Anda di halaman 1dari 59

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA TN.J DAN TN.

G
DI DUSUN I RT/RW 001/001 DAN RT/RW 001/001 PEKON SIDOHARJO
KECAMATAN PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU
PROPINSI LAMPUNG TAHUN 2021

Laporan Individu KK Binaan Praktik Kebidanan Komunitas

Disusun Oleh :

Nanda Rahmatun Nisa


154012018025

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU (UMPRI)


FAKULTAS KESEHATAN PRODI DIII KEBIDANAN
PRINGSEWU LAMPUNG
T.A. 2020/ 2021
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA TN.J DAN NY.N


DI DUSUN I RT/RW 001/001 PEKON SIDOHARJO KECAMATAN
PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU
PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2021

Laporan Individu Praktek Kebidanan Komunitas


Telah Memenuhi Persyaratan dan Persetujuan
Tanggal ..............................

Menyetujui dan Mengesahkan

Pembimbing Akademik Kepala Keluarga

Istikomah, M.Keb Janu

Ketua Prodi DIII Kebidanan


Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu

Sumi Anggraini,M.Keb

ii
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA TN.G DAN NY.N


DI DUSUN I RT/RW 001/001 PEKON SIDOHARJO KECAMATAN
PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU
PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2021

Laporan Individu Praktek Kebidanan Komunitas


Telah Memenuhi Persyaratan dan Persetujuan
Tanggal ..............................

Menyetujui dan Mengesahkan

Pembimbing Akademik Kepala Keluarga

Istikomah, M.Keb Garda

Ketua Prodi DIII Kebidanan


Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu

Sumi Anggraini,M.Keb

iii
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA TN.J DAN TN.G


DI DUSUN I RT/RW 001/001 PEKON SIDOHARJO KECAMATAN
PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU
PROPINSI LAMPUNG TAHUN 2021

Laporan Individu KK Binaan Praktik Kebidanan Komunitas


Telah Memenuhi Persyaratan Dan Disetujui
Tanggal.........
Menyetujui dan Mengesahkan

Pembimbing Akademik Pembimbing lahan

Istikomah, M.Keb. Heni Retnawati,S.Tr.Keb

Ketua Prodi D III Kebidanan


Universitas Muhammadiyah Pringsewu

Sumi Anggraeni,M.Keb
NBM. 1168 283

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat serta
hidayah-Nya kepada kita sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas individu
pada KK Binaan Tn. J dan Tn. G Dalam penulisan tugas individu KK binaan ini
tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk ini penulis menyampaikan
terimakasih kepada :
1. Drs. Hi. Wanawir, MM., M.Pd., selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Pringsewu
2. Elmi Nuryati,M.Epid selaku Dekan Fakultas Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Pringsewu Lampung.
3. Sumi Anggraini,M.Keb selaku ketua Prodi D III Kebidanan Universitas
Muhammadiyah Pringsewu Lampung.
4. Cynthia Puspariny, S.ST.M.Kes selaku Ketua Pelaksana Praktek Kebidanan
Komunitas.
5. Istiqomah M.keb selaku Pembimbing Lahan Praktek Kebidanan Komunitas.
6. Bapak Almunir selaku Kepala Pekon Sidoharjo.
7. Bapak Nur Rohim selaku ketua RT Sidoharjo 1
8. Bapak Husnadin selaku ketua RT Sidoharjo 3
9. Tn.J dan Tn.G selaku KK Binaan yang telah berpartisipasi dalam kegiatan
Praktik Kebidanan Komunitas.
10. Seluruh dosen dan staf Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Pringsewu.
11. Kedua orang tua tercinta yang memberi dukungan do’a dan semangat
sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan KK Binaan Praktek Kebidanan
Komunitas dengan sebaik-baiknya.
Penulis menyadari tugas individu KK binaan ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan.
Penulis berharap semoga tugas individu KK binaan ini bermanfaat bagi penulis
dan pembaca.
Pringsewu, Februari 2021
Penulis

v
DAFTAR ISI

JUDUL........................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................... iii
KATA PENGANTAR................................................................................ iv
DAFTAR ISI............................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Kegiatan
C. Manfaat Penelitian
D. Metode Kegiatan
E. Langkah Kerja
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Konsep Keluarga
B. Peran Bidan di Komunitas
C. Menejemen / Asuhan Kebidanan Komunitas pada Keluarga
BAB III PENGKAJIAN DATA
A. Genogram.................................................................................. 22
B. Denah Rumah............................................................................ 27
C. Pengkajian S dan O................................................................... 28
D. Assesment................................................................................. 28
E. Planning..................................................................................... 28
F. Pelaksanaan .............................................................................. 29

BAB IV PEMBAHASAN
A. Deskripsi Proses Penatalaksanaan asuhan Kebidanan komunitas
pada keluarga ............................................................................ 40
B. Hambatan, Rintangandan evaluasi dalam Pelaksanaan Asuhan
Kebidanan komunitas pada keluarga.........................................41

vi
BAB V PENUTUP
C. Kesimpulan................................................................................ 41
D. Saran........................................................................................... 41

DAFTAR PUSTAKA7
LAMPIRAN-LAMPIRAN

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan adalah bagian intergral dari pembangunan nasional.
Konsep pembangunan nasional harus harus berwawasan kesehatan, ysitu ysng
telah diperhitungkan dengan sesama sebagai dampak positif maupun negatif
terhadap kegiatan kesehatan masyarakat. Tujuan pembangunan kesehatan
menuju indonesia sehat 2010 adalah meningkatkan kesehatan yang optimal
melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara indonesia yang ditandai
oleh penduduknya yang hidup dengan prilaku dan dalam lingkungan yang
sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan yang optimal
diseluruh wilayah Republik Indonesia.

Pembangunankesetan masyarakat adalah rangkaian kegiatan masyarakat yang


dilaksanakan atas dasar gotong royong dan swadaya dalam rangka menolong
diri sendiri dalam memecahkan masalah untuk memenuhi kebutuhan dibidang
kesehatan dan dibidang lain yang berkaitan agar mampu mencapai kehidupan
sehat sejahtera.

Pembangunan secara umum diartikan sebagai upaya multimensi untuk


mencapai kualitas hidup seluruh penduduk yang lebih baik, sedangkan
pembangunan kesehatan dimaknakan sebagai proses terus menerus dan
progresi untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Praktik kebidanan komunitasmerupakan bagian kesatuan desa binaan, yang


mana mahasiswa diharapkan mampu untuk melaksanakan komprehensif
dengan memperhatikan budaya setempat yang dikemas dalam tatanan
dikomunitas dengan pendekatan manajemen kebidanan didasari oleh konsep,
keterampilan dan sikap profesional bidan dalam asuhan kebidanan komunitas.

Asuhan kebidanan komunitas adalah rangkaian kegiatas masyarakat yang


dilakukan untuk meningkatkan derajat kesehaatan masyarakat atas dasar

1
gotong royong dan swadaya dalam rangka menolong diri sendiri dalam
memecahkan masalah untuk memenuhi kebutuhan bidang kesehatan dan
dibidang lain yang berkaitan agar mampu mencapai kehidupan sehat sejahtera.
(Departemen Kesehatan RI, 2005).

Asuhan kebidanan komunitas adalah rangkaian kegiatan masyarakat yang


dilakukan atas dasar gotong royong dan swadaya dalam rangka menolong diri
sendiri dalam memecahkan masalah untuk memenuhi kebutuhan dibidang
kesehatan dan dibidang lain yang berkaitan agar mempu mencapai kehidupan
sehat sejahtera (Departemen Kesehatan RI, 2015).

Berbagai masalah yang ada dalam kesehatan ibu dan anak maupun masalah
lainnya dari bayi sampai lansia seperti adanya masalah pada Pasangan Usia
Subur (PUS) menjadi menopause dan lain-lain.

Untuk keberhasilan kegiatan yang dilakukan dalam acara PKMD setiap


individu diberikan tugas untuk melakukan penyuluhan pada KK binaan. Setiap
individu diwajibkan mempunyai 2 KK binaan, dimana setiap KK binaan
minimal ada tiga masalah yang dikaji kemudian dilakukan penyuluhan. Setiap
individu wajib melakukan kunjungan terhadap KK binaan yang diambil dalam
waktu beberapa hari.

Setelah melakukan sensus dirumah Tn. J dan Ny. N ternyata banyak masalah
yang muncul. Keluarga Tn. J mempunyai masalah tentang kehamilan Kek,
bgm, PHBS. Tn. G mempunyai masalah tentang jarak kehamilan terlalu dekat
dan merokok.
B. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
Setelah mengadakan asuhan kebidanan komunitas pada KK binaan
diharapkan dapat menerapkan berbagai keterampilan yang berkaitan
dengan mata kuliah asuhan kebidanan komunitas.

2
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian sesuai dengan masalah yang
ada dalam KK Binaan yang diambil.
b. Mahasiswa mampu mengungkap masalah kesehatan yang ada dalam
KK Binaan yang diambil.
c. Mahasiswa mampu menyusun rencana bersama KK Binaan dalam
mengatasi masalah kesehatan khususnya tentang masalah KIA
d. Mahasiswa mampu melakukan implementasi asuhan kebidanan
komunitas dengan memberikan penyuluhan untuk memecahkan
masalah yang ada dalam KK Binaan yang diambil.
e. Mahasiswa mampu mengevaluasi keberhasilan tindakan yang telah
dilakukan.
f. Melakukan pendokumentasian dalam proses asuhan kebidanan
komunitas.

C. Manfaat Kegiatan
1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh dengan
memberikan penyuluhan pada KK Binaan dan mampu menyelesaikan
masalah.

2. Bagi Masyarakat
Menambah wawasan bagi masyarakat pada umumnya dan keluarga Tn. J
dan Tn. G khususnya mengenai kesehatan.

3. Bagi Tenaga Kesehatan


Memberikan gambaran mengenai keadaan kesehatan masyarakat disana
sehingga memudahkan dalam penyuluhan kesehatan dan mengubah
perilaku hidup bersih dan sehat.

3
4. Bagi institusi
Hasil penyuluhan ini dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi dan referensi
dalam kegiatan belajar mengajar dan sebagai sumber bacaan dan dapat
dijadikan sebagai buku sumber untuk kepustakaan institusi.

D. Metodologi Kegiatan
Dalam kegiatan KK Binaan metode yang digunakan adalah wawancara dan
observasi. Adapun media yang digunakan adalah leaflet

E. Ruang Lingkup
1. Waktu Pelaksanaan
Hari/ Tanggal : Rabu, 24 Februari 2021 pada Tn.J
Hari/ Tanggal : Rabu, 23 Februari 2021 pada Tn.G

2. Lokasi
Kegiatan KK Binaan akan dilaksanakan di rumah Tn. J dan Tn. G di RT
001 / RW 001 dan RT 001/RW 001 Dusun I Pekon Sidoharjo Kecamatan
Pringsewu Kabupaten Pringsewu.

4
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Kebidanan Komunitas
1. Pengertian
Menurut WHO kebidanan komunitas adalah bidang kebidanan khusus
yang merupakan gabungan keterampilan ilmu kebidanan, ilmu kesehatan
masyarakat dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan
masyarakat keseluruhan guna meningkatkan kesehatan, penyempurnaan
kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitas, pencegahan
penyakit dan bahaya yang lebih besar. Ditunjukan kepada individu,
keluarga yang mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi
masyarakat keseluruhan. (Depkes RI 2010)

2. Asuhan kebidanan komunitas


Asuhan kebidanan komunitas adalah merupakan bagian integral dari
sistem pelayanan kesehatan, khususnya dalam pelayanan kesehatan ibu,
anak dan Keluarga Berencana.

Pengetahuan dan keterampilan dasar :


a. Kebudayaan dasar masyarakat Indonesia
b. Keuntungan dan kerugian praktik kesehatan tradisional dan modern
Sarana tanda bahaya serta transportasi kegawat daruratan bagi anggota
masyarakat yang sakit yang membutuhkan asuhan tambahan
c. Penyebab langsung maupun tidak langsung kematian dan kesakitan ibu
dan bayi dimasyarakat
d. Advokasi dan strategi pemberdayaan wanita dalam mempromosikan
hak haknya diperlukan untuk mencapai kesehatan yang optimal
e. Keuntungan dan resiko dari tatanan tempat bersalin yang bersedia
f. Advokasi bagi wanita agar bersalin dengan aman

5
g. Masyarakat keadaan kesehatan lingkungan, termasuk penyedian air,
perumahan, resiko lingkungan, makanan, dan ancaman umum bagi
kesehatan.
h. Standar profesi dan praktik kebidanan
Pengetahuan dan Keterampilan tambahan :
a. Epidemiologi, sanitasi, diagnosa masyarakat dan statistic.
b. Infrastruktur kesehatan setempat dan nasional, serta bagaimana
mengakses sumber daya yang dibutuhkan untuk asuhan kebidanan.
c. Primary health care (PHC) berbasis dimasyarakat dengan
menggunakan promosi kesehatan serta strategi pencegahan penyakit.
d. Program imunisasi nasional dan akses untuk pelayanan imunisasi.
(Kemenkes RI 2015)

B. Konsep Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa


1. Pengertian
Pembangunan kesehatan masyarakat desa adalah rangkaian kegiatan
masyarakat yang dilakukan atas dasar gotong royong dan swadaya dalam
rangka menolong diri sendiri dalam memecahkan masalah untuk
memenuhi kebutuhannya dibidang kesehatan dan dibidang lain yang
berkaitan agar mampu mencapai kehidupan sejahtera. (Departemen
Kesehatan RI. 2015)

2. Tujuan PKMD
a. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan kemampuan masyarakat menolong diri sendiri
dibidang kesehatan dalam meningkatkan mutu hidup.

b. Tujuan Khusus
1) Membutuhkan kesadaran masyarakat akan potensi yang
dimilikinya untuk menolong diri mereka sendiri dalam
meningkatkan mutu hidup mereka.
2) Mengembangkan kemampuan dan prakarsa masyarakat untuk
berperan aktif dan berswadaya dalam meningkatkan kesejahteraan
mereka sendiri.

6
3) Menghasilkan lebih banyak tenaga masyarakat setempat yang
mampu terampil serta mau berperan aktif dalam kegiatan
pembangunan desa.
4) Meningkatkan mutu kesehatan masyarakat dalam arti memenuhi
beberapa indikator :
a) Angka kesakitan menurun.
b) Angka kematian menurun, terutama angka kematian bayi dan
anak serta angka kelahiran menurun.
c) Angka kekurangan gizi pada anak balita menurun.
(Departemen Kesehatan RI. 2015)

3. Ciri – ciri PKMD


a. Kegiatan dilakasanakan atas dasar kesadaran, kemauan dan prakarsa
masyarakat sendiri. Dalam arti bahwa kegiatan dimulai dengan
kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan yang memang dirasakan
oleh masyarakat sendiri sebagai kebutuhan.
b. Perencanaan kegiatan ditetapkan oleh masyarakat secara musyawarah
dan mufakat.
c. Pelaksanaan kegiatan berlandaskan pada peran aktif dan swadaya
masyarakat dalam arti memanfaatkan secara optimal kemampuan dan
sumber daya yang dimiliki masyarakat.
d. Masukan dari luar yang bersifat memicu, melengkapi dan menunjang
tidak mengakibatkan ketergantungan.
e. Kegiatan dilakukan oleh tenaga – tenaga masyarakat setempat.
f. Kegiatan yang dilakukan sekurang – kurangnya mencakup salah satu
dari 5 unsur PHC.
(Departemen Kesehatan RI. 2015)

4. Prinsip – Prinsip PKMD


a. Kegiatan masyarakat sebaiknya dimulai dengan kegiatan yang
memenuhi kebutuhan masyarakat setempat.
b. Dalam pembinaan masyarakat diperlukan kerja sama yang baik:
1) Antara dinas – dinas/ institusi – institusi/ lembaga – lembaga lain.

7
2) Antara dinas – dinas/ institusi – institusi/ lembaga – lembaga
dengan masyarakat.
c. Dalam hal masyarakat tidak dapat memecahkan masalah kebutuhannya
sendiri maka pelayanan langsung diperhatikan oleh yang bersangkutan.
(Departemen Kesehatan RI. 2015)

5. Wadah Kegiatan PKMD


Karena kegiatan PKMD merupakan bagian integral dari pembangunan
desa sedangkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa adalah
LKMD (Lembaga Kesehatan Masyarakat Desa), maka dengan sendirinya
wadah kegiatan PKMD adalah LKMD. (Departemen Kesehatan RI. 2015)

6. Srategi Pembinaan
a. Tim pembinaan PKMD dimasing – masing tingkat sekaligus dijadikan
sebagai forum koordinasi masing – masing tingkat.
b. Setiap kegiatan partisipasi masyarakat yang akan dipromosikan oleh
salah satu sector, terlebih dahulu dibahas dalam forum koordinasi
untuk sektor – sektor lain untuk memungkinkan menghindari tumpang
tindih.
c. Jenis apapun yang akan dijadikan harus selalu berdasarkan pada
proporsi kebutuhan masyarakat.
d. Seluruh tahap kegiatan, mulai dari persiapan, perencanaan, penilaian,
pembinaan sampai pada peluang dilakukan oleh masyarakat sendiri
dan dimana perlu dibantu oleh pemerintah secara lintas program dan
lintas sektoral.
e. Wadah kegiatan PKMD adalah Lembaga Kesehatan Masyarakat Desa
(LKMD).
f. PKMD adalah kegiatan dari, oleh dan untuk masyarakat (Departemen
Kesehatan RI. 2014).

8
7. Pelestarian dan Pembinaan
a. Pelestarian dan Pembinaan PKMD berpedoman kepada GBHN.
b. Pelestarian dan Pembinaan PKMD dilaksanakan dengan kerjasama
lintas sektoral melalui pendekatan edukatif.
c. Koordinasi pembinaan melalui jalur fungsional pada tiap tingkatan,
tingkat provinsi oleh Gubernur dan seterusnya.
d. PKMD merupakan bagian integral dari pembangunan desa secara
keseluruhan.
e. Puskesmas sebagai pusat pelestarian dan pembinaan kesehatan
berfungsi sebagai dinamisator.
(Departemen Kesehatan RI. 2015)

C. Menejemen Asuhan Kebidanan Komunitas


Konsep Dasar Penyakit
1. Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada Ibu Hamil
a. Pengertian
Kekurangan Energi Kronis adalah keadaan dimana ibu penderita
kekurangan makanan yang berlangsung manahun (kronis) kesehatan
pada ibu. Ibu hamil diketahui menderita KEK dilihat dari pengukuran
LILA, adapun batas LILA ibu hamil dengan resiko KEK di Indonesia
adalah kurang dari 23,5 cm (Depkes RI, 2012)

Kekurangan energi kronik (KEK) yaitu keadaan ibu hamil yang


menderita kekurangan makanan yang berlangsung lama (kronik)
dengan berbagai timbulnya gangguan kesehatan pada ibu hamil
(Sayogo,2017).

b. Penyebab KEK
Menurut (Djamaliah, 2018) penyebab dari KEK yaitu :
a. Ekonomi
Ekonomi seseorang mempengaruhi dalam pemberian makanan
yang akan dikonsumsi sehari-harinya. Seorang dengan ekonomi
yang rendah maka kemungkinan besar gizi yang dibutuhkan tidak
tercukupi.

9
b. Pengetahuan
Pengetahuan yang dimiliki oleh seorang ibu akan
mempengaruhi pengambilan keputusan dan juga akan berpengaruh
pada perilakunya. Ibu hamil dengan pengetahuan gizi yang rendah,
kemungkinan akan memberikan gizi yang kurang bagi bayinya
c. Produksi pangan yang tidak mencukupi kebutuhan

Pola konsumsi juga dapat mempengaruhi status kesehatan ibu


hamil, dimana pola konsumsi yang kurang baik dapat menimbulkan
suatu gangguan kesehatan atau penyakit pada ibu hamil

d. Usia Ibu Hamil


Melahirkan anak pada usia ibu yang muda atau terlalu tua
mengakibatkan kualitas janin/anak yang rendah dan juga akan
merugikan kesehatan ibu karena pada ibu yang terlalu muda (kurang
dari 20 tahun) dapat terjadi kompetisi makanan antara janin dan
ibunya sendiri yang masih dalam masa pertumbuhan dan adanya
perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan. Sehingga usia
yang paling baik adalah lebih dari 20 tahun dan kurang dari 35
tahun, sehingga diharapkan status gizi ibu hamil akan lebih baik.

e. Jarak Kehamilan

Ibu dikatakan terlalu sering melahirkan bila jaraknya kurang


dari 2 tahun. Penelitian menunjukkan bahwa apabila keluarga dapat
mengatur jarak antara kelahiran anaknya lebih dari 2 tahun maka
anak akan memiliki probabilitas hidup lebih tinggi dan kondisi
anaknya lebih sehat dibanding anak dengan jarak kelahiran dibawah
2 tahun.

Jarak melahirkan yang terlalu dekat akan menyebabkan


kualitas janin/anak yang rendah dan juga akan merugikan kesehatan
ibu. Ibu tidak memperoleh kesempatan untuk memperbaiki tubuhnya
sendiri (ibu memerlukan energi yang cukup untuk memulihkan
keadaan setelah melahirkan anaknya). Dengan mengandung kembali

10
maka akan menimbulkan masalah gizi ibu dan janin/bayi berikut
yang dikandung.

f. Berat Badan Selama Hamil .

Berat badan yang lebih ataupun kurang dari pada berat badan
rata-rata untuk umur tertentu merupakan faktor untuk menentukan
jumlah zat makanan yang harus diberikan agar kehamilannya
berjalan dengan lancar. Di Negara maju pertambahan berat badan
selama hamil sekitar 12-14 kg. Jika ibu kekurangan gizi
pertambahannya hanya 7-8 kg dengan akibat akan melahirkan bayi
dengan berat lahir rendah

Pertambahan berat badan selama  hamil sekitar 10 – 12 kg,


dimana pada trimester I pertambahan kurang dari 1 kg, trimester II
sekitar 3 kg, dan trimester III sekitar 6 kg. Pertambahan berat badan
ini juga sekaligus bertujuan memantau pertumbuhan janin.

g. Pendapatan yang rendah


Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang gizi,
karena tidak dapat menyediakan kebutuhan gizi yang seimbang

c. Gejala dan tanda KEK


a. Lingkar lengan atas (LILA) kurang dari 23,5 cm
b. Badan Kurus (BB tidak sesuai dengan tinggi badan)
c. Rambut kusam
d. Turgor kulit kering
e. Hb kurang dari normal (<11gr%)
f. Nafsu makan kurang
g. Jika hamil cenderung akan melahirkan anak secara prematur atau
jika lahir secara normal bayi yang dilahirkan biasanya berat badan
lahirnya rendah atau kurang dari 2.500 gram.

11
d. Dampak KEK
a. Bagi Ibu
Bagi ibu hamil yang menderita KEK dapat melemahkan
fisiknya yang pada akhirnya menyebabkan perdarahan, partus lama,
abortus dan infeksi (Susilowati, 2018).

b. Persalinan
Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat
mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan prematur /
sebelum waktunya, perdarahan post partum, serta persalinan dengan
tindakan operasi cesar cenderung meningkat (Susilowati, 2018).

c. Bagi bayi
Bayi yang terlahir dari ibu hamil yang menderita KEK akan
mengalami keguguran, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat
bawaan, berat badan lahir rendah (BBLR) (Susilowati, 2018).

e. Pencegahan KEK
Menurut Chinue (2019), cara pencegahan KEK adalah :
a. Meningkatkan konsumsi makanan bergizi yaitu :
- Makan makanan yang banyak mengandung zat besi dari bahan
makanan hewani (daging, ikan, ayam, hati, telur) dan bahan
makanan nabati (sayuran berwarna hijau tua, kacang-kacangan,
tempe).
- Makan sayur-sayuran dan buah-buahan yang banyak
mengandung vitamin C (daun katuk, daun singkong, bayam,
jambu, tomat, jeruk, dan nanas) sangat bermanfaat untuk
meningkatkan penyerapan zat besi dalam usus.

b. Menambah pemasukan zat besi kedalam tubuh dengan minum tablet


penambah darah.

12
f. Penanganan KEK
Menganjurkan ibu untuk makanan bergizi
Makanan pada ibu hamil sangat penting, karena makanan merupakan
sumber gizi yang dibutuhkan ibu hamil untuk perkembangan janin dan
tubuhnya sendiri. Keadaan gizi pada waktu konsepsi harus dalam
keadaan baik, dan selama hamil harus mendapat tambahan protein,
mineral, dan energi.
Contoh Menu Ibu Hamil

Bahan Porsi hidangan Jenis hidangan


makanan sehari
Nasi 6 porsi 1. Makan pagi :
Sayuran 3 mangkuk
Buah 4 potong - Nasi 1,5 porsi (150gr)
Tempe 3 potong
Daging 3 potong - Ikan/daging 1 potong sedang (40 gr)
Susu 2 gelas
Minyak 5 sendok teh
- Tempe 2 potong sedang (50 gr)
Gula 2
- Sayur 1 mangkok

- Buah 1 potong

- Selingan : susu 1 gelas dan buah 1


potong sedang

2. Makan siang :

- Nasi 3 porsi (300gr)

- Lauk, sayur dan buah sama dengan


makan pagi

- Selingan : susu 1 gelas dan buah 1


potong sedang

3. Makan malam

- Nasi 2,5 porsi (250 gr)

13
- Lauk, sayur dan buah sama dengan
makan pagi/siang

- Selingan : susu 1 gelas

h. Istirahat lebih banyak


Ibu hamil sebaiknya menghemat tenaga dengan cara mengurangi
kegiatan yang melelahkan. Siang ± 4jam/hari, malam ± 8 jam/hari

i. Pemberian makanan tambahan (PMT)


PMT yaitu pemberian tambahan makanan disamping makanan
yang dimakan sehari-hari untuk mencegah kekurangan energi kronis
Pemberian PMT harus memenuhi kalori dan protein, serta variasi menu
dalam bentuk makanan. Pemenuhan kalori yang harus diberikan dalam
program PMT untuk Ibu Hamil dengan Kekurangan Energi Kronis
sebesar 600-700 kalori dan protein 15-20 mg (Ginarti, 2012).

Contoh makanan tambahan antara lain : susu untuk ibu hamil,


Makanan yang berprotein (hewani dan nabati), susu, roti, dan biji-bijian,
buah dan sayuran yang kaya vitamin C, sayuran berwarna hijau tua, buah
dan sayuran lain

Apabila terjadi atau timbul masalah medis maka hal yang perlu dilakukan
yaitu :
a) Rujuk untuk konsultasi
b) Perencanaan sesuai kondisi ibu hamil
c) Minum tablet zat besi atau tambah darah : Ibu hamil setiap hari harus
minum satu tablet tambah darah (60 mg) selama 90 hari mulai minggu
ke 20.
d) Periksa kehamilan secara teratur : Setiap wanita hamil menghadapi
resiko komplikasi yang bisa mengancam jiwanya. Ibu hamil sebaiknya
memeriksakan

14
2. Balita Garis Merah
a. Apa itu balita dengan bgm???
Anak bawah garis merah (BGM) adalah balita yang ditimbang berat
badannya berada pada garis merah atau dibawah garis merah pada
KMS yang artinya mengalami gangguan pertumbuhan dan perlu
perhatian khusus sehingga harus dirujuk ke puskesmas / rumah sakit.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya BGM
1. Ekonomi
2. Pola Asuh
3. Penyakit Infeksi
4. Konsumsi energy
5. Konsumsi Protein
6. Jarak antara usia kakak dan adik yang terlalu dekat
7. Lingkungan yang kurang bersih
8. Kurangnya pengetahuan orang tua terutama ibu mengenai gizi.

c. Gejala Klinik Balita Bawah Garis Merah BGM


1. Pertumbuhan linier mengurang atau terhenti.
2. Kenaikan berat badan berkurang, terhenti dan ada kalanya
beratnya bahkan menurun.
3. Ukuran lingkaran lengan atas menurun.
4. Maturasi tulang terlambat.
5. Rasio berat terhadap tinggi nominal atau menurun.
6. Tebal lipat kulit normal atau mengurang.

d. Penatalaksanaan Balita BGM


1. Ibu membawa anak untuk ditimbang di posyandu secara teratur
setiap bulan untuk mengetahui pertumbuhan berat badannya.
2. Ibu hanya memberikan ASI saja tanpa memberikan makanan
tambahan kepada bayi 0-6 bulan.
3. Ibu tetap memberikan ASI kepada anak sampai usia 2 tahun.

15
4. Ibu memberikan MP ASI (Makanan Pendamping ASI) sesuai usia
dan kondisi kesehatan anak sesuai anjuran petugas kesehatan.
5. Ibu memberikan makanan beraneka ragam bagi anggota keluarga
lainnya.
6. Ibu segera memberitahukan pada petugas kesehatan/kader bila
balita mengalami sakit atau gagguan pertumbuhan.
7. Ibu menerapkan nasehat yang dianjurkan petugas kesehatan
e. PMT MODISCO
Bahan I: URT Bahan II :
 Tepung susu skim 10 gram /  Ubi 50 gram
1sdm  Gula pasir 5 gram/
 Gula pasir 5 gram / 1 sdt 1½sdm.
 Minyak kelapa 5 gram/1½sdm  Vanili secukupnya

f. Cara membuat :
1. Rebus ubi hingga lunak
2. Kemudian masukkan bahan modisco 1
3. Tambahkan gula pasir dan vanili Secukupnya.
4. Hidangkan hangat-hangat
Nilai Gizi :
Kalori : 150 gram
Protei : 4 gram
Lemak : 5 gram

3. PHBS
a. Definisi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Perilaku sehat adalah pengetahuan, sikap, dan tindakan
proaktif untuk memelihara dan mencegah risiko terjadinya penyakit,
melindungi diri dari ancaman penyakit, serta berperan aktif dalam
Gerakan Kesehatan Masyarakat (Depkes, 2008)
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua
perilaku yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga

16
atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri dibidang kesehatan
dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan dimasyarakat
(Depkes, 2008)
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sebagai
wujud operasional promosi kesehatan merupakan dalam upaya
mengajak, mendorong kemandirian masyarakat berperilaku hidup
bersih dan sehat (Ekasari,2008)
Berdasarkan beberapa definisi PHBS adalah upaya untuk
mewujudkan kesehatan anggota keluarga agar tahu, mau dan
mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat.

10 Indikator PHBS
1. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
2. Bayi diberi ASI Ekslusif
3. Meni,bang balita setiap bulan
4. Ketersediaan air bersih
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
6. Ketersediaan jamban sehat
7. Memberantas jenti nyamuk
8. Makan buah dan sayur
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
10. Tidak merokok didalam rumah
b. Ciri-Ciri Rumah Sehat
Ada 5 ciri-ciri rumah sehat menurut Notoadmodjo (2007) sebagai
berikut :
1. Bahan Bangunan
Bahan bangunan terbuat dari lantai ubin atau semen, dinding
dari tembok, atap rumah terbuat dari genteng atau seng.
2. Ventilasi
Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi yaitu untuk
menjaga agar aliran udara dalam rumah tersebut tetap segar,
untuk membebaskan udara ruangan dari bakteri-bakteri, untuk

17
menjaga agar ruangan rumah selalu tetap dalam kelembaban
yang optimum.
3. Cahaya
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak
kurang dan tidak terlalu banyak.
4. Luas Bangunan Rumah
Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk
penghuni didalamnya, artinya luas lantai bangunan tersebut
harus disesuaikan dengan jumlah penghuni.
5. Fasilitas-Fasilitas Dalam Rumah Sehat
Rumah yang sehat harus mempunyai fasilitas-fasilitas yaitu
penyediaan air bersih yang cukup, pembuangan tinja,
pembuangan air limbah, pembuagan sampah, fasilitas dapur,
ruang berkumpul keluarga.

c. Indikator Dalam Hidup Bersih Yang Sehat


Ada 10 indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat menurut
Dinas Kesehatan (2013) sebagai berikut :
1. Pertolongan persalinan pada ibu yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan
Pertolongan persalinan pada ibu yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan (dokter, bidan, paramedic lainnya) sebagai penolong
pertama dalam proses lahirnya janin bayi, pemotongan tali pusat
dan keluarnya plasenta.
2. Memberi bayi ASI Eksklusif
Bayi yang berumur 0-6 bulan hanya diberi ASI tanpa
makanan tambahan apapun.

3. Menimbang balita setiap bulan


Baita (0-59 bulan) ditimbang berat badannya secara rutin
setiap bulan dan dicatat dalam KMS. Penimbangan ke

18
posyandu, puskesmas, pustu, RS, bidan dan sarana kesehatan
lainnnya minimal 8 kali setahun.
4. Menggunakan air bersih
Menggunakan air bersih untuk keperluan sehari-hari. Syarat
fisik air bersih adalah tidak berwarna, tidak berbau dan tidak
berasa. Jarak ar bersih dengan penampungan limbah minimal 10
meter
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
Kebiasaan anggota rumah untuk mencuci tangan dengan air
bersih dan sabun sebelum dan sesudah makan, sesudah buang
air besar (BAB) dan buang air kecil (BAK).
6. Menggunakan jamban sehat
Rumah menggunakan jamban leher angsa dengan septik
tank/ lubang penampung kotoran sebagai tempat pembuangan
akhir.
Syarat jamban sehat adalah :
a. Tidak mencemari sumber air
b. Tidak berbau dan tinja tidak terjamah serangga.
c. Tidak mencemari tanah disekitarnya
d. Mudah dibersihkan
e. Aman digunakan
f. Dilengkapi dinding dan atap pelindung
g. Cukup penerangan
h. Lantai kedap air
i. Luas ruangan cukup
j. Ventilasi cukup baik
k. Tersedia air dan alat pembersih

7. Memberantas jentik dirumah


Tidak ditemukan jentik disemua tempat yang dapat
menampung air baik didalam maupun diluar rumah.
8. Makan sayur dan buah tiap hari

19
Selalu mengkonsumsi minimal 3 porsi buah dan 2 porsi
sayur setiap hari.
9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari
Melakukan aktifitas fisik minimal 30 menit dalam 1 minggu.
Misalnya berjalan santai, bersepeda, atau senam.
10. Tidak merokok didalam rumah
d. Tujuan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Di Masyarakat
1. Mampu mengupayakan lingkungan sehat
2. Mampu mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan
yang dihadapinya.
3. Dapat memanfaat kan pelayanan kesehatan yang ada untuk
penyembuhan penyakit dan peningkatan kesehatannya.
4. Mampu mengembangkan upaya kesehatan bersumber
masyarakat untuk pencapaian PHBS dirumah dan lingkungan.
e. Manfaat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mau menjalankan hidup
bersih dan sehat. Hal tersebut agar masyarakat bisa mencegah dan
menanggulangi masalah kesehatan.

4. Jarak Kehamilan Terlalu Dekat

Yang dimaksud terlalu dekat adalah jarak antara kehamilan satu dengan
berikutnya kurang dari 2 tahun (24 tahun). Jarak kehamilan yang optimal
dianjurkan adalah 36 bulan.

Mengapa tidak boleh hamil terlalu dekat jaraknya?


Sebab :
a. Kondisi rahim ibu belum pulih
b. Dapat mengakibatkan terjadinya penyulit dalam kehamilan seperti
anemia

20
b. Dapat menghambat proses persalinan seperti gangguan kontraksi,
kelainan letak dan posisi
c. Dapat menyebabkan perdarahan pasca persalinan
d. Waktu ibu untuk menyusui dan merawat bayi kurang
Risiko yang mungkin terjadi antara lain :
a.       Keguguran
b.      Anemia
c.       Payah jantung
d.      Bayi lahir sebelum waktunya
e.       Cacat bawaan
f.       Tidak optimalnya tumbuh kembang balita

Cara menghindari :
a.       Gunakan alat kontrasepsi (IUD, Impla, pil dan suntik)
b.      Berikan ASI eksklusif selama 6 bulan, lanjutkan sampai 2 tahun
dengan makanan pendamping ASI (MPASI)
c.       Konsultasi pada petugas kesehatan

5. KB
I. Pengertian
Berencana adalah suatu usaha untuk mengontrol jumlah dan jarak antara
kelahiran anak. KB artinya mengatur jumlah anak sesuai kehendak dan
menentukan sendiri kapan ingin hamil.

2. Macam-macam KB
1) Kondom
2) Pil
3) Suntik
4) Implant

21
5) IUD

3. Kondom
Bekerja dengan mencegah sperma bertemu dengan sel telur sehingga tidak
terjadi pembuahan. Penggunaan kondom akan lebih efektif bila digunakan
bersama dengan spremasipisida ( senyawa kimia terdapat dalam bentuk
jelly, tablet vagina, cream, busa vaginal yang berfungsi untuk membunuh
sperma ). Penggunaan kondom cukup efektif selama digunakan secara tepat
dan benar. Kegagalan kondom dapat diperkecil dengan menggunakan
kondom dengan cara benar, gunakan saat ereksi dan lepas kan pada saat
ejakulasi.

Kegagalan biasanya terjadi bila kondom robek karena kurang hati- hati atau
karena tekanan pada saat ejakulasi sehingga terjadi perembesan.
Efek samping
Bila terdapat alergi terhadap karet kondom.
Keuntunganya
Dapat dibeli di apotik-apotik secara bebas, mudah digunakan, dan kondom
juga memperkecil penyakit kelamin.

4. Pil
Keuntungan pil dapat membuat menstruasi yang teratur, mengurangi keram,
sakit saat menstruasi dan penelitian terakhir menyatakan pemakaian pil KB
dapat mencegah kanker rahim. Kesuburan dapat pulih dengan
memberhentikan pemakaian pil ini saja. Pil termasuk metode yang efektif
saat ini, bekerja dengan mencegah pelepasan sel telur. Pil mempunyai
efektivias yang tinggi (99%). Bila diguakan secara tepat dan teratur.
Tentukan saja ada efek samping dri pil ini yaitu : kenaikan ataupenurunan
berat badan, payudara terasa kencang, mual, muntah, depresi. Dalam
pemakaian pil di butuhkan komitmen dari wanita untuk dapat memakai
secara teratur dan tepat.

5. Suntik

22
Suntikan dan implant/ susuk mempunyai cara kerja seperti pil. Untuk
suntikan yang diberikan 3 bulan sekali( depo Provera) keuntungannya
mengurangi resiko lupa minum pil dan keamanan selama 3 bulan.
Efek samping yang diberikan, menstruasi yang tidak teratur dan peningkatan
berat badan serta pemulihan kesuburan agak lambat.

6. Implant/susuk
Cara memasukkan tabung kecil dibawah kulit bagian tangan yang dilakukan
oleh dokter anda, dan hormone yang terdapat dalam tabung akan terlepas
sedikit – sedikit untuk mencegah kehamilan. Keuntungannya tidah harus
minum pil atau suntik, dan prosesn memasukkan tabung ini 1x dan utuk 2- 5
tahun. Dan bila anda ingin berencana hamil kembali hanya melepas implant
ini kembali.
Efek samping yang ditimbulkan seperti menstruasi yang tidah teratur dan
peningkatan berat badan.

7. IUD/AKDR
IUD (Intras Uterin Devices) atau nama lain adalah AKDR (Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim) disebut juga spiral, alat ini dipasang dalam rahim wanita. IUD
atau AKDR adalah suatu alat kontrasepsi yang efektif, aman, dan nyaman
bagi banyak wanita. Alat ini merupakan metode kontrasepsi reversibel yang
paling sering digunakan diseluruh dunia dengan pemakai saat ini mencapai
sekitar 100 juta wanita. AKDR memiliki efektifitas lebih dari 99% dalam
mencegah kehamilan pada pemakaian 1 tahun atau lebih. (Anna, 2006).

a. Keuntungan Menggunakan IUD/AKDR


Penggunaan IUD mempunyai beberapa keuntungan yaitu :
1) Sebagai kontrasepsi yang efektifitasnya tinggi yaitu :
Sangat efektif —> 0,6 - 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1
tahun pertama (1 kegagalan dalam 125 - 170 kehamilan).
2) IUD/AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan.
3) Metode jangka panjang (sampai 10 tahun dan tidak perlu
diganti)
4) Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat.

23
5) Tidak mempengaruhi hubungan seksual.
6) Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut
hamil.
7) Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR (Cu
T380A).
8) Tidak mempengaruhi produksi ASI (Niken, 2010).
9) Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus
(apabila tidak terjadi infeksi).
10) Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah
haid terakhir).
11) Tidak ada interaksi dengan obat-obatan
12) Membantu mencegah kehamilan ektopik (Sarwono, 2006).

b. Kerugian Menggunakan IUD/AKDR


Efek samping yang umum terjadi :
1) Perubahan siklus haid (umumnya terjadi pada 3 bulan pertama
pemasangan dan akan berkurang setelah 3 bulan).
2) Haid lebih lama dan banyak.
3) Perdarahan (spotting)
4) Saat haid lebih sakit.
5) Komplikasi lain :
6) Merasakan sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah
pemasangan.
7) Perdarahan berat pada waktu haid.
8) Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS.
9) Tidak baik digunakan pada wanita yang mempunyai penyakit
IMS atau pada perempuan yang sering berganti pasangan.
10) Penyakit radang panggul.
11) Klien tidak dapat melepas sendiri IUD nya.
12) Perempuan juga harus rajin memeriksa benang IUD dari waktu
kewaktu dengan cara memasukkan jarinya kedalam vagina.

24
8.Manfaat KB
1) Mengontrol jumlah dan jarak kelahiran anak
2) Mengatur jumlah anak sesuai kehendak dan menentukan sendiri
kapan ingin hamil
3) Mencegah resiko kematian pada kehamilan, persalinan, dan
pengguguran yang tidak aman.
4) Mencegahnya munculnya akibat kehamilan terlalu dini
5) Mencegah penyakit menular

.Tempat-tempat pelayanan Kb
1) Rumah sakit pemerintah atau swasta
2) PUSKESMAS
3) Tempat praktek dokter swasta atau bidan

6. Merokok
a. Pengertian Rokok

Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan


mengakibatkan bahaya kesehatan bagi diri sendiri maupun masyarakat,
oleh karena itu diperlukan berbagai kegiatan pengamanan rokok bagi
kesehatan

Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk


cerutu atau bentuk lainnya yang mengandung nikotin dan tar dengan
atau tanpa bahan tambahan.

b. Tipe Perokok
Mereka yang dikatakan perokok sangat berat adalah bila
mengkonsumsi rokok lebih dari 31 batang perhari dan selang
merokoknya lima menit setelah bangun pagi. Perokok berat merokok
sekitar 21-30 batang sehari dengan selang waktu sejak bangun pagi
berkisar antara 6 - 30 menit. Perokok sedang menghabiskan rokok 11
– 21 batang dengan selang waktu 31-60 menit setelah bangun pagi.

25
Perokok ringan menghabiskan rokok sekitar 10 batang dengan selang
waktu 60 menit dari bangun pagi.

Ada 4 tipe perilaku merokok adalah :

1. Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif. Dengan


merokok seseorang merasakan penambahan rasa yang positif.
menambahkan ada 3 sub tipe ini :

a. Perilaku merokok hanya untuk menambah atau meningkatkan


kenikmatan yang sudah didapat, misalnya merokok setelah
minum kopi atau makan.

b. Perilaku merokok hanya dilakukan sekedarnya untuk


menyenangkan perasaan.

c. Kenikmatan yang diperoleh dengan memegang rokok. Sangat


spesifik pada perokok pipa. Perokok pipa akan menghabiskan
waktu untuk mengisi pipa dengan tembakau sedangkan untuk
menghisapnya hanya dibutuhkan waktu beberapa menit saja.
Atau perokok lebih senang berlama-lama untuk memainkan
rokoknya dengan jari-jarinya lama sebelum ia nyalakan dengan
api.

2. Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan negatif. Banyak


orang yang menggunakan rokok untuk mengurangi perasaan
negatif, misalnya bila ia marah, cemas, gelisah, rokok dianggap
sebagai penyelamat. Mereka menggunakan rokok bila perasaan
tidak enak terjadi, sehingga terhindar dari perasaan yang lebih tidak
enak.

3. Perilaku merokok yang pecandu, mereka yang sudah pecandu akan


menambah dosis rokok yang digunakan setiap saat setelah efek dari
rokok yang dihisapnya berkurang. Mereka umumnya akan pergi
keluar rumah membeli rokok, walau tengah malam sekalipun,

26
karena ia khawatir kalau rokok tidak tersedia setiap saat ia
menginginkannya.

4. Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan. Mereka


menggunakan rokok sama sekali bukan karena untuk
mengendalikan perasaan mereka, tetapi karena benar-benar sudah
menjadi kebiasaannya rutin. Dapat dikatakan pada orang-orang tipe
ini merokok sudah merupakan suatu perilaku yang bersifat
otomatis, seringkali tanpa dipikirkan dan tanpa disadari. Ia
menghidupkan api rokoknya bila rokok yang terdahulu telah benar-
benar habis.

c. Bahaya Rokok

Rokok adalah benda beracun yang memberi efek santai dan


sugesti merasa lebih jantan. Di balik kegunaan atau manfaat rokok
yang secuil itu terkandung bahaya yang sangat besar bagi orang yang
merokok maupun orang di sekitar perokok yang bukan perokok.

Ketika sebatang rokok terbakar terbentuklah 4.000 senyawa


kimia, 200 diantaranya beracun dan 43 lagi pemicu kanker.

Efek racunnya terhadap sang perokok dibandingkan yang tidak


merokok yaitu :

1) 14x menderita kanker paru-paru, mulut, dan tenggorokan

2) 4x menderita kanker esophagus

3) 2x kanker kandung kemih

4) 2x serangan jantung

Beberapa bahaya rokok diantaranya :

27
a. Rokok juga meningkatkan resiko kefatalan bagi penderita
pneumonia dan gagal jantung, serta tekanan darah tinggi.
b. Asap rokok mengandung kurang lebih 4000 bahan kimia yang 200
diantaranya beracun dan 43 jenis lainnya dapat menyebabkan
kanker bagi tubuh. Beberapa zat yang sangat berbahaya yaitu tar,
nikotin, karbon monoksida, dsb.
c. Asap rokok yang baru mati di asbak mengandung tiga kali lipat
bahan pemicu kanker di udara dan 50 kali mengandung bahan
pengeiritasi mata dan pernapasan. Semakin pendek rokok semakin
tinggi kadar racun yang siap melayang ke udara. Suatu tempat yang
dipenuhi polusi asap rokok adalah tempat yang lebih berbahaya
daripada polusi di jalanan raya yang macet.
d. Seseorang yang mencoba merokok biasanya akan ketagihan karena
rokok bersifat candu yang sulit dilepaskan dalam kondisi apapun.
Seorang perokok berat akan memilih merokok daripada makan jika
uang yang dimilikinya terbatas.
e. Harga rokok yang mahal akan sangat memberatkan orang yang
tergolong miskin, sehingga dana kesejahteraan dan kesehatan
keluarganya sering dialihkan untuk membeli rokok. Rokok dengan
merk terkenal biasanya dimiliki oleh perusahaan rokok asing yang
berasal dari luar negeri, sehingga uang yang dibelanjakan perokok
sebagaian akan lari ke luar negeri yang mengurangi devisa negara.
Pabrik rokok yang mempekerjakan banyak buruh tidak akan
mampu meningkatkan taraf hidup pegawainya, sehingga apabila
pabrik rokok ditutup para buruh dapat dipekerjakan di tempat
usaha lain yang lebih kreatif dan mendatangkan devisa.
f. Sebagian perokok biasanya akan mengajak orang lain yang belum
merokok untuk merokok agar merasakan penderitaan yang sama
dengannya, yaitu terjebak dalam ketagihan asap rokok yang jahat.
Sebagian perokok juga ada yang secara sengaja merokok di tempat
umum agar asap rokok yang dihembuskan dapat terhirup orang
lain, sehingga orang lain akan terkena penyakit kanker.

28
g. Kegiatan yang merusak tubuh adalah perbuatan dosa, sehingga
rokok dapat dikategorikan sebagai benda atau barang haram yang
harus dihindari dan dijauhi sejauh mungkin. Ulama atau ahli agama
yang merokok mungkin akan memiliki persepsi yang berbeda
dalam hal ini.
d. Upaya Pencegahan

Dalam upaya prevensi, motivasi untuk menghentikan perilaku


merokok penting untuk dipertimbangkan dan dikembangkan. Dengan
menumbuhkan motivasi dalam diri untuk berhenti atau tidak mencoba
untuk merokok, akan membuat mereka mampu untuk tidak
terpengaruh oleh godaan merokok yang datang dari teman, media
massa atau kebiasaan keluarga/orangtua.

Suatu program kampanye anti merokok yang dilakukan dapat


dijadikan contoh dalam melakukan upaya pencegahan agar tidak
merokok, karena ternyata program tersebut membawa hasil yang
menggembirakan. Kampanye anti merokok ini dilakukan dengan cara
membuat berbagai poster, film dan diskusi-diskusi tentang berbagai
aspek yang berhubungan dengan merokok. Lahan yang digunakan
untuk kampanye ini adalah sekolah-sekolah, televisi atau radio. Pesan-
pesan yang disampaikan meliputi:

1) Meskipun orang tuamu merokok, kamu tidak perlu harus meniru,


karena kamu mempunyai akal yang dapat kamu pakai untuk
membuat keputusan sendiri.
2) Iklan-iklan merokok sebenarnya menjerumuskan orang. Sebaiknya
kamu mulai belajar untuk tidak terpengaruh oleh iklan seperti itu.
3) Kamu tidak harus ikut merokok hanya karena teman-temanmu
merokok. Kamu bisa menolak ajakan mereka untuk ikut merokok.
Perilaku merokok akan memberikan dampak bagi kesehatan
secara jangka pendek maupun jangka panjang yang nantinya akan

29
ditanggung tidak saja oleh diri kamu sendiri tetapi juga akan dapat
membebani orang lain (misal: orangtua)

BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA Tn. J

Nama KK : Tn. J Nama Pewawancara: Nanda Rahmatun Nisa


Kelurahan : Sidoharjo Tanggal : 18 Februari 2021
Kecamatan : Sidoharjo
Responden : Ny. N
STRUKTUR DAN SIFAT KELUARGA
I. PENGKAJIAN DATA SUBJEKTIF
Struktur Keluarga
a. Nama Kepala keluarga :Tn. J Ny. N
b. Umur : 30 tahun. 26 tahun
c. Jenis kelamin : Laki-laki perempuan
d. Agama : Islam Islam
e. Pendidikan : SMA SLTA
f. Pekerjaan : Tani IRT
g. Pendapatan : Rp. 1.000.000/bln
h. Alamat : Sidoharjo Sidoharjo
i. Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia
j. Daftar anggota keluarga dalam KK:
No Nama Hub. L/P Umur Pend. Agama Pekerjaan
Keluarga (thn)
1. Janu Adi Wardana Suami L 30 Thn SMA Islam Tani
2. Nurmaidah Istri P 26 Thn SLTA Islam IRT

30
3. Adhar Nadio Davin Anak L 2 Thn Belum Islam Belum
Wardana sekolah bekerja

1. Genogram dan Denah Rumah


a. Genogram Keluarga Tn. J dan Ny. N

Tn.J Ny N

Keterangan :
: Perempuan

: Laki-Laki

: Yang tinggal serumah

: Meninggal

DENAH RUMAH KELUARGA TN. J

R
Kamar
Keluarga

R
Kamar Dapur
Tamu

31
Keterangan:
: Jendela
: Pintu
: Sumur
: Kandang

2. Sifat Keluarga
a. Anggota yang berpengaruh dalam mengambil keputusan adalah
suami
b. Kebiasaan hidup sehari-hari
1) Kebiasaan makan
a) Waktu makan teratur, frekuensi 3 kali dalam sehari,
jenis makanan pokok yaitu nasi, lauk pauk tempe, telur,
tahu, sayuran bayam, kangkung, kacang panjang, buah-
buahan pisang.
b) Cara pengolahan makanan memenuhi syarat kesehatan,
menu dalam seminggu bervariasi.
c) Keluarga Tn. J makan garam beryodium.
d) Membiasakan mencuci tangan sebelum makan dengan
air.
e) Tidak ada makanan pantangan
f) Jenis minuman keluarga yaitu air putih.
2) Sarana hiburan keluarga
Ada, yaitu TV
3) Tempat BAK dan BAB
a) Tempat BAK dan BAB keluarga Tn. J kamar mandi.
4) Hygiene perseorangan / keluarga
a) Kebiasaan mandi 2 kali sehari
b) Kebiasaan menggosok gigi 2 kali sehari
c) Kebiasaan mencuci rambut 2 kali seminggu dengan
menggunakan shampo.

32
d) Keluarga Tn. J menggunakan alas kaki

3. Kebiasaan keluarga yang merugikan yaitu merokok


FAKTOR EKONOMI SOSIAL BUDAYA
a. Penghasilan
Penghasilan Tn. J dalam sebulan Rp. 1.000.000
b. Kegiatan sosial kemasyarakatan
Keluarga Tn. J aktif dalam kegitan kemasyarakatan.
c. Kebiasaan keluarga berkaitan dengan budaya
Keluarga Tn. J biasa melakukan acara puputan apabila dalam
keluarga ada yang melahirkan.

FAKTOR RUMAH DAN LINGKUNGAN


a. Perumahan
Tipe rumah keluarga Tn. J permanen, status kepemilikan
rumah milik sendiri, jenis lantai tanah, sistem ventilasi rumah
ada digunakan, sistem pencahayaan terang, jarak rumah
dengan tetangga dekat, halaman di rumah ada, dan tidak
dimanfaatkan
b. Sumber air bersih
Langsung di dapat dari air PAM . Cara pengolahan air minum
yaitu dari air yang kemudian dimasak. Untuk kegiatan
mencuci, memasak dan mandi keluarga juga menggunakan air
PAM tersebut, jarak sumber air dari septic tank kurang dari 10
meter, tempat penampungan air sementara bak, kondisi air di
tempat penampungan tidak berbau, berwarna dan berasa.
c. System pembuangan sampah
Dengan cara dibakar, kondisi tempat pembungan sampah
sementara terbuka, jaraknya dari rumah kurang dari 5 meter.
d. System pembuangan kotoran rumah tangga
Keluarga Tn. J ruang air besar di jamban dengan tempat
pembungan Spiteng sistem pembuangan air limbah resapan.
e. Hewan peliharaan

33
Keluarga Tn. J tidak mempunyai hewan ternak.
f. Pemantauan jentik berkala
Tidak ada genangan air di sekitar rumah Tn. J kebiasaan
keluarga menguras bak mandi 1 bulan sekali.
Terdapat kebiasaan buruk Bapak menggantungkan baju secara
sembarangan, Ny. N tidak mengubur kaleng2 bekas dan ,sisa-
sisa bekas makanan tidak di bersihkan dengan benar.

4. Riwayat Kesehatan Keluarga


Ny. N mengalami Kekurangan Energi Kronik (KEK) dan keluarga
Tn. J tidak sedang atau tidak pernah memiliki riwayat penyakit
menular, menurun dan menahun seperti HIV/AIDS, TBC,
Hipertensi, Ginjal, dan Jantung.

5. Kesehatan Lansia
Anggota keluarga yang lansia : tidak ada

6. Riwayat Kesehatan Jiwa Psikososial Spritual


a. Riwayat kesehatan mental keluarga
Anggota keluarga Tn. J tidak ada yang pernah dirawat di RS
jiwa dan tidak ada ganguan mental.
b. Tanggapan keluarga terhadap pelayanan kesehatan dan
pelayanan sosial
Jenis pelayanan kesehatan yang paling membantu keluarga
mengatasi kesehatan adalah puskesmas dan bidan.
c. BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial)
1) Pengetahuan tentang BPJS : tahu
2) Keikutseraan keluarga dalam BPJS : ikut

II. DATA OBJEKTIF


A. PEMERIKSAAN UMUM
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Pemeriksaan tanda-tanda vital

34
a. Kepala keluarga/bapak
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 84x/m
Suhu : 36,7 C
Pernafasan : 21x/m
Hasil pemeriksaan normal tidak ada kelainan/masalah
b. Istri/ibu
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80x/m
Suhu : 36,5 C
Pernafasan : 20x/m
BB/TB : 54 kg/150 cm
Lila : 27,5 cm
Djj : 140x/m
Hasil pemeriksaan Ny. A mengalami Kekurangan Energi Kronik
(KEK)

B. Pemeriksaan head toe toe


1. Kepala
: tampak
bersih dan tidak rontok
2. Wajah : tidak
ada pembengkakan pada wajah
3. Mata :
konjungtiva anemis sklera tidak ikterik
4. Hidung
: tidak ada polip
5. Leher : tidak
ada pembesaran kelenjar limfe, kelenjar tiroid dan vena jugularis
6. Dada :
payudara simetris kanan dan kiri tidak teraba kelenjar tumor, puting
menonjol

35
7. Abdomen
Leopold : belum teraba
8. Tangan dan
kaki : tidak ada
pembengkakan nyeri tekan tidak
ada varicess reflek patela kanan dan kiri (+)
9. Genetalia
: tidak terdapat
bekas luka terdapat linea
gravidarum
10. Anus
: tidak terdapat
hemoroid

III. ASSASMENT
A. Diagnosa
Ny. N G2P1A0 umur 26 tahun usia kehamilan 16 minggu dengan
Kekurangan Energi Kronik (KEK)

B. Masalah
1. Keluarga Tn. J dengan pengetahuan rendah tentang energi kronik
2. Keluarga Tn. J dengan pengetahuan rendah tentang balita dengan
BGM
3. Keluarga Tn. J dengan pengetahuan rendah tentang PHBS

C. PLANNING
1. Intervensi ke 1
Hari/tanggal : 25 Februari 2021
Waktu : 10.00 WIB
a. Mengadakan pendekatan kepada keluarga dimulai dari kunjungan
rumah

36
Hasil: rumah Tn. J telah dikunjungi

b. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada keluarga Tn. J yaitu tanda-


tanda vital dalam keadaan normal
Hasil: keluarga Tn. J mengetahui hasil pemeriksaan

c. Menjelaskan masalah yanga ada dalam keluarga Tn. J yaitu kurang


pengetahuan tentang KEK, dampak KEK bagi kehamilan dan cara
pencegahan atau penanganan KEK
Hasil: keluarga sudah mengetahui masalah yang ada di dalam
rumahnya

d. Memberikan penyuluhan kepada Ny. N tentang KEK dalam


kehamilan
1) Pengertian KEK dalam kehamilan
2) Dampak KEK dalam kehamilan

e. Memberikan penyuluhan kepada Ny. N tentang PHBS


Hasil: keluarga Ny. N telah mengetahui tentang PHBS

2. Intervensi ke 2
b. Hari/tanggal : 25 Februari 2021
Waktu : 10.30 WIB
1) Memantau perkembangan Ny. N kunjungan rumah
Hasil: Ny. N mengatakan dirinya dalam keadaan baik

2) Menganjurkan Ny. N untuk mengonsumsi makanan yang bergizi


seimbang
Hasil: Ny. N mau dan akan melakukannya

3) Mengajarkan Ny. N untuk mencegah infeksi dengan cara


membersihkan kemaluan setelah BAK/BAB

37
4) Menganjurkan Ny. N untuk istirahat dan tidak melakukan
pekerjaan berat
Hasil: Ny. N bersedia dan mau melakukannya

5) Menganjurkan control kehamilan 1 bulan sekali untuk memantau


perkembangan janin, ibu akan melaksanakan kunjungan ulang
Hasil: ibu mengatakan akan melakukan kunjungan ulang untuk
memantau perkembangan janinnya.

3. Intervensi ke 3
a. Hari/tanggal : 10 maret 2021
b. Waktu : 13.00 WIB
1) Melakukan intervensi tahap III kunjungan rumah
Hasil: Ny. N mengatakan kondisinya dalam keadaan baik

2) Mengajarkan pola hidup sehat dengan cara makan dengan gizi


seimbang, dan menjaga kebersihan diri terutama diarea genetalia
Hasil: Ny. N bersedia menunjukkan pola hidup sehat dan mau
mengikuti nasihat yang diberikan.

FORMAT PENGKAJIAN
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA Tn. G

Nama KK : Tn. G Nama Pewawancara : Nanda Rahmatun Nisa


Kelurahan : Sidoharjo Tanggal : 23 Februari 2021
Kecamatan : Sidoharjo
Responden : Ny. N

STRUKTUR DAN SIFAT KELUARGA

I. PENGKAJIAN
A. Struktur Keluarga
a. Nama Kepala keluarga : Tn. G Ny. N

38
b. Umur : 28 tahun 24 tahun
c. Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan
d. Agama : Islam Islam
e. Pendidikan : SMA SMA
f. Pekerjaan : Wiraswasta IRT
g. Pendapatan : Rp. 1.500.000/bln
h. Alamat : Sidoharjo Sidoharjo
i. Suku/bangsa : Jawa / Indonesia Jawa/Indnesia
j. Daftar anggota KK :
No Nama Hubungan L/P Umur Pendidika Agama Pekerjaan
keluarga n
1. Garda Kepala L 29 SMA Islam Wiraswasta
Yuspradi keluarga
2. Nia Lisdiana Istri P 26 SMA Islam IRT
3 Hanan Abil Anak L 1 - - -
Algani

B. Genogram dan Denah Rumah


Genogram Keluarga Tn. G

Ny.N Tn.G

Keterangan :
: Perempuan
: Laki-Laki

39
: Yang tinggal serumah
: Meninggal

DENAH RUMAH KELUARGA Tn G

R
Kamar
Keluarga

R
Kamar Dapur
Tamu

Keterangan:
: Jendela
: Pintu
: Sumur
: Kandang
C. Sifat Keluarga
1. Yang berpengaruh dalam mengambil keputusan adalah Suami.
2. Kebiasaan hidup sehari-hari
1) Kebiasaan makan
a) Waktu makan teratur, frekuensi 3 kali dalam sehari, jenis
makanan pokok yaitu nasi, lauk pauk tempek, telur, tahu,
sayuran bayam, kangkung, kacang panjang, buah-buahan
pisang.
b) Cara pengolahan makanan memenuhi syarat kesehatan, menu
dalam seminggu bervariasi.
c) Tn. G makan garam beryodium.
d) Membiasakan mencuci tangan sebelum makan dengan air.
e) Tidak ada makanan pantangan dalam keluarga bapak Sutadi

40
f) Jenis minuman Tn. G yaitu air putih.
2) Sarana hiburan keluarga
Ada, yaitu TV
3) Tempat BAK dan BAB
Tempat BAK keluarga Tn. G kamar mandi dan BAB yaitu WC
4) Hygiene perseorangan / keluarga
a) Kebiasaan mandi 2 kali sehari
b) Kebiasaan menggosok gigi 2 kali sehari
c) Kebiassan mencuci rambut 2 kali seminggu dengan
menggunakan shampo.
d) Keluarga Tn. G menggunakan alas kaki

D. Kebiasaan Keluarga Yang Merugikan yaitu tidak ada


FAKTOR EKONOMI SOSIAL BUDAYA
1. Penghasilan
Penghasilan Tn. G dalam sebulan Rp.> 1.500.000
2. Kegiatan sosial kemasyarakatan
Keluarga Tn. G aktif dalam kegitan kemasyarakatan
3. Kebiasaan keluarga berkaitan dengan budaya
Keluarga Tn. G biasa melakukan acara puputan apabila dalam keluarga
ada yang melahirkan.

FAKTOR RUMAH DAN LINGKUNGAN


1. Perumahan
Tipe rumah Tn. G permanen, status kepemilikan rumah milik sendiri,
jenis lantai semen,system ventilasi rumah ada digunakan, system
pencahayaan terang, jarak rumah dengan tetangga dekat, halaman di
rumah tidak ada, dan tidak dimanfaatkan.
2. Sumber air bersih
Langsung di dapat dari air sumur milik sendiri. Cara pengolahan air
minum yaitu dari air sumur yang kemudian dimasak. Untuk kegiatan
mencuci, memasak dan mandi keluarga juga menggunakan air sumur
tersebut, jarak sumber air dari septic tank kurang dari 10 meter, tempat

41
penampungan air tower, kondisi air di tempat penampungan tidak
berbau, berwarna dan berasa.
3. Sistem pembuangan sampah
Dengan cara dibakar, kondisi tempat pembungan sampah sementara
terbuka, jaraknya dari rumah kurang dari 15 meter.
4. System pembuangan kotoran rumah tangga
Keluarga Tn. G tempat buang air besar di WC Jongkok dan
pembungan dengan sapti tank dengan jarak 10 meter
5. Hewan peliharaan
Tn. G mempunyai hewan ternak
E. Pemantauan jentik berkala
Tidak ada genangan air di sekitar rumah Tn. G kebiasaan keluarga Tn. G
menguras bak mandi 1 kali seminggu.
F. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga Tn. J tidak sedang atau pernah memiliki riwayat penyakit
menular, menurun dan menahun seperti HIV/AIDS, TBC, Hipertensi,
Ginjal, Jantung
Kebiasaan keluarga Tn. G memeriksakan kesehatan apabila sakit, tepatnya
di puskesmas dan bidan

G. Riwayat Kesehatan Jiwa Psikososial Spritual


1. Riwayat kesehatan mental keluarga
Anggota keluarga Tn. G tidak ada yang pernah dirawat di RS jiwa
dan tidak ada ganguan mental.
2. Tanggapan keluarga terhadap pelayanan kesehatan dan pelayanan
jenis pelayanan kesehatan yang paling membantu keluarga mengatasi
masalah kesehatan adalah puskesmas dan bidan
3. BPJS (Badan Pelayanan Jaminan Sosial)
1) Pengetahuan tentang BPJS : tahu
2) Keikutsertaan keluarga dalam BPJS : ikut

II. DATA OBJEKTIF


A. Pemeriksaan umum
1. Keadaan umum : Baik

42
2. Kesadaran : Composmentis
3. Pemeriksaan tanda-tanda vital
a. Kepala keluarga bapak
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 84x/m
Suhu : 36,7 C
Pernafasan : 21x/m
Hasil pemeriksaan normal tidak ada kelainan/masalah
b. Istri/ibu
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80x/m
Suhu : 36,5 C
Pernafasan : 20x/m
Djj : 140x/m
Hasil pemeriksaan baik

B. Pemeriksaan head toe toe


1. Kepala : tampak bersih dan tidak rontok
2. Wajah : tidak ada pembengkakan pada wajah
3. Mata : konjungtiva anemis sklera tidak ikterik
4. Hidung : tidak ada polip
5. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe, kelenjar tiroid dan
vena jugularis
6. Dada : payudara simetris kanan dan kiri tidak teraba kelenjar
tumor, puting menonjol
7. Abdomen
8. Leopold : belum teraba
9. Tangan dan kaki : tidak ada pembengkakan nyeri tekan tidak ada
varicess reflek patela kanan dan kiri (+)
10. Genetalia : tidak terdapat bekas luka terdapat linea gravidarum
11. Anus : tidak terdapat hemoroid

43
III. ASSASMENT
A. DIAGNOSA
Ny. N umur 24 tahun dengan jarak kehamilan terlalu dekat

B. Masalah
A. Kurang pengetahuan tentang jarak kehamilan terlalu dekat
B. Kurang pengetahuan tentang Keluarga Berecana (KB)

IV. PLANNING
A. Intervensi ke 1
Hari/tanggal : 26 Februari 2021
Waktu : 10.00 WIB
1. Mengadakan pendekatan keluarga dimulai dari kunjungan rumah
Hasil: rumah Tn. G telah dikunjungi

2. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada keluarga Tn. G yaitu tanda-


tanda vital dalam keadaan normal
Hasil: keluarga Tn. G mengetahui hasil pemeriksaan

3. Menjelaskan masalah dalam keluarga Tn. G yaitu kurang pengetahuan


tentang jarak kehamilan terlalu dekat, dan merokok
Hasil: keluarga sudah mengetahui masalah yang ada didalam
rumahnya

4. Memberikan penyuluhan kepada Ny. N tentang jarak kehamilan terlalu


dekat
1) Pengertian jarak kehamilan terlalu dekat
2) Pentingnya berKB (keluarga berencana)

5. Memberikan penyuluhan kepada Ny. N tentang merokok


1) Pengertian rokok
2) Bahaya merokok

44
3) Kandunga rokok

B. Intervensi ke 2
Hari/tanggal : 26 Februari 2021
Waktu : 11.00 WIB
1. Memantau perkembangan Ny. N kunjungan rumah
Hasil: Ny. N mengatakan dirinya dalam keadaan baik

2. Menganjurkan Ny. N untuk mengonsumsi makanan yang bergizi


seimbang
Hasil: Ny. N mau dan akan melakukannya

3. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup, mengkonsumsi


makanan yang bergizi serta menerapkan pola hidup bersih
Hasil: ibu telah paham mengenai pola istirahat dan tidur, ibu
mengatakan akan tidur siang 1 jam dan tidur malam 7-8 jam dan
akan menjaga kebersihan lingkungan rumahnya

4. Menganjurkan control kehamilan 1 bulan sekali untuk memantau


perkembangan janin, ibu akan melaksanakan kunjungan ulang
Hasil : ibu mengatakan akan melakukan kunjungan ulang untuk
memantau perkembangan janinnya

Intervensi ke 3

a. Hari/Tanggal : 27 Februari 2021


b. Waktu :13.00 WIB

1. Melakukan intervensi tahap III kunjungan rumah


Hasil: Ny.S mengatakan kondisinya dalam keadaan baik

2. Mengajarkan Pola hidup sehat dengan cara makan dengan gizi


seimbang, dan menjaga kebersihan diri terutama di area genetalia
Hasil :Ny.S bersedia menunjukan pola hidup sehat dan mau
mengikuti nasihat yang di berikan.

45
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Deskripsi Proses Penatalaksanaan Asuhan Kebidanan Komunitas Pada


Keluarga
dalam pelaksanaan kebidanan komunitas yang dilaksanakan di desa Sidoharjo
kecamatan Pringsewu kabupaten Pringsewu pada keluarga Tn. J dan Tn. G.
Dalam pelaksanaan ini mahasiswa bekerjasama dengan masyarakat sekitar.
Pada proses ini kegiatan di laksanakan berdasarkan masalah-masalah yang
muncul. Pada saat dilaksanakan kebianan komunitas yang disesuaikan dengan
sumber daya dan kemampuan masyarakat serta menekankan pada aspek
prevensif dan prmotif. Pada saat pelaksanaan setiap desa melakukan

46
implementasi sesuai dengan masalah yang ditemukan di desa, khususnya pada
keluarga.

Berikut beberapa prioritas permasalahan yang ada di desa sidoharjo kecamatan


pringsewu kabupaten pringsewu pada keluarga Tn. J dan Tn.G, serta
kebutuhan yang dilakukan oleh manusia DIII Kebidanan Universitas
Muhammadiyah Pringsewu Lampung.

Keluarga Tn. J
Masalah:
1. KEK
2. Balita dengan BGM
3. PHBS
Kebutuhan
a. Memberikan penyuluhan tentang KEK pada ibu hamil
b. Memberikan penyuluhan gizi balita dengan BGM
c. Memberikan penyuluhan tentang PHBS
Keluarga Tn.G
Masalah:
1. Jarak kehamilan terlalu dekat
2. Merokok
3. Kurangnya pengetahuan tentang pemenuhan nutrisi
Kebutuhan
a. Memberikan penyuluhan tentang jarak kehamilan terlalu
dekat
b. Memberikan penyuluhan tentang bahaya merokok
c. Memberikan penyuluhan tentang pentingnya pemenuhan
kebutuhan nutrisi

47
B. Hambatan, rintangan, dan evaluasi dalam pelaksanaan asuhan
kebidanan komunitas pada keluarga
2. Hambatan dan evaluasi
keluarga Tn. J
c. Hambatan
Saat melakukan survey mawas diri keluarga Tn. J awalnya tidak tertarik
saat dilakukan pengkajian data yaitu mengenai penyakit dan prilaku hidup
buruk yang ada dalam keluarganya. Tetapi akhirnya keluarga Tn.J
menyebutkan masalah kesehatan yang diderita dan yang tidak diketahui
oleh keluarganya seperti PHBS.

d. Evaluasi
setelah diberikan penyuluhan mengenai energi kronis Ny.N setiap
harinya sudah mengkonsumsi makanan yang bergizi seperti ubu, roti,
kacang-kacangan, ikan laut, buah-buahan dan sayur-sayuran agar gizi
ibu terpenuhi, serta memberikan penyuluhan tentang balita dengan
BGM, dan memberikan penyuluhan pentingnya menjaga kebersihan.

2. Hambatan dan evaluasi keluarga Tn. G


a. Hambatan
Keluarga Tn. G perlu pendekatan yang lebih agar mau menceritakan
kondisinya. Sehingga dalam menentukan diagnosa tidak mengalami
kesulitan karena keluarga Tn. G bisa terbuka saat pengkajian data mau
menyebutkan masalah yang dialmi keluarganya seperti bahaya merokok.

b. Evaluasoi
Setelah dilakukan penyuluhan tentang jarak kehamilan terlalu dekat,
penyuluhan pentingnya nutrisi, dan bahaya merokok keluarga Tn. G
sadar bahwa merokok adalah hal yang tidak sehat dan merugikan,

48
setelah dilakukan penyuluhan Tn. G mampu mengurangi jumlah rokok
yang dihisap selama sehari, biasanya satu bungkus satu hari, sekarang
satu bungkus bisa kepakai dua hari. Setelah diberikan penyuluhan Ny. N
mengerti ttang resiko dengan kehamilan terlalu dekat, dan pentingnya
kebutuhan nutrisi.

3. Rintangan
Pada saat penyuluhan keluarga Tn. J dan Tn. G memperhatikan dan
bertanya apabila ada hal yang tidak dimengerti. Tetapi keluarga Tn. J dan
Tn. G bisa merubah kebiasaan buruk keluarga nya terkait masalah yang
ditemukan.
Pada Tn. J dan Tn. G ternyata banyak masalah yang muncul.

4. Evaluasi
Keluarga Tn. J dan Tn. G
Hari/tanggal : 04 Maret 2021
Waktu : 10;00 WIB
1. Keluarga Tn. J mengetahui bahaya merokok
2. Keluarga Tn. J dan Ny. N mengerti tentang pentingnya nutrisi pada
ibu hamil
3. Keluarga Tn. J mengerti tentang pentingnya melakukan PHBS yaitu
perilaku hidup bersih dirumah serta berperan aktif dalam gerakan
kesehatan masyarakat.

49
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam kegiatan asuhan kebidanan komunitas masyarakat yang telah dilakukan
dalam rangka menolong diri sendiri dalam memecahkan masalah untuk
memenuhi kebutuhan di bidang kesehatan dan di bidang lain yang berkaitan
agar mampu mencapai kehidupan sehat sejahtera. Disamping itu terdapat
kegiatan yaitu KK binaan yaitu kegiatan layanan kesehatan yang diberikan
pada keluarga untuk mengetahui pendidikan kesehatan dan juga dapat
mendorong timbulnya kreativitas dan insiatif setiap individu atau kelompok
masyarakat untuk ikut secara aktif dalam program-program kesehatan
didaerahnya dan menentukan prioritas program sesuai dengan kebutuhan

50
Dengan adanya kegiatan KK binaan diharapkan keluarga dapat mengetahui
tentang pendidikan kesehatan dan mampu berprilaku PHBS demi
meningkatkan derajat kesehatan dalam keluarga.

B. Saran
1. Bagi KK Binaan
Diharapkan setelah dilakukan pengkajian, penyuluhan dan evaluasi
masalah yang muncul di lingkungan masyarakat dapat teratasi dengan baik
dan cepat agar tidak menimbulkan suatu masalah yang berkelanjutan yang
dapat merugikan kesehatan pada masyarakat dan masyarakat dapat
menerapkan Asuhan yang diberikan.
2. Bagi tenaga kesehatan
Diharapkan tenaga kesehatan bidan desa agar sering melakukan hal yang
lebih dalam memberikan penyuluhan atau pendidikan kesehatan terhadap
masyarakat Desa Sidoharjo agar masyarakat mengerti dan menyadari
tentang pentingnya kesehatan.
3. Bagi Institusi
Diharapakan bagi institusi pendidikan di masa yang akan datang agara
menempatkan mahasiswa yang melakukan praktik kebidanan komunitas di
desa atau wilayah yang penduduknya kurang memiliki pengetahuan
tentang pendidikan kesehatan terutama masalah KIA.
4. Bagi Mahasiswa
Diharapkan Mahasiswa mampu memberikan pendidikan kesehatan atau
penyuluhan serta asuhan kebidanan komunitas pada Masyarakat dengan
lugas, terstruktur dan mampu menjawab pertanyaan yang diajukan.

51
DAFTAR PUSTAKA

Andi Sofyan. 2012. Konsep Kebidanan Komunitas Jakarta : EGC.

Benowitzh.2012. Asuhan Keperawatan Masyarakat. Jakarta : EGC.

Departemen Kesehatan RI. 2010. Krida Bina Lingkungan Sehat, Jakarta : Balai
Pustaka.

Departemen Kesehatan RI. 2015. Krida Bina Lingkungan Sehat, Jakarta : Balai
Pustaka.

Departemen Kesehatan RI. 2014. Profil Kesehatan Indonesia, Jakarta : Balai


Pustaka.

Efendi, Nasrul. 2018. Asuhan Keperawatan Masyarakat. Jakarta : EGC.

Kisdu. 2012. Asuhan Kebidanan Komunitas. Bandung : Rineka Cipta.

Lestari. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka.

Lily. 2018. Manajemen Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta : Balai Pustaka.

Machfoedz, Irchan. 2017. Statistik Deskriptif Bidang Kesehatan, Keperawatan


dan Kebidanan. Jakarta : Fitramaya

Manuaba. 2019. Menopause. Jakarta : EGC.

Muttaqien, Arief. 2019. Asuhan Keperawatan Masyarakat. Jakarta : EGC.

Notoatmodjo. 2014. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC.

Pusat penyuluhan kesehatan masyarakat Depkes RI. 13 Pesan Dasar Gizi


Seimbang.

Subroto. 2012, Cara Mudah Mengatasi Anemia, Volume 2, EGC, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai