Anda di halaman 1dari 38

BIOSFER

Komponen Lingkungan dan Pencemaran


Sanitasi Makanan
Pengendalian Vektor Penyakit
Pertiwi Andarani
Biosfer

 ~ekosfer
 Adalah lingkungan yang terdiri atas fauna dan flora,
terkecuali manusia
 Batas biosfer ditentukan sampai pada batas di mana
tidak lagi terdapat benda hidup
Terminologi dalam biosfer

 Organisme  1 individu (hewan/tumbuhan)


 Populasi  sekelompok individu 1 jenis
 Komunitas  kumpulan berbagai populasi tumbuhan
ataupun hewan di daerah tertentu
 Ekosistem  interaksi setiap organisme yang ada
dalam komunitas ini dengan lingkungannya (biotik dan
abiotik)
Biosfer

http://debyuta.blogspot.com/2013_04_01_archive.html
Komponen yang mengisi
ekosistem
 Komponen lingkungan hidup merupakan bagian
dari ekosistem.
 Komponen biotik  bersifat hidup atau hayati
(manusia, hewan, makhluk hidup, tumbuh-
tumbuhan)
 Komponen abiotik  bersifat non hayati (udara,
tanah, gunung, gaya Tarik bumi, cuaca, cahaya, arus
laut, dsb)
Komponen biotik

 Mempunyai karakter secara individu dan secara


kelompok
 Kumpulan individu sejenis yang berada dalam suatu
tempat tertentu  populasi
 Semua populasi yang saling menjalin kehidupan di suatu
tempat  komunitas
Komponen Lingkungan

 Komponen lingkungan terdiri dari faktor abiotik (tanah, air,


udara, cuaca, suhu) dan faktor biotik (tumbuhan, hewan, dan
manusia).
 Lingkungan bersifat dinamis ~ seimbang :
 daya dukung lingkungan :
 kemampuan untuk mendukung kelangsungan hidup
makhluk hidup di
 daya lenting lingkungan:
 kemampuan untuk mengembalikan lingkungan ke
keadaan seimbang ketika lingkungan mendapat gangguan
atau kerusakan sampai batas tertentu
DAYA DUKUNG LINGKUNGAN (DDL)
DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN (DTL)
Keseimbangan Lingkungan
seimbang ~ dinamis
 Keseimbangan lingkungan merupakan kemampuan
lingkungan untuk mengatasi tekanan dari alam maupun
dari aktivitas manusia, serta kemampuan lingkungan
dalam menjaga kestabilan kehidupan didalamnya
~ DTL & DDL
 Keseimbangan lingkungan akan tercapai bila ada
interaksi organisme dengan faktor lingkungan dan
interaksi antar komponen dalam suatu lingkungan dapat
berjalan dengan proporsional.
Interaksi antarkomponen
 Ekosistem disusun oleh komponen biotik dan abiotik. Kedua
komponen ini saling berinteraksi dalam menjadi
keseimbangan lingkungan dan kestabilan ekosistem.
 ‘Niche’ ekologis: setiap spesies dalam suatu ekosistem
mempunyai struktur dan fungsi masing-masing yang saling
mendukung (interdependency
 Interaksi antarkomponen biotik dalam menjaga
keseimbangan lingkungan dapat kita lihat pada rantai
makanan dan jaring-jaring makanan  hokum
termodinamika I: energi tidak dapat diciptakan dan
dihancurkan, hanya berubah bentuk. Hukum termodinamika
II: tidak ada konversi energi yang efisien 100%
 Interaksi antara komponen biotik dengan abiotik. Setiap
jenis organisme memiliki kisaran toleransi tertentu terhadap
berbagai faktor lingkungan abiotiknya.
 Karena terdapat interaksi dan terbatas dalam kisaran
toleransi tertentu tersebut, jenis-jenis organisme tertentu
yang hanya mampu menempati lingkungan dengan kondisi
tertentu pula  memicu terjadinya suksesi
Suksesi
 Ketika gangguan yang masuk ke dalam suatu
lingkungan berada diluar ambang batas
toleransi, maka keseimbangan lingkungan
akan terganggu.
 Gangguan yang masuk ke lingkungan dapat
berasal dari lingkungan alam atau akibat
campur tangan manusia.
 Struktur komunitas akan mengalami suatu
perubahan yang disebut Suksesi
 Suksesi : proses perubahan komposisi spesies
dalam suatu komunitas biologi akibat adanya
gangguan pada komunitas itu.
Jenis Suksesi
 Suksesi Primer
 Proses perubahan komposisi komunitas yang terjadi pada
suatu kawasan yang pada mulanya hampir tidak ada
kehidupan.
 Biasanya terjadi pada pulau vulkanis baru atau area yang
awalnya tertutup glasier atau lapisan es. Contoh
organisme yang berperan pada suksesi primer yaitu lumut
dan Lichenes. Organisme yang mampu tumbuh pertama
kali dan kemudian membentuk suatu ekosistem
disebut organisme pionir atau spesies pionir.

 Suksesi Sekunder
 Proses perubahan komposisi komunitas yang terjadi pada
area yang mulanya ada kehidupan tetapi kemudian
mengalami beberapa gangguan yang menyebabkan
hilangnya komunitas yang ada di area itu dan hanya
meninggalkan tanah yang tetap utuh.
 Contohnya hutan yang mengalami penebangan.
Biosfer dan Kesehatan
Pengaruh Tidak Langsung
 Sumber bahan mentah untuk berbagai kegiatan industri
 Cth: industri kayu, meubel, rotan, obat, pangan, papan,
dll

Pengaruh Langsung
 Biosfer sebagai sumber energi (makanan)  masalah
produksi dan distribusi  penyakit
kekurangan/kelebihan gizi
 Elemen langsung yang membahayakan kesehatan:
beruang, harimau, ular, poison ivy, dll
 Elemen mikroorganisme yang menyebabkan
penyakit:virus, bakteri, protozoa, fungsi, dll
Penyakit bawaan vektor

 Vektor penyakit adalah serangga penyebar penyakit


atau Arthropoda / serangga (benda hidup)
 Misal:
 nyamuk (Hexapoda)  genus Culex, Anopheles Aedes
 Lalat, kutu (Hexapoda)  menghisap darah
 Pinjal  pinjal tikus (pest), anjing, kucing (Toxoplasmosis)
 Tungau  Rickettsisis
 Vehicle: suatu penyebar penyakit yang tidak hidup,
seperti air, udara, makanan, dll
Penyakit bawaan vektor

No Nama Penyakit Agent Vektor


1 Malaria Plasmodium malariae Anopheles sundaicus
2 Dengue haemorrhagic fever Virus DHF Aedes aegypti
3 Filariasis F. Brancfti Culex pipiens
4 Cholera Vibrio cholera Musca domesrica
5 Dysentrie S. Shigae Idem
6 Typhus S. Typhi Idem
7 Pest Pasteurella pestis X. Cheopis
8 Toxoplasmosis Toxoplasma Ct. felis
9 Cacing pita anjing Dipyllidium caninum Ct. canis
10 Rickettsiosis R. Prowazeki Pediculus humanus
11 Repasing fever Bornelia recurrentis Ornithodorus spp.
Pentingnya Pengendalian vektor

1. Penyakit belum ada obat atau vaksinnya


2. Bila sudah ada obat atau vaksin, tetapi kerja obat tadi
belum efektif, terutama untuk penyakit parasite
3. Berbagai penyakit didapat pada banyak hewan selain
manusia sehingga sulit dikendalikan
4. Sering menimbulkan cacat, misal: filariasis dan malaria
5. Penyakit cepat menjalar karena vektornya dapat
bergerak cepat, seperti insekta bersayap
Pengendalian vektor penyakit
Kimiawi Insektisida, pestisida (misal:DDT)
• Sifat resisten  perlu insektisida yang mudah terurai

Biologi 2 cara
• Memelihara musuh alami
• Mengurangi fertilitas insekta

Rekayasa Mengurangi sarang insekta (breeding place)


• Modifikasi lingkungan  TPS, TPA
• Pemeliharaan saluran drainase
• Penyediaan air bersih  harus tertutup sehingga tdk menjadi sarang nyamuk Aedes
penyebar Demam berdarah (DHF)

Terpadu Berdasarkan ekologi vektor


• Dengan mengetahui karakteristik vektor: habitat, usia hidup, probabilitas terjadi
infeksi pada vektor dan manusia
•  Strategi pengendalian menyeluruh dengan meningkatkan partisipasi masyarakat
dan kerjasama sektoral
Sanitasi Makanan
Definisi Sanitasi Makanan

 Upaya untuk pencegahan kemungkinan bertumbuh &


berkembangbiaknya jasad renik pembusuk & pathogen
dalam makanan, minuman, peralatan dan bangunan
yang dapat merusak pangan dan membahayakan
manusia
 Mencakup kebersihan dan makanan yang dianjurkan
bagi kesehatan sehingga tidak menyebabkan konsumen
sakit karenanya
 Aplikasi dari sanitasi makanan  proses produksi,
penerimaan, penyimpanan, penyediaan, dan penyajian
Peranan makanan bagi kehidupan
manusia dan setiap makhluk hidup

 Setiap makhluk hidup perlu makanan untuk


kelangsungan hidupnya.
 Manusia yang terpenuhi semua kebutuhan makanannya
akan terlindungi dan terjamin kesehatannya dan
memiliki tenaga kerja yang produktif
 Bahan makanan dapat merupakan media
perkembangbiakan kuman, penyakit, atau dapat juga
merupakan media perantara dalam penyebaran suatu
penyakit (food borne disease)
Gizi
 Kelebihan: kegemukan, diabetes, tekanan darah tinggi
 jantung
 Kekurangan: kuantitas (marasmus); kualitas
(kwashiorkor
 Keadaan kurang gizi dipengaruhi oleh:
 Pengetahuan masyarakat kurang  kepercayaan, dll
 Kontaminasi makanan dan minuman bayi
akibatlingkungan tidak sehat, menderita penyakit
bawaan makanan sehingga pertumbuhan terganggu
 Prioritas hidup  prioritas bukan untuk makanan bergizi
 Kekurangan zat gizi tertentu  penyakit
 Misal: Vit.A  trakoma; kurangnya daya tahan tubuh
 Penyakit  berkurangnya produktivitas masyarakat
Tujuan sanitasi makanan

 Menjamin keamanan makanan dan kemurnian


minuman
 Mencegah konsumen dari penyakit bawaan
makanan (food borne disease) dan keracunan
makanan
 Mencegah penjual makanan yang merugikan
pembeli
 Mengurangi kerusakan/pemborosan makanan
 Melindungi konsumen dari kemungkinan terkena
penyakit yang disebarkan oleh perantara-
perantara makanan
Keracunan makanan
 Tanaman dan hewan beracun:
 Mengandung HCN, asam oxalaat, fluor organic  Singkong gendruwo
 Jamur: Amanita, Helvella
 Algae: Pyrrophyceae, Cyanophyceae,
 Hewan: starfish, anemones, fugu fishes, hati hiu
 Kontaminasi rantai makanan
 Kontaminan pestisida
 Kontaminan logam: Cd: infeksi ginjal; Mn: Parkinsonism, Merkuri:
Minamata
 Kontaminan mikroba: Salmonella (telur, daging, ayam); Staphylococcus
(mulut, kulit, hidung, rambut, tangan); Vibrio parahaemolyticus
(makanan laut); Clostridium botulinum (makanan kaleng); Bacillus
cocovenans (tempe bongkrek)
 Pencegahan keracunan: sanitasi; memilih makanan dari segi kualitas
Penyakit bawaan makanan
 Viral:
 Diare : rotavirus
 Hepatitis A: virus hepatitis A

 Bakterial:
 Cholera: Vibrio cholera
 Dysenterie bacillaris: Shigella,sp
 Typhus abdominalis: Salmonellla typhi
 Tuberculosa(usus): Mycobacterium tuberculosa

 Protozoa
 Dysentrerie amoeba: Entamoeba histolytica
Pencegahan penyakit bawaan
makanan
 Pemilihan bahan baku yang sehat, tidak busuk, warna
yang segar;
 Penyimpanan bahan baku jangan sampai terkena
serangga, tikus, jangan sampai membusuk
 Pengolahan makanan yang higienis serta prosesnya dapat
mematikan penyebab penyakit; peralatan masak harus
bersih
 Pengolah makanan bukan carrier penyakit dan tidak sakit
 Penyajian makanan tidak terkena lalat, debu, dan udara
kotor, peralatan makan yang higienis (terutama di tempat
umum)
 Penyaji makanan harus mendapat surat ket sehat
 Penyimpanan makanan matang jangan sampai
terkontaminasi dan membusuk
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
sanitasi makanan
 Manusia
 Perilaku
 Kesehatan
 Atribut
 Peralatan, proses, bahan baku
 Fasilitas
HACCP
(Hazard Analysis & Critical Control Points)
Penerapan HACCP di
industri makanan
 Mencegah terjadinya bahaya sebagai jaminan
mutu keamanan pangan guna memenuhi tuntutan
konsumen
 HACCP bersifat sebagai sistem pengendalian mutu
sejak bahan baku dipersiapkan sampai dengan
produk akhir diproduksi massal dan didistribusikan
 Meningkatkan kesadaran dan pemahaman mutu
karyawan terhadap keamanan pangan
 Mencegah risiko complain karena hazard
 Sebagai promsi perdagangan era pasar global yang
memiliki daya saing kompetitif
Prinsip HACCP
Prinsip 1 Berkaitan dengan analisis bahaya
Prinsip 2 Menentukan titik kendali kritis (CCP)
Prinsip 3 Menetapkan Batas Kritis
Prinsip 4 Menetapkan sistem pemantauan pengendalian CCP
Prinsip 5 Menetapkan tindakan perbaikan yang dilakukan jika
hasil pemantauan menunjukkan bahwa suatu CCP
tertentu tidak dalam kendali
Prinsip 6 Menetapkan prosedur verifikasi untuk memastikan
bahwa Sistem HACCP bekerja secara efektif
Prinsip 7 Menetapkan dokumentasi mengenai semua prosedur
dan catatan
Prinsip penerapan HACCP pada industri makanan
Prinsip 1 Identifikasi hazard atau bahaya

Hazard yang dimaksud dapat berupa mikroba, racun, bahan


kimia logam berat, dan benda asing pencemar
Hal-hal yang perlu diketahui:
 Formulasi berkaitan dengan clearance bahan baku sampai
produk akhir, parameter produk dengan jaminan
kestabilan produk dan keamanannya
 Kemasan berkaitan dengan proteksi terhadap kontaminasi
silang dan pertumbuhan mikroba
 Proses berkaitan dengan clearance proses parameter
untuk jaminan mutu dan keamanannya; termasuk di
dalamnya sanitasi dan hygiene proses
 Kondisi ruang penyimpanan
 Perlakukan konsumen
Prinsip penerapan HACCP pada industri makanan
Prinsip 2 Penentuan Titik Kendali Kritis (CCP)
 Pembuatan diagram alir proses yang jelas sehingga
dapat dikenali:
 Input
 Output
 4 faktor pengendali (mesin, manusia, metode, dan standar
karya) beserta persyaratannya
Prinsip penerapan HACCP pada industri makanan
Prinsip 2 Penentuan Titik Kendali Kritis (CCP)

 Pemisahan ruang proses basah, spesifikasi bahan baku,


standar higienis ruang produksi dan peralatan (swamb
tes ruang dan alat), perlakuan untuk menghilangkan
atau mengurangi hazard.
 Penentuan batas kritis harus spesifik
Prinsip penerapan HACCP pada industri makanan
Prinsip 3 Penyusunan Sistem Monitoring CCP

 Pemantauan menggunakan parameter uji


cepat, analisis cepat jika memungkinkan,
kalibrasi regular dimana seluruh dokumen
tersebut tersimpan untuk keperluan
dokumentasi pada setiap tahap proses
yang berpotensi hazard
Prinsip penerapan HACCP pada industri makanan
Prinsip 5 Pelaksanaan Tindakan Perbaikan

 Kriteria tidak tercapai, situasi “di luar pengendalian”,


maka tindakan apa yang harus diambil secara tepat
sebagai tindak lanjut
 Contoh:
 Lot diproduksi ditolak atau Lot diperiksa secara
menyeluruh untuk penetapan “release”
Prinsip penerapan HACCP pada industri makanan
Prinsip 6 Verifikasi Sistem

 Verifikasi dibutuhkan untuk mengkaji HACCP telah


efektif dan benar, karena mencakup beberapa aktivitas,
seperti inspeksi/audit regular, monitor mutu, audit
pasar mutu produk secara berkala
Prinsip penerapan HACCP pada industri makanan
Prinsip 7 Dokumentasi

 Dokumentasi atau penyimpanan data harus tersusun


sistematis dan tertata secara benar agar mudah
ditelusuri dan dapat digunakan sebagai “back up” jika
terjadi penyimpangan di luar prosedur normal

Anda mungkin juga menyukai