Anda di halaman 1dari 11

Nurul Rezki Amaliah

D061201016

1. Mekanisme terbentuknya arus turbidit


Konsep turbidit diperkenalkan pada tahun 1950. Kuenen dan Migliorini
(1950) mendefinisikan turbidit sebagai suatu sedimen yang diendapkan oleh
mekanisme arus turbid (turbidity current), sedangkan arus turbid itu sendiri adalah
suatu arus yang memiliki suspensi sedimen dan mengalir pada dasar tubuh cairan,
karena mempunyai kerapatan atau densitas yang lebih besar daripada cairan
tersebut.
Turbidit adalah endapan langsung dari arus turbid, maka dapat ditemukan
pada setiap lingkungan pengendapan dimana arus turbid atau kerapatan arus
(density current) bekerja. Linkungan penendapan tersebut adalah danau dan waduk
(reservoir), delta bagian depan (delta fronts), continental shelves, dan yang
terpenting adalah pada cekungan laut dalam.
Seperti dijelaskan diatas, arus turbid adalah suatu arus yang memiliki
suspensi sedimen dan mengalir pada dasar tubuh cairan, karena mempunyai
kerapatan atau densitas yang lebih besar daripada cairan tersebut. Arus turbid dapat
terjadi dari berbagai macam mekanisme yaitu kegagalan dalam pengendapan
(sediment failure), semburan yang dipicu dari aliran pasir dan lumpur menuju
lembah (storm-triggered flow of sand and mud into canyon heads), bedload inflow
from rivers and glacial meltwater, dan aliran debu yang berguguran dari udara
akibat erupsi (flows during eruption of airfall ash). Kesemuanya ini mungkin
bergerak secara tiba-tiba atau mendadak (surges), atau secara gradual dan kontinu
(steady) dalam aliran yang seragam.
Surges, atau arus turbid yang tak teratur (spasmodic) diawali oleh kejadian
singkat dari suatu bencana besar (short-lived catastrophic event) seperti gempa
bumi (Gambar 1) sebagai pemicu sedimen yang masif merosot (slumping) atau
badai gelombang (storm-waves) pada continental shelf.
Gambar 1 Model awal terjadinya arus turbidit
2. Struktur Sedimen
Struktur sedimen adalah fitur yang lebih besar yang membentuk selama
(atau segera setelah) pengendapan sedimen. Struktu sedimen merupakan suatu
kelainan dari perlapisan normal batuan sedimen dan diakibatkan oleh proses
pengendapan dan keadaan energi pembentuknya. Struktur sedimen lainnya
terbentuk setelah pengendapan, seperti jejak kaki, jejak cacing, atau retakan
lumpur.
Struktur sedimen dihasilkan oleh berbagai proses sedimentasi, termasuk
aliran fluida, gravitasi aliran, deformasi sedimen lunak dan aktivitas biogenik.
Struktur yang dikembangkan melalui fisik dan/atau proses kimia (anorganik)
sebelum, selama dan setelah deposisi dapat dikategorikan sebagai pengendapan,
erosi atau pasca pengendapan (deformasi) struktur. Yang dibentuk oleh organisme
disebut biogenik. Sebagai alat untuk menafsirkan lingkungan pengendapan kuno.
Gambar 2 Struktur sedimen
Struktur sedimen terjadi pada skala yang sangat berbeda, dari yang kurang
satu mm hingga 100-1000 meter (singkapan besar).
Klasifikasi struktur sedimen (Tucker, 1982) mengelompokan kedalam 4
kelompok atau macam, yaitu: erotional structures, depositional structures, post –
depotional sedimentarystructures, dan biogenic sedimentary structures.
1. Erotional Structures
Struktur yang terbentuk akibat adanya arus yang mengikis batuan yang lebih
tua sebelum sedimen diendapkan diatasnya. Termasuk kedalam struktur sedimen
erotional structures adalah:
a. Flute cast
Terbentuk akibat pengikisan dan merupakan ciri dari endapan turbidit.
Struktur ini berada dibawah permukaan dan memanjang sampai berbentuk segitiga
dengan bagian yang membulat kearah hulu dan mempunyai panjang mulai dari
beberapa millimeter hingga mencapai puluhan centimeter. Struktur ini bisa
menunjukan arah arus purba (paleo current).

b. Groove cast
Berbentuk punggungan memanjang pada permukaan lapisan berkisar dari
beberapa millimeter hingga beberapa centimeter. Struktur ini pada permukaan
lapisan mungkin seluruhnya sejajar atau mungkin memperlihatkan beberapa arah.
Struktur ini terbentuk melalui pengikisan alur yang dipotong terutama oleh objek
yang terseret sepanjang arus dan merupakan ciri dari arus turbidit. Arah dari
struktur ini adalah arus yang mengendapkannya.

c. Tool mark
Struktur ini terbentuk ketika objek dibawa oleh arus sungai dan berhubungan
dengan permukaan sedimen dibawahnya. Tanda ini terjadi sebagai akibat objek
menggelinding, menusuk dan menyikat permukaan sedimen dibawahnya. Objek
yang membuat tanda ini biasanya berupa mud clast, fragmen binatang dan
rombakan tumbuhan.

d. Scour mark
Merupakan struktur dalam skala kecil dan terdapat pada bagian bawah
perlapisan. Pada pandangan bidang biasanya memanjang dalam arah arus. Dengan
bertambahnya ukuran, merkah gerus ini berangsur menjadi alur (channel). Ciri khas
permukaan merkah gerus adalah pemotongan endapan yang terletak di bawah dan
hadirnya sedimen kasar di atas permukaan gerusan.
e. Channel
Struktur sedimen berskala besar, beberapa meter hingga kilometer
panjangnya. Alur pula sering terisi oleh sedimen yang kasar daripada sedimen
dibawahnya atau dengan sedimen yang berbatasan, dan sering berupa konglomerat
alas (basalt conglometare).

2. Depositional Structures
Struktur sedimen yang terjadinya bersamaan dengan pengendapan. Struktur
pengedapan ini terdapat pada bagian atas dan bagian bawah perlapisan. Termasuk
kedalam struktur sedimen depositional structures adalah:
a. Masif
Bila tidak menunjukkan struktur dalam lapisan atau ketebalan lapisan lebih
dari 120 cm. Faktor kemungkinan pembentukan struktur masif ini yaitu: Pertama,
saat diendapkan memang tidak mempunyai struktur sedimen, Kedua, struktur
pengendapannya telah dirusak oleh beberapa proses seperti bioturbasi, rekristalisasi
dan pengeringan. Struktur ini dibentuk dalam keadaan yang cepat dan umumnya
berupa endapan turbidit, aliran butir (grain flow) dan aliran debris (debris flow).

b. Perlapisan sejajar
Bila bidang perlapisannya saling sejajar dengan ketebalan lapisan lebih dari
1 cm. Perlapisan ini terbentuk akibat adanya perubahan dalam butiran sedimen,
warna maupun susunan mineraloginya.

c. Laminasi; Perlapisan sejajar yang ketebalannya kurang dari 1 cm.


d. Gradded bedding
Bila perlapisan disusun atas butiran yang berubah teratur dari halus ke kasar
(bersusun terbalik: inverse gradding) maupun dari kasar ke halus pada arah vertical,
struktur ini merupakan ciri dari suatu sedimentasi pada arus yang pekat.

Gradded Bedding

inverse bedding
e. Perlapisan silang-siur (Cross bedding) dan Laminasi silang-siur (Cross
Lamination)
Perlapisan atau laminasi yang membentuk sudut terhadap bidang lapisan yang
berada diatasnya atau dibawahnya dan dipisahkan oleh bidang erosi, struktur ini
terbentuk akibat intensitas arus yang berubah-ubah.
f. Ripple
Struktur ini terbentuk pada permukaan lapisan yang dikontrol oleh arus yang
mengalir baik oleh air, angin maupun gelombang. Gelembur yang berasal dari arus
disebut current ripple, oleh angin disebut wind ripple dan oleh gelombang disebut
wave ripple. Skala yang lebih besar disebut sebagai dune (Gumuk Pasir). Variasi
ripple antara lain: Swaley & Hummocky, Herringbone, Symetry & Asymetry Ripple
dll.

g. Rainspot
Rainspot adalah cekungan kecil yang terbentuk oleh butiran air hujan pada
permukaan batuan sedimen berbutir halus yang masih lunak. Struktur ini berguna
untuk menentukan lapisan atas dan lapisan bawah dari suatu perlapisan terutama
pada lapisan yang miring maupun terbalik.

3. Post – depositional Sedimentary Structures


Terbentuk melalui gerakan sedimen (nendatan) dan lainnya melalui
reorganisasi bagian dalam seperti pengeringan dan pembebanan. Proses-proses
kimia-fisika setelah pengendapan menghasilkan stylolite, solution dan nodule.
a. Nendatan (slump) dan longsoran (slide)
Pada daerah yang miring, masa sedimen dapat diangkut sepanjang lereng.
Bergeraknyya masa sedimen dapat mengakibatkan perubahan pada bagian dalam
masa sedimen itu. Gerakan seperti ini disebut longsoran (slide). Jika masa sedimen
secara internal berubah selama gerakan sepanjang lereng disebut nendatan (slump).
Masa yang mengalami nendatan menunjukkan lipatan-lipatan minor. Kehadiran
nendatan dan longsoran dalam suatu runtunan dapat ditentukan dari terdapatnya
lapisan diatas dan dibawah perlapisan tersebut tidak terganggu. Struktur yang sering
juga muncul akibat adanya longsoran maupun pembebanan dapat menimbulkan
struktur Growth Fault.
b. Sandstone dike dan sand volcano
Struktur ini relatif jarang dijumpai, mudah ditentukan oleh
memotongsilangnya dengan lapisan sekitarnya dan diisi dengan pasir. Sand volcano
berbentuk kerucut dengan suatu cekungan pada pusatnya yang terdapat pada bidang
perlapisan.

c. Dish dan Pillar structure


Struktur ini terdiri dari laminasi yang cekung keatas, biasanya beberapa
centimeter lebarnya, dipisahkan oleh zona tanpa struktur (pillar). Dish dan Pillar
structure dibentuk oleha air yang lewat sedimen secara mendatar dan keatas (fluid
escape) dan umumnya terbentuk pada endapan kipas bawah laut.
d. Load structure
Dibentuk melalui tenggelamnya suatu lapisan kedalam lapisan yang lain.
Load cast biasanya terdapat pada dasar batupasir yang terletak diatas batulumpur.
Lumpur yang ada dapat diinjeksikan keatas kedalam batupasir membentuk struktur
flame. Juga sebagai akibat pembebanan, biasanya pasir dapat tenggelam kedalam
lumpur membentuk struktur ball dan pillow.

e. Deformed bedding
Deformed bedding dan istilah seperti disrupted, convolute dan conturted
bedding dapat diterapkan pada perlapisan sejajar, perlapisan silang-siur dan
laminasi silang-siur yang dihasilkan selama pengendapan telah terganggu, tetapi
tidak ada pergerakan sedimen secara mendatar dalam skala besar. Convolute
bedding terdapat dalam laminasi silang-siur, dengan laminasi diubah dalam bentuk
antiklin dan sinklin. Convolute seperti ini sering tidak asimetri atau menungging
kearah arus purba, sedangkan conturted dan disrupted tidak menunjukkan orientasi.
f. Nodule
Nodule juga disebut konkresi, biasanya terbentuk dalam sedimen setelah
pengendapan. Mineral-mineral yang sering terdapat pada nodul adalah kalsit,
dolomit, siderit, pirit, colophane dan kuarsa. Nodul kalsit, pirit dan siderit
diameternya bisa beberapa milimeter sampai beberapa centimeter biasanya terdapat
dalam batuan lumpur. Nodul chert biasanya terdapat dalam batugamping, nodul
kalsit dan dolomit kadang-kadang terdapat dalam batupasir. Bentuk nodule
bervariasi, bisa bulat, pipih, memanjang dan bisa juga tidak teratur.

4. Biogenic Sedimentary Structures


Fosil jejak dapat diinterpretasikan aktifitas binatangnya yang menyebabkan
timbulnya struktur ini, tetapi sifat alami binatangnya sendiri sulit untuk ditentukan
karena organisme yang berbeda sering mempunyai cara hidup yang sama. Suatu
binatang dapat menghasilkan struktur yang berbeda tergantung pada tingkah
lakunya dan sifat sedimen seperti ukuran butir, kandungan air dan sebagainya.
Struktur buluh (burrow) biasanya dibuat oleh crustacea, anellid, bivalve dan
echinoid, sedangkan permukaan track dan trail dibuat oleh crustacea, trilobite,
annelid, gastropod dan vertebrata. Struktur yang agak mirip buluh (burrow) dapat
dihasilkan oleh akar tumbuhan, walapun yang terakhir sering mengandung karbonat
a) Bioturbation; menunjukkan gangguan sedimen oleh organisme.

b) Trace fossil (fosil jejak)


Fosil jejak adalah struktur sedimen yang dihasilkan pada sedimen yang tidak
terkonsolidasi oleh kegiatan organisme. Kelompok utama yang terdapat pada
permukaan lapisan dan permukaan bawah lapisan adalah crawling, grazing (Jejak
makan) dan resting (Jejak istirahat), sedangkan yang terdapat dalam lapisan adalah
struktur feeding (Jejak sedang mencari makan) dan dwelling (Jejak menguni). Jejak
merayap biasanya dihasilkan oleh crustacea, trilobita dan annelid/Vertebrata seperti
dinosaurus meninggalkan cetakan kaki sebagai fosil jejak. Struktur biogenik ini
mempunyai pola terputar, meandering dan radial. Struktur menghuni (Dwelling
structure) adalah macam-macam buluh (burrow) dari bentuk tebing tegak sampai
hurup U, orientasinya bisa tegak, mendatar atau miring dengan perlapisan.

Anda mungkin juga menyukai