Faktor Yang Mempengaruhi Ketidakseimbangan Rantai Makanan Reptilia Di Lingkungan Danau Taman Itali Banjar Wijaya Kecamatan Cipondoh
Faktor Yang Mempengaruhi Ketidakseimbangan Rantai Makanan Reptilia Di Lingkungan Danau Taman Itali Banjar Wijaya Kecamatan Cipondoh
Disusun oleh
MUHAMMAD NADHIF HERDIANTO
Belakangan ini, reptilia menjadi trending topik karena keragaman karakter dan fisiknya yang
menarik perhatian masyarakat, terutama maraknya konten kreator satwa yang
mempromosikan tentang keanekaragaman jenis satwa ini, ada banyak keuntungan yang
didapat dari membudidayakan reptilia ini, apalagi reptilia yang dikategorikan sebagai
endemik di Negeri ini, bahkan yang didaftarkan ke dalam list terancam punah, adapun
permasalahan yang terkait antara reptilia dengan ekosistemnya yang berdampak pada rantai
makanan di daerah tersebut, masih perlu adanya proses penelitian lebih lanjut untuk dapat
dilakukan penyimpulan.
Rantai makanan Reptilia merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan keseimbangannya
sebagai bentuk rasa solidaritas Manusia ke sesama Makhluk hidup, karena Reptil salah satu
hewan yang hidupnya berdampingan dengan Manusia. Keseimbangan rantai makanan
menjadikan keselarasan dalam kehidupan Danau Itali, sebab keseimbangan rantai makanan
Reptilia merupakan bentuk bertahan hingga bertambah populasi Reptilia, sehingga populasi
yang kian bertambah itu bisa dijadikan sebagai keindahan alam.
Dengan melihat kasus-kasus yang pernah terjadi di lingkungan Danau Italy, memunculkan
rasa penasaran terhadap kehidupan mereka sehingga muncul masalah tentang
ketidakseimbangan rantai makanan Reptilia di lingkungan Danau Italy serta mencari tau
penyebab a penyebab/faktor yang mempengaruhi permasalahan tersebut yang nantinya akan
dianalisa sebab & akibatnya.
Dengan munculnya beberapa jenis Reptilia hingga hilangnya beberapa jenis Reptilia, yang
dapat memunculkan asumsi bahwa pernah terjadi ketidakseimbangan rantai makanan Di
lingkungan Danau Italy sehingga perlu diselidiki lebih mendalam tentang kebenaran asumsi
tersebut.
Serta datangnya para penghobi mancing ke lingkungan Danau Italy, yang mana hal ini juga
mendatangkan asumsi bahwa hal ini penyebab permasalahan yang akan dibahas sehingga
perlu adanya penelitian untuk bisa mendapatkan hasil dari apa yang diinginkan.
B. Rumusan masalah
Mempelajari faktor yang mempengaruhi ketidakseimbangan rantai makanan reptilia di
lingkungan danau taman Itali.
Menganalisa penyebab penyebab internal maupun external pada ketidakseimbangan rantai
makanan Reptilia di lingkungan Danah Italy
Mencari arti pentingnya mempedulikan kehidupan alam liar terutama tentang Satwa di
lingkungan Danau Italy
C. Tujuan penelitian
Dapat menemukan faktor yang mempengaruhi ketidakseimbangan rantai makanan reptilia di
lingkungan danau taman Itali, terutama Reptilia yang tak pernah lepas dari hidup Manusia.
Sebagai bentuk rasa syukur terhadap ciptaan Robb yang maha kuasa, dengan cara peduli
terhadap sesama ciptaan-Nya
D. Manfaat Penelitian
Melatih kecerdasan Siswa yang melakukan penelitian dalam hal: tingkat konsentrasi,
ketekunan, keuletan serta menjadikan aktivitas Siswa lebih mengedepankan tentang
penambahan wawasan
Bab II
A. Landasan Teori
1. Teori Rantaimakanan
A. Pengertian Rantaimakanan
1. Kurniawan dkk (2008: 226)
Rantai makanan adalah alur dari organisme yang saling memakan.
2. Prawirohartono (2004: 124)
Rantai makanan adalah suatu peristiwa memakan dan dimakan dengan urutan dan arah
tertentu.
3. Advances in Ecological Research (2011)
Rantai makanan adalah suatu urutan yang setidaknya terdiri dua spesies berurutan yang
membentang dari spesies basal (yaitu produsen utama atau detritus) ke predator teratas.
Dalam proses rantai makanan, terdapat produsen, konsumen, dan pengurai
atau dekomposer yang memiliki peran dan fungsi yang berbeda. Berikut penjelasannya.
Produsen
Pada rantai makanan, produsen adalah organisme yang mampu membuat makanannya
sendiri, seperti tumbuhan hijau. Keberadaan produsen ini tidak bergantung pada ketersediaan
makanan namun keseimbangan alam. Sehingga produsen tidak memakan makhluk hidup lain,
tapi dimakan oleh makhluk hidup lainnya.
Konsumen
Konsumen adalah makhluk yang bergantung pada makhluk hidup lain karena tidak dapat
memproduksi makanannya sendiri. Untuk itu, demi bertahan hidup ia bergantung pada
organisme lain. Dalam hal ini, konsumen adalah hewan.
Pengurai
Pengurai berperan sebagai organisme terakhir dalam rantai makanan. Ia mampu mengubah
zat organik menjadi zat anorganik. Misalnya, mengurai bangkai atau tumbuhan yang sudah
mati lalu mengembalikan nutrisinya ke dalam tanah yang akan digunakan oleh tanaman untuk
berfotosintesis.
B. Fungsi Rantaimakanan
Fungsi rantai makanan yaitu menjaga kestabilan ekosistem, sehingga tidak terjadi
kepunahan. Selain itu, rantai makanan juga memudahkan manusia untuk mengetahui
kategori atau golongan makhluk hidup.
Maka, jika salah satu komponen rantai makanan terganggu akan terlihat perubahan
ekosistem. Perubahan itu dapat bersifat positif dan negatif.
3. Teori Reptilia
a). Pengertian Reptilia
Reptil (binatang melata, atau dalam bahasa Latin "reptans" artinya 'melata' atau 'merayap')
adalah kelompok hewan vertebrata berdarah dingin dan memiliki sisik yang menutupi
tubuhnya. Reptilia adalah tetrapoda (hewan dengan empat tungkai) dan menelurkan telur
yang embrionya diselubungi oleh membran amniotik.
Reptilia merupakan kelompok hewan darat pertama yang sepanjang hidupnya bernafas
dengan paru-paru.
Reptilia termasuk dalam vertebrata yang pada umumnya tetrapoda, akan tetapi pada beberapa
diantaranya tungkainya mengalami reduksi atau hilang sama sekali seperti pada serpentes dan
sebagian lacertilia. Reptilia yang tidak mengalami reduksi tungkai umumnya memiliki 5 jari
atau pentadactylus dan setiap jarinya bercakar.
Squamata
Kalau ada yang bertanya, ordo mana yang memiliki anggota terbanyak di kelas Reptil,
jawabannya adalah Squamata. Yap, anggota ordo ini ditandai dengan bagian tubuh yang
tertutup sisik.
Contoh hewan Squamata: Bunglon, Cicak, Ular, dan Worm lizard.
Testudinata
Testudinata atau Chelonia merupakan satu-satunya ordo yang anggotanya memiliki
cangkang. Yap, mereka adalah bangsa kura-kura. Bentuk tubuh yang dimiliki yaitu pendek
dan lebar. Cangkangnya terletak pada bagian tulang belakang dan merupakan modifikasi dari
tulang rusuk. Fungsi cangkang tersebut digunakan untuk pertahanan dan perlindungan dari
predator.
Contoh hewan Testudinata: Kura-kura dan Penyu.
1. Pra Penelitian
Pra penelitian merupakan tahap awal yang dilakukan dalam
melakukan penelitian. Tahap pra penelitian berfungsi untuk mempersiapkan segala sesuatu
sebelum melakukan penelitian. adapun tahapan-tahapannya
sebagai berikut :
2. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian merupakan tahapan yang paling penting
dalam suatu penelitian. Adapun prosesnya yaitu :
2.1.Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan setelah topik dan judul penelitian
disetujui oleh guru pembimbing dan penguji peneliti.
Waktu yang diperlukan dalam pengumpulan data ini sekitar 3 bulan.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengamati,
mengobservasi langsung objek penelitian.
3. Penyusunan Laporan
Setelah semua data terkumpul dan diolah, langkah selanjutnya
adalah menyusun laporan penelitian. penyusunan Laporan dilengkapi secara
bertahap dengan melakukan proses bimbingan kepada pembimbing.
Bab IV
Pembahasan
Reptilia yang hidup "berdampingan" dengan Manusia seharusnya bukan sebuah keluhan,
pada hakikatnya dari awal Manusia tinggal pun, Reptilia sudah menempati daerah dari
wilayah tempat tinggal Manusia, yang terpenting adalah Manusia sebagai makhluk yang
"berkuasa" harus bisa mengatur "kuasanya" agar bermanfaat bagi makhluk lain, dalam hal ini
Manusia bukan menjadi penyebab ketidakseimbangan rantai makanan Reptilia, melainkan
siklus alam dari Reptilia itu sendiri.
Khususnya untuk lingkungan Danau Italy.
Reptilia yang mencakup lingkungan Danau Italy, hanya sebagian kecil dari beberapa jenis
Reptil yang hidup di Pulau Jawa, dikarenakan lingkungan Danau Italy didominasi rumah
warga yang menjadi tempat langganan untuk konflik antara penghuni rumah dengan Salah
satu jenis Reptilia berbisa, bukan sebuah masalah berat selama penghuni rumah bijak dalam
mengambil langkah agar konflik tidak melibatkan "korban dan pelaku", penyebab adanya
konflik merupakan salah satu masalah yang sedang dibahas yaitu berupa ketidakseimbangan
rantai makanan, kegiatan mancing-memancing di lingkungan ini merupakan salah satu
penyebab ketidakseimbangan rantai makanan Reptilia, pasalnya hal tersebut bisa berdampak
migrasinya Reptilia air pemakan ikan ke tempat yang dianggap penyedia makanan utamanya,
salah satu tempat tujuan migrasinya yaitu rumah warga.
Ketidakseimbangan rantai makanan selanjutnya bisa dipicu oleh lingkungan Danau Italy itu
sendiri, yang mana Reptilia di lingkungan ini hidup berdampingan dengan beberapa spesies
aves pemakan serangga, yang kita tahu sebagian Reptil pun memakan serangga, pemicu
tersebut berdampak adanya "rebutan" makanan, namun "rebutan" makanan dengan Aves
bukan penyebab kuat dari kepunahan Reptilia di lingkungan ini, karena yang kita ketahui,
Beberapa Reptilia bisa saja menyerang Aves dan memakannya, lalu Reptilia yang lain
berkesempatan untuk menghabisi serangga-serangga tersebut.
Ketidakseimbangan rantai makanan tak kan lepas dari kehidupan Fauna, terutama Reptilia,
karena Reptilia bisa menjadi predator Puncak bilamana tak ada pemangsa atau pengurai yang
bisa mengganggu keseimbangan populasinya, contoh saja Elang, untungnya di lingkungan
Danau Italy belum ditemukan jenis Elang apapun. Adapun konflik yang terjadi dengan
Manusia di lingkungan ini bukan merupakan bentuk ketidakseimbangan rantai makanan,
tetapi akibat dari ketidakseimbangan rantaimakanan, sehingga Reptilia mencoba menghindari
tempat tinggalnya dan mencari tempat lain yang layak untuk mendapatkan makanan.
Konflik lain di lingkungan Danau Italy berupa masuknya warga ke habitat Reptilia juga bisa
menjadi penyebab ketidakseimbangan rantai makanan, karena biasanya warga yang masuk ke
habitat Reptil, untuk mencari serangga dan bahkan berburu Reptilia itu sendiri, sehingga
populasi dari Reptilia tersebut secara berkala mengalami penurunan, tetapi kabar baiknya, hal
yang demikian bukan sebuah perkara yang selalu terjadi, pasalnya rantai makanan yang saat
ini sedang dialami oleh Reptilia di lingkungan ini sedang luput dari masalah, karena warga
yang mulai disiplin menjaga kelestarian lingkungan Danau Italy.
Bentuk kedisiplinan Warga terhadap habitat Reptilia berupa penanaman tumbuhan dan
pembuatan kolam, yang mana tumbuhan bisa menjadi tempat yang nyaman bagi jenis
Reptilia kecil untuk berlindung, dan kolam bisa menjadi penyeimbang rantai makanan karena
ikan yang ada di kolam tersebut bisa dimanfaatkan sehingga kuantitas pemancing di Danau
Itali menurun.
Hal yang lebih "buruk" dari ketidakseimbangan rantai makanan pernah terjadi di lingkungan
Danau Itali, pasalnya pernah dilakukan pembabatan tanah beserta pepohonan di sekitarnya
untuk dijadikan perluasan halaman, memang yang demikian hal yang baik bagi Manusia,
tetapi untuk Reptilia sangat bisa untuk kehilangan tempat tinggalnya bahkan kemungkinan
terjadinya kematian karena dampak pembabatan.
Tak hanya Reptilia, hewan lain berupa makanan dari Reptilia bisa saja hilang dari wilayah
tersebut sehingga Reptilia yang masih bertahan dan mencoba migrasi ke tempat yang lebih
layak untuk ditinggali kemungkinan susah untuk mendapat makanan awalnya, yang jika hal
tersebut berlangsung secara terus-menerus bisa berdampak pada penurunan populasi Reptilia.
Sementara itu, aktivitas warga yang bisa menjaga keberlangsungan hidup mereka ialah
bentuk kedisiplinan mereka tentang pentingnya untuk tidak merusak apa-apa yang berkaitan
dengan mereka, justru mereka menambahkan ornamen yang sekiranya bisa para Reptilia
gunakan sebagai habitat alternatif mereka.
Kondisi terkini Reptilia-Reptilia yang berada di lingkungan ini, semua terlihat kondusif
bahkan perihal rantai makanan, semua dalam keadaan stabil, seperti bunglon yang
populasinya bertahan akibat "rumah baru" yang mereka tempati menjadi suatu yang layak
untuk ditempati mangsanya pula, sehingga si bunglon tidak perlu susah payah turun ke tanah
untuk mendapatkan mangsa.
Hal lain yang terlihat juga seperti jenis kadal terbang yang kian hari semakin bertambah
populasinya, menandakan mangsa dari jenis kadal ini bisa dikatakan memenuhi syarat, salah
satu bentuknya yaitu jumlahnya yang stabil di mana si kadal ini berpijak. Jenis kadal ini
memang bukan jenis yang baru, memang jenis ini termasuk yang jarang terlihat di
masyarakat, namun bukan berarti populasinya hampir habis melainkan ukurannya yang
terbilang kecil dan warnanya yang menyesuaikan tempat ia berpijak sehingga masyarakat
susah peka dengan keberadaannya.
Ketidakseimbangan rantai makanan sebenarnya bukan suatu hal yang bisa dihilangkan total,
karena siklus alam yang tidak dapat ditebak menjadikan kondisi yang dialami di alam dapat
berubah-ubah tergantung situasi, misalkan warga yang inisiatif melindungi populasi burung
pemakan serangga dengan memperbanyak serangga di wilayah burung tersebut, namun bisa
saja pemangsa burung tersebut justru yang dapat merusak populasinya.
Untuk bisa mengedepankan niat dalam melindungi hewan-hewan seperti reptilia ini
diperlukan adanya keahlian khusus, seperti ikut bergabung di beberapa komunitas satwa liar
yang pastinya beresiko tinggi karena para anggota akan diperkenalkan dengan satwa-satwa
yang bisa saja berupa satwa yang "lazim" dibunuh karena dianggap berbahaya oleh
masyarakat awam. Tapi akan terasa berbeda jika diniatkan dari hati untuk terus menjaga
kelestarian satwa salah satunya jenis Reptilia, karena hal-hal kecil seperti masalah posisinya
berada di tingkatan berapa dalam rantai makanan, predatornya apa di rantai makanan, dan
bagaimana cara menstabilkan populasinya ketika di alam liar berhadapan langsung dengan
ketidakseimbangan rantai makanan (biasanya direscue dan dikembangbiakkan).
Dalam beberapa kondisi di luar lingkungan danau Italy, populasi Reptilia bisa berkurang
bukan karena makanannya, tetapi habitatnya yang semakin hari semakin tidak layak untuk
mereka tinggali, seperti adanya parasit yang mengusik kesehatan tubuhnya, pemangsa yang
mengganggu aktivitas berkembang biaknya, dan rusaknya wilayah entah berupa longsor atau
pembabatan yang masih sering terjadi di negeri ini.
Untung saja Danau Italy bukan tempat yang dikategorikan sebagai "tempat angker" bagi
Satwa jenis Reptilia ini, karena keamanan dan kepedulian warga wilayah Danau ini yang
menjadikan rantai makanan di wilayah Danau ini terkendali, terutama populasi serangga
pemakan daun yang menjadi menu favorit bagi Reptilia kecil berkaki empat ini, bisa
bertambah banyak, dikarenakan jenis-jenis tumbuhan daun yang dibudidayakan di wilayah
Danau Italy sehingga populasinya bisa saja stabil.
Ketidakseimbangan rantai makanan di lingkungan Danau Italy hampir bisa dibilang nol
kasus, jika bukan campuran antar konflik warga dan pembangunan, mungkin saja di
lingkungan ini sangat damai di lingkup kehidupan satwa, adapun permasalahan di perairan
seperti pemancingan dan sebagainya yang dapat memicu berkurangnya populasi ikan di
perairan Danau Italy sudah bukan menjadi masalah besar karena hal tersebut sudah
ditanggulangi dengan penerapan budidaya ikan konsumsi.
Namun hal besar pernah terjadi menimpa perairan Danau Italy, yang mana Danau yang
seharusnya penuh dengan air, pernah mengalami kekeringan total, sehingga ikan pun tak lagi
tersisa, ntah mati kekeringan atau berhibernasi di tanah. Hal yang demikian bisa berdampak
dengan bentuk ketidakseimbangan rantai makanan Reptilia, karena ikan yang hilang bisa saja
mempengaruhi populasi Reptilia pemakan ikan akibat kelaparan.
Populasi Reptilia pemakan ikan bisa berupa beberapa jenis Ular air serta biawak, memang
Reptilia jenis itu termasuk bagian dari hama lingkungan, namun apa salahnya jika keserasian
kehidupan di alam terjalin dengan baik, dalam hal ini yaitu rantaimakanan yang selalu
berjalan tanpa adanya pengganggu baik dari alam itu sendiri maupun dari Manusia.
Beberapa Reptilia air kerap terlihat di Danau Italy, dengan kualitas makanan Reptilia tersebut
pada saat itu cukup memadai, bahkan terlihat ular air yang sedang memakan mangsanya
seperti ikan kecil. Ada juga jenis dari ular darat yang sedang memangsa katak, dua hal
tersebut yang mengindikasikan bahwa di daerah ini pernah terjadi keseimbangan
rantaimakanan.
Untuk mengetahui penyebab munculnya permasalahan yang sedang dibahas, diperlukan
adanya daya ingat dan survey langsung terkait latar yang bersangkutan sehingga survey
tersebut penyebab ditemukannya aktivitas-aktivitas apa dan bagaimana yang pernah atau
yang sedang terjadi sehingga bisa disimpulkan bahwa itu salah satu penyebabnya.
Adapun terkait daya ingat, hal ini juga bisa dikaitkan dengan survey, karena pada dasarnya
daya ingat yang digunakan merupakan daya ingat dari hasil survey lampau yang mana pada
saat itu belum adanya keinginan serta niat untuk menganalisa, sehingga daya ingat yang kuat
cukup untuk mendapatkan sedikit informasi terkait hal yang pernah terjadi.
Dari sekian peristiwa yang terjadi di lingkungan Danau Italy, sudah dapat menunjukan
jawaban terkait pertanyaan tentang ketidakseimbangan rantaimakanan, sehingga kesimpulan
pun sudah dapat dibuat. Masalah di lingkungan Danau Italy pun sudah tak nampak yang
mana jikalau hal tersebut terulang lagi yang pasti bisa dikatakan siklus kehidupan yang ada di
lingkungan Danau Italy memang menyangkut hal yang demikian.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Faktor yang mempengaruhi
ketidakseimbangan rantai makanan reptilia di lingkungan danau taman Itali Banjar
Wijaya Kecamatan Cipondoh” adalah sebagai berikut
Penyebab peristiwa ketidakseimbangan rantai makanan reptilia di lingkungan danau taman
Itali Banjar Wijaya Kecamatan Cipondoh adalah mengenai faktor eksternal, yaitu faktor yang
datangnya dari non-Reptilia seperti aktivitas mancing-memancing, pembabatan lahan.
B. Saran
Bagi Masyarakat
Diharapkan di masa yang akan datang dapat digunakan sebagai salah satu sumber data untuk
penelitian selanjutnya dan dilakukan penelitian lebih lanjut tentang Faktor yang
mempengaruhi ketidakseimbangan rantai makanan reptilia di lingkungan danau taman Itali
Banjar Wijaya Kecamatan Cipondoh.
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ilmiah tentang
Manfaat Bank Sampah Bagi Lingkungan.
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya makalah ini tidak akan bisa
maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan baik dari penyusunan
hingga tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah
hati menerika saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi
untuk pembaca.
Tangerang, 30 Oktober 2021
Daftar Isi
Kata Pengantar..................................................................................i
Daftar Isi.............................................................................................ii