Anda di halaman 1dari 4

KEMENTERIAN PENDIDIKAN KEBUDAYAAN RISET DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI

SEDIMENTOLOGI

TUGAS

OLEH:
ANDI DAHNIAR
D061201076

GOWA
2021
TURBIDIT
Turbidit merupakan sedimen yang diendapkan akibat mekanisme arus
turbid (turbidity current). Arus turbidit sendiri adalah suatu arus yang memiliki
suspensi sedimen dan mengalir pada dasar tubuh cairan atau fluid, karena
mempunyai kerapatan atau densitas yang lebih besar daripada cairan tersebut.
Konsep turbidit diperkenalkan pada tahun 1950. Kuenen dan Migliorini (1950)
mendefinisikan turbidit sebagai suatu sedimen yang diendapkan oleh mekanisme
arus turbid (turbidity current), sedangkan arus turbid itu sendiri adalah suatu arus
yang memiliki suspensi sedimen dan mengalir pada dasar tubuh cairan, karena
mempunyai kerapatan atau densitas yang lebih besar daripada cairan tersebut.
Struktur sedimen adalah fitur yang lebih besar yang membentuk selama
(atau segera setelah) pengendapan sedimen. Struktu sedimen merupakan suatu
kelainan dari perlapisan normal batuan sedimen dan diakibatkan oleh proses
pengendapan dan keadaan energi pembentuknya. Struktur sedimen lainnya
terbentuk setelah pengendapan, seperti jejak kaki, jejak cacing, atau retakan
lumpur.

Struktur sedimen dihasilkan oleh berbagai proses sedimentasi, termasuk


aliran fluida, gravitasi aliran, deformasi sedimen lunak dan aktivitas biogenik.
Struktur yang dikembangkan melalui fisik dan/atau proses kimia (anorganik)
sebelum, selama dan setelah deposisi dapat dikategorikan sebagai pengendapan,
erosi atau pasca pengendapan (deformasi) struktur. Yang dibentuk oleh organisme
disebut biogenik. Sebagai alat untuk menafsirkan lingkungan pengendapan kuno.
Karakteristik endapan turbidit pada dasarnya dapat dikelompokan ke dalam dua
bagian besar berdassarkan litologi dan struktur sedimen, yaitu :

❖ Terdapat perselingan tipis yang bersifat ritmis antar batuan


berbutir relatif kasar dengan batuan yang berbutir relatif halus, dengan
ketebalan lapisan beberapa milimeter sampai beberapa puluh sentimeter.
Umumnya perselingan antar batupasir dan serpih. Batas atas dan bawah
lapisan datar, tanpa adanya penggerusan (scouring).
❖ Pada lapisan batuan berbutir kasar memiliki pemilahan
buruk dan mengandung mineral-mineral kuarsa, feldspar, mika, glaukonit,
juga banyak didapatkan matrik lempung. Kadang-kadang dijumpai adanya
fosil rework, yang menunjukan lingkungan laut dangkal.
❖ Pada beberapa lapisan batupoasir dan batulanau didapatkan
adanya fragmen tumbuhan Struktur Sedimen Pre-Depositional Merupakan
struktur sedimen yang terjadi sebelum pengendapan sedimen, yang
berhubungan dengan proses erosi oleh bagian kepala (head) dari suatu arus
turbidit. Beberapa struktur sedimen tersebut antara lain flute cast, groove
cast.
❖ Struktur Sedimen Syn-Depositional Struktur yang terbentuk
bersamaan dengan pengendapan sedimen, dan merupakan struktur yang
penting dalam penentuan suatu endapan turbidit. Beberapa struktur sedimen
yang penting diantaranya adalah laminasi, gradded bedding, cross bedding
dan ripple mark.
❖ Struktur Sedimen Post-Derpositional Struktur sedimen yang
dibentuk setelah terjadi pengendapan sedimen, yang umumnya
berhubungan dengan proses deformasi. Salah satunya struktur track atau
trail.

Adapun proses turbidit, yaitu :

Arus turbid merupakan salah satu tipe dari arus kerapatan (density current),
dimana arus bergerak secara gaya berat, karena adanya perbedaan kerapatan antara
arus dengan cairan di sekeliingnya, yang disebabkan oleh adanya dispersi sedimen
pada suatu tempat (misalnya : muara sungai atau delta), dimana sedimen banyak
terakumulasi karena adanya faktor pemicu, misalnya : suatu gempa bumi,
tsunami,dll, mulai bergerak dan meluncur secara tiba-tiba ke arah bawah cekungan.
Saat sedimen tersebut mulai meluncur ke bawah akan membentuk slump. Slump
tersebut bergerak perlahan-lahan dan berangsur-angsur menjadi lebih cepat
disebabkan adanya pengurangan viskositas. Selanjutnya massa sedimen akan
bergerak sampai pada lereng yang curam, maka terjadilah kenaikan kecepatan dan
pergerakan selanjutnya berubah menjadi arus turbidit, sehingga butiran kasar akan
terkonsentrasi pada bagian kepala arus sedangkan yang lebih hglus di bagian ekor.
Karena pengaruh gravitasi maka arus turbid akan bergerak ke bawah mengikuti
ngarai di bawah samudera. Pada saat mendekati daerah pengendapannya, kecepatan
arus mulai berkurang karena penurunan gravitasi akibat kemiringan lereng yang
semakin landai. Dalam kondisi seperti ini maka bagian kepala dari arus akan
mengerosi lapisan dibawahnya membentuk struktur sedimen scour mark. Sesuai
dengan sifatsifat kerapatan arus, maka pengendapan akan terjadi sekaligus,
sehingga sedimen yang diendapkan mempunyai pemilahan yang sangat buruk.
Dalam hal ini materialmaterial yang lebih berat akan terkumpul pada bagian depan
arus turbidit, sedangkan material halus akan terperangkap bersama-sama. Endapan
yang pertama terbentuk adalah batupasir berstruktur perlapisan bersusun.
Selanjutnya arus akan semakin lemah dan sedimen yang halus akan diendapkan.
Apabila kecepatan arus telah hilang, maka akan terjadi pengendapan lempung
pelagik dalam suasana suspensi yang menunjukan kondisi lingkungan bernergi
rendah. Menurut Koesoemadinata (1972) pengendapan arus turbid merupakan
suatu keadaan massa teronggok pada lereng benua, yang secara tiba-tiba dapat
meluncur dengan kecepatan tinggi bercampur dengan air, yang merupakan suatu
aliran menuju laut dalam. Disini partikel-partikel sedimen bergerak tanpa bantuan
benturan /seretan air, melainkan oleh energi inersia, dimana energi potensial diubah
menjadi energi kinetik, kemudian pengendapan terjadi segera setelah energi kinetik
habis

Anda mungkin juga menyukai