Anda di halaman 1dari 9

University Research Colloquium 2015 ISSN 2407-9189

PEMODELAN KOMPONEN BERBASIS ARUS INJEKSI UNTUK


PERHITUNGAN ALIRAN BEBAN TAK SEIMBANG

Agus Ulinuha1), Hasyim Asy’ari2), Agus Supardi3)


Fakultas Teknik,Universitas Muhammadiyah Surakarta
1)
email: Agus.Ulinuha@ums.ac.id
2)
email: Hasyim.Asy’ari@ums.ac.id
3)
email: Agus.Supardi@ums.ac.id

Abstract
Unbalanced power flow is essential calculation for analysis of unbalanced electrical
distribution system. A number of analyses on the system use unbalanced power flow calculation
as the backbone of analyses. Therefore the accuracy of the calculation is crucial for the results
of analyses. Unbalanced power flow is carried by considering three-phase system of
distribution system. One of important aspect on unbalanced power flow calculation is modelling
of system components. This paper proposes a model of the components as bus injection current
for unbalanced power flow calculation using the method of forward-backward propagation
algorithm. The algorithm works directly on the system without modification and requires
modeling of shunt components as current injection. The method is appointed due to the robust
and good convergence characteristics. The system model and the algorithm are implemented on
the IEEE 34-bus system and the generated results are analyzed. Furthermore, the algorithm is
also employed for analyzing the system compensated by shunt capacitors and the system
improvements are the discussed. The contribution of the paper is inclusion of unbalanced
condition for power flow analyses.

Keywords: unbalanced, system modeling, forward-backward algoritm, system compensation

1. PENDAHULUAN derajat satu sama lain. Dengan


Tujuan operasional sistem tenaga listrik mempertimbangkan realitas bahwa
adalah memenuhi kebutuhan daya konsumen pembebanan pada tiap fasa sangat
sesuai standar kualitas yang dapat diterima. mungkin berbeda pada tiap saat serta
Sistem distribusi merupakan bagian dari konfigurasi saluran yang mungkin
sistem kelistrikan yang paling dekat dan berbeda pada tiap rentang (segmen),
berhubungan langsung dengan konsumen. maka melibatkan aspek
Secara inheren, sistem distribusi ketidakseimbangan diperlukan untuk
merupakan sistem tak seimbang karena memperoleh hasil analisis yang lebih
ketidaksetimbangan beban dan saluran. berbasis realitas.
Untuk perhitungan dan analisis yang Melakukan perhitungan dan analisis
lebih akurat, maka ketidakseimbangan untuk sistem distribusi tak seimbang
sistem perlu disertakan dalam analisis. berimplikasi pada beban komputasi yang
Sejauh ini analisis terhadap sistem lebih berat dibandingkan pada system (yang
distribusi dilakukan dengan mengambil diasumsikan) seimbang. Hal ini terutama
asumsi bahwa sistem dalam keadaan karena ketiga fasa-nya harus diperhitungkan
seimbang. Dengan demikian, perhitungan baik beban maupun parameter salurannya.
cukup dilakukan terhadap salah satu fasa Pemilihan metode perhitungan yang tepat
dengan asumsi kedua fasa lainnya akan memberikan kemungkinan hasil
perhitungan yang akurat dengan beban
mempunyai parameter yang sepenuhnya
komputasi yang dapat diterima.
sama dan hanya terpisah sebesar 120

181
ISSN 2407-9189 University Research Colloquium 2015

Dalam makalah ini, algoritma propagasi mengakibatkan metode komputasi gagal


maju-balik (Forward-backward propagation untuk konvergen sehingga dibutuhkan
algorithm) diusulkan untuk perhitungan metode komputasi lanjut untuk perhitungan
aliran beban system distribusi tak seimbang. tersebut [2]. Strategi untuk mengurai sistem
Salah satu aspek penting dalam perhitungan tak seimbang agar mudah diselesaikan
aliran beban tak seimbang adalah pemodelan diklasifikasikan menjadi dua metode, yaitu:
komponen shunt dalam sistem. Dalam dekomposisi sistem tak seimbang menjadi
makalah ini komponen sistem akan komponen simetrisnya [3, 4], dan
dimodelkan sebagai arus injeksi yang pemanfaatan arus injeksi untuk pelepasan
digunakan dalam perhitungan aliran beban kopling antar fasa [5-8]. Sedangkan teknik
tiga fasa tak seimbang. Dengan pemodelan komputasi yang biasa digunakan untuk
ini algoritma perhitungan aliran beban dapat perhitungan aliran beban dikelompokkan
langsung bekerja pada sistem tanpa menjadi dua metode, yaitu: Gauss-Seidel
melakukan modifikasi pada sistem. yang membutuhkan banyak iterasi dan
Hasil perhitungan aliran beban akan progres kalkulasinya lambat [5, 9] dan
dapat dimanfaatkan untuk analisis sistem. Newton-Raphson yang meskipun
Pemodelan dan algoritma yang diusulkan mempunyai karakteristik konvergensi yang
diimplementasikan simulasinya pada sistem baik tetapi beban komputasi pada tiap
standar IEEE 34 bus dan konsep yang iterasinya cukup rumit karena memerlukan
dikembangkan dalam penelitian ini perhitungan inverse pada Matriks Jacobian
diharapkan dapat diimplementasikan pada [6, 10, 11].
sistem real dalam proses rencana operasi Dalam makalah ini, aliran beban sistem
sistem dalam kurun 24 jam. tak seimbang diusulkan menggunakan teknik
algoritma propagasi maju-balik (forward-
2. KAJIAN LITERATUR DAN
backward propagation technique). Metode
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
ini bekerja langsung pada sistem tanpa
Hubungan antara parameter operasional adanya modifikasi, sehingga tidak
sistem dengan variabel kendali pada sistem memerlukan dekomposisi sistem menjadi
sangat tidak linier (highly nonlinear). komponen simetrisnya atau dekopling sistem
Pemetaan hubungan tersebut dapat kepada tiap fasanya [12]. Metode ini
diperhitungan secara teliti dengan analisis diketahui memiliki kemampuan konvergensi
aliran beban (load flow analysis). yang baik [2].
Pada umumnya perhitungan aliran beban
dilakukan dengan mengambil asumsi bahwa 3. METODE PENELITIAN
sistem dalam keadaan seimbang dan Dalam penelitian yang dilakukan, mula-
perhitungannya cukup dilakukan untuk satu mula dikembangkan program komputer
fasa dengan asumsi kedua fasa lainnya sama untuk perhitungan aliran beban tiga fasa tak
kecuali perbedaan fasa sebesar 120o. seimbang. Metode yang digunakan adalah
Ketidaksimetrian saluran dan algoritma propogasi maju-balik.Untuk
ketidakseimbangan beban mengakibatkan keperluan perhitungan tersebut baik segmen
ketidakseimbangan sistem dan dapat saluran, beban serta komponen lainnya
dianggap sebagai gangguan dengan tingkat direpresentasikan dalam tiga fasa. Impedansi
yang perlu dikendalikan agar kompatibilitas pada tiap segmen saluran dinyatakan dalam
elektromagnetik sistem dapat matriks 3 x 3. Seluruh perhitungan dilakukan
dipertahankan[1]. Dengan mengambil latar dalam bingkai perhitungan (calculation
belakang tersebut, perhitungan aliran beban frame) tiga fasa.
perlu dilakukan untuk ketiga fasa-nya untuk Program perhitungan yang telah
hasil perhitungan yang lebih akurat. diselesaikan diimplementasikan pada sistem
Karakteristik sistem distribusi pada standar untuk diuji karakteristik
umumnya mempunyai konfigurasi radial konvergensinya. Setelah diyakini program
dengan rasio R/X yang tinggi sehingga dapat perhitungan berjalan dengan baik maka

182
University Research Colloquium 2015 ISSN 2407-9189

piranti lunak tersebut dapat dipergunakan Penerapan persamaan (1) dan (2) pada
untuk melakukan analisis sistem, diantaranya saluran tiga fasa pada Gambar 1.
melihat pengaruh penambahan komponen Menghasilkan matriks impedansi primitif
kapasitor dalam sistem. Untuk keperluan 44 sebagaimana persamaan (3).
tersebut, perhitungan kembali dilakukan
 z aa z ab z ac z an 
untuk sistem yang sama setelah dilakukan z zbb zbc zbn 
modifikasi dengan menambahkan komponen Zprim    ba (3)
kompensasi pada lokasi-lokasi tertentu. Hasil z ca z cb z cc z cn 
 
perhitungan untuk sistem yang telah  z na z nb z nc z nn 
dimodifikasi kemudian dianalisis pada
perbaikan profil tegangannya dan penekanan Matriks impedansi primitif tersebut akan
susut daya. direduksi menggunakan rumus reduksi Kron
untuk menghasilkan matriks impedansi fasa
3.1. Pemodelan Saluran 3x3 yang tiap elemennya dihitung
menggunakan persamaan (4).
Akurasi terhadap hasil perhitungan aliran Z ij  z ij  z in z nj z nn (4)
beban tiga fasa sangat tergantung pada model
impedansi saluran yang digunakan. Karena Matriks impedansi fasa yang dihasilkan
itu, perlu terlebih dahulu ditentukan model adalah sebagaimana persamaan (5)
saluran tiga fasa yang akan digunakan.  Z aa Z ab Z ac 
Model saluran distribusi pada [13]akan Z abc    Z ba Z bb Z bc  (5)
dikembangan dan digunakan dalam  Z ca Z cb Z cc 
penelitian ini. Sebuah rangkaian ekivalen
bagian saluran tiga fasa adalah sebagaimana 3.2. Pemodelan Beban
ditujukkan pada Gambar 1: Beban sistem baik seimbang maupun tak
Ia Zaa
seimbang dinyatakan dalam bentuk
a
+ + kesetaraan arus injeksi. Pemodelan beban
Van Zab Va’n sebagaimana pada [5] didopsi dalam makalah
Ib Zbc
b
Zbb
+
ini. Untuk beban tiga fasa terhubung bintang
+
Vbn Zbc Vb’n
atau beban satu fasa fasa ke netral, arus
Ic Zcc injeksi ekivalen pada bus ke-k, dinyatakan
c
+
Vcn
+
Vc’n pada persamaan berikut:
- -
k k
k  Pm  jQm
Im ; m [a, b, c] : fasa (6)
Gambar 1. Model saluran tiga fasa Vmk *
Pemodelan saluran tiga fasa mula-mula DenganPm, Qm, Vm* masing-masing adalah
dilakukan dengan menentukan impedansi daya nyata, daya reaktif dan tegangan
sendiri dan impedansi bersama segmen konjugasi kompleks untuk tiap fasa. Untuk
saluran yang merupakan fungsi impedansi beban tiga fasa yang terhubung delta atau
saluran dan jarak antar saluran. Persmaan beban satu fasa yang terhubung antar fasa,
Carson termodifikasi digunakan untuk arus injeksi ekivalen pada bus ke-k,
menentukan impedansi sendiri dan bersama dinyatakan sebagai:
pada model yang digunakan dan dinyatakan k k
k Pab  jQab P k  jQca
k
dalam persamaan (1) dan (2). Ia   ca
zii  ri  0.0953  j 0.12134  ln(1 / GMRi )  7.934  Vak * Vbk * Vck * Vak *
/mi (1) P k  jQbck
P k  jQabk

zij  0.0953  j 0.12134  ln(1 / Dij )  7.934 /mi I bk  bc  ab (7)
Vbk * Vck * Vak * Vbk *
(2)
Dengan ri resistansi penghantar (/mile), P k  jQcak P k  jQbck
GMRi geometric mean radius penghantar (ft), I ck  ca  bc
dan Dij jarak antara penghantar i dan j (ft). Vck * Vak * Vbk * Vck *

183
ISSN 2407-9189 University Research Colloquium 2015

Dengan Pn, Qn, n [ab, bc, ca], masing- selama iterasi dan karenanya nilai arus
masing menunjukkan beban daya nyata, injeksi juga ikut berubah.
reaktif yang terhubung antar masing-masing Bus k

fasa dan Vm*, m [a, b, c] adalah tegangan Vk


Ik
konjugasi kompleks pada tiap fasa. Bus i Bus j I jk

Pengirim Penerima
3.3. Pemodelan Admitansi Shunt
Iij Bus l
Kapasitor shunt dalam makalah ini Vi Vj Ijl Vl
dinyatakan sebagai arus injeksi ekivalen Ij Il
sebagaimana pada [5]. Dengan mengambil : Arus Injeksi
asumsi bahwa kapasitor bangku mempunyai
hubungan bintang tanpa pentanahan, arus Gambar 2. Bagian jaringan distribusi
injeksi pada tiap fasa dapat dinyatakan Bagian dari jaringan sistem distribusi
sebagai: termasuk arus injeksi pada bus tertentu

 
y sh ditunjukkan pada Gambar 2. Perhitungan
I ash   2Vak  Vbk  Vck arus cabang dari arus injeksi bus dengan
3
mengacu bentuk jaringan dinyatakan sebagai
I bsh 
3
Va  2Vbk  Vck 
y sh k
(8) berikut:
I jk   I k

I csh 
3
Va  Vbk  2Vck 
y sh k I jl   I l (10)
I ij  I jk  I jl  I k
Dengan ysh = jQ0/|V0|2; Q0 adalah nominal
Dengan Ijk arus cabang antara bus j dan bus k,
daya reaktif tiap fasa dan |V0| besaran
serta Ij arus injeksi pada bus j.
nominal tegangan pada tiap fasa. Jika
Mengacu pada jalur propagasi maju,
kapasitor bangku memiliki hubungan bintang
tegangan pada tiap bus dihitung
dengan pentanahan, maka arus injeksi
menggunakan arus cabang yang diperoleh
dinyatakan sebagai:
dan impedansi saluran. Tegangan
I ash   y shVak diperhitungkan secara urut dari sumber daya
I bsh   y shVbk (9) (swing bus) menuju ujung saluran. Tegangan
pada swing bus dipertahankan konstan pada
I csh   y shVck 1.000 pu,1.0-1200 pu, dan 1.01200 pu
masing-masing untuk fasa a, b, dan c. Untuk
3.4. Perhitungan Aliran Beban Tiga Fasa bagian sistem distribusi sebagaimana
Untuk perhitungan aliran daya tiga fasa, ditunjukkan pada Gambar 2, tegangan bus
mula-mula dilakukan pemetaan jaringan dapat dihitung sebagai berikut:
distribusi untuk menentukan jalur propagasi V j  Vi  Z ij I ij
maju dan balik kemudian dilanjutkan dengan
Vk  V j  Z jk I jk (11)
perhitungan arus saluran dan tegangan bus.
Arus percabangan diperhitungkan Vl  V j  Z jl I jl
dengan menggunakan arus injeksi bus Dengan Vj tegangan pada bus j dan Zjk
dengan mengambil acuan jalur propagasi impedansi pada segmen saluran antara bus j
balik. Arus percabangan tersebut dihitung dan k. Tegangan bus yang telah di-update
secara urut dari ujung saluran menuju sumber kembali digunakan untuk menghitung arus
daya sistem (swing bus).Untuk keperluan injeksi bus yang kemudian digunakan untuk
tersebut tegangan pada tiap bus mula-mula menghitung arus percabangan. Dengan
perlu ditentukan. Pada iterasi pertama, demikian, satu iterasi perhitungan telah
tegangan tiap bus ditentukan sebesar 1.0 pu selesai. Seluruh langkah tersebut kemudian
dengan sudut 0, -120 dan 120, masing- diulangi dan iterasi dihentikan setelah
masing untuk fasa a, b, dan c. Nilai-nilai mencapai konvergensi. Kriteria konvergensi
tegangan ini kemudian diperbarui (di-update)

184
University Research Colloquium 2015 ISSN 2407-9189

ditentukan sebagai perbedaan nilai tegangan Diagram alir perhitungan Aliran Beban
untuk iterasi yang berurutan untuk tiap bus, Tiga Fasa menggunakan Algoritma
tiap fasa yang tidak lebih besar dari toleransi Propagasi Maju-Balik adalah sebagaimana
yang ditetapkan. Perbedaan tegangan pada ditunjukkan pada Gambar 3. Perlu dicatat
bus j sampai dengan iterasi ke-n, dinyatakan disini bahwa seluruh perhitungan dilakukan
sebagai berikut: pada bingkai tiga fasa.
V jn  V jn  V jn 1 untuk fasa a, b, c Untuk keperluan evaluasi kondisi operasi
sistem karena kompensasi kapasitor shunt,
Re (V nj)   ; j pada semua bus (12) maka program aliran beban yang telah
dikembangkan digunakan untuk
Im (V jn )   ; j pada semua bus mengevaluasi sistem distribusi yang telah
Dengan  merupakan nilai toleransi yang dipasang kapasitor. Untuk keperluan
ditetapkan. Jika kriteria konvergensi perbandingan, maka sistem tanpa
dipenuhi, maka iterasi dapat dihentikan dan kompensasi terlebih dahulu diperhitungkan.
jika belum dipenuhi maka iterasi perlu Evaluasi atas perbaikan kinerja sistem
diulangi. Begitu kondisi konvergensi dilakukan dengan melihat perbaikan profil
diperoleh, maka seluruh nilai arus tegangan dan penurunan susut daya sistem
percabangan dan tegangan bus diketahui. distribusi yang dievaluasi.
Dengan menggunakan nilai-nilai tersebut,
susut daya sistem dapat diperhitungakan.

Substation
Mulai

800
Baca data masukan

802

Telusuri jalur propagasi 806


maju-balik
810
808

Tentukan 812
tegangan bus
814

Hitung arus percabangan 850

818 820 822


816

Hitung tegangan bus 828


824

830 826

Tidak 852 832 858 864


Konvergen ? 854

856

Ya 842 844 846 848


888 834

890 860
Hitung susut daya
838 862 836

Akhir 840

Gambar 3. Diagram alir perhitungan aliran


Gambar 4. Sistem distribusi IEEE 34 bus
beban tiga fasa tak seimbang

185
ISSN 2407-9189 University Research Colloquium 2015

4. DATA SISTEM yang diperlukan untuk perhitungan juga


Sistem distribusi IEEE 34 bus [14] tak ditampilkan pada Tabel tersebut.
seimbang digunakan untuk keperluan 4' 3'
3'
perhitungan aliran beban tak seimbang.
Modifikasi minor pada sistem dilakukan
untuk hanya menggunakan saluran tiga fasa 4'
tak simetris. Sedangkan data beban dan
kapasitor dipertahankan tetap.Sistem
distribusi dimaksud ditunjukkan pada
Gambar 4.
Tabel 1 dan 2 menunjukkan data beban
seimbang dan tak seimbang pada sistem 24'
distribusi. Sedangkan skema tiang distribusi
yang sekaligus menunjukkan rentang jarak
antar penghantar fasa dan antara penghantar
fasa dengan kawat netral adalah sebagaimana
ditunjukkan pada Gambar 5.
Tabel1. Beban seimbang sistem distribusi
 Fasa A Fasa B Fasa C
Bus
#  kW kVAr kW kVAr kW kVAr
Gambar 5. Skema tiang saluran distribusi
860  19.91 15.94 19.91 15.94 19.91 15.94
840  8.86 7.09 8.86 7.09 8.86 7.09
Tabel 3. Data percabangan sistem
844  133.4 106.8 133.4 106.8 133.4 106.8 Bus pjg Kondktr fasa Kondktr Netral
44 3 44 8 44 8 Konfigurasi
848  19.45 15.57 19.45 15.57 19.45 15.57 dari ke (ft) R GMR R GMR
890  27 21.62 27 21.62 27 21.62 800 802 BACN 2580 1.69 0.00418 1.69 0.00418
802 806 BACN 1730 1.69 0.00418 1.69 0.00418
Tabel 2. Beban tak seimbang sistem 806 808 BACN 32230 1.69 0.00418 1.69 0.00418
808 810 BCAN 5840 2.55 0.00452 2.55 0.00452
Bus  Fasa A Fasa B Fasa C
808 812 BACN 37500 1.69 0.00418 1.69 0.00418
#  kW kVA kW kVA kW kVA
r0 r r 812 814 BACN 29730 1.69 0.00418 1.69 0.00418
806  0 31.2 16.1 26.07 13.8
15.82 8.214 04 814 850 BACN 10 1.69 0.00418 1.69 0.00418
810  0 0 0
820  33.9 17.5 8
0 0 0 0 816 818 ABCN 1710 2.55 0.00452 2.55 0.00452

822  135.5 70.02 0 0 0 0 816 824 BACN 10210 1.69 0.00418 1.69 0.00418

824  3
0 7
0 0.39 0.2 0 0 818 820 ABCN 48150 2.55 0.00452 2.55 0.00452
820 822 ABCN 13740 2.55 0.00452 2.55 0.00452
826  0 0 41.9 21.6 0 0
828  0 0 3
0 8
0 2.78 1.44 824 826 BCAN 3030 2.55 0.00452 2.55 0.00452
824 828 BACN 840 1.69 0.00418 1.69 0.00418
830  6.18 3.2 0 0 0 0
828 830 BACN 20440 1.69 0.00418 1.69 0.00418
834  3.99 2.06 12.5 6.49 12.82 6.63
836  27.37 14.1 10.55 5.45 42.05 21.7 830 854 BACN 520 1.69 0.00418 1.69 0.00418

838  27.61 14.25 5


0 0 0 04 832 858 BACN 4900 1.69 0.00418 1.69 0.00418

840  17.49 9.047 21.8 11.2 0 0 832 888 BACN 100 1.69 0.00418 1.69 0.00418

842  0 0 1
0 7
0 0 0 834 860 BACN 2020 1.69 0.00418 1.69 0.00418
834 842 BACN 280 1.69 0.00418 1.69 0.00418
844  9.12 4.71 0 0 0 0
836 840 BACN 860 1.69 0.00418 1.69 0.00418
846  0 0 24.5 12.7 22.23 11.4
848  0 0 22.69 11.71 0 09 836 862 BACN 280 1.69 0.00418 1.69 0.00418

856  0 0 3.712 1.92 0 0 842 844 BACN 1350 1.69 0.00418 1.69 0.00418
844 846 BACN 3640 1.69 0.00418 1.69 0.00418
858  6.68 3.45 1.08 0.56 5.35 2.77
846 848 BACN 530 1.69 0.00418 1.69 0.00418
860  15.66 8.09 20.8 10.7 111.1 57.4
862  0 0 6
0 8
0 5
0 06 850 816 BACN 310 1.69 0.00418 1.69 0.00418
852 832 BACN 10 1.69 0.00418 1.69 0.00418
864  0.63 0.33 0 0 0 0
Catatan 854 856 BCAN 23330 2.55 0.00452 2.55 0.00452

1. Swing: bus 800 854 852 BACN 36830 1.69 0.00418 1.69 0.00418

2. MVA base: 2.5 MVA 858 864 ABCN 1620 2.55 0.00452 2.55 0.00452
858 834 BACN 5830 1.69 0.00418 1.69 0.00418
Konfigurasi penghantar diberikan pada 860 836 BACN 2680 1.69 0.00418 1.69 0.00418
tabel 3 (kolom ke-3) yang menunjukkan 862 838 ACBN 4860 1.69 0.00418 1.69 0.00418
penghantar fasa yang secara urut dipasang 888 890 BACN 10560 1.12 0.00446 1.12 0.00446

mulai dari posisi paling kiri.Seluruh data Catatan : R dalam (/mi) dan GMR dalam (ft)

186
University Research Colloquium 2015 ISSN 2407-9189

5. HASIL DAN PEMBAHASAN Untuk tujuan evaluasi pengaruh


Aliran beban tiga fasa untuk sistem pemasangan kapasitor shunt pada sistem
sebagaimana Gambar 3 membutuhkan lima distribusi, program aliran beban mula-mula
iterasi untuk konvergen. Jumlah iterasi ini digunakan untuk melakukan analisis terhadap
dapat dikatakan cukup kecil untuk sistem tanpa kompensasi. Setelah itu, sistem
perhitungan aliran beban tiga fasa. Hal ini kembali dianalisis dengan kompensasi dua
menunjukkan bahwa algoritma yang dipilih buah kapasitor shunt. Jumlah kapasitor, nilai
cukup robust untuk sistem tak seimbang. kapasitansinya dan lokasi pemasangannya
Hasil perhitungan termasuk nilai dan sudut ditentukan secara tentatif dan pengaruhnya
tegangan untuk tiap fasa adalah sebagaimana terhadap kinerja sistem kemudian dianalisis.
ditunjukkan pada Tabel 4. Nilai susut daya 5.1. Kasus 1: Sistem tanpa kompensasi
nyata dan reaktif untuk sistem yang
Pada sistem tanpa kompensasi, analisis
dimaksud masing-masing sebesar 8.18 kW
dilakukan untuk sistem distribusi dengan
dan 3.42 kVAr.
tanpa komponen kapasitor yang terpasang.
Pada kondisi tersebut, hasil perhitungan
Tabel. 4 Perhitungan aliran beban tak seimbang
sistem IEEE 34 bus pada Gambar 3 aliran beban memberikan nilai tegangan tiap
bus dan tiap fasa. Nilai tegangan terendah
Volt pd fasa a Volt pd fasa b Volt pd fasa c
No Bus untuk tiap fasa adalah sebagai berikut:
Mag sudut Mag sudut Mag sudut
1. Fasa A: 94,81% pada bus 838
800 100 0.00 100 -120.00 100 120.00
2. Fasa B: 94,81% pada bus 848
802 99.93 -0.01 99.94 -120.01 99.94 119.99
806 99.88 -0.02 99.89 -120.02 99.90 119.98
3. Fasa C: 94,64% pada bus 840
808 99.01 -0.22 99.19 -120.17 99.17 119.80 Hasil analisis atas sistem yang tidak
810 99.01 -0.22 99.18 -120.18 99.17 119.80 terpasang padanya kompensator
812 97.99 -0.45 98.38 -120.35 98.35 119.58 menunjukkan bahwa pada tiap fasa terdapat
814 97.18 -0.64 97.75 -120.49 97.70 119.41 tegangan pada suatu bus yang lebih rendah
816 97.17 -0.64 97.74 -120.49 97.69 119.41 dari nilai tegangan minimal yang diijinkan.
818 97.14 -0.64 97.74 -120.49 97.69 119.41 Hasil selengkapnya tidak disampaikan disini
820 96.32 -0.66 97.84 -120.49 97.66 119.49
karena keterbatasan tempat dan nilai
822 96.11 -0.67 97.88 -120.49 97.65 119.52
tegangan minimum diidentifikasi dan
824 97.02 -0.69 97.50 -120.54 97.47 119.33
826 97.02 -0.69 97.49 -120.54 97.48 119.33
dievaluasi untuk memastikan bahwa tidak
828 97.01 -0.69 97.48 -120.54 97.46 119.32 terdapat nilai tegangan yang lebih rendah
830 96.72 -0.81 97.08 -120.63 97.01 119.17 yang diabaikan dalam analisis. Hasil
832 96.20 -1.02 96.36 -120.79 96.19 118.88 perhitungan juga mengindikasikan nilai
834 96.07 -1.08 96.17 -120.84 95.97 118.80 tegangan minimum tiap fasa terjadi pada bus
836 96.05 -1.08 96.15 -120.84 95.94 118.80 yang berbeda. Untuk keperluan pemasangan
838 96.04 -1.08 96.14 -120.84 95.94 118.80
kapasitor shunt sebagai komponen
840 96.05 -1.08 96.15 -120.84 95.94 118.80
kompensator, perlu dilakukan secara hati-hati
842 96.07 -1.08 96.17 -120.85 95.97 118.80
844 96.07 -1.09 96.16 -120.86 95.96 118.79
terkait dengan hal tersebut, karena bisa jadi
846 96.08 -1.11 96.15 -120.87 95.97 118.77
menaikkan tegangan fasa tertentu pada bus
848 96.08 -1.11 96.16 -120.87 95.97 118.77 yang berkaitan dapat menaikkan tegangan
850 97.18 -0.64 97.75 -120.49 97.70 119.41 pada fasa yang lain pada bus yang berbeda
852 96.20 -1.02 96.36 -120.79 96.19 118.89 dan karenanya dapat terjadi tegangan lebih
854 96.71 -0.81 97.07 -120.63 97.00 119.16 pada bus lainnya. Dengan melakukan
856 96.71 -0.81 97.06 -120.63 97.00 119.16 perhitungan aliran beban, maka kondisi
858 96.14 -1.05 96.27 -120.82 96.09 118.85
operasi sistem dapat secara komprehensif
860 96.06 -1.08 96.16 -120.84 95.95 118.80
diketahui untuk memastikan kondisi-kondisi
862 96.05 -1.08 96.15 -120.84 95.94 118.80
864 96.14 -1.05 96.27 -120.82 96.09 118.85
yang dapat diterima sebelum dilakukan
888 96.20 -1.02 96.36 -120.79 96.19 118.89
pemasangan kompensator secara real. Hasil
890 96.18 -1.02 96.34 -120.79 96.17 118.89 perhitung aliran beban juga memberikan nilai

187
ISSN 2407-9189 University Research Colloquium 2015

susut daya nyata dan reaktif masing-masing untuk memberikan verifikasi bahwa
sebesar 8,34 kW dan 6,02 kVAr. pemodelan dan algoritm bekerja cukup baik.
Kesimpulan dan rekomendasi yang bisa
Kasus 2: Sistem terkompensasi 2 kapasitor
ditarik adalah sebagai berikut:
shunt
Sistem distribusi sekarang dikompensasi  Algoritma aliran beban menggunakan
dengan dua buah kapasitor shunt yang teknik propagasi maju-balik mempunyai
dipasang pada bus 844 dan bus 848. kemampuan diimplementasikan secara
Penunjukan kedua bus tersebut dilakukan langsung terhadap sistem dan karenya
secara tentatif, namun salah satu bus tidak memerlukan transformasi sistem
merupakan bus dengan nilai tegangan kedalam komponen simetrisnya atau men-
terendah. Detil kapasitor yang dipasang decouple sistem tiga fasa ke dalam
adalah sebagaimana Tabel 4 masing-masing fasa-nya sebagaimana
metode lainnya,
Tabel 4. Kapasitor pada sistem distribusi  Untuk keperluan pemanfaatan algoritma
No Bus Kapasitansi(kVAr) Hubungan
propagasi maju-balik, diperlukan
1 844 100 Y – ungrounded
pemodelan komponen shunt sebagai arus
2 848 150 Y – grounded
injeksi ekivalen,
 Algoritma yang diterapkan menunjukkan
Untuk sistem dengan kompensasi
kinerja yang robust dengan karakterik
tersebut, hasil perhitungan aliran beban
konvergensi yang baik pada sistem
menunjukkan nilai tegangan terendah dan
distribusi radial,
bus yang terkait sebagai berikut
 Algoritma yang berjalan efektif dapat
1. Fasa A: 96.04% pada bus 838
dimanfaatkan untuk analisis sistem dengan
2. Fasa B: 96,14% pada bus 838
berbagai modifikasinya termasuk analisis
3. Fasa C: 95,94% pada bus 840
pengaruh pemasangan kompensator,
Dari hasil analisis aliran beban dapat
diamati bahwa dengan adanya kompensasi  Pemasangan komponen kompensasi
pada sistem distribusi, profil tegangan dapat kapasitif dapat memperbaiki profil
diperbaiki dan susut daya dapat ditekan. tegangan sistem dan menekan susut daya
Nilai tegangan terendah pada tiap bus untuk nyata dan reaktif.
setiap fasanya dapat dipertahankan untuk 7. REFERENSI
memenuhi batas minila 95%, sedangkan nilai 1. Mayordomo, J.G., et al., Compact and
susut daya real dan reaktif masing-masing flexible three-phase power flow based
adalah 8.18 kW dan 3.42 kVAR. Nilai susut on a full Newton formulation. IEE
daya ini lebih rendah dibandingkan terhadap Proceedings-Generation, Transmission
susut daya sistem tanpa kompensasi. and Distribution, 2002. 149(2): p. 225-
6. SIMPULAN 232.
Aliran beban tiga fasa untuk sistem tak 2. A.Ulinuha, M.A.S. Masoum, and S.M.
seimbang dilakukan perhitungannya dengan Islam. Unbalance Power Flow
teknik algoritma propagasi maju-balik. Calculation for Radial Distribution
Untuk keperluan implementasi algoritma, System Using Forward-Backward
pemodelan sistem berbasis ekivalensi arus Propagation Algorithm. in Australasian
injeksi bus perlu dilakukan. Pengaruh Universities Power Engineering
pemasangan kapasitor terhadap perbaikan Conference (AUPEC). 2007. Perth,
kinerja sistem terkait perbaikan profil Australia: Curtin University of
tegangan dan penekanan susut daya Technology.
ditentukan juga dilakukan. Analsis aliran 3. Lo, K.L. and C. Zhang, Decomposed
beban tiga dan implementasinya pada analisis three-phase power flow solution using
kinerja sistem yang diimplementasikan pada the sequence component frame. IEE
sistem distribusi IEEE 34 bus dimaksudkan Proceedings-Generation, Transmission

188
University Research Colloquium 2015 ISSN 2407-9189

and Distribution, 1993. 140(3): p. 181- 9. Teng, J.-H., A modified Gauss-Seidel


188. algorithm of three-phase power flow
4. Zhang, X.P. and H. Chen, Asymmetrical analysis in distribution networks.
three-phase load-flow study based on International Journal of Electrical Power
symmetrical component theory. IEE & Energy Systems, 2002. 24(2): p. 97-
Proceedings-Generation, Transmission 102.
and Distribution, 1994. 141(3): p. 248- 10. Garcia, P.A.N., et al., Three-phase
252. power flow calculations using the
5. Vieira, J.C.M., Jr., W. Freitas, and A. current injection method. IEEE
Morelato, Phase-decoupled method for Transactions on Power Systems, 2000.
three-phase power-flow analysis of 15(2): p. 508-514.
unbalanced distribution systems. IEE 11. da Costa, V.M., M.L. de Oliveira, and
Proceedings-Generation, Transmission M.R. Guedes, Developments in the
and Distribution, 2004. 151(5): p. 568- analysis of unbalanced three-phase
574. power flow solutions. International
6. Lin, W.-M. and J.-H. Teng, Three-phase Journal of Electrical Power & Energy
distribution network fast-decoupled Systems, 2007. 29(2): p. 175-182.
power flow solutions. International 12. Thukaram, D., H.M. Wijekoon Banda,
Journal of Electrical Power & Energy and J. Jerome, A robust three phase
Systems, 2000. 22(5): p. 375-380. power flow algorithm for radial
7. Cheng, C.S. and D. Shirmohammadi, A distribution systems. Electric Power
three-phase power flow method for real- Systems Research, 1999. 50(3): p. 227-
time distribution system analysis. IEEE 236.
Transactions on Power Systems, 1995. 13. Kersting, W.H. and W.H. Phillips,
10(2): p. 671-679. Distribution feeder line models. IEEE
8. Chen, T.H., et al., Distribution system Transactions on Industry Applications,
power flow analysis-a rigid approach. 1995. 31(4): p. 715-720.
IEEE Transactions on Power Delivery 14. Kersting, W.H., Radial distribution test
1991. 6(3): p. 1146-1152. feeders. IEEE Transactions on Power
Systems, 1991. 6(3): p. 975-985.

189

Anda mungkin juga menyukai