya menghasilkan satu bunga
saja dinamakan tumbuhan berbunga tunggal (planta uniflora) sedang lainnya
tumbuhan berbunga banyak (planta multiflora) (Tjitrosoepomo, 2009).
Suatu bunga majemuk harus dapat dibedakan dari cabang yang mendukung
sejumlah bunga diketiaknya. Pada suatu cabang dengan sejumlah bunga diketiak
jelas kelihatan, bahwa diantara bunga-bunganya sendiri yang terdapat pada
cabang itu terdapat daun-daun biasa yang berguna untuk berasimilasi
(Tjitrosoepomo, 2009).
Fungsi utama akar adalah sebagai alat penyerap dan unsur har, yang selanjutnya
akan diteruskan ke batang dan daun, sehingga terjadilah proses metabolisme.
Sifat-sifat akar umunya bertolak belakang dengan sifat batang, antara lain adalah
tumbuh menuju ke pusat bumi yang dpositikenal dengan istilah geotrofi positif
atau menuju ke sumber air (hidrotrofi), dan tumbuh menjauhi cahaya (fototrofi
negatif). Akar tidak berbuku atau beruas, karna itu tidak mendukung duduknya
daun. Dalam hal ini biasanya akar berwarna terang, yaitu putih kekuning-
kuningan. Akar akan tumbuh terus, walaupun pertumbuhannya tidak secepat
batang (Rosanti, 2013).
Secara anatomi, akar tediri dari jaringan utama berupa xilem, dan floem.
Jaringan xilem bertugas untuk menyerap air, sedangkan jaringan floem bertugas
menyerap unsur hara. Berdasarkan struktur xilem dan floem, akar tumbuhan
monokotil berbeda dengan akar tumbuhan dikotil. Secara morfologi, akar
merupakan salah satu cara yang paling mudah dalam membedakan akar tumbuhan
monokotil dan dikotil, yang dikenal dengan akar tunggang dan akar serabut
(Rosanti, 2013).
Bunga dikenal dengan nama ilmiah fructus, buah dihasilkan dari proses
penyerbukan atau pembuahan pada bunga. Setelah pembuahan, bunga akan
berkembang menjadi buah dan buah adalah struktur yang membawa biji. Dengan
demikian buah adalah organ pada tumbuhan yang berbunga yang merupakan
perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah biasanya membungkus
dan melindungi biji, yakni sebagai pemencar biji tumbuhan (Rosanti, 2013).
Struktur pokok tumbuhan hanya terdiri dari daun, akar, batang, bunga, dan
buah. Kelima struktur pokok ini dapat berkembang dengan mengalami perubahan
bentuk yang dikenal sebagai metamorfosis tumbuhan, menjadi struktur baru
dalam bentuk kuncup (gemma), rimpang (rhizoma), umbi (tuber), alat pembelit
(cirrhus), duri (spina) dan alat alat tambahan (organa accessoria) (Rosanti,
2013).
Pada sistem akar tunggang, akar pokok atau batang akar dapat dibedakan
dengan jelas dari cabang-cabangnya. Hal ini disebabkan karna pertumbuhan akar
pokok jauh lebih cepat daripada pertumbuhan cabang, sehingga batang akar
sangat jelas terlihat. Akar pokok berasal dari akar lembaga disebut akar tunggang
(radiks primaria). Susunan akar yang demikian biasanya terdapat pada tumbuhan
berbiji belah (Dycotyledoneae) dan tumbuhan berbiji terbuka (gymnospermae).
Akar tunggang yang bercabang berbentuk kerucut panjang, tumbuh lurus
kebawah, barcabang banyak, dan cabang-cabangnya bercabang lagi, sehingga
dapat memberi kekuatan yang lebih besar kepada batang, dan juga daerah
perakaran menjadi amat luas, sehingga dapat menyerap air dan unsur hara yang
lebih banyak (Rosanti, 2013).
Akar udara disebut juga akar gantung, yang keluar dari bagian-bagian
diatas tanah. Biasanya menggantung keudara dan tumbuh diatas tanah, bergantung
pada tingginya tempat permukaan keluarnya akar gantung dapat mencapai
panjang sampai 30m. Selama masih menggantung akar ini hanya dapat menolong
menyerap air dan zat gas dari udara, dan seringkali mempunyai jaringan khusus
untuk menimbun udara dan air setelah mencapai tanah (Rosanti, 2013).
Bagian dari aksis tumbuhan yang menopang daun dan organ reproduktif,
dan biasanya terletak di atas permukaan tanah dan berdiri tegak disebut batang.
Secara umum, batang dan akar mempunyai struktur yang relatif sama, keduanya
memiliki stele dengan xilem dan floem,perisikel, endodermis, korteks dan
epidermis. Perbedaannya adalah dalam hal struktur berkas pengankutnya. Pada
akar, berkas xilem dan floem primer terletak dalam radius yang berbeda dan
terpisah satu dengan yang lainnya, sedang pada batang berkas xilem dan floem
terletak bersebelahan dan dalam radius yang sama. Dalam perkembangan
sekundernya, batang dan akar dari perisikel, sedang akar adventif berkembang
dari bagian akar yang telah dewasa selain perisikel atau dari bagian tubuh yang
lain misalnya dari batang atau daun (putra, 2016).
Pada tumbuhan kelas tingkat tinggi dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu tumbuh-tumbuhan berbiji keping satu atau yang disebut dengan monokotil
monocotyledonae dan tumbuhan berbiji keping dua atau yang disebut juga dengan
dikotil dicotyledonae. Tubuh tumbuhan dibagi ke dalam sistem akar dan sistem
tunas yang ada di atas permukaan tanahyang terdiri dari batang, daun dan bunga,
yang dihubungkan oleh jaringan vaskuler yang kontinu di seluruh tubuh
tumbuhan, mengangkut zat-zat antara akar dan tunas. Jenis jaringan vaskuler
adalah xilem, yang mengirim air dan mineral terlarut ke atas dari akar ke tunas,
dan floem, yang mengangkut makanan yang dibuat di daun yang sudah dewasa ke
akar dan ke bagian- bagian sistem tunas (putra, 2016).
Salah satu bagian dari tumbuhan adalah akar. Akar pada tumbuhan
memiliki peranan penting bagi tumbuhan. Akar merupakan bagian tubuh
tumbuhan sebelah bawah, biasanya berkembang dibawah permukaan tanah
meskipun ada pula akar yang tumbuh di udara (seperti halnya batang ada pula
yang tumbuh di bawah permukaan tanah). Susunan dan perkembangan jaringan
primer akar dan batang dapat dibedakan dengan jelas misalnya perkembangan
epidermisnya. Pada tumbuhan berbiji, xylem akar primer bersifat eksarch dan
xilem batang bersifat endarch. Xilem dan floem diakar muda membentuk berkas
pengangkut yang tersusun berseling, sedang pada batang membentuk berkas
pengangkut yang tersusun secara kolateral, bikolateral, atau konsentris. Pada akar
tidak dijumpai bangunan yang serupa daun, cabang-cabangnya terbentuk dari
bagian yang telah dewasa (bukan dikuncup sperti pada batang), tidak mempunyai
stomata tetapi mempunyai tudung akar yang tidak ada persamaannya pada batang.
Berdasarkan asal pembentukannya, ada dua tipe akar yaitu akar primer dan akar
adventif (Tjitrosoepomo, 2009).
Tumbuhan tersusun dari berbagai organ seperti akar, batang, daun dan
organ reproduksi. Organ-organ tersebut juga tersusun dari berbagai jaringan,
seperti jaringan meristem, parenkim, sklerenkim, kolenkim, epidermis dan
jaringan pengangkut. Epidermis merupakan lapisan sel-sel paling luar dan
menutupi permukaan daun, bunga, buah, biji, batang dan akar. Berdasarkan
ontogeninya, epidermis berasal dari jaringan meristematik yaitu protoderm .
Epidermis berfungsi sebagai pelindung bagian dalam organ tumbuhan.
Berdasarkan fungsinya, epidermis dapat berkembang dan mengalami modifikasi
seperti stomata dan trikomata (Tjitrosoepomo, 2009).
Asal akar adalah dari akar lembaga (radix), pada Dikotil, akar lembaga
terus tumbuh sehingga membentuk akar tunggang, pada monokotil, akar lembaga
mati, kemudian pada pangkal batang akan tumbuh akar-akar yang memiliki
ukuran hampir sama sehingga membentuk akar serabut. Akar monokotil dan
dikotil ujungnya dilindungi oleh tudung akar atau kaliptra, yang fungsinya
melindungi ujung akar sewaktu menembus tanah, sel-sel kaliptra ada yang
mengandung butir . Butir amilum, dinamakan kolumela (putra, 2016).
Bagian dari aksis tumbuhan yang menopang daun dan organ reproduktif,
dan biasanyaterletak di atas permukaan tanah dan berdiri tegak disebut batang.
Secara umum, batang danakar mempunyai struktur yang relatif sama, keduanya
memiliki stele dengan xilem dan floem, perisikel, endodermis, korteks dan
epidermis. Perbedaannya adalah dalam hal struktur berkas pengankutnya. Pada
akar, berkas xilem dan floem primer terletak dalam radius yang berbeda dan
terpisah satu dengan yang lainnya, sedang pada batang berkas xilem dan floem
terletak bersebelahan dan dalam radius yang sama. Dalam perkembangan
sekundernya, batang dan akar memiliki struktur yang relatif sama (putra, 2016).
BAB III
METODE PENELITIAN
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Monocotyledone
Ordo : Poales
Family : Poaceae
Genus : Oryza
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Liliopsida
Ordo : Poales
Family : Poaceae
Genus : Zea
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Family : Malvaceae
Genus : Hibiscus
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Sprmatophyta
Class : Dycotiledon
Ordo : Malvales
Family : Malvaceae
Genus : Hibiscus
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Dycotiledone
Ordo : Legominosae
Family : Caesalpiniaceae
Genus : Caesalpinia
5.1 Kesimpulan
Bentuk dan susunan tubuh pada tumbuhan terdiri dari Akar (Radix),Batang
(Caulix),daun (Folium) dan Bunga (Flox) . Morfologi Tumbuhan adalah Ilmu
yang mempelajari struktur organ tumbuhan baik mengenal
akar,daun,batang,bunga,dan biji,namun Pada dasarnya tumbuhan tersusun
atas 3 organ pokok yaitu akar (radiks), batang (kaulis), dan daun (folium).
Tumbuhan yang mempunyai ketiga unsur pokok tersebut digolongkan
sebagai Kormofita (cormo = kormus, yaitu: akar, batang dan daun; phyta =
tumbuhan), sedangkan bagian lain dari tubuh tumbuhan dapat dipandang
sebagai turunan (derivat) dari salah satu atau 2 bagian pokok tersebut yang
telah mengalami perubahan bentuk, sifat dan fungsi.
Tumbuhan dikotil mempunyai ciri: akar tunggang, batang bercabang, daun
menyirip atau menjari, tidak memiliki tudung akar, biji berkepeing dua,
jumlah kelopak bunga kelipatan dua, berkas pengangkut kolateral terbuka,
memiliki dua keping kotiledon, sedangkan tumbuhan monokotil memiliki ciri
akar serabut, tilang daun lurus atau sejajar, memiliki tudung akar, keping
berbiji satu, tidak memiliki kambium, jumlah kelopak bungan kelipatan tiga.
Batang (caulis), akar (radix), daun (folium), tangkai daun (petiolus), helai
daun(lamina), tulang daun(nervatio veratio), mahkota(corola),
putik(pistillum) dan sebagainya.
5.2 Saran
Sebaiknya pada percobaan selanjutnya dapat menggunakan tumbuhan selain
dari tumbuhan yang tergolong ke dalam tumbuhan monokotil dan dikotil,
sehingga kita dapat mengetahui berbagai macan bagian tumbuhan dari berbagai
jenisnya.
DAFTAR PUSTAKA
Rosanti,Dewi.2013.Morfologi Tumbuhan.Jakarta:Erlangga
Tjitrosoepomo,Gembong.2009.Morfologi Tumbuhan.Yogyakarta:Universitas
Gadjah Mada
2.5 Epidermis
Epidermis adalah lapisan sel-sel yang terletak paling luar pada permukaan
tubuh tanaman. Istilah epidermis berasal dari bahasa yunani, yaitu “epi” yang
berarti diatas dan “derma” yang berarti kulit. Fungsi utama dari epidermis adalah
untuk membatasi tingginya laju transpirasi, memberikan perlindungan secara
mekanis bagi tanaman,mendorong pertukaran udara dengan adanya stomata, serta
sebagai tempat penyimpanan air dan produk-produk metabolit. Sel-sel epidermis
umumnya berbentuk tubular. Bentuk, ukuran, serta ketebalan dinding dan kutikula
sel-sel epidermis ini adakalanya berbeda tergantung pada letaknya pada organ
tanaman (Zulkarnain, 2009).
2.6 Xilem
Istilah xilem berasal dari bahasa yunani yaitu “xylos” yang berarti kayu.
Xilem merupakan jaringan yang berperan untuk pengangkutan air di dalam tubuh
tanaman. Xilem bersama-sama dengan floem dikenal sebagai jaringan vaskular
atau jaringan pengangkut. Ada 4 macam sel dalam proporsi berbeda yang
dijumpai pada jaringan xilem yaitu pembuluh, trakeid, serat dan parenkim.
Sebagian besar sel xilem merupakan sel-sel pembuluh dan trakeid, serat dan
parenkim. Sebagian besar sel xilem merupakan sel-sel pembuluh dan trakeid yang
memiliki dinding yang mengalami lignifikasi tebal. Sel-sel xilem pun merupakan
elemen penghantar air. Sel trakeid bentuknya panjang mirip dengan sel
serat,namun dengan diameter yang lebih lebar. Pada potongan melintang jaringan
xilem, tampak bahwa sel-sel pembuluh yang besar dengan bentuk hampir
membulat. Sel trakeid bentuknya panjang mirip dengan sel serat, namun dengan
diameter yang lebih lebar. Pada potongan melindung jaringan xilem, tampak
bahwa sel-sel pembuluh yang besar dengan bentuk hampir membulat. Sel trakeid
sulit dibedakan dari sel serat ataupun vessel pada potongan melintang xilem
(Zulkarnain, 2009).
Perbedaan berikut ini dapat ditemukan pada potongan melintang jaringan
xilem yaitu :
a. Pembuluh metaxilem, yaitu sel-sel dengan ukuran lebih besar, ditemukan pada
bagian yang terbentuk paling akhir di xilem.
b. Pembuluh protoxilem, yaitu sel-sel yang mengalami lignifikasi, dibentuk
pertama kali dan biasanya agak padat. Perlu diperhatikan bahwa pada
batang,protoxilem terdapat di sebelah dalam metaxilem;sedangkan pada akar,
protoxilem terdapat di sebelah luar.
c. Penebalan lignin pada trakeid dan pembuluh merupakan salah satu dari lima
tipe sel xilem. Penebalan spiral merupakan karateristik pembuluh protoxilem.
d. Sel-sel parenkim yaitu sel sel berdinding tipis yang berdinding tipis berasosiasi
dengan pembuluh dan trakeid
(Zulkarnain, 2009).
2.7 Floem
Istilah floem berasal dari bahasa yunani yaitu floem yang artinya kulit
adalah jaringan penghantar makanan yang pokok pada tanaman tingkat floem dan
xilem secara spasial saling berkaitan satu sama lain dan membentuk sistem
vaskular pada tubuh tanaman. Pada jaringan floem dapat ditemukan tipe sel, yaitu
pembuluh tapis, sel penyerta, sel parenkim dan sel serat. Sel yang terbentuk
tubulur (silindris), memanjang dan memiliki dinding yang tipis merupakan sel sel
pembuluh tapis.sel-sel tersebut aktif pada saat masih muda. Semakin menuanya
pembuluh tapis,inti sel mengalami disintegrasi, walaupun sitoplasmanya tetap
bertahan. Setiap pembuluh tapis disertai oleh satu sel penyerta yang tetap
memiliki inti pada saat dewasa. Bagian dinding pembuluh tapis yang menopang
dua atau lebih bidang tapis umumnya disebut lempeng tapis. Seperti semua
organisme multiseluler, tumbuhan dicirikan selular, yakni spesialisasi sel-sel
dalam struktur dan fungsi. Diferensiasi selular mungkin melibatkan perubahan-
perubahan di dalam sitoplasma dan organel-organelnya maupun di dalam dinding
sel (Campbell, 2012). Meristem-meristem menghasilkan sel-sel untuk organ-
organ baru bahwa pertumbuhan tumbuhan tidak terbatas pada periode embrionik
atau juvenil. Sebagai gantinya, pertumbuhan terjadi disepanjang kehidupan
tumbuhan suatu proses yang dikenal pertumbuhan intermediate (Campbell, 2012).
Syringodium issoetifolium merupakan tumbuhan tingkat tinggi
(Angiospermae) yang mampu beradaptasi untuk dapat hidup terbenam di laut
sampai kedalaman 8-15 meter dan 40 meter di bawah permukaan laut di perairan
tenang dan terlindung, serta sangat bergantung pada cahaya matahari yang masuk
ke perairan. S.isoetifolium merupakan tumbuhan laut monokotil yang memiliki
perkembangan daun, sistem perakaran dan batang yang lengkap. Kemampuan
S. Isoetifolium berkembang biak di perairan laut, karena mempunyai struktur
morfologi dan anatomi yang khusus sehingga dilakukan penelitian mengenai S
isoetifolium. Penelitian ini termasuk penelitian observasional. Analisis data
dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Karakteristik anatomi yang
diteliti ialah struktur epidermis (Frasiandini, 2014).
Struktur mesofil merupakan struktur berkas pembuluh. Struktur anatomi
yang dimiliki oleh S issoetifolium ialah akar berupa akar serabut dan memiliki
struktur anatomi berupa lapisan epidermis yang mempunyai trikhoblast, lapisan
eksodermis, lapisan korteks, lapisan endodermis dan berkas pembuluh utama yang
terletak secara radial. Batang S. isoetifolium merebah, struktur anatomi batang dari
S.isoetifolium berupa lapisan epidermis selapis, lapisan korteks yang mempunyai
berkas pembuluh kecil yangmenyebar secara melingkar bertipe konsentris
amfikribal, berkas pembuluh utama terletak secara konsentris amfikribal. S.
isoetifolium mempunyai bangun daun acicular dengan ujung daun runcing,
pangkal daun runcingmemiliki ligula dan memiliki pelepah, struktur anatomi daun
S. isoetifolium berupa lapisan kutikula yang tipis danberklorofil, lapisan
epidermis, jaringan mesofil yang kaya akan kloroplas dan terdapat berkas
pembuluh kecil yang menyebar sebanyak delapan buah, serta berkas pembuluh
utama terletak secara konsentris amfikribal (Frasiandini, 2014).
Tumbuhan tersusun dari berbagai organ seperti akar, batang, daun dan
organ reproduksi. Organorgan tersebut juga tersusun dari berbagai jaringan,
seperti jaringan meristem, parenkim, sklerenkim, kolenkim, epidermis dan
jaringan pengangkut Epidermis merupakan lapisan sel-sel paling luar dan
menutupi permukaan daun, bunga, buah, biji, batang dan akar. Berdasarkan
ontogeninya, epidermis berasal dari jaringan meristematik yaitu protoderm (Putra,
2016).
Epidermis berfungsi sebagai pelindung bagian dalam organ tubuh
tumbuhan. Berdasarkan fungsinya, Epidermis dapat berkembang dan mengalami
modifikasi seperti stomata dan trikomata. Bagian dari aksis tumbuhan yang
menopang daun dan organ reproduktif dan biasanya terletak di atas permukaan
tanah dan berdiri tegak disebut batang. Secara umum, batang dan akar mempunyai
struktur yang relatif sama, keduanya memiliki stele dengan xilem dan floem,
perisikel, endodermis, korteks dan epidermis (Putra, 2016).
Perbedaannya adalah dalam hal struktur berkas pengankutnya. Pada akar,
berkas xilem dan floem primer terletak dalam radius yang berbeda dan terpisah
satu dengan yang lainnya, sedang pada batang berkas xilem dan floem terletak
bersebelahan dan dalam radius yang sama. Dalam perkembangan sekundernya,
batang dan akamemiliki struktur yang relatif sama (Putra, 2016).
Kelompok sel tumbuhan tertentu membentuk suatu kelompok sel yang
memiliki struktur dan fungsi yang sama dan disebut jaringan. jaringan pada
tumbuhan berasal dari pembelahan sel embrional yang berdiferensiasi menjadi
bermacam-macam bentuk yang memiliki fungsi khusus. Berdasarkan aktivitas
pembelahan sel selama fase pertumbuhan dan perkembangan sel/jaringan
tumbuhan, maka jenis jaringan pada tumbuhan dibagi menjadi dua, yaitu jaringan
meristem dan jaringan dewasa (permanen). Xylem dan floem merupakan jaringan
pengangkut tumbuhan. Jaringan xylem berfungsi sebagai saluran pengangkut air
dan zat hara dari akar ke bagian lain tumbuhan. Jaringan floem berfungsi sebagai
pengangkut hasil similasi dari daun ke bagian tumbuhan yang membutuhkan
(Putra, 2016).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
No Gambar Keterangan
1. Folium 1. Epidermis Atas
Daun 2. Epidermis Bawah
Bayam 3. Xylem
(Amarant hus
4. Floem
sp.)
5. Ruang Udara
6. Palisade
Perbesaran 4x10
2. Caulis 1. Epidermis
Batang Bayam (Amaranthus sp.) 2. Korteks
3. Kambium
4. Xylem
5. Floem
6. Empulur
Perbesaran 4x10
3. Folium 1. Epidermis Bawah
Daun Jagung (Zea mays) 2. Epidermis Atas
3. Xylem
4. Floem
5. Ruang Udara
6. Palisade
Perbesaran 4x10
4. Caulis 1. Epidermis
Batang Jagung (Zea mays) 2. Korteks
3. Endodermis
4. Xylem
5. Floem
6. Empulur
Perbesaran 4x10
4.2 Pembahasan
Anatomi adalah Ilmu yang mempelajari tentang struktur tubuh manusia,
berasal dari bahasa yunani “ana” yang berarti habis atau keatas dan “tomos” yang
berarti memotong atau mengiris. Maksudnya anatomi adalah ilmu yang
mempelajari struktur tubuh (manusia) dengan cara menguraikan tubuh (manusia)
menjadi bagian yang kecil kebagian yang paling kecil, dengan cara memotong
atau megiris tubuh (manusia) kemudian diangkat, dipelajari dan diperiksa
menggunakan mikroskop ) (Hidayat, 1995).
Anatomi yang akan diajarkan untuk memperdalam atau untuk memahami
ilmu gerak adalah anatomi macroscopia yang tergolong dalam anatomi
systematica yang meliputi Osteologi, arthrologi dan myology dan anatomi
regionale yang meliputi: Regio membri superioris (anggota gerak atas), Regio
membri inferioris (anggota gerak bawah), Regio thoracalis (dada) dan Regio
abdominalis (perut) (Hidayat, 1995).
Ilmu Anatomi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari kronologi
masalah anatomi mulai dari kejadian pemeriksaan kurban persembahan pada masa
purba hingga analisa rumit akan bagian-bagian tubuh oleh para ilmuwan modern.
Dalam perkembangannya, manusia semakin memahami fungsi-fungsi dan struktur
tubuh melalui ilmu anatomi. Metode pemeriksaan selalu berkembang, dari
pemeriksaan tubuh hewan, pembedahan mayat, sampai ke teknik-teknik kompleks
yang dikembangkan pada satu abad terakhir.
Berikut salah satu gagasan tentang bagian tumbuhan yang dijelaskan oleh
Putra (2016) yaitu bagian dari tumbuhan salah satunya adalah akar. Akar pada
tumbuhan memiliki peranan penting bagi tumbuhan. Akar merupakan bagian
tubuh tumbuhan sebelah bawah, biasanya berkembang di bawah permukaan
tanah meskipun ada pula akar yang tumbuh di udara (seperti halnya batang
ada pula yang tumbuh di bawah permukaan tanah). Susunan dan
perkembangan jaringan primer akar dan batang dapat dibedakan dengan jelas
misalnya perkembangan epidermisnya. Pada tumbuhan berbiji, xylem akar
primer bersifat eksarch dan xilem batang bersifat endarch. Xilem dan floem
diakar muda membentuk berkas pengangkut yang tersusun berseling, sedang
pada batang membentuk berkas pengangkut yang tersusun secara kolateral,
bikolateral, atau konsentris (Putra, 2016).
A. Jaringan Meristem (Embrionik) Tumbuhan
Pengertian Jaringan Meristem - Jaringan meristem adalah jaringan muda
sekelompok sel-sel tumbuhan aktif membelah. Sel-sel meristem akan
menghasilkan sel baru yang sebagian dari hasil pembelahan akan tetap berada di
dalam meristem, hal ini disebut sebagai sel permulaan atau inisial. Sedangkan dari
sel-sel baru, digantikan kedudukannya oleh sel meristem yang disebut dengan
derivatif atau turunan.
B. Jaringan Dewasa (Permanen) Tumbuhan
Jaringan meristem dewasa adalah jaringan yang telah mengalami deferensiasi.
Jaringan ini sudah tidak mengalami pembelahan lagi atau tidak aktif.Macam-
macam jaringan dewasa (Permanen).Jaringan dewasa dapat terdiri dari beberapa
macam yang dibedakan berdasarkan dari bentuk dan fungsinya. Macam-macam
jaringan dewasa (permanen) adalah sebagai berikut.
C. Jaringan Epidermis (Pelindung)
Jaringan epidermis adalah lapisan paling luar pada setiap organ tumbuhan
seperti akar, batang, daun, buah, bunga, biji).Jaringan epidermis berfungsi sebagai
pelindung yang menutupi seluruh organ tumbuhan.Jaringan epidermis berasal dari
protoderm. Setelah tua bisa tetap ada atau rusak, dan jika sampai rusak maka
jaringan epidermis akan digantikan oleh gabus. Umumnya lapisan epidermis
hanya terdiri dari selapisn namun ada juga yang lebih dengan bentuk dan ukuran
yang beragam.
D. Jaringan Parenkim (Dasar)
Jaringan parenkin (dasar) adalah jaringan yang terdapat diseluruh organ
tumbuhan.Jaringan parenkim terbentuk dari sel-sel yang hidup dengan struktur
morfologis dan siologis yang beragam.Dapat disebut sebagai jaringan dasar
karena memiliki peranan sebagai penyusun sebagian besar jaringan pada akar,
batang, daun, buah, dan biji.
E. Jaringan Penyokong/Penguat (Mekanik) Tumbuhan
Jaringan penyokong/penguat adalah jaringan yang memberikan kekuatan bagi
tumbuhan sehingga mampu berdiri tegak. Jaringan penyokong (penguat)
tumbuhan di bagi berdasarkan sifat dan bentuknya antara lain sebagai berikut:
F. Jaringan Kolenkim
Jaringan kolenkim adalah jaringan penyokong atau penguat pada organ
tumbuhan muda dan tanaman herba.Kolenkim merupakan sel hidup yang sifatnya
mirip dengan parenkim. Ada sel yang mengandung kloroplas dan berperan dalam
proses fotosintetis. Kolenkim tersusun dari sel-sel hidup dengan protoplasma yang
aktif dan memiliki bentuk memanjang dengan penebalan yang tidak
merata.Jaringan penyokong berfungsi dalam memperkokoh tumbuhan.Sel-sel
yang kuat, tebal dan telah mengalami spesialisasi.Jaringan ini juga berfungsi
sebagai pelindung biji dam belas veskuler.
1). Jaringan Sklerenkim
Jaringan sklerenkim adalah jaringan penguat yang diri dari sel-sel
mati.Sklerenkim memiliki dinding sel yang kuat, tebal dan mengandung
lignin.Sklerenkim terbagi dari dua macam berdasarkan bentuknya yaitu, serabut
dan sklereid (sel batu).Serabut atau serat berasal dari jaringan meristem yang
terdiri dari sel-sel panjang dan bergerombol membentuk anyaman atau
pita.Misalnya pelepah daun pisang.Sedangkan pada sklereid (sel batu) adalah
jaringan sklerenkim yang bentuk selnya membulat dengan dinding sel mengalami
penebalan.Misalnya pada tempurung kelapa atau kulit biji beras.
2). Jaringan Pengangkut
Jaringan pengangkut adalah jaringan yang bertugas dalam mengangkut zat.
Jaringan ini dibagi menjadi dua antara lain sebagai berikut:
Xilem : Xilem adalah pengakut zat makanan dengana menyalurkan air dan
mineral dari akar menuju ke daun dan bagian tubuh lainnya.
Floem : Floem adalah pengangkut zat makanan dari hasil fotosintetis dari daun
ke seluruh tubuh.
G. Jaringan Gabus
Jaringan gabus adalah jaringan yang tersusun dari sel-sel gabus
yang berbentuk memanjang. Jaringan gabus berfungsi melindungi jaringan lain
yang terdapat dibawahnya agar tidak terlalu agak tidak terlalu banyak kehilangan
air. Sel gabus dapat ditemukan dipermukaan luar batang.Jaringan gabus terdiri
atas dua macam antara lain sebagai berikut:
Floem: jaringan gabus yang dibentuk oleh kambium gabus berarah luar dan
sel-sel matinya.
Feloderm: jaringan gabus yang dibentuk kambium gabus ke arah dalam dan
sel-selnya hidup menyerupai parenkim.Pada percobaan anatomi dan molekuler
tumbuhan monokotil dan dikotil ini terdapat fungsi perlakuan yang
diantaranya adalah;
Diiris tipis batang tumbuhan, berfungsi untuk memperjelas objek (batang
tumbuhan monokotil dan dikotil) yang berguna agar bagian-bagian dari batang
tumbuhan bisa terlihat jelas serta sel-sel yang ingin diamati tidak bertumpuk.
Diiris tipis daun tumbuhan, berfungsi untuk memperjelas objek (daun
tumbuhan monokotil dan dikotil) yang berguna agar bagian-bagian dari batang
tumbuhan bisa terlihat jelas serta sel-sel yang ingin diamati tidak bertumpuk.
Ditetesi irisan batang tumbuhan di atas kaca objek dengan aquades, berfungsi
untuk memperjelas bagian objek (sel tumbuhan).
Dari percobaan ini didapatkan bahwa terdapat berbagai macam
perbedaan dari batang dan daun tumbuhan monokotil serta batang dan daun
tumbuhan dikotil. Daun dari tumbuhan jagung (Zea mays) dan bayam
(Amaranthus sp.) memiliki perbedaan di bagiannya, yaitu didalam bagian
tumbuhan jagung memiliki mesofil sedangkan pada tumbuhan bayam memiliki
bagian spons.
Batang dari tumbuhan bayam memiliki bagian kambium yang
berfungsi untuk memperbesar batang pada tumbuhan, sedangkan pada tumbuhan
jagung tidak memiliki jaringan kambium sehingga batang pada tumbuhan jagung
tidak bisa membesar. Selain dari itu bagian pada tumbuhan memiliki bagian yang
sama yaitu epidermis atas, epidermis bawah, xilem, floem, ruang udara, dan
palisade.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Perbedaan mencolok yang dimiliki tumbuhan monokotil dan dikotil dapat
didentifikasi langsung dari struktur akarnya. Tumbuhan monokotil
umumnya memiliki sistem akar serabut yang tipis dan kecil, sedangkan
tumbuhan dikotil memiliki sistem akar tunggang yang bercabang, kuat,
dan menembus tanah.
Perbedaa daun dari tumbuhan monokotil dan dikotil adalah bentuk tulang
daun yang berbeda. Bentuk daun tumbuhan monokotil umumnya
memanjang layaknya pita dengan tulang daun yang sejajar, sedangkan
bentuk daun tumbuhan dikotil umumnya melebar dengan tulang daun
menjari atau menyirip.
Perbedaan batang pada tumbuhan monokotil dan dikotil yaitu: tumbuhan
monokotil memiliki berkas pembuluh yang tidak teratur, dimana xilem dan
floemnya menyebar tidak beraturan. Sedangkan pada tubuhan dikotil
memiliki berkas pembuluh yang tertata dengan rapi, dimana xilem dan
floemnya tersusun rapi pada tempatnya. Pada batang tumbuhan dikotil
memiliki kambium yang dapat memperbesar batang, sedangkan pada
tumbuhan monokotil tidak memiliki kambium.
5.2 Saran
Sebaiknya pada percobaan selanjutnya dapat menggunakan tumbuhan
selain dari tumbuhan yang tergolong ke dalam tumbuhan monokotil dan dikotil,
sehingga kita dapat mengetahui berbagai macan bagian tumbuhan dari berbagai
jenisnya.
DAFTAR PUSTAKA
Putra, D. R., Utomo, B., dan Dalimunte, A. 2016. Morfologi Perakaran Tumbuhan
Monokotil dan Tumbuhan Dikotil. Jurnal Supervision. Medan: Universitas
Sumatra Utara. Vol. 5(3). hal: 25-35
2.1 Serangga
Serangga dan kerabatnya (Subfilum Hexapoda) memiliki lebih banyak
spesies daripada semua makhluk hidup lain apabila digabungkan. Mereka hidup
hampir di semua habitat darat dan di perairan air tawar, dan serangga yang
terbang memenuhi udara. Serangga jarang, meskipun bukan berarti tidak ada,
berada di habitat laut, tempat krustasea merupakan artropoda yang dominan.
Anatomi internal serangga mencakup beberapa sistem organ yang kompleks
(Campbell, 2012).
Fosil serangga tertua berasal dari Periode Devon, yang bermula sekitar
416 juta tahun lalu. Akan tetapi, ketika kemampuan untuk terbang dievolusikan
selama Periode Karbon dan Perm, hal itu memicu ledakan keanekaragaman
serangga. Catatan fosil dari mulut serangga yang beraneka ragam
mengindikasikan bahwa perilaku memakan gimnosperma dan tumbuh-tumbuhan
lain yang terspesialisasi pada masa Karbon juga berperan dalam radiasi adaptif
awal serangga. Selanjutnya peningkatan keanekaragaman serangga tampaknya
dirangsang oleh ekspansi evolusioner tumbuhan berbunga selama periode
pertengahann Kretaseus (sekitar 90 juta tahun lalu). Walaupun keanekaragaman
serangga dan tumbuhan menurun selama kepunahan massa Kretaseus, kedua
kelompok kembali mengalami peningkatan selama 65 juta tahun berikutnya.
Berbagai penelitian mengindikasikan bahwa kembali meningkatnya kelompok-
kelompok serangga tertentu seringkali berkaitan dengan radiasi tumbuhan
berbunga yang dimakannya (Campbell, 2012).
Terbang jelas merupakan satu kunci kesuksesan serangga. Hewan yang
dapat terbang bisa meloloskan diri dari banyak predator, mencari makanan dan
pasangan, dan menyebar ke habitat baru lebih cepat daripada hewan yang harus
merayap di tanah. Banyak serangga yang memiliki satu atau dua pasang sayap
yang muncul dari sisi dorsal toraks. Karena sayap merupakan perpanjangan
kutikula dan bukan tonjolan sejati, serangga bisa terbang tanpa perlu
mengorbankan kaki untuk berjalan. Sebaliknya, vertebrata yang terbangburung
dan kelelawarmemiliki satu dari dua pasang kaki jalan yang termodifikasi
menjadi sayap, sehingga beberapa spesies menjadi kikuk di atas tanah (Campbell,
2012).
No Gambar Keterangan
1. Belalang (Valanga sp.)
1. Kepala (caput)
2. Tympanum
3. Femur
4. Maxila
5. Antena
6. Sayap depan
7. Duri (spina)
8. Tarsus
9. Tibia
10. Claw
11. Cercus
12. Perut (abdomen)
13. Dada (thoraks)
14. Sayap belakang
15. Mata tunggal
(ocelli)
16. Prothoraks
17. Mesothoraks
18. Metathoraks
19. Trokanter
20. Coxa
21. Spirakel
22. Gena
23. Labrum
24. Ovipositor
25. Frons
26. Spirakel
27. Mandibulata
28. Clypeus
2. Udang Galah Macrobrachium rosenbergii)
1. Chepalothoraks
2. Abdomen
3. Periopod
4. Pleopod
5. Uropod
6. Antena
7. Antenula
8. Rostrum
9. Maxilliped
10. Tangkai mata
11. Mata majemuk
12. Carapac
13. Hinge Joint
14. Duri Antena
15. Duri Hepatik
16. Abdominal Pleura
17. Coxapodit
18. Basiopodit
19. Ischiopodit
20. Meropodit
21. Karpopodit
22. Propodit
23. Daktilopodit
24. Telson
25. Endopodit
26. Exopodit
27. Flagellum
5.1 Kesimpulan
Bagian tubuh udang galah terdiri dari : sepasang antena, sepasang capit
(celiped), ekor tengah (telson) 1 buah, ekor samping 2 pasang, kaki renang
(pleopod) 5 pasang, kaki jalan (wallung legs) 4 pasang.
Tubuh belalang terdiri dari 3 bagian tubuh utama yaitu : kepala (caput),
dada (thorax) dan perut (abdomen). Belalang juga memiliki 6 enam kaki
bersendi, 2 pasang sayap, dan 2 antena. Belalang punya 5 mata (2
compound eye, dan 3 ocelli).
Bagian tubuh belalang yaitu tympanum yang berfungsi sebagai alat
pendengaran, antena berfungsi sebagai organ sensor, mata tunggal (ocelli)
adalah untuk menlihat, yaitu menangkap suatu bentuk dan warna. bagian
tubuh udang yaitu Cephalothorax merupakan gabungan dari kepala dan
dada udang galah. Bagian ini dibungkus oleh kulit keras yang disebut
dengan keramas atau cangkang. Bagian depan kepala udang galah terdapat
tonjolan karapas yang bergerigi (rostrum). Rostrum digunakan untuk
mengidentifikasi jenis udang galah. Kaki renang pada ujung betina agak
melebar dan membentuk ruang untuk mengerami telurnya (brood
chambers). Uropod berfungsi sebagai pengayah atau yang biasa disebut
dengan ekor kipas. Sepasang antena di bagian depan kepala yang
berfungsi sebagai alat peraba, perasa, dan pencium lingkungan sekitar.
Alat ini juga membantu lobster mencari mangsanya.
5.2 Saran
Sebaiknya pada percobaan selanjutnya kita tidak hanya mengamati
morfologi dari belalang dan udang galah saja, tetapi juga mengamati anatomi dari
udang dan belalang agar praktikan mengetahui organ dalam dari udang dan
belalang.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil A & Jane B, Reece. 2012. Biologi Edisi 8 Jilid 2. Jakarta:
Erlangga
Irianti, D. S. A., Yustiati, A. dan Hamdani. H. 2016. Kelangsungan Hidup dan
Pertumbuhan Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii) yang Diberi
Kentang pada Media Pemeliharaan. Jurnal Perikanan Kelautan. Bandung.
Vol VII (1) hal:23-29.
Kimball, J. W. 1983. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Erlangga : Bogor
Parker, Steve & Daniel Gilpin. 2013. Animal Kongdom I. Jakarta : PT.Buana Ilmu
Populer
Sudorsono, H., Hasibuan, R. dan Buchori, D. 2005. Biologi dan Transformasi
Belalang Kembara Locusta Migratoria Manilensis Meyen (Orthoptera :
Acrididae) pada Beberapa Tingkat Kepadatan Populasi di Laboraturium.
Jurnal HPT Tropica. Lampung. Vol 5 (1) hal:24-31.
LAMPIRAN
(O−E) ²
Pengamatan Diamati Harapan (E) X ² hitung=
E
(O−E) ²
X ² hitung=
E
(110−150 )2
RR 3 ¿
110 .200 = 150 150
(merah) 4 2
(−40 )
¿
150
¿ 10,67
(O−E) ²
X ² hitung=
E
( 90−50 )2
¿
rr 1 50
90 .200 = 50
(putih) 4 ( 40 ) 2
¿
50
¿ 32
=1
Hipotesis :
Ho : Bila X2 hitung ≤ X2 tabel maka diterima bahwa sebaran pengamatan tidak
berbeda nyata dengan sebuah harapan.
H1 : Bila X2 hitung ≥X2tabel maka diterima bahwa sebaran pengamatan tidak
berbeda nyata dengan sebuah harapan.
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil yang didapat bahwa 42,67 ≥ 3,84 ,maka diterima bahwa
sebaran pengamatan tidak berbeda nyata dengan sebuah harapan Dan percobaan
ini ditolak sebagai hukum mendel I.
4.1.2 Persilangan Dihibrid
(O−E) ²
Pengamatan Diamati Harapan (E) X ² hitung=
E
(O−E) ²
X ² hitung=
E
R_B_ (O−E) ²
55 9/16 .200 =112,5 ¿
(Merah-hitam) E
(55−112,5) ²
¿ ¿ 29,19
112,5
(O−E) ²
X ² hitung=
E
R_bb (O−E) ²
37 3/16.200 = 37.5 ¿
(merah-hijau) E
(37−37,5)²
¿ ¿ 0,0067
37,5
(O−E) ²
X ² hitung=
E
rrB_ (O−E) ²
68 3/16.200 = 37.5 ¿
(putih-hijau) E
(68−37,5)²
¿ ¿ 24,31
37,5
(O−E) ²
X ² hitung=
E
(O−E) ²
rrbb ¿
40 1/16.200 = 12,5 E
(putih- hijau) ( 40−12,5)²
¿ ¿ 60,5
12,5
=3
Hipotesis :
Kesimpulan :
5.1 Kesimpulan
Persilangan dengan satu sifat beda atau monohibrid pada pecobaan
kancing baju warna merah dan putih yang dilempar secara acak sebanyak
200 kali menghasilkan 110 kancing baju berwarna merah (RR) dan 90
kancing baju berwarna putih (rr)
Persilangan dengan dua sifat beda atau dihibrid pada percobaan kancing
baju yang berwarna merah hitam, merah hijau, putih hitam, dan putih
hijau yang di ambil secara acak sebanyak 200 kali menghasilkan 55
kancing baju berwarna merah hitam (RRBB), 37 kancing baju berwarna
merah hijau (RRbb), 68 kancing baju berwarna putih hitam (rrBB), dan
40 kancing baju berwarna putih hijau (rrbb).
Pada percobaan monohibrid, hukum mendel 1 ditolak karna hasil yang
didapat berbeda nyata dengan harapan yaitu sesuai dengan hipotesis H 1
yaitu “Bila X 2 Hitung ≥ X 2 , maka diterima bahwa sebaran pengamatan
berbeda nyata dengan sebuah harapan. Dan pada percobaan dihibrid
hukum mendel 2 juga ditolak karna hasil yang didapat berbeda nyata
dengan harapan yaitu sama berada pada hipotesis H 1 seperti yang telah
dijelaskan.
5.2 Saran
Sebaiknya percobaan genetika dilakukan menggunakan percobaan pada
tumbuhan langsung untuk mendapat hasil yang lebih nyata dan akurat, Karena
dari percobaan kancing baju masih kurang efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N.A, dkk. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1.Jakarta : Erlangga
Gambar 7.1 Pada saat pelemparan kancing untuk melakukan uji coba
Monohibrid
Gambar 7.2 Pada saat pelemparan kancing untuk melakukan uji coba Dihibrid
ACARA VIII
ANATOMI HEWAN (AMFIBI)
BAB I
PENDAHULUAN
2.1 Amfibi
Amfibia (berasa dari kata amphibious), berarti ‘kedua cara hidup’ mengacu
pada tahap-tahap kehidupan dari banyak spesies katak yang awalnya hidup air
dan kemudian di daratan. Tahap larva katak, disebut kecebong, biasanya
merupakan herbivor akuatik dengan insang, sistem gurat sisi yang mempunyai
vertebrata akuatik, dan ekor yang panjang dan bersirip (Campbell, 2012).
Penelitian Morfometrik
Penelitian tentang morfometrik Amfibia di Sumatera Barat telah dilakukan
oleh beberapa peneliti. Secara morfometri beberapa genus dari Famili Ranidae
dan Bufonidae di Sumatera Barat memiliki panjang kaki belakang dua kali dari
panjang kaki depan, Fejervarya limnocharis yang terdapat di Sumatera Barat
memperlihatkan variasi morfometri yang tinggi, terlihat dengan adanya
diferensiasi yang tinggi pada panjang badan, panjang kaki belakang,
panjangfemur, panjang tibia, panjang dari metatarsus sampai ujung jari ke empat
kaki belakang dan panjang dari tarsus sampai jari ke empat kaki belakang (Nesty,
2013).
Adanya perubahan pada kondisi kesehatan katak akan menyebabkan
perubahan pada kondisi darah katak. Perubahan tersebut dapat dilihat dari
parameter haematologi seperti kadar haematokrit, leukokrit, total eritrosit dan total
leukosit. Untuk mengetahui kondisi darah katak dalam keadaan sehat ataupun
sakit diperlukan gambaran normal darah katak sebagai acuan (Sulastri, 2013).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.2.1 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu Section set, bak
paraffin, jarum pentul, sterofom/gabus, dan kapas.
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini, yaitu Bufo sp., Rana sp. dan
Kloroform.
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut:
Dapat disimpulkan bahwa organ-organ dalam katak (Rana sp.) terdiri
dari jantung (cor), hati (hepar), lambung (ventriculus), paru-paru
(pulmo),ovarium,ginjal (ren), empedu (vesica fella), usus besar (large
intestinum), usus halus (small intestinum), ovidak, cloaca, limpa (lien),
pankreas, kantung udara, jari (digiti), lemak.
Dapat disimpulkan bahwa organ-organ dalam kodok (Bufo sp.) terdiri
dari jantung (core), hati (hepar), lambung (ventriculus), paru-paru
(pulmo), ovarium, ginjal (ren), empedu (vesica fella), usus besar (large
intestinum), usus halus (small intestinu m), ovidak, cloaca, limpa (lien),
pankreas, kantung udara, jari (digiti) dan lemak.
Dilihat dari kulitnya, katak memiliki kulit yang halus, berlendir dan terasa
lembab. Sedangkan kulit kodok akan terasa kasar, berbintil-bintil dan juga
terasa kering. Katak memiliki tungkai yang kuat, tidak hanya itu jika
diperhatikan maka tungkai katak akan terlihat lebih panjang dan juga
berselaput. Sedangkan untuk kodok, tungkai bagian belakang pendek dan
hewan ini tidak pandai melompat. Perbedaan katak dan kodok lainnya juga
dapat dilihat dari habitatnya. Habitat katak yaitu di pohon, sungai, danau,
rawa, sawah dan lain-lain. Sedangkan habitat kodok antara lain di
pematang sungai, sekitar rumah dan di kayu lapuk. dan lain-lain.
5.2 Saran
Sebaiknya pada percobaan selanjutnya kadar klorofom yang digunakan
untuk membius objek pengamatan bisa ditentukan terlebih dahulu dengan tepat.
Agar perkiraan waktu saat reaksi dari klorofom habis tidak berpengaruh dengan
tersadarnya objek pengamatan yang akan menggangu proses pengamatan pada
objek.
DAFTAR PUSTAKA
Syilfia, S., Titrawani., Windarti. 2013. Gambaran Darah Rana erythraea (Schlegel
1837) Di Wilayah Kampus Universitas Riau Pekanbaru. Jurnal JOM
FMIPA. Riau. Vol. 1(2). hal:303-313
Gambar 8.1 Pada saat katak dan kodok dibius menggunakan klorofom
Gambar 8.2 Katak dan kodok di simpan diatas sterofom dan ditusuk
menggunakan jarum pada bagian kaki dan tangan
Gambar 8.3 katak dan kodok dibedah menggunakan section set