PENDIDIKAN PANCASILA
SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA DARI PRA-
KEMERDEKAAN HINGGA PASCA KEMERDEKAAN
Disusun oleh:
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan hidayah-Nya, saya
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Sejarah Perjuangan Bangsa
Indonesia dari Pra-Kemerdekaan hingga Pasca Kemerdekaan” dengan dengan tepat
waktu.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah bangsa Indonesia penuh dengan perjuangan menentang
penjajahan. Perjuangan untuk memperoleh kemerdekaan Indonesia merupakan
rangkaian peristiwa panjang yang didukung oleh seluruh lapisan masyarakat
yang berdasarkan nasionalisme. Semangat nasionalisme yang ditunjukkan oleh
seluruh komponen bangsa kita didasarkan pada kesadaran bahwa kemerdekaan
adalah hak yang harus dimiliki oleh setiap bangsa termasuk bangsa Indonesia.
Hal ini juga sejalan dengan persamaan derajat, harkat, dan martabat, serta hak
dan kewajiban yang sama sebagai bagian dari bangsa Indonesia. Proklamasi
adalah puncak perjuangan bangsa Indonesia dalam membebaskan belenggu
penjajahan sejak bertahun-tahun lamanya. Pada akhirnya, harapan untuk
merdeka terwujud dengan dicetuskannya Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
pada 17 Agustus 1945 dengan Pancasila sebagai dasar negaranya. Kemudian
lahirlah Indonesia sebagai suatu negara dan bangsa yang merdeka.
Kekosongan kekuasaan yang dialami bangsa Indonesia ketika kekalahan
Jepang dalam Perang Asia Timur Raya adalah sebuah awal terjadinya
proklamasi. Meskipun kemerdekaan Indonesia telah di proklamasikan,
ternyata bangsa Indonesia masih mengalami berbagai macam rongrongan atau
gangguan yang datang baik dari dalam maupun dari luar. Luasnya wilayah
Indonesia dan kurangnya sarana komunikasi menjadi sebuah persoalan dalam
penyebaran proklamasi kemerdekaan. Hal inilah menjadi celah yang
dimanfaatkan oleh Belanda dalam upaya ingin mengambil kembali kekuasaan
terhadap Indonesia. Namun, kali ini kedatangan pasukan Belanda ke wilayah
Indonesia bersama-sama dengan pasukan Sekutu-Inggris. Kedatangannya
disambut dengan berbagai bentuk perlawanan oleh bangsa Indonesia. Masa
Revolusi Fisik dan diplomasi yang berlangsung sejak 1945 hingga tahun 1950
telah terjadi berbagai macam pertempuran antara pihak Indonesia dengan pihak
Belanda yang dibantu oleh pasukan Sekutu-Inggris.
1
Kemerdekaan yang dahulu diperjuangkan oleh para pahlawan disertai
dengan pertumpahan darah demi kemajuan bangsa Indonesia di masa yang
akan datang. Berjuang demi kehidupan yang nyaman, tentram, dan layak bagi
generasi penerus pembangun bangsa, menjadikan sebuah kata “Kemerdekaan”
sebagai hadiah dari panjangnya perjuangan melawan penjajah dan sebagai
titipan agar selalu dijaga dan dipertahankan.
Bangsa Indonesia sudah selayaknya bersyukur atas kemerdekaan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang telah diberikan oleh Tuhan Yang
Maha Esa. Masa depan bangsa Indonesia berada ditangan generasi muda
bangsa ini. Indonesia memiliki cita-cita luhur yang harus selalu
diperjuangakan, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia, memajukan keejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Dalam upaya
mewujudkan cita-cita dan mempertahankan kedaulatan bangsa tentu akan
menghadapi banyak tantangan dan hambatan. Semangat kepahlawanan harus
senantiasa berada di dalam hati para pemuda Indonesia. Semangat juang yang
menggelora, berjiwa nasionalisme dan patriotisme, keberanian, rela berkorban,
pantang menyerah, cinta tanah air, dan bergotong-royong harus dijunjung
tinggi di mana pun kita berada. Sudah menjadi tugas kita sebagai generasi
penerus bangsa, untuk melanjutkan perjuangan para pahlawan. Banyak hal
yang dapat kita lakukan untuk melanjutkan perjuangan mereka yang telah
gugur mendahului kita.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah perjuangan bangsa Indonesia?
2. Bagaimana gambaran sejarah perumusan pancasila?
3. Bagaimana konsep nilai-nilai pancasila sebagai ideologi bangsa?
4. Bagaimana pendapat para ahli tentang Pancasila?
5. Bagaimana cara untuk mempertahankan nilai-nilai perjuangan bangsa
Indonesia?
2
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui sejarah perjuangan bangsa Indonesia
2. Untuk mengetahui gambaran sejarah peristiwa perumusan Pancasila
3. Untuk mengetahui konsep nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi bangsa
4. Untuk mengetahui pendapat para ahli mengenai Pancasila
5. Untuk mengetahui cara untuk mempertahankan nilai-nilai perjuangan
bangsa Indonesia
D. Manfaat Penulisan
1. Menambah pengetahuan dan informasi bagi penulis dan pembaca baik dari
kalangan mahasiswa maupun masyarakat umum tentang Sejarah Perjuangan
Bangsa Indonesia
2. Memperkaya wawasan bagi penulis dan pembaca makalah serta akademisi
UNNES tentang nilai-nilai perjuangan yang terdapat di dalam Sejarah
Perjuangan Bangsa Indonesia
3. Sebagai bahan masukan dan perbandingan bagi peneliti lain yang
bermaksud untuk melakukan penelitian dengan topik yang sama
3
BAB II
KAJIAN TEORITIS
4
3) Sebagai kesatuan yang mutlak, tidak dapat ditambah atau pun
dikurangi
b. Susunan Pancasila
Pancasila sebagai suatu sistem nilai disusun berdasarkan urutan logis
keberadaan unsur-unsurnya. Oleh karena itu, sila pertama (Ketuhanan
Yang Maha Esa) ditempatkan pada urutan yang paling atas, karena
bangsa Indonesia meyakini segala sesuatu berasal dari Tuhan dan akan
kembali kepada-Nya. Tuhan dalam bahasa filsafat disebut dengan Causa
Prima, yaitu Sebab Pertama, artinya sebab yang tidak disebabkan oleh
segala sesuatu yang disebut oleh berbagai agama dengan “Nama”
masing-masing agama.
Sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab ditempatkan
setelah Ketuhanan, karena yang akan mencapai tujuan atau nilai yang
didambakan adalah manusia sebagai pendukung dan pengemban nilai-
nilai tersebut. Manusia yang bersifat monodualis, yaitu yang mempunyai
susunan kodrat yang terdiri dari jasmani dan rohani. Makhluk jasmani
yang terdiri dari unsur: benda mati, tumbuhan, hewan. Rohani yang
terdiri dari unsur: akal, rasa, karsa. Sifat kodrat manusia, yaitu sebagai
makhluk individu dan makhluk sosial. Kedudukan kodrat, yaitu sebagai
makhluk otonom dan makhluk Tuhan.
Setelah prinsip kemanusiaan dijadikan landasan, maka untuk
mencapai tujuan yang dicita-citakan, manusia-manusia itu perlu untuk
bersatu membentuk masyarakat (negara), sehingga perlu adanya
persatuan (sila ketiga). Persatuan Indonesia erat kaitannya dengan
nasionalisme. Rumusan sila ketiga tidak mempergunakan awalan ke- dan
akhiran -an, tetapi awalan per- dan akhiran -an. Hal ini dimaksudkan ada
dimensi yang bersifat dinamik dari sila ini. Persatuan atau nasionalisme
Indonesia terbentuk bukan atas dasar persamaan suku bangsa, agama,
bahasa, tetapi dilatarbelakangi oleh historis dan etis. Historis artinya
karena persamaan sejarah, senasib sepenanggungan akibat penjajahan.
Etis, artinya berdasarkan kehendak luhur untuk mencapai cita-cita moral
sebagai bangsa yang merdeka, bersatu dan berdaulat, adil dan makmur.
5
Oleh karena itu, persatuan Indonesia bukan sesuatu yang terbentuk sekali
dan berlaku untuk selama-lamanya. Persatuan Indonesia merupakan
sesuatu yang harus selalu diwujudkan, diperjuangkan, dipertahankan,
dan diupayakan secara terus menerus. Semangat persatuan atau
nasionalisme Indonesia harus selalu dipompa, sehingga semakin hari
semakin kuat dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sila keempat merupakan cara-cara yang harus ditempuh ketika suatu
negara ingin mengambil kebijakan. Kekuasaan negara diperoleh bukan
karena warisan, tetapi berasal dari rakyat. Jadi, rakyatlah yang berdaulat.
Sila kelima Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia
ditempatkan pada sila terakhir, karena sila ini merupakan tujuan dari
negara Indonesia yang merdeka.
Oleh karena itu, masing-masing sila mempunyai makna dan peran
sendiri-sendiri. Semua sila berada dalam keseimbangan dan berperan
dengan bobot yang sama. Akan tetapi, karena masing-masing unsur
mempunyai hubungan yang organis, maka sila yang di atas menjiwai sila
yang berada di bawahnya. Misalnya, sila Ketuhanan Yang Maha Esa
menjiwai dan meliputi sila kedua, ketiga, keempat dan kelima. Demikian
seterusnya untuk sila ketiga, keempat, kelima (Rukiyati, 2008:28).
6
kepada tujuan yang satu. Pancasila sebagai suatu sistem nilai termasuk
ke dalam nilai moral (nilai Kebaikan) dan merupakan nilai-nilai dasar
yang bersifat abstrak.
Menurut Moerdiono (dalam Mulyono: 2-3) terdapat tiga tataran nilai
dalam ideologi Pancasila, yaitu nilai dasar, nilai instrumental, dan nilai
praksis. Ketiga nilai tersebut adalah sebagai berikut:
1) Nilai Dasar, yaitu suatu nilai yang bersifat amat abstrak dan tetap,
yang terlepas dari pengaruh perubahan waktu. Nilai dasar merupakan
prinsip yang bersifat amat abstrak dan bersifat amat umum, tidak
terikat oleh waktu dan tempat, dengan kandungan kebenaran yang
bagaikan aksioma. Dari segi kandungan nilainya, maka nilai dasar
yang berkenaan dengan eksistensi sesuatu, yang mencakup cita-cita,
tujuan, tatanan dasar, dan ciri khasnya. Nilai dasar Pancasila
ditetapkan oleh para pendiri negara. Nilai dasar Pancasila tumbuh baik
dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajahan yang
telah menyengsarakan rakyat, maupun dari cita-cita yang ditanamkan
dalam agama dan tradisi tentang suatu masyarakat yang adil dan
makmur berdasarkan kebersamaan, persatuan, dan kesatuan seluruh
warga masyarakat.
2) Nilai Instrumental, yaitu suatu nilai yang bersifat konstektual. Nilai
instrumental merupakan penjabaran dari nilai Pancasila, yang
merupakan arahan kinerjanya untuk kurun waktu tertentu dan untuk
kondisi tertentu. Nilai instrumental ini dapat dan bahkan harus
disesuaikan dengan tuntutan zaman. Namun nilai instrumental
haruslah mengacu pada nilai dasar yang dijabarkannya. Penjabaran itu
bisa dilakukan secara kreatif dan dinamik dalam bentuk-bentuk baru
untuk mewujudkan semangat yang sama dalam batas-batas yang
dimungkinkan oleh nilai dasar itu. Dari kandungan nilainya, maka
nilai instrumental merupakan kebijaksanaan, strategi, organisasi,
sistem, rencana, program, bahkan proyek-proyek yang
menindaklanjuti nilai dasar tersebut. Lembaga negara yang
7
berwenang menyusun nilai instrumental ini adalah MPR, Presiden,
dan DPR.
3) Nilai Praksis, yaitu nilai yang terdapat dalam kenyataan sehari-hari,
berupa cara bagaimana rakyat melaksanakan (mengaktualisasikan)
nilai pancasila. Nilai praksis terdapat pada sedemikian banyak wujud
penerapan nilai-nilai Pancasila, baik secara tertertulis maupun tidak
tertulis, baik oleh cabang eksekutif, legislatif, maupun yudikatif, oleh
organisasi kemasyarakatan, oleh badan-badan ekonomi, oleh
pimpinan kemasyarakatan, bahkan oleh warga negara secara
perseorangan.
Pancasila sebagai nilai yang termasuk nilai moral atau nilai
kerohanian juga mengakui adanya nilai material dan nilai vital. Hal
ini bersumber dari dasar Pancasila, yaitu manusia yang mempunyai
susunan kodrat, sebagai makhluk yang tersusun atas jiwa (rohani) dan
raga (materi). Disamping itu, Pancasila sebagai sistem nilai juga
mengakui nilai-nilainya secara lengkap dan harmonis, yaitu nilai
kebenaran (epistimologis), estetis, etis, maupun nilai religius. Oleh
karena itu, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sangat lengkap
karena terdiri dari nilai-nilai di atas.
8
f) Negara memberi fasilitas bagi tumbuh kembangnya agama dan
iman warga negara dan menjadi mediator ketika terjadi konflik
antaragama
2) Arti dan Makna sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
a) Menempatkan manusia sesuai dengan hakikatnya sebagai makhluk
Tuhan yang bersifat universal
b) Menjunjung tinggi kemerdekaan sebagai hak segala bangsa
c) Mewujudkan keadilan
3) Arti dan Makna sila Persatuan Indonesia
a) Nasionalisme
b) Cinta tanah air
c) Menggalang persatuan dan kesatuan bangsa
d) Menghilangkan SARA
e) Menumbuhkan rasa senasib dan sepenanggungan
4) Arti dan Makna sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan
a) Demokrasi
b) Mufakat
c) Kejujuran bersama
5) Arti dan Makna sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat
Indonesia
a) Kemakmuran yang merata dalam arti dinamis dan meningkat
b) Seluruh kekayaan alam dan sebagainya untuk bersama
c) Melindungi yang lemah agar kelompok warga masyarakat dapat
bekerja sesuai dengan bidangnya
9
2) Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
a) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa
b) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban asasi
setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama,
kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan
sebagainya
c) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia
d) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira
e) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain
f) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan
g) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan
h) Berani membela kebenaran dan keadilan
3) Persatuan Indonesia
a) Mampu menempatkan kepentingan bangsa di atas kepentingan
pribadi
b) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan bangsa
c) Mengembangkan rasa cinta tanah air
d) Mengembangkan rasa bangga bertanah air Indonesia
e) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial
f) Memajukan kesejahteraan umum
4) Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyaratan Perwakilan
a) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia
Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama
b) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain
c) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama
d) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat
kekeluargaan
10
e) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai
sebagai hasil musyawarah
5) Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
a) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap
dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan
b) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
c) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
d) Menghormati hak orang lain, dll.
11
perjuangan kemerdekaan. Kemudian Widisuseno (2014, hal 63)
mengemukakan bahwa Pancasila merupakan norma dasar (grundnorm) yang
menjadi payung kehidupan berbangsa yang menaungi seluruh warga yang
beragam suku bangsa, adat istiadat, budaya, bahasa, agama, dan afiliasi politik.
Pancasila sebagai ideologi merupakan way of life yang dijadikan
pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Begitu juga dalam politik
kenegaraan, nilai-nilai Pancasila harus menjadi acuan dalam mewujudkan
sistem politik. Dalam budaya politik, nilai-nilai Pancasila sebagai sebuah
ideologi harus bisa membingkai perilaku politik warga negara yang
dilembagakan dalam sebuah budaya politik. Budaya politik Pancasila harus
menjadi rujukan bagi pengembangan budaya politik yang ideal di Indonesia.
Indonesia sebagai sebuah bangsa tentu juga membutuhkan ideologi
nasional. Di dalam ideologi nasional itu tercantum seperangkat nilai yang
dianggap baik dan cocok bagi masyarakat Indonesia. Nilai-nilai itu diterima
dan diakui serta menjadi tujuan mulia dari bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia
sudah sepakat bahwa nilai-nilai itu adalah nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila. Ideologi nasional mengandung makna ideologi yang memuat cita-
cita tujuan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pancasila merupakan
ideologi yang terbuka, bukan ideologi tertutup. Pancasila dapat memenuhi
sebagai ideologi terbuka karena nilai-nilai Pancasila tersebut berasal dari
bangsa Indonesia sendiri dan nilai-nilai dari Pancasila tidak bersifat
operasional dan langsung dapat diterapkan di kehidupan masyarakat berbangsa
dan bernegara.
12
2. Moh. Yamin
Pancasila berasal dari kata Panca yang berarti “lima” serta Sila berarti
“sendi, atas, dasar atau peraturan tingkah laku yang penting serta baik.”
3. Notonegoro
Pancasila adalah dasar falsafah dari negara Indonesia, sehingga dapat
diambil kesimpulan bahwa Pancasila adalah dasar falsafah serta ideologi
negara yang diharapkan dapat menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia
sebagai dasar kesatuan.
13
BAB III
PEMBAHASAN
14
2. Masa Penjajahan Bangsa Spanyol
Keberhasilan Portugis mendorong bangsa Eropa yang lain untuk ikut
mencari untung. Kalau Portugis lebih memusatkan perhatian di Ternate,
Spanyol lebih tertarik bersekutu dengan Tidore. Terjadilah persaingan antara
Portugis dan Spanyol di kawasan Maluku. Spanyol kemudian membangun
benteng di Tidore. Pembangunan benteng ini semakin memperuncing
persaingan persekutuan Portugis dan Ternate dengan Spanyol dan Tidore.
Akhirnya, pada tahun 1527 terjadilah pertempuran antara Ternate dengan
bantuan Portugis melawan Tidore yang dibantu oleh Spanyol. Benteng yang
dibangun Spanyol di Tidore dapat direbut oleh persekutuan Ternate dan
Portugis.
Portugis dan Spanyol menyadari kerugian yang ditimbulkan akibat
persaingan itu. Untuk mengatasi masalah tersebut, pada tahun 1534 keduanya
menyepakati Perjanjian Saragosa. Isi perjanjian itu antara lain, Maluku
menjadi daerah pengaruh dan pusat kegiatan Portugis dan Spanyol harus
meninggalkan Maluku dan memusatkan diri di Filipina.
Perjanjian ini semakin mengokohkan kedudukan Portugis di Maluku.
Dalam melaksanakan monopoli perdagangan, Portugis juga memiliki ambisi
untuk menanamkan kekuasaan di Maluku. Itulah sebabnya, rakyat dan raja
Ternate kemudian menentang Portugis.
15
isinya, yaitu Belanda mengakui Mangkubumi sebagai Sultan
Hamengkubuwono 1. Perjanjian Giyanti juga membagi kerajaan Mataram
menjadi Kasultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta. kemudian pada
tanggal 1 Januari 1800, VOC dibubarkan setelah Perancis mengalahkan
Belanda.
16
menjelang tahun 1945, Jepang mengalami kemunduran dalam perang Asia
Timur Raya yang pada saat itu melawan Blok Sekutu sehingga Jepang banyak
menggunakan cara untuk menarik simpati khususnya kepada bangsa
Indonesia dengan membuat janji bahwa jepang akan memberikan
kemerdekaann bagi bangsa Indonesia yang diberikan oleh Menteri Kaiso
pada tanggal 7 September 1944 sebelum Jepang akhirnya menyerah tanpa
syarat kepada Sekutu dan mengakhiri penjajahannya di Indonesia pada 17
Agustus 1945.
17
BPUPKI berarti Dokuritsu Junbi Coosakai. Jenderal Kumakichi Harada
adalah komandan pasukan Jepang di Jawa dan mengumumkan
pembentukan BPUPKI lalu pada tanggal 28 April 1945 diumumkan
pengangkatan anggota BPUPKI. Pergelaran upacara peresmiannya digelar
di Gedung Cuo Sangi In di Pejambon Jakarta (sekarang, Gedung
Departemen Luar Negeri).
BPUPKI beranggotakan 67 orang, termasuk 7 orang Jepang dan 4
orang Cina dan Arab. Jabatan Ketua BPUPKI diduduki oleh Radjiman
Wedyodiningrat, Wakil ketua BPUPKI adalah Icibangase (Jepang), dan
sebagai sekretarisnya adalah R.P. Soeroso.
1) Sidang Pertama BPUPKI (29 Mei-1 Juni 1945)
Pada persidangan BPUPKI yang pertama, terdapat berbagai
pendapat mengenai dasar negara yang akan dipakai di Indonesia.
Rumusan dasar negara Indonesia disampaikan oleh Mr. Mohammad
Yamin, Mr. Soepomo, dan Ir. Soekarno
a) Moh. Yamin (29 Mei 1945)
• Peri Kebangsaan
• Peri Kemanusiaan
• Peri Ketuhanan
• Peri Kerakyatan
• Kesejahteraan Rakyat
b) Mr. Soepomo (31 Mei 1945)
• Persatuan
• Kekeluargaan
• Keseimbangan lahir dan batin
• Musyawarah
• Keadilan Rakyat
c) Ir. Soekarno
• Kebangsaan Indonesia (Nasionalisme)
• Kemanusiaan (Internasionalisme)
• Mufakat (Demokrasi)
• Kesejahteraan Sosial
18
• Ketuhanan yang Berkebudayaan
19
Perumusan dan sistematika Pancasila yang telah dibahas dalam
Piagam Jakarta kemudian diterima oleh Badan Penyelidik dalam
sidangnya yang kedua pada tanggal 10-16 Juli 1945. Namun, walaupun
rumusan Pancasila sudah diterima oleh Badan Penyelidik, belum berarti
rumusan Pancasila sudah mencapai final. Karena, belum adanya
perwakilan yang representatif (mewakili berbagai unsur).
20
• Tugas Presiden sementara dibantu oleh Komite Nasional Indonesia
Pusat (KNIP) sebelum dibentuknya MPR dan DPR
b) Hasil Sidang Kedua PPKI (19 Agustus 1945)
• Membentuk 12 Kementerian dan 4 Menteri Negara
• Membentuk Pemerintahan Daerah. Indonesia dibagi menjadi 8
provinsi yang masing-masingnya dipimpin oleh seorang gubernur.
Provinsi tersebut, yaitu Sumatra, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa
Timur, Sunda Kecil, Maluku, Sulawesi, dan Borneo.
c) Hasil Sidang Ketiga PPKI (22 Agustus 1945)
• Membentuk Komite Nasional Indonesia
• Membentuk Partai Nasional Indonesia
• Membentuk badan Keamanan Rakyat
21
6 Agustus 1945: Kota Hiroshima di Jepang dijatuhi bom atom pertama oleh
Amerika Serikat.
9 Agustus 1945: Kota Nagasaki Jepang dijatuhi bom atom kedua oleh
Amerika Serikat.
22
16 Agustus 1945: Dini hari, Soekarno dan Moh Hatta diculik oleh golongan
muda ke Rengasdengklok Karawang dan dipaksa segera memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia melalui radio.
16 Agustus 1945-17 Agustus 1945: Malam hingga pagi Soekarno dan Moh
Hatta bersama golongan muda dan golongan tua membahas perumusan
naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia.
17 Agustus 1945: Pada jam 10 pagi Soekarno dan Moh. Hatta membacakan
teks naskah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia di Jalan
Pegangsaan Timur 56.
23
a. Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya
b. Pertempuran Ambarawa
c. Pertempuran Medan Area
d. Bandung Lautan Api
24
Maluku yang kecewa karena pengakuan kemerdekaan Belanda kepada
Indonesia. Mereka juga menolak bergabung dengan APRIS (Angkatan
Perang Republik Indonesia Serikat). Hal ini ditambah dengan
kekecewaan Chris Soumokil, akibat bubarnya Negara Indonesia Timur
(NIT).
Soumokil dan para bekas prajurit KNIL ini membuat mereka
menekan Kepala Daerah Maluku Selatan, Johannes Manuhutu, untuk
mendeklarasikan kemerdekaan Maluku Selatan. Pada 25 April 1950,
Manuhutu dibawah tekanan Chris Soumokil dan prajurit KNIL
mendeklarasikan Republik Maluku Selatan.
Karena upaya damai mengalami jalan buntu maka pemerintah
melakukan operasi militer untuk menumpas gerakan RMS yaitu Gerakan
Operasi Militer (GOM) III yang dipimpin oleh Kolonel A.E. Kawilarang,
Panglima Tentara dan Teritorium Indonesia Timur.
25
komunis. Gerakan ini dipimpin oleh DN Aidit yang saat itu merupakan
ketua dari Partai Komunis Indonesia (PKI). Pada 1 Oktober 1965 dini
hari, Letkol Untung yang merupakan anggota Cakrabirawa (pasukan
pengawal Istana) memimpin pasukan yang dianggap loyal pada PKI.
Gerakan ini mengincar perwira tinggi TNI AD Indonesia. Tiga dari
enam orang yang menjadi target langsung dibunuh di kediamannya.
Sedangkan lainnya diculik dan dibawa menuju Lubang Buaya. Jenazah
ketujuh perwira TNI AD itu ditemukan selang beberapa hari kemudian.
Keenam perwira tinggi TNI Angkatan Darat yang menjadi korban
dalam peristiwa ini adalah:
1) Letnan Jendral Anumerta Ahmad Yani
2) Mayor Jendral Raden Soeprapto
3) Mayor Jendral Mas Tirtodarmo Haryono
4) Mayor Jendral Siswondo Parman
5) Brigadir Jendral Donald Isaac Pandjaitan
6) Brigadir Jendral Sutoyo Siswodiharjo
Sementara itu, Panglima TNI A. H. Nasution yang menjadi target
utama berhasil meloloskan diri. Tapi, putrinya Ade Irma Nasution tewas
tertembak dan ajudannya, Lettu Pierre Andreas Tendean diculik dan
ditembak di Lubang Buaya.
Keenam jenderal di atas beserta Lettu Pierre Tendean kemudian
ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi. Sejak berlakunya UU Nomor 20
tahun 2009, gelar ini juga diakui sebagai Pahlawan Nasional.
Setelah peristiwa G30S/PKI rakyat menuntut Presiden Soekarno
untuk membubarkan PKI. Soekarno kemudian memerintahkan Mayor
Jenderal Soeharto untuk membersihkan semua unsur pemerintahan dari
pengaruh PKI. Soeharto bergerak dengan cepat. PKI dinyatakan sebagai
penggerak kudeta dan para tokohnya diburu dan ditangkap, termasuk DN
Aidit yang sempat kabur ke Jawa Tengah tapi kemudian berhasil
ditangkap.
Anggota organisasi yang dianggap simpatisan atau terkait dengan
PKI juga ditangkap. Organisasi-organisasi tersebut antara lain Lekra,
26
CGMI, Pemuda Rakyat, Barisan Tani Indonesia, Gerakan Wanita
Indonesia dan lain-lain. Berbagai kelompok masyarakat juga
menghancurkan markas PKI yang ada di berbagai daerah. Mereka juga
menyerang lembaga, toko, kantor dan universitas yang dituding terkait
PKI.
Pada akhir 1965, diperkirakan sekitar 500.000 hingga satu juta
anggota dan pendukung PKI diduga menjadi korban pembunuhan.
Sedangkan ratusan ribu lainnya diasingkan di kamp. konsentrasi.
27
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pancasila merupakan dasar negara dan juga menjadi falsafah hidup bangsa
Indonesia sejak dahulu. Pancasila juga diperuntukkan kepada Negara,
masyarakat, dan pribadi bangsa Indonesia. Sila-sila pancasila itu tidak terlepas
satu sama lain melainkan satu kesatuan yang bulat, baik dalam fungsi dan
kedudukannya sebagai dasar negara maupun sebagai falsafah hidup bangsa.
Pengertian dari kata “kesatuan bulat” dari pancasila ini berarti bahwa sila yang
satu meliputi dan menjiwai sila-sila yang lain. Sila-sila pancasila itu tidak statis,
akan tetapi dinamis, dengan gerakan-gerakannya yang positif dan serasi, karena
ketatanegaraan akan selalu berkaitan dengan tata negara. Karena tata negara
merupakan pengatur kehidupan bernegara yang menyangkut sifat, bentuk, tugas
negara, dan pemerintahannya. Karena banyak peristiwa-peristiwa penting yang
terjadi, yaitu seperti krisis-krisis yang menimpa bangsa bangsa dan negara
sebagai reaksi terhadap gejolak kehidupan bangsa tampak menonjol satu atau
beberapa sila saja. Dari penjelasan di atas telah diketahui bahwa pancasila sangat
berperan untuk keutuhan negara. Dengan kelima sila tersebut kehidupan
masyarakat akan lebih terarah.
B. Saran
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi
bahasan dalam makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang saya
peroleh hubungannya dengan makalah ini. Saya banyak berharap kepada para
pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang dapat membangun kepada
saya demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
saya terutama dan para pembaca.
28
DAFTAR PUSTAKA
1. http://digilib.unimed.ac.id/20069/10/9.%20NIM.%203122121011%20CHAPTER%2
0I.pdf . YI Purba. 2015. Diakses pada tanggal 20 September 2021 pukul 6:15
WIB
2. Tiara, Siti Maulia. Pemahaman Konsep Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Ideologi
Bangsa. Diakses pada tanggal 20 September 2021 pukul 09:00 WIB
3. https://eprints.uny.ac.id/18589/3/BAB%20II%2010401241027.pdf Diakses
pada tanggal 20 September 2021 pukul 10:00 WIB
4. GuruPendidikan.com. 2014. https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-
pancasila/ Diakses pada tanggal 20 September 2021 pukul 10:30 WIB
5. Fauzia, Noor Natasya. Sejarah Perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara
Indonesia. Diakses pada tanggal 21 September 2021 pukul 11:46 WIB.
6. MARKIJAR.com. 2020. https://www.markijar.com/2016/08/sejarah-
perjuangan-bangsa-indonesia.html . Diakses pada tanggal 21 September 2021
pukul 12.00 WIB
7. TRIBUNSTYLE.COM. 15 Agustus 2021. Line Today. Urutan Kronologi
Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan. Diakses pada tanggal 21 September 2021
pukul 14.00 WIB
29