5707 9749 2 PB
5707 9749 2 PB
Resensi
Paradigma Balm Ilmu Pengetahuan
terhadap konsepsi manusia dalam Islam. Rahman, Al-Rahiem. Kata Allah di sini
Hal ini mudah dipahami menglngat bahwa adalah nama diriyang diberlkan orang-or-
selalu ada kesenjangan antara ajaran Islam, ang Arab untuk zat Tuhan. Allah dl sinI
sebagalmanadimaksudkan oleh Allah Swt. mempunyai makna sebagal Dzat yang Maha
dan Rosulnya dengan pemahaman umat HIdup {Al-Hayyu), yang maha permulaan
terhadap ajaran itu sendiri. Konsepsi (Al-Avmal), yang maha ghaib (Al-Bathin),
tersebut meliputi: Unsur ketenangan ruh, tidak terjangkau oleh pikiran manusia
unsur ketenangan rasa, unsur ketenangan sehingga menjadi obyekkajlan metaflsika.
hati, unsur ketenangan akal, unsur Karena Allah juga merupakan awal segala
ketenangan nafsu.(hal. 26). yang ada, maka ayat pertama ini dapat
diklasifikasikan sebagai obyek kajianontol
Penulis mencoba "mencarl benang
merah antara Al-Fatehah dan Hanacaraka",
ogy (hal. 37). Yang maha permulaan (Al-
Awwal) dan yang maha hldup (Al-Hayyu).
Al- Fatehah merupakan hal terpenting dl
Bandingkan hal ini dengan konsep manusia
dalam al-Qur'an karena beberapa alasan.
Pertama, la merupakan surat pertama di dalam aksara Hanacaraka artlnya ada atau
dalam al-Qur'an. Kedua, la merupakan surat
hldup. Demlkian pula menurut konsepsi
yang paling sering dibaca oleh Umat Islam
Ranggawarslta, unsur pertama darl
eksistensi manusia adalah juga hldup atau
yang taat, minimal tujuh belas kali dalam
sehari semalam. Ketiga, menurutJalaluddin hayyu. Dengan demlkian ada benang merah
Rahmat: Fatehah merupakan satu-satunya antara kata Allah dalam ayat pertama Surat
suratyang belum pemah diturunkan kepada al-Fatehah dengan unsur "Hana"dalam al
umat terdahulu, sehingga belum dimuat phabet "Hanacaraka" atau unsur"Hayyu"
didalam kitab-kitab sue! sebelumnya.
dalam konsepsi manusia menurut
Ranggawarslta.
Keempat, ia merupakan intisari Al-Qur'an.
Berdasarkan benang merah antara Al-
Pemahaman tentang manusia dilaku-
Fatehah dan Hanacaraka, maka konsepsi
kan dengan cara memerinci unsur-unsumya,
manusia dalam aksara Hanacaraka adalah
demlkian pula pemahaman tentang
kandungan Al-Fatehah dilakukan dengan sudah benar karena lengkap dan runtut.
mengetengahkan nama-namaatau sifat-slfat Dengan perkataan lain, kebenaran konsepsi
Allah yangterdapatdalam suratAl-Fatehah. manusia dalam alphabet Hanacaraka sudah
Di dalam surat Al-Fatehah, ada beberapa
teruji dan tervalidasi dengan aksioma Al-
Fatehah. Sementara itu, konsepsi manusia
kata kunci yang merupakansifatAllah, yakni
Al-Rahman, Al-Rahiem dan seterusnya.
menurut Pujangga Ranggawarslta sudah
Namun untuk memahami kandungan Al-
lengkap, tetapi tidak runtut sebagalmana
urutan sifat-sifat Allah baik yang tersurat
Fatehah dengan balk, maka ketujuh ayat
tersebut perlu diklasifikasikan menjaditiga maupun yang terslrat dl dalam surat Al-
Fatehah. Sudah lengkap, karena menurut
bagian, yaltu: Bagian pertama; ayat 1,
bagian kedua: ayat 2-6 dan bagian ketiga: Ranggawarsita bahwamanusia itu terdiii dari
ayat:7. Pengklasifikaslan seperti ini juga tujuhunsur,yaitu; Khayyu, nur, slr/rasa,roh,
nafsu, akal, dan jasad. (hal. 44)
telah dilakukan sewaktu mencoba
memahami hakikat manusia menurut fllsafat Benang merah antara piiarajaran Is
Hanacaraka. Bagian pertama dan meru lam dengan Fllsafatilmu, intisari ajaran Is
pakan ayat pertama darl ayat Al-Fatehah lam terdlrl dari akidah, syarlah dan akhlak,
memuat tIga kata kunci yaitu: Allah, Al- atau Iman , Islam dan ikhsan. Ketiga pilar
aksiologi adalah kinerjaorganisasi itu sendiri kambing yang bisa membikin kandangnya
yaitu seberapa besar manfaatyangdiberikan sendiri atau kambing yang satu memerintah
oleh organisasi itu bag! anggota-anggota kambing yang lain.
yang menjadipendukungnya. (hai.67). Secara garis besar, dalam pembahasan
Dalam kupasan tentang implikasi buku tersebut ditemukan beberapa kajian
intelektual dan spiritual, ditemukan yang berkaitan dengan keberadaan
paradigma baru, iaiah: bahwa fungsi manusia ditinjau dari berbagai aspek,
manajemen yang selama ini bersifat profan, seperti aspek agama, aspek Jawa atau
sekuler atau fenomena alam atau fenomena Hanacaraka dan aspek Organisasi serta
sosial semata ternyata sarat dengan nilai aspek pendidlkan. Ketika buku inimencari
kesakraian dan bermakna transenden, benang merah antara agama, filsafat dan
karena ia merupakan sunnatullah atau ilmupengetahuan, apalagi ketika mencoba
hukum Aliah yang tersembunyi diballk menurunkan teori ilmupengetahuan sosial
fenomena sosial. Karena ia merupakan dan humaniora dari ajaran agama, maka
sunnatullah, mustahll manuasi mampu dengan serta merta ditolak dan ditanggapi
menolaknya, menentangnya atau secara skeptis karena ajaran agama itu
menghindarinya. (hal. 102). adalah dogma yang harus diterima begitu
Masyarakat madani pada hakekatnya saja atau ditolaksama sekali, karena diluar
adalah reformasi total terhadap masyarakat jangkauari ilmu pengetahuan,dan karenaitu
tidak kenal hukum (lawless). Paham dan pasti tidak llmlah. Secara lebih spesifik,
Utopia Marxisms yang telah melakukan begitu membaca atau mendengar istilah Is
eksperimen untuk menciptakan masyarakat lam, secara apriori telah divonis sebagai
sektarian atau tidak universal karena
yang egaliter, tidakberstrata,tidakberkelas,
telah terbukti gagal. Masyarakat tidak kebenaran' agama itu relatif atau hanya
berstrata mempunyal konotasi bahwa diakui oleh para penganutnya saja,
masyarakat itu seperti segerombolan sementara kebenaran ilmu pengetahuan itu
kambing, semua kambing itu sama saja, bersifat universal, alias tidak sektarian. Pada
tidakada keunggulanatau kemampuan lebih sis! yang lain ada kesan yang sangat kuat
yang dimiliki olehsatu kambing dibandlngkan bahwa begitu mendengar Plato, SIgmund
dengan yang lainnya. Kambing memang Freud, atau "Barat", maka persepsi yang
bukan mahluk yang berperadaban dan terbangun dalam benak adalah pasti ilmiah
berkebudayaan sehingga tidak pernah ada dan universal. •
cerita bahwa ada satu atau segerombolan {Ibnu Hadjai)
•••