Anda di halaman 1dari 39

NAMA KELOMPOK

KETUA : Putri Rahmasari (1102019165)


SEKRETARIS : Qatrunnada Zulfa Salsabila (1102019167)
ANGGOTA : Punto Taufiknoor (1102019160)
Putra Nugraha Santosa (1102019161)
Putri Ardini (1102019162)
Putri Nazwa H. Mas’ud (1102019164)
Putri Zahra Maharani (1102019166)
Rafilah Dinira (1102019168)
NYERI PERUT KANAN

Seorang perempuan,usia 47 tahun datang ke IGD Rumah Sakit dengan keluhan


nyeri perut kanannya sejak 5 hari. Keluhan nyeri perut kanannya hilang timbul kadang-
kadang disertai dengan nyeri hebat, nyeri dirasakan sampai ke pinggang kanannya dan
tidak disertai demam. Pada pemeriksaan fisik didapatkan: Keadaan umum tampak sakit
sedang, tanda-tanda vital dalam batas normal. Abdomen didapatkan nyeri tekan perut
kanan dan nyeri ketok costovertebra kanan. Pada pemeriksaan Laboratorium: darah rutin :
Lekosit : 10.500/mm3 , Urinalisa : lekosit 3-5/LPB, eritrosit : 10-15/LPB. Hasil pemeriksaan
USG Abdomen: Hidronefrosis grade 2 dan pelebaran di ureter proximal dextra.
KATA SULIT

Hidronefrosis Costovertebra
Pembengkakan ginjal akibat Sudut yang dibentuk oleh costa
penumpukan urin dimana urin tidak terakhir dan vertebrata
dapat mengalir dari ginjal ke
kandung kemih 01 02

Urinalisa USG abdomen


Metode analisis untuk mendapatkan 03 04 Prosedur yang digunakan untuk
zat yang mungkin terkandung dalam memeriksa organ dalam perut dan
urin dan juga bisa melihat abdomen menggunakan transduser
kelainannya USG
BRAINSTORMING
1) Apa yang menyebabkan hidronefrosis ?
 Bisa karena kehamilan ( rahimnya membesar dan menekan ureter), batu ginjal (menyumbat ureter),
serta obstruksi pada ureter.

2) Mengapa pasien merasakan nyeri pada pinggang ?


 Karena adanya obstruksi di saluran kemih, terjadi peristaltic otot polos ureter meningkat
menyebabkan tekanan intraluminal meningkat, dan kemudian menyebabkan gesekan batu di dinding
ureter lalu akan memberikan tekanan pada syaraf yang menyebabkan nyeri local. Impuls sensoriknya
didistribusi ke plexus renalis menuju ke segmen T10 sampai L2 menyebabkan nyeri pinggang.

3) Apa yang dimaksud dengan hidronefrosis grade II ?


 Pelebaran atau pembengkakan pada ginjal yang disebabkan karena penumpukan cairan di dalam
sel atau jaringan ginjal.

4) Komplikasi apa yang dapat terjadi jika tidak ditangani ?


 Cedera pada ureter, perdarahan, dan infeksi yang menyebar ke seluruh tubuh melalui darah atau
bakterinemia.
BRAINSTORMING
5) Apa saja derajat dari hidronefrosis ?
 - Derajat 1 : Dilatasi atau pelebaran pelvis renalis tanpa dilatasi calics, calics tumpul
- Derajat II : Dilatasi pelvis renalis dan calics mayor, calics membentuk mendatar
- Derajat III : Dilatasi pelvis renalis dan calics mayor serta minor, tanpa adanya penipisan korteks,
calics menonjol
- Derajat IV : Dilatasi pelvis renalis dan calics mayor serta minor, adanya penipisan korteks.

6) Apa kemungkinan diagnosis kasus di atas ?


 Urolithiasis : dimana dalam saluran kemih terbentuk batu berupa kristal yang mengendap di urin.

7) Pemeriksaan penunjang apa saja yang dapat dilakukan ?


 Foto rontgen abdomen dengan dua proyeksi, pemeriksaan pielogravi intravena, USG, pemeriksaan
lab, CT urografi tanpa kontras.
BRAINSTORMING

8) Berapa kadar normal leukosit dan eritrosit pada urinalisa ?


 Leukosit normal : 0-5 LPB, leukosit 5000- 10000 mel (pada pem. darah rutin)
Eritrosit normal : 0-3 LPB.

9) Mengapa terjadi pelebaran ureter proksimal dextra ?


 Karena terdapatnya batu pada saluran kandung kemih sehingga cairan urin tertahan di ureter.

10) Apa tatalaksana yang dapat dilakukan pada kasus di atas ?


 Hidronefrosis dengan pemasangan kateter dan diberi diuretic hidroklortiazid.
HIPOTESIS
Urolithiasis (BSK) adalah pembentukan batu di
dalam saluran kemih berupa kristal yang mengendap di urin.
Manifestasi klinis yang terjadi adalah nyeri pinggang yang
diakibatkan karena adanya obstruksi batu di saluran kemih,
terjadi peristaltic otot polos ureter meningkat menyebabkan
tekanan intraluminal meningkat, dan kemudian menyebabkan
gesekan batu di dinding ureter lalu akan memberikan tekanan
pada syaraf yang menyebabkan nyeri local. Impuls sensoriknya
didistribusi ke plexus renalis menuju ke segmen T10 sampai L2
menyebabkan nyeri pinggang. Pemeriksaan penunjang yang
dapat dilakukan adalah foto rontgen abdomen dengan dua
proyeksi, pemeriksaan pielogravi intravena, USG, pemeriksaan
lab, CT urografi tanpa kontras. Komplikasi yang bisa terjadi
yaitu cedera pada ureter, perdarahan, dan infeksi yang
menyebar ke seluruh tubuh melalui darah atau bakterinemia.
Tatalaksana untuk kasus ini yaitu dengan pemasangan kateter
dan diberi diuretic hidroklortiazid.
01
MAKROSKOPIS

BAGIAN-BAGIAN URETER :
• Pars abdominalis : didalam ruang retroperitoneal
• Pars pelvica : didalam pelvis minor
• Pars intramuralis
PENYEMPITAN :
• Di tempat keluar dari pelvis renalis
• Di persilangkan A. iliaca communis atau A. iliaca
externa
• Di pasase melalui dinding vesica urinaria (bagian
paling sempit).
MAKROSKOPIS
MIKROSKOPIS

Secara histologik ureter terdiri atas :


• Lapisan mukosa terdiri atas epitel transisional
yang disokong oleh lamina propria.
• Lapisan muskularis terdiri atas atas serat otot
polos longitudinal disebelah dalam dan sirkular
di sebelah luar.
• Lapisan adventitia atau serosa terdiri atas
lapisan jaringan ikat fibroelsatin.
VASKULARISASI DAN
INERVASI
02
DEFINISI

Urolitiasis adalah proses terbentuknya batu (kalkuli)


pada traktus urinarius. Kalkuli yang ditemukan pada ginjal disebut
nephrolitiasis dan kasus ini paling sering ditemukan. Jika kalkuli
ditemukan pada ureter dan vesica urinaria sebagian besar berasal
dari ginjal.Urolitiasis adalah penyebab umum adanya keluhan
ditemukan darah dalam urin dan nyeri di abdomen, pelvis, atau
inguinal. Urolitiasis terjadi pada 1 dari 20 orang pada suatu waktu
dalam kehidupan mereka.
ETIOLOGI

Teori Nukleasi Teori Matriks


Pembentukan batu berasal Batu Matriks akan merangsang

dari inti batu yang pembentukan batu karena


membentuk kristal atau benda memacu penempelan partikel
asing. pada matriks tersebut.
ETIOLOGI

Teori Inhibisi yang


Berkurang
Batu saluran kemih terjadi akibat
tidak adanya atau berkurangnya
faktor inhibitor yang berfungsi untuk
mencegah terbentuknya endapan
batu.
Di Indonesia masih banyak orang yang menderita penyakit ini, namun masih minimnya data.
Prevalensi batu ginjal berdasarkan data yang dikumpulkan dari rumah sakit di seluruh Indonesia 37.636 kasus
baru pada tahun 2002. Sedangkan jumlah pasien yang dirawat sekitar 19.018 orang, dengan kasus kematian
sebanyak 378 orang. Menurut Riskesdas tahun 2013, kasus batu ginjal di Indonesia mencapai 0,6%, dimana
prevalensi tertinggi pada usia 15 tahun, dengan prevalensi wanita lebih tinggi dari pria. Prevalensi kasus batu
ginjal di perdesaan (13,8%) lebih tinggi dari perkotaan (10,0%), dan 15,3% di antaranya bekerja sebagai
petani, nelayan, dan buruh.

EPIDEMIOLOGI
KLASIFIKASI (BERDASARKAN ETIOLOGI)
KLASIFIKASI (BERDASARKAN KOMPOSISI)
KLASIFIKASI (BERDASARKAN KOMPOSISI)
KLASIFIKASI (BERDASARKAN UKURAN DAN LOKASI)

Berdasarkan diameter ukurannya secara dua dimensi dibagi


menjadi >5 cm, 4-10 cm, 10-20 cm, dan > 20 cm. Sedangkan
berdasarkan posisi anatominya kalkuli dibagi menjadi: calyx superior,
medius, atau inferior; pelvis renali; ureter proksimal, medius, dan distal;
dan vesica urinaria.
KLASIFIKASI (BERDASARKAN RADIOLOGI)

• Radiopak
• Radiopak lemah
• Radiolusen
PATOFISIOLOGI
Batu terdiri atas kristal-kristal yang tersusun oleh bahan-bahan organik maupun
anorganik yang terlarut di dalam urine. Kristal-kristal tersebut tetap berada dalam keadaan
metastable (tetap terlarut) dalam urine jika tidak ada keadaan-keadaan tertentu yang
menyebabkan terjadinya presipitasi kristal. Kristal-kristal yang saling mengadakan presipitasi
membentuk inti batu (nukleasi) yang kemudian akan mengadakan agregasi, dan menarik
bahan-bahan lain sehingga menjadi kristal yang lebih besar. Meskipun ukurannya cukup besar,
agregat kristal masih rapuh dan belum cukup mampu membuntu saluran kemih. Untuk itu agregat
kristal menempel pada epitel saluran kemih (membentuk retensi kristal), dan dari sini bahan-
bahan lain diendapkan pada agregat itu sehingga membentuk batu yang cukup besar untuk
menyumbat saluran kemih.
PATOFISIOLOGI
Batu jenis ini paling banyak dijumpai, yaitu kurang lebih 70
– 80 % dari seluruh batu saluran kemih. Kandungan batu jenis ini terdiri
atas kalsium oksalat, kalsium fosfat, atau campuran dari kedua unsur
itu.
Faktor terjadinya batu kalsium adalah :
BATU KALSIUM
1. Hiperkalsiuri
2. Hiperoksaluri
3. Hiperurikosuria
4. Hipositraturia
MANIFESTASI KLINIS

 Nyeri pada pinggang ( Kolik atau


Non Kolik)

 Gangguan miksi

 Hematuria

 Mual dan muntah

 Demam

 Distensi vesika urinaria

 Kristaluria
DIAGNOSIS
 Tanyakan keluhan (dapat bervariasi, mulai dari tanpa keluhan,
sakit pinggang ringan hingga berat (kolik), disuria, hematuria, retensi
urine, dan anuria)
 Keluhan disertai penyulit (demam dan tanda gagal ginjal)
 Riwayat penyakit terdahulu (obesitas, hiperparatiroid primer,
ANAMNESIS
malabsorbsi gastrointestinal, penyakit usus atau pankreas)
 Riwayat pola makan (asupan kalsium, cairan yang sedikit, garam
yang tinggi, buah dan sayur kurang, serta makanan tinggi purin yang
berlebihan, jenis minuman yang dikonsumsi, jumlah dan jenis protein
yang dikonsumsi)
 Riwayat pengobatan
DIAGNOSIS

 Pemeriksaan fisik umum : Hipertensi, demam, anemia, syok


 Pemeriksaan fisik urologi
- Sudut kostovertebra : Nyeri tekan, nyeri ketok, dan pembesaran
PEMERIKSAAN FISIK ginjal
- Supra simfisis: Nyeri tekan, teraba batu, buli kesan penuh
- Genitalia eksterna : Teraba batu di uretra
- Colok dubur : Teraba batu di buli-buli (palpasi bimanual)
DIAGNOSIS
1) Kimiawi darah dan pemeriksaan urin 24 jam untuk
mengukur kadar kalsium, asam urat,kreatinin, natrium, pH
dan volume total (Portis & Sundaram, 2001).
2) Analisis kimia dilakukan untuk menentukan komposisi
batu.
3) Kultur urin dilakukan untuk mengidentifikasi adanya
PEMERIKSAAN bakteri dalam urin (bacteriuria) (Portis&Sundaram,
PENUNJANG 2001).
4) Foto polos abdomen
DIAGNOSIS

PEMERIKSAAN
PENUNJANG
DIAGNOSIS
5) Intra Vena Pielografi (IVP)

PEMERIKSAAN
PENUNJANG
DIAGNOSIS
6) Ultrasonografi (USG)

PEMERIKSAAN
PENUNJANG
DIAGNOSIS BANDING
- Batu ginjal - Batu buli
•Pielonefritis akut •Hipertroti prostat
•Adenocarcinoma ginjal •Striktur uretra
•Tumor sel transisional siustem pelvokalises •Tumor vesica bertangkai
•TBC ginjal - Pada anak
•Nekrosis papiler •Phimosis atau paraphimosis
•Infark ginjal •Striktur uretra congenital
- Batu ureter •Katup urethra porterior bertangkai
•Tumor primer ureter
•Sumbatan bekuan darah dari ginjal
•Pielonefritis akut
TATALAKSANA
PENCEGAHAN

 Citrus

 Minum yang banyak ( 2 L/hari)

 Kurangi konsumsi protein (daging) , karbo, sodium, kalsium (susu), oksalat (coklat)

 Olahraga

 Konsumsi OMEGA-3 FATTY ACID


KOMPLIKASI

Batu mungkin dapat memenuhi seluruh pelvis renalis sehingga dapat menyebabkan obstruksi
total pada ginjal, pasien yang berada pada tahap ini dapat mengalami retensi urin sehingga pada fase
lanjut ini dapat menyebabkan hidronefrosis dan akhirnya jika terus berlanjut maka dapat menyebabkan
gagal ginjal yang akan menunjukkan gejala-gejala gagal ginjal seperti sesak, hipertensi, dan anemia
(Colella, et al., 2005; Purnomo, 2012). Selain itu stagnansi batu pada saluran kemih juga dapat
menyebabkan infeksi ginjal yang akan berlanjut menjadi urosepsis dan merupakan kedaruratan urologi,
keseimbangan asam basa, bahkan mempengaruhi beban kerja jantung dalam memompa darah ke
seluruh tubuh (Colella, et al., 2005; Portis & Sundaram, 2001; Prabowo & Pranata, 2014).
PROGNOSIS

Prognosis pasien urolitiasis cukup baik, karena terapi


memberikan hasil yang sangat baik terlepas dari beratnya penyakit.
Meskipun ada peningkatan risiko kekambuhan Sekitar 15% dan 12%
berisiko berkembang menjadi gagal ginjal. Strategi pencegahan yang
tepat secara substansial dapat mengurangi risiko kekambuhan. Diagnosis
harus dibuat segera, karena batu yang lebih besar dapat secara
signifikan mengganggu aliran darah ginjal normal dan menyebabkan
kerusakan ginjal yang signifikan jika tidak ditangani.
DAFTAR PUSTAKA
Agarwal, M., Singh, S., Mavuduru, R., & Mandal, A. (2011, July). Preventive fluid and dietary therapy
for urolithiasis: An appraisal of strength, controversies and lacunae of current literature.
Retrieved October 09, 2020, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3193729/
Brooks JD. 2007. Anatomy of the lower urinary tract and male genitalia. Wein AJ, ed. Campbell-
Walsh Urology. 9th ed. Philadelphia, Pa: Saunders Elsevier
Kidney stones in adults. National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases.
https://www.niddk.nih.gov/health-information/urologicdiseases/kidney-stones/definition-facts
. Accessed Jan. 16, 2018.
Paulsen, F. & J. Waschke. 2012. Sobotta : Atlas Anatomi Manusia : Organ organ Dalam, Jilid 2, Edisi
23. Jakarta. EGC
Yolanda S. What is Urolithiasis. News Medical Life Sciences. https://www.news-
medical.net/health/What-is-Urolithiasis.aspx. Accessed Jan. 16, 2018.
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_ penelitian_ 1_ dir/2bfd96d7644f6e43a0c1ac7bed07f3bb.
pdf
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_ penelitian_ 1_ dir/2bfd96d7644f6e43a0c1ac7bed07f3bb.
pdf

Anda mungkin juga menyukai