Kertas konferensi
Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya fenomena fraud yang masih terjadi di lingkungan perbankan syariah yang notabene
berlandaskan prinsip syariah dalam setiap aktivitasnya. Berdasarkan data ACFE (Association Of Certi fi ed Fraud Examiners) tahun 2016
menunjukkan bahwa bank dan lembaga keuangan merupakan entitas tertinggi dalam kasus fraud. Prinsip syariah yang dijalankan oleh
bank syariah tidak serta merta menjadikan bank syariah terhindar dari kasus penipuan. Kasus penipuan yang banyak menimpa bank
syariah bisa jadi disebabkan lemahnya penerapan tata kelola perusahaan syariah. Data dalam penelitian ini diperoleh dari Good
Corporate Governance perbankan syariah (BUS-UUS) periode 2012-2016 dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penerapan tata kelola perusahaan syariah pada perbankan syariah dikategorikan menjadi tiga bagian yaitu
Penulis yang sesuai:
sangat baik, baik dan cukup baik namun dari penerapan tata kelola perusahaan syariah masih belum dapat mencegah terjadinya fraud
Mella Apriliani Astuti
pada perbankan syariah. Kajian ini mempunyai implikasi penting yaitu perbankan syariah harus diimbangi dengan kemampuan sumber
mellaapril@student.upi.edu
daya manusia yang baik karena bank syariah merupakan bisnis perbankan yang memadukan prinsip perbankan dan prinsip syariah.
Diterima: 10 Februari 2019 Selain itu, budaya dan tone organisasi di atas juga dapat menjadi kunci untuk mencegah terjadinya fraud, yaitu perbankan syariah
Diterima: 14 Maret 2019 harus diimbangi dengan kemampuan sumber daya manusia yang baik karena bank syariah merupakan bisnis perbankan yang
Diterbitkan: 28 Maret 2019
memadukan prinsip perbankan dan prinsip syariah. Selain itu, budaya dan tone organisasi di atas juga dapat menjadi kunci untuk
mencegah terjadinya fraud, yaitu perbankan syariah harus diimbangi dengan kemampuan sumber daya manusia yang baik karena
Layanan penerbitan disediakan oleh
Pengetahuan E bank syariah merupakan bisnis perbankan yang memadukan prinsip perbankan dan prinsip syariah. Selain itu, budaya dan tone
organisasi di atas juga dapat menjadi kunci untuk mencegah terjadinya fraud,
Mella Apriliani Astuti
dkk. Artikel ini didistribusikan di Kata kunci: Tata Kelola Perusahaan Syariah, Penipuan
bawah persyaratan Lisensi Atribusi
Creative Commons ,
dikreditkan.
ICIEBP.
Terlepas dari perkembangan perbankan syariah, ada hal-hal serius yang harus dihadapi oleh
setiap bank, baik bank konvensional maupun bank syariah. Ini berupa penipuan yang terjadi
di lingkungan perbankan. Yang melakukan fraud bukanlah orang asing melainkan pihak
internal bank itu sendiri. Pelaku kejahatan bank bisa dilakukan oleh semua
mulai dari karyawan hingga manajemen puncak bank (Anugerah, 2014). merupakan pihak
yang rentan terhadap kejahatan bank. Berikut ini adalah pihak-pihak yang rentan terhadap
kejahatan bank:
Rozmita Dewi Y Rozali, dan Aneu Cakhyaneu, (2019), “Pencegahan Fraud pada Perbankan Syariah di
porate Governance ”di Konferensi Internasional ke-2 tentang Ekonomi Islam, Bisnis, dan Halaman 183
Pertumbuhan Sosial Ekonomi ”, KnE Social Sciences, halaman 183–202. DOI 10.18502 / kss.v3i13.4205
ICIEBP ke-2
Angka 1: Pelaku Penipuan yang Diduga Melakukan Kejahatan Bank (Sumber: (Laporan ProFI l Industri Perbankan
Triwulan IV, 2016)).
Banyaknya fenomena fraud yang terjadi di perbankan syariah jelas bertolak belakang
QS. Al-Anfal: 27 yang menyatakan manusia tidak diperbolehkan melakukan pengkhianatan
Kasus Fraud yang menimpa banyak bank syariah mungkin disebabkan oleh lemahnya
penerapan tata kelola perusahaan syariah. Hal ini dikarenakan penerapan tata kelola
perusahaan syariah merupakan syarat penting dalam memastikan perkembangan dan
stabilitas industri keuangan syariah (Grassa, 2015). Beberapa penelitian tentang tata kelola
bank syariah telah dilakukan, seperti penelitian Maradita (2014) yang membandingkan
karakteristik tata kelola bank syariah dan bank konvensional, selain penelitian yang
dilakukan oleh Junusi (2012) dimana penelitian tersebut membahas tentang bagaimana
penerapan syariah. tata kelola reputasi dan kepercayaan bank syariah. Hasil penelitian Junusi
(2012) menyatakan bahwa tata kelola perusahaan syariah akan mempengaruhi reputasi dan
kepercayaan pelanggan.
menyatakan bahwa penerapan tata kelola perusahaan syariah berpengaruh positif terhadap
kinerja bank syariah.
Dari permasalahan diatas, penulis merumuskan beberapa rumusan penelitian yaitu sejauhmana fraud
pada perbankan syariah di Indonesia, bagaimana penerapan tata kelola perusahaan syariah di Indonesia, dan
apakah tata kelola perusahaan syariah berpengaruh terhadap pencegahan kecurangan. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui sejauh mana fraud yang terjadi pada perbankan syariah di Indonesia, untuk
mengetahui sejauh mana penerapan tata kelola perusahaan syariah pada perbankan syariah, dan untuk
mengetahui sejauh mana tata kelola perusahaan syariah dapat mempengaruhi pencegahan kecurangan.
Hipotesis yang penulis berikan untuk penelitian ini adalah bahwa tata kelola perusahaan syariah berpengaruh
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka penulis merasa perlu untuk
2. Studi Sastra
IFSB (Islamic Financial Services Board) mendefinisikan syariah corporate governance, yaitu
sistem syariah yang harus mengacu pada rangkaian pengaturan kelembagaan dan
organisasi yang telah dilakukan oleh IIFS (Institutions Offering Islamic Financial Services).
IIFS ini memastikan pengawasan independen yang efektif atas kepatuhan syariah dari
masing-masing struktur proses berikut:
3. Review internal / audit syariah compliance untuk mencatat ketidakpatuhan dan jika
4. Kepatuhan syariah / review audit dalam bentuk laporan tahunan untuk memverifikasi
bahwa review internal / audit syariah telah dilakukan dengan tepat dan temuannya
telah dicatat oleh dewan syariah (Mizushima, 2014).
Untuk menerapkan tata kelola perusahaan syariah diperlukan adanya Dewan Pengawas
Syariah (DPS) yang berfungsi dalam memproses pengawasan, pemantauan, audit, dan pemberian
opini tentang kepatuhan syariah pada lembaga keuangan atau perusahaan yang menawarkan
Tata kelola perusahaan syariah berasal dari hukum Islam. Tujuan dari tata kelola perusahaan syariah
tidak hanya bekerja untuk kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan, tetapi juga
2.2. Penipuan
Fraud secara umum dapat diartikan sebagai kecerdasan manusia atau seseorang dapat merencanakan untuk
mendapatkan keuntungan melalui gambaran yang salah (Suprajadi, 2009). Fraud merupakan salah satu dari
sekian banyak masalah dalam dunia bisnis saat ini. Apalagi tingginya tingkat fraud di sektor perbankan telah
menjadi fenomena global yang membutuhkan solusi yang mendesak (Ali Danlandi Yusuf, 2016).
Tabel 1: Perbedaan Konsep Tata Kelola Perusahaan yang Baik dan Tata Kelola Perusahaan Syariah.
• Larangan bunga
2 Hak dari • Hak pemegang saham dasar • Properti sebagai kepercayaan dari Tuhan
• Sensation of Equality
4 Peran dari • Dalam menciptakan kekayaan, lapangan kerja dan • Akuntabilitas Islam terhadap Falah
pemangku kepentingan di keberlanjutan yang sehat secara finansial dan orientasi kesejahteraan sosial
perusahaan tata kelola perusahaan
c • komunitas
saham
Menurut Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/28 / DPNP yang dimaksud dengan Fraud adalah
perbuatan penyimpangan atau kelalaian yang dengan sengaja dilakukan untuk menipu, atau memanipulasi
bank, nasabah, atau pihak lain, yang terjadi pada bank dan / atau menggunakan fasilitas bank sehingga bank,
nasabah, atau pihak lain dirugikan dan / atau pelaku fraud memperoleh keuntungan finansial baik secara
langsung maupun tidak langsung (Surat Edaran Bank Indonesia No.13 / 28 / DPNP,
2011).
Konsep segitiga penipuan dikembangkan pada tahun 1950 oleh Donald Cressey, seorang kriminolog.
Dia mengeksplorasi studi tentang alasan di balik orang-orang yang berselingkuh. Ia meneliti 250
penjahat yang melakukan penipuan dalam waktu 5 bulan. Berdasarkan penelitiannya, ia menyimpulkan
bahwa orang menyontek karena dua hal, pertama karena dipercaya untuk memikul tanggung jawab
dan yang kedua karena keadaan yang membuat mereka melanggar keyakinan tersebut. Menurut
Menurut Cressey, ada 3 faktor yang melatarbelakangi seseorang melakukan kecurangan, yaitu (1)
3. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan
kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain kausalitas yaitu
penelitian yang bertujuan untuk menemukan penjelasan berupa hubungan sebab akibat antara
beberapa konsep atau beberapa variabel (Ferdinand, 2014). Jadi ada variabel yang berpengaruh
(independen) dan variabel yang berpengaruh (dependen). Objek penelitian yang akan diteliti
dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel X yaitu syariah corporate governance dan variabel Y
yaitu kecurangan. Tata Kelola Perusahaan Syariah diukur dari 11 indikator yang telah ditentukan
dalam surat edaran Bank Indonesia No.12 / 13 / DPBS tahun 2010, kemudian penulis memberikan
skor 1 jika item tersebut disebutkan dalam laporan GCG dan memberikan skor 0 jika item tersebut
1 Sangat sesuai jika memenuhi 87,5% hingga 100% dari total indikator Sesuai
2 jika memenuhi 62,5% hingga 87,4% dari total indikator Cukup sesuai jika
3 memenuhi 37,5% hingga 62,4% dari total indikator Tidak sesuai jika memenuhi
4 12,5% hingga 37,4 % dari total indikator Tidak sesuai jika memenuhi 0%
Untuk mengukur kualitas penerapan tata kelola syariah, peringkat tersebut dikalikan
dengan bobot yang ketentuannya adalah:
TOTAL 100.00
Hasil pemeringkatan multiplier dengan nilai komposit dapat diklasifikasikan sebagai nilai
kualitas penerapan tata kelola syariah dengan ketentuan sebagai berikut:
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh BUS dan UUS di Indonesia periode 2012-2016. Metode
pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel jenuh yaitu pengambilan sampel dimana
semua anggota populasi dijadikan sampel, hal ini dilakukan karena populasinya relatif kecil
(Agung, 2012). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis pengaruh melalui uji
regresi data panel. Analisis uji regresi data panel dilakukan karena dalam penelitian ini
menggabungkan data time series dan cross section menjadi satu observasi. Data panel
merupakan gabungan dari cross section dengan data time series (Rohmana, 2013)
Adapun pengolahan datanya menggunakan software EViews 9. Langkah-langkah yang dilakukan dalam metode
Dalam menganalisis data panel, perlu dilakukan pengujian spesifikasi model yang tepat
untuk mendeskripsikan data. Uji Chow, uji Hausman, dan uji pengali lagrange (LM)
dilakukan (Rohmana, 2013)
Menurut Basuki & Prawoto (2016) dalam regresi data panel tidak semua uji asumsi klasik
perlu dilakukan. Dalam penelitian ini hanya menggunakan satu variabel independen,
sehingga tidak perlu dilakukan uji multikolinieritas. Oleh karena itu, uji asumsi klasik yang
3. Pengujian hipotesis
(a) Uji-T
Uji parsial atau uji-t dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh
masing-masing variabel independen secara individual maupun parsial dalam
menjelaskan variasi variabel dependen. Pada uji t, nilai t hitung akan
dibandingkan dengan nilai t tabel, dan Probabilitas akan dibandingkan dengan
tingkat kesalahan yang ditentukan oleh peneliti.
Bandingkan nilai t hitung dengan t kritis (t tabel). Keputusan untuk menolak atau menerima H0
saya. Jika t hitung> t tabel atau probabilitas <tingkat signifikansi (Sig <0,05),
maka Ha diterima dan H0 ditolak, maka variabel bebas mempengaruhi
variabel terikat.
ii. Jika t hitung <t tabel atau probabilitas> tingkat signifikansi (Sig <0,05), maka
Ha ditolak dan H0 diterima.
4 BRISyariah
11 Syariah
19 Bank Sinarmas
21 BPD DKI
26 BPD Jambi
Tabel 6: Jumlah Kasus Fraud di BUS dan UUS dari Tertinggi hingga Terendah.
Dari hasil analisis yang penulis lakukan, ternyata fraud selalu terjadi setiap tahun di setiap
BUS dan UUS. Dengan demikian penulis dapat menyimpulkan bahwa terdapat BUS dan UUS
yang memiliki jumlah kasus Fraud tertinggi dan juga yang terendah selama periode tahun
2012-2016. Jika diurutkan maka akan terlihat seperti pada tabel di bawah ini.
Tabel di atas memberikan informasi bahwa diantara semua BUS jumlah kasus fraud yang
paling banyak terjadi di bank Mega syariah dengan jumlah 124 kasus dan untuk BUS yang
tidak mengalami Fraud seluruhnya ada di bank Syariah Bukopin dan Maybank Syariah.
Padahal di antara seluruh UUS, BPD Sumatera Utara memiliki jumlah kasus fraud tertinggi
dengan 36 kasus. Berbanding terbalik dengan UUS bank Permata dan UUS bank Maybank
yang tidak ada kasus Fraud sama sekali.
Penerapan tata kelola perusahaan syariah pada perbankan syariah akan disajikan pada
tabel berikut.
Dari tabel di atas, penerapan tata kelola perusahaan syariah pada BUS dan UUS di
Indonesia dikategorikan menjadi 3 kategori yaitu sangat baik, dapat diterima, dan baik.
Hasil penelitian selanjutnya dari data yang ada terkait dengan variabel dalam penelitian ini
kemudian diolah dan dianalisis menggunakan model regresi data panel sehingga diperoleh
Berdasarkan model diatas dapat dijelaskan bahwa setiap kenaikan X1 (SCG) bernilai nol,
maka variabel fraud sebesar 4,656643. Sedangkan jika variabel SGG bertambah 1 unit maka
jumlah fraud akan berkurang sebanyak 21 kasus.
Setelah dilakukan analisis regresi data panel, untuk mengetahui apakah estimasi yang
diperoleh sudah BIRU (Best Linear Unbias Estimator), dilakukan uji asumsi klasik yang
meliputi uji heterosensitivitas. Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel dalam
penelitian ini bebas dari masalah pengujian asumsi klasik.
Dalam penelitian ini pengujian hipotesis dilakukan dengan uji-t. Nilai t tabel pada penelitian
ini diperoleh dari tabel distribusi t dan α serta derajat kebebasan (df), dimana df = nk = 170 -
2 = 168, kemudian dengan df 168 dan α = 5% (0,05) diperoleh t tabel sebesar
1.65397. Selanjutnya nilai t tabel akan dibandingkan dengan nilai t hitung untuk menentukan
keputusan menerima Ho atau menolak Ho. Berdasarkan hasil pengujian menggunakan
program Eviews dijelaskan pada pembahasan uji-t berikut
Tabel 8: Hasil Pengujian Tata Kelola Perusahaan Syariah Terhadap Pencegahan Fraud.
Berdasarkan Tabel 8 terlihat bahwa nilai t hitung (-0,37) karena pada analisis t hitung ( ±) Jika
dianggap absolut, maka t hitung (0,38) lebih kecil dari t tabel (1,653) yang berarti menerima Ho
dan menolak Ha. Kemudian tingkat probabilitas sebesar 0,7070 lebih besar dari α = (0,05)
sehingga dapat disimpulkan bahwa tata kelola perusahaan syariah tidak berpengaruh signifikan
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa penerapan tata kelola perusahaan syariah tidak
berpengaruh terhadap pencegahan kecurangan. Berdasarkan teori bahwa penerapan tata kelola
perusahaan merupakan hal yang sangat penting untuk mewujudkan bisnis yang efektif dan
efisien. Namun ternyata good governance pun masih memiliki celah untuk bisa dilakukan
Penipuan. Tata kelola perusahaan syariah belum direalisasikan secara optimal dalam mencegah
terjadinya fraud, karena tata kelola perusahaan syariah sangat bergantung pada kompetensi
yang dimiliki oleh organ internal, artinya setiap organ internal bank syariah pasti memiliki
kompetensi ganda yaitu dalam hal perbankan dan bisnis, karena kegiatan Bank syariah
merupakan kegiatan yang menerapkan prinsip perbankan dengan prinsip kesetaraan (Akmal,
2008).
Selain memiliki kompetensi ganda, penerapan budaya organisasi yang dimiliki oleh
masing-masing bank syariah juga harus diperkuat lagi karena hasil budaya yang kuat akan
meningkatkan perilaku konsisten yang dapat menciptakan efektivitas organisasi. Jika budaya
organisasi tidak memberikan hal yang positif bagi organisasi maka hasil yang akan dicapai
atau kinerja organisasi akan buruk, karena budaya perusahaan menginformasikan kepada
karyawan tentang bagaimana seharusnya perilaku karyawan tersebut (Ikhsan, 2016)
Hal lain yang harus diperhatikan dalam mencegah terjadinya fraud adalah tone at the top dimana
tone at the top merupakan suasana yang diciptakan oleh pimpinan organisasi. Artinya setiap sikap yang
ditunjukkan oleh pimpinan organisasi tentunya akan berpengaruh pada karyawannya. Jika tone yang
diciptakan oleh pemimpin menjunjung tinggi etika dan integritas, maka karyawan akan cenderung
menjunjung tinggi nilai-nilai yang sama. Namun sebaliknya, jika investor tidak mementingkan etika,
maka karyawan akan lebih rentan terhadap kecurangan karena merasa perilaku etis bukanlah prioritas
utama dalam organisasi. Singkatnya, nada di atas adalah bahwa karyawan akan melakukan hal yang
persis sama dengan yang dilakukan oleh para pemimpin mereka (https://www.acfe.com).
Penelitian ini didukung oleh In'airat (2015) yang menyatakan bahwa keberadaan dan
penerapan tata kelola perusahaan belum cukup untuk menurunkan tingkat fraud. Sejalan
dengan penelitian Rahmayani & Rahmawaty (2017) bahwa tata kelola perusahaan syariah
dengan proksi pelaksanaan tugas dan tanggung jawab DPS tidak berpengaruh terhadap
indikasi Fraud.
5. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa penerapan
tata kelola perusahaan syariah pada bank syariah di Indonesia tahun 20122016 terbagi
menjadi 3 bagian yaitu sangat baik, baik, dan dapat diterima. namun rata-rata penerapan
tata kelola perusahaan syariah sudah baik.
Penerapan tata kelola perusahaan syariah di perbankan syariah belum cukup untuk
mencegah terjadinya kecurangan. Dimana implementasi good governance berada
masih ada celah bagi seseorang untuk melakukan Penipuan. Sebab saat ini DPS hanya bisa
mengawasi perbankan syariah dari segi produknya, sesuai atau tidak dengan prinsip syariah.
Pencegahan dan pengendalian Fraud harus menjadi bagian dari tanggung jawab DPS karena
keberadaannya diharapkan dapat fokus pada pengembangan dan pengawalan agar produk
dan aktivitas lembaga keuangan syariah yang diawasinya selalu berjalan sesuai dengan
syariah namun karena keterbatasan waktu, tenaga dan pengetahuan anggota DPS itu luput
dari manajemen (Jabbar, 2010).
Tata kelola perusahaan syariah belum direalisasikan secara optimal dalam mencegah
terjadinya fraud, karena tata kelola perusahaan syariah sangat bergantung pada kompetensi
yang dimiliki oleh organ internal, artinya setiap organ internal bank syariah pasti memiliki
kompetensi ganda yaitu dalam hal perbankan dan bisnis, karena kegiatan Bank syariah
merupakan kegiatan yang menerapkan prinsip perbankan dengan prinsip kesetaraan
(Akmal, 2008).
[1] https://www.acfe.com.
[2] Abu-Tapanjeh, AM (2009). Tata Kelola Perusahaan Dari Perspektif Islam:
Analisis Perbandingan Dengan Prinsip OECD. Perspektif Kritis Akuntansi
20.
[3] ACFE. (2016). Diambil kembali dari http://www.acfe.com. [4] Agung, AA (2012). Metodologi
Penelitian Bisnis. Malang: Universitas Brawijaya
Tekan (UB Press).
[5] Akmal, H. (2008). Tata Kelola Perusahaan dan Manajemen Risiko di Bank
Syariah. Tesis.
[6] Ali Danlandi Yusuf, UA (2016). Studi Konseptual Pada Perusahaan Islam
Model Tata Kelola Dalam Membatasi Penipuan Bank. Jurnal Internasional Ekonomi,
Ilmu Keuangan dan Manajemen.
[7] Anugerah, R. (2014). Peranan Good Corporate Governance Dalam Pencegahan
Penipuan. Jurnal Akuntansi.
[11] Grassa, R. (2015). Sistem Pengawasan Syariah Di Seluruh Lembaga Keuangan Islam
Negara Anggota OKI. Jurnal Regulasi dan Kepatuhan Keuangan.
[12] Hassan, AM (2014). Tata Kelola Perusahaan Syariah: The Need for A Special
Kode Tata Kelola. Emerald Group, Vol. 14, No. 1.
[13] Ikhsan, A. (2016). Analisis Pengaruh Budaya Organisasi dan Kepuasan Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan Non Dosen Pada Universitas Mercu Buana Jakarta.
Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis, Volume 2 Nomor 1.
[14] In'airat, M. (2015). Peran Tata Kelola dalam Pengurangan Fraud - A
Studi Persepsi di Lingkungan Bisnis Arab Saudi. Jurnal Akuntansi
dan Keuangan Vol. 15 (2).
[15] Jabbar, SF (2010). Larangan Kejahatan Keuangan dalam Islam dan Pencegahan oleh
Dewan Pengawas Syariah Lembaga Keuangan Islam. Jurnal Kejahatan Keuangan
Vol. 17, No. 3.
[16] Junusi, RE (2012). Implementasi Tata Kelola Syariah Serta Implikasinya Terhadap
Reputasi dan Kepercayaan Bank Syariah. Al-Tahrir, Vol. 12, No. 1.
[17] (2016). Laporan Pro fi l Industri Perbankan Triwulan IV. Otoritas Jasa Keuangan.
[18] Mansor, RA (2015). Teori Segitiga Penipuan dan Teori Berlian Penipuan.
Memahami Konvergen dan Divergen Untuk Penelitian Masa Depan. Internasional
Jurnal Penelitian Akademik Ilmu Akuntansi, Keuangan dan Manajemen Vol. 5, No. 4.
[19] Maradita, A. (2014). Karakter Good Corporate Governance Pada Bank Syariah
dan Bank Konvensional. Jurnal Yuradika.
[20] Mizushima, T. (2014). Tata Kelola Perusahaan dan Tata Kelola Syariah di Islam
Lembaga Keuangan: Menilai Dari Praktek Saat Ini di Malaysia. Jurnal Reitaku
Studi Interdisipliner, Vol. 22 No. 1.
[21] Novela, AR (2015). Tata Kelola Syariah Dan Kualitas Tata Kelola Perbankan
Syariah. Vol. 4 No. 2.
[22] Rahmayani, & Rahmawaty. (2017). Pengaruh Tata Kelola Perusahaan Islam dan
Pengendalian Internal Terhadap Indikasi Terjadinya Penipuan Terhadap Bank Umum Syariah di
.
[27] Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/28 / DPNP. (2011).
[28] Surat Edaran Bank Indonesia No.12 / 13 / DPbs. (2010).