PENDAHULUAN
dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan
pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan
budaya kehidupan. usaha yang secara sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dalam proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
masyarakat, bangsa, dan negara. Proses pendidikan pada akhirnya mempunyai tujuan
merupakan langkah strategis dalam mencetak generasi muda yang berkualitas yang
Motivasi merupakan sesuatu yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas atau dorongan
yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar, untuk melakukan suatu
tindakan dengan tujuan tertentu. Sedangkan secara piskologi, berarti usaha yang dapat
menyebabkan seseorang atau kelompok orang tergerak melakukan sesuatu karena ingin
Salah satu cara untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan dapat
pendidikan yakni meliputi kurikulum, sarana dan prasarana, guru, peserta didik, serta
metode mengajar (Kemendikbud, 2013.). Kurikulum sebagai salah satu cara untuk
mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum yang sedang diterapkan di Indonesia saat ini
adalah kurikulum 2013. Kurikulum 2013 mengedepankan pada pengalaman personal
Dengan demikian peran guru sangat penting dalam proses pembelajaran. Peran guru
menjadi teman. Peran guru sebagai manajer dapat dilihat dari aktivitas guru dalam
sebagai teman dapat dilihat dari aktivitas guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran
penguasaan konsep peserta didik. Hal ini juga terjadi pada pembelajaran fisika, dengan
demikian diperlukan suatu desain pembelajaran yang dapat mendukung peserta didik
Belajar fisika merupakan salah satu ilmu yang mempelajari tentang fenomena-
fenomena alam atau tingkah laku alam dan berbagai bentuk gejalanya (Pelita, 2011:
364). Melalui pembelajaran fisika, peserta didik dapat mengaplikasikan konsep sains
alam di sekitarnya. Pada peserta didik tidak hanya ditanamkan konsep teoritis dari
materi tetapi juga aplikasi dalam kehidupan nyata dari konsep yang telah disampaikan
(Novana, 2014: 110). Salah satu cara guru dalam merancang proses pembelajaran
fisika yang dapat membuka pengalaman belajar langsung bagi peserta didik misalnya
mendorong siswa untuk sampai pada suatu kesimpulan berdasarkan kegiatan dan
pengamatan siswa sendiri. Berdasarkan uraian di atas maka dipandang penting untuk
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
pembelajaran fisika untuk mengetahui kemampuan kognitif dan motivasi peserta didik
pada materi gerak harmonis kelas X SMA Negeri 2 Salahutu Permasalahan tersebut
a. Bagaimana kemampuan awal peserta didik pada materi gerak harmonis sebelum
mapping ?
motivasi peserta didik materi gerak harmonis kelas X SMA Negeri 2 Salahutu ?
C. Tujuan Penelitian.
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan umum dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui kemampuan kognitif dan moivasi peserta didik pada materi gerak
mengetahui:
1. Kemampuan awal peserta didik sebelum proses pembelajaran dengan
D. Manfaat Penelitian
mudah
kemampuan kognitif dan motivasi peserta didik terhadap materi tertentu yang
dipelajari.
2. Bagi Guru
a. Sebagai bahan pertimbangan dan informasi bagi guru fisika dalam memilih
model pembelajaran yang sesuai efesien dan efektif dalam kegiatan belajar
3. Bagi Peneliti
Peneliti ini dapat menambah pengalaman yang baru sehingga dapat digunakan
LANDASAN TEORI
A. Hakikat Belajar
1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan istilah kunci yang paling penting dalam pendidikan dapat
dikatakan bahwa tanpa belajar, sesungguhnya tak pernah ada pendidikan. Belajar
sangat penting untuk dapat mengkaji masalah-masalah yang menarik dalam ilmu
pendidikan (Gerson, 2015: 2). Menurut Bruner dalam Slamato (2010: 11), belajar
adalah suatu proses dimana dalam proses tersebut mementingkan partisipasi aktif dari
tiap peserta didik, dan mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan. Belajar
juga diartikan sebagai “suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh
perubahan perilaku secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman sendiri dalam
dikemukakan oleh ahli, dapat dikatakan bahwa belajar adalah suatu usaha nyata yang
keterampilan seseorang
2. Unsur-unsur belajar
Sudjana (2010: 157) mengemukakan adanya tujuh unsur utama dalam proses
belajar, yaitu:
a. Tujuan. Belajar dimulai karena adanya suatu tujuan yang ingin dicapai.
b. Kesiapan. Untuk dapat melakukan perbuatan belajar dengan baik maka perlu
adanya kesiapan yang dimiliki seseorang, baik kesiapan fisik dan psikis, maupun
e. Respons. Dengan adanya hasil dari interpretasi maka individu mungkin atau tidak
mungkin mencapai tujuan yang diharapkan, dengan demikian adanya respon yang
f. Konsekuensi. Setiap usaha akan membawa hasil, apabila adanya konsekuensi entah
belajar peserta didik dan dapat menurunkan usaha-usaha belajar beserta didik.
3. Prinsip-prinsip belajar
(2013: 3) yakni:
h. Belajar bervariasi dari yang paling sederhana sampai dengan yang sangat
kompleks.
B. Hakikat Penguasaan Materi
ranah kognitif tidak hanya sekedar memahami secara sederhana, namun dapat
sesuai dengan Taksonomi Bloom yang telah direvisi Anderson dan Krathwohl
(Gunawan, 2016:105-107).
a. Mengingat (C1)
atau ingatan yang telah lampau, baik yang baru saja di dapatkan maupun yang
harmonik sederhana.
b. Memahami (C2)
Sebagai contoh peserta didik diminta untuk menjelaskan apa yang dimaksud
c. Mengaplikasikan (C3)
d. Menganalisis (C4)
peserta didik untuk pengaruh panjang tali terhadap periode ayunan bandul.
e. Mengevaluasi (C5)
kriteria dan satndar yang sudah ada. Kriteria yang biasanya digunakan adalah
f. Mencipta (C6)
proses belajar. Sistem lingkungan ini terdiri dari komponen – komponen yang saling
mempengaruhi, yakni tujuan intruksional yang ingin dicapai, materi yang diajarkan,
guru dan siswa yang arus memainkan peranan serta ada dalam hubungan sosial
tertentu, jenis kegiatan yang dilakukan, serta sarana dan prasarana belajar mengajar
yang tersedia ( Hasibuan & Moedjino, 2010: 3). Mengajar secara efektif sangat
bergantung pada pemilihan dan penggunaan metode mengajar yang serasi dengan
membuat keputusan ( decision making ) dalam interaksi, dan hasil dari keputusan guru
adalah jawaban siswa atau sekelompok siswa, kepada siapa guru berinteraksi
(Hasibuan & Moedjino, 2010: 37). Komponen komponen dalam mengajar itu adalah :
Ilmu-ilmu alam atau yang lebih dikenal dengan IPA bukan hanya merupakan
kumpulan lukisan gejala alam yang tidak bisa berdiri sendiri tetapi berkaitan
dalam suatu pola sebab akibat yang dipahami dengan penalaran yang seksama.
Ilmu – ilmu alam tidak hanya meramalkan gejala-gejala alam lainnya yang belum
Gejala ramalan itu pun harus dirumuskan dalam bentuk operasional sehingga
memungkinkan untuk diuji eksperimen. Fisika adalah bagian dari sains ( IPA )
pembelajaran fisika bukan hanya memahami konsep – konsep fisika, tetapi juga
mengajar siswa berpikir kritis sehingga pemahaman siswa terhadap hakikat fisika
menjadi utuh, baik sebagai proses maupun sebagai produk. Hakikat belajar sains
( IPA ) tidak cukup sekedar mengingat dan memahami konsep yang ditemukan
oleh ilmuwan, tetapi yang sangat penting adalah pembiasan perilaku ilmuan dalam
merupakan suatu dorongan baik internal maupun eksternal pada siswa yang sedang
belajar. Melalui motivasi belajar siswa akan mengalami perubahan tingkah laku
untuk tergerak melakukan kegiatan belajar. Motivasi mempunyai peranan besar
( 2015:8 ) motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa
belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang
Sardiman (2011: 40) Keinginan atau dorongan untuk belajar inilah yang disebut
dengan motivasi yang meliputi dua hal : (1) mengetahui apa yang akan dipelajari,
dan (2) memahami mengapa hal tersebut patut dipelajari. Motivasi dikatakan
sebagai daya penggerak diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar mengajar,
sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Dengan
kegiatan belajar, yang penting bagaimana guru menciptakan kondisi atau suatu
proses yang mengarahkan si siswa itu untuk memberikan motivasi agar anak
didiknya melakukan aktivitas belajar dengan baik (Sardiman, 2011 : 77). Karena
untuk dapat belajar dengan baik diperlukan proses dan motivasi yang baik. Dengan
sesuatu. Begitu pula dengan suatu kegiatan belajar itu akan berhasil baik, kalau
disertai dengan pujian yang mana ini merupakan dorongan bagi seseorang untuk
Siswa belajar karena didorong oleh kekuatan mentalnya. Kekuatan mental itu
berupa keinginan, perhatian, kemauan atau cita-cita. Menurut, Dimyati (2009 : 80)
dan menggerahkan sikap dan perilaku individu belajar. Menurut, (Undo 2007 : 23)
motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi yang mana
belajar adalah perubahan tingkah laku secara relative permanen dan secara
potensional yang terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan (reinforced
practive) yang dilandasi dengan tujuan untuk dicapai. Motivasi belajar dapat
timbul karena adanya faktor-faktor dari luar (intrinsik), sedangkan faktor dari
dalam diri siswa dan berguna dalam situasi belajar yang fungsional. Motivasi ini
disebabkan oleh fakto-faktor dari luar situasi belajar, motivasi ekstrinsik ini tetap
siswa atau sesuai dengan kebutuhan siswa, yang mana siswa sering kali belum
memahami untuk apa ia belajar karena itu motivasi terhadap pelajaran itu perlu di
bangkitkan oleh guru sehingga para siswa mau dan ingin belajar. Selanjutnya
menurut, Undo (2007 : 31) Hakekat dari adanya motivasi adalah dorongan internal
dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan
tingkah laku pada umumnya ada beberapa indicator meliputi : (1) adanya hasrat
dan keinginan berhasil, (2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, (3)
adanya harapan dan cita – cita masa depan, (4) adanya penghargaan dalam belajar,
(5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, (6) adanya lingkungan belajar
baik.
meliputi tiga fase yaitu, fase eksplorasi, pengenalan konsep dan aplikasi
sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih baik.
Salah satu kunci pembelajaran berinteraksi dengan obyek yang konkret dalam
alat atau bahan menggunakan obyek konkret sebagai bagian dari pelajaran
Dalam proses belajar Bruner memetingkan partisipasi aktif dari tiap siswa,
yang sudah diketahui. Dalam tiap lingkungan selalu ada bermacam – macam
(Slamento,2010: 11).
berbuat, dan sebagainya. Menurut teori psikologi daya, belajar adalah latihan
Teori ini menekankan pada perilaku atau tingkah laku yang diamati yang
cognitive ini lebih menekankan pada aspek mental, hasil belajar yang
( Sukmadinata, 2003: 171 ) mengemukakan bahwa ada enam ciri – ciri dari
penyelidikan. Gagasan awal diambil dari Rosseuw, Dewey, Piaget dan Bruner.
dalam pembelajaran dimana guru menciptakan situasi sehingga siswa dapat belajar
sendiri. Siswa belajar melalui keterlibatan aktif dengan konsep dan prinsip –
dirinya. Jadi dalam Discovery Learning yang sangat penting adalah siswa sungguh
terlibat pada persoalannya, menemukan prinsip – prinsip atau jawaban lewat suatu
didefenisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan
Kemampuan para siswa dapat dilihat melalui cara mereka berpikir. Ketika
mereka memiliki kemampuan untuk berpikir secara rasional dan kritis. Berpikir
rasional dan kritis adalah perwujudan perilaku yang berkaitan dengan pemecahan
masalah (problem solving). Prinsip dan dasar inilah yang menjadi salah satu
oleh guru, untuk itu siswa harus menggunakan kemampuan berpikir untuk melihat
2. Pengetahuan yang diperoleh melalui model ini sangat pribadi ampuh karena
menguatkan pengertian, ingatan, dan transfer.
4. Model ini memungkinkan peserta didik berkembang dengan cepat dan sesuai
6. Model ini dapat membantu peserta didik memperkuat konsep dirinya, karena
7. Berpusat pada peserta didik dan guru berperan sama – sama aktif
sumber belajar.
1. Model ini menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar.
Bagi peserta didik yang kurang pandai, akan mengalami kesulitan abstrak atau
2. Model ini tidak efisien untuk mengajar jumlah peserta didik yang banyak,
berhadapan dengan peserta didik dan guru yang telah terbiasa dengan cara –
4. Pada beberapa disiplin ilmu, misalnya IPA kurang fasilitas untuk mengukur
ditemukan oleh peserta didik karena telah dipilih terlebih dahulu oleh guru.
J. Mind Mapping
lebih tertarik pada materi pelajaran yang disampaikan guru dan melatih siswa
lebih kreatif yaitu mind mapping. Menurut Tony Buzan (2012:4) Mind mapping
adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara hafiah akan memetakan
seseorang untuk mengatur dan mengingat segala bentuk informasi. Selain itu cara
ini juga menenangkan, menyenangkan dan kreatif. Hal ini sesuai dengan
Mapping adalah alat yang bahkan dapat membuat tugas yang membosankan
diagram yang digunakan untuk menggambarkan sebuah tema, ide, atau gagasan
utama dalam materi pelajaran. Dari kedua definisi di atas maka dapat
berbentuk jaringan yang menggunakan kata kunci dan gambar, dan akan
menyimpan ingatan secara spesifik serta mendorong pemikiran dan ide baru.
Setiap kata kunci dalam sebuah mind mapping merupakan fakta, ide dan
informasi yang juga dapat membuka dan melepaskan potensi yang sebenarnya
dari pikiran seseorang. Mind mapping juga merupakan cara mencatat yang
kreatif, efektif, dan secara harfiah akan memetahkan pikiran – pikiran individu
(Buzan, 2007).
yang diinginkan, sehingga mind mapping menjadi tidak bosan untuk dilihat
gambar, garis, kata, dan warna. Catatan yang dihasilkan menggambarkan pola
gagasan yang saling berkaitan dengan topic utam di tengah dan subtopik dengan
rinciannya diletakan pada cabang – cabangnya. Oleh karena itu, catatan dalam
bentuk mind mapping memungkinkan otak dapat lebih mudah memahami ulang
menyatakan bahwa mind mapping dapat membantu individu dalam banyak hal
mental atau secara kognitif. Berpikir juga merupakan penyusun ulang atau
manipulasi kognitif baik informasi dari lingkungan maupun symbol – symbol yang
disimpan dalam long term memory. Dalam hal ini berpikir menjadi sebuah
representasi symbol dari beberapa peristiwa atau item. Ada beberapa pengertian
a. Berpikir adalah proses kognitif, yaitu timbul secara internal dalam pikiran
memecahkan masalah.
materi yang digunakan dalam proses berpikir (Latipah, 2012: 107 – 108).
melalui cara mereka berpikir. Ketika mereka memiliki kemampuan untuk berpikir
berpikir guna menyelesaikan suatu persoalan. Berpikir rasional dan kritis adalah
solving). Pada umunya, mereka yang berpikir secara rasional dan kritis akan
bagaimana dan mengapa. Dalam hal berpikir, siswa dituntut untuk menggunakan
strategi kognitif tertentu yang tepat untuk menguji gagasan dan pemecahan
kanak. sampai masa remaja. Namun demikian seringkali siswa pada semua
tingkatan kelas “menelan” begitu saja informasi yang mereka baca dibuku teks,
televise, dan sebagainya, tanpa sikap kritis. siswa akan lebih mungkin melihat
secara kritis dan analitis terhadap informasi baru, jika mereka yakin bahwa suatu
topik akan terus berkembang atau berubah seiring dengan munculnya bukti – bukti
baru. Sebaliknya, siswa cenderung kurang terlibat dalam pemikiran kritis jika
mereka yakin bahwa pengetahuan merupakan entintas yang bersifat mutlak dan
keraguan dan kesulitan yang disadarinya itu. Konsep Dewey tentang berpikir itu
hipotesis iytu dinilai, diuji agar dapat ditentukan untuk diterima atau
ditolak.
mengetahui seluruh konsep yang diajarkan, tetapi diantara konsep yang menjadi
pusat perhatian dan konsep lain yang dihubungkan. Dengan demikian dapat
contoh dari konsepnya. Dalam mengajar konsep itu terdapat tujuan instruksional
dan ada juga macam – macam ( tahap ) kegiatan belajar. Dari proses pembelajaran
yang berlangsung, diharapkan siswa dapat mengusai konsep – konsep dari materi
pelajaran yang sedang dipelajarinya dalam hal ini peenguasaan konsep sangat
jenjang – jenjang yang lebih tinggi sebelum mengetahui dasar dan bagian – bagian
yang kecil. Oleh karenannya pengusaan konsep fisika harus diimbangi dengan
kemampuan mempelajari gejala – gejala fisis melalui proses dan sikap ilmiah
tertentu. Proses itu misalnya pengamatan eksperimen, sedangkan sikap itu berupa
teori.
kemampuan siswa untuk berpikir kreatif. Hal tersebut bisa dibuktikan dengan
dengan tingkatan dimana seorang siswa tidak sekedar mengetahui konsep – konsep
fisika, melainkan benar – benar memahami dengan baik, yang ditunjukan oleh
20-21 )
Setiap gerak yang terjadi secara berulang dalam selang waktu yang sama
disebut gerak periodic. Karena gerak ini terjadi secara teratur maka disebut juga
periodic pada lintasan yang sama maka geraknya disebut gerak osilasi/getaran.
Bentuk yang sederhana dari gerak periodik adalah benda yang berosilasi pada
jenis gerak lain ( osilasi dawai, roda keseimbangan arloji, atom dalam molekul,
dan sebagainnya ) yang mirip dengan jenis gerakan ini, sehingga pada kesempatan
ini kita akan membahasnya secara mendetail ( dikutip dari: Buku fisika XI
Dalam kehidupan sehari – hari, gerak bolak balik benda yang bergetar
terjadi tidak tepat sama karena pengaruh gaya gesekan, Ketika kita memainkan
gitar, senar gitar tersebut akan berhenti bergetar apabila kita menghentikan
petikan. Demikian juga bandul yang berhenti berayun jika tidak digerakan secara
berulang. Hal ini disebabkan karena adanya gaya gesekan. Gaya gesekan
menyebabkan benda – benda tersebut berhenti berosilasi. Jenis getaran seperti ini
gesekan, salah satu contohnya adalah pegas dalam arloji yang sering kita pakai.
Pada kesempatan ini kita hanya membahas gerak harmonic sederhana secara
mendetail, Karena dalam kehidupan sehari – hari terdapat banyak jenis gerak yang
Gerak harmonis sederhana yang dapat dijumpai dalam kehidupan sehari – hari
adalah getaran benda pada pegas dan getaran benda pada ayunan sederhana kita
Ketika beban digantungkan pada ayunan dan tidak diberikan gaya maka
benda akan diam di titik kesetimbangan B. Jika beban ditarik ke titik A dan
dilepaskan, maka beban akan bergerak ke B,C, lalu kembali lagi ke A. Gerakan
beban akan terjadi berulang secara periodik, dengan kata lain beban pada ayunan
1. Periode ( T )
apabila benda mulai bergerak dari titik di mana benda tersebut dilepaskan
dan kembali lagi ke titik tersebut. Pada contoh di atas, benda mulai
bergerak dari titik A lalu ke titik B, titik C dan kembali lagi ke B dan A.
( disebut satu getaran jika benda bergerak dari titik di mana benda tersebut
mulai bergerak dan kembali lagi ke titik tersebut ). Satuan periode adalah
2. Frekuensi ( f )
atau s-1. 1/sekon atau s-1 disebut juga hertz, menghargai seorang fisikawan.
Hertz adalah nama seorang fisikawan tempo doeloe. Silahkan baca
getaran
1 getaran 1
1 sekon= sekon … … … … … … … … … .(1)
f getaran f
1 1
T = f = … … … … … … … … … … … … … … … … … ..(2)
f T
4. Amplitudo
( 2005:48-58 ).
X = A sin ω t……………………………………………..( 3 )
Dimana :
A : amplitude
ω : kecepatan sudut
t : periode
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian
B. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
1. Populasi
Pupulasi digunakan pada penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas
2. Sampel
D. Variabel Penelitian
E. Instrumen Penelitian