Anda di halaman 1dari 3

Nama : Mutia Almaida

NIM : 200105010173

Jurusan dan Lokal : Ekonomi Syariah A-2020

A. Konsep Uang dalam Persepektif Islam


1. Pengertian dan Sejarah Uang
Dalam ilmu ekonomi modern, uang adalah sesuatu yang tersedia dan dan secara umum
diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan
berharga lainnya juga untuk pembayaran hutang.
Dahulu kala, manusia tidak langsung mengenal pertukaran atau barter. Mereka akan
memenuhi kebutuhan hidup dengan usaha sendiri, misalnya, berburu hewan atau tumbuhan
ketika lapar dan membuat tempat tinggal maupun pakaian sendiri. Kemudian, seiring
berjalannya waktu, manusia mulai menyadari bahwa segala kebutuhan tidak bisa dipenuhi
hanya dengan mencari sendiri-sendiri.
Demi mendapatkan barang yang tidak bisa diperoleh, manusia mencari sesamanya untuk
bertukar barang. Sistem yang disebut barter ini pun semakin lama menampakkan banyak
kesulitan. Para manusia kesulitan menemukan konsumen, begitu pula sulit mencari barang
yang diinginkan. Oleh karena kendala tersebut, timbullah ide penggunaan benda sebagai alat
tukar di benak manusia.
 Munculnya Alat Tukar Baru
Sejarah uang dilanjutkan dengan kemunculan alat tukar baru. Alat tukar tersebut dapat
berupa benda bernilai tinggi, benda yang diterima secara umum, ataupun barang yang menjadi
kebutuhan primer. Sebagai contoh, orang-orang Romawi menggunakan garam sebagai alat
untuk membayar upah sekaligus alat pertukaran. Uniknya, sejarah ini menciptakan
kosakata salary dalam bahasa Inggris yang berarti upah. Salary berasal dari bahasa Latin dari
garam, salarium.
Walaupun alat tukar baru sudah diciptakan, masih banyak kesulitan yang dijumpai
manusia. Alat tukar yang pertama kali dibuat belum memiliki pecahan sehingga sulit
disimpan, diangkut, maupun ditentukan nilainya. Selain itu, benda-benda yang dijadikan alat
tukar juga kurang awet dan gampang hancur.
 Mulainya Sejarah Uang Logam
Permasalahan pada alat tukar pada masa-masa awal membuat terciptanya uang logam.
Logam memenuhi kriteria yang tidak dimiliki alat tukar sebelumnya. Mulai dari nilainya yang
tinggi, tahan lama, mudah diangkut, serta dapat dipecah tanpa membuat nilai logam
berkurang.
Jenis logam yang cocok dijadikan sebagai alat transaksi, yaitu perak dan emas. Keduanya
disebut sebagai uang penuh karena nilai nominal dan nilai intrinsiknya seimbang. Pada
mulanya, setiap orang boleh melebur, menempa, memakai, menjual, sekaligus memiliki hak
menyimpan tak terbatas terhadap uang logam. Namun, perubahan terjadi ketika manusia
menyadari bahwa jumlah logam mulia sangat terbatas.
 Sejarah Uang Kertas
Uang logam dinilai kurang cocok untuk transaksi dalam jumlah besar karena bobot dan
ukurannya. Oleh sebab itu, diciptakanlah uang kertas. Uang kertas awalnya hanya berupa bukti
kepemilikan logam mulia sebagai perantara transaksi. Selain itu, uang kertas pada masa
permulaan juga 100 persen dijamin dengan perak dan emas yang disimpan di pengrajin logam
mulia. Jaminan tersebut sewaktu-waktu dapat ditukarkan secara penuh.
 Kemunculan Alat Tukar Nontunai
Perkembangan teknologi membuat alat tukar semakin canggih. Munculnya kartu kredit
pada tahun 1946 menjadi alat pembayaran pengganti uang. Sistem transaksi ini dipelopori oleh
institusi perbankan di Amerika Serikat, yakni Flatbush National Bank of Brooklyn. Kemudian,
kartu kredit digunakan nasabah bank untuk bertransaksi di berbagai toko yang juga menjadi
nasabah.
 Kehadiran Uang Elektronik, Bitcoin
Sejarah uang mencatat kehadiran bitcoin sebagai alat tukar baru di masa modern. Bitcoin
pertama kali diciptakan pada tahun 2009 oleh seorang berkebangsaan Jepang, Satoshi
Nakamoto. Satu bitcoin sekarang setara dengan 8.000 dolar Amerika Serikat.

B. Fungsi Uang
1. Fungsi Asli Uang
Pada hal ini fungsi asli uang adalah fungsi yang tujuan utama diciptakannya uang.
Berikut beberapa fungsi asli uang dibawah ini:
 Uang sebagai alat tukar umum (medium of exchange) merupakan fungsi uang yang
merubah sistem barter sehingga saat melakukan transaksi berjalan dengan lebih mudah dan
cepat.
 Uang sebagai satuan hitung (unit of account) yang menunjukkan nilai pada barang atau
jasa sehingga dapat mempermudah proses pertukarannya.
 Uang sebagai alat penyimpanan nilai atau sering disebut (valuta).
2. Fungsi Turunan Uang
Selain fungsi uang sebagai alat pertukaran, uang mempunyai beberapa fungsi lainnya,
sebagai berikut:
 Uang sebagai alat pembayaran transaksi yang umum(means of payment).
 Uang sebagai alat pembayaran utang yang sah (standard of deferred payment).
 Uang sebagai alat pemindahan modal atau (transfer of value), yang pada hal ini uang
dapat memperbesar modal usaha.
 Uang sebagai pengukuran suatu harga atau nilai (standar of value).

C. Jenis Uang
1. Berdasarkan yang Mengeluarkan
 Uang Kartal (common money) adalah uang yang dipakai dalam alat pembayaran yang
sah dan wajib digunakan pada khalayak untuk suatu kegiatan transaksi jual-beli.
 Uang Giral (simpanan di Bank) adalah jenis uang yang disimpan pada Bank dan bisa
digunakan sewaktu-waktu ada keperluan pembayaran. Contoh pada uang giral yaitu cek
bilyet, giro, dan uang lainnya.
2. Berdasarkan Bahan Pembuatannya
 Uang Logam adalah uang yang diproduksi dari bahan logam (emas atau perak) yang bisa
dipakai secara umum, mempunyai nilai yang tinggi dan stabil, mudah dikenali, tahan
lama, dan bisa dibagi menjadi satu yang lebih kecil.
 Uang Kertas adalah uang yang diproduksi dari bahan kertas berdasarkan standarisasi
baku. Didalah uang kertas terdapat warna, gambar, dan cap khusus yang telah disahkan.
3. Berdasarkan Nilainya
 Uang Penuh (full bodied money) adalah uang yang mengandung suatu nilai intrinsik
(bahan) dan jumlah nominal yang sama. Atau, nilai nominal uang yang sama pada bahan
dan proses pembuatannya.
 Uang Tanda (token money) adalah uang yang mengandung nilai nominalnya berbeda
pada nilai intrinsiknya. Atau, nilai nominal uang yang berbeda pada bahan dan proses
pembuatannya.

D. Konsep Uang dalam Ekonomi Konvensional


Beberapa literatur ekonomi konvensional mengatakan bahwa uang merupakan asset
yang sangat istimewa dan mempunyai status yang sangat istimewa pula atas asset-asset ekonomi
lainnya. Hal ini disebabkan beberapa hal. Pertama, uang merupakan barang yang paling
liquid, mudah untuk diperjual belikan dan dipertukarkan dengan barang lainnya tanpa
memberikan biaya transaksi yang tinggi. Kedua, tidak ada biaya penyimpanan, sehingga kita
dapat menukarnya kapan saja dan di mana saja. Pernyataan tersebut memberikan pengertian
bahwa uang yang merupakan asset dalam ekonomi konvensional, di satu sisi dapat diartikan
sebagai modal dan di sisi lain sebagai uang itu sendiri. Pendapat inilah yang dikatakan oleh
Collin Rogers dalam bukunya Money, Interest and Capital(1989), seperti yang dikutip oleh
Adiwarman A. Karim.

E. Konsep Uang dalam Islam


Pengertian uang sebagai modal pada gilirannya akan memunculkan ide bunga sebagai
harga dari penggunaan uang tersebut. Hal ini tentu saja tidak dapat diterima oleh Islam,
karena uang tidak identik dengan modal, sehingga uang tidak boleh diperjualbelikan layaknya
barang-barang komoditas ekonomi lainnya. Akan tetapi Islam menerima uang sebagai alat tukar
maupun sebagai alat satuan hitung untuk mengukur suatu nilai barang dan komoditas ekonomi
dalam suatu sistem perekonomian untuk menggantikan sistem perekonomian barter yang penuh
dengan praktek ketidakadilan dan ketidakjujuran.
Dalam Islam, tidak ada masalah dengan peran dan fungsi uang seperti yang telah
disebut di atas, selama uang tidak dipandang sebagai suatu komoditas yang bisa diperjual belikan
layaknya barang dan jasa. Peranan uang yang sedemikian itu bisa diterima secara meluas
dengan maksud untuk menggantikan peran sistem perekonomian barter, di mana dengan
adanya uang, orang tidak perlu mencari pembeli yang kebetulan mau menukarkan barangnya
dengan barang lain yang kebetulan dibutuhkan oleh penjual. Inilah yang dinamakan dua
kebetulan atau a double coincidence of wants yang tidak perlu terjadi bila suatu perekonomian
menggunakan uang sebagai media pertukaran dan berperan sebagaimana mestinya uang harus
berperan dan berfungsi.

Anda mungkin juga menyukai